Anda di halaman 1dari 15

BAB III

KESETIMBANGAN

3.1. TUJUAN INSTRUKSIONAL


1. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang
konstruksi sederhana dan melakukan analisa dan perhitungan dalam konstruksi
tersebut.
2. Khusus
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang
kesetimbangan gaya dalam konstruksi.

3.2 KESETIMBANGAN DALAM DUA DIMENSI


3.2.1 PEMISAHAN SISTEM MEKANIS
Jika suatu benda berada dalam suatu kesetimbangan, maka resultan semua
gaya yang bekerja padanya akan menjadi nol. Jadi gaya resultan R dan kopel resultan
M adalah nol, dan kita peroleh persamaan kesetimbangan
R = ΣF = 0 M = ΣM = 0 ( 3. 1 )
Kedua syarat di atas merupakan kondisi yang diperlukan dan cukup untuk
kesetimbangan.
Sebelum menerapkan persamaan 3.1 di atas, harus terlebih dahulu
mendefinisikan dengan jelas benda tertentu atau system mekanis yang akan dianalisis
dan menggambarkan secara jelas dan lengkap semua gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Sistim mekanis didefinisikan sebagai suatu benda atau sekumpulan benda
yang dapat dipisahkan dari pengaruh benda-benda lain. System demikian dapat
berupa benda tunggal atau kombinasi benda yang berhubungan.
Dalam statika, perhatian kita terutama dipusatkan pada penggambaran gaya-
gaya yang bekerja pada benda tegar dalam keadaan diam. Setelah kita mengambil
keputusan mengenai benda atau kombinasi benda mana yang harus dianalisis, maka
benda atau kombinasi benda ini akan diperlakukan sebagai benda tunggal yang
terpiah dari semua benda di sekitarnya. Pemisahan ini dilakukan dengan memakai
diagram benda bebas ( DBB), yang merupakan suatu penggambaran diagramatik

32
dari benda atau kombinasi benda yang terpisah yang ditinjau sebagai benda tunggal
dan menunjukkan semua gaya yang dikenakan padanya dengan kontak mekanis
dengan benda – benda lain yang seolah-olah telah dihilangkan.
Sebelum menggambarkan diagram benda bebas (DBB), karakteristik mekanis
dari pengenaan gaya harus diketahui. Dalam gambar 3.2 diperlihatkan jenis-jenis
penerapan gaya untuk system mekanis untuk analisis dua dimensi. Dalam setiap
contoh pada gambar tersebut ditunjukkan gaya yang dikenakan pada benda yang
dipisahkan oleh benda yang dihilangkan.

33
Gambar 3.1

Tahapan Pembuatan Diagram Benda Bebas


Tahap 1. Menentukan benda atau kombinasi benda mana yang akan dipisahkan.
Benda yang dipilih biasanya mengandung satu atau lebih besaran tak
diketahui yang diinginkan.

34
Tahap 2. Memisahkan benda atau kombinasi yang dipilih oleh diagram yang
menggambarkan batas luar lengkap nya. Batas ini memisahkan benda dari
semua benda lain yang bersentuhan / bertarikan yang dianggap hilang.
Tahap 3. Menggambarkan gaya-gaya. Gaya yang diketahui harus digambarkan oleh
panah vector dengan besar, arah dan arahan yang sesuai. Gaya yang tidak
diketahui harus digambarkan oleh panah vector dengan besar atau arah
yang tidak diketahui dan dinyatakan dengan symbol. Hasil perhitungan
akan menunjukkan besaran positif apabila arahan yang diambil ternyata
benar, dan negatif apabila arahan yang diambil ternyata salah.
Tahap 4. Pemilihan sumbu koordinat harus dinyatakan secara langsung pada
diagram.

Gambar 3.2

35
3.2.2. KONDISI KESETIMBANGAN
Kondisi kesetimbangan merupakann suatu kondisi dimana resultan semua
gaya yang bekerja pada sebuah bendda adalah nol atau dengan kata lain sebuah
benda dikatakan berada dalam kondisi kesetimbangan jika semua gaya dan momen
yang dikenakan padanya seimbang. Jadi
ΣFx = 0 ΣFy = 0 ΣMO = 0 ( 3.2)

Kategori Kesetimbangan
Kategori-kategori dari system –sistem gaya yang bekerja pada benda dalam
dua dimensi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kasus 1, yaitu kesetimbangan gaya-gaya kolinier, jelas hanya memerlukan satu
persamaan gaya dalam arah gaya-gaya (arah-x), karena secara otooomatis
persamaan lain secara otomatis dipenuhi.
Kasus 2, kesetimbangan gaya-gaya yang terletak pada sebuah bidang (bidang x-y)
dan kongruen (bekerja bersssamaan) di titik O, membutuhkan dua
persamaan gaya saja, karena jumlah momen terhadap o, yakni terhadap
sumbu –z melalui O, harus nol.
Kasus 3, kesetimbangan gaya-gaya sejajar dalam sebuah bidang, memerlukan satu
persamaan gaya dalam arah gaya-gaya (arah-x) dan satu persamaan
momen terhadap sebuah sumbu ( sumbu-z) yang tegak lurus terhadap
bidang gaya.
Kasus 4, yaitu kesetimbangan sebuah system umum dari gaya-gaya pada suatu
bidang ( x-y) membutuhkan dua persamaan gaya pada bidang tersebut dan
sebuah momen terhadap sebuah sumbu ( sumbu-z) yang tegak lurus
terhadap bidang tersebut.

Gambaran dari keempat kasus kesetimbangan di atas secara lengkap dirangkum


dalam gambar (3.3 ).

36
Gambar 3.3

Contoh soal: 10 kN
1. Tentukan besarnya reaksi
tumpuan di A dan B dari
keadaan pembebanan seperti A B

yang ditunjukkan pada gambar


4m 3m
di samping. Berat balok
diabaikan.

37
Penyelesaian
Buat Diagram Benda Bebasnya
Dari diagram benda bebas di 10 kN
samping didapat :
[ΣFx = 0 ] ; Bx = 0
Bx

[ΣFy = 0 ] ; A By
A + By – 10 kN = 0 4m 3m
A + By = 10 kN ……*)

[ΣMA = 0 ]
By (7 m) – 10 kN (4 m) = 0
By = 40 kN.m / 7 m = 5,71 kN
Substitusi persamaan *) :
A + 5,71 kN = 10 kN
A = 4,29 kN

2. Tentukan besarnya T dari


tegangan pada kabel
penggantung dan besar gaya
pada jepit putar di A untuk
keran Derek dinding yang
diperlihatkan. Balok AB
beratnya 100kg.
Penyelesaian
Akan lebih mudah kalau
meninjau momen-momen dari
komponen -x dan -y dari T
dari pada menghitung jarak
tegak lurus dari T ke A.
[ΣMA = 0 ]
(T cos 250) 0,25 + ( T sin 250 )(5 – 0,12 ) – 10(5-1,5-0,12) – 4,66( 2,5 – 0,12 ) = 0

38
Didapat: T = 19,61 kN

Menyamakan jumlah gaya dalam arah –x dan –y dengan nol memberikan


[ΣFx = 0 ]
Ax – 19,61 cos 250 = 0 Ax = 17,77 kN
[ΣFy = 0 ]
Ay + 19,61 sin 250 – 4,66 – 10 = 0 Ay = 6,37 kN
A  Ax  Ay 
2 2
A (17,77) 2  (6,37) 2
  A = 18,88 kN

39
Latihan Soal :
1. Tentukan reaksi pada titik O ?

2. Berapa gaya horizontal P yang harus


dikeluarkan oleh pekerja pada tali supaya
peti kayu yang beratnya 50 kg berada di
atas truk ?

3. Tentukan tarikan T1 dan T2 ?

4. Tentukan reaksi di titik A dan F ?

40
3.3. KESETIMBANGAN DALAM TIGA DIMENSI

KONDISI KESETIMBANGAN
Pengembangan kasus dua dimensi ke tiga dimensi ditunjukan dalam persamaan
kesetimbangan sebagai berikut:

Pada persamaan kesetimbangan gaya, dinyatakan bahwa tidak ada gaya resultan yang
bekerja pada suatu benda dalam kesetimbangan pada arah ketiga koordinatnya. Pada
persamaan momen menyatakan, tidak ada momen resultan yang bekerja pada benda
tersebut terhadap sumbu koordinat.
a. Diagram benda bebas
Prosedur pembuatan benda bebas sama dengan yang telah ditulis pada dua dimensi.
Penggambaran yang benar dari gaya-gaya pada diagram benda bebas memerlukan
pengetahuan megenai karakteristik permukaan sentuh.

41
Gambar 3.4

b. kategori kesetimbangan :
kategori kesetimbangan meliputi sistem gaya yang mepunyai arah : Kongkuren pada suatu
titik, Kongkuren pada suatu garis, Sejajar, dan Umum.

Gambar 3.5

42
c. Kendala dan penentuan statis
Keenem persamaan diatas walaupun perlu dan cukup untuk menjaga kesetimbangan, tak
selalu memberi informasi yang lengkap untuk menghitung gaya tak diketahui dalam kasus
kesetimbangan tiga dimensi. Gambar di bawah diperlihatkan contoh kondisi kendala yang
perlu untuk diketahui.

Gambar 3.6
Contoh soal :

1. Batang seperti gambar memiliki massa


200 kg dan ditumpu oleh sambunagn
engselpeluru di A, ujung B bersandar
pada tembok. Hitung gaya yang
dikenakan oleh dinding dan lantai pada
kedua ujung ?

43
2. Dari gambar disamping bantalan A
menahan dorongan (gaya dalam arah
sumbu poros) dan bantalan B hanya
menahan gaya radial. Tentukan massa m
yang dapat ditahan dan total gaya radial
yang dikenakan pada poros oleh setiap
bantalan.

44
45
Latihan Soal :

1.

2.

3.

4.

46

Anda mungkin juga menyukai