TINJAUAN TEORI
Akut mulai diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam Lokakarya
Pernafasan Akut) dan pendapat kedua memilih istilah ISNA (Infeksi Saluran
Nafas Akut). Pada akhir lokakarya diputuskan untuk memilih ISPA dan
istilah ini pula yang dipakai hingga sekarang (Depkes RI, 2002). Istilah ISPA
2.2.1.2.Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli
1
2
(respiratory tract).
2.2.1.3.Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari ini.
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan
terkena serangan infeksi ini sangat menderita, apa lagi bila udara lembab,
dingin atau cuaca terlalu panas (Saydam, 2011). ISPA adalah penyakit yang
menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernafasan mulai
tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran
3
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.
(Suhandayani, 2007).
2.2.3.2. ISPA sedang : ISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas, suhu
tubuh lebih dari 390 C dan bila bernafas mengeluarkan suara seperti
mengorok.
2.2.3.3. ISPA berat : Gejala meliputi kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak
teraba, nafsu makan menurun, bibir dan ujung nadi membiru (sianosis)
dan gelisah.
Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain demam, pusing,
dada), hipoksia (kurang oksigen), dan dapat berlanjut pada gagal nafas
2003).
1) Batuk
2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak
diraba.
5
dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai
berikut:
bernafas.
6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri.
Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi
yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program
dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA). Pedoman
pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari
7
meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut (Smeltzer & Bare, 2002) :
a. Pemeriksaan
mendengarkan anak. Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak
diusahakan agar anak tetap dipangku oleh ibunya. Menghitung napas dapat
dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu
membuka sedikit untuk melihat gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada
bagian bawah, baju anak harus dibuka sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi
b. Pengobatan
oksigendan sebagainya.
untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang
bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus diberikan perawatan
2. Pencegahan ISPA
Menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau
terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya
dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum air
putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan
menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka
kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus /
b. Imunisasi
supaya tidak mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh
virus/bakteri.
mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga
terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri
yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara
yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa
virus/ bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang
melayang di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari
sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas.
Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu
yang biasanya digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak
tangga selalu melakukan aktifitas memasak tiap hari menggunakan bahan bakar
kayu, gas maupun minyak. Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah
nafas dan sulit untuk bernafas. Polusi dari bahan bakar kayu tersebut
mengandung zat-zat seperti Dry basis, Ash, Carbon, Hidrogen, Sulfur, Nitrogen
dan Oxygen yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2009).
2.2. Balita
1. Pengertian balita
Secara harfiah, balita merupakan anak usia kurang dari lima tahun sehingga
bayi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal
(kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia
di atas satu tahun (Adisasmito, 2007). Sedangkan menurut Kuntjoyo (2006), Balita
adalah anak-anak yang berusia diatas 14 hari sampai dengan dibawah 6 tahun. Dalam
keseharian kita balita sering diartikan bayi lima tahun. Masa balita dibedakan pada 2
fase yaitu :
a. Masa bayi
Masa Bayi berlangsung dari usia sekitar 14 hari sampai sekitar 2 tahun. Masa
yang pesat.
11
b. Masa kanak-kanak
Masa kanak-kanak terdiri dari 2 fase yaitu masa kanak-kanak awal dan masa
berusia diatas 2 tahun dan dibawah 6 tahun, sedangkan masa kanak-kanak akhir
berusia di atas 6 tahun dan di bawah 12 tahun. Dalam karya tulis ini
pembahasan dibatasi pada fase masa kanak-kanak awal yaitu anak-anak yang
berusia diatas 2 tahun dan dibawah 6 tahun. Masa kanak-kanak awal anak-anak
memiliki ciri-ciri sebagai berikut, seperti yang digambarkan oleh orang tua,
Merupakan :
a) Masa yang bermasalah atau masa-masa yang sulit bagi orang tua karena
kurang berhasil.
12
Merupakan masa usia pra sekolah atau pre school age adalah usia yang
Merupakan :
perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi
yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas
satu.
benda mati. Salah satu cara yang umum dalam menjelajah lingkungan
tertentu pada orang lain, anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode
kehidupannya.
1. Pengetahuan
a. Definisi
hal, maka akan timbul pemikiran tentang segi positif dan negatif mengenai
Pengetahuan adalah hasil tahu, yaitu yang terjadi jika seseorang melakukan
14
didasari oleh pengetahuan akan lebih baik di banding dengan tanpa didasari
pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat
pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain.
b. Tingkatan Pengetahuan
1) Tahu (Know)
terhadap suatu yang spesifik terhadap suatu bahan yang dipelajari atau
2) Memahami (comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau
3) Aplikasi (application)
(Notoatmodjo, 2010).
4) Analisa (analysis)
dan masih ada kaitan satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat
5) Sintesis (synthesis)
kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
6) Evaluasi (evaluation)
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek penilaian ini berdasarkan
1) Cara Tradisional
maka dicoba lagi dengan kemungkian yang lain sampai berhasil, oleh
karena itu cara ini disebut dengan metode trial (coba) dan error (gagal
pengetahuan.
d) Jalan pikiran
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode ilmiah atau
d. Tahap pengetahuan
stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah
e. Pengukuran pengetahuan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek
yaitu :
3) Tingkat pengetahuan kurang baik bila skor atau nilai < 55%.
19
faktor internal dan eksternal masa lalu, pengetahuan, pengalaman pribadi atau
kemungkinan dapat mengurangi rasa percaya diri dalam hal wawasan dan
wawasan serta tindakan atau sikap seseorang akan mempengaruhi pola pikir
bahwa, tindakan yang didasari pengetahuan yang tinggi akan menimbulkan respon
batin dalam bentuk sikap yang positif dan akan berdampak pada tindakan yang
akan dilakukan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan sesorang maka akan semakin
positif sikap seseorang sehingga semakin baik pula cara bertindak seseorang dalam
melakukan perawatan.
terlibatnya secara aktif anggota keluarga dalam upaya diri khusus terhadap ISPA.
Pengetahuan yang benar tentang ISPA dan lebih dalam lagi pengetahuan yang
cukup untuk membedakan ISPA ringan, sedang dan berat akan sangat membantu.
Oleh karena itu, untuk mengetahui pemahaman pada masyarakat maka perlu
sesuatu yang ada kaitannya dengan penyakit ISPA ini (Notoatmodjo, 2010).
20