Oleh
Erwin Maulana
Kata Pengantar
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
dengan berjudul fi'il tsulasi dan fi'il ruba'i dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Shorof. Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang fi'il tsulasi fi'il
ruba'i dan yang lain-lain
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak qomaruzzaman M.Pd guru
mata pelajaran Shorrof. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Bab II Pembahasan
A. Fiil Tsulasi
B. Fill rubai
Tambahan
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat rijit dan komplek, dari karakteristik
hurufnya sudah mempunyai simbol, tanda dan arti tersendiri, Contohnya adalah huruf
ha’ ()ح, dimana ia mengandung arti yang berkonotasi kepada sesuatu yang tajam dan
panas, seperti Al-Hummaa (penyakit panas, demam), Al-Haraara (panas), Al-Hurr
(yang bebas dan merdeka), Al-Hubb (kecintaan), Al-Hariiq (kebakaran), Al-Hiqd
(kedengkian), dan lain-lain. Dari segi morfologinya, bahasa Arab dapat terbentuk
dari hanya tiga huruf namun mempunyai beberapa derivasi yang menunjukkan makna
yang berbeda-beda. Contoh seperti kata nashara (menolong), yanshuru (mau
menolong), naashirun (penolong), manshurun (obyek yang ditolong), unshur
(tolonglah) dan lain-lain.
Dari segi sintaksis, satu kalimah (kata) sudah terdiri dari dua atau tiga struktur, yakni
subyek dan predikat, contoh aqumu (saya berdiri), subyek, predikat dan obyek contoh
dlorobtuhu (saya memukul dia) dan lain-lain. Dan dari segi semantiknya satu wazan
(bentuk kata) dapat mempunyai beberapa makna, contoh wazan fa’ala (bertasdid
ain fi’ilnya) mempunyai banyak makna seperti taksir, musyarokah, lisalbi dan lain-lain.
Dari latar belakang diatas saya hendak membahas mengenai pengertian dan contoh dari
Fi’il Tsulatsi Mazid (Fi’il Tsulasi Mazid yang Bertambah Tiga Huruf).
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. FI’IL TSULATSI ()الفعل الثالثي
Fi’il tsulatsi adalah fi’il yang huruf asli pada fi’il madhinya terdiri dari tiga huruf.
Fi’il tsulatsi terbagi lagi menjadi mujarrad dan mazid.
َما َكانَ ُكلُّ ُحرُوْ فِ ِه أَصْ لِيَّةً َويَ ُكوْ نُ ثُاَل ثِيًا
Fi’il tsulatsi mujarrad adalah fi’il semua hurufnya asli dan terdiri dari tiga huruf.
َ َفَ َع َل – يَ ْف ُع ُل = ن
ُ ص َر – يَ ْن
ص ُر
َ َفَ َع َل – يَ ْف ِع ُل = َجل
ُ يَجْ لِس- س
Fi’il tsulatsi mazid adalah fi’il yang pada fi’il madhinya terdiri dari tiga huruf dan
ditambah satu, dua, atau tiga huruf.
Fi’il tsulatsi mazid ruba’i adalah fi’il yang asalnya tiga huruf kemudian ditambah
satu huruf. Disebut ruba’i karena jumlahnya empat huruf, yakni tiga huruf asal
dan satu huruf tambahan. Wazan dari fi’il tsulatsi mazid ruba’i ada tiga macam:
ٔا ْف َع َل – يُ ْف ِع ُل = أَ ْك َر َم – يُ ْك ِر ُم
Fi’il tsulatsi mazid khumasi adalah fi’il tsulatsi yang diberikan dua huruf
tambahan sehingga menjadi lima huruf dan disebut khumasi.
Huruf tambahannya adalah hamzah di awal dan ta’ antara fa’ dan ‘ain fi’il madhi.
Huruf tambahannya adalah hamzah di awal dan huruf sejenis lam fi’il madhi.
Huruf tambahannya adalah ta’ di awal dan huruf sejenis ‘ain fi’il madhi.
Huruf tambahannya adalah ta’ di awal dan alif setelah fa’ fi’il madhi.
Fi’il tsulatsi mazid sudasi adalah fi’il tsulatsi yang ditambahkan tiga huruf
tambahan sehingga menjadi enam huruf sehingga dinamakan sudasi.
Huruf tambahannya adalah hamzah, sin dan ta’ di awal fi’il madhi.
Huruf tambahannya adalah hamzah di awal, sejenis ‘ain dan wawu antara dua
‘ain pada fi’il madhi.
Huruf tambahannya adalah hamzah di awal dan dua wawu setelah ‘ain pada fi’il
madhi.
ُّ يَحْ َمار- اِ ْف َعا َّل – يَ ْف َعالُّ = اِحْ َما َّر
Huruf tambahannya adalah hamzah di awal, alif setelah ‘ain dan sejenis lam pada
fi’il madhi.
Fi’il ruba’i mujarrad adalah fi’il yang semua hurufnya asli dan terdiri dari 4 huruf.
Fi’il ruba’i mazid adalah fi’il yang pada fi’il madhinya terdiri dari empat huruf dan
ditambahkan huruf tambahan.
Fi’il ruba’i mazid khumasi adalah fi’il ruba’i dengan tambahan satu huruf.
Wazannya hanya ada satu.
يَتَد َْخ َر ُج- يَتَفَ ْعلَ ُل = تَد َْخ َر َج- تَفَ ْعلَ َل
Fi’il ruba’i mazid sudasi adalah fi’il ruba’i dengan tambahan dua huruf. Wazannya
ada dua, yaitu:
ْ َ ي- ط َمأ َ َّن
ط َمئِ ُّن ْ ِ يَ ْف َعلِلُّ = ا- اِ ْف َعلَ َّل
Huruf tambahannya adalah hamzah di awal dan huruf sejenis lam yang kedua
pada fi’il madhinya.
Tambahan
Mulhaq ruba’i mujarrad adalah tsulasi mazid ruba’i yang menyerupai wazan fi’il
ruba’i mujarrad. Berikut pola fi’il mulhaq ruba’i mujarrad:
يُفَوْ ِع َل = َحوْ قَ َل – ي َُحوْ قِ ُل- فَوْ ع ََل
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 4 huruf dengan 3 huruf asli dan
tambahan wau setelah fa’.
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 4 huruf yang mana 3 huruf merupakan
huruf asli dan tambahan ya’ setelah fa’.
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 4 huruf yang mana 3 huruf merupakan
huruf asli dan tambahan wau setelah ‘ain.
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 4 huruf yang mana 3 huruf merupakan
huruf asli dan tambahan ya’ setelah ‘ain.
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 4 huruf yang mana 3 huruf merupakan
huruf asli dan tambahan huruf sejenis lam.
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 4 huruf yang mana 3 huruf merupakan
huruf asli dan tambahan ya’ di akhir.
Mulhaq ruba’i mazid adalah tsulasi mazid yang menyerupai wazan fi’il ruba’i
mazid.
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 5 huruf yang mana 3 huruf merupakan
huruf asli dan tambahan ta’ di awal dan huruf sejenis lam.
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 5 huruf yang mana 3 huruf merupakan
huruf asli dan tambahan ta’ di awal dan wau setelah fa’.
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 5 huruf yang mana 3 huruf merupakan
huruf asli dan tambahan ta’ di awal dan wau setelah ‘ain.
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 5 huruf yang mana 3 huruf merupakan
huruf asli dan tambahan ta’ di awal dan ya’ di akhir.
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 5 huruf yang mana 3 huruf merupakan
huruf asli dan tambahan hamzah washal di awal dan huruf sejenis lam.
Polanya adalah fi’il madhinya terdiri dari 5 huruf yang mana 3 huruf merupakan
huruf asli dan tambahan hamzah washal di awal dan huruf ya’ di akhir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa fi’il tsulasi itu terbagi dua yaitu fi’il
tsulasi mujarrad (pokok) yang memang terdiri dari tiga huruf, selanjutnya adalah
fi’il tsulasi mazid yang merupakan pengembangan dari fi’il tsulasi mujarrad.
Fi’il tsulasi mazid adalah penambahan fi’il yang terdiri dari tiga huruf tetapi
mengalami penambahan (mazid), baik satu, dua, maupun tiga huruf. Sehingga
dengan penambahan tersebut telah terjadi pergeseran dari segi makna
,fungsi,serta bina nya.
Fi’il tsulasi mazid yang bertambah tiga huruf terbagi empat bab.
B. Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan dalam menambah wawasan dalam memahami Bahasa Arab.