Tambahan
Tambahan
1. zona wisata belanja sekitar pusat kota atau BWK A, yaitu di sepanjang
koridor Jalan Ahmad Yani, Jalan Batu Sangkar, Jalan Kotaraja , Jalan Raden
Intan, Jalan Kartini, dan BWK E kawasan Teluk Betung Selatan; Menurut
RTRW Kota BandarLampung Tahun 2011-2030
2. zona wisata hiburan malam BWK E, yaitu kawasan Teluk Betung Selatan
dan Panjang. Menurut RTRW Kota BandarLampung Tahun 2011-2030
3. BWK E di Kecamatan Teluk Betung Selatan perumahan kepadatan tinggi
Menurut RTRW Kota BandarLampung Tahun 2011-2030
Tujuan :
Latar Belakang
Kota merupakan sebuah arsitektur dalam cakupan yang sangat luas dan terus berubah di setiap
waktunya. Kota terus berubah akibat adanya manusia-manusia di dalamnya yang terus
memodifikasi struktur perkotaan dengan berbagai macam latar belakang dan alasan. Meskipun
mungkin perubahan kota tidak terlalu terlihat dalam kurun waktu tertentu, namun detail dari
struktur perkotaan selalu berubah. Perubahan ini tidak akan pernah berakhir karena
pembangunan kota merupakan suatu rangkaian fase yang bekelanjutan.
Pembangunan suatu perkotaan dan penataan ruang pada dasarnya bersifat multidisiplin karena
mencakup berbagai ilmu dalam proses penataan dan pembangunan di suatu tempat. Dalam
pembangunan suatu perkotaan, tidak jarang ditemukan kawasan Urban Heritage ( kawasan cagar
budaya perkotaan / warisan kota), kawasan perkotaan yang memiliki ciri khas tertentu karena
bersumber dari sebuah kultur budaya yang pernah berkembang di daerah tersebut. Kawasan
Urban Heritage merupakan bagian dari system perkotaan yang perlu diintegrasikan dalam
kehidupan di masa sekarang agar dapat berkontribusi dalam pengembangan kota, serta
memberikan nilai-nilai pelestarian budaya di suatu daerah. Dalam hal ini, perevitalisasian dan
pengintegrasian kawasan Urban Heritage harus mempertimbangkan aspek keruangan, ekonomi,
sosial, dan lain lain.
Salah satu kawasan Urban Heritage yang terdapat di Indonesia adalah kawasan permukiman
etnis Tionghoa di Pesawahan, Teluk Betung Selatan, dimana di daerah tersebut terdapat kawasan
permukiman, perdagangan dan jasa, serta sarana-sarana penunjang yang dipengaruhi oleh
masyarakat dengan etnis tionghoa. Kawasan ini telah berdiri sejak lama dan merupakan suatu
daya tarik dalam segi kepariwisataan karena ciri khas yang dibawa. Oleh karena itu, diperlukan
suatu permodelan baru bagi daerah ini dengan mengandalkan struktur yang telah ada untuk
membuat kawasan Urban Heritage di Pesawahan ini terintegrasi dan memberikan dampak yang
lebih positif bagi kota Bandar Lampung itu sendiri.
Permasalahan
Visi :
Misi:
• Perencanaan yang berkelanjutan dan kreatif melindungi nilai-nilai warisan, dan pada saat yang
sama, nilai-nilai ini menjadi pendorong utama (sumber daya) pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan;
• Mengidentifikasi nilai dan potensi pusaka yang dapat dan harus menjadi penggerak dan peserta
aktif dalam pembangunan sosial, budaya, ekonomi dan pariwisata;
• menyarankan kriteria dan model yang relevan secara profesional dan berdasarkan ilmu
pengetahuan untuk penggunaan warisan secara kreatif;
Preseden