Anda di halaman 1dari 8

Bangunan Air yang akan dimuat di dalam kliping ini antara lain:

1. Saluran Irigasi :
a. Saluran Irigasi Primer
b. Saluran Irigasi Sekunder
c. Saluran Irigasi Tersier
2. Petak Sawah :
a. Petak Sawah Primer
b. Petak Sawah Sekunder
c. Petak Sawah Tersier
d. Petak Sawah Kuarter
3. Bangunan Air:
a. Bangunan Bagi Sadap
b. Bangunan Sadap
c. Bangunan Talang Air
d. Bangunan Siphon
4. Bangunan Pengukur Debit :
a. Ambang Lebar
b. Alat Ukur Romjin
c. Sekat Ukur Thompson
d. Alat Ukur Parshall Flume
e. Alat Ukur Cipoletti
1. Saluran Irigasi
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan untuk
pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan
penggunaannya. Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama/primer dan
jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan saluran sekunder.
Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang berada dalam petak
tersier. Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu jarigan irigasi disebut
dengan Daerah Irigasi (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).
a. Saluran Irigasi Primer
Saluran irigasi primer adalah saluran yang membawa air dari sumber (mata air /
sungai / waduk / bendungan) ke saluran sekunder.

Gambar diatas merupakan salah satu contoh foto saluran irigasi primer yang dibuat dari
pasangan batu. Gambar tersebut diambil pada saat musim kemarau, sehingga airnya kering .

Gambar diatas merupakan salah satu contoh foto saluran irigasi primer yang dibuat dari
plesteran semen. Saluran tersebut sedang diperbaiki sehingga harus dikeringkan karena
terkena longsor.
b. Saluran Irigasi Sekunder
Adalah saluran pembawa yang mendapatkan airnya dari saluran induk melalui bangunan bagi

Gambar diatas adalah gambar Saluran Irigasi Sekunder dari plesteran semen, yang berada di
Bendoro, Sulawesi Selatan, yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Saluran
Irigasi Sekunder ini dapat mengairi sawah 12.000 hektar. Irigasi ini punya lebar 6 meter,
dengan panjang sekitar 2,2 kilometer.
c. Saluran Irigasi Tersier
Yaitu saluran pembawa yang mendapatkan airnya dari saluran sekunder atau saluran induk
melalui bangunan bagi pada saluran sekunder atau  pintu penyadap pada saluran induk.

Gambar diatas adalah gambar Saluran Irigasi Tersier, yang berada di Desa Padang Manis,
Kecamatan Kaur Utara, Bengkulu. Saluran tersebut hanya dari tanah dan sangat sederhana.
2. Petak Sawah
a. Petak Primer
Terdiri dari beberapa petak sekunder yang airnya berasal dari sumber air (sungai) berupa
bendung, bendungan, rumah pompa, dll. Bila satu bendung terdapat 2 pintu, kiri dan kanan,
maka terdapat 2 petak primer. Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur tanah.
b. Petak Sekunder
Terdiri dari beberapa petak tersier yang airnya berasal dari satu pintu di bangunan bagi. Luas
petak sekunder tidak terbatas tergantung dari topografi lahan yang ada. Salurannya sering
terletak di punggung medan, sehingga air tersebut dapat dialirkan ke dua sisi saluran.
c. Petak Tersier
Terdiri dari beberapa petak kuarter, yang airnya berasal dari satu pintu bangunan sadap.
Lahan petak tersier punya luas maksimum 60 hektar. Petak Tersier dilengkapi pula dengan
boks-boks tersier, kuarter, saluran pembawa, saluran pembuang, serta bangunan silang.
Pembagian air, eksploitasi dan pemeliharaan di petak ini juga menjadi tanggung jawab para
petani yang mempunyai lahan di petak yang bersangkutan dibawah bimbingan pemerintah.
d. Petak Kuarter
Luas petak kuarter diantara 8 hingga 15 hektar. Pembagian air, eksploitasi dan pemeliharaan
di petak ini juga menjadi tanggung jawab para petani yang mempunyai lahan di petak yang
bersangkutan dibawah bimbingan pemerintah.

Gambar diatas merupakan


salah satu contoh petak sawah yang
terkenal yang ada di indonesia, yaitu
dengan sistem Terasering (seperti tangga, bertumpuk-tumpuk), dengan sistem pengairan
Subak.

3. Bangunan Air
a. Bangunan Bagi Sadap
Bangunan ini berfungsi membagi air dari saluran primer ke saluran sekunder.
Bangunan ini dilengkapi dengan pintu-pintu ukur yang bertujuan untuk mengukur
pembagian air dengan teliti, ke saluran-saluran yang dilayani. Salah satu dari pintu
tersebut berfungsi sebagai pintu pengatur muka air,sedangkan pintu-pintu lainnya
mengukur debit. Biasanya pintu pengatur dipasang pada saluran terbesar Bangunan
bagi akan memberikan air ke saluran sekunder, dan oleh karenaitu harus melayani
lebih dari satu petak tersier. Kapasitas pintu ukurnya umumnya lebih dari 0,25m 3/dt.
b. Bangunan Sadap Sekunder
Bangunan sadap sekunder akan memberikan air ke saluran sekunder dan akan melayani lebih
dari satu petak tersier. Kapasitas bangunan-bangunan sadap ini lebih dari 0,25m3 /detik.Pemilihan
tipe bangunan pengukur debit pada bangunan sadap sekunder tergantung pada ukuran saluran
sekunder yang akan diberi air serta besarnya kehilangan energi yang dijinkan.Untuk kehilangan
tinggi energi kecil, alat ukur Romijn dipakai hingga debit sebesar 2m3/detik.Dalam hal ini dipaki
dua atau tiga pintu Romijn yang dipasang bersebelahan. Untuk debit yang lebih besar, harus
dipilih pintu sorong yang dilengkapi dengan alat ukur yang terpisah yaitu alatukur ambang
lebar.Bila tersedia kehilangan tinggi energi yang memadai, maka dapat dipakai alat ukur Crump
deGruyter. Bangunan ini dapat direncanakan dengan pintu tunggal atau banyak pintu dengan debit
sampai sebesar 0,9 m3/detik.
c. Bangunan Sadap Tersier
Bangunan sadap tersier akan memberikan air pada petak-petak tersier. Kapasitas bangunan sadap
ini adalah alat ukur Romijn, jika mulai air hulu diatur dengan bangunan pengatur dan jika kehilangan
tinggi energi menjadi masalah.
Gambar diatas adalah gambar bangunan bagi sadap di bekasi yang biasanya dapat mengairi
lahan sawah sebesar 5100 hektar. Namun, karena sudah terlalu tua dan konstruksinya rapuh,
maka terjadi kerusakan bangunan bagi sadap tersebut dan akan mengakibatkan kekeringan pada
areal persawahan 5100 hektar tersebut.

d. Bangunan Talang Air


Adalah Bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi yang lewat di atas
saluran lainnya, sungai atau cekungan, lembah-lembah dan jalan. Aliran di dalam
talang adalah aliran bebas

Gambar diatas merupakan gambar talang air sepanjang 104 meter yang dibangun di
Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.

e. Bangunan Siphon
Adalah bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan
menggunakan grafitasi melalui bagian bawah saluran pembuang, cekung, anak
sungai atau sungai. Siphon juga dipakai untuk melewati air di bawah jalan-jalan
kereta api atau bangunan-bangunan yang lain. Siphon merupakan saluran tutup
yang direncanakan untuk mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh
tinggi tekan
(Gambar disamping adalah salah satu contoh Siphon Spillway di Kanal Genil-Cabra, Spanyol)

4. Alat Pengukur Debit


a. Ambang Lebar
Untuk debit-debit yang lebih besar, harus dipilih pintu sorong yang dilengkapi
dengan alat ukur yang terpisah, yakni alat ukur ambang lebar.
Salah satu contoh saluran air yang menggunakan ambang lebar.

b. Alat Ukur Romjin


Alat Ukur Romijn: kehilangan tinggi energi kecil, dan dipakai hingga debit ± 2 m3/dt,
biasanya dua atau tiga pintu Romijn dipasang bersebelahan.

Pintu Romijn di Bendung


Lomaya dan Pilohayanga
terletak di Kecamatan Tapa
Kabupaten Bone Bolango
Provinsi Gorontalo
c. Sekat Ukur Crumpe de Gruyter
Bila tersedia kehilangan tinggi energi yang memadai, maka digunakan alat ukur Crump-de
Gruyter. Bangunan ini dapat direncana dengan pintu tunggal atau banyak pintu dengan
debit ± 0,9 m3/dt setiap pintu.
Sekat Ukur Crumpe de Gruyter di Way Sekampung, Lampung, Indonesia

d. Alat Ukur Parshall Flume

Alat ukur tipe ini ditentukan oleh lebar dari bagian penyempitan, yang artinya debit air
diukur berdasarkan mengalirnya air melalui bagian yang menyempit dan bagian dasar yang
direndahkan.

e. Alat Ukur Cipoletti


Alat Ukur Debit Cippolleti adalah suatu alat ukur debit berdasarkan peluapan sempurna
dengan ambang tipis. Alat ukur debit ini digunakan untuk mengukur debitsaluran yang tidak
begitu besar, dan biasa dipakai pada saluran terti-air (saluran yang langsung ke sawah).Alat
ini sesuai dipakai di pegunungan dimana tanah mempunyaikemiringan yang cukup besar.

Anda mungkin juga menyukai