Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim…

Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarganya, para sahabatnya dan semoga
semua umatnya.

Makalah ini dibuat dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dengan judul
“Penginderaan Jauh Non Fotografik Sistem Satelit” yang disampaikan oleh yang terhormat
Bapak Febriandi, S.pd, M.si pada mata kuliah yang disampaikan adalah Penginderaan Jauh.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada makalah ini.Akhirnya penulis
hanya dapat berharap mudah-mudahan makalah dapat bermanfaat. Amin.

Padang, November 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3


1.2 Rumusan masalah....................................................................................................................3
1.3 Tujuan penulisan.....................................................................................................................3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Satelit ...........................................................................................................................4

2.2 Sistem Sensor dalam Satelit Landsat........................................................................................4

2.3 Cara Kerja Satelit Landsat.........................................................................................................7

2.4 Pemanfaatan Satelit Landsat......................................................................................................8

BAB III

A.   Kesimpulan.............................................................................................................................14

B.   Saran........................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini.
Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor, jenis citra
serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta bidang
penggunaannya.
Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya telah dimulai oleh
beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah beredar banyak jenis satelit sumber
daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jepang, Rusia, hingga
negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang rendah seperti India dan
Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang diluncurkan itu menawarkan
kemampuan yang bervariasi, dari resolusi spasial 0,6 meter (QuickBirth milik Amerika) hingga
sekitar 1,1 kilometer (NOAA-AVHRR juga milik Amerika Serikat).  Berbagai negara di Eropa,
Amerika Utara,  Amerika Latin,  Asia  dan  bahkan  Afrika telah banyak memanfaatkan satelit
itu untuk pembangunan

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini:

1. Bagamana sejarah perkembangan satelit ?


2. Apa saja yang termasuk system sensor dalam satelit landsat ?
3. Bagaimana cara kerja satelit landsat ?
4. Bagaimana pemanfaatan satelit landsat ?

C. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan satelit


2. Mengetahui apa saja yang termasuk system sensor dalam satelit landsat
3. Mengetahui bagaimana cara kerja satelit landsat
4. Untuk mengetahui pemanfaatan satelit landsat

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian dan sejarah


Satelit LANDSAT merupakan salah satu satelit yang digunakan untuk mengamati
permukaan bumi. Satelit ini dikenal sebagai satelit sumber daya alam karena fungsinya adalah
untuk memetakan potensi sumber daya alam dan memantau kondisi lingkungan. Instrumen
satelit-satelit Landsat telah menghasilkan jutaan citra. Citra-citra tersebut diarsipkan di Amerika
Serikat dan stasiun-stasiun penerima Landsat di seluruh dunia yang memiliki sumberdaya untuk
riset perubahan global dan aplikasinya pada pertanian, geologi, kehutanan, perencanaan daerah,
pendidikan, dan keamanan nasional.

2.2.  Sistem Sensor dalam Satelit Landsat

Satelit Landsat membawa instrumen-instrumen tertentu dalam tugasnya mencitrakan


bumi. Instrumen-instrumen tersebut adalah:
1. Return Beam Vidicon (RBV). Instrumen ini pada dasarnya merupakan sistem sensor
mirip kamera televisi yang merekam gambar permukaan bumi di sepanjang lintasan satelit. Hasil
rekaman berupa frame image berukuran 185 km x 185 km. Pada Landsat 1 dan Landsat 2
digunakan 3 kamera RBV yang dipisahkan oleh filter transmisi yang berbeda hingga
memungkinkan perekaman 3 band spektral yang berbeda.
2. Multi Spectral Scanner (MSS). Sistem sensor ini berupa sistem scanner yang secara
bersamaan dapat merekam bagian permukaan bumi yang sama (scene) dengan menggunakan
beberapa domain panjang gelombang yang berbeda. Pada satelit Landsat, sistem sensor ini
merekam data 4 band dari spektrum terlihat (visible) hingga inframerah.
3. Thematic Mapper (TM). Instrumen ini adalah sistem sensor berupa crosstrack scanner.
Pada satelit Landsat, sistem sensor ini merekam data 7 band dari domain terlihat (visible) hingga
inframerah thermal (LWIR). Instrumen ini mulai digunakan pada Landsat 4.
4. Enhanced Thematic Mapper (ETM). ETM atau ETM+ pada Landsat 7 adalah sistem
sensor yang merupakan perbaikan dari sistem TM dengan tambahan band pankromatik yang
beresolusi 15 m x 15 m untuk mendapatkan resolusi spasial yang lebih tinggi.

2.3.   Perkembangan Satelit Landsat

Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang dikembangkan oleh
NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Satelit ini terbagi dalam dua generasi,
yaitu:
4
1. Generasi pertama, yaitu satelit Landsat 1, Landsat 2, dan Landsat 3. Generasi ini
merupakan satelit percobaan (eksperimental).
2. Generasi kedua, yaitu Landsat 4 dan Landsat 5, merupakan satelit operasional (Lindgren,
1985), sedangkan Short (1982) menamakan sebagai satelit penelitian dan pengembangan
(Sutanto, 1994).
Satelit Landsat senantiasa berkembang di tiap generasi. Secara lengkapnya, satelit
Landsat yang telah diluncurkan adalah sebagai berikut:

1. Landsat 1 (mulanya dinamakan Earth Resources Technology Satellite 1), diluncurkan 23


Juli 1972 Operasi berakhir tahun 1978.
2. Landsat 2, diluncurkan 22 Januari 1975. Operasi berakhir tahun 1981.
3. Landsat 3, diluncurkan 5 Maret 1978. Operasi berakhir tahun 1983.
4. Landsat 4, diluncurkan 16 Juli 1982. Operasi berakhir tahun 1993.
5. Landsat 5, diluncurkan 1 Maret 1984. Satelit ini masih berfungsi.
6. Landsat 6, diluncurkan 5 Oktober 1993. Satelit ini gagal mencapai orbit.
7. Landsat 7, diluncurkan 15 April 1999. Satelit ini masih berfungsi.

1)     Landsat 1

Landsat 1 pada mulanya bernama "Earth Resources Technology Satellite 1". Landsat 1
adalah satelit pertama dari Amerika Serikat. Satelit yang diluncurkan pada 23 Juli 1972 oleh
roket Delta 900 ini adalah versi modifikasi dari satelit meteorologi Nimbus 4. Satelit Landsat 1
melakukan monitoring dengan membawa instrumen kamera RBV dan MSS.

2)      Landsat 2

Landsat 2 adalah satelit kedua dari program Landsat. Awalnya satelit ini bernama ERTS-
B (Earth Resource Technology Satellite-B) namun berganti nama menjadi "Landsat 2" sebelum
peluncurannya pada 22 Januari 1975. Landsat 2 membawa sensor yang sama seperti
pendahulunya, yaitu RBV dan MSS. RBV merupakan instrumen yang digunakan untuk tujuan
evaluasi teknik sedangkan MSS secara sistematis terus mengumpulkan gambar dari Bumi.
Landsat 2 beroperasi selama lebih dari tujuh tahun dan akhirnya berhenti beroperasi pada 25
Februari 1982.

3)      Landsat 3

Landsat 3 adalah satelit ketiga dari program Landsat. Satelit ini diluncurkan pada tanggal
5 Maret 1978 dengan tujuan utama menyediakan arsip global foto satelit. Landsat 3 memiliki

5
desain dasar sama seperti Landsat 2. Satelit ini membawa instrumen MSS, yang memiliki
resolusi maksimum 75 m. Tidak seperti dua Landsat sebelumnya, instrumen thermal band telah
dibuat pada Landsat 3, tetapi instrumen ini gagal beroperasi setelah satelit ditempatkan. Landsat
3 ditempatkan dalam orbit polar berjarak sekitar 920 km dan menghabiskan waktu 18 hari untuk
memindai seluruh permukaan bumi. Landsat 3 sudah tidak beroperasi lagi karena adanya
masalah teknis dan berhenti beroperasi pada 21 Maret 1983.

4)      Landsat 4

Landsat 4 adalah satelit keempat dari program Landsat. Satelit ini diluncurkan pada 16
Juli 1982 dengan tujuan utama menyediakan arsip global foto satelit. Meski program Landsat
dikelola oleh NASA, data dari Landsat 4 dikumpulkan dan didistribusikan oleh USGS. Landsat 4
sudah tidak beroperasi lagi karena adanya masalah teknis dan akhirnya berhenti beroperasi pada
tahun 1993.
Landsat 4 memiliki bandwidth transmisi maksimum sebesar 85 Mbit/s, membawa MSS
yang telah diperbaharui dan Thematic Mapper (TM) yang memiliki resolusi maksimum 30 m.
Perlu dicatat bahwa Landsat 4 adalah satelit pertama dalam program Landsat yang menggunakan
sensor TM. Sensor TM mampu mengumpulkan tujuh band data yang berbeda dari empat band
data yang dikumpulkan MSS. Selain memiliki tiga band data lebih banyak, para ilmuwan dapat
melihat data TM dengan resolusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan MSS. Band 1-5 dan 7
masing-masing memiliki resolusi spektral 30 m sementara MSS hanya tersedia resolusi 79 m dan
82 m. Band 6 (merupakan band inframerah thermal) memiliki resolusi spasial maksimum 120 m.

5)      Landsat 5

Landsat 5 adalah satelit kelima dari program Landsat. Satelit ini diluncurkan pada tanggal
1 Maret 1984 dengan tujuan utama menyediakan arsip global foto satelit. Program Landsat
dikelola oleh USGS dan data dari Landsat 5 dikumpulkan serta didistribusikan dari USGS's
Center untuk Earth Resources Observation and Science. Pada tanggal 2 Maret 2009, Landsat 5
merayakan 25 tahun keberhasilannya beroperasi. Landsat 5 telah melampaui harapan sejak
pertama kali dirancang.
Satelit ini memiliki bandwidth transmisi maksimum sebesar 85 Mbit/s dan ditempatkan
pada ketinggian 705,3 km (438,3 mil). Dibutuhkan sekitar 16 hari untuk memindai seluruh bumi.
Satelit ini adalah salinan identik dari Landsat 4 dan pada awalnya dimaksudkan sebagai backup
Landsat 4 karena membawa instrumen yang sama, termasuk instrumen TM dan MSS. Instrumen
MSS ini dimatikan pada tahun 1995.

6
6)      Landsat 6

Landsat 6 dirancang untuk melanjutkan program Landsat. Satelit ini diluncurkan pada 5
Oktober 1993 menggunakan Titan II tapi gagal mencapai orbit karena masalah teknis. Sebagai
akibatnya, Landsat 4 dan Landsat 5 digunakan lagi (melebihi umur yang telah ditetapkan).
Namun hanya Landsat 5 yang masih beroperasi.

7)      Landsat 7

Landsat 7 adalah satelit paling akhir dari program Landsat. Satelit ini diluncurkan pada
tanggal 15 April 1999. Tujuan utama Landsat 7 adalah untuk memperbaharui arsip citra satelit,
menyediakan citra yang update dan bebas awan. Meski program Landsat dikelola oleh NASA,
data dari Landsat 7 dikumpulkan dan didistribusikan oleh USGS. Proyek NASA World Wind
memungkinkan gambar tiga dimensi dari Landsat 7 dan sumber-sumber lainnya untuk dapat
dengan mudah dinavigasi dan dilihat dari berbagai sudut.
Landsat 7 dirancang untuk dapat bertahan 5 tahun dan memiliki kapasitas untuk
mengumpulkan dan mentrasmisikan hingga 532 citra setiap harinya. Orbit dari satelit ini adalah
polar, orbit yang sinkron terhadap matahari, dalam arti dapat memindai seluruh permukaan bumi,
yakni selama 232 orbit atau 15 hari. Massa satelit tersebut 1973 kg, memiliki panjang 4,04 meter
dan diameter 2,74 meter. Tak seperti pendahulunya, Landsat 7 memiliki memori 378 gigabits
(kira-kira 100 citra). Instrumen utama Landsat 7 adalah Enhanced Thematic Mapper Plus
(ETM+).

2.4.  Cara Kerja Satelit Landsat

Setiap benda atau obyek mempunyai karakteristik pantulan atau pancaran yang unik dan
berbeda apabila jenis depresi atau kondisi lingkungan berbeda. Penginderaan jauh adalah suatu
teknologi untuk mengidentifikasi dan memahami benda atau kondisi lingkungan melalui
keunikan pantulan atau pancaran. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data
penginderaan iauh dapat bersifat optik berupa foto, bersilat analog berupa sinyal-sinyal video
seperti gambar pada monitor televisi atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada
suatu pita magnetik.
Komputer digital bekerja dengan angka-angka presisi terhingga, sehingga hanya citra dan
kelas Diskrit-Oiskrit yang dapat diolah dengan komputer yang lebih dikenal sebagai citra digital
yang merupakan suatu array dua dimensi atau sebuah matriks. Pengenalan pola sering juga
merupakan bagian dan pengolahan citra seperti misalnya proses klasifikasi. Karakteristik suatu
obyek pada pengamatan secara spektral biasanya mempunyai pola tertentu sebagai contoh
diambil citra hasil pengamatan sistem satelit sumber daya alam landsat, sedangkan teknik-teknik
peningkatan citra meliputi konversi skala keabuan ( Grey Scale ) biasanya diterapkan pada
keluaran citra untuk menginterprestasikan sebuah citra. Atmosfer terdiri dari berbagai partikel
yang selain bersifat sebagai penghantar energi matahari dapat juga menimbulkan gangguan pada

7
data yang direkarn, sasarannya dalam hal ini adalah suatu daerah pada permukaan bumi,
pengolahan citra secara digital pada aplikasi ini baru berkembang setelah digunakan sistem
satelit dalam teknik penginderaan jauh.
Data penginderaan jauh diolah secara otomatis oleh komputer dan atau secara manual
ditafsirkan oleh seseorang dan akhirnya dimanfaatkan dalam bidang kedokteran, pertanian,
kehutanan, ilmu kelautan, pemetaan, lingkungan, tata ruang kota dan lain-lain. Data
penginderaan jauh yang diperoleh dari satelit TM-Landsat.S oleh stasiun bumi dalam bentuk data
digital High Dencity Digital Tape ( HDDT ) ditransfer ke dalam Computer Compatible Tape
( CCT ) agar dapat disimpan di dalam sebuah disket atau hardisk pada komputer PC. Data
penginderaan jauh dalam tahap ini menggunakan sistem klasifikasi terawasi dengan metode
minimum distance pada aplikasi pemetaan tata ruang kota khususnya Jakarta - Tangerang dengan
menggunakan aplikasi dalam bahasa pemrograman Pascal.

2.5.   Pemanfaatan Satelit Landsat

Citra satelit Landsat dan Spot yang mempunyai resolusi spasial dan spektral tinggi mampu
membantu mencari faktor penyebab banjir, erosi dan tanah longsor dalam wilayah ekosistem
Daerah Aliran Sungai (DAS).  Peran citra satelit Landsat dan Spot yang mempunyai keunggulan
dalam resolusi spasial dan spektral membantu dalam penyediaan data regional dalam penentuan
lokasi Stasiun Pengamat Aliran Sungai (SPAS) untuk pemantauan banjir, sedimen, dan sampah,
karena kemampuannya untuk menggambarkan kondisi karakter ekosistem DAS secara digital.
Selain itu, integrasi citra satelit Landsat dan Spot dengan Sistem Informasi Geografis (SIG)
mampu memetakan dan membuat tampilan menarik daerah rawan banjir dan kekeringan, gejala
erosi, dan tanah longsor.

8
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Program satelit Landsat merupakan suatu program yang dikembangkan oleh NASA dan
Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Dalam perkembangannya, satelit Landsat telah
meluncurkan tujuh seri satelit. Dari seri pertama hingga ketujuh, satelit Landsat selalu
memperbaharui instrumen yang digunakan dalam mencitrakan bumi, mulai dari RBV, MSS, TM,
hingga ETM yang digunakan pada Landsat 7.
Semakin baiknya teknologi yang dipakai dalam satelit Landsat, tentu saja menjadikan
data satelit Landsat banyak digunakan oleh manusia. Satelit Landsat digunakan manusia dalam
banyak hal, diantaranya adalah untuk kegiatan pemetaaan tanah, pemetaan penggunaan lahan,
pemetaan geologi, pemetaan permukaan laut, dan lain sebagainya.

B. Saran

Sebagai subjek dalam bidang teknologi, khususnya dalam bidang pengindraan jauh,
sudah sepantasnya kita senantiasa meningkatkan kualitas diri seiring dengan semakin baiknya
perkembangan teknologi, terutama pada satelit Landsat. Oleh karena itu, kita sebaiknya berusaha
untuk lebih mengetahui dan mempelajari sejarah perkembangan satelit Landsat. Tentu saja
dengan mengenal sejarah perkembangannya, diharapkan kita dapat terus mengembangkan dan
memanfaatkan teknologinya dengan baik di masa depan.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://berliansurya.blogspot.com/2014/06

Ismullah Ishak H. (1997). Phase unwrapping in Synthetic Aperture Radar Interferometry

as a cost flow minimization problem, DEOS – Delft,

Hanssen (1998) , Atmospheric heterogeneities in ERS tandem SAR Interferometry, DEOS

Report no 98.1.

10

Anda mungkin juga menyukai