Anda di halaman 1dari 3

۞ ‫ب أَوْ يُرْ ِس َل َر ُسواًل فَيُو ِح َى ِبإِ ْذنِ ِهۦ َما يَشَٓا ُء ۚ إِنَّهۥُ َعلِ ٌّى َح ِكي ٌم‬ ِ ‫َر

ِ ‫َر أَن يُ َكلِّ َمهُ ٱهَّلل ُ إِاَّل َوحْ يًا أَوْ ِمن َو َر‬
ٍ ‫ٓائ ِح َجا‬ ٍ ‫ َو َما َكانَ لِبَش‬Arab-Latin: Wa
mā kāna libasyarin ay yukallimahullāhu illā waḥyan au miw warā`i ḥijābin au yursila rasụlan fa
yụḥiya bi`iżnihī mā yasyā`, innahụ 'aliyyun ḥakīm Terjemah Arti: Dan tidak mungkin bagi
seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu
atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan
kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi
Maha Bijaksana.

Referensi: https://tafsirweb.com/9141-quran-surat-asy-syura-ayat-51.html

ُ‫ نَزَ َل بِ ِه ٱلرُّ و ُح ٱأْل َ ِمين‬Arab-Latin: Nazala bihir-rụḥul-amīn Terjemah Arti: Dia dibawa turun oleh Ar-
Ruh Al-Amin (Jibril), Tafsir Quran Surat Asy-Syu’ara Ayat 193 193. Dia dibawa turun oleh
Jibril -'alaihissalām- yang terpercaya.

Referensi: https://tafsirweb.com/6603-quran-surat-asy-syuara-ayat-193.html

San

Hadits 2: Cara Turunnya Wahyu

‫ فَقَا َل يَا َرسُو َل‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ َسأ َ َل َرسُو َل هَّللا‬- ‫ رضى هللا عنه‬- ‫ث ْبنَ ِهش ٍَام‬ ُ
َ ‫ار‬ ِ ‫ أَ َّن ْال َح‬- ‫ رضى هللا عنها‬- َ‫ع َْن عَائِ َشةَ أ ِّم ْال ُم ْؤ ِمنِين‬
‫ص ُم َعنِّى َوقَ ْد‬ َ ‫ فَيُ ْف‬- ‫ى‬َّ َ‫ َوهُ َو أَ َش ُّدهُ َعل‬- ‫س‬ ِ ‫صلَ ِة ْال َج َر‬ َ ‫ « أَحْ يَانًا يَأْتِينِى ِم ْث َل‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬
َ ‫ص ْل‬ َ َ‫هَّللا ِ َك ْيفَ يَأْتِيكَ ْال َوحْ ُى فَق‬
‫ت عَائِ َشةُ رضى هللا عنها َولَقَ ْد َرأَ ْيتُهُ يَ ْن ِز ُل َعلَ ْي ِه ْال َوحْ ُى فِى‬ ْ َ‫ قَال‬. » ‫ك َر ُجالً فَيُ َكلِّ ُمنِى فَأ َ ِعى َما يَقُو ُل‬ ُ َ‫ َوأَحْ يَانًا يَتَ َمثَّ ُل لِ َى ْال َمل‬، ‫ال‬َ َ‫ْت َع ْنهُ َما ق‬
ُ ‫َو َعي‬
ً‫ص ُد َع َرقا‬ ْ
َّ َ‫ص ُم َعنهُ َوإِ َّن َجبِينَهُ لَيَتَف‬ ْ ْ َّ ْ
ِ ‫ فَيَف‬، ‫اليَوْ ِم الش ِدي ِد البَرْ ِد‬

Dari Aisyah Ummul Mukminin r.a. bahwa Harits bin Hisyam r.a. bertanya kepada Nabi
Muhammad SAW, "Ya Rasulullah, bagaimana caranya wahyu turun kepada Anda?" Rasulullah
menjawab, "kadang-kadang wahyu itu datang kepadaku seperti bunyi lonceng. Itulah yang
sangat berat bagiku. Setelah bunyi itu berhenti, aku baru mengerti apa yang disampaikannya.
Kadang-kadang malaikat menjelma seperti seorang laki-laki menyampaikan kepadaku dan aku
mengerti apa yang disampaikannya," Aisyah berkata, "Aku pernah melihat Nabi ketika turunnya
wahyu kepadanya pada suatu hari yang amat dingin. Setelah wahyu itu berhenti turun, kelihatan
dahi Nabi bersimpah peluh
Turunnya al-Qur'an Secara Bertahap

Wahyu ilahi yang termaktub dalam kitab suci al-Qur'an turun secara berangsur-angsur. Menurut
sebagian uIama, al-Qur'an turun dalam masa dua puluh tabun, dua bulan, dan dua puluh dua hari.
Ulama lain menyatakan bahwa al-Qur'an diturunkan dalam tempo waktu sekitar dua puluh tiga
tahun. Di kota Makkah al-Qur'an turun secara bertahap sekitar tiga belas tahun. Sedangkan di
Madinah wahyu turun dalam masa sekitar sepuluh tahun

Berikut ini adalah beberapa caranya:

Pertama, Berupa ar-ru'ya ash-shadiqah (mimpi yang benar) dan ini merupakan permulaan
turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad.

Kedua, berupa sesuatu yang dibisikkan oleh malaikat terhadap jiwa dan hati Nabi tanpa beliau
lihat. Hal ini sebagaimana disabdakan Nabi:

"Sesungguhnya Ruhul Quds (Malaikat Jibril) menghembuskan (membisikkan) ke dalam hatiku,


bahwasanya jiwa tidak akan mati hingga disempurnakan rizky baginya. Oleh karena itu,
bertakwalah kalian kepada Allah, berindah-indahlah dalam meminta serta janganlah
keterlambatan rizki atas kalian, mendorong kalian untuk memintanya dengan cara melakukan
perbuatan maksiat terhadapNya, karena sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah tidak akan
didapat kecuali dengan melakukan ketaatan kepadaNya."

Ketiga, berupa malaikat yang berwujud laki-laki, lantas mengajak beliau berbicara hingga beliau
memahaminya dengan baik apa yang dikatakan kepadanya. Dalam hal ini, terkadang para
sahabat dapat melihat malaikat tersebut.

Keempat, berupa bunyi gemericing lonceng yang datang kepada beliau, diikuti malaikat (yang
menyampaikan wahyu) secara samar. Cara ini merupakan cara yang paling berat, sampai-sampai
terjadi pada hari yang amat dingin. Demikian pula, mengakibatkan unta beliau duduk bersimpuh
ke bumi bila beliau sedang menungganinya. Dan pernah juga suatu kali, wahyu datang dengan
cara tersebut, saat itu paha beliau berada di atas paha Zaid bin Tsabit. Sehingga, Zaid merasakan
beban demikian berat yang hampir saja membuatnya remuk.
Kelima, berupa malaikat dalam bentuk aslinya yang dilihat langsung oleh beliau. Lalu
diwahyukan kepada belau beberapa wahyu yang dikehendaki Allah. Peristiwa seperti ini dialami
oleh beliau sebanyak dua kali sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam surat An-Najm.

Keenam, berupa wahyu yang diwahyukan Allah kepada beliau. Yaitu, saat beliau berada di atas
langit pada malam mi'raj ketika mewajibkannya shalat dan lainnya.

Ketujuh, berupa kalamullah (ucapan Allah) kepada beliau tanpa perantaraan malaikat,
sebagaimana Allah berbicara kepada Musa bin Imran. Peristiwa seperti ini juga dialami oleh
Nabi Musa AS dan diabadikan secara qath'i berdasarkan nash Alquran. Sedangkan kepada Nabi
Muhammad terjadi dalam hadits tentang peristiwa isra

Anda mungkin juga menyukai