A
DENGAN HIPERTENSI PRIMER PADA PASIEN NY.B
DI RT.10 KECAMATAN SUNGAI TABUK DESA PEMBANTANAN
DENGAN PEMBERIAN TERAPI KOMPLEMENTER PAIS BEKATUL
DISUSUN OLEH:
Muhammad Reza Apriandi
NIM:
11194691910048
Menyetujui,
Menyetujui,
A. Latar Belakang
Pada saat ini, penerapan teori kedalam praktik keperawatan keluarga
belum lengkap. Sehingga perlu didukung dengan teori-teori yang dapat
diaplikasikan dalam keluarga. Teori keluarga memilki gambaran yang lebih
lengkap dan memiliki kekuatan yang lebih dalam menjelaskan tentang perilaku
keluarga (teori ilmu sosial keluarga) dan intervensi keluarga (teori terapi
keluarga) namun perlu disesuaikan dengan perspektif keperawatan.
Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK
berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif. kehidupan
keluargapun banyak mengalami perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai
keluarga yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan
modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi
kehidupan masyarakat dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam
keluarga (Setiawati, 2009).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami istri dan anaknya, ayah dan anaknya, ibu dan anaknya (UU No.
10dalam APD Salvari, 2013). Kecerdasan dan kepekaan juga diperlukan untuk
menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi keluarga yaitu fungsi biologis,
fungsi psikologi, memberikan perhatian di antara keluarga, fungsi sosialisi dan
fungsi ekonomi. Menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi keluarga akan
memperjelas arah dan tujuan terbentuknya keluarga sejahtera yang berkualitas.
Karena delapan fungsi keluarga merupakan esensi berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Semakin jelas bahwa peran ibu dalam membentuk
keluarga sejahtera bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Peran dan tanggung
jawab tersebut adalah bagian yang tidak terpisahkan dari peran dan tanggung
jawab bapak, keluarga, masyarakat dan pemerintah (Mubarak, 2011). Untuk itu
pentingnya peran keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit agar
dapat mencapai derajat kesehatan khususnya bagi lansia yang menderita
hipertensi disamping kemampuan dirinya yang kurang karena faktor usia.
Berdasarkan data World Health Organization (2016) hampir 1 milyar
orang diseluruh dunia memiliki tekanan darah tinggi. Hipertensi membunuh
hampir 8 miliyar orang setiap tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap
tahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan. Sekitar sepertiga dari orang dewasa di
Asia Timur-Selatan menderita hipertensi. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang
dewasa akan hidup dengan hipertensi. Berdasarkan prevalensi hipertensi lansia
di Indonesia sebesar 45,9% untuk umur 55-64 tahun, 57,6% umur 65-74 tahun
dan 63,8% umur >75 tahun. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan
pengukuran tekanan darah pada umur ≥18 tahun adalah sebesar 25,8%.
Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%). (Balitbang Kemenkes RI, 2013). Data
hipertensi pada lansia yang ada di wilayah RT. 01 dan RT. 02 yaitu (38,3%)
(Data Primer, 2018).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan pada tanggal 02-06
November 2019 di wilayah RT 07, RT 08, RT 09, RT 10, RT 11 dan RT 12 Desa
Pembantan kelurahan Sungai tabuk terdapat warga yang mengalami hipertensi
berjumlah warga dari 939 total jiwa diantaranya adalah Ny. B di RT. 10 yang
mengalami hipertensi dengan tekanan darah pada saat pendataan adalah
220/120mmHg, maka dari itu saya tertarik untuk mengakat Ny. B sebagai
keluarga binaan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. A
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn. A
b. Mampu melakukan identifikasi masalah kesehatan pada keluarga Tn. A
c. Mampu melakukan intervensi keperawatan keluarga pada keluarga Tn. A
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga pada keluarga Tn.
A
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada keluarga Tn. A
C. Manfaat
1. Bagi Instansi
a. Instansi Pendidikan
Pendidikan dapat lebih mempersiapkan mahasiswanya baik dari segi teori,
keterampilan, maupun mental dalam menghadapi pasien agar dapat
memberikan konstribusi yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan
lain, khususnya pada pemberian asuhan keluarga dalam mengatasi
hipertensi.
b. Instansi kesehatan
Puskesmas Terminal dapat memberikan pelayanannya khususnya bagi
pasien yang memiliki kendala untuk datang kefasilitas kesehatan sehingga
Puskesmas Terminal dapat dikenal lebih unggul dalam segi pelayanan
kepada pasien.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih memahami dan mengerti, serta mampu
mengaplikasikan tindakan asuhan keperawatan keluarga khususnya pada
pasien hipertensi sesuai teori yang telah dipelajari di pendidikan
3. Bagi Masyarakat
Sebagai salah satu informasi tentang faktor dan tanda gejala terjadinya
penyakit hipertensi sehingga masyarakat lebih tahu tentang pencegahannya,
serta menjadi sumber acuan oleh keluarga dalam penanganan awal dan
mengidentifikasi gejaldini hipertensi yang disebabkan oleh beberapa faktor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Friedman dalam Achjar, 2010). Keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, ayah
dan anaknya, ibu dan anaknya (UU No. 10dalam APD Salvari, 2013).
2. Struktur Keluarga
Menurut Effendi (2009) struktur keluarga terbagi menjadi 3, antara lain:
No Struktur keluarga Penjelasan
3. Tipe Keluarga
4. Menurut Friedman (2012) bentuk-bentuk tipe keluarga antara lain:
Tipe keluarga menurut Achjar (2010) terbagi menjadi 2, antara lain yaitu:
No Tipe Keluarga
Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang
hidup dalam rumah tangga yang sama.
b. Keluarga dengan orang tua tunggal, keluarga yang hanya dengan satu
orang yang mengepalai akibat adanya perceraian, pisah atau
ditinggalkan
c. Pasangan inti, hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau
tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
5. Fungsi Keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat
dijalankan fungsi keluarga adalah sebagai berikut : (Mubarak,2011;76).
No Fungsi keluarga Penjelasan
1. Fungsi biologis Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk
meneruskan kelangsungan keturunan, tetapi
juga memelihara dan membesarkan anak
dengan gizi yang seimbang, memelihara dan
merawat anggota keluarga juga bagian dari
fungsi biologis keluarga.
2. Fungsi psikologis Keluarga menjalankan fungsi psikologisnya
antara lain untuk memberikan kasih sayang
dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga
memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi tercermin untuk membina
sosialisasi pada anak membentuk nilai dan
norma yang diyakini anak, memberikan batasan
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak.
Meneruskan nilai-nilai budaya
4. Fungsi ekonomi Keluarga menjalankan fungsi ekonomisnya
untuk mencari sumber-sumber penghasilan
keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-
anak dan jaminan hari tua .
5. Fungsi Keluarga menjalankan fungsi pendidikan untuk
pendidikan menyekolahkan anak dalam rangka untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan,
membentuk prilaku anak,, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak
sesuai dengan tingkat perkembangannya
.
Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman, yaitu :
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota.
2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu
muda.
4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada.
Lima fungsi keluarga menurut Effendi (2009), antara lain:
a. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta saling
menerima dan mendukung yang menjadi sumber energi yang menentukan
kebahagiaan keluarga.
b. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu
keluarga, tempat keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di
lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi, adalah untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana, maka fungsi dapat terkontrol.
d. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga seperti sandang, pangan dan papan.
e. Fungsi perawatan keluarga, adalah kemampuan keluarga untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
6. Tugas Keluarga
Menurut Suprajitno (2010), Sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,
meliputi:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang
tua/ keluarga.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa di antara anggota keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah
kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Dalam hal ini termasuk
mengambil keputusan untuk mengobati sendiri.
c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar.
Tetapi keluarga mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh
keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan
agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di
institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
8. Keluarga Mandiri
Kemandirian adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi
hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan
sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu
bagi diri sendiri. Secara singkat kemandirian mengandung pengertian suatu
keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi
kebaikannya Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi
masalah yang dihadapi.
Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya,
bertanggung jawab terhadap apa yang di lakukannya. Kemandirian
merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama
perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri
dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan sehingga individu pada
akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian
seseorang dapat berkembang dengan lebih mantap. Untuk dapat mandiri
seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan, dan dorongan dari
keluarga serta lingkungan di sekitarnya. Agar dapat mencapai otonomi atas
diri sendiri. Peran keluarga serta lingkungan di sekitar dapat memperkuat
untuk setiap perilaku yang di lakukan.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
2. Diagnosa Keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan merupakan tahap lanjutan setelah
data hasil pengkajian diperoleh dan dianalisa. Diagnosis keperawatan
keluarga ada tiga tipe yaitu aktual, risiko dan potensial.
Setelah diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan, langkah
selanjutnya adalah membuat prioritas tiap masalah. Komponan dalam
penentuan prioritas diagnosa terdiri dari empat kriteria yaitu sifat masalah,
kemungkinan untuk diubah, potensial dicegah, dan menonjolnya masalah.
3. Intervensi
Friedman (2012) mengklasifikasikan intervensi keperawatan keluarga
ke dalam tiga jenis yaitu intervensi keperawatan suplemental, intervensi
keperawatan fasilitatif, dan intervensi keperawatan developmental. Ketiga
intervensi keperawatan tersebut memiliki makna yang berbeda. Intervensi
keperawatan suplemental adalah intervensi keperawatan yang dirancang
terkait dengan pemberian pelayanan secara langsung pada keluarga
sebagai sasaran. Intervensi keperawatan fasilitatif adalah intervensi
keperawatan yang terkait dengan rencana dalam membantu mengatasi
hambatan pada keluarga. Sedangkan intervensi keperawatan
developmental adalah intervensi keperawatan yang terkait dengan rencana
perawat membantu keluarga agar dapat menolong diri sendiri dengan
kekuatan dan sumber daya yang ada pada keluarga.
Komponen lain dalam intervensi ini adalah adanya tujuan. Tujuan
merupakan hasil yang diinginkan terkait dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Tujuan secara umum terbagi atas dua jenis yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan hasil akhir
pencapaian dari suatu masalah yaitu terjadinya perubahan perilaku dan
kemandirian klien. Sedangkan tujuan khusus adalah menggambarkan
pencapaian hasil dari setiap kegiatan.
4. Implementasi
Implementasi adalah tahap dimana perawat mengaplikasikan rencana
asuhan keperawatan ke dalam kegiatan. Tujuannyaadalah untuk
melaksanakan intervensi keperawatan yang direncakan untuk membantu
klien mencapai tujuan.
Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi
antara lain: kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk
menciptakan hubungan saling percaya dan saling membantu, yang
sistematis, kemampuan memberikan health education, kemampuan
advokasi, dan kemampuan mengevaluasi.
5. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan
berupa perbandingan yang sistematis dan terencana dari hasil-hasil yang
diamati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Apabila hasil evaluasi
menunjukkan ketercapaian tujuan dan kriteria hasil, maka klien keluar dari
siklus proses keperawatan. Namun apabila sebaliknya, maka klien masuk
kembali dalam siklus proses keperawatan mulai dari pengkajian ulang
(reasessment).
Evaluasi terbagi atas dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif fokusnya adalah pada aktifitas dan proses
keperawatan dan hasil dari tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini
dilakukan segera setelah perawat melaksanakan perencanaan
keperawatan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan.
BAB IV
PEMBAHASAN
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARAGA
(PENDEKATAN TEORI BETTY NEUMAN)
Keterangan
Hub dg KK
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Agama
Nama
No L/P Umur KB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Petani
-
2. Ny. B Istri P 42 SD Islam Sakit Pil -
Petani
-
Tahun
KandungAnak
Lengkap
Tahun
i. Tipe Keluarga
Tipe keluarga = Keluarga Inti (Nuclear Family) misal: orangtua dalam
keluarga ini terdiri dari ayah ibu dan anak-anak dengan anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah ada 4 orang dalam satu rumah hanya ada
satu kepala keluarga.
j. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Laki-laki meninggal
: Perempuan : Perempuan meninggal
---- : Tinggal serumah : Pasien
k. Sifat Keluarga
1. Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan Tn. A sebagai kepala keluarga yang
paling berperan namun Ny. B karena ia lebih sering berada dirumah dan
tahu kondisi keluarganya jadi ia juga banyak berperan dalam
pengambilan keputusan.
2. Kebiasaan Hidup Sehari-hari
a) Kebiasaan tidur/ istirahat
Tidur siang : Dalam keluarga Tn. A jarang untuk tidur siang karena
sibuk bekerja dan memang tidak terbiasa.
Tidur Malam : keluarga Tn. A biasa tidur malam hari dari pukul 11
malam sampai 4 pagi sekitar 6-8 jam namun khusus pada Ny. B saat
ini ia mengeluh sakit kepala apabila terlalu sering tidur.
b) Kebiasaan rekreasi
Untuk rekreasi biasa keluarga berlibur kekota banjarmasin seperti
saat lebaran namun Ny. B memilih untuk tinggal di rumah saja karena
lebih menginginkan santai dirumah. Jika ada waktu luang untuk
keluarga Tn. A akan jalan-jalan di tempat wisata Kota Banjarmasin.
c) Kebiasaan makan keluarga
Pola makan
1) Jenis makanan : Biasa keluarga Tn. A makan 3 kali sehari dan
disertai dengan makanan ringan dengan nasi, untuk lauk pauk
kadang ikan termasuk ikan asin atau ayam dan sayur dan makan
buah kuini atau ampalam untuk cemilannya.
2) Frekuensi : 3 kali sehari.
3) Keseimbangan gizi : makanan yang tersedia sesuai dengan
kebutuhan gizi masing-masing anggota namun mereka lebih
sering mengkonsumsi makanan yang memiliki cita rasa yang asin
karena sudah menjadi kebiasaan.
l. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan kelurga Tn. A + 1.700.000,- /bulan, untuk perekonomian
keluarga ditanggung oleh Tn. A perekonomian lebih dominan ditanggung
oleh kepala keluarga. Untuk dukungan perekonomian juga dibantu Tn. M
anak dari keluarga dan juga dibantu oleh Ny. B sebagai petani disana. Dari
penghasilan tersebut digunakan untuk membeli sembako, kesehatan,
sekolah dan keperluan rumah tangga lainnya seperti listrik. Fungsi ekonomi
keluarga Tn. A masuk kategori keluarga sejahtera III dimana keluarga dapat
memenuhi kebutuhan dasar namun tidak memberikan yang teratur bagi
masyarakat sekitar.
m. Suku (Kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Suku budaya keluarga Tn. A banjar, bahasa yang biasa digunakan yaitu
bahasa banjar.
n. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)
Agama/ keyakinan yang dianut Tn. A adalah islam. Tn. A dan kelurga biasa
menjalankan sholat 5 waktu dan dzikir yang dapat ia lakukan sendiri.
C. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
Tipe rumah permanen dengan papan kayu, jenis lantai papan, ukuran rumah
6 x 10 meter, di dalam rumah ada ruang tamu, 1 kamar, dapur.
b. Ventilasi dan penerangan
Terdapat ventilasi di ruang tamu dengan ukuran < 10 % dari luas lantai,
setiap hari pintu dibuka untuk cahaya masuk, Jendela ukuran > 10% dari
luas lantai dan jendela tidak pernah dibuka hanya memakai tirai.
c. Persediaan air bersih
Untuk persediaan air dari sungai, dan air minum dari sungai yang sudah
dimasak.
d. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah biasa dikumpulkan dan dibakar.
e. Pembuangan air limbah
Untuk pembuangan air limbah seperti limbah pencucian pakaian dan cuci
piring biasa dibuang ke sungai.
f. Jamban/ WC (tipe, jarak dari sumber air)
Jamban umum yang ada didekat rumah, untuk jarak sumber air <10 meter.
g. Denah rumah
U
Dapur
Kamar
T B
Ruang Tamu
D. SOSIAL
a. Karakterisktik tetangga dan komunitas
Silaturahmi dan komunikasi dengan tetangga baik, untuk informasi biasa
melalui surat, pengumuman di mushalla.
b. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga mengatakan rumah yang ditinggali sudah lama sekitar kurang lebih
30 tahun dan tidak pernah berpindah-pindah karena di lingkungan tempat Tn.
A tinggal banyak keluarga lain tinggal yang masih memliki garis hubungan
keluarga.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Untuk perkumpulan keluarga atau tetangga biasa setiap sore hari, mereka
saling berkomunikasi untuk memperetat tali silaturahmi.
d. Sistem pendukung keluarga
Pada sistem pendukung keluarga jika ada yang sakit maka keluarga terdekat
yang masih dalam lingkungan yang sama dan sehat akan datang untuk
membantu seperti pada saat Ny. B sakit.
E. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi di dalam keluarga menggunakan bahasa banjar setiap sore dan
malam hari sebelum tidur keluarga Tn. A berkumpul untuk saling
berkomunikasi.
b. Struktur kekuatan keluarga
Dalam pengambilan keputusan Tn. A sebagai kepala keluarga yang paling
berperan namun Ny. B karena ia lebih sering berada dirumah dan tahu
kondisi keluarganya jadi ia juga banyak berperan dalam pengambilan
keputusan tetapi tetap ada musyawarah.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Struktur peran dalam mencari nafkah Tn. A yang lebih utama namun dibantu
oleh istri dan anaknya si Tn.M.
d. Nilai dan norma keluarga
Di dalam keluarga nilai dan norma yang dianut adalah nilai kejujuran dan
rasa tanggung jawab, jika ada kesalahan maka harus dibicarakan dan
bertanggung jawab atas sesuatu yang sudah ditetapkan oleh keluarga.
F. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Kedekatan antar keluarga baik karena didalam keluarga selalu menjalin
komunikasi yang baik dan segala sesuatu selalu diputuskan bersama
sehingga tidak ada masalah hubungan antar keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Untuk fungsi sosialisasi kelurga selalu komunikasi yang baik antar tetangga
atau lingkungan sekitar, untuk anak Tn. A yaitu Tn. L dan An. M diajarkan
bagaimana berkomunikasi dengan baik dengan orang yang lebih tua
disamping ditambah pembelajaran yang ada disekolah.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga sangat paham dengan penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga yang sakit. Namun tidak ada tindaklanjut dalam mengobati penyakit
hipertensi istrinya.
d. Fungsi reproduksi
Dalam keluarga Tn. A ia masih merencanakan 1 anak lagi untuk
mendapatkan anak perempuan. Untuk kebutuhan seksual mereka sering
melakukannya di malam hari agar tidak terganggu.
e. Fungsi ekonomi
Penghasilan keluarga Tn. A + 1.700.000,- dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga setiap harinya. Selain itu juga digunakan untuk mebiayai
An. M yang masih bersekolah. Fungsi ekonomi keluarga Tn. A masuk
kategori keluarga sejahtera III dimana keluarga dapat memenuhi kebutuhan
dasar namun tidak memberikan yang teratur bagi masyarakat sekitar.
I. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga terhadap kesehatan adalah mampu mendapatkan kesehatan
baik jasmasi dan rohani dan jika ada anggota keluarga yang sakit dapat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat agar dapat sembuh dengan
maksimal.
J. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
No Kriteria Pengkajian
1. Mengenal Keluarga mengetahui apa itu tekanan darah tinggi/
masalah hipertensi namun tidak tau cara mengatasi dan
menyembuhkan hipertensi Ny.B
Keluarga tahu bahwa makanan yang asin bisa
memperburuk kondisi pada penderita hipertensi
2. Mengambil Jika gejala muncul maka Ny. B akan istirahat
keputusan yang Jika Ny. B merasa tidak nyaman dengan
tepat kondisinya maka keluarga akan membelikan obat
di warung
3. Merawat Jika ada anggota keluarga yang sakit maka Ny. B
anggota lebih memilikii banyak peran untuk merawat hingga
keluarga yang sembuh
sakit atau punya lingkungan rumah Tn. A adalah tetangga yang
masalah sangat peduli dengan tetangganya, jadi keluarga
yang lain juga sigap untuk membantu.
4. Memodifikasi Tidak ada modifikasi lingkungan karena hipertensi
lingkungan yang Ny. B alami akibat kebiasaan hidup yang
salah. Selain itu berdasarkan penelitian memang
pada usia tua perempuan banyak yang hipertensi
karena faktor biologis.
Ny. B tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi
5. Memanfaatkan Fasilitas pelayanan kesehatan kurang
sarana dimanfaatkan dengan baik karena dalam keluarga
kesehatan jika parah saja baru dibawa ke pelayanan
kesehatan dan sangat jauh dari lingkungan puskes
susah untuk dijangkau.
L. Daftar Masalah
Diagnoasis
Data NOC
Keperawatan
Data Pendukung
Kode Diagnosis Kode Hasil K
Masalah Keluarga
Keluarga tidak 00080 Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan 11
memberikan manajemen keperawatan keluarga selama
perawatan yang kesehatan di 6 x 24 jam nyeri Hipertensi
maksimal keluarga karena hipertensi dapat 55
Ny. M tidak rutin dikontrol dengan kriteria hasil :
mengkonsumsi 1. Mampu mengetahui
obat hiepertensi 1813 pengobatan yang sesuai 71
Ny. M memiliki 2. Berpartisipasi dalam
kebiasaan memutuskan perawatan
makan yang 1606 kesehatan
tidak baik 3. Mampu berprilaku untuk 75
meningkatkan kesehatan
1632 4. Mampu mengetahui tentang
sumber kesehatan
1806
Riwayat keluarga 00188 Perilaku Setelah dilakukan asuhan 11
dengan darah kesehatan keperawatan keluarga selama
tinggi dan cenderung 6 x 24 jam Hipertensi dapat 52
penyakit jantung berisiko dikontrol dengan kriteria hasil :
TD :180/ 100 1. Keluarga tahu tentang
mmHg 1803 kesehatan yang baik
Aktivitas Ny. M 2. Keluarga mampu 53
hanya di dalam 1603 meningkatkan kesehatan
rumah 3. Keluarga mampu
1606 berpartisipasi dalam
memutuskan masalah 02
kesehatan
4. Kesiapan keluarga dalam
2605 merawat anggota keluarga
yang sakit dirumah 43
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
Register/ Hari/ Tanggal : Kamis, 28 November 2019
Nama Perawat : M.Reza Apriandi
Nama Penanggungjawab : Tn. A
Nama Individu/ Keluarga : Ny. B
Alamat : Desa Pembantanan RT.10
Penyakit/ Masalah : Hipertensi
A. Kesimpulan
B. Saran
keluarga yang optimal baik secara pisikososial, spiritual, dan tindakan yang
pada keluarga.
berikan.
Dalam memberi asuhan keperawatan, mahasiswa hendaknya mampu membina
kerja sama denga keluarga melalui dari pengkajian sampai evaluasi untuk lebih
dipertahankan dan di pertingkatkan, Mahasiwa diharapkan dapat membantu
masalah kesehatan yang ada pada masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
.
Friedman.2012.Keperawatan keluarga.Yogyakarta: Gosyen Publishing
Hernani, Yessy. Axmalia, Astri. 2017. Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air
Hangat Efektif Menurunkan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia. Jurnal
Kesehatan Komunitas. Vol. 2 (3)