Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

A
DENGAN HIPERTENSI PRIMER PADA PASIEN NY.B
DI RT.10 KECAMATAN SUNGAI TABUK DESA PEMBANTANAN
DENGAN PEMBERIAN TERAPI KOMPLEMENTER PAIS BEKATUL

DISUSUN OLEH:
Muhammad Reza Apriandi
NIM:
11194691910048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. B Dengan


Hipertensi Primer
TEMPAT PENGAMBILAN KASUS : Di Wilayah RT. 10 Kecamatan Sungai Tabuk
Desa Pembantanan
NAMA : Muhammad Reza Apriandi, S.Kep
NIM : 11194691910048

Banjarmasin, November 2019

Menyetujui,

Puskesmas Terimal Program Studi Profesi Ners


Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Herlina Sucianingsih S.Kep., Ns Angga Irawan, Ns., M.Kep


NIP. 198705122010012015 NIK. 1166093011044
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. A Dengan


Hipertensi Primer Pada Pasien Lansia
TEMPAT PENGAMBILAN KASUS : Di Wilayah RT. 10 Kecamatan Sungai tabuk
Desa Pembantanan
NAMA : Muhammad Reza Apriandi, S.Kep
NIM : 11194691910048

Banjarmasin, November 2018

Menyetujui,

Puskesmas Terimal Program Studi Profesi Ners


STIKES Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Heryani., S.Kep.,Ns Mohammad Basit., S.Kep.,Ns.,MM


NIP.198609142011012004 NIK. 19.44.2011.071
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini, penerapan teori kedalam praktik keperawatan keluarga
belum lengkap. Sehingga perlu didukung dengan teori-teori yang dapat
diaplikasikan dalam keluarga. Teori keluarga memilki gambaran yang lebih
lengkap dan memiliki kekuatan yang lebih dalam menjelaskan tentang perilaku
keluarga (teori ilmu sosial keluarga) dan intervensi keluarga (teori terapi
keluarga) namun perlu disesuaikan dengan perspektif keperawatan.
Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK
berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif. kehidupan
keluargapun banyak mengalami perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai
keluarga yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan
modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi
kehidupan masyarakat dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam
keluarga (Setiawati, 2009).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami istri dan anaknya, ayah dan anaknya, ibu dan anaknya (UU No.
10dalam APD Salvari, 2013). Kecerdasan dan kepekaan juga diperlukan untuk
menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi keluarga yaitu fungsi biologis,
fungsi psikologi, memberikan perhatian di antara keluarga, fungsi sosialisi dan
fungsi ekonomi. Menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi keluarga akan
memperjelas arah dan tujuan terbentuknya keluarga sejahtera yang berkualitas.
Karena delapan fungsi keluarga merupakan esensi berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Semakin jelas bahwa peran ibu dalam membentuk
keluarga sejahtera bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Peran dan tanggung
jawab tersebut adalah bagian yang tidak terpisahkan dari peran dan tanggung
jawab bapak, keluarga, masyarakat dan pemerintah (Mubarak, 2011). Untuk itu
pentingnya peran keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit agar
dapat mencapai derajat kesehatan khususnya bagi lansia yang menderita
hipertensi disamping kemampuan dirinya yang kurang karena faktor usia.
Berdasarkan data World Health Organization (2016) hampir 1 milyar
orang diseluruh dunia memiliki tekanan darah tinggi. Hipertensi membunuh
hampir 8 miliyar orang setiap tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap
tahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan. Sekitar sepertiga dari orang dewasa di
Asia Timur-Selatan menderita hipertensi. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang
dewasa akan hidup dengan hipertensi. Berdasarkan prevalensi hipertensi lansia
di Indonesia sebesar 45,9% untuk umur 55-64 tahun, 57,6% umur 65-74 tahun
dan 63,8% umur >75 tahun. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan
pengukuran tekanan darah pada umur ≥18 tahun adalah sebesar 25,8%.
Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%). (Balitbang Kemenkes RI, 2013). Data
hipertensi pada lansia yang ada di wilayah RT. 01 dan RT. 02 yaitu (38,3%)
(Data Primer, 2018).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan pada tanggal 02-06
November 2019 di wilayah RT 07, RT 08, RT 09, RT 10, RT 11 dan RT 12 Desa
Pembantan kelurahan Sungai tabuk terdapat warga yang mengalami hipertensi
berjumlah warga dari 939 total jiwa diantaranya adalah Ny. B di RT. 10 yang
mengalami hipertensi dengan tekanan darah pada saat pendataan adalah
220/120mmHg, maka dari itu saya tertarik untuk mengakat Ny. B sebagai
keluarga binaan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. A
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn. A
b. Mampu melakukan identifikasi masalah kesehatan pada keluarga Tn. A
c. Mampu melakukan intervensi keperawatan keluarga pada keluarga Tn. A
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga pada keluarga Tn.
A
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada keluarga Tn. A

C. Manfaat
1. Bagi Instansi
a. Instansi Pendidikan
Pendidikan dapat lebih mempersiapkan mahasiswanya baik dari segi teori,
keterampilan, maupun mental dalam menghadapi pasien agar dapat
memberikan konstribusi yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan
lain, khususnya pada pemberian asuhan keluarga dalam mengatasi
hipertensi.
b. Instansi kesehatan
Puskesmas Terminal dapat memberikan pelayanannya khususnya bagi
pasien yang memiliki kendala untuk datang kefasilitas kesehatan sehingga
Puskesmas Terminal dapat dikenal lebih unggul dalam segi pelayanan
kepada pasien.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih memahami dan mengerti, serta mampu
mengaplikasikan tindakan asuhan keperawatan keluarga khususnya pada
pasien hipertensi sesuai teori yang telah dipelajari di pendidikan
3. Bagi Masyarakat
Sebagai salah satu informasi tentang faktor dan tanda gejala terjadinya
penyakit hipertensi sehingga masyarakat lebih tahu tentang pencegahannya,
serta menjadi sumber acuan oleh keluarga dalam penanganan awal dan
mengidentifikasi gejaldini hipertensi yang disebabkan oleh beberapa faktor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Friedman dalam Achjar, 2010). Keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, ayah
dan anaknya, ibu dan anaknya (UU No. 10dalam APD Salvari, 2013).

2. Struktur Keluarga
Menurut Effendi (2009) struktur keluarga terbagi menjadi 3, antara lain:
No Struktur keluarga Penjelasan

1. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari


sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
3. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal Adalah sepasang suami-istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawin hubungan sepasang suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara menjadi bagian keluaga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
Menurut Harmoko (2012) membagi struktur keluarga menjadi empat elemen,
yaitu komunikasi, peran keluarga, nilai dan norma keluarga, dan kekuatan
keluarga.

No Struktur keluarga Penjelasan


1. Struktur komunikasi Komunikasi dalam keluarga dapat berupa
keluarga. komunikasi secara emosional, komunikasi
verbal dan non verbal, komunikasi sirkular.
Komunikasi emosional memungkinkan setiap
individu dalam keluarga dapat
mengekspresikan perasaan seperti bahagia,
sedih, atau marah diantara para anggota
keluarga. Pada komunikasi verbal anggota
keluarga dapat mengungkapkan apa yang
diinginkan melalui kata-kata yang diikuti
dengan bahasa non verbal seperti gerakan
tubuh. Komunikasi sirkular mencakup sesuatu
yang melingkar dua arah dalam keluarga,
misalnya pada saat istri marah pada suami,
maka suami akan mengklarifikasi kepada istri
apa yang membuat istri marah.
2. Struktur peran Peran masing – masing anggaota keluarga
keluarga. baik secara formal maupun informal, model
peran keluarga, konflik dalam pengaturan
keluarga.
3. Struktur nilai dan Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap
norma keluarga. sesuatu hal apakah baik atau bermanfaat bagi
dirinya. Norma adalah peran-peran yang
dilakukan manusia, berasal dari nilai budaya
terkait. Norma mengarah kepada nilai yang
dianut masyarakat, dimana norma-norma
dipelajari sejak kecil. Nilai merupakan prilaku
motivasi diekspresikan melalui perasaan,
tindakan dan pengetahuan. Nilai memberikan
makna kehidupan dan meningkatkan harga
diri (Susanto, 2012). Nilai merupakan suatu
sistem, sikap dan kepercayaan yang secara
sadar atau tidak, mempersatukan anggota
keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
merupakan suatu pedoman perilaku dan
pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola prilaku yang
baik menurut masyarakat berdasarkan sistem
nilai dalam keluarga.
4. Struktur kekuatan Kekuatan keluarga merupakan kemampuan
keluarga baik aktual maupun potensial dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi
perilaku orang lain berubah kearah positif.
Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara
lain: hak untuk mengontrol seperti orang tua
terhadap anak (legitimate power/outhority),
seseorang yang ditiru (referent power),
pendapat, ahli dan lain-lain (resource or expert
power), pengaruh kekuatan karena adanya
harapan yang akan diterima (reward power),
pengaruh yang dipaksakan sesuai
keinginannya (coercive power), pengaruh
yang dilalui dengan persuasi (informational
power), pengaruh yang diberikan melalui
manipulasi dengan cinta kasih misalnya
hubungan seksual (affective power).

3. Tipe Keluarga
4. Menurut Friedman (2012) bentuk-bentuk tipe keluarga antara lain:

No Tipe keluarga Penjelasan


1. Keluarga Inti Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
(Nuclear Family) anak.
2. Keluarga Besar keluarga inti di tambah dengan sanak saudara,
(Ekstended Family) misal: nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3. Single parent family satu keluarga yang di kepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-
anak yang masih bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri
tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang
sama.
5. Blended Family suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan
pasangan, yang masing-masing pernah
menikah dan membawa anak hasil perkawinan
terdahulu.
6. Blended Family suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan
pasangan, yang masing-masing pernah
menikah dan membawa anak hasil perkawinan
terdahulu.
7. Three Generation keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu
Family kakek, nenek, bapak, ibu dan anak-anak
dalam satu rumah.
8. Single adult living bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu
alone orang dewasa yang hidup dalam rumahnya

Tipe keluarga menurut Achjar (2010) terbagi menjadi 2, antara lain yaitu:
No Tipe Keluarga
Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang
hidup dalam rumah tangga yang sama.
b. Keluarga dengan orang tua tunggal, keluarga yang hanya dengan satu
orang yang mengepalai akibat adanya perceraian, pisah atau
ditinggalkan
c. Pasangan inti, hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau
tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.

d. Bujang dewasa yang tinggal sendirian.


e. Pasangan usia pertengahan/lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri
tinggal di rumah dengan anak yang sudah kawin/bekerja.

f. Pasangan usia pertengahan/lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri


tinggal di rumah dengan anak yang sudah kawin/bekerja.

Keluarga Non tradisional


a. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak, tetapi tidak menikah.
b. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
c. Keluarga gay/lesbian, pasangan yang berjenis kelamin sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah
d. Keluarga komuni, rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan
monogami dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber dan memilih pengalaman yang sama

4. Peran Perawat Keluarga


Menurut Friedman (2012) peran perawat keluarga dapat diklasifikasiukan
menjadi dua yaitu:
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai
peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai
peran mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
c. Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan
tingkat perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.
d. Peran perawat : mengenal masalah kesehatan keluarga yaitu merupakan
kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan
segala sesuatu tidak akan berarti dank arena kesehatanlah kadang
seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga perubahan yang
dialami anggota keluarga. Dan peran perawat keluarga harus bisa
memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga karena tugas
ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari perotolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga.

5. Fungsi Keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat
dijalankan fungsi keluarga adalah sebagai berikut : (Mubarak,2011;76).
No Fungsi keluarga Penjelasan
1. Fungsi biologis Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk
meneruskan kelangsungan keturunan, tetapi
juga memelihara dan membesarkan anak
dengan gizi yang seimbang, memelihara dan
merawat anggota keluarga juga bagian dari
fungsi biologis keluarga.
2. Fungsi psikologis Keluarga menjalankan fungsi psikologisnya
antara lain untuk memberikan kasih sayang
dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga
memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi tercermin untuk membina
sosialisasi pada anak membentuk nilai dan
norma yang diyakini anak, memberikan batasan
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak.
Meneruskan nilai-nilai budaya
4. Fungsi ekonomi Keluarga menjalankan fungsi ekonomisnya
untuk mencari sumber-sumber penghasilan
keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-
anak dan jaminan hari tua .
5. Fungsi Keluarga menjalankan fungsi pendidikan untuk
pendidikan menyekolahkan anak dalam rangka untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan,
membentuk prilaku anak,, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak
sesuai dengan tingkat perkembangannya
.
Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman, yaitu :
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota.
2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu
muda.
4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada.
Lima fungsi keluarga menurut Effendi (2009), antara lain:
a. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta saling
menerima dan mendukung yang menjadi sumber energi yang menentukan
kebahagiaan keluarga.
b. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu
keluarga, tempat keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di
lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi, adalah untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana, maka fungsi dapat terkontrol.
d. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga seperti sandang, pangan dan papan.
e. Fungsi perawatan keluarga, adalah kemampuan keluarga untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

6. Tugas Keluarga
Menurut Suprajitno (2010), Sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,
meliputi:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang
tua/ keluarga.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa di antara anggota keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah
kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Dalam hal ini termasuk
mengambil keputusan untuk mengobati sendiri.
c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar.
Tetapi keluarga mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh
keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan
agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di
institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

7. Tahap Perkembangan Keluarga


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada
keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggotanya
di sepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga merupakan bagian
terpenting yang terbagi menjadi beberapa tahap. Kerangka perkembangan
keluarga memberikan pedoman untuk memeriksa serta menganalisa
perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga
selama siklus kehidupan.
Delapan tahap perkembangan dan fungsi keluarga menurut Mubarak et
al (2009), yaitu:
Tahap
No perkembangan Penjelasan
keluarga
1. Tahap I  : Keluarga Keluarga pemula merujuk pada pasangan
pemula menikah/tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah
membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan jaringan
persaudaraan secara harmonis, merencanakan
keluarga berencana.
2. Tahap II : Keluarga Tugas perkembangan keluarga pada tahap II,
sedang mengasuh yaitu membentuk keluarga muda sebagai
anak (anak tertua sebuah unit, mempertahankan hubungan
bayi sampai umur perkawinan yang memuaskan, memperluas
30 bulan) persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orang tua kakek dan
nenek dan mensosialisasikan dengan
lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan.
3. Tahap III : Keluarga Tugas perkembangan keluarga pada tahap III,
dengan anak usia yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga,
pra sekolah (anak mensosialisasikan anak, mengintegrasikan
tertua berumur 2-6 anak yang baru sementara tetap memenuhi
tahun) kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan
hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar
keluarga, menanamkan nilai dan norma
kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga,
menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak.
4. Tahap IV : Keluarga Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu
dengan anak usia mensosialisasikan anak termasuk
sekolah (anak meningkatkan prestasi sekolah dan
tertua usia 6-13 mengembangkan hubungan dengan teman
tahun) sebaya, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan
anak saat menyelesaikan tugas sekolah.
5. Tahap V : Keluarga Tugas perkembangan keluarga pada tahap V,
dengan anak yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan
remaja (anak tertua tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa
umur 13-20 tahun) dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka
antara orang tua dan anak-anak, memberikan
perhatian, memberikan kebebasan dalam
batasan tanggung jawab, mempertahankan
komunikasi terbuka dua arah.
6. Tahap VI : Keluarga Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak
yang melepas anak dewasa muda dengan tugas perkembangan
usia dewasa muda keluarga antara lain : memperluas siklus
(mencakup anak keluarga dengan memasukkan anggota
pertama sampai keluarga baru yang didapat dari hasil
anak terakhir yang pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk
meninggalkan memperbaharui dan menyelesaikan kembali
rumah) hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

7. Tahap VII : Orang Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika


tua usia anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pertengahan (tanpa atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
jabatan atau juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-
pensiunan) 55 tahun dan berakhir pada saat pasangan
pensiun. Tugas perkembangannya adalah
menyediakan lingkungan yang sehat,
mempertahankan hubungan yang memuaskan
dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak,
memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.
8. Tahap VIII : Dimulai dengan salah satu atau kedua
Keluarga dalam pasangan memasuki masa pensiun terutama
tahap pensiunan berlangsung hingga salah satu pasangan
dan lansia meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Tugas perkembangan keluarga
adalah mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan, menyesuaikan terhadap
pendapatan yang menurun, mempertahankan
hubungan perkawinan, menyesuaikan diri
terhadap kehilangan pasangan dan
mempertahankan ikatan keluarga antara
generasi.

8. Keluarga Mandiri
Kemandirian adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi
hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan
sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu
bagi diri sendiri. Secara singkat kemandirian mengandung pengertian suatu
keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi
kebaikannya Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi
masalah yang dihadapi.
Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya,
bertanggung jawab terhadap apa yang di lakukannya. Kemandirian
merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama
perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri
dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan sehingga individu pada
akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian
seseorang dapat berkembang dengan lebih mantap. Untuk dapat mandiri
seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan, dan dorongan dari
keluarga serta lingkungan di sekitarnya. Agar dapat mencapai otonomi atas
diri sendiri. Peran keluarga serta lingkungan di sekitar dapat memperkuat
untuk setiap perilaku yang di lakukan.

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Konsep Askep Keperawatan Keluarga


Berikut ini uraian kelima tahapan tersebut hubungannya dengan asuhan
keperawatan berkenaan dengan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
perkembangan anak remaja.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam pelaksanaan proses
keperawatan. Pengkajiandengan pendekatan model family centered
nursing ini melihat keluarga sebagai subsistem masyarakat. Pengkajian
dalam asuhan keperawatan keluarga dikenal dengan istilah penjajakan.
Penjajakan keluarga terdiri dari dua tahap yakni penjajakan tahap pertama
dan penjajakan tahap kedua.
Penjajakan tahap pertama meliputi enam kategori yaitu; 1) Identifikasi
data sosial dan budaya keluarga, 2) Tahap dan riwayat perkembangan
keluarga, 3) Data lingkungan, 4) Struktur keluarga, 5) Fungsi keluarga, dan
6) Stress dan koping keluarga. Penjajakan tahap kedua dilakukan untuk
menggali fungsi pelaksanaan tugas kesehatan keluarga. Ada lima tugas
kesehatan keluarga yaitu 1) Mengenal masalah, 2) Mengambil keputusan,
3) Merawat anggota keluarga, 4) Memodifikasi lingkungan, 5)
Memanfaatkan fasilitas kesehatan (Friedman, 2012).
Penjajakan tahap kedua dalam konteks keluarga dengan TB, maka
hal yang perlu dikaji antara lain: kemampuan keluarga untuk mengenal
masalah dengan TB; keputusan yang diambil oleh keluarga dalam
mengatasi masalah dengan TB; kemampuan keluarga merawat keluarga
yang mengalami masalah dengan TB; kemampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan yang dapat mencegah terhadap terjadinya
masalah kesehatan, dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan kesehatan misalnya Puskesmas.

2. Diagnosa Keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan merupakan tahap lanjutan setelah
data hasil pengkajian diperoleh dan dianalisa. Diagnosis keperawatan
keluarga ada tiga tipe yaitu aktual, risiko dan potensial.
Setelah diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan, langkah
selanjutnya adalah membuat prioritas tiap masalah. Komponan dalam
penentuan prioritas diagnosa terdiri dari empat kriteria yaitu sifat masalah,
kemungkinan untuk diubah, potensial dicegah, dan menonjolnya masalah.
3. Intervensi
Friedman (2012) mengklasifikasikan intervensi keperawatan keluarga
ke dalam tiga jenis yaitu intervensi keperawatan suplemental, intervensi
keperawatan fasilitatif, dan intervensi keperawatan developmental. Ketiga
intervensi keperawatan tersebut memiliki makna yang berbeda. Intervensi
keperawatan suplemental adalah intervensi keperawatan yang dirancang
terkait dengan pemberian pelayanan secara langsung pada keluarga
sebagai sasaran. Intervensi keperawatan fasilitatif adalah intervensi
keperawatan yang terkait dengan rencana dalam membantu mengatasi
hambatan pada keluarga. Sedangkan intervensi keperawatan
developmental adalah intervensi keperawatan yang terkait dengan rencana
perawat membantu keluarga agar dapat menolong diri sendiri dengan
kekuatan dan sumber daya yang ada pada keluarga.
Komponen lain dalam intervensi ini adalah adanya tujuan. Tujuan
merupakan hasil yang diinginkan terkait dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Tujuan secara umum terbagi atas dua jenis yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan hasil akhir
pencapaian dari suatu masalah yaitu terjadinya perubahan perilaku dan
kemandirian klien. Sedangkan tujuan khusus adalah menggambarkan
pencapaian hasil dari setiap kegiatan.
4. Implementasi
Implementasi adalah tahap dimana perawat mengaplikasikan rencana
asuhan keperawatan ke dalam kegiatan. Tujuannyaadalah untuk
melaksanakan intervensi keperawatan yang direncakan untuk membantu
klien mencapai tujuan.
Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi
antara lain: kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk
menciptakan hubungan saling percaya dan saling membantu, yang
sistematis, kemampuan memberikan health education, kemampuan
advokasi, dan kemampuan mengevaluasi.
5. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan
berupa perbandingan yang sistematis dan terencana dari hasil-hasil yang
diamati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Apabila hasil evaluasi
menunjukkan ketercapaian tujuan dan kriteria hasil, maka klien keluar dari
siklus proses keperawatan. Namun apabila sebaliknya, maka klien masuk
kembali dalam siklus proses keperawatan mulai dari pengkajian ulang
(reasessment).
Evaluasi terbagi atas dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif fokusnya adalah pada aktifitas dan proses
keperawatan dan hasil dari tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini
dilakukan segera setelah perawat melaksanakan perencanaan
keperawatan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan.

BAB IV
PEMBAHASAN
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARAGA
(PENDEKATAN TEORI BETTY NEUMAN)

A. DATA UMUM KELUARGA


a. Nama kepala keluarga : Tn. A
b. Umur : 49 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Petani
f. Suku/ Bangsa : Banjar/ Indonesia
g. Alamat : Desa Pembantanan RT.10
h. Komposisi Keluaraga :
Keadaan Kesehatan

Keterangan
Hub dg KK

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi
Agama
Nama
No L/P Umur KB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Tn. A KK L 49 SD Islam Sehat - -


Tahun

Petani

-
2. Ny. B Istri P 42 SD Islam Sakit Pil -

Petani

-
Tahun
KandungAnak

3. Tn. L L 20 SD - Islam Sehat - Leng -


Tahun kap
KandungAnak

4. An. M L 13 SD - Islam Sehat - -

Lengkap
Tahun

i. Tipe Keluarga
Tipe keluarga = Keluarga Inti (Nuclear Family) misal: orangtua dalam
keluarga ini terdiri dari ayah ibu dan anak-anak dengan anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah ada 4 orang dalam satu rumah hanya ada
satu kepala keluarga.

j. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Laki-laki meninggal
: Perempuan : Perempuan meninggal
---- : Tinggal serumah : Pasien

k. Sifat Keluarga
1. Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan Tn. A sebagai kepala keluarga yang
paling berperan namun Ny. B karena ia lebih sering berada dirumah dan
tahu kondisi keluarganya jadi ia juga banyak berperan dalam
pengambilan keputusan.
2. Kebiasaan Hidup Sehari-hari
a) Kebiasaan tidur/ istirahat
Tidur siang : Dalam keluarga Tn. A jarang untuk tidur siang karena
sibuk bekerja dan memang tidak terbiasa.
Tidur Malam : keluarga Tn. A biasa tidur malam hari dari pukul 11
malam sampai 4 pagi sekitar 6-8 jam namun khusus pada Ny. B saat
ini ia mengeluh sakit kepala apabila terlalu sering tidur.
b) Kebiasaan rekreasi
Untuk rekreasi biasa keluarga berlibur kekota banjarmasin seperti
saat lebaran namun Ny. B memilih untuk tinggal di rumah saja karena
lebih menginginkan santai dirumah. Jika ada waktu luang untuk
keluarga Tn. A akan jalan-jalan di tempat wisata Kota Banjarmasin.
c) Kebiasaan makan keluarga
Pola makan
1) Jenis makanan : Biasa keluarga Tn. A makan 3 kali sehari dan
disertai dengan makanan ringan dengan nasi, untuk lauk pauk
kadang ikan termasuk ikan asin atau ayam dan sayur dan makan
buah kuini atau ampalam untuk cemilannya.
2) Frekuensi : 3 kali sehari.
3) Keseimbangan gizi : makanan yang tersedia sesuai dengan
kebutuhan gizi masing-masing anggota namun mereka lebih
sering mengkonsumsi makanan yang memiliki cita rasa yang asin
karena sudah menjadi kebiasaan.
l. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan kelurga Tn. A + 1.700.000,- /bulan, untuk perekonomian
keluarga ditanggung oleh Tn. A perekonomian lebih dominan ditanggung
oleh kepala keluarga. Untuk dukungan perekonomian juga dibantu Tn. M
anak dari keluarga dan juga dibantu oleh Ny. B sebagai petani disana. Dari
penghasilan tersebut digunakan untuk membeli sembako, kesehatan,
sekolah dan keperluan rumah tangga lainnya seperti listrik. Fungsi ekonomi
keluarga Tn. A masuk kategori keluarga sejahtera III dimana keluarga dapat
memenuhi kebutuhan dasar namun tidak memberikan yang teratur bagi
masyarakat sekitar.
m. Suku (Kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Suku budaya keluarga Tn. A banjar, bahasa yang biasa digunakan yaitu
bahasa banjar.
n. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)
Agama/ keyakinan yang dianut Tn. A adalah islam. Tn. A dan kelurga biasa
menjalankan sholat 5 waktu dan dzikir yang dapat ia lakukan sendiri.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
“Keluarga dengan anak sekolah”
1) Mampu membina hubungan komunikasi dengan keluarga, teman dan
kelompok sosial seperti dengan tetangga sekitar yang setiap sore
berkumpul dan berkomunikasi.
2) Keluarga memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat baik itu sekolah maupun biaya kesehatan
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Dalam keluarga Tn. A tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi karena pada anggota keluarga tahu terhadap peran masing-
masing.
c. Riwayat keluarga inti
Dalam tahap perkembangan keluarga Tn. A tidak ada yang mengalami
hambatan dan normal sesuai dengan usianya tidak ada kelainan fisik, kecuali
pada Ny. B yang memiliki postur tubuh gemuk dan memiliki riwayat penyakit
hipertensi.
d. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)
Istri : riwayat keluarga istri mengatakan ibunya mempunyai riwayat
hipertensi.
Suami ; riwayat keluarga suami tidak ada kelainan atau normal berdasarkan
perkembangannya.

C. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
Tipe rumah permanen dengan papan kayu, jenis lantai papan, ukuran rumah
6 x 10 meter, di dalam rumah ada ruang tamu, 1 kamar, dapur.
b. Ventilasi dan penerangan
Terdapat ventilasi di ruang tamu dengan ukuran < 10 % dari luas lantai,
setiap hari pintu dibuka untuk cahaya masuk, Jendela ukuran > 10% dari
luas lantai dan jendela tidak pernah dibuka hanya memakai tirai.
c. Persediaan air bersih
Untuk persediaan air dari sungai, dan air minum dari sungai yang sudah
dimasak.
d. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah biasa dikumpulkan dan dibakar.
e. Pembuangan air limbah
Untuk pembuangan air limbah seperti limbah pencucian pakaian dan cuci
piring biasa dibuang ke sungai.
f. Jamban/ WC (tipe, jarak dari sumber air)
Jamban umum yang ada didekat rumah, untuk jarak sumber air <10 meter.
g. Denah rumah

U
Dapur

Kamar

T B

Ruang Tamu

h. Lingkungan sekitar rumah


Kondisi lingkungan
Jendela Pintusekitar rumah
Jendela baik, jarak dari rumah Tn. A dengan
Pintu
tetangga + 3 Meter.
i. Sarana komunikasi dan transportasi
Untuk informasi biasa via telepon, sarana trasnportasi yang digunakan
kendaraan motor roda 2 dan sebora.
j. Fasilitas hiburan (TV, radio dll)
Untuk hiburan keluarga biasa dari TV terkadang musik yang dimainkan oleh
salah satu tetangga
k. Fasilitas pelayanan kesehatan
Menurut keluarga Tn. A fasilitas kesehatan sangat membantu untuk
pengobatan pada keluarga yang sakit.

D. SOSIAL
a. Karakterisktik tetangga dan komunitas
Silaturahmi dan komunikasi dengan tetangga baik, untuk informasi biasa
melalui surat, pengumuman di mushalla.
b. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga mengatakan rumah yang ditinggali sudah lama sekitar kurang lebih
30 tahun dan tidak pernah berpindah-pindah karena di lingkungan tempat Tn.
A tinggal banyak keluarga lain tinggal yang masih memliki garis hubungan
keluarga.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Untuk perkumpulan keluarga atau tetangga biasa setiap sore hari, mereka
saling berkomunikasi untuk memperetat tali silaturahmi.
d. Sistem pendukung keluarga
Pada sistem pendukung keluarga jika ada yang sakit maka keluarga terdekat
yang masih dalam lingkungan yang sama dan sehat akan datang untuk
membantu seperti pada saat Ny. B sakit.

E. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi di dalam keluarga menggunakan bahasa banjar setiap sore dan
malam hari sebelum tidur keluarga Tn. A berkumpul untuk saling
berkomunikasi.
b. Struktur kekuatan keluarga
Dalam pengambilan keputusan Tn. A sebagai kepala keluarga yang paling
berperan namun Ny. B karena ia lebih sering berada dirumah dan tahu
kondisi keluarganya jadi ia juga banyak berperan dalam pengambilan
keputusan tetapi tetap ada musyawarah.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Struktur peran dalam mencari nafkah Tn. A yang lebih utama namun dibantu
oleh istri dan anaknya si Tn.M.
d. Nilai dan norma keluarga
Di dalam keluarga nilai dan norma yang dianut adalah nilai kejujuran dan
rasa tanggung jawab, jika ada kesalahan maka harus dibicarakan dan
bertanggung jawab atas sesuatu yang sudah ditetapkan oleh keluarga.

F. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Kedekatan antar keluarga baik karena didalam keluarga selalu menjalin
komunikasi yang baik dan segala sesuatu selalu diputuskan bersama
sehingga tidak ada masalah hubungan antar keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Untuk fungsi sosialisasi kelurga selalu komunikasi yang baik antar tetangga
atau lingkungan sekitar, untuk anak Tn. A yaitu Tn. L dan An. M diajarkan
bagaimana berkomunikasi dengan baik dengan orang yang lebih tua
disamping ditambah pembelajaran yang ada disekolah.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga sangat paham dengan penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga yang sakit. Namun tidak ada tindaklanjut dalam mengobati penyakit
hipertensi istrinya.

d. Fungsi reproduksi
Dalam keluarga Tn. A ia masih merencanakan 1 anak lagi untuk
mendapatkan anak perempuan. Untuk kebutuhan seksual mereka sering
melakukannya di malam hari agar tidak terganggu.
e. Fungsi ekonomi
Penghasilan keluarga Tn. A + 1.700.000,- dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga setiap harinya. Selain itu juga digunakan untuk mebiayai
An. M yang masih bersekolah. Fungsi ekonomi keluarga Tn. A masuk
kategori keluarga sejahtera III dimana keluarga dapat memenuhi kebutuhan
dasar namun tidak memberikan yang teratur bagi masyarakat sekitar.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
1) Stressor jangka pendek
Biasa dalam keluarga memiliki perencanaan yang akan dilaksanakan
dalam waktu dekat seperti kegiatan yang sudah dilaksanakan setiap
minggunya.
2) Stressor jangka panjang
Dalam perencanaan jangka panjang dalam keluarga biasa memiliki
tabungan dengan menyisihkan penghasilan setiap bulannya untuk
keperluan sekolah dan barang rumah tangga dan kesehatan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Jika di dalam keluarga tiba-tiba ada yang sakit maka keluarga
menggunakan simpanan uang yang sudah disiapkan dan keluarga yang
lain akan dikabari dan memecahkan solusi secara bersama-sama.
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan dalam keluarga adalah ketika ada
masalah yang terjadi maka keluarga akan mengadakan musyawarah
dengan anggota keluarga yang lain untuk mengambil keputusan
bersama.
d. Strategi adaptasi fungsional
Jika ada masalah dalam keluarga akan dibicarakan secara kekeluargaan
tanpa melakukan kekerasan atau ancaman yang dapat merusak.
H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
1) Tn. A : keadaan umum fisik baik dan tidak memiliki keluhan penyakit yang
berarti
2) Ny. M : keadaan umum Ny. M cukup baik, tubuh Ny.M gemuk. Saat
diukur tekanan darah 220/120 mmHg. Pasien mengatakan memiliki
riwayat penyakit hipertensi, Ny. M mengatakan saat ini tidak
mengkonsumsi obat-obatan untuk mengatasi penyakitnya.
3) Tn. L : Tn. L tidak memiliki riwayat penyakit yang berarti saat kecil untuk
riwayat imunisasi lengkap.
4) An. A : An. A tidak memiliki riwayat penyakit yang berarti saat kecil untuk
riwayat imunisasi juga lengkap.
b. Keluarga berencana
Untuk program keluarga berencana Tn. A masih merencanakan 1 anak saja.
c. Imunisasi
Riwayat imunisasi untuk anak Tn. A yang berumur 13 tahun lengkap.
d. Tumbuh kembang
1) Pemeriksaan tumbuh kembang anak
Riwayat tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya pada masa balita
2) Pengetahuan orangtua terhadap tumbuh kembang anak
Saat An. L kecil Ny. B tahu terhadap tumbuh kembang anaknya

I. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga terhadap kesehatan adalah mampu mendapatkan kesehatan
baik jasmasi dan rohani dan jika ada anggota keluarga yang sakit dapat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat agar dapat sembuh dengan
maksimal.
J. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

Pemeriksaan Tn. A Ny. B Tn. L An. M


No.
1 2 3 4 5
1. Penampilan Keadaan umum Keadaan umum Keadaan umum Keadaan umum
baik, bersih dan baik, bersih, rapi, baik, bersih dan baik, bersih dan
tidak bau. pasien terlihat tidak berbau. tidak bau.
santai dengan
pakaian rumahan.
Pasien Gemuk.
2. Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah 110/80 mmHg 220/120 mmHg 120/90 mmHg -
b. Nadi 84x/ menit 81x/ menit 93x/ menit 88x/ menit
c. Resperasi 18x/ menit 20x/ menit 22x/ menit 24x/ menit
d. Suhu 36,7C 37C 36,6C 37C
e. Berat badan 60 kg 79 kg 43 kg 36 kg
4. Kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala
a. Bentuk tidak ada kelainan, tidak ada kelainan, tidak ada kelainan, tidak ada kelainan,
b. Rambut distribusi rambut distribusi rambut distribusi rambut distribusi rambut
c. Kulit kepala merata berwarna merata berwarna merata berwarna merata berwarna
hitam, tidak ada hitam dan panjang hitam, tidak ada hitam, tidak ada
kelainan pada kulit dibawah bahu, kulit kelainan pada kulit kelainan pada kulit
kepala. kepala bersih tidak kepala. kepala.
ada kelainan.
5. Mata Bentuk mata Bentuk mata . Bentuk mata Bentuk mata
a. Bentuk simetris antara kiri simetris antara kiri simetris antara kiri simetris antara kiri
b. Konjungtiva dan kanan, dan kanan, dan kanan, dan kanan,
c. Sklera konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
d. Fungsi penglihatan anemis, sklera anemis, sklera anemis, sklera anemis, sklera
tidak ikterik, fungsi tidak ikterik, fungsi tidak ikterik, fungsi tidak ikterik, fungsi
penglihatan baik penglihatan baik penglihatan baik penglihatan baik
Tn. A tidak Ny. B tidak Tn. L tidak An. M tidak
menggunakan alat menggunakan alat menggunakan alat menggunakan alat
bantu penglihatan/ bantu penglihatan/ bantu penglihatan/ bantu penglihatan/
kacamata. kacamata. kacamata. kacamata.
6. Hidung Bentuk lubang Bentuk lubang Bentuk lubang Bentuk lubang
a. Bentuk hidung hidung tidak ada hidung tidak ada hidung tidak ada hidung tidak ada
b. Fungsi penciuman kelainan, tidak kelainan, tidak kelainan, tidak kelainan, tidak
terdapat massa terdapat massa terdapat massa terdapat massa
atau folip, fungsi atau folip, fungsi atau folip, fungsi atau folip, fungsi
penciuman baik penciuman baik penciuman baik penciuman baik
dapat membedan Ny. B dapat dapat membedan dapat membedan
bau. membedan bau bau. bau.
yang ada
disekitarnya
seperti bau amis
ikan dsb.
7. Telinga Bentuk telinga Bentuk telinga Bentuk telinga Bentuk telinga
a. Telinga simetris antara kiri simetris antara kiri simetris antara kiri simetris antara kiri
b. Fungsi pendengaran dan kanan, tidak dan kanan, tidak dan kanan, tidak dan kanan, tidak
ada kelaianan dan ada kelaianan dan ada kelaianan dan ada kelaianan dan
fungsi fungsi fungsi fungsi
pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik.
8. Mulut Bentuk mulut tidak Bentuk mulut tidak Bentuk mulut tidak Bentuk mulut tidak
a. Bentuk ada kelaianan, ada kelaianan, ada kelaianan, ada kelaianan,
b. Bibir warna bibir pink warna bibir pink, warna bibir pink, warna bibir pink,
c. Gigi kehitaman, gigi Tn. gigi Ny. K masih gigi An. A masih gigi An. A masih
A masih lengkap lengkap dan tidak lengkap dan tidak lengkap dan tidak
dan tidak menggunakan gigi menggunakan gigi menggunakan gigi
menggunakan gigi palsu. palsu. palsu.
palsu.
9. Leher Bentuk leher tidak Bentuk leher tidak Bentuk leher tidak Bentuk leher tidak
a. Bentuk ada kelainan atau ada kelainan atau ada kelainan atau ada kelainan atau
b. JVP benjolan, JVP (-), benjolan, JVP (-), benjolan, JVP (-), benjolan, JVP (-),
c. KGB tidak terdapat
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
d. Pergerakan kelenjar getah
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
bening, bening, bening, bening,
pergerakan leher pergerakan leher pergerakan leher pergerakan leher
baik mampu baik mampu baik mampu baik mampu
menggerakan menggerakan menggerakan menggerakan
keatas, kebawah, keatas, kebawah, keatas, kebawah, keatas, kebawah,
kiri, kanan maupun kiri, kanan maupun kiri, kanan maupun kiri, kanan maupun
kesamping. kesamping. kesamping. kesamping.
10. Dada Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
a. Pergerakan dinding dada
dinding dada dinding dada dinding dada
b. Bunyi nafas simetris antara kiri
simetris antara kiri simetris antara kiri simetris antara kiri
c. Bunyi jantung dan kanan, bunyi dan kanan, bunyi dan kanan, bunyi dan kanan, bunyi
nafas bronchial,
nafas bronchial, nafas bronchial, nafas bronchial,
bunyi jantung S1 bunyi jantung S1 bunyi jantung S1 bunyi jantung S1
dan S2 tunggal. dan S2 tunggal. dan S2 tunggal dan S2 tunggal.
11. Abdomen Bentuk abdomen Bentuk abdomen Bentuk abdomen Bentuk abdomen
a. Bentuk normal tidak
normal tidak normal tidak normal tidak
b. Bising usus terdapat kelainan terdapat kelainan terdapat kelainan terdapat kelainan
baik massabaik massa baik massa baik massa
ataupun lesi, bising
ataupun lesi, ataupun lesi, bising ataupun lesi, bising
usus normal 8x/ namun tampak usus normal 10x/ usus normal 8x/
menit. gemuk, bising usus menit. menit.
normal 9x/ menit.
12. Ekstremitas Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
a. Atas ekstremitas atas ekstremitas atas ekstremitas atas ekstremitas atas
b. Pergerakan dan bawah normal, dan bawah normal, dan bawah normal, dan bawah normal,
c. Bawah Tn. A mampu Ny. B mampu Tn. L mampu An. A mampu
d. Pergerakan menggerakan menggerakan menggerakan menggerakan
e. Kekuatan otot dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik
berdasarkan betdasarkan betdasarkan berdasarkan
kemampuannya, kemampuannya, kemampuannya, kemampuannya,
kekuatan otot 5 kekuatan otot 5 kekuatan otot 5 kekuatan otot 5
(mampu melawan (mampu melawan (mampu melawan (mampu melawan
tahanan berat) tahanan berat) tahanan berat) tahanan berat)
K. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN
No Daftar Masalah Kesehatan
1. Ancaman
Tn. A dan Ny. B memiliki riwayat pendidikan SD yang setidaknya tidak
tahu bagaimana cara hidup sehat selain itu, rumah keluarga Tn. A yang
jauh dari pusat pelayanan kesehatan sangat susah untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan Puskesmas. Ny. B yang
menderita hipertensi sejak + 15 tahun dan memiliki riwayat penyakit
hipertensi di orangtuanya harusnya tetap harus dikontrol kesehatannya
meskipun jarak dari rumah kepuskesmas sangat jauh, karena bisa
berisiko saat tanda gejala muncul yaitu sakit kepala dan nyeri tengkuk di
leher bahkan yang paling fatal adalah terjadinya stroke.
2. Kurang/ Tidak Sehat
Kebiasaan keluarga Tn. A yang tidak memiliki pantangan dalam hal ini
makanan hal tersebut bias menjadi ancaman bagi keluarga apa lagi
menurut penjelasan Ny. B ia menderita penyakit hipertensi saat usianya
yang memang mendekati usia lansia, disamping karena faktor gaya hidup
saat muda dan dewasa yang kurang sehat bisa saja menyebabkan
penyakit hipertensi pada anggota keluarga yang lain.
3. Defisit
Ny. B kadang merasa sakit diarea tengkuk karena gejala yang ditimbulkan
oleh penyakitnya yaitu hipertensi. Keluarga sudah tahu dengan penyakit
Ny. B tetapi tidak pernah membawa Ny.B kepelayanan kesehatan dan
kebiasaan Ny. B makan makanan yang asin di anggap wajar dan bisa
ditoleransi meskipun hanya sedikit.

Pengkajian Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga

No Kriteria Pengkajian
1. Mengenal  Keluarga mengetahui apa itu tekanan darah tinggi/
masalah hipertensi namun tidak tau cara mengatasi dan
menyembuhkan hipertensi Ny.B
 Keluarga tahu bahwa makanan yang asin bisa
memperburuk kondisi pada penderita hipertensi
2. Mengambil  Jika gejala muncul maka Ny. B akan istirahat
keputusan yang  Jika Ny. B merasa tidak nyaman dengan
tepat kondisinya maka keluarga akan membelikan obat
di warung
3. Merawat  Jika ada anggota keluarga yang sakit maka Ny. B
anggota lebih memilikii banyak peran untuk merawat hingga
keluarga yang sembuh
sakit atau punya  lingkungan rumah Tn. A adalah tetangga yang
masalah sangat peduli dengan tetangganya, jadi keluarga
yang lain juga sigap untuk membantu.
4. Memodifikasi  Tidak ada modifikasi lingkungan karena hipertensi
lingkungan yang Ny. B alami akibat kebiasaan hidup yang
salah. Selain itu berdasarkan penelitian memang
pada usia tua perempuan banyak yang hipertensi
karena faktor biologis.
 Ny. B tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi
5. Memanfaatkan  Fasilitas pelayanan kesehatan kurang
sarana dimanfaatkan dengan baik karena dalam keluarga
kesehatan jika parah saja baru dibawa ke pelayanan
kesehatan dan sangat jauh dari lingkungan puskes
susah untuk dijangkau.

L. Daftar Masalah

No Data Problem Etiologi


1. DS : Ketidakefektifan
 Ny. B mengatakan memiliki manajemen
riwayat penyakit jantung kesehatan di
 Keluarga Ny. M keluarga
mengatakan saat ini Ny. M
tidak mengkonsumsi obat-
obatan untuk mengatasi
penyakitnya karena merasa
tidak pernah kambuh
separah yang dulu
 Ny. K mengatakan jika Ny.
M merasa sakit atau
kambuh maka akan
dibelikan obat yang dibeli di
apotek
 Ny. M mengatakan tidak
makan 3 kali dalam sehari
namun hanya makan jika
mau saja, dan untuk lauk
pasti selalu meminta
makanan yang asin meski
hanya sedikit.
DO :
 Keluarga terlihat kooperatif
saat menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh perawat
 Keluarga tampak tahu
bagaimana cara mengatasi
masalah kesehatan namun
karena kebiasaan jadi sulit
untuk merubah
2. DS : Perilaku
 Ny. M mengatakan ia kesehatan
memiliki riwayat jantung cenderung
 Ny. M mengatakan berisiko
menderita tekanan darah
tinggi sudah lama sekitar +
15 tahun
 Ny. M mengatakan saat ini
tidak merasa sakit lagi
dibagian dada
 Ny. K mengatakan dulu Ny.
M memang memiliki
penyakit jantung dan Ny. K
menyebutkan penyempitan
di jantung
DO :
 Saat dilakukan pemeriksaan
tekanan darah didapatkan
hasil
: 180/100 mmHg

Penapisan Masalah/ Skoring

No Kriteria Skor Bobot


1. Sifat Masalah
 Tidak/ kurang sehat 3
 Ancaman kesehatan 2 3
 Krisis/ keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
 Dengan mudah 2
 Hanya sebagian 1 1
 Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
 Tinggi 3
 Cukup 2 2
 Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
 Masalah berat harus segera ditangani 2
 Ada masalah tetapi tidak perlu segera
ditangani 1 2
 Masalah tidak dirasakan
0
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA INTEGRASI
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
NANDA/ICNP, NOC, NIC

Diagnoasis
Data NOC
Keperawatan
Data Pendukung
Kode Diagnosis Kode Hasil K
Masalah Keluarga
 Keluarga tidak 00080 Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan 11
memberikan manajemen keperawatan keluarga selama
perawatan yang kesehatan di 6 x 24 jam nyeri Hipertensi
maksimal keluarga karena hipertensi dapat 55
 Ny. M tidak rutin dikontrol dengan kriteria hasil :
mengkonsumsi 1. Mampu mengetahui
obat hiepertensi 1813 pengobatan yang sesuai 71
 Ny. M memiliki 2. Berpartisipasi dalam
kebiasaan memutuskan perawatan
makan yang 1606 kesehatan
tidak baik 3. Mampu berprilaku untuk 75
meningkatkan kesehatan
1632 4. Mampu mengetahui tentang
sumber kesehatan

1806
 Riwayat keluarga 00188 Perilaku Setelah dilakukan asuhan 11
dengan darah kesehatan keperawatan keluarga selama
tinggi dan cenderung 6 x 24 jam Hipertensi dapat 52
penyakit jantung berisiko dikontrol dengan kriteria hasil :
 TD :180/ 100 1. Keluarga tahu tentang
mmHg 1803 kesehatan yang baik
 Aktivitas Ny. M 2. Keluarga mampu 53
hanya di dalam 1603 meningkatkan kesehatan
rumah 3. Keluarga mampu
1606 berpartisipasi dalam
memutuskan masalah 02
kesehatan
4. Kesiapan keluarga dalam
2605 merawat anggota keluarga
yang sakit dirumah 43
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
Register/ Hari/ Tanggal : Kamis, 28 November 2019
Nama Perawat : M.Reza Apriandi
Nama Penanggungjawab : Tn. A
Nama Individu/ Keluarga : Ny. B
Alamat : Desa Pembantanan RT.10
Penyakit/ Masalah : Hipertensi

Tgl/ Diagnosis TTD/


Implementasi Evaluasi
No Keperawatan Perawat
28/ Ketidakefektifan (16.30 WITA) S:
11- manajemen 1. Manganjurkan (16.40 WITA)
2019 kesehatan di Ny. K untuk - Ny. B
keluarga membantu mengatakan
mengawasi saat ini ia tidak
pola makan Ny. bisa istirahat
M dikarenakan
(16.33 WITA) sakit dikepala
2. Memberikan dan tengkuk
pendidikan yang sangat
kesehatan mengganggu
mengenai (17.05 WITA)
penyakit - Ny. M
hipertensi dan mengatakan
mengajarkan setelah diberi
terapi terapi Pais
komplementer bekatul ia
terapi air merasa lebih
hangat pada nyaman dari
Ny. M sebelumnya
3. Mendukung Ny. - Ny. B atau anak
K dalam dari Ny. B
kemampuan mengatakan
merawat Ny. M memahami
dengan
penjelasan
yang diberikan
O:
(16.40 WITA)
- Ny. B dilakukan
pengkajian
kondisi umum
dan tampak
keadaan umum
baik
- TD sebelum
dilakukan
perlakuan
210/100 mmHg
(17.15 WITA)
- Setelah
dilakukan
perlakuan
pemberikan
pais bekatul
pasien tampak
lebih nyaman
- TD setelah
dilakukan
perlakuan
170/100 mmHg
A:
Ketidakefektifan
manajemen
kesehatan di
keluarga teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
1. Manajemen
nutrisi yang
tepat untuk
pasien
2. Beri pendidikan
kesehatan
mengenai
proses penyakit
3. Jelaskan
keluarga untuk
dapat
mengunjungi
fasilitas
kesehatan
untuk
pengobatan

28/ Perilaku (16. 42 WITA) S:


11- kesehatan 1. Memonitor (16.50 WITA)
2019 cenderung nutrisi yang - Ny. B
berisiko sesuai untuk mengatakan
Ny. M dengan tidak bisa
menanyakan mengurangi
pada Ny. K kebiasaannya
sebagai orang menyukai
yang lebih tahu makanan yang
(16.44 WITA) asin
2. Meningkatkan - Ny. B
kegiatan mengatakan
aktivitas/ kadang
olahraga yang membantu
sesuai untuk mencuci
Ny. M dengan pakaiannya
menganjurkan sendiri
untuk tetap O :
membantu (17.20) WITA)
pekerjaan - Ny. B dan
rumah keluarga
berdasarkan tampak paham
kemampuan dengan apa
seperti mencuci yang
dan memasak dianjurkan
(16.45 WITA) - Setelah
3. Menganjurkan selesai
untuk dilakukan
memodifikasi asuhan
perilaku yang keperawatan
tepat keluarga Ny. B
tampak
membantu
mengepel
teras rumah
A : Perilaku
kesehatan
cenderung berisiko
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
1. Monitor nutrisi
yang sesuai
untuk Ny. B
2. Buat
keputusan
yang sesuai
tentang
penyakit dan
kesehatan
3. Bangun
harapan agar
tercapai
kesehatan
yang sesuai
4. Tingkatkan
kegiatan
aktivitas/
olahraga yang
sesuai untuk
Ny. M
5. Modifikasi
perilaku yang
tepat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
Register/ Hari/ Tanggal : Jum’at, 29 November 2019
Nama Perawat :M.Reza Apriandi
Nama Penanggungjawab : Tn. A
Nama Individu/ Keluarga : Ny. B
Alamat : Desa Pembantanan RT.10
Penyakit/ Masalah : Hipertensi

Tgl/ Diagnosis TTD/


Implementasi Evaluasi
No Keperawatan Perawat
29/ Ketidakefektifan (17.00 WITA) S:
11- manajemen 1. Menanyakan (17.15 WITA)
2019 kesehatan di pada keluarga - Ny. B
keluarga apa yang mengatakan
dimakan hari hari ini hanya
ini makan sekali
(17.05 WITA) namun ada
2. Memberikan diselingi makan
pendidikan biskuit dan
kesehatan gorengan
mengenai (17.22 WITA)
penyakit - Ny. B
hipertensi dan mengatakan
mengajarkan terasa tubuh
terapi enakan saat
komplementer diberi pais
terapi air bekatul
hangat pada - Ny. B atau anak
Ny. M dari Ny. B
3. Menjelaskan mengatakan
pada keluarga memahami
pentingnya tentang
mengunjungi pentingnya
pelayanan memelihara
kesehatan kesehatan
meskipun tidak O:
terjadi (17.15 WITA)
kekambuhan. - Keadaan umum
Ny. B baik
- TD sebelum
dilakukan
perlakuan
170/90 mmHg
(17.25 WITA)
- Setelah
dilakukan
perlakuan terapi
pais bekatul
pasien tampak
nyaman
- TD setelah
dilakukan
perlakuan tetap
140/90 mmHg
A:
Ketidakefektifan
manajemen
kesehatan di
keluarga teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
1. Manajemen
nutrisi yang
tepat untuk
pasien
2. Beri pendidikan
kesehatan
mengenai
proses penyakit
3. Jelaskan
keluarga untuk
dapat
mengunjungi
fasilitas
kesehatan
untuk
pengobatan

29/ Perilaku (17. 05 WITA) S:


11- kesehatan 1. Menanyakan (17.20 WITA)
2019 cenderung hari ini Ny. M - Ny. B
berisiko makan apa dan mengatakan
apakah sesuai hari ini hanya
dengan makan sekali
kondisinya namun
(17.10 WITA) diselingi
2. Menganjurkan makan biskuit
Ny. M untuk dan gorengan
melakukan serta ada
aktifitas seperti makan pais
mencuci dan bekatul
memasak O:
3. Menganjurkan (17.20) WITA)
untuk - Ny. B dan
memodifikasi keluarga
perilaku yang tampak paham
tepat dengan
anjuran yang
harus dipatuhi
- Setelah selesai
dilakukan
asuhan
keperawatan
keluarga Ny. B
tampak senang
dan terbuka
dengan
diberikannya
asuhan
keperawatan
keluarga
A : Perilaku
kesehatan
cenderung berisiko
teratasi sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
1. Monitor nutrisi
yang sesuai
untuk Ny. B
2. Buat
keputusan
yang sesuai
tentang
penyakit dan
kesehatan
3. Bangun
harapan agar
tercapai
kesehatan
yang sesuai
4. Modifikasi
perilaku yang
tepat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
Register/ Hari/ Tanggal : Sabtu, 30 November 2019
Nama Perawat : M.Reza Apriandi
Nama Penanggungjawab : Tn. A
Nama Individu/ Keluarga : Ny. B
Alamat : Desa Pembantanan RT.10
Penyakit/ Masalah : Hipertensi

Tgl/ Diagnosis TTD/


Implementasi Evaluasi
No Keperawatan Perawat
30/ Ketidakefektifan (16.35 WITA) S:
11- manajemen 1. Memberikan (16.50 WITA)
2019 kesehatan di terapi - Ny. B
keluarga komplementer mengatakan
terapi air saat diberi
hangat pada makan pais
Ny. M dan bekatul ia
melatih cara merasa nyaman
tarik napas - Ny. B
dalam mengatakan
2. Menjelaskan hari ini juga
pada keluarga mulai mencoba
pentingnya terapi herbal
memeriksa lain untuk
kesehatan mengobati
secara rutin darah tingginya
O:
(16.52 WITA)
- TD sebelum
dilakukan
perlakuan
160/100 mmHg
(16.58) WITA)
- TD setelah
dilakukan
perlakuan
hanya yang
berubah yaitu
150/90 mmHg
A:
Ketidakefektifan
manajemen
kesehatan di
keluarga teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
1. Manajemen
nutrisi yang
tepat untuk
pasien
2. Beri pendidikan
kesehatan
mengenai
proses penyakit
3. Jelaskan
keluarga untuk
dapat
mengunjungi
fasilitas
kesehatan
untuk
pengobatan

15/ Perilaku (16. 35 WITA) S:


11- kesehatan 1. Menanyakan (17.10 WITA)
2018 cenderung hari ini Ny. M - Ny. B
berisiko makan apa dan mengatakan
apakah sesuai hari ini tidak
dengan ada makan
kondisinya makanan yang
2. Menganjurkan terlalu asin
Ny. M untuk O:
melakukan (17.10) WITA)
aktifitas seperti - Setelah selesai
mencuci dan dilakukan
memasak asuhan
3. Menganjurkan keperawatan
untuk keluarga Ny. B
memodifikasi tampak
perilaku yang senang dan
tepat terbuka
4. Melakukan dengan
pemeriksaan diberikannya
gula darah asuhan
sewaktu keperawatan
keluarga dan
selalu
mengucapkan
terimakasih
- Ny. dilakukan
pemeriksaan
gula darah
sewaktu
didapatkan
data 105 mg/
A : Perilaku
kesehatan
cenderung berisiko
teratasi sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
1. Monitor nutrisi
yang sesuai
untuk Ny. B
2. Buat keputusan
yang sesuai
tentang
penyakit dan
kesehatan
3. Bangun
harapan agar
tercapai
kesehatan yang
sesuai
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam melakukan pengkajian tidak ditemukannya perbedaan antara


kasus dan teori karena pada saat melakukan pengkajian tahap awal meliputi
kunjungan kedua, dalam pengkajian terhadap etiologi dari penyakit hipertensi
dapat disimpulkan tidak adanya perbedaan antara teori dan kasus dimana
penyebab dari Hipertensi pada keluarga Tn. A disebabkan oleh hipertensi
esensial atau hipertensi primer dimana Ny. B mengalami dari faktor gaya
hidup dan faktor usia. Sedangkan faktor hipertensi sekunder tidak ditemukan
pada Ny. B, tanda dan gejala penyakit hipertensi secara teori dan kasus
dapat disimpulkan bahwa gejala yang muncul pada Ny. B hanya sakit kepala
dan pusing , tengkuk terasa berat dan mata berkunang-kunang, dan mudah
lelah. Dalam pelaksanaan struktur peran keluarga tidak ditemukannya
perbedaan karena keluarga dapat menjalankan peran dan fungsinya masing-
masing dengan baik dan secara fleksibel.
Komplikasi pada Ny. B belum terjadi, hal ini disebabkan karena Ny. B
sering mengkonsumsi obat warung untuk komplikasi yang lainnya seperti
penyakit jantung koroner, penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal terminal,
stroke, kebutaan tidak ditemukan pada Ny. B.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan asuhan keperawatan diatas, beberapa saran yang


dapat penulis sampaikan adalah:
1. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, mahasiswa atau perawat

hendaknya tetap mempertahankan dan mengupayakan pendekatan

keluarga yang optimal baik secara pisikososial, spiritual, dan tindakan yang

di lakukan perlu memperhatikan sumberdaya dan sumber dana yang ada

pada keluarga.

2. Perawat dapat mendokumentasikan dalam proses keperawatan keluarga

agar setiap perawat dapat melanjutkan asuhan keperawatan yang di

berikan.
Dalam memberi asuhan keperawatan, mahasiswa hendaknya mampu membina
kerja sama denga keluarga melalui dari pengkajian sampai evaluasi untuk lebih
dipertahankan dan di pertingkatkan, Mahasiwa diharapkan dapat membantu
masalah kesehatan yang ada pada masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K. 2010. Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga.


Jakarta. CV. Sagung Seto.

APD Salvari, G , 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.

Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
.
Friedman.2012.Keperawatan keluarga.Yogyakarta: Gosyen Publishing

Harmoko. 2012 . Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Hernani, Yessy. Axmalia, Astri. 2017. Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air
Hangat Efektif Menurunkan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia. Jurnal
Kesehatan Komunitas. Vol. 2 (3)

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI

Setiawati, Santun.2009. Penuntun Praktis : Asuhan Keperawatan Keluarga, Ed.2.


Jakarta:Trans Info Media.2

Suprajitno.2012.Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik.Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai