Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gelombang adalah bentuk dari getaranyang merambat pada suatu medium.Gelombang


adalah getaran yang merambat.Di dalam perambatannya tidak diikuti olehberpindahnya partikel-
partikelperantaranya. Pada hakekatnya gelombangmerupakan rambatan energi (energigetaran).
Pada gelombang, yang merambatadalah gelombangnya, bukan zat mediumperantaranya.
Gelombang terjadi karenaadanya usikan yang merambat.Menurutkonsep fisika, cerminan
gelombangmerupakan rambatan usikan, sedangkanmediumnya tetap. Jadi, gelombangmerupakan
rambatan pemindahan energitanpa diikuti pemindahan massa medium.Satu gelombang dapat
dilihat panjangnyadengan menghitung jarak antara lembahdan bukit (gelombang tranversal)
ataumenghitung jarak antara satu rapatandengan satu renggangan (gelombanglongitudinal).
Cepat rambat gelombangadalah jarak yang ditempuh olehgelombang dalam waktu satu detik.

Sonar adalah singkatan dari Sound Navigation and Ranging merupakan sistem yang
menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi
dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarakbawah laut. (Seabeam,
2000). Sonar merupakan sistem instrumen yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
obyekobyek bawah air. Prinsip dasar awal dari sonar adalah menggunakan suara untuk
mendeteksi atau menemukan objek yang secara khususberada di laut (Hansen, 2011).

Sistem sonar yang digunakan untuk mendeteksi tempat dalam melakukan pergerakan
dengan deteksi suara frekuensi tinggi atau ultrasionik, frekuensi yang digunakan umumnnya
pada daerah ultrasionik yaitu 50KHz karena pada rentang frekuensi tidak bisa terdengar oleh
manusia dan panjang gelombang dan pada ultrasionik gelombangnnya sangatlah kecil.

Prinsip kerja sistem sonar yaitu sebuah kapal memancarkan sinar kedalam air maka
pantulan dari sinyal tersebut akan menimbulkan efek gema dan akan dipantulkan kembali kepada
sistem penerima atau reciver lalu dilakukan pengsakulasi mengenai jarak objek dari lokasi kapal
dan juga informasi lainnya seperti pemetaan bawah air. Sistem Sonar ini terdiri dari dua bagian
yaitu sistem sonar aktif yang melakukan proses pemancaran dan penerimaan sinyal suara dan
sistem sonar pasif yang digunakan untuk menerima sinyal-sinyal suara yang dihasilkan oleh
obyek-obyek bawah air (Seabeam, 2000).

Cara kerja sonar adalah sebagai berikut. Pertama, echosounder mengemisikan gelombang
suara berfrekuensi tinggi. Gelombang suara ini akan merambat dalam air. Jika mengenai objek
yaitu ikan, maka gelombang suara tersebut akan terpantul. Sinyal pantulan akan diterima oleh
hidrofon dan ditampilkan oleh display yang menggambarkan karateristik objek dibawah air.
Untuk mengetahui lokasi (jarak) dari objek dibawah air, maka waktu yang dibutuhkan
gelombang suara tersebut dapat digunakan gelombang suara tersebut dapat digunakan untuk
mencari jarak panjang gelombang yang ditempuh gelombang suara tersebut. Sedangkan jarak
(posisi) aktual d dari objek tersebut diproleh dengan membagi dua panjang gelombang yang
ditempuh.

Maka dengan adanya sonar, dapat menghasilkan citra dasar laut secara jelas dan
memudahkan kita dalam menginterferstasikan kodisi dasar danau dan objek yang ada. Hasil
pencitraan sonar dapat disajikan dalam bentuk 2 dimensi (2D), bahkan menjadi represtasi 3D
dengan cara penambahan data kedalaman atau dengan cara algoritma menggunakan informasi
intensitas gema yang terkandung dalam derajat kehitaman. Dengan model 3D bertujuan untuk
meningkatkan visualisasi bawah danau sehingga akan memberikan informasi yang lebih jelas
tentang objek bawah danau, topografi dasar laut dan untuk pembuatan jalur pelayaran atau
penelayan (Wijornarko,W.dkk.2016). Sistem Sonar ini terdiri dari dua bagian yaitu sistem sonar
aktif yang melakukan proses pemancaran dan penerimaan sinyal suara dan sistem sonar pasif
yang digunakan untuk menerima sinyal-sinyal suara yang dihasilkan oleh obyek-obyek bawahair
(Seabeam, 2000).
II. PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Kedalaman Laut pada Sonar

Nilai pada kedalaman laut akan berbanding lurus dengan kerapatan air laut. Semakin
dalam air laut, maka nilai kerapatan air juga semakin besar (Harianto et al., 2020). Sonar bekerja
dengan cara mengirimkan sinyal suara dan terdapat jeda waktu sebelum gelombang pantul
diterima (Firdaus et al., 2018). Jeda pada waktu ini menjadi variabel utama untuk mengetahui
jarak dari suatu target

v .t
d=
2

Jika dilihat dari persamaan di atas, maka untuk mengukur kedalaman air laut
menggunakan sistem sonar sangat dipengaruhi oleh nilai kecepatan (v) dan waktu (t). hal ini
dikarenakan untuk mengukur kedalaman diperlukan kecepatan, sama halnya ketika hendak
menghitung jarak maka diperlukan kecepatan dan waktu.

Gambar ….

Persamaan di atas diperoleh dari konsep berikut:

S = v.t

2d = v.t

v .t
d=
2

t yang dibutuhkan adalah waktu total dari gelombang suara yang dapat diterima lagi ke
penerima, v merupakan kecepatan suara yang digunakan untuk mengukur kedalaman. Nilai S =
2d dikarenakan jarak bunyi terdengar kembali ke penerima dibutuhkan jarak dua kali, yaitu jarak
ketika bunyi tiba di dasar laut dan jarak ketika bunyi dipantulkan kembali dari dasar laut ke
penerima yang berada di kapal.

2.2 Prinsip Kerja Sistem Sonar

Prinsip kerja sistem sonar yaitu sebuah kapal memancarkan sinar kedalam air maka
pantulan dari sinyal tersebut akan menimbulkan efek gema dan akan dipantulkan kembali kepada
sistem penerima atau reciver lalu dilakukan pengsakulasi mengenai jarak objek dari lokasi kapal
dan juga informasi lainnya seperti pemetaan bawah air.

Lebih jelasnya, prinsip kerja sensor ini sama dengan sensor ultrasonik. Sensor ultrasonik
adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara dan digunakan untuk
mendeteksi keberadaan suatu objek tertentu di depannya, frekuensi kerjanya pada daerah di atas
gelombang suara dari 40 KHz hingga 400 KHz. Gelombang ultrasonik digunakan untuk
menentukan kedalaman dasar lautan yang diperoleh dengan cara memancarkan bunyi ke dalam
air. Gelombang bunyi akan merambat menurut garis lurus hingga mengenai sebuah penghalang,
misalnya dasar laut. Ketika gelombang bunyi itu mengenai penghalang, sebagian gelombang itu
akan dipantulkan kembali ke kapal sebagai gema. Waktu yang dibutuhkan gelombang bunyi
untuk bergerak turun ke dasar dan kembali ke atas diukur dengan cermat.

Kecepatan ultrasonik (C) adalah jarak yang dilalui oleh gelombang persatuan waktu dan
sebanding dengan panjang gelombang dibagi dengan periode. Periode dan frekuensi berbanding
terbalik, maka hubungan antara kecepatan, panjang gelombang dan frekuensi untuk gelombang
ultrasonik yaitu
C=f

Keterangan:

C = Kecepatan Gelombang Ultrasonik (m/s),

λ = Panjang Gelombang (m)

f = Frekuensi (Hertz).

Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh gelombang suara dalam periode satu
getaran dengan satuan meter. Frekuensi (f) adalah benyaknya gelombang yang bergetar dalam
waktu satu detik dengan satuan Hertz. Periode adalah waktu yang dibutuhkan gelombang untuk
menempuh satu panjang gelombang dan sebanding dengan 1/f.

Sensor ini prinsip kerja pembacaannya sama dengan sensor ultrasonik yang lain hanya
saja sensor ini berfungsi di dalam air. Sehingga untuk menentukan jarak tranduser dengan objek
yang dideteksi adalah

2L
t=
V

keterangan:

L = jarak tempuh bunyi dari echo sounder ke dasar dengan (m),

V = cepat rambat gelombang ultrasonik (m/s)

t = waktu tempuh gelombang ultrasonik dengan satuan detik (s).

Pada gelombang ultrasonik terdapat impedansi akustik yang mempengaruhi pantulan dari
gelombang. Impedansi akustik ini dapat digunakan untuk menentukan jenis atau karakteristik
medium yang dilalui oleh suatu gelombang. Selain impedansi, gelombang akustik juga
menentukan peristiwa - peristiwa gelombang yang terjadi apabila suatu gelombang melewati
bidang batas antara dua medium yang berbeda. Impedansi akustik (Z) diperoleh dari hasil
perkalian antara berat jenis bahan ( ρ) dengan cepat rambat akustiknya ( V).

Z = V

Impedansi akustik yang beda bidang batasnya besar, seperti air dan batu karang, energi suara
datang hampir semuanya dipantulkan, jika perbedaannya lebih kecil seperti air dan lumpur,
pantulan gelombangnya hanya sebagian kecil dari energi suara yang datang kemudian sisa
energinya dilanjutkan ke bagian lain.

Daftar Pustaka

Firdaus, M., Arseno, D., & Edwar, E. (2018). Deteksi Target 2d Menggunakan Array
Transduser untuk Aplikasi Sonar. EProceedings of Engineering, 5(3): 4730-4741

Harianto, P. A., Yumm, R. H., & others. (2020). Pengaruh Kondisi Lingkungan Terhadap
Kemampuan Sonar Kri Dalam Mendeteksi Kontak Bawah Air. Jurnal Kelautan: Indonesian
Journal of Marine Science and Technology, 13(1): 1–10.

Syefriana, C & Yohandri. 2020. Pembuatan Alat Ukur Kedalaman Air Menggunakan Sensor
Sonar. FMIPA Universitas Negeri Padang, 13 (1): 51-58.

Anda mungkin juga menyukai