EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
MODUL 1 DAN 2
OLEH:
NAMA : ACHMAD HASANNUDIN
NIM : 857724664
UPBJJ SEMARANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
MODUL 1
KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
1. Pengertian Penilaian
Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam penilaian diantaranya tes,
pengukuran, asesmen dan evaluasiyang digunakan secara tumpang tindih (over
lap).
Berikut ini disajikan beberapa pengertian dari istilah-istilah tersebut.
a. Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang sifat atau atribut pendidikan
dimana dalam setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan
yang dianggap benar. Tes merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil
belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah.
Yang termasuk dalam kelompok tes antara lain tes objektif dan tes uraian.
Sedangkan yang termasuk bukan tes (non-tes) antara lain pedoman pengamatan,
skala rating, skala sikap, dan pedoman wawancara.
1) Pengukuran
Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka dari suatu
objek yang diukur. Untuk dapat menghasilkan angka yang merupakan hasil
pengukuran maka diperlukan alat ukur. Kesalahan pengukuran dapat
bersumber dari tiga hal yaitu: alat ukur, objek yang diukur, atau orang yang
melakukan pengukuran.
2) Asesmen
Asesmen asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil
belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah
informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar
siswa. Berbagai jenis tagihan yang digunakan dalam asesmen antara lain: kuis,
ulangan harian, tugas individu, tugas kelomppok, ulangan akhir semester,
laporan kerja dan lain sebagainya.
3) Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai
perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan
penilaian (asesmen) serta pelaksanaannya pengadaan dan peningkatan
kemampuan guru, manajemen pendidikan, dan reformasi pendidikan secara
keseluruhan.
Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas
suatu lembaga dan melaksanakan programnya. Agar dapat meningkatkan
kualitas, kinerja, dan produktivitas maka kegiatan evaluasi selalu didahului
dengan kegiatan pengukuran dan asesmen.
Penilaian dalam arti asesmen merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh
informasi pencapaian hasil belajar dan kemajuan belajar siswa serta
mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sedangkan penilaian dalam arti evaluasi merupakan suatu kegiatan
yang dirancang untuk mengukur keefektifan suatu sistem pendidikan secara
keseluruhan.
PENGUKURAN
TES
3. Prinsip-Prinsip Penilaian
b. Valid
Penilaian yang dilakukan harus dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur.
c. Adil
Penilaian yang dilakukan harus adil untuk seluruh siswa.
d. Objektif
Penilaian yang dilakukan harus dapat menjaga objektivitas proses dan
hasil penilaian.
e. Berkesinambungan
Penilaian yang dilakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus menerus
dan berkesinambungan.
f. Menyeluruh
Penilaian yang dilakukan harus mampu menilai keseluruhan kompetensi
yang terdapat dalam kurikulum yang mungkin meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
g. Terbuka
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan.
h. Bermakna
Hasil penilaian hendaknya mempunyai makna bagi siswa dan juga pihak-
pihak yang berkepentingan.
Kelemahan tes:
a. Hampir semua jenis tes hanya dapat mengukur hasil belajar dalam ranah
kognitif dan keterampilan sederhana.
b. Hasil tes sering dijadikan sebagai satu-satunya indikator keberhasilan
belajar siswa.
c. Dalam pelaksanaannya, tes selalu menimbulkan kecemasan pada diri
peserta tes.
d. Tes sering kali justru menghukum siswa yang kreatif.
Tes seleksi merupakan tes untuk memilih calon yang dapat diterima untuk
mengikuti suatu program. Fungsi tes seleksi yaitu menghasilkan calon-calon
terpilih yang dapat diterima untuk mengikuti suatu program.
Pada dasarnya interpretasi hasil tes yang digunakan dalam tes seleksi adalah
Penilaian Acuan Kriteria (PAK). Jadi keberhasilan calon untuk dapat dinyatakan
diterima atau tidak didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan.
a. Bagi siswa tes sumatif bertujuan untuk menilai keberhaasilan siswa setelah
mengikuti rangkaian proses pembelajaran.
b. Bagi guru tes sumatif bertujuan untuk dapat menjadi bahan renungan untuk
menganalisis kembali proses pembelajaran yang telah dilakukan sehingga
dapat ditemukan apa yang menjadi faktor penyebab adanya siswa yang
tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran.
c. Bagi orang tua tes sumatif berguna untuk memperoleh gambaran tentang
prestasi anaknya disekolah.
1. Tes Objektif
Keunggulan:
b. Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian
sehingga semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam
RPP dapat diukur ketercapaiannya.
c. Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan
konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan
pasti.
d. Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal.
Kelemahan:
b. Membuat pertanyaan tes objektif yang lebih baik lebih sukar sehingga
membutuhkan waktu lebih lama.
c. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan
menerka.
a. Agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan
penulis harus berorientasi pada kisi-kisi soal.
c. Menuliskan butir soal dengan baik sesuai kaidah penulisan butir soal objektif
yang telah ditentukan dan memperbanyak jumlah alternatif jawaban menjadi
empat atau lima.
d. Dengan tes objektif anak tidak dapat mengemukakan idenya sendiri dapat
diatasi dengan menggunakan tes uraian.
2. Tes Uraian
Keunggulan:
c. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat daripada
waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
Kelemahan:
4) Pengaruh penggunaan bahasa.
5) Pengaruh tulisan tangan.
Upaya untuk meminimalkan kelemahan :
a. Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian
adalah membuat tes uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa (tes
uraian terbatas)
b. Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa adalah dengan memer
iksa hasil ujian tanpa nama.
c. Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah:
1) Gunakan tes uraian terbatas.
2) Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa.
3) Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua.
4) Lakukan uji coba pemeriksaan.
e. Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa
jawaban soal nomor 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian memeriksa
soal nomor 2 juga untuk keseluruuhan siswa begitu seterusnya sampai butir
soal terakhir.
f. Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika sudah
merasa lelah dalam memeriksa.
B. Mengembangkan Tes
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes
uraian. Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes
objektif) sangat diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
1. Tes Objektif
Ragam tes objektif adalah sebagai berikut:
1) Mudah dikonstruksikan.
3) Mudah penskoran.
2) Sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa yang sederhana yaitu aspek ingatan.
1) Mudah dibuat
2) Mudah penskorannya
2) Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak
mengukur kompetensi.
3) Upayakan butir soal tersebut menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari
sekedar ingatan.
4) Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
6) Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan
kalimat.
2) Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
11) Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.
2. Tes Uraian
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu:
Pedoman penskoran:
1) Apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka
jawaban tersebut harus ditulis.
2) Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban
tersebut.
3) Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.
4) Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada
jawaban tersebut.
5) Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih
dari yang lain.
C. Perencanaan Tes
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah
diajarkan selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan
kisi-kisi. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir
soal.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara
lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus
diupayakan serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan
digunakan apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau
gabungan antara keduanya harus diperhitungkan terutama terkait dengan
materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang disediakan.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman
pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
7. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada Tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai, ragam soal yang akan digunakan, proses berpikir yang
ingin diukur, dan sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.