Subject : Doktrin Alkitab Dosen : DR. Rudolf Weindra Sagala, MPTh.
READING REPORT No: 12
Nama Buku : Rumah Tangga Advent
Penulis : Ellen G. White Judul : Persesuaia Halaman : Halaman 70 - 72 Jumlah Halaman : 3 Halaman
Isi/Ringkasan Bacaan (Minimum 3 atau 4 Alinea)
Persellisihan Kekal dalam Rumah Tangga yang Terpecah Belah
Kebahagiaan dan kesejahteraan orang yang berumah tangga tergantung atas persatuan kedua belah pihak. Dengan demikian selalu ada perselisihan pendapat, kecederungan hati, dan maksud. Kecuali orang yang beriman itu mau mempertahankan prinsip, memenangkan kedegilan hati, dia akan menjadi tawar hati sebagaiman biasanya serta mengabaikan prinsip-prinsip agamanya, oleh karena berteman yang merugikan dan dia menjadi seorang yang putus hubungan dengan surga. Perkawinan Dihancurkan dengan Tidak adanya Persetujuan Mereka yang tidak mau menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain, hanya sekedar menghindarkan diri dari perselisihan dan perbantahan, janganlah mengambil langkah ini. Tetapi inilah salah satu jerat yang paling ampuh pada akhir zaman, sehingga beribu-ribu orang akan binasa dalam kehidupan sekarang ini maupun kehidupan yang akan datang. Pengalaman Orang Lain menjadi Suatu Amaran Tuan Anu mempunyai tabiat yang tidak baik karena dipermainkan oleh Setan dengan cara yang licik. Peristiwa ini haruslah mengajar orang-orang muda satu pelajaran tentang perkawinan. Istrinya depengaruhi perasaan dan dorongan hati, bukan dengan pikiran sehat dan pertimbangan dalam memilih seorang kawan. Tiada seorang di antaranya yang dipantaskan untuk segala kewajiban kehidupan rumah tangga. Yang terjadi sebaliknya. Sifat-sifat tabiat mereka bertambah buruk dalam prakteknya, gantinya perkawinan mereka suatu kebahagiaan, kesusahan yang bertambah-tambah. Untuk bertahun- tahun lamanya saya telah menerima surat dari orang-orang yang berbeda-beda yang membentuk rumah tangga yang tidak bahagia, dan cerita-cerita itu terbuka dihadapan saya cukup memuakkan dan menyakitkan hati.
Komentar Anda Tentang Apa yang Anda Kutip/Baca:
Bab ini menjelaskan bahwa Kebahagiaan dan kesejahteraan dalam rumah tangga tergantung atas persatuan dari kedua belah pihak. Dengan demikian selalu ada perselisihan pendapat, kecederungan hati, Kecuali orang dalam rumah tangga yang beriman mau mempertahankan prinsip, memenangkan hati dan pikiran masing-masing dari mereka, sehingga rumah tangga akan menjadi damai.