Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Alya Audina 7203510018
•
• Nadhira Zahra Siregar 7203210018
• Rendy fachridan 7201210012
• Sofialola Naibaho 7203210002
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat- Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas Makalah dari materi yang berjudul
Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia ini tepat pada waktunya. Kami selaku
mahasiswa berterima kasih kepada Ibu Dosen Pengampu Hodriani, S.Sos. M.AP yang sudah
memberikan bimbingannya atas penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu Kami minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan Penyusunan Makalah
materi tugas ini. Akhir kata Kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
berguna untuk menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...............................................................................................................................
2 DAFTAR
ISI ............................................................................................................................................. 3
BAB
I......................................................................................................................................................
.... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................
............. 4 A. Latar
Belakang .................................................................................................................................. 4
B. Rumusan
masalah ............................................................................................................................. 4 C.
Tujuan ...........................................................................................................................................
..... 4 BAB
II ....................................................................................................................................................
.... 6
PEMBAHASAN ...........................................................................................................................
............. 6
A. MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH
BANGSA INDONESIADALAM PERIODE PENGUSULAN PANCASILA ..................................... 6
B. MENANYA ALASAN DIPERLUKANNYA PANCASILA DALAM KAJIANSEJARAH
BANGSA INDONESIA .......................................................................................................................... 10
C. MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS, POLITIS TENTANG PANCASILA
DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA ...................................................................... 10
D. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGANPANCASILA
DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA ...................................................................... 11
E. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA
DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA ...................................................................... 12
BAB III .................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN ...............................................................................................................................
13 B. SARAN .............................................................................................................................................
13 DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara indonesia, Pancasila dalam sejarah perjalanan bangsa
Indonesia bukan sesuatu yang baru,melainkan sudah lama dikenal sebagai bagian dalam
nilainilai budaya kehidupan bangsa Indonesia.Kemudian nilai-nilai tersebut dirumuskan sebagai
dasar Negara Indonesia. Artinya, Pancasila digali dan berasal dari nilai-nilai pandangan hidup
masyarakat Indonesia. Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara ini mempunyai
beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya.
B. Rumusan masalah
1) Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia dalam
periode pengusulan pancasila
2) Apa alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia
3) Apa saja sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah
Bangsa Indonesia
4) Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila dalam
kajian sejarah Bangsa Indonesia
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia
dalam periode pengusulan Pancasila
2) Agar memahami kenapa diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia
3) Mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian
sejarah Bangsa Indonesia
4) Agar memahami cara membangun argument tentang dinamika dan tantangan
Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia
.
BAB II
PEMBAHASAN
Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi bangsa itu
diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang
kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip
oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal
Rasionalitas Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam
gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa.
Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi
penjajahan dan keterjajahan. Kemudian disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928
merupakan momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu
merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga sidang-
sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi
dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya
atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam
konstituensi masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John
Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau the
best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak
membicarakan masalahmasalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi.
Dengan demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian Jauh sebelum periode
pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya
rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia.
Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam
artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik, menengarai bahwa
benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang
sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau
agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan.
Dengan demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian mitologis, melainkan sakti
dalam pengertian berhasil memenuhi keabsahan prosedural dan keabsahan esensial sekaligus.
(Pabottinggi, 2006: 158-159). Selanjutnya, sidang-sidang BPUPKI berlangsung secara
bertahap dan penuh dengan semangat musyawarah .
Perlu ketahui bahwa perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang
BPUPKI pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. BPUPKI
dibentuk oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota
60 orang. Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat yang didampingi oleh dua
orang Ketua Muda (Wakil Ketua), yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase (orang
Jepang). BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di
Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari setelah dilantik, 29 Mei 1945, dimulailah sidang yang
pertama dengan materi pokok pembicaraan calon dasar negara.
Dalam sidang BPUPKI menampilkan beberapa toko pembicara yaitu Mr. Muh Yamin, Ir.
Soekarno, Bagus Hadikusumo dan Mr. Soepomo. Keempat tokoh tersebut menyampaikan
usulan tentang dasar negara menurut pandangannya masing-masing. Meskipun demikian
perbedaan pendapat di antara mereka tidak mengurangi semangat persatuan dan kesatuan
demi mewujudkan Indonesia merdeka. Sikap toleransi yang berkembang di kalangan para
pendiri negara seperti inilah yang seharusnya perlu diwariskan kepada generasi berikut,
termasuk kita.
salah seorang pengusul calon dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah Ir. Soekarno
yang berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno menyampaikan lima butir
gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:
d) Kesejahteraan Sosial,
Berdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama Pancasila.
Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang tidak menyukai angka
5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri atas:
1) Sosio-Nasionalisme,
2) Sosio-Demokrasi, dan
3) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas
GotongRoyong.Sejarah mencatat bahwa pidato lisan Soekarno inilah yang di kemudian hari
diterbitkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia dalam bentuk buku yang
berjudul Lahirnya Pancasila (1947). Perlu Anda ketahui bahwa dari judul buku tersebut
menimbulkan kontroversi seputar lahirnya Pancasila. Di satu pihak, ketika Soekarno masih
berkuasa, terjadi semacam pengultusan terhadap Soekarno sehingga 1 Juni selalu dirayakan
sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa
melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas Bangsa
Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut. s’ad Ali
dalam buku Negara Pancasila; Jalan Kemaslahatan Berbangsa mengatakan bahwa Pancasila
sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat
Indonesia.
c) Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan
lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersama dengan
adanya bangsa Indonesia
d) Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Nilai – nilai isebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa yang disepakati oleh para pendiri Indonesia. Kesepakatan para pendiri Negara
tentang pancasila sebagai dasar Negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil
pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.
a) Sumber Historis Pancasila Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat,
kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia
sejak zaman kerajaan dahulu. Dalam encyclopedia of Philosophy disebutkan
beberapa unsur yang ada dalam agama, seperti kepercayaan kepada kekuatan
supranatural, perbedaan antara yang sakral dan yang profan, tindakan ritual pada
objek sakral, sembahyang atau doa sebagai bentuk komunikasi kepada Tuhan.
b) Sumber Sosiologis Pancasila Nilai–nilai pancasila secara sosiologis telah ada
dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu yang
terdapat pada masyarakat zaman dahulu dan masyarakat saat ini adalah nilai
gotong royong. Hal ini disebabkan karna masyarakat secara bersama
a) Argumen tentang dinamika pancasila dalam sejarah bangsa Dinamika pancasila dalam
sejarah Bangsa Indoneisa memperlihatkan adanya pasang surut dalam pemahaman dan
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Misalnya pada masa pemerintahan Presiden
Soekarno,terutama pada 1960 an NASAKOM lebih popular daripada pancasila.Pada zaman
pemerintahan Soeharto Pancasila dijadikan pembenar kekuasaan melalui penataran P4
sehingga pasca turunnya Soeharto ada kalangan yang mengidentikan Pancasila dengan P4
pada masa pemerintahan era revormasi ada kecenderungan panguasa tidak respek terhadap
Pancasila seolah-olah Pancasila ditinggalkan
b) Argumen Tantangan Terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Salah
satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
meletakan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenernya sehingga nilai-nilai Pancasila
menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara. Nilai pancasila secara
sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu
yang terdapat pada masyarakat zaman dahulu dan masyarakat saat ini adalah nilai gotong
royong.
c) Sumber Politis Pancasila Nilai
Nilai pancasila misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana kehidupan pedesaan
yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan. Semangat seperti ini diperlukan dalam
mengambil keputusan yang mencerminkan musyawarah.
a) Argumen tentang dinamika pancasila dalam sejarah bangsa Dinamika pancasila dalam
sejarah Bangsa Indoneisa memperlihatkan adanya pasang surut dalam pemahaman dan
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Misalnya pada masa pemerintahan Presiden
Soekarno,terutama pada 1960 an NASAKOM lebih popular daripada pancasila.Pada
zaman pemerintahan Soeharto Pancasila dijadikan pembenar kekuasaan melalui penataran
P4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada kalangan yang mengidentikan Pancasila dengan
P4 pada masa pemerintahan era revormasi ada kecenderungan panguasa tidak respek
terhadap
Pancasila seolah-olah Pancasila ditinggalkan
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bebarapa hal
Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dan Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila
sebagai ideologi bangsa, tetapi terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi
bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali
dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi
Indonesia. Pancasila dianggap memiliki nilai-nilai kehidupan paling baik.
Pancasila dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua sila dari Pancasila tidak dapat
dilaksanakan secara terpisah-pisah karena Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh
dan saling berkaitan.
B. SARAN
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Saya banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi saya pada khususnya juga para
pembaca pada umumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan
PerundangUndangan Untuk Mewujudkan Negara Kesejahteraan Indonesia, Jurnal Politik
Pemerintahan Dharma Praja, Volume 10, Nomor 1,
2017, https://doi.org/10.33701/jppdp.v10i1.379.
Laurensius Arliman S, Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Untuk
Mewujudkan Perlindungan Anak, Jurnal Respublica Volume 17, Nomor 2, 2018.
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik
Orang Lain Dengan Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum,
Volume 1, Nomor 1, 2019.
Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara
Indonesia, Deepublish, Yogyakarta, 2019.
Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati,
Yasri, Pengaruh Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas
Pelayanan Komnas Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai
Variabel Mediasi, Jurnal Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang
Ekonomi, Volume 6, Nomor 2, 2020.
Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta,
2020.
Laurensius Arliman S, Makna Keuangan Negara Dalam Pasal Pasal 23 E
UndangUndang Dasar 1945, Jurnal Lex Librum, Volume 6, Nomor 2 Juni 2020,
http://dx.doi.org/10.46839/lljih.v6i2.151.
Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di Indonesia
Untuk Mencapai Tujuan Negara Hukum, Kertha Semaya Journal Ilmu Hukum, Volume
8, Nomor 7, 2020.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan Mentawai
Sebagai Bentuk Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan
Narkotika, Jurnal Muhakkamah, Volume 5, Nomor 1, 2020.
Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah,
Nova Sari Yudistia, Ni Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip,
Mekanisme Dan Bentuk Pelayanan Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat Jenderal
Pajak, Volume 17, No Nomor, 2020.
16
Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat
Reserse Narkoba Polda Sumbar Dalam Penimbangan Barang Bukti Penyalahgunaan
Narkotika, UIR Law Review, Volume 4, Nomor 2,
2020, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.
Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi
4.0, Ensiklopedia Sosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020.
Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of
The Islamic And Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia,
Proceeding: Internasional Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume
1, Nomor 2, 2020.
Otong Rosadi danLaurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan Pembinaan
Idelogi Pancasila Berdasarkan Undang-Undang Sebagai State Auxiliary Bodies yang
Merawat Pancasila dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Prosiding Konferensi Nasional
Hak Asasi Manusia, Kebudayaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia
pada
Masa Pandemi Covid-19: Tantangan untuk Keilmuan Hukum dan Sosial Volume 1,
Universitas Pancasila, Jakarta, 2020.
17