Regita Widya Pramesti - Sifat Struktur Dalam Identifikasi Hewan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT STRUKTUR DALAM IDENTIFIKASI HEWAN

Dosen Pembimbing:
Rahmawati, S.Pi., M.Sc.

Disusun oleh:
Regita Widya Pramesti
21033010013
Kelas Paralel A2

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2021
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hewan adalah makhluk hidup yang dapat bergerak dan melakukan
kegiatan hidup tetapi tidak mampu berpikir [ CITATION Placeholder1 \l 1033 ]
Zoologi berasal dari dua kata Yunani diantaranya zoion, yang artinya
adalah “hewan” sedangkan logos, yang artinya “studi tentang”. Jadi dapat
disimpulkan bahwa defenisi zoologi ini ialah salah satu ilmu yang mempelajari
mengenai hewan, seperti perkembangan embrio, evolusi, distribusi ekologi,
prilaku, serta klasifikasi hewan [ CITATION Sri201 \l 1033 ]
Dari hasil penelitian, diperkirakan jumlah jenis tumbuhan lebih dari
300.000 dan jumlah jenis hewan lebih dari 1 juta. Karena hal tersebut maka
diperlukan adanya pengelompokan. Dalam ilmu biologi, pengelompokan
makhluk hidup disebut klasifikasi, dan cabang ilmu yang mempelajari disebut
taksonomi. Klasifikasi merupakan pengelompokan makhluk hidup berdasarkan
perbedaan dan persamaan cirinya. Cara pengelompokannya dilakukan dengan
berbagai dasar, mulai dari ciri morfologi, anatomi, fisiologi, sampai sejarah
evolusinya (filogeni) [CITATION Lil07 \l 1033 ].
Dalam proses pengklafikasian makhluk hidup perlu adanya proses
identifikasi. Identifikasi merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk
menentukan atau mengetahui identitas dari suatu jenis organisme. Metode
yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi makhluk hidup adalah dapat
dengan cara bertanya atau konfirmasi langsung kepada ahli, mencocokkan
specimen, atau dapat dengan cara menggunakan suatu instrument yang
bernama kunci determinasi [ CITATION Sia20 \l 1033 ].
Klasifikasi atau taksonomi sangat bermanfaat untuk mengelompokkan
hewan yang jumlahnya sangat banyak tersebut. Dalam praktikum kali ini, kita
akan mengamati beberapa hewan invertebrate dan vertebrata yaitu ikan
gurame dan kerang hijau.
1.2 Tujuan
Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengamati dan
mengetahui keanekaragaman fauna dan untuk mengetahui struktur dari fauna.
Selain itu, untuk mengetahui serta mempelajari bagaiamana cara
mengidentifikasi makhluk hidup terkhusus hewan.

1
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hewan Vertebrata


Hewan vertebrata adalah hewan dengan tulang punggung internal atau
tulang belakang. Istilah vertebrata berasal dari Bahasa Latin yaitu vertebratus
(Pliny), yang berarti gabungan dari tulang belakang. Hal tersebut mengacu pada
salah satu tulang atau segmen tulang belakang. Karakteristik dan definisi
vertebrata tersebut adalah memiliki tulang punggung, dimana notochord atau
komposisi batang kaku dan seragam yang ditemukan di semua chordates telah
digantikan oleh serangkaian tersegmentasi elemen kaku (vertebrae), dipisahkan
oleh sendi (diskus intervertebralis, berasal embryonically, dan evolusi dari
notochord). Namun, beberapa spesies telah kehilangan anatomi sekunder tersebut
(Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna, 2003 dalam Burhanuddin, 2018)
Vertebrata adalah salah satu di antara Subfilum dari Filum Chordata.
Subfilum vertebrata terdiri atas beberapa kelas di antaranya adalah Kelas
Agnatha, Kelas Placordemi (punah), Super kelas Pisces yang terdiri dari Kelas
Chondrichthyes (ikan bertulang rawan), dan Kelas Osteichtheys (ikan bertulang
sejati, Kelas Amphibia, Kelas Reptilia, Kelas Aves, dan Kelas Mamalia [CITATION
Han21 \l 1033 ]
Hewan-hewan yang termasuk dalam Chordata adalah semua hewan yang
tubuhnya dilengkapi dengan organ penyokong tubuh dalam, yang umumnya mulai
dari tingkat yang paling primitif atau sederhana bentuk tubuhnya mirip cacing
sehingga dinamakan tunicata, kemudian sejenis ikan Lancelet sampai pada tingkat
yang lebih maju atau sempurna, yaitu mamalia (Susatyo dan Sugiharto, Tanpa
Tahun).
Ke dalam vertebrata dapat dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang,
belut jeung, “lintah laut”, atau hagfish), amfibia, reptil, burung, serta hewan
menyusui. Kecuali jenis-jenis ikan, vertebrata diketahui memiliki dua pasang
tungkai. Vertebrata memiliki sistem otot yang banyak terdiri dari pasangan massa,
dan juga sistem saraf pusat yang biasanya terletak di dalam tulang belakang.
Sistem respirasi menggunakan insang atau paru-paru. Hewan dalam filum
Chordata menunjukkan ciri berbeda dari hewan Invertebrata dalam hal:
1. Adanya notokorda (korda dorsalis), yaitu sebuah tongkat gelatinosa yang
dapat berubah menjadi kaku, terletak di dorsal, dan hanya ada selama
beberapa stadium pertumbuhan.

3
2. Adanya tabung korda saraf yang terletak di dorsal dari notokorda.
3. Adanya celah-celah insang faringeal.
Chordata menunjukkan ciri adanya rongga tubuh (selom) yang tumbuh
dengan baik, sistem organ yang kompleks, bilateral simetris, segmentasi tubuh
yang jelas, di samping ciri yang telah disebut di atas. Filum Chordata terdiri dari
empat subfilum, yaitu Hemichordata, Urochordata, Cephalochordata dan
Vertebrata [ CITATION Kur21 \l 1033 ].
Tulang belakang pada vertebrata berasal dari perkembangan sumbu
penyokong tubuh primer atau notochord. Vertebrata memiliki beberapa ciri khas,
diantaranya yaitu adanya kolumna vertebrae yang disusun dari tulang rawan atau
tulang sejati, memiliki aktivitas yang umumnya tinggi, dan memperlihatkan
tingkatan safilasi yang sangat maju yaitu terakumulasi saraf dan organ perasa di
kepala (Haendel, 2014).
Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang :
1. Mempunyai tulang yang terentang dari belakang kepala sampai bagian
ekor.
2. Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
3. Tubuh berbentuk simetris bilateral.
4. Mempunyai kepala, leher, badan, dan ekor walaupun ekor dan leher
tidak mutlak ada contohnya pada katak.
Ciri alat tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai berikut :
1. Mempunyai kelenjar bundar, endoksin yang menghasilkan hormone
untuk pengendalian. Pertumbuhan dan proses fisiologis atau faal tubuh.
2. Susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
3. Bersuhu tubuh panas dan tetap (homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin
sesuai dengan kondisi lingkungan (poikiloternal)
4. System pernapasan/transpirasi dengan paru-paru (pulmonosum) kulit
dan insang operculum
5. Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang
terletak di sebelah vertran (depan) dan tulang belakang
6. Kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian dalam)
7. Alat reproduksi berpasangan kecuali pada burung, kedua kelenjar
kelamin berupa ovalium dan testis menghasilkan sel tubuh dan sel
sperma

4
8. Pisces memiliki peredaran darah tunggal, jantung beruang dua.
Amphibi memiliki peredaran darah ganda, jantung beruang tiga. Reptile
memiliki peredaran darah ganda, jantung beruang empat, sekat antar
ruang belum sempurna.
[ CITATION Bai10 \l 1033 ]
Vertebrata terdiri dari dua super kelas utama, yaitu superkelas Agnatha
(Vertebrata tidak berahang) dan Gnathosmata (Vertebrata berahang).
A. Agnatha
Hewan vertebrata yang masuk kedalam super kelas Agnatha memiliki
ciri ciri sebagai berikut.
a. Tidak memiliki rahang
b. Kerangka bertulang rawan
c. Lidah berbentuk parut
d. Notochord tetap ada sepanjang hidup
e. Hidup di air tawar dan air asin
f. Spesies yang hidup tidak memiliki anggota badan yang
berpasangan
Hewan vertebrata dari super kelas Agnatha dibagi menjadi dua kelas,
yaitu Myxini contoh dari kelas ini adalah Hagfish dan
Cephalaspidomorphi contoh dari kelas ini adalah Lamprey.
B. Gnathostomata
Hewan vertebrata yang termasuk kedalam super kelas
Gnathostomata memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Memiliki rahang
b. Notochord sebagian besar digantikan oleh vertebrae (tulang
belakang) pada sebagian besar spesies
c. Anggota badan berpasangan
Hewan vertebrata yang termasuk kedalam super kelas
Gnathostomata dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
1) Pisces (Ikan), contoh hewan dari kelas ini adalah ikan gurami,
ikan nila, ikan lele, dan masih banyak lagi. Ciri utama hewan
dari kelas pisces adalah tubuhnya yang ditutupi sisik, dan
bernafas menggunakan insang.
2) Aves (Burung), contoh hewan dari kelas ini adalah burung
merpati, burung jalak, burung elang, dan berbagai jenis burung

5
lainnya. Ciri utama dari kelas aves adalah bernafas
menggunakan diafragma, memiliki bulu, memiliki sayap untuk
terbang, dan berkembang biak dengan cara bertelur.
3) Reptilia (Reptil), contoh hewan dari kelas reptilia adalah buaya,
ular, Komodo, dan lain sebagainya. Ciri utama hewan kelas
reptilia adalah memiliki kulit yang bersisik
4) Mamalia, hewan yang termasuk dalam kelas ini mudah untuk
ditemukan contohnya adalah anjing, monyet, babi, dan
berbagai jenis hewan mamalia lainnya. Ciri utama kelas ini
adalah memiliki daun telinga dan memiliki kelenjar susu.
5) Amphibi, hewan yang termasuk kedalam kelas ini adalah
Katak. Ciri umum dari kelas ini adalah dapat hidup di dua alam,
yaitu darat dan air. Selain itu, amfibi dapat berkembang biak
dengan cara bertelur dan tubuhnya berkulit tipis, halus, dan
juga berpori.
[ CITATION War19 \l 1033 ]
2.2 Hewan Avertebrata
Dalam kehidupan sehari hari manusia lebih banyak menemukan hewan
vertebrata, sementara jumlah spesies hewan vertebrata hanya 5% dan selebihnya
merupakan avertebrata. Avertebrata merupakan hewan yang jenisnya tidak
memiliki tulang punggung antar ruas-ruas tulang belakang yang berlainan dengan
hewan vertebrata yang memiliki tulang belakang. Dalam pembagianya, hewan
avertebrata di bagi menjadi beberapa golongan yaitu filum Protozoa, Porifera,
Coelenterata, Platyhelmintes, Nemathelmintes, Annelida, Mollusca, Arthopoda, dan
Echinordemata ([ CITATION Suw05 \l 1033 ] dalam Alwi, Muhammad, & Bisi, 2018).
Hewan-hewan avertebrata sering dijumpai di daerah perairan seperti kolam,
kolam pasang, atau terumbu karang, atau juga dapat berupa serangga yang hidup
di darat [ CITATION Cam15 \l 1033 ].
Invertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang
belakang, invertebrata merangkum 95% spesies hewan yang diketahui.
Invertebrata menempati hampir setiap habitat bumi, mulai dari air mendidih yang
dilepaskan oleh lubang sembur hidrotermal laut dalam hingga hingga ke tanah
antartika yang berbatu dan beku. Invertebrata beradaptasi dengan sangat
bervariasi, sehingga menghasilkan keanekaragaman bentuk yang luar biasa, dari
spesies yang hanya terdiri dari sel-sel lapisan ganda yang pipih hingga spesies-

6
spesies lain dengan kelenjar pemintal sutra, duri-duri yang berputar, lusinan kaki
yang berbuku, atau tantakel yang ditutupi dengan mangkok penghisap [CITATION
Cic12 \l 1033 ].
Ada beberapa filum yang terdapat pada keanekaragaman invertebrata, yaitu :
1. Phylum Porifera
Porifera berarti memiliki pori-pori atau pore, melalui saluran-saluran atau
pori-pori ini, air terserap oleh sel khusus yang disebut dengan sel leher
(collar cell), yang menyerupai bentuk seperti cambuk. Jenis ini disebut
dengan koanosit (choanocyte). Sel leher ialah sel dengan bentuk seperti
kerah baju yang ada di sekeliling pangkal cambuk seperti pada
Choanoflagellata. Filum ini disebut dengan spons. Hewan spons
merupakan bentuk multiseluler yang primitive, dan kemungkinan dari
zaman Paleozoik kurang lebih sekitar 1,6 miliar tahun yang lalu. Spons
tidak mempunyai jaringan yang terorganisasi, sebagian besar hidup di
laut dan sebagian di darat, di dunia terdapat sekitar 5.000 jenis spons
yang berbeda [ CITATION Uun18 \l 1033 ].
2. Phylum Mollusca
Mollusca berasal dari Bahasa Romawi “Mollis” yang berarti lunak.
Mollusca diduga sudah ada sejak periode Cambrian atau 105 juta tahun
yang lalu. Ciri-ciri umum dari filum Mollusca adalah memiliki tubuh
bilateral simetris dan tidak bersegmen, umumnya memiliki cangkang,
memiliki extremitas, bentuk tubuh bervariasi, organ digesti, respirasi,
ekspirasi, dan reproduksi lengkap. Contoh hewan dari filum ini adalah
siput, kerang, dan cumi-cumi [ CITATION Nur18 \l 1033 ]
Mollusca adalah hewan inveterbrata yang berarti tidak memiliki kerangka,
tidak memiliki tulang belakang, memiliki tubuh yang lunak, dan termasuk
hewan yang berdarah dingin. Tubuh Mollusca terdiri dari tiga yaitu kepala,
mantel, dan kaki otot. Mollusca termasuk hewan hidup secara heterotrof
dengan memakan ganggang, udang, ikan atau pun sisa organisme.
Mollusca umumnya memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik dan
berperan sebagai indikator lingkungan, kebanyakan hidup di daerah
perairan dan menempel pada batu atau pada permukaan lain.[CITATION
NMD19 \l 1033 ]
3. Phylum Platyhelminthes

7
Platyhelminthes berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Platy” yang berarti
pipih dan “Helminthes” yang berarti cacing. Oleh karena itu filum ini sering
disebut dengan cacing pipih, cacing pipih adalah hewan triploblastic yang
paling sederhana. Ciri-ciri dari hewan Platyhelminthes adalah memiliki
tiga lapisan tubuh (triploblastic), tidak memiliki rongga tubuh, simetri
bilateral, memiliki sistem saraf berupa Ganglion anterior, sistem
pencernaan satu lubang, tidak memiliki sirkulasi, respirasi, dan ekskresi,
dan dapat hidup di air tawar ataupun asin, tempat yang lembab, atau di
dalam tubuh hewan lain. Contoh dari hewan dari filum ini adalah planaria,
cacing hati, dan cacing pita [CITATION Mar21 \l 1033 ].
4. Phylum Annelida
Annelida berasal dari Bahasa Yunani. Annelida berasal dari kata annulus
yang berarti cincin dan oidos yang berarti bentuk. Jadi, annelida adalah
cacing yang berbentuk cincin. Cacing ini hidup di air tawar, air laut, dan
daratan [ CITATION Oma07 \l 1033 ].
5. Phylum Arthropoda
Arthropofa berasal dari kata Arthres yang berarti bersendi-sendi dan
podos/poda yang berarti kaki. Sehingga dapat diartikan bahwa
Arthropoda adalah hewan yang memiliki kaki bersendi-sendi. Ciri-ciri
hewan Arthropoda adalah memiliki appendage yang beruas, tubuh
bilateral simetris, tubuh beruas-ruas dan terbungkus oleh chitin yang
merupakan exoskeleton, memiliki sistem saraf tangga tali, dan coelom
berukuran kecil dan berisi darah. Contoh hewan Arthropoda adalah laba-
laba, udang, lobster, dan masih banyak lagi [ CITATION Nur18 \l 1033 ].
6. Phylum Nemathelmithes
Nemathelminthes (nema=benang, helmins= cacing), dinamakan cacing
bulat tidak beruas untuk membedakannya dari filum cacing lainnya.
Cacing ini sering disebut juga cacing gilig karena bentuk tubuhnya bulat
panjang, tidak memiliki ruas-ruas, dan tertutup kutikula. Cacing gilig
digolongkan pada hewan tripoblastika pseudoselomata karena dinding
tubuhnya berlapis tiga, tetapi mempunyai rongga tubuh semu
(Romimoharto dan Juwana, 2001).
7. Phylum Echinodermata
Filum Echinodermata dalam Bahasa Yunani yang berarti kulit berduri.
Filum ini dapat ditemukan dalam hampir semua kedalaman laut.

8
Echinodermata memiliki tubuh simetris pentaradial, hewan jenis ini tidak
memiliki kepala, jenis kelamin terpisah, dan memiliki kaki tabung untuk
dipakai bergerak dan ada beberapa spesies yang menggunakannya
untuk menangkap mangsa. Contoh hewan dari filum ini adalah bintang
laut, teripang, dan beberapa kerabatnya [ CITATION Nur18 \l 1033 ]
8. Phylum Coelenterata
Kata Coelenterata berasala dari kata “Coilos” yang berarti rongga dan
“Enteron” yang berarti usus atau rongga (hewan yang berongga). Ciri-ciri
yang dimiliki oleh hewan Coelentrata adalah bersifat diplobalstis (memiliki
dua lapisan tubuh), simetri tubuh adalah radial simetris, memiliki mulut
dan tentakel yang berfungsiuntuk gerak, menangkap mangsa, dan
sebagai alat pertahanan. Contoh hewan dari filum Coelentrata adalah
karang meja,ubur-ubur bulan, anemone ujung gelembung, dan masih
banyak lagi [ CITATION Nur18 \l 1033 ]

9
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
 Handphone
 Piring/Wadah
 Kunci determinasi/ dikotomi
3.1.2 Bahan
 Ikan Gurame
 Kerang Hijau
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Specimen Ikan Gurame

Mengamati specimen
hewan Ikan Gurame

Menentukan termasuk
kedalam vertebrata atau
avertebrata

Menyiapkan kunci Menuliskan nama hewan


determinasi vertebrata dari pada kolom
modul praktikum biologi.

Mengamati ciri ciri dari


specimen yang diamati

Mencatat hasil pengamatan


Menuliskan kelas hewan dari tabel kunci determinasi
yang diamati vertebrata

10
3.2.2 Specimen Kerang Hijau

Mengamati specimen
hewan Kerang Hijau

Menentukan termasuk
kedalam vertebrata atau
avertebrata

Menyiapkan kunci Menuliskan nama hewan


determinasi avertebrata pada kolom
dari modul praktikum
biologi.

Mengamati ciri ciri dari


specimen yang diamati

Mencatat hasil pengamatan


Menuliskan kelas hewan dari tabel kunci determinasi
yang diamati avertebrata

11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada praktikum kali ini akan mengamati hewan, diperlukan ciri-ciri yang
sesuai dengan hewan. Dari ciri-ciri tersebut kemudian akan diketahui klasifikasi
dari hewan tersebut. Dari ciri-ciri tersebut nantinya akan dihubungkan dengan
kunci dikotomi dan akan mengetahui jenis hewan tersebut.

Nama Hewan

Ikan Gurame          

Ada rambut              
Ada bulu              
Struktur
Ada sisik X            
Kulit Tidak ada rambut, bulu dan
           
sisik
Ada sayap              
Ada kaki              
Anggota
Ada sirip X            
Badan Tidak ada sayap, kaki dan
           
sirip
Bertulang keras X          
Rangka
Bertulang rawan            
Ada gigi X            
Gigi-gigi
Tidak ada gigi            
Ada rahang X            
Rahang
Tidak ada rahang            

 Osteichthyes            

Kelas

Nama Hewan

12
Kerang
         
Hijau

Kerangka ada X

luar Tidak ada


radial
Simetri Sebagian bilateral X
badan
Sebagian spiral

Ada 3 pasang
Kaki jalan
yang Ada 4 pasang

berbuku Lebih dari 4 pasang


Tidak ada X
Segmentasi Ada
badan Tidak ada X

Lebih dari 4 pasang


Tentakel 4 atau kurang dari 4
Tidak ada X
2 pasang atau lebih
Antena 1 pasang
Tidak ada X

Palecypoda

Kelas

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang sifat struktur dan identifikasi hewan.
Identifikasi merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk menentukan atau

13
mengetahui identitas dari suatu jenis organisme. Metode yang dapat digunakan
dalam praktikum ini adalah dengan menggunakan kunci determinasi. Hal itu sesuai
dengan pendapat Siagian (2020) yang mengatakan bahwa Metode yang dapat
digunakan dalam mengidentifikasi makhluk hidup adalah dapat dengan cara
bertanya atau konfirmasi langsung kepada ahli, mencocokkan specimen, atau dapat
dengan cara menggunakan suatu instrument yang bernama kunci determinasi.
Karena banyaknya jenis hewan yang ada di dunia ini, maka diperlukan adanya
klasifikasi atau pengelompokan makhluk hidup. Cabang ilmu biologi yang
mempelajari tentang pengelompokan makhluk hidup disebut dengan taksonomi
Praktikum ini membahas tentang identifikasi hewan vertebrata dan avertebrata
(invertebrate). Vertebrata merupakan hewan yang memiliki tulang belakang atau
tulang punggung internal. Sedangkan avertebrata atau invertebrate merupakan
kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang punggung. Adapun
specimen yang diamati adalah ikan gurame dan kerang hijau.
Pada specimen pertama yaitu ikan gurame. Dari tabel hasil pengamatan
tersebut didapatkan bahwa ikan gurame masuk kedalam filum Pisces. Filum pisces
termasuk dalam super kelas Gnathostomata yang memiliki ciri-ciri yaitu memiliki
rahang, Notochord sebagian besar digantikan oleh vertebrae (tulang belakang) pada
sebagian besar spesies dan anggota badan berpasangan. Hal ini selaras dengan
pendapat yang diutarakan Wardhani (2019) yang menyatakan bahwa contoh hewan
dari kelas ini adalah ikan gurami, ikan nila, ikan lele, dan masih banyak lagi. Ciri
utama hewan dari kelas pisces adalah tubuhnya yang ditutupi sisik, dan bernafas
menggunakan insang.
Untuk menentukan Ikan Gurami masuk kedalam kelas apa, pertama kali yang
harus dilakukan adalah menyiapkan kunci determinasi dan tabel catatan yang
mencakup bentuk tubuh dan lain sebagainya. Karena specimen pertama ini
termasuk vertebrata, maka kita dapat menggunakan tabel hasil pengamatan dari
hewan vertebrata yang tersedia di dalam Modul Praktikum Biologi UPN “Veteran”
Jawa Timur.
Langkah pertama kita mengisi kunci dichotomus untuk kelas dalam subfilum
Vertebrata. Pertama, kita amati struktur kulit ikan, apakah ikan memiliki struktur kulit
yang memiliki rambut, bulu, sisik atau tidak memiliki rambut, bulu dan sisik sama
sekali. Dari hasil pengamatan di dapatkan bahwa ikan memiliki sisik. Maka, kita
tuliskan tanda X pada kolom sisik yang ada pada ikan. Kemudian kita amati anggota
badan ikan, apakah ikan memiliki anggota badan seperti sayap, kaki, sisik atau

14
malah tidak memiliki ketiganya. Setelah diamati, ternyata ikan memiliki sirip,
sehingga kita mengisi kolom sirip pada ikan dengan tanda X. Selanjutnya kita amati
rangka ikan, apakah bertulang keras atau bertulang rawan. Ternyata setelah diamati,
ikan gurami bertulang keras atau memiliki tulang sejati sehingga dapat kita tuliskan
tanda X pada kolom bertulang keras pada ikan gurame. Langkah selanjutnya yaitu
mengamati apakah ikan gurame memiliki gigi atau tidak memiliki gigi. Dari hasil
pengamatan didapatkan bahwa ikan memiliki gigi sehingga kita dapat memberi tanda
X pada kolom gigi yang ada pada ikan gurame. Kemudian kita amati apakah ikan
gurame memiliki rahang atau tidak. Setelah diamati, diketahui bahwa ikan gurame
memiliki rahang. Maka dapat kita tuliskan tanda X pada kolom rahang yang ada pada
ikan.
Setelah memberi tanda sesuai ciri-ciri yang sesuai dengan specimen.
Kemudian hubungkan ciri-ciri tersebut ke dalam kunci determinasi yang tersedia.
Dikarenakan ikan gurame memiliki struktur kulit yang memiliki sisik, dan tidak
memiliki bulu maupun rambut maka kita dapat memilih 1b dan 2b. Kemudian kita
dapat melanjutkan pencocokan ke nomor yang selanjutnya yaitu nomor 3. Dari hasil
pengamatan, ikan gurame memiliki rahang, sehingga kita dapat memilih nomor 3a.
Kemudian kita lanjutkan ke nomor 4 yaitu ada atau tidaknya sepasang sirip. Dan
hasil pengamatan menunjukkan bahwa Ikan gurame memiliki sepasang sirip
sehingga kita dapat memilih 4a. Kemudian kita mencocokan lagi dengan kunci
dichotomus nomor 5, dapat diketahui bahwa ikan gurame memiliki kerangka tulang
keras atau tulang sejati sehingga kita dapat memilih 5a. Dari semua ciri-ciri tersebut
dapat disimpulkan bahwa ikan gurame termasuk dalam kelas Osteichthyes. Hal ini
sesuai dengan yang di utarakan oleh Maskoeri, 1984 dalam Marliani (2015) bahwa
pada umumya yang dimaksud ikan adalah ikan-ikan yang masuk kelas Ostheichtyes,
tubuhnya berskeleton tulang keras, terbungkus oleh kulit yang bersisik, berbentuk
seperti torpedo, berenang dengan sirip, bernapas dengan insang.
Kemudian ada specimen kedua, yaitu kerang hijau. Pada tabel hasil
pengamatan diatas, ternyata kerang hijau termasuk kedalam filum Mollusca. Hal itu
sesuai dengan yang diutarakan oleh Nurhadi dan Yanti (2018) yang mengatakan
bahwa siput, kerrang, cumi-cumi, dan masih banyak hewan lainnya adalah termasuk
kedalam jenis Mollusca. Sebelum mengamati kerang hijau, siapkan terlebih dahulu
kunci determinasi dan tabel hasil pengamatan avertebrata, karena kerang hijau
termasuk kedalam hewan avertebrata.

15
Langkah pertama adalah amati kerang hijau tersebut memiliki kerangka luar
atau tidak. Ternyata setelah diamati lebih lanjut, kerang hijau memiliki kerangka luar
yang keras. Maka beri tanda “X” pada kolom memiliki kerangka luar. Setelah itu,
perhatikan ciri-ciri berikutnya, yaitu apakah berbentuk simetri radial, sebagian
bilateral, atau sebagian spiral. Ternyata kerang hijau bersimetri badan sebagian
bilateral. Kemudian perhatikan apakah kerang hijau memiliki kaki yang berbuku atau
tidak. Ternyata dari hasil pengamatan tidak ditemukan kaki yang berbuku satu
pasangpun. Setelah itu, perhatikan apakah kerang hijau memiliki segmentasi badan
atau tidak. Ternyata dari hasil pengamatan tidak ditemukan badan yang bersegmen.
Setelahnya lihat apakah kerang hijau memiliki tentakel atau tidak. Ternyata, kerang
hijau tidak memiliki tentakel sama sekali. Ciri-ciri yang terakhir adalah apakah kerang
hijau memiliki antenna pada tubuhnya. Ternyata jika diamati kerang hijau tidak
memiliki antenna pada tubuhnya. Setelah memperhatikan semua ciri-cirinya, maka
beri tanda di kolom yang sesuai dengan ciri-ciri tersebut.
Setelah memberi tanda pada tabel hasil pengamatan, maka dilanjutkan dengan
menghubungkannya dengan tabel kunci determinasi avertebrata yang sudah tersedia
pada Modul Praktikum Biologi UPN “Veteran” Jawa Timur. Dari hasil pengamatan
pertama, didapatkan bahwa kerang hijau tidak memiliki badan simetri radial, maka
kita diarahkan untuk melihat pernyataan nomor 3. Setelah melihat pernyataan nomor
3, ternyata kerang hijau memiliki rangka luar, maka kita diarahka ke kunci nomor 4.
Pada kunci nomor 4 terdapat pernyataan apakah memiliki kaki berbuku atau tidak.
Ternyata pada kerang hijau tidak memiliki kaki yang berbuku, maka terdapat hasil
bahwa kerang hijau termasuk kedalam filum Mollusca. Hal itu sesuai dengan yang
diutarakan oleh Nurhadi dan Yanti (2018) yang menyatakan kerang hijau termasuk
kedalam filum Mollusca.

16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Identifikasi adalah suatu proses yang dapat dilakukan untuk menentukan atau
mengetahui identitas dari suatu jenis organisme. Salah satu cara untuk
mengidentifikasi adalah dengan cara menggunakan kunci dikotomi.
2) Kunci determinasi digunakan dengan mencocokan ciri-ciri dari satu specimen
hingga menemukan spesies yang sesuai.
3) Hewan dibagi menjadi dua, vertebrata dan avertebrata. Hewan vertebrata
adalah hewan yang memiliki tulang belakang. Sedangkan hewan avertebrata
adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
4) Hewan vertebrata dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu pisces, aves, reptilia,
mamalia, dan amfibi.
5) Hewan avertebrata dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu Porifera,
Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Athropoda,
Mollusca, dan Enchinodermata
5.2 Saran
Dalam praktikum Sifat Struktur dan Identifikasi Hewan ini disarankan untuk
memberi specimen yang mudah didapat sehingga praktikum dapat berjalan dengan
lancer. Namun secara keseluruhan praktikum kali ini memberikan kita manfaat atau
pengetahuan tentang specimen specimen yang kita amati. Kita dapat
mengamatinya secara langsung dari dekat sehingga membuat kita mengingat lebih
baik jika diberi pernyataan yang serupa.

17
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, D., Swasta, J., & Adnyana, B. (2019). Studi Tentang Keanekaragaman dan
Kemelimpahan Mollusca Bentik Serta Faktor-Faktor Ekologis yang
Mempengaruhinya di Pantai Mengening, Kabupaten Badung, Bali. Jurnal
Pendidikan Biologi Undiksha, 147.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P.
V., & Jackson, R. B. (2015). Biology: a global approach . Harlow: Pearson
Education.
Alwi, D., Muhammad, S. H., & Bisi, S. (2018). Inventarisasi organisme avertebrata
terumbu karang di perairan Tanjung Dehegila Kabupaten Pulau Morotai.
JURNAL ILMU KELAUTAN KEPULAUAN, 1 (1) ; 71 – 83.

Handayani, Darmayani, S., Nendissa, S. J., Hasibuan, A. K., Dimenta, R. H.,


Indarjani, . . . Latumahina., F. S. (2021). Fisiologi Hewan. Bandung: Penerbit
Widina Bhakti Persada Bandung.

Maya, S., & Nurhidayah. (2020). Zoologi Invertebrata. Bandung: Widina Bhakti
Persada.

Romiharto dan Juwana, K. R. (2001). BIOLOGI LAUT . Ilmu Pengetahuan tentang


Biota Laut, 149.
Karmana, O. (2007). Cerdas Belajar Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Kurniawan. (2021). Academia Edu. Retrieved from Hewan Vertebrata:
https://www.academia.edu/9702214/Hewan_Vertebrata Diakses pada tanggal
16 Oktober 2021 pukul 11.17 WIB
Marliani, N. (2015). Spesies Ikan Bertulang Keras Ostheichtyes Hasil Tangkapan
Nelayan Di Kawasan Pante Raja Kabupaten Pidie Jaya. Prosiding Seminar
Nasional Biotik 2015, 58.
Marzuki, I. (2021). Eksplorasi Spons Indonesia : Seputar Kepulauan Spermonde.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Maskoeri. (1984). Zoologi Vertebrata. Surabaya: Wijaya Utama.
Rahmadina. (2012). Biologi Kesatuan dan Keanekaragaman Makhluk Hidup Edisi 12
Buku 1. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba.
Siagian, G. (2020). Taksonomi Hewan. Bandung: Penerbit Widina Bhakti Persada.
Sugiharto, P. S. (Tanpa Tahun). Ciri-ciri dan Pola Perkembangan Tubuh Hewan
Vertebrata. BIOL4212/MODUL 1.

18
Susanti, B. H., & Noor, M. F. (2010). Pengantar Zoologi Vertebrata. Jakarta: Lembaga
Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Suwignyo. (2005). Avertebrata Air Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya.


Wardhani, S. P. (2019). Intisari Biologi Dasar. Yogyakarta: Diandra Kreatif.
Yanti, Nurhadi, & Febri. (2018). Taksonomi Invertebrata. Yogyakarta: Deepublish.

Yanuhar, U. (2018). Avertebrata. Malang: Universitas Brawijaya Press.

19
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

IKAN GURAME
(Sumber : Dokumen Pribadi)

KERANG HIJAU
(Sumber : Dokumen Pribadi)

20
LAMPIRAN 2

KUNCI 1
Kunci dichotomus untuk kelas dalam subfilum Vertebrata
1a. Ada rambut Kelas Mamalia
1b
Tidak ada rambut Ke no.2
.
2a. Ada bulu Kelas Aves
2b
Tidak ada bulu Ke no.3
.
3a. Ada rahang Ke no.4
3b
Tidak ada rahang Kelas Aghnatha
.
4a. Ada sepasang sirip Ke no.5
4b
Tidak ada sepasang sirip Ke no.6
.
5a. Kerangka dari tulang keras Kelas Osteichthyes
5b
Kerangka dari tulang rawan Kelas Chondrichtyes
.
6a. Kulit bersisik Kelas Reptilia
6b
Kulit tidak bersisik Kelas Amphibia
.

KUNCI 2
Kunci dichotomus untuk beberapa subfilum Avertebrata
1a. Bahan simetri radial Ke no.2
1b
Bahan tidak simetri radial Ke no.3
.
2a. Ada tentakel badan lunak Filum Coelenterata
2b
Tidak ada tentakel badan keras dan kasar Filum Echinodermata
.
3a. Ada rangka luar Ke no.4
3b
Tidak ada rangka luar Ke no.5
.
4a. Ada kaki berbuku-buku Filum Arthropoda
4b
Tidak ada kaki berbuku-buku Filum Mollusca
.
5a. Badan bersegmen Filum Annelida
5b
Badan tidak bersegmen Filum Platyhelminthes
.

21

Anda mungkin juga menyukai