DI SUSUN OLEH :
Tiara 10100119074
Zul kasfiyan ruslan 10100119057
Zalfa Alfiah Hamdan 10100119057
Fahmi idris 10100119058
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
KELOMPOK 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era reformasi sekarang ini yang disertai krisis multidimensi di
segala bidang di antaranya dalam bidang hukum, timbul keprihatinan publik
akan kritik tajam sehubungan dengan kacaunya penegakan hukum di
Indonesia, dengan adanya penurunan kualitas hakim dan pengabaian
terhadap kode etik, serta tidak adanya konsistensi, arah dan orientasi dari
penegak hukum itu sendiri. Hal ini menyebabkan tidak adanya ketidakpastian
dan ketidakadilan hukum dan pihak yang sering disalahkan adalah aparat
penegak hukum itu sendiri, terutama seorang Hakim.
Hakim menurut Ensiklopedia Indonesia (1983, p. 1208), adalah salah
satu aparat penegak hukum (Legal Aparatus) yang sudah memiliki kode etik
sebagai standar moral atau kaedah seperangkat hukum formal,. Hakim
memiliki kedudukan dan peranan yang penting demi tegaknya Negara hukum.
Oleh karena itu, terdapat beberapa nilai yang dianut dan wajib dihormati oleh
penyandang profesi hakim dalam menjalankan tugasnya. Nilai disini diartikan
sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia, baik lahir maupun batin. Bagi manusia, nilai dijadikan landasan,
alasan, atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari
maupun tidak. Namun realitanya para kalangan profesi hakim belum
menghayati dan melaksanakan kode etik profesi dalam melaksanakan
profesinya sehari-hari, terlihat dengan banyaknya yang mengabaikan kode
etik profesi, sehingga profesi ini tidak lepas mendapat penilaian negatif dari
masyarakat. Profesi hakim merupakan profesi yang merdeka guna
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila demi
terselenggaranya Negara hukum Republik Indonesia. Di sini terkandung nilai
kemerdekaan dan keadilan. Selanjutnya, nilai keadilan juga tercermin dari
kewajiban hakim untuk menyelenggarakan peradilan secara sederhana,
cepat, dan biaya ringan, agar keadilan tersebut dapat dijangkau semua orang.
Dalam mengadili, hakim juga tidak boleh membeda-bedakan orang dan wajib
menghormati asas praduga tak bersalah. Kewajiban menegakkan keadilan ini
tidak hanya dipertanggungjawabkan secara horizontal kepada sesama
manusia, tetapi juga secara vertikal kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu
perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukumnya tidak ada atau kurang
jelas. Apabila hakim melihat adanya kekosongan hukum karena tidak ada
atau kurang jelasnya hukum yang mengatur suatu hal, maka ia wajib
menggali nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Nilai ini dinamakan
sebagai nilai keterbukaan. Disini juga terlihat jelas bahwa seorang hakim
dalam menjalankan tugasnya selain dibatasi norma hukum atau norma
kesusilaan yang berlaku umum juga harus patuh pada ketentuan etika profesi
yang terdapat dalam kode etik profesi. Kode etik sendiri merupakan
penjabaran tingkah laku atau aturan hakim baik di dalam menjalankan tgas
profesinya untuk mewujudkan keadilan dan kebenran maupun pergaulan
dalam masyarakat yang harus dapat memberikan contoh dan suri tauladan
dalam kepatuhan dan ketaatan atas hukum. Dalam hukum Islam pun
mendapat perhatian khusus melalui ayat-ayat Al-Qur’an dan AlHadits yang
membahas tentang Profesi Hakim seperti dibawah ini : “Hendaklah engkau
menghukum antara mereka menurut pengaturan yang diturunkan Alloh“
(QS.Al-Maidah:49). “Dan jika kamu menghukum antara manusia hendaklah
kamu hukum dengan seadil-adilnya“ (QS.An-Nisaa:58). “ Bahwa Allah adalah
Hakim yang seadil-adilnya “ (Q.S. At-Tin ayat 8 ) Islampun menjelaskan
bahwa hakim adalah seorang yang diberi amanah untuk menegakkan
keadilan dengan nama Tuhan atas sumpah yang telah diucapkan, dalam
pandangan Islam adalah kalimat Tauhid yang merupakan amalan yang harus
diwujudkan dalam bentuk satu kata dan satu perbuatan dengan niat
lillahita’alla. Sehingga pada setiap keputusannya benarbenar mengandung
kebenaran dan keadilan (Siregar, 1995)
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Tanggung jawab Etika Profesi Hakim Islam ?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui tanggung jawab Profesi Hakim Islam
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN