Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN PRODUKSI

NAMA : Krismantoro

NIM : 2065190008

PERENCANAAN PERSEDIAAN DI CARREFOUR

Supply Chain Management

Implementasi Supply Chain Management (SCM) di dalam suatu perusahaan menjadi bagian
penting untuk memperbaiki kemampuan kompetisi organisasi bisnis. Supply Chain
menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai dari supplier hingga pelanggan. Ada
berbagai pihak yang berperan dalam supply chain yaitu :

1. Supplier (chain 1), rantai pada supply chain dimulai dari supplier (pemasok), yang
merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran
barang akan mulai. Bahan pertama disini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah,
bahan penolong, suku cadang atau barang dagang.
2. Supplier-Manufacturer (chain 1-2). Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai
kedua, yaitu manufacturer yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan
barang (finishing). Hubungan antar kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi
untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventory carrying cost dapat dihemat dengan
mengembangkan konsep supplier partnering.
3. Supplier-Manufacturer-Distribution (chain 1-2-3). Dalam tahap ini barang jadi yang
dihasilkan disalurkan kepada pelanggan, dimana biasanya menggunakan jasa distributor
atau wholesaler yang merupakan pedagang besar dalam jumlah besar.
4. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4). Dari pedagang
besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail outlets). Walaupun ada beberapa
pabrik yang langsung menjual barang hasil produksinya kepada customer, namun secara
relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.
5. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 1-2-3-4-5).
Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chain dalam konteks ini
sebagai end- user.

Pengimplementasian SCM merupakan suatu proses yang sangat kompleks dimana banyak
hambatan yang dihadapi dalam pengimplementasinya. Banyak tahap yang perlu ditempuh
untuk mengimplementasi SCM di suatu perusahaan yang dimulai dari tahap perancangan
hingga tahap evaluasi dan continuous improvement. Tidak hanya itu, implementasi SCM
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari internal, seluruh manajemen puncak
dan eksternal, dan seluruh partner yang ada.

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT CARREFOUR

Seiring dengan berkembangnya suatu perusahaan, maka permintaan atas barang yang dijual
akan semakin banyak dan beragam. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan
perkembangan hypermarket dan supermarket yang ada di beberapa negara di Asia.
Tabel Perkembangan Supermart dan Hypermart di Indonesia

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan hypermarket dan supermarket di
Indonesia lebih pesat dibandingkan dengan negara lain di Asia. Perkembangan itu dapat
dicapai karena adanya rantai pasokan (supply chain management) yang baik. Terlebih bagi
peritel sekelas Carrefour, yang memiliki lebih dari 84 gerai yang tersebar di 28
kota/kabupaten di Indonesia dan bekerja sama dengan lebih dari 4 ribu pemasok. E-business
diterapkan dalam supply chain management Carrefour. Supply chain ini dapat didefinisikan
sebagai sekumpulan aktifitas yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang
mulai dari bahan baku paling awal hingga produk jadi pada konsumen akhir.

Carrefour mulai serius menerapkan e-business pada supply chain perusahaannya pada tahun
2007. Sebelumnya, supply chain yang digunakan sangatlah sederhana hanya berfungsi untuk
stok barang makanan siap saji. Penerapan e-business di Carrefour menggunakan sebuah
aplikasi yang disebut dengan Infolog. Aplikasi ini digunakan oleh Carrefour dalam
menerapkan supply chain management. Sebelum menggunakan InfoLog, InfoLog adalah
suatu aplikasi khusus untuk rantai pasokan dan mampu menajalankan Warehouse
Management System.

Contoh penggunaan InfoLog

Penggunaan InfoLog dimaksudkan untuk mengintegrasikan antara stok barang dan pemasok.
Sehingga Carrefour tidak mengalami lost of sales karena ketidaksediaan stok barang untuk
para pelanggannya. Tidak hanya itu, pemasok juga tidak mengalami kesulitan dalam hal
pendistribusian barang ke seluruh gerai yang dimiliki Carrefour karena harus melakukan
pengecekan status stok barang sendiri. Beberapa proses bisnis yang dapat dijalankan oleh

InfoLog antara lain Inbound Logistics, Perencanaan dan pengadaan persediaan, Operasi
Gudang, Outbound Logistics, Pelaporan. .Inbound Logistics adalah aktivitas penerimaan dan
penggudangan barang yang meliputi Advanced Shipping Notification (ASN),Reservasi
Lokasi, dan Put Away. Perencanaan dan pengadaan persediaan mengatur tiga tingkatan
persediaan yaitu tingkat persediaan minimum, tingkat persediaan maksimum, dan tingkat
reorder. Operasi gudang meliputi pendefinisikan tipe gudang, manajemen ruang berdasarkan
kapasitas dan volume, Cycle count dan stock adjustment. Outbond Logistics Aktivitas
outbound logistic meliputi Penangkapan pesanan pembeli, distribusi, dan penjualan,
pembuatan invoice dan packs. Laporan meliputi laporan cycle count, laporan kosong, dll.
Keseluruhannya dimuat dalam 4 modul yang berbeda yang keluarannya berupa laporan yang
diperlukan manajemen dan operator sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan
teknis dan strategi.

Supply chain yang dibangun oleh Carrefour didasarkan pada perhitungan tingkat optimasi
dari pabrik atau pemasok sampai ke rak (shelf) gerai. Penerapan dari proses just-in-time (JIT)
di pusat distribusi (Distribution Center/DC), yang disebut Cross Dock adalah metode yang
dipakai Carrefour untuk menganalisis setiap jenis produk dan supply chain pemasok. Tujuan
dari penerapan metode ini adalah untuk mengefisienkan proses sehingga stok di pusat
distribusi tidak perlu ada. Singkatnya, bila pemasok hari ini mengirimkan barang ke DC
Carrefour di Lebak Bulus, maka keesokan harinya barang sudah terkirim ke gerai-gerai.
Metode Cross Dock ini memungkinkan proses supply chain yang lebih transparan dalam hal
distribusi produk karena tidak ada produk yang tertumpuk di gudang.
Skema Supply Chain Sebelum Cross Dock

Gambar diatas adalah tampilan sebelum Carrefour menggunakan sistem Cross Dock di dalan
supply chainnya. Retailer perlu ke beberapa warehouse sebelum akhirnya mencapai gerai.
Proses ini memakan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 200-300 hari. Belum lagi terjadi
penumpukan barang di dalam warehouse. Penggunaan Supply Chain ini sudah lama, sekitar
20 tahun.

Skema Sistem Cross Dock

Setelah memakai sistem Cross Doock di dalam supply chain, proses distribusi barang
menjadi lebih mudah karena sudah teroganisir. Belum lagi karena barang setelah diperiksa
dan dikategorikan langsung dikirm ke gerai yang dituju sehingga tidak terjadi penumpukan
barang di warehouse.

Berbeda dengan konsep pemasok langsung mengirimkan barang, di dalam sistem Cross Dock
ini barang yang dikirim hanya barang yang dibutuhkan di gerai tersebut saja. Misalnya, gerai
Carrefour di Tamini butuh stok 10 barang yang berbeda dari 10 pemasok yang berbeda pula.
Biasanya, 10 truk akan datang ke gerai tersebut dengan membawa barang untuk gerai
Carrefour yang lain. Dengan adanya sistem ini, barang-barang yang distok oleh pemasok
dapat di kirim ke DC Carrefour. Selanjutnya, barang dari berbagai pemasok itu akan dipilah-
pilah sesuai dengan permintaan gerai. Jadi, truk yang datang ke gerai Carrefour di Tamini
hanya membawa barang yang dibutuhkan gerai tersebut.
Supply Chain yang dikembangkan oleh Carrefour bukan hanya berdasarkan proses
pergerakan fisik produk, melainkan memperhatikan pula aliran informasi. Penyederhanaan
dokumentasi untuk penagihan dari pemasok dan pembayaran oleh Carrefour diperhitugkan
juga. Hal ini dikarenakan keberhasilan rantai pasokan di peritel sangat ditentukan oleh aliran
informasi dari gerai sampai ke pemasok, dan sebaliknya, disertai sinkronisasi data kedua
pihak. Carrefour membangun rantai pasokan dengan mengandalkan dukungan pemasok
terhadap efisiensi yang diciptakan dalam rantai pasokan ini.

Central Order Pool (COP) dikembangkan untuk kebutuhan dalam proses aliran order, dimana
proses pengorderan dilakukan secara otomatis dan terpusat berdasarkan posisi stok di gerai
dan parameter-parameter lain. Untuk melakukan pemesanan barang ke seluruh pemasok,
Carrefour menggunakan gudang Electronic Data Interchange (EDI). Jika order sudah
diterima, pemasok bisa menerimanya melalui Web. Ada pula pemasok yang sudah
mengintegrasikannya dengan gudang ERP mereka. Selanjutnya, mereka menyampaikan
(submit) order gudang pabriknya, lalu barang pun dikirim ke DC Carrefour.Proses cycle
count (alias penghitungan stok menggunakan sampling setiap hari) diterapkan agar data stok
di gerai dan pusat distribusi akurat.

Skema EDI

Supply yang tersentralisasi itu memberi beberapa keuntungan, baik bagi Carrefour maupun
pemasok :
 Bagi pihak Carrefour, ketersediaan produk menjadi keuntungan utamanya.
Keuntungan ini juga merupakan keuntungan bagi pemasok, karena produk yang tersedia,
maka lost of sales akibat stok barang yang kosong dapat dihindari. Selain itum dengan
tersambungnya seluruh gerai ke DC Pondok Ungu dengan menggunakan satu gudang
ERP (single platform) sehingga waktu yang dibutuhkan untuk transfer dan kolaborasi
datanya menjadi real time. Mekanisme kerjanya, gudang ERP yang digunakan Carrefour
akan memicu ke pemasok melalui fasilitas e-business ataupun e-mail.
 Bagi pihak pemasok, keuntungan utamanya adalah proses yang lebih sederhana,
karena hanya memproses satu order. Pemasok juga hanya perlu mengirim produk ke satu
titik, sehingga lebih menghemat biaya pengiriman Gudang ERP mengirim produk ke
seluruh gerai. Tidak hanya itu saja, ketersediaan produk menjadi lebih terjamin, dan
terjaganya kinerja pemasok di Carrefour dalam hal service level.

Aplikasi Central Order Pool

Gambar diatas adalah skema dari aplikasi Central Order Pool. Di dalam aplikasi tersebut
terdapat OpenPro ERP Distribution yang menjadi dasar dari segala macam proses yang ada di
dalam Carrefour. Proses yang ada di Carrefour antara lain customer service yang menangani
permasalahan dengan pelanggan, EDI untuk menangani komunikasi dalam pemesanan,
purchasing yang digunakan untuk membeli persediaan. Inventory control yang berguna
dalam mengontrol persediaan barang, order entry yang berguna dalam memesan barang,
point of sale yang mengontrol harga penjualan, warehouse management yang berguna dalam
mengontrol data warehouse dan sales analysis yang berguna dalam memprediksi harga
penjualan.

Di masa mendatang, Carrefour tidak berorientasi ke dalam pengembangan gudang TI. Hal ini
dikarenakan gudang TI yang digunakan di Carrefour sudah memenuhi kebutuhan. Sasaran
utama yang akan dikembangkan oleh pihak Carrefour adalah menaikkan pemasok yang
memiliki service level rendah. Alasan menaikkan pemasok adalah agar pemasok profitnya
naik sehingga provit Carrefour juga ikut naik pula.

Sejak Carrefour menerapkan supply chain yang baru, PT Unilever Indonesia Tbk, salah satu
supplier besar yang menjadi pemasok Carrefour sejak 1998, merjadi salah satu pioneer yang
ikut serta dalam pengiriman terpusat (centralized delivery). Dengan gudang pengiriman
terpusat ini, Unilever sebagai pemasok tidak perlu lagi mengirim barang langsung ke gerai-
gerai Carrefour, tapi cukup ke gudang Carrefour. Carrefour kemudian akan mengirim barang
Unilever ke gerai gudang -sama dengan barang dari pemasok lain.

Sistem pengiriman terpusat ini merupakan kolaborasi yang baik antara Unilever dengan
Carrefour. Apabila dilihat dari rantai pasokan secara keseluruhan, kolaborasi ini
menghasilkan efisiensi yang bisa dinikmati gudang oleh Unilever dan Carrefour. Dengan
kapabilitas yang dimiliki Carrefour, gudang rantai pasokan yang baru ini bisa dikembangkan
untuk menjangkau daerah yang lebih luas.

Supply chain yang baru ini diakui pula oleh CV Mulyatama. Menurutnya, Pada gudang SCM
yang dikembangkan Carrefour sekarang ini penggunaan tenaga kerja lebih efisien.
Sebelumnya pengiriman dilakukan langsung ke gerai sehingga memerlukan lebih banyak
tenaga kerja. Dalam satu hari satu mobil maksimum hanya dapat menuju tiga gerai. Sekarang
pengiriman cukup dilakukan satu kali dan sudah mencakup seluruh gerai Carrefour.

KELEBIHAN PENERAPAN SCM DI CARREFOUR

Hasil data stok yang lebih akurat. Beberapa manfaat keakuratan data stok di Carrefour:

1. Mengetahui jumlah stok barang yang ada di Distribution Center maupun disetiap
gerai
2. Ketersediaan produk di gerai lebih terjamin.
3. Mengantisipasi terjadinya keterlambatan pengiriman barang maupun out of stock dari
pemasok
4. Memenuhi permintaan pelanggan pada saat yang dibutuhkan
5. Terjadinya efisiensi biaya karena mengurangi biaya penyimpanan, biaya transportasi,
markdown cost (penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal),
dan stock out cost.
6. Mengurangi inventori barang.
7. Mengurangi stok barang yang berlebih karena barang yang laku sudah diperkirakan
8. Menjamin kelancaran arus barang.
9. Barang dikirim ke setiap gerai dari Distribution Center tanpa adanya proses
penyimpanan digudang.
10. Menjamin mutu. Kualitas dan mutu lebih terjamin, karena barang langsung dari
pemasok dan didistribusikan langsung ke gerai-gerai, tanpa adanya pengendapan barang
di gudang.
KELEMAHAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Selain memiliki kelebihan, penerapan SCM yang baru juga memiliki kelemahan sebagai
berikut :

1. Memerlukan biaya maintenance yang besar


2. Memerlukan tenaga ahli di bidang IT untuk implementasi, maintenance, dan pelatihan
3. Kurangnya partisipasi pemasok dalam distribusi. Tingkat partisipasi pemasok untuk
bergabung dengan gudang distribusi masih kurang. Padahal, service level para pemasok
masih di bawah ekspektasi Carrefour. Saat ini, rata-rata pemasok yang mengantar
langsung ke gerai Carrefour memiliki service level50%. Misalnya, gudang pihak
Carrefour memesan 100 unit, mereka hanya mampu memasok 50 unit.

TANTANGAN PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Tantangan pada saat Penerapan SCM adalah sebagai berikut:

1. Merekrut tenaga ahli dibidang gudang informasi dan manajemen perusahaan


2. Membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi
3. Pelatihan manajemen perusahaan mengenai gudang yang baru.
4. Terjadi-nya data lag, karena pemesanan suplai ke pemasok berbasis online, maka
tidak menutup kemungkinan adanya data lag, penyebabnya dapat karena kerusakan alat
komunikasi atau koneksi internet.

PEMAKSIMALAN SCM DENGAN MENGGUNAKAN APO

Advanced Planner and Optimizer (APO) adalah sebuah aplikasi dari Jerman yang berbasis
SAP untuk supply chain management. Alat ini dirancang untuk memungkinkan suatu
organisasi untuk meningkatkan layanan terhadap pelanggan, dilain pihak, alat ini juga
mengurangi biaya. APO juga berguna untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan
perencanaan produksi, harga, penjadwalan, dan pengiriman produk. Cara kerja APO dengan
update real-time dari agen tentang jumlah permintaan pelanggan. Update tersebut digunakan
untuk membuat demand trigger APO yang meliputi penjadwalan pengiriman bahan baku dan
siklus produksi, meramalkan jumlah produksi yang tepat untuk perusahaan agar dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan dikemudian hari. Selain itu, APO juga dapat diintegrasikan
dengan SAP dan ERP.
APO sendiri terdiri dari 8 level yaitu network design, demand planning, supply network
planning, production planning and detailed scheduling, global availability, transportation
planning and vehicle scheduling dan supply chain collaboration. Penggunaan APO di dalam
Carrefour untuk memaksimalkan proses supply chain yang ada sehingga nantinya akan dapat
lebih menguntungkan perusahaan. Selaim itu, bagi pelanggan Carrefour penggunaan aplikasi
ini dapat memuaskan pelanggan karena pelayanan perusahaan yang makin meningkat.
PERAN E-BUSINESS DALAM SUPPLY CHAIN

Menurut Steve Alter (2002), e-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses
bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur,
penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi
komunikasi, gudang r, dan data yang telah terkomputerisasi.

Secara garis besar E-business dapat diartikan sebagai penggunaan internet untuk
berhubungan dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier. E-business memungkinkan suatu
perusahaan untuk berhubungan dengan gudang pemrosesan data internal dan eksternal secara
lebih efisien dan fleksibel. E-business berfungsi untuk mendukung bagian marketing,
produksi, accounting, finance dan human resource management. Proses transaksi online
memegang peranan yang sangat penting pada e-business.

Jalinan komunikasi anatara perushaan dengan konsumen secara rutin membuat perusahaan
mengetahui keinginan, kebutuhan dan tanggapan dari para konsumennya. Jaringan komunitas
konsumen yang terbentuk menciptakan kumpulankonsumen yang loyal sehingga
memudahkan perusahaan dalam mendistribusikan informasi mengenai produk. Hal ini berarti
perusahaan dapat menghemat biaya promosi dan meningkatnya jumlah konsumen tanpa
melakukan banyak promosi. Selain itu, keuntungan dari penerapan e-business di dalam
supply chain perusahaan adalah terjalinnya kerja sama yang lebih baik dengan para supplier
sehingga stok barang yang habis dapat diminimalisir.

Selain itu, e-business juga membawa dampak yang besar di dalam supply chain salah satunya
adalah meluasnya fasilitas komunikasi dalam organisasi yang mengakibatkan terbangunnya
kerja sama yang baik. Tidak hanya itu, e-business menyediakan kesempatan bagi sebuah
organisasi untuk meluaskan pasar mereka ke seluruh dunia sehingga dapat menaikan tingkat
permintaan dalam penggunaan barang atau jasa.

KESIMPULAN

Penerapan Sistem Manajemen Rantai (Supply Chain Management) dengan e-business dapat
mengoptimalkan proses bisnis dari segi pengeluaran biaya dan pendapatan. Pengoptimalan
ini dapat terjadi karena dengan menggunakan gudang Cross Dock, supplier tidak perlu
gudang ke seluruh gerai Carrefour hanya perlu gudang ke DC Carrefour. Selain itu, pihak
Carrefour pun akan diuntungkan karena tidak adanya lost of sales. Di lain pihak, pelanggan
pun akan diuntungkan karena barang yang mereka butuhkan tersedia.

SARAN

Penggunaan e-business dalam penerapan Supply Chain Management pada suatu perusahaan
sangat diperlukan untuk membantu perusahaan tersebut meningkatkan proses bisnisnya.
Maka dari itu, perlu pengkajian lebih dalam terhadap Carrefour Indonesia agar dapat
mengkaji berbagai alternatif udang dan perangkat lunak yang dapat diterapkan dalam
mendukung penerapan e-business yang lebih komperhensif.

DAFTAR PUSAKA

1. http://www.carrefour.co.id/shop/
2. https://www.carrefouruae.com/webstore/
3. http://it.toolbox.com/wiki/index.php/SAP_APO
4. Dwiyangtri, Teddy and Hidayatuloh, Sarip. 2012. Implementasi Sistem Supply Chain
Management (SCM) pada PT. Carrefour Indonesia, Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN
1979-0767
5. Carrefour Group Supply Chain Strategy. 2016. Group Commercial & Supply Chain
Department

Anda mungkin juga menyukai