Anda di halaman 1dari 36

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kegiatan Sebelum Tindakan

Sebelum melakukan penelitian penelitian, peneliti melakukan

pertemuan awal dengan kepala TK Negeri Pembina Kendari yaitu pada

tanggal 25 November 2016, pertemuan ini bermaksud untuk menyampaikan

tujuan dari peneliti yaitu mengadakan penelitian di TK Negeri Pembina

Kendari. Selanjutnya, kepala TK Negeri Pembina Kendari mengarahkan

peneliti untuk berdiskusi dengan guru kelompok B khususnya di kelompok

B5.6 yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan peneliti yaitu

meneliti tentang peningkatan kemampuan motorik kasar melalui gerak

lokomotor. Setelah peneliti berdiskusi dengan guru kelompok B5.6 akhirnya

mendapat kesepakatan untuk melakukan observasi awal pada 28 November

2016 sekaligus meminta kesediaan guru kelompok B5.6 sebagai observer

peneliti dalam pelaksanaan penelitian.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelompok

B5.6 menunjukkan bahwa peningkatan motorik kasar melalui gerak

lokomotor anak kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari masih rendah

yaitu berada pada kategori Belum Berkembang (BB) dan Mulai

Berkembang (MB). Hal tersebut terjadi karena proses pembelajaran atau

aktivitas anak di luar kelas tidak kondusif. Kondisi tersebut terjadi karena

47
48

guru menerapkan pembelajaran lebih fokus di dalam ruangan dan

pembelajaran di luar ruangan kurang. Sehingga kesempatan anak untuk

bergerak dan bermain bebas sangat kurang. Hal ini menyebabkan

kemampuan gerak dasar lokomotor anak belum optimal.

Berdasarkan hasil obsewasi awal sebelum pelaksanaan tindakan

penelitian dilakukan peneliti, dalam meningkatkan motorik kasar melalui

gerak lokomotor di kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari dapat di

lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Daftar Nilai Anak Didik pada Observasi Awal

Nilai
Hasil
No Nama Anak BSB BSH MB BB
obsevasi
**** *** ** *
1 Muh. Rifky 3,66 √
2 Galih Prasetyo 3,33 √
3 Abdillah Surya 2,33 √
4 Ahd Al Yasmin 2,33 √
5 Muh. Alfi J. 3,33 √
6 Raffi Caesar A. 3 √
7 Prabarana S. A. 1,33 √
8 Rizky Agung P. 1,33 √
9 Andi M. Rifky 3,33 √
10 Queen Bella V. 1,66 √
11 Nadia Trinita 2 √
12 Selsi Adiva G. 2 √
13 Nur Izzaty S. 3,66 √
14 Aulya Dwi P. 3,33 √
15 Putu Tantri D. 2,33 √
16 Asrilianti 2,33 √
17 Muh.Afriansyah 3,33 √
18 Muh. Alfaisar 2,33 √
19 Muh. Alif A. 2,33 √
20 Putri Bunga C. 1,33 √
21 Elvina Falerif E. 3,33 √
22 Muh. Iksan A. 3,66 √
23 Firmansyah 2,33 √
24 Bilal 2,33 √
Jumlah 3 6 11 4
(Sumber: diolah dari penelitian, 2016)
49

Berdasarkan data pada tabel 4.1, menunjukkan bahwa rata-rata

perolehan nilai anak mencapai 1,5-2,49 atau berada pada taraf kategori

Mulai Berkembang (MB) atau bintang (**). Berdasarkan hasil pengolahan

data pada observasi awal, selanjutnya dilakukan analisis keberhasilan secara

klasikal untuk penilaian observasi awal dalam kegiatan gerak lokomotor di

kelompok B TK Negeri Pembina Kendari, dan diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.2 Perhitungan Nilai Klasikal pada Observasi Awal

Kategori Jumlah Anak Presentase (%)


Berkembang Sangat Baik (BSB) 3 12,5
Berkembang sesuai Harapan (BSH) 6 25
Mulai Berkembang (MB) 11 45,8
Belum Berkembang (BB) 4 16,7
Jumlah 24 100%
(Sumber: diolah dari penelitian, 2016)

Data hasil perhitungan pada tabel 4.2 tersebut, dapat dijelaskan

bahwa secara klasikal peningkatan motorik kasar melalui gerak lokomotor

di kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari saat terakhir penilaian, rata-

rata anak memiliki perolehan nilai bintang (**) atau Mulai Berkembang

(MB) yang diperoleh oleh 11 orang anak atau sebesar 45,8%, dengan kata

lain sebagian besar anak belum mampu memenuhi target ketercapaian

dalam indikator keberhasilan dalam kegiatan penilaian sehingga hal ini

perlu diberikan bantuan secara langsung dan bimbingan secara menyeluruh

pada kegiatan tersebut. Tampak dalam penelitian ada 6 orang anak

memperoleh nilai bintang (***) atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

atau sebesar 25% dan 3 orang anak yang memperoleh nilai bintang (****)
50

atau Berkembang Sangat Baik (BSB) atau sebesar 12,5%, namun terdapat 4

orang anak yang memperoleh nilai bintang (*) atau Belum Berkembang

(BB) atau sebesar 16,7%. Dengan demikian, peneliti akan merumuskan

kembali dengan guru Kelompok B5.6 untuk menerapkan kegiatan

pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan motorik kasar anak

melalui gerak lokomotor pada tindakan siklus I.

2. Deskripsi Tindakan Siklus I

Penelitian yang dilakukan yaitu dua siklus. Setiap siklus

dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Tahapan penelitian yang dilakukan

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Masing-masing tahapan ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada siklus I ini dimulai dengan tahap perencanaan. Tahap

perencanaan pada siklus I ini, peneliti berdiskusi dengan guru kelas

kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari tentang kegiatan yang akan

diberikan selama penelitian. Peneliti memberikan penjelasan terlebih

dahulu tetang kegiatan gerak lokomotor yang dapat mengembangkan

motorik kasar anak.

Peneliti bersama guru kelas membuat rencana program

pembelajaran harian (RPPH), lembar observasi aktivitas anak dan lembar

observasi aktivitas guru/peneliti, sesuai dengan program semester TK

Negeri Pembina Kendari dan disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.


51

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan Rencana Program Pembelajaran Harian

(RPPH) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dengan tema kendaraan

yang dilaksanakan pada tanggal 10, 11, dan 13 April 2017. Kegiatan

yang ada pada siklus I ini terdiri dari kegiatan merangkak, berjalan jinjit

di garis lurus, dan meloncati benda dengan tumpuan satu kaki. Pada

siklus ini kegiatan lokomotor dilakukan anak sendiri-sendiri secara

bergantian.

Untuk pelaksanaan tindakan dari setiap pertemuan akan

dijabarkan pada uraian berikut:

1. Pertemuan I

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 April

2017, pada pukul 07.30 – 10.30 WITA. Tema pada minggu ini adalah

Kendaraan dengan sub tema kendaraan darat. Tingkat pencapaian

perkembangan yang akan dijadikan penelitian ini adalah melakukan

gerakan merangkak. Indikator yang akan dikembangkan adalah

mampu melakukan gerakan merangkak.

Guru mengawali pembelalajaran dengan salam, berdoa dan

presensi. Anak menyanyikan lagu Mars TK Negeri Pembina di

lanjutkan dengan menyebutkan tata tertib di dalam kelas dan

mengucapkan pancasila. Setelah melakukan kegiatan apersepsi, guru

menjelaskan tentang kegiatan fisik hari ini yaitu kegiatan gerak


52

lokomotor yang akan dilaksanakan di halaman taman bermain anak.

Anak di ajak membentuk lingkaran, bernyanyi dan melakukan

gerakan pemanasan.

Selesai melakukan gerakan pemanasan, anak melihat kegiatan

lokomotor yang sudah disiapkan guru. Guru memberi contoh

bagaimana cara melakukan gerakan merangkak yang benar. Setelah

itu, guru meminta anak untuk melaksanakan gerakan merangkak

secara bergantian satu persatu. Untuk menstabilkan kembali kondisi

tubuh anak, maka anak melakukan gerakan pendinginan.

Selanjutnya guru mengajak anak masuk dalam kelas dan

bersiap untuk makan, guru membimbing anak mengucapkan syair

sebelum makan dan berdoa sebelum makan. Setelah anak selesai

makan, guru membimbing anak berdoa sesudah makan. Setelah itu

guru mempersilahkan anak bermain diluar kelas.

Selanjutnya, anak dimasukkan kembali dalam ruangan untuk

bersiap pulang. Sebelum pulang guru mereviuw kembali kegiatan

yang di laksanakan hari ini, setelah itu guru membimbing anak

mengucapkan doa pulang sekolah dan salam.

2. Pertemuan II

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 April

2017, pada pukul 07.30 – 10.30 WITA. Tema pada minggu ini adalah

Kendaraan dengan sub tema kendaraan darat. Tingkat pencapaian

perkembangan yang akan dijadikan penelitian ini adalah melakukan


53

berjalan jinjit digaris lurus dengan seimbang. Indikator yang akan

dikembangkan adalah mampu melakukan berjalan jinjit di garis lurus

dengan seimbang.

Guru mengawali pembelalajaran dengan salam, berdoa dan

presensi. Anak menyanyikan lagu Mars TK Negeri Pembina di

lanjutkan dengan menyebutkan tata tertib di dalam kelas dan

mengucapkan pancasila. Setelah melakukan kegiatan apersepsi, guru

menjelaskan tentang kegiatan fisik hari ini yaitu kegiatan gerakan

berjalan jinjit digaris lurus yang akan dilaksanakan di taman bermain.

Anak di ajak keluar di luar kelas dan berbaris secars horizontal dengan

rapi menuju di taman bermain, kemudian guru mengajak anak

bernyanyi dan melakukan gerakan pemanasan.

Selesai melakukan gerakan pemanasan, anak melihat kegiatan

lokomotor yang sudah disiapkan guru. Guru memberi contoh

bagaimana cara melakukan gerakan berjalan jinjit yang seimbang.

Setelah itu, guru meminta anak untuk melaksanakan gerakan berjalan

jinjit digaris lurus secara bergantian satu persatu. Untuk menstabilkan

kembali kondisi tubuh anak, maka anak melakukan gerakan

pendinginan.

Selanjutnya guru mengajak anak masuk dalam kelas dan

bersiap untuk makan, guru membimbing anak mengucapkan syair

sebelum makan dan berdoa sebelum makan. Setelah anak selesai


54

makan, guru membimbing anak berdoa sesudah makan. Setelah itu

guru mempersilahkan anak bermain diluar kelas.

Selanjutnya, anak dimasukkan kembali dalam ruangan untuk

bersiap pulang. Sebelum pulang guru mereviuw kembali kegiatan

yang di laksanakan hari ini, setelah itu guru membimbing anak

mengucapkan doa pulang sekolah dan salam.

3. Pertemuan III

Pertemuan terakhir pada siklus I ini dilaksanakan pada hari

kamis tanggal 13 April 2017. Sub tema kendaraan darat. Tingkat

pencapaian perkembangan kegiatan motorik kasar hari ini adalah

melakukan gerakan meloncat dengan tumpuan satu kaki. Indikator

yang dikembangkan adalah meloncat dengan tumpuan satu kaki.

Guru mengawali pembelalajaran dengan salam, berdoa dan

presensi. Anak menyanyikan lagu Mars TK Negeri Pembina di

lanjutkan dengan menyebutkan tata tertib di dalam kelas dan

mengucapkan pancasila. Setelah melakukan kegiatan apersepsi, guru

menjelaskan tentang kegiatan fisik hari ini yaitu kegiatan gerakan

meloncat yang akan dilaksanakan di taman bermain. Setelah itu, guru

mengajak anak di luar kelas dan membentuk horizontal dengan rapi

menuju di taman bermain, kemudian guru mengajak anak bernyanyi

dan melakukan gerakan pemanasan.

Selesai melakukan gerakan pemanasan, anak melihat guru

mencontohkan gerakan meloncat yang benar. Selanjutnya, guru


55

mengajak anak melakukan gerakan meloncat sesuai dengan desain

kegiatan lokomotor secara bergantian. Setelah melaksanakan kegiatan

anak melakukan gerakan pendinginan, dan mengucapkan Hamdalla.

Setelah itu guru menjelaskan manfaat melakukan gerakan pemanasan

sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan.

Selanjutnya guru mengajak anak masuk dalam kelas dan

bersiap untuk makan, guru membimbing anak mengucapkan syair

sebelum makan dan berdoa sebelum makan. Setelah anak selesai

makan, guru membimbing anak berdoa sesudah makan. Setelah itu

guru mempersilahkan anak bermain diluar kelas.

Selanjutnya, anak dimasukkan kembali dalam ruangan untuk

bersiap pulang. Sebelum pulang guru mereviuw kembali kegiatan

yang di laksanakan hari ini, setelah itu guru membimbing anak

mengucapkan doa pulang sekolah dan salam.

c. Pengamatan

Observer mengamati pelaksanaan tindakan pada siklus I

pertemuan I sampai dengan pertemuan II dari awal sampai akhir

pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak

melalui gerak lokomotor. Setiap pertemuan menggunakan lembar

observasi tentang aktivitas guru dan anak.


56

1) Aktivitas Mengajar Guru pada Siklus I

Pada awal pembelajaran guru menyiapkan anak untuk memulai

belajar, mengucapkan salam, membimbing anak untuk berdoa

sebelum belajar dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Hasil analisis observasi guru sesuai dengan lembar observasi

sebanyak 14 aspek yang diamati. Pada siklus I skor yang dicapai oleh

guru dari 14 aspek hanya 10 aspek 71,4% diantaranya: (1)

Mempersiapkan perlengkapan media bermain yang akan digunakan

dalam kegiatan pembelajaran; (2) guru mengucapkan salam; (3) guru

mengecek kehadiran peserta didik dan kesiapan dalam mengikuti

kegiatan; (4) Guru menjelaskan tentang kegiatan gerak lokomotor

yang akan dilaksanakan; (5) guru menunjukkan media/alat untuk

melakukan kegiatan gerak lokomotor; (6) guru memberikan arahan

kepada anak untuk melakukan pemanasan saat sebelum melakukan

kegiatan gerak lokomotor (7) guru Membantu anak membentuk

barisan secara horizontal; (8) guru memberikan contoh cara gerakan

lokomotor dan motivasi anak dalam mengikuti kegiatan; (9) guru

memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir dan memahami

tentang kegiatan gerak lokomotor; dan (10) guru mengarahkan anak

untuk melakukan kegiatan refleksi kepada anak setelah melaksanakan

kegiatan gerak lokomotor. Sedangkan yang tidak tercapai sebanyak 4

aspek 28,6% diantaranya: (1) guru tidak menyampaikan tujuan

kegiatan; (2) guru tidak melakukan appersepsi dengan tema/sub tema


57

yaitu Kendaraan; (3) guru tidak meminta anak untuk bertanya; dan (4)

guru tidak membimbing anak dalam kegiatan gerak lokomotor. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut:

Gambar 4.1 Histogram hasil analisis aktivitas mengajar guru siklus I

80
71.4
70

60

50

40

30 28.6

20

10

0
Siklus I

Ketercapaian Column1

Berdasarkan diagram aktivitas mengajar guru bahwa hasil

aktivitas mengajar guru pada siklus I selama tiga kali pertemuan baru

mencapai 71,4%. Sedangkan aktivitas mengajar guru yang belum

tercapai yaitu 28,6% dengan demikian hasil aktivitas mengajar guru

pada siklus I belum maksimal, sedangkan standar ketercapaian

aktivitas mengajar guru yang harus dicapai ≥ 75% sehingga dapat

dikatakan berhasil.

2) Aktivitas Belajar Anak pada Siklus I

Hasil pengamatan terhadap anak didik meliputi mendengarkan

guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mendengarkan cerita guru


58

dengan tertib, anak melakukan kegiatan gerakan dan mendengarkan

kesimpulan terhadap kegiatan yang dilakukan.

Analisis hasil pengamatan anak didik sesuai dengan lembar

observasi pada siklus I sebanyak 13 aspek yang diamati diharapkan

tercapai, namun yang tercapai sebanyak 9 aspek (69,3%) di antaranya:

(a) menjawab salam dari guru (b) Keantusiasan anak melaksanakan

kegiatan gerakan lokomotor (c) anak mampu berbaris secara rapi

secara horizontal (d) anak melakukan pemanasan sebelum

melaksanakan kegiatan gerak lokomotor (e) anak memperlihatkan

sikap bersahabat kepada guru dan teman-tamannya (f) anak mampu

memahami kegiatan yang dijelaskan oleh guru. (g) menampakkan

ketertarikan dan rasa senang terhadap kegiatan yang dibawakan oleh

guru; (h) Aktif dan senang mengikuti kegiatan dan memperlihatkan

kemampuannya dalam gerak lokomotor (i) anak melakukan kegiatan

refleksi setelah melakukan kegiatan gerakan lokomotor. Sedangkan

yang tidak tercapai sebanyak 4 aspek (30,7%) di antaranya: (a) anak

tidak memperlihatkan sikap tenang saat mendengarkan instruksi dari

guru (b) anak tidak mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai

kegiatan gerak lokomotor; (c) kurangnya kemampuan anak dalam

melaksanakan kegiatan gerakan lokomotor; dan (d) Anak tidak

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada histogram berikut:


59

Gambar 4.2 Histogram Hasil Analisis Aktivitas Belajar Anak Didik


Siklus I

80
69.3
70
60
50
40
30.7
30
20
10
0
Siklus I

Ketercapaian Column1

Peneliti berkolaborasi dengan guru kelompok B5.6 melakukan

evaluasi atau penilaian pada akhir siklus I. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kemampuan motorik kasar anak melalui gerak lokomotor.

Evaluasi dilakukan secara individu, karena dengan cara ini peneliti

bisa melihat kemampuan motorik kasar anak atas tindakan yang

diberikan. Dalam pencapaian keberhasilan, anak didik dikelompokkan

dalam empat kategori yaitu berkembang sangan baik (BSB),

berkembang sesuai harapan (BSH), mulai berkembang (MB), dan

belum berkembang (BB).

Untuk melihat data hasil perhitungan individual pada siklus I

dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Perhitungan Nilai Individual pada Siklus I


Hasil Nilai
No Nama Anak
Perhitungan BSB BSH MB BB
1 Muh. Rifky 3,66 √
2 Galih Prasetyo 3,66 √
3 Abdillah Surya 3,33 √
4 Ahd Al Yasmin 3,33 √
5 Muh. Alfi J. 3 √
6 Raffi Caesar A. 3,33 √
60

7 Prabarana S. A. 1,33 √
8 Rizky Agung P. 1,66 √
9 Andi M. Rifky 3,33 √
10 Queen Bella V. 2,33 √
11 Nadia Trinita 2,33 √
12 Selsi Adiva G. 2,33 √
13 Nur Izzaty S. 3,66 √
14 Aulya Dwi P. 3,66 √
15 Putu Tantri D. 2,33 √
16 Asrilianti 3 √
17 Muh.Afriansyah 3,66 √
18 Muh. Alfaisar 3 √
19 Muh. Alif A. 2,66 √
20 Putri Bunga C. 2 √
21 Elvina Falerif E. 3,66 √
22 Muh. Iksan A. 3,66 √
23 Firmansyah 3,33 √
24 Bilal 3,66 √
Jumlah 8 9 6 1
(Sumber: diolah dari penelitian, 2017)

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.3 tersebut,

menunjukkan bahwa rata-rata perolehan nilai anak didik berada pada

taraf nilai bintang (***) atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH).

Data hasil evaluasi seperti yang ditampilkan pada tabel 4.3, maka

dilakukan analisis keberhasilan tindakan secara klasikal dan diperoleh

hasil seperti tampak pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Perhitungan Nilai Klasikal pada Siklus I


Kategori Jumlah Anak Persentase (%)
Berkembang Sangat Baik (BSB) 8 33,33
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 9 37,5
Mulai Berkembang (MB) 6 25
Belum Berkembang (BB) 1 4,17
Jumlah 24 100
(Sumber: diolah dari penelitian, 2017)

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 4.4 terlihat bahwa

secara klasikal kegiatan meningkatkan kemampuan motorik kasar

anak melalui gerak lokomotor pada kelompok B5.6 TK Negeri


61

Pembina Kendari pada tahap evaluasi siklus I, rata-rata anak didik

memperoleh nilai bintang (***) atau Berkembang Sesuai Harapan

(BSH) dengan persentase 37,5% yaitu 9 orang anak didik dari 24 orang

anak secara keseluruhan. Nilai bintang (****) atau berkembang

Sangat Baik (BSB) dengan persentase 33,33% yaitu diperoleh 8 orang

anak didik, untuk nilai bintang (**) atau mulai berkembang (MB)

dengan persentase 25% yaitu diperoleh 6 orang anak didik, sedangkan

untuk nilai bintang (*) atau Belum Berkembang (BB) dengan

persentase 4,17% yaitu diperoleh 1 orang anak didik. Berdasarkan

hasil evaluasi tersebut, sebagian besar anak sudah dapat melaksanakan

kegiatan dengan baik namun belum mencapai indikator kinerja yaitu

75% jika anak didik memperoleh nilai Berkembang Sesuai Harapan

(BSH) dan berkembang Sangat Baik (BSB).

Berdasarkan perolehan nilai anak didik yang ditampilkan pada

tabel 4.3 dan tabel 4.4, dapat dinyatakan bahwa program kegiatan

dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui gerak

lokomotor pada Kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari secara

klasikal pada siklus I mencapai tingkat keberhasilan sebesar 70,8%

yang dicapai oleh 17 orang anak didik, dimana 8 orang anak

memperoleh nilai bintang (****) atau berkembang Sangat Baik (BSB)

dengan persentase 33,33% dan 9 orang anak memperoleh nilai bintang

(***) atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dengan persentase

37,5%. Hal ini dapat dihubungkan dengan indikator kinerja yang


62

ditetapkan yaitu jika anak didik mencapai tingkat perolehan nilai

keberhasilan sebesar 75%, sementara tindakan siklus I yang

dilaksanakan hanya mencapai perolehan nilai sebesar 70,8%, maka

dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan ini belum terselesaikan dan

hal ini akan dilanjutkan pada tahapan siklus selanjutnya yaitu siklus II.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada pelaksanaan kegiatan

untuk siklus I, maka terlihat bahwa kegiatan penelitian yang

dilaksanakan belum terselesaikan terutama dalam meningkatkan

kemampuan motorik kasar anak melalui gerak lokomotor pada kelompok

B5.6 yang secara klasikal diperoleh nilai keberhasilan mencapai 70,8%,

sedangkan indikator keberhasilan yang harus dicapai ≥ 75% atau

mencapai hasil konversi bobot nilai antara 2,50–4,00 atau Berkembang

Sesuai Harapan (BSH) dan Berkembang Sangat Baik (BSB).

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap kegiatan penelitian

tindakan siklus I dan hasil temuan-temuan yang diperoleh, maka peneliti

bekerjasama dengan guru Kelompok B5.6 menilai dan mendiskusikan

kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan

tindakan siklus I, serta harus segera melaksanakan persiapan dan

membuat perencanaan dengan matang, segala yang dilakukan pada

tindakan siklus I harus dicermati dan diperbaiki kembali. Setelah

mengetahui kekurangan yang terjadi pada siklus I, baik itu yang

dilakukan oleh guru maupun anak, maka pada pembelajaran siklus II


63

guru akan mencoba meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan

sebelumnya, sehingga hasil belajar pada kegiatan gerak lokomotor sesuai

dengan yang diharapkan yaitu mencapai indikator kinerja 75%.

3. Deskripsi Tindakan Siklus II

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II sama dengan

tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan

tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Masing-masing tahapan

ini diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kelompok B5.6

kembali mendiskusikan rencana yang akan digunakan untuk

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui gerak lokomotor

dipertemuan kedua. Penyusunan perencanaan pada siklus II ini dilakukan

sama pada pertemuan sebelumnya dengan mempertimbangkan berbagai

kelemahan-kelemahan sebelumnya. Penyusunan rencana ini berupa

persiapan materi serta media yang akan digunakan. Dalam hal ini guru

menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), lembar

observasi aktivitas anak dan lembar observasi aktivitas guru, dan juga

merencanakan pembelajaran yang mencakup metode mengajar dalam

kelas maupun di luar ruangan nantinya, mengalokasikan waktu dengan

semaksimal mungkin.
64

b. Pelaksanan Tindakan

Tindakan penelitian pada siklus II, peneliti melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan Rencana Program Pembelajaran Harian

(RPPH) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dengan tema kendaraan

yang dilaksanakan pada tanggal 17, 18, dan 19 April 2017. Kegiatan

yang ada pada siklus II ini terdiri dari kegiatan berjalan di atas papan

titian, meloncati benda dengan tumpuan dua kaki, koordinasi berjalan

dan meloncat.

Kegiatan ini dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.

Pelaksanaan teori yang sudah di siapkan sebelumnya dan diharapkan

berjalan secara efektif. Sebelum proses pembelajaran dimulai peneliti dan

observer menyiapkan alat dan media serta instrumen penelitian yang

diperlukan antara lain: (a) merancang rencana pembelajaran sebagai

pedoman dalam Kegiatan Belajar Mengajar yakni rencana pelaksanaan

pembelajaran harian (RPPH). (b) menyiapkan sarana untuk dokumentasi,

pencatatan kegiatan mengajar dan lembar observasi. (c) menyiapkan

media pembelajaran yakni pembelajaran pada gerak lokomotor.

Untuk pelaksanaan tindakan setiap pertemuan akan dijabarkan

pada uraian berikut ini:

1. Pertemuan I

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 April

2017, pada pukul 07.30 – 10.30 WITA. Tema pada minggu ini adalah

Kendaraan dengan sub tema kendaraan laut. Tingkat pencapaian


65

perkembangan yang akan dijadikan penelitian ini adalah melakukan

gerakan berjalan di atas papan titian. Indikator yang akan

dikembangkan adalah mampu melakukan gerakan berjalan di atas

papan titian.

Guru mengawali pembelalajaran dengan salam, berdoa dan

presensi. Anak menyanyikan lagu Mars TK Negeri Pembina di

lanjutkan dengan menyebutkan tata tertib di dalam kelas dan

mengucapkan pancasila. Setelah melakukan kegiatan apersepsi, guru

menjelaskan tentang kegiatan fisik hari ini yaitu kegiatan gerak

lokomotor yang akan dilaksanakan di halaman taman bermain anak.

Anak di ajak membentuk lingkaran, bernyanyi dan melakukan

gerakan pemanasan.

Selesai melakukan gerakan pemanasan, anak melihat kegiatan

lokomotor yang sudah disiapkan guru. Guru memberi contoh

bagaimana cara melakukan gerakan berjalan di atas papan titan yang

benar. Setelah itu, guru meminta anak untuk melaksanakan gerakan

berjalan di atas papan titian secara bergantian satu persatu. Untuk

menstabilkan kembali kondisi tubuh anak, maka anak melakukan

gerakan pendinginan.

Selanjutnya guru mengajak anak masuk dalam kelas dan

bersiap untuk makan, guru membimbing anak mengucapkan syair

sebelum makan dan berdoa sebelum makan. Setelah anak selesai


66

makan, guru membimbing anak berdoa sesudah makan. Setelah itu

guru mempersilahkan anak bermain diluar kelas.

Selanjutnya, anak dimasukkan kembali dalam ruangan untuk

bersiap pulang. Sebelum pulang guru mereviuw kembali kegiatan

yang di laksanakan hari ini, setelah itu guru membimbing anak

mengucapkan doa pulang sekolah dan salam.

2. Pertemuan II

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 April

2017, pada pukul 07.30 – 10.30 WITA. Tema pada minggu ini adalah

Kendaraan dengan sub tema kendaraan laut. Tingkat pencapaian

perkembangan yang akan dijadikan penelitian ini adalah melakukan

gerakan meloncat dengan tumpuan dua kaki. Indikator yang akan

dikembangkan adalah mampu melakukan gerakan meloncat.

Guru mengawali pembelalajaran dengan salam, berdoa dan

presensi. Anak menyanyikan lagu Mars TK Negeri Pembina di

lanjutkan dengan menyebutkan tata tertib di dalam kelas dan

mengucapkan pancasila. Setelah melakukan kegiatan apersepsi, guru

menjelaskan tentang kegiatan fisik hari ini yaitu kegiatan gerak

lokomotor yang akan dilaksanakan di halaman taman bermain anak.

Anak di ajak membentuk lingkaran, bernyanyi dan melakukan

gerakan pemanasan.

Selesai melakukan gerakan pemanasan, anak melihat kegiatan

lokomotor yang sudah disiapkan guru. Guru memberi contoh


67

bagaimana cara melakukan gerakan meloncat dengan tumpuan dua

kaki yang benar. Setelah itu, guru meminta anak untuk melaksanakan

gerakan meloncat dengan tumpuan dua kaki secara bergantian satu

persatu. Untuk menstabilkan kembali kondisi tubuh anak, maka anak

melakukan gerakan pendinginan.

Selanjutnya guru mengajak anak masuk dalam kelas dan

bersiap untuk makan, guru membimbing anak mengucapkan syair

sebelum makan dan berdoa sebelum makan. Setelah anak selesai

makan, guru membimbing anak berdoa sesudah makan. Setelah itu

guru mempersilahkan anak bermain diluar kelas.

Selanjutnya, anak dimasukkan kembali dalam ruangan untuk

bersiap pulang. Sebelum pulang guru mereviuw kembali kegiatan

yang di laksanakan hari ini, setelah itu guru membimbing anak

mengucapkan doa pulang sekolah dan salam.

3. Pertemuan III

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 April

2017, pada pukul 07.30 – 10.30 WITA. Tema pada minggu ini adalah

Kendaraan dengan sub tema kendaraan laut. Tingkat pencapaian

perkembangan yang akan dijadikan penelitian ini adalah melakukan

gerakan berjalan di garis lurus dan meloncati simpai secara

terkoordinasi. Indikator yang akan dikembangkan adalah mampu

melakukan gerakan berjalan dan meloncat.


68

Guru mengawali pembelalajaran dengan salam, berdoa dan

presensi. Anak menyanyikan lagu Mars TK Negeri Pembina di

lanjutkan dengan menyebutkan tata tertib di dalam kelas dan

mengucapkan pancasila. Setelah melakukan kegiatan apersepsi, guru

menjelaskan tentang kegiatan fisik hari ini yaitu kegiatan gerak

lokomotor yang akan dilaksanakan di halaman taman bermain anak.

Anak di ajak membentuk lingkaran, bernyanyi dan melakukan

gerakan pemanasan.

Selesai melakukan gerakan pemanasan, anak melihat kegiatan

lokomotor yang sudah disiapkan guru. Guru memberi contoh

bagaimana cara melakukan gerakan berjalan dan meloncat secara

terkoordinasi yang benar. Setelah itu, guru meminta anak untuk

melaksanakan gerakan berjalan dan melompat secara bergantian satu

persatu. Untuk menstabilkan kembali kondisi tubuh anak, maka anak

melakukan gerakan pendinginan.

Selanjutnya guru mengajak anak masuk dalam kelas dan

bersiap untuk makan, guru membimbing anak mengucapkan syair

sebelum makan dan berdoa sebelum makan. Setelah anak selesai

makan, guru membimbing anak berdoa sesudah makan. Setelah itu

guru mempersilahkan anak bermain diluar kelas.

Selanjutnya, anak dimasukkan kembali dalam ruangan untuk

bersiap pulang. Sebelum pulang guru mereviuw kembali kegiatan


69

yang di laksanakan hari ini, setelah itu guru membimbing anak

mengucapkan doa pulang sekolah dan salam.

c. Pengamatan

Observer mengamati pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan

I sampai dengan pertemuan II dari awal sampai akhir pembelajaran dalam

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui gerak lokomotor.

Setiap pertemuan menggunakan lembar observasi tentang aktivitas guru dan

anak.

1) Hasil Aktivitas Mengajar Guru pada Siklus II

Pada awal pembelajaran guru menyiapkan anak untuk memulai

belajar, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyiapkan media,

memotivasi anak, dan memberikan pesan-pesan atau hikmah yang

terkandung dalam cerita.

Hasil analisis observasi guru sesuai dengan lembar observasi

sebanyak 14 aspek yang diamati. Pada siklus II skor yang dicapai oleh

guru dari 14 aspek hanya 13 aspek 92,9% diantaranya: (1) Guru

mempersiapkan perlengkapan media bermain yang akan digunakan

dalam kegiatan pembelajaran; (2) guru mengucapkan salam; 3) guru

mengecek kehadiran peserta didik dan kesiapan dalam mengikuti

kegiatan; (4) guru menyampaikan tujuan kegiatan; (5) guru melakukan

appersepsi dengan tema/sub tema yaitu Kendaraan; (6) Guru menjelaskan

tentang kegiatan gerak lokomotor yang akan dilakukan; (7) guru

menunjukkan media/alat untuk melakukan kegiatan gerak lokomotor (8)


70

guru memberikan arahan kepada anak untuk melakukan pemanasan saat

sebelum melakukan gerak lokomotor; (9) guru Membantu anak

membentuk barisan secara horizontal; (10) guru memberikan contoh cara

gerak lokomotor dan memotivasi anak dalam mengikuti kegiatan; (11)

guru memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir dan memahami

tentang kegiatan gerak lokomotor; (12) guru membimbing anak dalam

kegiatan gerak lokomotor; (13) guru mengarahkan anak untuk melakukan

kegiatan refleksi kepada anak setelah melaksanakan kegiatan gerak

lokomotor. Sedangkan yang tidak tercapai sebanyak 1 aspek 7.1%

diantaranya: Guru tidak meminta anak untuk bertanya. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut:

Gambar 4.3 Histogram Hasil Analisis Aktivitas Mengajar Guru Siklus II

100 92.9
90
80
70
60
50
40
30
20
10 7.1
0
Siklus II

Ketercapaian Column1

Berdasarkan diagram aktivitas mengajar guru bahwa hasil

aktivitas mengajar guru pada siklus II selama tiga kali pertemuan baru

mencapai 92,9%. Sedangkan aktivitas mengajar guru yang belum


71

tercapai yaitu 7,1% dengan demikian hasil aktivitas mengajar guru pada

siklus I dengan demikian hasil aktivitas mengajar guru pada siklus II

dikatakan sudah maksimal dengan standar ketercapaian aktivitas

mengajar guru yang harus dicapai ≥75%.

2) Hasil Aktivitas Belajar Anak pada Siklus II

Pada awal proses pembelajaran siklus II pada anak meliputi anak

mempersiapkan diri untuk belajar, anak mengucapkan salam, anak

mendengarkan guru membimbing untuk memimpin doa sebelum belajar

dan mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Analisis hasil observasi anak sesuai dengan lembar observasi

pada siklus II sebanyak 13 aspek yang diamati diharapkan tercapai,

namun yang tercapai sebanyak 12 aspek 92,3% diantaranya: (1) anak

memperlihatkan sikap tenang saat mendengarkan instruksi dari guru; (2)

Anak menjawab salam dari guru; (3) Keantusiasan anak untuk

melaksanakan kegiatan gerak lokomotor; (4) Anak mampu berbaris

secara rapi secara horizontal; (5) Anak melakukan pemanasan saat

sebelum melaksanakan kegiatan gerak lokomotor; (6) anak

memperlihatkan sikap bersahabat, baik itu dengan guru maupun dengan

temannya; (7) Kemampuan memahami kegiatan yang dijelaskan oleh

guru; (8) Menampakkan ketertarikan dan rasa senang terhadap kegiatan

yang dibawakan oleh guru; (9) Memperlihatkan kemampuannya dalam

Melaksanakan kegaitan keterampilan gerak lokomotor yang diberikan

oleh guru: (10) Aktif dan senang mengikuti kegiatan dan memperlihatkan
72

kemampuannya dalam kegiatan gerak lokomotor; (11) Anak

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru; (12) Anak melakukan

kegiatan refleksi atau peregangan tubuh saat setelah melaksanakan

kegiatan berjalan dan meloncat. Sedangkan yang belum tercapai

sebanyak 1 aspek 7,7% diantaranya: anak tidak mengajukan pertanyaan

kepada guru mengenai kegiatan gerak lokomotor.

Gambar 4.4 Histogram Hasil Analisis Aktivitas Belajar Anak Siklus II

100
92.3
90
80
70
60
50
40
30
20
10 7.7

0
Siklus II

Ketercapaian Column1

Berdasarkan diagram aktivitas belajar anak bahwa hasil aktivitas

belajar anak pada siklus II selama tiga kali pertemuan baru mencapai

92,3%. Sedangkan aktivitas mengajar guru yang belum tercapai yaitu

7,7% dengan demikian hasil aktivitas belajar anak pada siklus II

dikatakan sudah maksimal sesuai standar ketercapaian aktivitas belajar

anak yang harus dicapai ≥ 75%.

Peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelompok B5.6

melakukan evaluasi atau penilaian pada akhir siklus II. Hal ini dilakukan
73

untuk mengetahui kemampuan motorik kasar anak melalui gerak

lokomotor. Evaluasi dilakukan secara individu, karena dengan cara ini

peneliti bisa melihat kemampuan motorik kasar anak sekaligus gerak

lokomortornya atas tindakan yang diberikan. Dalam pencapaian

keberhasilan, anak didik dikelompokkan dalam empat kategori yaitu

berkembang sangan baik (BSB), berkembang sesuai harapan (BSH),

mulai berkembang (MB), dan belum berkembang (BB). Untuk melihat

data hasil perhitungan individual pada siklus II dapat dilihat pada tabel

4.5 berikut:

Tabel 4.5 Perhitungan Nilai Individual pada Siklus II


Hasil Nilai
No Nama Anak
Perhitungan BSB BSH MB BB
1 Muh. Rifky 4 √
2 Galih Prasetyo 3,66 √
3 Abdillah Surya 3,33 √
4 Ahd Al Yasmin 3,33 √
5 Muh. Alfi J. 3,33 √
6 Raffi Caesar A. 3,66 √
7 Prabarana S. A. 2,66 √
8 Rizky Agung P. 2,66 √
9 Andi M. Rifky 3,66 √
10 Queen Bella V. 3 √
11 Nadia Trinita 2,33 √
12 Selsi Adiva G. 3,33 √
13 Nur Izzaty S. 4 √
14 Aulya Dwi P. 4 √
15 Putu Tantri D. 3,33 √
16 Asrilianti 3,33 √
17 Muh.Afriansyah 4 √
18 Muh. Alfaisar 3,66 √
19 Muh. Alif A. 3 √
20 Putri Bunga C. 2,33 √
21 Elvina Falerif E. 3,66 √
22 Muh. Iksan A. 4 √
23 Firmansyah 3,66 √
24 Bilal 4 √
Jumlah 13 9 2
(sumber: diolah dari penelitian 2017)
74

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.5 tersebut,

menunjukkan bahwa rata-rata perolehan nilai anak didik berada pada

taraf nilai bintang (****) atau Berkembang Sangat Baik (BSB). Data

hasil evaluasi seperti yang ditampilkan pada tabel 4.6, maka dilakukan

analisis keberhasilan tindakan secara klasikal dan diperoleh hasil seperti

tampak pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Perhitungan Nilai Klasikal pada Siklus II


Kategori Jumlah Anak Persentase (%)
Berkembang Sangat Baik (BSB) 13 54,17
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 9 37,5
Mulai Berkembang (MB) 2 8,33
Belum Berkembang (BB) 0 0
Jumlah 24 100
(sumber: diolah dari penelitian 2017)

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 4.6 terlihat bahwa

secara klasikal kegiatan meningkatkan kemampuan motorik kasar anak

melalui gerak lokomotor di TK Negeri Pembina Kendari pada tahap

evaluasi siklus II, rata-rata anak didik memperoleh nilai bintang (****)

atau Berkembang Sesuai Baik (BSB) dengan persentase 54,17% yaitu 13

orang anak dari 24 orang anak secara keseluruhan. nilai bintang (***)

atau berkembang Sangat Harapan (BSB) dengan persentase 37,5% yaitu

diperoleh 9 orang anak, untuk nilai bintang (**) atau Mulai Berkembang

(MB) dengan persentase 8,33% yaitu diperoleh 2 orang anak, dan tidak

diperoleh anak dengan kategori (*).

Berdasarkan perolehan nilai anak didik yang ditampilkan pada

tabel 4.6 dapat dinyatakan bahwa program kegiatan meningkat.

Walaupun masih terdapat anak didik yang memperoleh nilai bintang (**)
75

atau Mulai Berkembang (MB) tetapi dapat dikatakan bahwa sebagian

anak didik dipandang telah mampu menyelesaikan tugas-tugas yang

telah ditetapkan sesuai dengan indikator penilaian dalam penelitian ini

khususnya dalam pelaksanaan tindakan siklus II. Selain itu, dengan

perolehan nilai sebesar 91,6% tersebut telah dicapai oleh 22 orang anak

didik, sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa program kegiatan

atau rangkaian pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan

kemampuan motorik kasar anak melalui gerak lokomotor di kelompok

B5.6 TK Negeri Pembina Kendari telah terselesaikan dan mencapai

target peneliti yaitu indikator keberhasilan 75%.

d. Refleksi

Jika dilihat dari hasil perhitungan nilai secara klasikal pada siklus II

yaitu 91,6% anak telah mencapai indikator kinerja yaitu ≥ 75% anak

memperoleh nilai Berkembang Sangan Baik (BSB) dan Berkembang Sesuai

Harapan (BSH). Dengan demikian penelitian ini telah berhasil dilaksanakan,

maka peneliti dan guru kelompok B5.6 sepakat untuk tidak melanjutkan

pada tahap siklus selanjutnya, dengan kata lain tindakan penelitian ini

dihentikan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus, masing-masing

siklus dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan

tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tindakan yang dilakukan untuk


76

meningkatkan motorik kasar anak kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari

menggunakan kegiatan gerak lokomotor. Pada penelitian ini gerakan

lokomotor yang diambil terdiri dari gerakan merangkak, berjalan dan meloncat,

ketiga gerakan tersebut diaggap sebagai gerakan dasar lokomotor.

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kegiatan gerak

lokomotor dengan menggunakan desain kegiatan lokomotor yang terdiri dari

merangkak dalam ban atau terowongan, berjalan digaris lurus, berjalan di atas

papan titian, meloncati benda serta koordinasi berjalan dan meloncat.

Hasil yang diperoleh pada peningkatan motorik kasar anak melalui

gerak lokomotor pada observasi awal dibandingkan dengan pelaksanaan siklus

I terlihat adanya penngkatan, namun belum mencapai indicator kinerja yang

diharapkan, sehingga perlu dilaksanakan pada siklus II. Hal ini, disebabkan

pada pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kekurangan guru dalam

meningkatkan motorik kasar anak melalui gerak lokomotor, sehingga perlu

dilakukan suatu perbaikan pada siklus II agar indicator kinerja yang diharapkan

dapat tercapai.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut kemudian di lakukan langkah-

langkah perbaikan pada Siklus II sehingga memperoleh hasil yang cukup

signifikan dimana hanya ada satu aspek yang tidak terpenuhi yaitu guru tidak

meminta anak untuk bertanya tentang kegiatan yang telah diberikan.


77

Gambar 4.5 Histogram Hasil Analisis Aktivitas Mengajar Guru pada siklus I

dan siklus II

100 92.9
90
80
71.4
70
60
50
40
28.6
30
20
10 7.1
0
siklus I siklus II

ketercapaian ketidaktercapaian

Berdasarkan diagram pada gambar 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa

aktivitas mengajar guru pada siklus I mencapai 71,4% dari 14 aspek yang

diamati hanya 10 aspek yang terlaksana, kemudian mengalami peningkatan

pada siklus II sebesar 92,9% dari 15 aspek yang tidak terlaksana hanya 1

aspek, dengan selisih yang diperoleh dari siklus I ke siklus II sebesar 21,5%,

dengan demikian hasil analisis aktivitas mengajar guru pada penelitian ini telah

mencapai hasil yang maksimal.

Hasil analisis akivitas belajar anak di sekolah sesuai dengan pedoman

atau lembar aktivitas belajara anak didik sebanyak 13 aspek yang akan dicapai

oleh anak. Pada siklus I skor ketuntasan yang di capai anak yaitu 69,3% atau

yang tecapai hanya 9 aspek. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II

sebesar 92,3% atau yang tercapai sebanyak 12 aspek.


78

Gambar 4.6 Histogram Hasil Analisis Aktivitas Belajar Anak pada Siklus I dan

Siklus II

100
92.3
90
80
69.3
70
60
50
40
30.7
30
20
10 7.7

0 ketercapaian ketidaktercapaian
siklus I siklus II

Berdasarkan diagram gambar 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa hasil

analisis aktivitas belajar anak dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar

anak melalui gerak lokomotor pada siklus I mencapai 69,3% dan mengalami

peningkatan sebesar 92,3% pada siklus II, dengan demikian maka hasil

analisis aktivitas belajar anak dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar

anak melalui gerak lokomotor di kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari

telah mencapai hasil yang maksimal.

Hasil analisis yang diperoleh terhadap peningkatan kemampuan

motorik kasar anak melalui gerak lokomotor di kelompok B TK Negeri

Pembina Kendari, pada observasi awal jika dibandingkan dengan pelaksanaan

siklus I terlihat adanya peningkatan namun belum mencapai indikator kinerja

yang yang diharapkan, sehingga perlu dilaksanakan pada siklus II.


79

Pada observasi awal terlihat motorik kasar anak masih kurang. Anak

kurang berminat dalam mengikuti kegiatan motorik kasar. Guru kurang

optimal dalam menstimulasi motorik kasar anak di kelompok B5.6 TK Negeri

Pembina Kendari. Hal tersebut, dikarenakan metode yang dilakukan oleh guru

dalam menstimulasi motorik kasas anak terlalu monoton kurang bervariatif

sehingga minat anak berkurang dan pesan pembelajaran tidak dapat diterima

anak secara optimal. Peneliti bekerjasama dengan guru observer memberikan

motivasi kepada anak didik baik lewat lagu anak maupun cerita yang dapat

menjadikan anak untuk tertarik dalam melakukan aktivitas belajar mengikuti

kegiatan gerak lokomotor pada siklus I kemudian guru melakukan perbaikan

pada siklus II.

Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan dalam siklus II, ternyata

hasil yang diperoleh mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada

aspek peningkatan motorik kasar anak melalui gerak lokomotor.

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram berikut:


80

Gambar 4.7 Histogram Hasil Analisis Kemampuan Motorik Kasar Anak

melalui Gerak lokomotor

100 91.7
90
80
70.8
70 62.5
60
50
40 37.5
29.2
30
20
8.3
10
0
Observasi awal Siklus I Siklus II

ketercapaian ketidaktercapaian

Selama kegiatan penelitian berlangsung, data hasil temuan yang

diperoleh sebagaimana dideskripsikan pada halaman sebelumnya, dapat

diasumsikan bahwa kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan

motorik kasar anak melalui gerak lokomotor yang dirancang, disusun dan

dilaksanakan secara baik dan optimal oleh peneliti yang bekerjasama dengan

guru Kelompok B pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II sangat

memberikan manfaat pada anak dengan pengalaman langsung, serta motorik

kasar anak menunjukkan peningkatan. Jika dilihat dari pemahaman anak mulai

dari pelaksanaan siklus I sebesar 70,8% jika dibandingkan pada tahapan

observasi awal penelitian yang hanya mencapai 37,5% dan pada tindakan

siklus II mencapai persentase sebesar 91,7%, menunjukkan hasil yang lebih

baik dari sebelumnya, karena indikator kinerja yang ditetapkan telah tercapai

yaitu ≥ 75% maka penelitian ini dapat dihentikan.


81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa melalui gerak lokomotor dapat meningkatkan kemampuan motorik

kasar anak kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari. Hal ini ditunjukkan

pada data hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh

persentase ketercapaian sebesar 71,4%. Sedangkan aktivitas belajar anak didik

pada siklus I diperoleh persentase ketercapaian sebesar 69,3%. Pada siklus II

persentase ketercapaian aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 92,9%.

Sedangkan persentase belajar anak pada siklus II mengalami peningkatan

sebesar 92,3%.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti pada anak

didik di Kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari pada observasi siklus I

mencapai persentase sebesar 70,8% dimana dari 24 anak didik sekitar 17 anak

didik yang Berkembang Sangat Baik (BSB) dan Berkembang Sesuai Harapan

(BSH). Pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 22 anak didik dengan

persentase 91,6% ketuntasan sesara klasikal yaitu 12 anak didik yang

Berkembang Sangat Baik (BSB) dan 10 anak didik yang Berkembang Sesuai

Harapan (BSH), dengan selisih peningkatan sebesar 20,8% yang diperoleh dari

5 anak didik.

81
82

Berdasarkan analisis tersebut, peningkatan kemampuan motorik kasar

anak melalui gerak lokomotor di kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari

masih ada 2 anak didik yang belum berhasil atau baru masuk kategori mulai

berkembang dalam peningkatan motorik kasar.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada siklus I dan siklus

II, maka dapat disimpulkan bahwa melalui gerak lokomotor dapat

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di Kelompok B5.6 TK Negeri

Pembina Kendari.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikemukakan saran dalam

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui gerak lokomotor

sebagai berikut:

1. Bagi guru

Diharapkan dapat kreatif dalam menciptakan kegiatan pembelajaran motorik

kasar yang dapat meningkatkan motorik kasar anak, salah satunya dengan

menggunakan kegiatan gerak lokomotor.

2. Bagi sekolah

Diharapkan adanya media yang lebih lengkap dan bervariasi dalam

mendukung kegiatan gerak lokomotor.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan menjadi gambaran kegiatan yang meningkatkan motorik kasar

anak di TK Negeri Pembina Kendari dan peneliti lain dapat menemukan

kegiatan yang lebih optimal lagi.

Anda mungkin juga menyukai