SKRIPSI
Oleh
06071281722019
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “pendidik berasal dari kata
dasar didik (mendidik), yaitu: memelihara dan memberi latihan (ajaran,
pemimpin) mengenal akhlak dan kecerdasan pikiran”. Sedangkan pendidik
mempunyai pengertian: proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan latihan, proses pembuatan, cara mendidik.
Dari pengertian diatas, maka pengertian pendidikan itu sendiri merupakan
suatu proses pembelajaran bagi anak untuk mengerti, memahami serta membuat
anak lebih berpikiran kritis. Serta pendidikan itu sendiri mulai diberikan pada
anak dari ia lahir sampai akhir hayatnya. Pendidikan sendiri banyak diberikan di
sekolah yang memiliki peranan bagi anak dalam belajar, sekolah merupakan
tempat dimana anak-anak mendapatkan pendidikan forml dan non formal baik di
lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan harus
berjalan dalam keadaan apapun. Untuk mengurangi angka penyebaran Covid-19
dan kegiatan pendidikan dapat berjalan seperti biasanya maka pemerintah
melakukan beberapa upaya untuk mengurangi angka tersebut yang salah satunya
diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dilaksankan dengan sistem online atau sistem dalam jaringan (daring)
sejak bulan Maret 2020. Sistem pembelajaran tersebut dilakukan tanpa tatap muka
secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh.
Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, peserta didik tidak diharuskan atau
diwajibkan untuk datang ke sekolah untuk melaksanakan pembelajaran. Banyak
sarana yang pada akhirnya diterapkan oleh tenaga pendidik untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh. Seperti google meet, aplikasi zoom,
google classroom, youtube, televise, telegram, mupun media sosial whatsapp.
Dimana semua sarana tersebut dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang semakin maju.
Pembelajaran adalah proses belajar yang dibangun untuk mengembangkan
kreatifitas berpikir pada peserta didik. Pembelajaran diselenggarakan sebagai
upaya untuk meningktkan kemampuan berpikir peserta didik, kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan baru, dan kemampuan menguasai materi
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran perlu didesain dengan baik, karena
melibatkan interaksi peserta didik, pendidik (guru) dan sumber belajar pada
sebuah lingkungan belajar. Pembelajaran diselenggarakan dengan tujuan untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
Sarana pembelajaran jarak jauh tersebut yang digunakan oleh UPT SMA
Negeri 10 Ogan Ilir diantaranya whatsapp, telegram, zoom, google classroom.
Dengan sistem pembelajaran yang dilaksanakan secara jarak jauh, dimana peserta
didik banyak melakukan kegiatan di rumah sehingga dapat mempermudah para
orang tua untuk memonitoring anak-anaknya.
Jadi untuk sekarang ini masih banyak sekolah yang melaksanakan
pembelajaran secara daring, sekolah yang boleh melaksanakan pembelajaran
daring hanya sekolah yang terletak di wilayah zona hijau. Walaupun
melaksanakan pembelajaran normal seperti biasanya, pemerintah masih menyuruh
untuk masih tetap mematuhi peraturan protocol kesehatan Covid-19.
2.2 Belajar
2.2.1 Pengertian Belajar
Thursan Hakim (2010: 1) bahwa belajar adalah suatu proses dimana
terdapat suatu perubahan yang ditampakkan dalam meningkatkan kuantitas dan
kualitas, seperti peningkatan kecepatan, keterampilan, daya piker, dan
kemampuan lainnya.
Menurut James O. Wittaker dalam Nidawati (2013) “Learning may be
defined as the process by which behavior originates or is altered through training
or experience”. Dimana belajar merupakan sebuah proses dimana tingkah laku
yang ditimbulkan melalui tahap latihan atau sebuah pengalaman. Dengan
demikian, perubahan-perubahan terhadap tingkah laku akibat pertumbuhan fisik,
kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan merupakan tidak termasuk sebagai
belajar.
Dari pengertian belajar tersebut, bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan dan pemahaman yang baru terdapat pada dalam diri seseorang baik itu
merupakan tingkah laku maupun kepribadian.
Menurut Kingsley dalam Ahmad Susanto (2013: 3) membagi hasil belajar
dalam tiga macam yaitu:
1. Keterampilan dan kebiasaan
2. Pengetahuan dan pengertian
3. Sikap dan cita-cita
Sedangkan Djamarah dan Zain dalam Ahmad Susanto (2013: 3)
menetapkan bahwa hasil belajar telah tercapai apabila telah terpenuhi dua idikator
berikut, yaitu:
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus
telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.
Berhasil atau tidaknya peserta didik dalam belajar disebabkan oleh dua
faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya, yaitu:
1. Faktor internal yang berasal dari dalam diri perserta didik seperti
intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan motivasi.
2. Faktor eksternal yang berasal dari luar diri peserta didik seperti keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.
Tabel 3.1
Populasi
N
n= 2
1+ N (e)
Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e : Batas Toleransi Kekeliruan (error tolerance)
Dalam rumus slovin mempunyai ketentuan batas toleransi kekeliruan ( e )
sebagai berikut :
Table 3.2
Format Pemilihan Skala
Pilihan Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Kurang Setuju (KS) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Mampu
mengidentifikasi 25, 26 27, 28
masalah dengan baik
Mampu membuat
solusi atas masalah 29, 30 31, 32
Kemampuan yang dihadapi
menganalisis
Tidak menyalahkan
masalah (cousal
orang lain atas
analysis). 33, 34 35, 36
kesalahan yang
diperbuat
Meyakini bahwa
kegagalan terjadi
37,38 39, 40
akibat kurangnya
usaha
Mampu memaknai
perilaku verbal orang 41, 42 43, 44
Empati lain
(emphaty).
Mampu memaknai
perilaku non verbal 45, 46 47, 48
orang lain
Memiliki keyakinan
Efikasi diri (self- dalam memecahkan 49, 50 51, 52
efficacy). masalah yang dihadapi
Memiliki keyakinan 53, 54 55, 56
untuk sukses
Tidak merasa malu
apabila mengalami 57, 58 59, 60
kegagalan
Pencapaian Keluar dari zona
61, 62 63, 64
(reaching out). nyaman diri sendiri
Berani untuk
mengoptimalkan 65, 66 67, 68
kemampuan
Table 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Faktor-Faktor Kesulitan Belajar
Variabel Aspek Indikator Sub Indikator Item
Kesulitan Fisiologis 1. Kondisi 3, 4,
1, 2
belajar (Sebab kesehatan fisik 5
yang 9,
2. Ketidakmampuan 6, 7,
bersifat 10,
atau cacat fisik 8
fisik) 11
11,
14,
1. Minat 12,
15
13
Faktor 16,
19,
Internal Psikologis 2. Motivasi 17,
20
(sebab 18
yang 21,
24,
bersifat 3. Keehatan mental 22,
25
rohani) 23
4. Tipe atau
26,2 29,
kecendrungan
7,28 30
belajar siswa
Faktor 31,
1. Perhatian orang 34,
Ekstern 32,
tua 35
al 33
36,
39,
Keluarga 2. Suasana rumah 37,
40
38
41,
3. Ekonomi 44,
42,
Keluarga 45
43
Sekolah 1. Guru 46, 49,
47, 50
48
2. Sarana dan 51.
54,
prasarana 52,
55
sekolah 53
56,
59,
3. Kondisi sekolah 57,
60
58
61,
4. Kedisiplinan 64,
62,
sekolah 65
63
66,
69,
1. Media masa 67,
70
68
71,
74,
Media 2. Teman bergaul 72,
75
masa dan 73
lingkunga 3. Lingkungan 76,
79,
n sosil masyarakat 77,
80
sekitar 78
81,
4. Aktivitas dalam 84,
82,
masyarakat 85
83
f
P= × 100
N
Keterangan:
P = Persentase yang dicapai (%)
f = Frekuensi jumlah jawaban
N = Jumlah sampel yang diolah
M : Mean
SD : Standar Deviasi