PENDAHULUAN
Terapi Keluarga sudah mempunyai sejarah yang panjang dan efektif dalam
bidang kesehatan jiwa. Di bidang terapi dan rehabilitasi ketergantungan narkoba
penerapan terapi keluarga berangkat dari suatu paradigma bahwa semua masalah yang
terjadi di dalam keluarga merupakan hasil interaksi sosial dalam suatu sistem. Artinya,
bila seorang anak menjadi pecandu, maka kondisi ini merupakan reaksi terhadap
perilaku anggota keluarga lain, atau sebaliknya, perilaku pecandu akan mempengaruhi
anggota keluarga lainnya. Dengan demikian, bila di dalam suatu keluarga ada anggota
keluarga yang menjadi pecandu, maka seluruh keluarga juga perlu ditangani.
Keterlibatan keluarga dalam treatment dan rehabilitasi ketergantungan
narkoba merupakan suatu keharusan. Pendekatan terapi keluarga berbeda dengan
terapi yang konvensional adalah pada fokus terapi. Pada praktek terapi keluarga yang
konvensional fokus terapi adalah pada unit keluarga sedangkan pada terapl dan
rehabilitasi ketergantungan narkoba fokus terapi adalah pecandu. Keterlibatan
keluarga diperuntukkan untuk menunjang keberhasilan terapi.
Baik klien maupun keluarga keduanya melalui prsoes perubahan selama proses
pemulihan dari penyalahguna narkoba. Adapun tahapan dari pemulihan keluarga hasil
gabungan Tahap terapi keluarga dari Sepko dan Krestan (1985) dan tahap terapi
keluarga bagi penyalahguna narkoba menurut Heath and Stanton ( 1998) :
1. Mencapai abstinen/keadaan bebas narkoba - sistem dalam keluarga tidak dalam
keseimbangan namun masih memungkinkan ada perubahan yang positif.
2. Penyesuaian dengan pencapaian abstinen/keadaan bebas narkoba - keluarga
berfungsi dengan mengembangkan dan stabilitasi dari sistem yang baru terbentuk.
3. Pemeliharaan abstinen/ keadaan bebas narkoba jangka panjang - keluarga harus
seimbang dan stabil dengan gaya hidup yang baru dan lebih sehat.
Pada saat perubahan mulai terjadi, proses pemulihan klien dan keluarga
berjalan searah satu dengan yang lain, walau belum tentu inkron. Misal, dalam sebuah
keluarga ada anggota keluarga yang mengerti tentang pemakaian ekstasi daripada
anggota keluarga yang kecanduan ekstasi. Saat pemakaian datang ke pusat rehabilitasi
untuk berobat, maka baik keluarga maupun klien memerlukan pengetahuan tentang
bahaya ekstasi dan keduanya perlu bantuan agar dapat berhenti menggunakan ekstasi.
Dan pada saat klien memutuskan untuk berhenti menggunakan ekstasi interaksi antar
anggota keluarga harus berubah untuk mempertahankan keseimbangan emosi dan
dukungan untuk abstinen. Singkat kata, pada saat klien dan keluraga berubah,
keduanya harus menyesuaikan gaya hidup yang mendukung kesadaran atau
abstinensia dan sistem keluarga yang stabil.
Berbagai model terapi terintegrasi memiliki teknik yang berbeda yang dapat
digunakan pada berbagai tingkat pemulihan. Saat keluarga memahami tantangan dan
klien memahami penyalahgunaan narkoba, maka akan melaju dari tahap mencapai
kesadaran ke tingkat pemeliharaan.