net/publication/329058051
CITATIONS READS
0 527
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Sari Zakiah Akmal on 20 November 2018.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Editor:
Diterbitkan oleh:
ISBN: 978-602-96634-7-1
Mahasiswa tahun pertama masih berada pada masa transisi dari sekolah ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi. Mereka masih membutuhkan beberapa penyesuaian untuk dapat bertahan
dan menampilkan potensi kemampuan mereka secara optimal. Dalam konteks perkembangan
karier, potensi kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan peran
yang terjadi, dikenal dengan istilah adaptabilitas karier. Adaptabilitas karier yang baik dapat
memberikan dampak positif terhadap kondisi psikologis seseorang, seperti: kepuasan hidup,
afek positif, dan kualitas hidup. Salah satu kondisi psikologis yang diperkirakan berkaitan
dengan adaptabilitas karier pada mahasiswa adalah well-being mahasiswa. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara adaptabilitas karier terhadap well-being pada
mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, data diperoleh dengan
menggunakan Career Adaptability Scale dan The College Students Subjective Well-being
Questionnaire. Penelitian ini merupakan penelitian awal yang dilakukan pada 43 mahasiswa
tingkat pertama di Fakultas Psikologi Universitas Y. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara adaptabilitas karier dengan well-being pada
mahasiswa (r = 0.562, p < 0.01). Artinya, semakin kuat potensi kemampuan mahasiswa untuk
menyesuaikan diri dengan perannya sebagai mahasiswa semakin tinggi pula well-being pada
mahasiswa tersebut. Oleh karena itu, pengembangan kemampuan adaptasi pada mahasiswa
tahun pertama penting dilakukan untuk meningkatkan well-being mahasiswa.
Kata kunci: adaptabilitas karier, well-being mahasiswa.
Pendahuluan
Mahasaiswa yang berada pada rentang usia remaja menuju dewasa, harus menjalani salah satu
fase kehidupan yang penuh tekanan, karena pada fase ini individu akan menghadapi berbagai
ketidakpastian terutama terkait dengan masa depannya (Kuwabara, Van Voorhees, Gollan, &
Alexander, 2007). Salah satu keputusan terkait masa depan yang diambil oleh remaja adalah
penentuan jurusan di perguruan tinggi. Mahasiswa tahun pertama baru saja melewati masa
transisi dari pendidikan menengah atas ke perguruan tinggi. Pada masa transisi tersebut, sangat
dibutuhkan kemampuan untuk beradaptasi agar berhasil dalam menjalankan peran yang baru
(Kuwabara et al., 2007), dalam hal ini menjalani kehidupan sebagai mahasiswa. Keyakinan
akan kemampuannya untuk beradaptasi, kesiapan untuk menghadapi perubahan dan kesiapan
dalam menerima perubahan yang ada, merupakan hal penting bagi mahasiswa (Wang & Fu,
2015).
Kemampuan individu untuk dapat menyesuaikan diri terkait dengan peran dan tugasnya,
dikenal juga dengan istilah adaptabilitas karier. Adaptabilitas karier merupakan potensi
kemampuan individu untuk menyelesaikan berbagai tugas terkait karier dan kemampuan
beradaptasi dengan perubahan yang ada (Duffy, 2010). Individu dengan adaptabilitas karier
yang tinggi cenderung memiliki perimbangan dan perencanaan masa depan yang baik, dapat
mengarahkan diri dan lingkungannya demi tercapainya tujuan, melakukan eksplorasi terhadap
potensi diri dan lingkungannya serta merasa yakin akan tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan (Savickas, 1997).
Adaptabilitas karier yang tinggi diyakini dapat membantu individu untuk mendapatkan
pengalaman yang positif di lingkungannya. Adaptabilitas karier dapat memprediksi kepuasan
hidup yang merupakan salah satu komponen kognitif dari subjective well-being pada pekerja
(Hirschi, 2009; Maggiori, Johnston, Krings, Massoudi, & Rossier, 2013; Santilli, Nota,
Ginevra, & Soresi, 2014). Adaptabilitas karier juga dapat mempengaruhi well-being individu
di luar konteks pekerjaan (Brown, Bimrose, Barnes, & Hughes, 2012; Rossier, Zecca, Stauffer,
Maggiori, & Dauwalder, 2012). Dalam konteks pendidikan juga ditemukan bahwa
adaptabilitas karier berkaitan dengan kepuasan akademik pada mahasiswa (Duffy, Douglass,
& Autin, 2015), subjective well-being pada siswa SMA (Sahin & Kirdok, 2018) dan pada
mahasiswa tingkat akhir (Kırdök & Bölükbaşı, 2018).
Konsep well-being merupakan hal yang banyak diteliti dalam ranah psikologi positif.
Kesejahteraan psikologis merupakan penilaian individu terhadap berbagai aspek perilaku
(seperti: kognitif, emosional, verbal dan aktivitas fisik) yang berhasil dan berfungsi secara
sehat sesuai dengan konteks (Renshaw, 2016). Sama halnya dengan penilaian individu seperti
self efficacy, kesejahteraan psikologis juga memerlukan konteks yang spesifik. Berdasarkan
asumsi tersebut, Renshaw & Bolognino (2016) mengembangkan konstruk yang spesifik
membahas kesejahteraan psikologis pada mahasiswa atau dikenal dengan College Student
Subjective Well-being. Renshaw & Bolognino, (2016) mengemukakan bahwa kesejahteraan
psikologis mahasiswa merupakan penilaian terhadap empat aspek utama dari kehidupan
mahasiswa, yang meliputi keyakinan terhadap pencapaian akademis (academic efficacy),
kepuasan terhadap pencapaian akademis (academic satisfaction), keterhubungan dengan
institusi pendidikan (school connectedness) dan kebersyukuran terhadap pendidikan yang
sedang dijalani (college gratitude).
Dalam konteks pendidikan, well-being yang baik dapat meningkatkan kebahagiaan siswa di
sekolah dan kepuasan terhadap pendidikan yang dijalani (Rasim, 2015). Selain itu, hasil review
sistematis yang dilakukan oleh Gräbel, (2017) mengenai well-being dan performa akademis.
menunjukkan terdapat korelasi positif antara well-being dengan prestasi akademik. Oleh
karena itu, merupakan hal yang penting untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kedua varibel
tersebut pada mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara adaptabilitas karier dengan well-being pada mahasiswa (College Student Subjective
Well-being) pada mahasiswa tahun pertama.
Landasan Teori
Adaptabilitas Karier pada Mahasiswa
Konsep adaptabilitas karier pertama kali diperkenalkan oleh Savickas (1997) dalam
kerangka Career Construction Theory (CCT). CCT memiliki penekanan pada bagaimana
individu menggunakan kekuatan atau potensi dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan tugas
terkait dengan kariernya saat ini dan masa yang akan datang (Savickas & Porfeli, 2012).
Adaptabilitas karier merupakan kemampuan untuk meregulasi diri dan kemampuan untuk
fleksibel menghadapi tugas perkembangan yang sedang dan akan dijalani dalam konteks karier
dan transisi dalam kehidupan (Rudolph, Lavigne, & Zacher, 2017).
Meskipun sebagian besar penelitian mengenai adaptabilitas karier dilakukan pada
konteks pekerjaan, namun Savickas (2005 dalam Duffy, Douglass, & Autin, 2015) juga
menekankan bahwa konstruk ini juga relevan untuk diterapkan di luar konteks pekerjaan,
dimana adaptabilitas karier juga dapat menjelaskan bagaimana individu berjuang untuk
menyesuaikan diri dengan tugasnya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks mahasiswa,
adaptabilitas karier bisa dikaitkan dengan bagimana mahasiswa menjalani tugas dan
tanggungjawab akademisnya.
Adaptabilitas karier dibangun dari empat komponen utama yaitu concern, control,
curiosity dan confidence (Savickas & Porfeli, 2012). Berikut ini adalah penjelasan dari masing-
masing dimensi:
a) Career Concern
Career Concern berfokus pada pertimbangan individu mengenai hal yang akan terjadi
dimasa depan dengan harapan dan optimisme, termasuk kemampuan individu untuk
melihat dan mempersiapkan apa yang akan terjadi di masa depan. Concern
menunjukkan kemampuan individu untuk mengaitkan antara pengalaman masa lalu dan
hal yang sedang dialami saat ini dan dapat memproyeksikan masa yang akan datang
(Ginevra et al., 2018). Inti dari career concern adalah adanya perencanaan karier, yang
dapat mendorong individu untuk dapat mengaitkan kegiatan yang dilakukan sekarang
dengan apa yang diinginkan (Savickas dalam Koen, Klehe, & Van Vianen, 2012).
b) Career Control
Career Control adalah cara individu untuk dapat menyesuaikan diri pada situasi yang
berbeda, tetapi juga dapat mempengaruhi dan mengontrol lingkungan. Individu juga
harus bertanggung jawab dalam membentuk diri dan lingkungannya untuk memenuhi
hal-hal yang akan terjadi di masa depan (Savickas & Porfeli, 2012). Kontrol juga
menunjukkan keyakinan individu bahwa masa depan merupakan sesuatu yang dapat
diatur dengan baik (Ginevra et al., 2018). Menurut Koen et al., (2012) career control
merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan masa depan dengan
bertanggung jawab dan teliti dalam membuat keputusan yang sejalan dengan minat.
c) Career Curiosity
Menurut Koen et al., (2012) career curiosity adalah kemampuan mengeksplorasi
kesesuaian antara diri sendiri dengan lingkungan kerja, peran dalam dunia kerja, dan
hal yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Career curiosity juga menggambarkan
kemampuan individu untuk melakukkan eksplorasi mengenai diri dan berbagai
kemungkinan positif yang akan mungkin ditemui (Ginevra et al., 2018).
d) Career Confidence
Career confidence merujuk pada keyakinan seseorang untuk mempertahankan tujuan,
dapat menghadapi rintangan dan dapat mengaktualisasikan pilihan hidupnya (Savickas
& Porfeli, 2012). Menurut Koen, Klehe, & Vianen (2012) career confidence adalah
kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dan mengatasi hambatan untuk
mengejar keberhasilan karier mereka. Orang dengan career confidence yang tinggi
cenderung tidak akan menghindari hambatan, namun cenderung akan lebih terlibat
dalam situasi tersebut dan berusaha memecahkan masalah tersebut secara aktif
(Savickas & Porfeli, 2012).
Metode Penelitian
Partisipan Penelitian
Partisipan penelitian ini adalah 43 orang mahasiswa tingkat pertama di Fakultas
Psikologi Universitas YARSI. Partisipan terdiri atas 79,07% perempuan dan 20,93% laki-laki,
dengan rata-rata usia 18,76 (standar deviasi = 0,759). Partisipan direkrut dengan menggunakan
teknik incidental sampling.
revisi yang pada akhirnya diperoleh 16 aitem yang mengukur well-being mahasiswa. Alat
ukur ini mengukur pengalaman mahasiswa selama menjalani kehidupan di universitas,
pengalaman yang diukur meliputi dimensi kepuasan akademik, keyakinan dalam
melakukan tugas akademik, keterkaitan dengan sekolah/universitas dan kebersyukuran
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi (Renshaw, 2016). Partisipan diminta untuk
memberikan respon terhadap pernyataan dengan menggunakan 7 skala Likert dari 1
=sangat tidak setuju hingga 7 = sangat setuju. Alat ukur ini sudah divalidasi dengan
menggunakan alat ukur lain yang mengukur kepuasan hidup dan kebahagiaan. Peneliti
melakukan proses translasi alat ukur dan melakukan uji validitas dan reliabilitas alat ukur,
ditemukan bahwa alat ukur ini memiliki aitem-aitem yang valid (nilai validitas aitem >
0,3) dan koefisien alpha cronbach 0,92.
Berikut ini adalah tabel hasil pengolahan untuk uji hipotesa penelitian:
Tabel 1
Hasil Korelasi Pearson (N = 43)
Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
College Well Being (1) - ,844 ,822 ,912 ,664 ,562 ,508 ,444 ,493 ,514**
** ** ** ** ** ** ** **
Academic Satisfaction (2) ,844** - ,672**,748** ,309* ,357* ,352* ,264 ,339* ,291
Academic Efficacy (3) ,822**,672** - ,639** ,339* ,515**,431** ,341* ,497**,537**
School Connectedness (4) ,912**,748**,639** - ,550**,389** ,353* ,294 ,316* ,393**
College Gratitude (5) ,664** ,309* ,339* ,550** - ,582**,531**,570**,463**,451**
Career Adaptability (6) ,562** ,357* ,515**,389**,582** - ,895**,859**,841**,883**
Concern (7) ,508** ,352* ,431** ,353* ,531**,895** - ,716**,706**,688**
Control (8) ,444** ,264 ,341* ,294 ,570**,859**,716** - ,548**,689**
Curiosity (9) ,493** ,339* ,497** ,316* ,463**,841**,706**,548** - ,700**
Confidence (10) ,514** ,291 ,537**,393**,451**,883**,688**,689**,700** -
Hasil penelitian (lihat tabel 1) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara
adaptabilitas karier dengan kesejahteraan psikologis mahasiswa (r = 0,562, p < 0,01). Artinya,
semakin kuat potensi kemampuan mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan perannya
sebagai mahasiswa, maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis pada mahasiswa
tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sahin & Kirdok (2018) pada
populasi siswa SMA dan penelitian Kırdök & Bölükbaşı (2018) pada populasi mahasiswa
tingkat akhir. Kedua penelitian juga menunjukkan bahwa adaptabilitas karier merupakan
prediktor yang berperan dalam meningkatkan kesejahteran psikologis individu (Sahin &
Kirdok, 2018; Kırdök & Bölükbaşı, 2018). Keterkaitan antara kedua variabel mungkin dpat
dijelaskan lebih lanjut pada uraian berikut ini.
Dimensi adaptabilitas karier yang menggambarkan kepedulian (concern) dan rasa ingin
tahu (curiosity) yang tinggi, berkorelasi signifikan dengan seluruh aspek dari kesejahteraan
psikologis pada mahasiswa. Concern merujuk pada potensi kemampuan individu dalam
merefleksikan masa depan berdasarkan pengalaman yang sudah terjadi (Ginevra et al., 2018).
Proses refleksi terkait dengan kondisi saat ini dan pengalaman masa lalu dapat meningkatkan
rasa bersyukur individu terhadap pendidikan yang sedang dijalani saat ini, sehingga dapat
meningkatkan dimensi college gratitude (r = 0,531, p < 0,01). Selain itu, refleksi terkait dengan
pengalaman berhasil juga dapat meningkatkan keyakinan individu dalam menjalankan tugas
akademiknya (r = 0,431, p < 0,01), meningkatkan rasa penerimaan dari lingkungan sosial (r =
0,353, p < 0,01) dan kepuasan terhadap prestasi yang dimiliki (r = 0,352, p < 0,05).
Sementara itu, dimensi curiosity yang tinggi menunjukkan bahwa mahasiswa sudah
mengenali dirinya dan melakukan eksplorasi terhadap berbagai hal terkait dengan karier dan
masa depannya (Ginevra et al., 2018). Skor yang tinggi pada dimensi ini juga dapat
meningkatkan keyakinan mahasiswa dalam menjalankan tugas-tugas akademiknya (r = 0,497,
p < 0,01), rasa bersyukur terhadap pendidikan yang sedang dijalani (r = 0,463, p < 0,01). Selain
itu, semakin banyak pengetahuan mahasiswa mengenai potensi kemampuan yang dimiliki dan
peluang masa depan yang mungkin diraih, maka juga dapat meningkatkan penilaian positif
atau kepuasan mahasiswa terhadap prestasi yang dicapai (r = 0,339, p < 0,05) dan merasa lebih
diterima di lingkungan pergaulannya di universitas (r = 0,316, p < 0,05).
Berbeda dengan dua dimensi sebelumnya, dimensi kontrol pada adaptabiltias karier
hanya berkorelasi positif signifikan dengan dimensi college gratitude (r = 0,570, p < 0,01) dan
academic efficacy (r = 0.341, p < 0.05). Career control menggambarkan respon positif dan
optimisme individu dalam mengendalikan masa yang akan datang (Savickas & Porfeli, 2012;
Koen et al., 2012; Ginevra et al., 2018). Oleh karena itu, optimisme tersebut juga
mempengaruhi keyakinan mahasiswa akan potensi akademisnya. Sementara itu, career control
tidak berkorelasi dengan academic satisfaction dan school connectedness.
Dimensi kepercayaan diri dari adaptabilitas karier (career confidence) berkorelasi kuat
dengan keyakinan mahasiswa terkait dengan performa akademisnya (0,537, p = < 0,01).
Semakin tinggi keyakinan mahasiswa untuk mempertahankan tujuan dan menghadapi
rintangan dimasa yang akan datang, maka semakin tinggi pula kepercayaan diri mahasiswa
terkait pencapaian akademisnya. Career confidence juga dapat meningkatkan keterikatan
mahasiswa dengan kampus dan kebersyukuran menjalani peran dan tugas sebagai mahasiswa.
Sementara itu, career confidence tidak berkorelasi dengan kepuasan mahasiswa terhadap
prestasi akademis yang telah dicapai.
Daftar Pustaka
Brown, A., Bimrose, J., Barnes, S. A., & Hughes, D. (2012). The role of career adaptabilities
for mid-career changers. Journal of Vocational Behavior, 80(3), 754–761.
SEMINAR NASIONAL dan TEMU ILMIAH POSITIVE PSIKOLOGI 2018 | 551
Positive Psikologi in Dealing with Multigeneration
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.01.003
Duffy, R. D. (2010). Sense of Control and Career Adaptability Among Undergraduate
Students. Journal of Career Assessment, 18(4), 420–430.
https://doi.org/10.1177/1069072710374587
Duffy, R. D., Douglass, R. P., & Autin, K. L. (2015). Career adaptability and academic
satisfaction: Examining work volition and self efficacy as mediators. Journal of
Vocational Behavior, 90, 46–54. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2015.07.007
Ginevra, M. C., Magnano, P., Lodi, E., Annovazzi, C., Camussi, E., Patrizi, P., & Nota, L.
(2018). The role of career adaptability and courage on life satisfaction in adolescence.
Journal of Adolescence, 62(November), 1–8.
https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2017.11.002
Gräbel, B. F. (2017). The relationship between wellbeing and academic achievement A
systematic review. University of Twente.
Hirschi, A. (2009). Career adaptability development in adolescence: Multiple predictors and
effect on sense of power and life satisfaction. Journal of Vocational Behavior, 74(2), 145–
155. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2009.01.002
Kırdök, O., & Bölükbaşı, A. (2018). The Role of Senior University Students’ Career
Adaptability in Predicting Their Subjective Well-Being. Journal of Education and
Training Studies, 6(5), 47. https://doi.org/10.11114/jets.v6i5.3010
Koen, J., Klehe, U. C., & Van Vianen, A. E. M. (2012). Training career adaptability to facilitate
a successful school-to-work transition. Journal of Vocational Behavior, 81(3), 395–408.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.10.003
Kuwabara, S. A., Van Voorhees, B. W., Gollan, J. K., & Alexander, G. C. (2007). A qualitative
exploration of depression in emerging adulthood: disorder, development, and social
context. General Hospital Psychiatry, 29(4), 317–324.
https://doi.org/10.1016/j.genhosppsych.2007.04.001
Maggiori, C., Johnston, C. S., Krings, F., Massoudi, K., & Rossier, J. Ô. (2013). The role of
career adaptability and work conditions on general and professional well-being. Journal
of Vocational Behavior, 83(3), 437–449. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2013.07.001
Öncel, L. (2014). Career Adapt-Abilities Scale: Convergent validity of subscale scores. Journal
of Vocational Behavior, 85(1), 13–17. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2014.03.006
Perera, H. N., & McIlveen, P. (2014). The role of optimism and engagement coping in college
adaptation: A career construction model. Journal of Vocational Behavior, 84(3), 395–404.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2014.03.002
Porfeli, E. J., & Savickas, M. L. (2012). Career Adapt-Abilities Scale-USA Form:
Psychometric properties and relation to vocational identity. Journal of Vocational
Behavior, 80(3), 748–753. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.01.009
Rasim, E. D. (2015). Relationships between psychological well-being, happiness, and
educational satisfaction in a group of university music students. Educational Research
and Reviews, 10(15), 2198–2206. https://doi.org/10.5897/ERR2015.2375
Renshaw, T. L. (2016). Psychometrics of the Revised College Student Subjective Wellbeing
Questionnaire. Canadian Journal of School Psychology, 33(2), 1–14.
https://doi.org/10.1177/0829573516678704
Renshaw, T. L., & Bolognino, S. J. (2016). The College Student Subjective Wellbeing
Questionnaire: A Brief, Multidimensional Measure of Undergraduate’s Covitality.
Journal of Happiness Studies, 17(2), 463–484. https://doi.org/10.1007/s10902-014-9606-
4
Rossier, J., Zecca, G., Stauffer, S. D., Maggiori, C., & Dauwalder, J. P. (2012). Career Adapt-
Abilities Scale in a French-speaking Swiss sample: Psychometric properties and
552 | SEMINAR NASIONAL dan TEMU ILMIAH POSITIVE PSIKOLOGI 2018
Positive Psikologi in Dealing with Multigeneration