Anda di halaman 1dari 19
Hubungan nilai N dengan kerapatan relatif (D,) yang diusulkan oleh Terzaghi dan Peck (1948), untuk tanah pasir, disajikan dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Hubungan N dengan kerapatan relatif (Dr) tanah pasir (Terzaghi dan Peck, 1948) aay Sangat tidak padat 4-10 Tidak padat 10-30 Kepadatan sedang 30-50 Padat 250 Sangat padat Untuk tanah lempung jenuh, Terzaghi dan Peck (1948) mem- berikan hubungan N secara kasar dengan kuat tekan-bebas, seperti yang diperlihatkan dalam Tabel 2.2. Kuat tekan-bebas (q,,) diperoleh dari uji tekan-bebas, dengan cy ~ 0,5. dan ~ = 0. Hubungan empiris antara c, dan N: cu= 6 N(kNim’) (2.5) Tabel 2.2 Hubungan nilai N, Konsistensi dan kuat tekan-bebas (q.) untuk tanah lempung jenuh (Terzaghi dan Peck, 1948) Sessa heh ee UNE vec Ea eS Nilai N Konsistensi a Gane (4) 22 Sangat lunak <25 2-4 Lunak 25-50 4-8 Sedang 50 - 100 8-15 Kaku 100 - 200 15-30 _ Sangat kaku 200 - 400 >30 Keras > 400 b) Efisiensi energi pemukul Dalam praktek, terdapat 3 tipe pemukul untuk uji SPT: 1) Pemukul donat (donut hammer) (Gambar 2.11a) 2) Pemukul aman (safety hammer) (Gambar 2.11b) 3) Pemukul otomatis (automatic hammer) (Gambar 2.11c). Hasil uji SPT sangat bergantung pada tipe alat yang digunaka" dan pengalaman operator yang melakukan pengujian. Suatu hal yané penting supaya data yang diperoleh baik, adalah deng®? memperhatikan efisiensi energi dari sistem. Dalam praktek, terdapal beberapa tipe pemukul, hampir tidak ada yang efisiensinya 100%. Sisata teoritis’ snerat jetuhl bebas|dariaistem pentukul dan tinggi ja yang diberikan adalah 48 kg-m (350 ft-lb), tapi ternyata energ! sebenarnya lebih kecil dari nilai tersebut akibat dari gesekan dan eksentrisitas, yang nilainya bergantung pada tipe pemukulnya. Pada Rasio antara energi yang, terkirim lewat batang bor dengan energi bila pemukul jatuh bebas, didefinisikan sebagai efisiensi energi pemukul. Besarnya efisiensi energi bergantung pada: batang penghantar, panjang batang bor, dan diameter bor diberikan ole) Skempton (1986) dan Kulhawy dan Mayne (1990). Kabel untuk menaik-turunkan me Se Lubang udara 5 f-—Silinder penghantar Pemukul Donat C34 Landasan at Pemukul tang f— 63.5 pelurus peaks Fabund s pemukul pees Oy) Mekanisme otomati Pelat ae pe landasan bal |e p> Landasan Batang bor ke Batang bor ke Batang bor k ng bor Ke tabung SPT Vv tabung SPT ~ tabung SPT () (0) () Gambar 2.11 (a) Pemukul donat (b) Pemukul aman (c) Pemukul otomatis (Coduto, 2001). Skempton (1983) meneliti ; jan ee pengaruh dari prosedur peng’) SPT terhadap nilai N-SPT yang diperoleh. Disimpulkan bahwa N-S?™ 6 48 11 — Penyelidkan 722” harus dikoreksi terhadap cara jatuhnya pemukul, tipe landasan (anvil) dan panjang total batang pipa bor. ‘Nilai standar efisiensi energi pervariasi: antara 35 — 85%, bila digunakan pemukul donat atau pemukul aman, Di Amerika dan Inggris rata ata digunakan efisiensi energi 60%, untuk panjang batang bor lebih dari 10 m., Pada model pemukul otomatis terbaru, efisiensi energi bisa mencapai 80 — 100% bergantung pada tipe alat. Saat ini, dalam perancangan fondasi telah banyak digunakan korelasi-korelasi_ yang didasarkan pada N-SPT dengan mengubah N terukur menjadi Neo (FHWA, 2006). Neo menyatakan nilai N-SPT dengan efisiensi energi 60%. Skempton (1986) menyarankan persamaan untuk mengkoreksi N dari lapangan dengan memperhatikan pengaruh prosedur pengujian, diameter lubang bor dan panjang batang bor: Neo = aa OCCN (2.7) dengan, Neo = N-SPT telah dikoreksi Be efisiensi pemukul (Tabel 2.3). C, = koreksi diameter lubang bor (Tabel 2.4) C, = koreksi oleh tipe tabung sampler SPT (Tabel 2.4) GC, koreksi untuk panjang batang bor (Tabel 2.4) N = nilai N-SPT hasil uji di lapangan. Diameter lubang bor juga berpengaruh terhadap nilai N. Telah diketahui bahwa jika diameter lubang bor 150 — 200 mm akan diperoleh N lapangan yang lebih kecil dibandingkan dengan diameter lubang 115 mm (lihat Tabel 2.4). Keuntungan dan kerugian uji SPT adalah sebagai berikut: © Keuntungan: y Dapat diperoleh nilai N dan contoh tanah (terganggu) ) Prosedur pengujian sederhana, bisa dilakukan secara manual. “Analisis dan Perancangan Fondasi - I 69 3) Dapat digunakan pada sembarang jenis tanah dan batuan Tunak 4) Uji SPT pada pasir, hasilnya dapat digunakan secara langsung untuk memprediksi kerapatan relatif dan kapasitas dukung tanah, © Kerugian: jut 1) Sampel dalam tabung SPT diperoleh dalam kondisi terganggu 2) Nilai N yang diperoleh merupakan data. sangat kasar, bila digunakan untuk tanah lempung. 3) Derajat ketidakpastian hasil uji SPT yang diperoleh bergantung pada kondisi alat dan operator. 4) Hasil tidak dapat dipercaya dalam tanah mengandung banyak kerikil. Tabel 2.3 Efisiensi pemukul (£;) (Clayton, 1990) Negara Tipe pemukul Mekanisme pelepasan pemukul Peas ‘Argentina Donat Cathead 0.45 Brasilia Pin weight _Dilepas tangan 0,72 China Otomatis Trip 0,60 Donat Dilepas tangan 0,55 Donat Cathead 0,50 Columbia Donat Cathead 0,50 Jepang Donat Tombi trigger 0,78 — 0,85 Donat Cathead 2 turn + pelepas spesial Inggris Otomatis Trip Amerika Aman 2 turn on cathead 0,55 - 0.60 Donat 2 turn on cathead 0.45 Venezuela Donat Cathead 0.43 ements ca AR Node’) dedil) orn CU Contoh soal 2.1: ___ Uji SPT dilakukan dengan tabung SPT standar dan pemukt! tipe aman (buatan Amerika) pada pasir halus pada kedalaman 6 ™ Pada kedalaman tersebut diperoleh N = 22. Lubang bor berdiametet ° EEE 70 h BAB II - Penyelidikan T2 in, Muka air tanah pada kedalaman lebih dalam dari 6 m. Hitung Neo. 4 Faktor koreksi SPT akibat pengaruh lubang bor, tabung sampler, abel 2. batang bor (Skempton, 1986) MC NGRN diaenieagrel nab tebe ene Toko ES Faktor Variasi alat Nilai koreksi Diameter lubang bor (C,) 65-115 mm 1,00 150 mm 1,05 200 mm, 1,15 Tabung sampler (C,) _ Tabung sampler standart 1,00 Tabung sampler tanpa liner 1,20 (tidak direkomendasikan) Panjang batang bor (C,) 3-4m 0,75 4-6m 0,85 6-10m 0,95 >10 1,00 Penyelesaian: Dari Tabel 2.3; untuk tipe pemukul aman buatan Amerika £; antara 0,55 dan 0,60, diambil 0,57. Dari Tabel 2.4: Diameter lubang bor 150 mm, maka C, = 1,05 Tabung SPT tipe standar: C, = 1 Panjang batang bor 6 m: C, = 0,85 Neo= a (0,57x 1,05 x 1,0 x 0,85) 22 = 18,6. Dibulatkan Noo = 18 Untuk hitungan kapasitas dukung ijin tanah, nilai Neo ini masih halon ea png token overburden, Ciba Bab ‘Analisis dan Perancangan Fondasi - I 7 Pasir berkerikil ‘aarppai pasir 1000 Tahanan konus ge (kg/on?) sensitf Resio gesekan, f; (%) @) Tahanan konus, qe (MP2) 0 10. - 20. 3040 50 0 € 0 MAS 2 WAALN Ne S180 \ © 200] ; 444 3 370 * 3 2 300-4 3 360 42 Jao! | \36" ool 224s NP AE | (b) Gambar 2.13 (a) Klasifikasi tanah didasarkan pada hasil uji kerucut statis (sondir), (b) Hubungan sudut gesek dalam puncak, @”) dan ge (Robertson dan Campanella, 1983). Analisis dan Perancangan Fondasi - I 75 secara terpisah. Contoh soal 3.25: Uji SPT dilakukan dengan tabung SPT standar buatan Chin, dengan tipe pemukul donat (donut hammer) yang dilepas dengay tangan pada pasir kasar kedalaman 5 m. Pada kedalaman terseby, diperoleh N terukur = 20 dan y = 18 kN/m’. Lubang bor berdiameter 100 mm. Muka air tanah pada kedalaman lebih dalam dari 10 m, Hitung Nop dan berapa nilai Noo terkoreksi yang digunakan untuk hitungan kapasitas dukung ijin, bila digunakan Persamaan (3.66f) (Liao dan Whitman (1985). Penyelesaian: Dari Tabel 2.3, untuk tabung SPT buatan China, £/= 0,55 Dari Tabel 2.4, untuk diameter lubang bor 100 mm, C; = 1 tabung sampler standar, C, = 1 panjang batang bor 5 m, C,=0,85 Noo = we (0,55 x 1,0 x 1,0 x 0,85) x 20 = 15 Po’ =27=4x18=72kNim’ Koreksi tekanan overburden yang disarankan oleh Liao dan Whitman (1985), Persamaan (3.66f): Cy= [95:76 Napd are! 115, 7) Nilai SPT untuk perancangan fondasi N= Cy x Ngo = b15* 15=17,3. Untuk hitungan perancangan digunakan N = 17. asd BAB II ~ Kapasitas DUKE Contoh soal 3.26: Hasil-hasil uji SPT di lapangan seperti yang ditunjukkan dalam abel C31 (nilai-nilai N dalam tabel sudah dikoreksi terhadap pengaruh prosedur lapangan). Dari hasil pengeboran diketahui bahwa tanah_berupa pasir kasar normally consolidated dengan, y, = 18,5 kim’, 7’ = 10 kN/m*, dan muka air tanah pada kedalaman 1,5 m dari pemukaan (Gambar C3.24). Jika fondasi dengan lebar B = 2,5 m dan kedalaman 1,5 m akan dibangun pada tempat tersebut, berapakah kapasitas dukung ijin untuk penurunan maksimum 1’’. Gunakan koreksi overburden untuk N menurut Skempton (1986). Tabel C3.1 Kedalaman ; De 5 (m) Neo (kN/m?) Cy 1,50 12 27,15 1,32 16 2,50 16 37,75 1,26 20 3,25 18 45,25 1,22 22 4,00 20 52,75 1,18 23 4,75 22 60,25 1,15 25 Penyelesaian: Untuk menghitung N yang akan digunakan untuk perancangan, nilai Nzp lebih dulu dikoreksi terhadap tekanan overburden efektif. Hasilnya diperlihatkan dalam Tabel C3.1. Karena tanahnya pasir kasar dianggap normally consolidated, maka dipakai Persamaan (3.62h): o-— rae : oi Badohsrivend eiese Pe 100 jeianan overburden efektif dihitung sebagai berikut ini. 'salnya pada kedalaman 2,5 m, i Po’ = (1,5 x 18,5) + (2,5 ~ 1,5) x 10= 27,75 + 10 = 37,75 kN’m? aS OS “M"alsis dan Perancangan Fondasi ~ 1 29 Pasir kasar B=25m Gambar C3.24. Kedalaman yang diperhitungkan dalam hitungan N, adalah sampai Dy+ B=1,5+2,5= 4,00 m. Dari Tabel C3.1 diperoleh nilai N rata-rata setelah dikoreksi = Y, (16 + 20 + 22 + 23) = 20 Untuk menghitung g., digunakan Gambar 3.29. Dengan N= 20 dan B = 2,5 m, maka diperoleh qq = 220 KN/m*. Banyak peneliti berpendapat tidak perlu mereduksi go oleh pengaruh muka air tanah, dan menilai g, dari cara Terzaghi dan Peck (1948) terlalu hati-hati, Contoh soal 3.27: Hasil uji SPT pada pasir diperlihatkan pada Tabel C3.2 Hasil pengeboran secara keseluruhan menunjukkan bahwa tanah posi! semakin ke bawah semakin padat, Pada umumnya, tanah berup2 P" kasar tidak padat sampai sedang (normally consolidated), dens! muka air tanah terletak pada kedalaman 1,5 m (Gambar C3.25). P= lokasi tersebut akan dibangun tangki air dengan fondasi yan ey ukuran 5 mx 10 m dengan kedalaman fondasi 1 m. Diinginka" pen, runan fondasi toleransi adalah 1”, Berat volume basah pasir 17" PT 230 BAB IIT - apastes OO dg at volume apung y’= 10 kN/m! dan bera stape berat te ‘ ‘Tentukan berapa berat tangki maksimum yang masih memenuhi dukung dan penurunan, menurut: ia keruntuhan kap kritert f a) Terzaghi dan Peck (1948, 1967) b) Bowles (1977). Penyelesaian: Tabel C3.2. oe Kedalaman (m) Neo (Nim?) Cw Cyx New 1,50 10 25,5 1,33 13 2,50 9. ao 1,27 1 3,50 12 45,5 1,22 14 4,50 19 55,5 1,17 22 5,50 22 65,5 1,13 25 6,50 25 To) 1,09 27 Nilai Noy pada Tabel C3.2 dikoreksi terhadap pengaruh tekanan overburden, dengan menggunakan koreksi Skempton (1986) untuk pasir kasar normally consolidated {Persamaan (3.66h)}. Data Ng yang diperhatikan untuk mentukan kapasitas dukung adalah sampai kedalaman D+ B = 1,0 + 5 = 6,0 m. Hitungan koreksi overburden (Cy), adalah sebagai berikut: Untuk kedalaman 1,5 m: po’ = = 1,5 x 17 = 25,5 KN/m’ Dari Persamaan (3.66h), diperoleh Cy = 1,33. Jadi, N= Cy x Noo = 1,33 x 10 = 13 (dibulatkan). Nilai-nilai N pada Tabel C3.2 dirata-ratakan, diperoleh N rata fala = (1/6)(13 + 11 + 14 +22 +25 + 27) = 19. a a ‘Malis dan Perancangan Fondasi — 1 231 Tangki5x10m — | B=5m T AT KNint 40 kNin Gambar C3.25. (a) Menggunakan Gambar 3.29 Dengan menggunakan Gambar 3.29, untuk B = 5 m dan = 19, diperoleh kapasitas dukung ijin, g, = 180 KN/m’. Jika dipakai saran Meyerhof (1965), maka tidak diperiukin koreksi air tanah. Tekanan fondasi neto: Qn = Ja = 180 KN/m’. Tekanan fondasi total (4) Int Di 180 + (1x 17) 197 kN/m* Berat tangki maksimum yang diijinkan untuk penurunan |” 197 x (5 x 10) = 9750 KN. (b) Menurut Bowles (1968) 4 Bowles (1968) menyarankan pengambilan pad ing statistik dari zona 0,5B di atas dasar fondasi ae va ike sedikit 2B di bawah dasar fondasi. Karena data N cj ae ous sampai kedalaman 6,5 m dan telah diketahut as dip Na semakin dalam semakin padat, maka dengan aman dap: = a ae NV menurut 0 me ja 19, Menurut Persamaan (3.644) (atau dapat pula digunakan is 13.30): B+03) ens 2) Ky {1+ 0,33 x (1/5)}=293 kN/m? al amb Telanan fondasi total (4). q = mt Dim 293 +(1x 17) = 310 kN/m* Berat tangki maksimum ijin untuk penurunan 1” = 323 x Gx 10) = 15.500 KN. 0 (b) Kapasitas dukung dari hasil uji kerucut statis (sondir) Untuk fondasi pada lapisan pasir, Meyerhof (1956) menyaran- fan persamaan sedethana untuk menentukan kapasitas dukung ijin yang didasarkan penurunan 1”. Persamaannya didasarkan pada kurva Terzaghi dan Peck (1943) dan dapat diterapkan untuk fondasi telapak atau fondasi memanjang yang dimensinya tidak begitu besar, pada Pasir kering sebagai berikut Untuk fondasi bujur sangkar atau fondasi memanjang dengan lebar B < 1,20 m, 4. : pees " 3.6 5) (elem) (3.672) ; Untuk fondasi bujur sangkar atau fondasi memanjang dengan bar B> 1,20 m, q, =e (B+ 50 (3.67b) ‘an Perancangan Fondasi ~ I 233 = kapasitas dakung,fjin untuk penurunan 2,54 em (1 g an onus dati alat kerucut statis tipe Delf dalam ky” 7 dengan qs g, adalah tahanan dan B adalah lebar fondasi dalam meter Dalam menggunakan Persamaan (3.67) dan Gambar 3.5 tahanan konus (q.) diambil nilai q, rata-rata pada kedalaman 0 samy B dari dasar fondasi. Persamaan-persamaan (3.67a) dan (3.67b) dibuat berdasarkan hubungan q. = 4N (Meyethof, 1956), dengan N diperoleh dari yj SPT. Bila digunakan Persamaan (3.64d), dengan q.= 4N, diperole: Untuk B < 1,20 m: 4.=“K, (kglom’) 61) Ge. 20) Untuk B > 1,20 m: B+030) i 4 = =) K, (kg/em*) (G.676) dengan B = lebar fondasi dan K, = 1 + 0,33D/B (D = kedalaman dasar fondasi), dengan nilai maksimum K,= 1,33 Terkait dengan hubungan antara N-SPT dan tahanan konus (¢.) dari alat uji kerucut statis, Robertson dan Campanella (1983) mengusulkan hubungan tahanan kerucut statis (q.) dengan nilai \- SPT, yang disajikan dalam bentuk hubungan antara diameter butirat rata-rata Dsy dengan rasio q,/N, seperti yang. ditunjukkan dalam Gambar 3.32. Terlihat bahwa untuk tanah berbutir halus (lempung) nilai tahanan konus q. ~ N, sedang nilai g. = 4N (seperti Y disarankan oleh Meyerhof) berlaku untuk tanah dengan diameter ®t" rata sekitar 0,10 mm (pasir butiran halus sampai sedang). Untuk tanah Kohesif, nilai kuat geser undrained (sy = 0) ¥8"* disarankan Begemann (1974): 3.68) eee und a aaa 11 — Kapestas OU a — tahanan konus (kg/em?) ay tekanan overburden efektif pada kedalaman konus atau mata sondir N= konstanta yang nilainya diantara 5 sampai 70, ter- gantung dari macam tanah dan OCR (umumnya diambil 9 sampai 15). Narau ic qq. dalam kale? berlempung berpasir dan Pasir berlana danlempung—janau : tempura berfanau pee 0 z ; a 8 Ay e 1 6 4 Bans 3 oh. : an x i K 0 0,001 0,01 01 1 Diameter butiran rata-rata, Dso (rm) Gambar 3.32 Variasi rasio q./N dengan diameter butiran rata-rata, Dso (Robertson dan Campanela, 1983). é Sanglerat (1972) mengusulkan hubungan kuat geser undrained ane tahahan konus alat sondir tipe bikonus (mengukur tahanan @ Gin tahanan gesek selimut konus) pada tanah kohesif (= 0): Intuk lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated), dengan 4, < 20 kg/cm’: u= qd18 sampai qo/15 (3.69a) ee # dan Perancangan Fondas! ~ 1 235 (b) Untuk lempung terkonsolidasi berlebihan (overconsolidateg dengan g, > 25 kg/cm’: i ; 4 = ge26 sampai qe/22 8.65 dengan q. dalam kg/cm’. Untuk lempung, hubungan secara pendekatan antara c, dan Vy. SPT adalah: c, = 6 N (kPa) 3.69e) Contoh soal 3.28: Hasil uji kerucut statis pada tanah pasir ditunjukkan dalam Gambar (3.26. Berapakah kapasitas dukung ijin, bila fondasi akan dibangun pada kedalaman 1,5 m dan lebar 2 m? Muka air tanah sangat dalam. Penyelesaian: Dari Gambar C3.25 nilai tahanan kerucut statis q, rata-rata di bawah dasar fondasi adalah 35 kg/cm’. Dengan menggunakan Persamaan (3.67b) (B > 1,2 m): 4 =f (2102) Ee = 0,93 kg/em? = 91,2 kNin pasos 50\ 2 Bila dipakai Persamaan (3.67d) (Bowles, 1968): Untuk cara Bowles ini, nilai q. diambil 0,5B = 0,75 m dj atas dasar fondasi dan 2B = 4 m di bawah fondasi. Dari Gambar 3.26, cukup aman jika q. rata-rata diambil 35 kg/em* (q. hitunga™ uo bertambah besar jika memperhatikan kenaikan q, setelah kedalaman ” m). Dari Persamaan (3.674): g,=fe( 22030 ess os 2 ) (1+0,33x1,5/2) = 1,75 kg/em? = 172 N/m? es 236 ‘Ba 111 - Kapastas = | Tahanan konus qo(kg/ern?) | 0 50 100 150 200 | Kedalaman (m) Gambar C3.26. (¢) Kapasitas dukung dari hasil uji beban pelat Dari hasil uji beban pelat yang telah dipelajari pada Bab 2.7.3, kapasitas dukung ultimit fondasi sebenarnya dihitung dengan persamaan-pesamaan sebagai berikut: 9p = 4» ; untuk tanah lempung (3.70a) B 4 dp = F lq, ; untuk tanah pasir (3.70b) dengan, qx = kapasitas dukung ultimit fondasi dengan skala penuh (kN/m?) kapasitas dukung ultimit dari uji beban pelat (kN/m’) Iebar atau diameter pelat uji (m) lebar fondasi skala penuh (m) BN a Ukuran dari beban pelat tidak berpengaruh pada kapasitas 'alisis dan Perancangan Fondasi — I 237 (1) Tentukanlah kedalaman (2) yang akan dihitung teganganyy, Dibuat z = 4B, Jadi, jika teganan pada kedalaman yang aj ditinjau adalah pada 2 ~ 5 m, panjang AB dalam lingkara, Newmark ekivalen dengan 5m. ' (2) Gambarkan denah fondasi dengan skala panjang sesuai den, panjang satuan garis 4B. Artinya, jika panjang fondasi L = 15 5, dan lebar B = 7,5 m, panjang fondasi (L) yang digambar pada lingkaran Newmark adalah (15/5) ~ 3 kali panjang garis 42 sedang lebamya (B) digambar (7,5/5) = | 15 kali AB. (3) Denah fondasi diletakkan sedemikian rupa, hingga proyeksi tik pada denah fondasi yang akan ditentukan teganganny berimpit dengan pusat lingkaran Newmark. (4) Dihitung jumlah elemen yang tertutup oleh denah fondasi misalnya n elemen. (5) Tambahan tegangan (Ao,) pada kedalaman z, dihitung dengan mengunakan persamaan: Ao,= qnl (4.11) dengan, 4g. = beban terbagi rata pada dasar fondasi, n= jumlah elemen yang tertutup denah fondasi 7 = faktor pengaruh, di mana untuk grafik yang dibenies dalam contoh ini, / = 0,005. Cara Newmark cocok untuk fondasi dengan bentuk dan uke sembarang, sejauh denah fondasi masih dapat digambarkan pad diagramnya dengan skala yang memenuhi. Contoh soal 4.4: Diketahui bentuk luasan beban seperti yang ditunjukan aa Gambar C4.4, Beban terbagi rata q = 100 Nim? bekerja pad@ ae beban tersebut. Hitung tambahan tegangan di bawah titik P > kedalaman 6 m. 22 aap V- 6m 3m on 3m|" | 9= 100 kin? | 8m pl Jo om Gambar C4.4, Penyelesaian: Pada Gambar C4.4, skala 4B pada gambar ekivalen dengan z = 6m, Denah Iuasan beban digambar dengan skala garis 4B yang diangeap mempunyai panjang 6 m. Karena tambahan tegangan yang akan dihitung dibawah titik P, maka P diletakkan di pusat lingkaran Newmark, Selanjutnya, ?Q = 9m, digambar pada lingkaran Newmark: (9/6)AB = 1,5 x AB OR = 6m, digambar (6/6)AB = 1 x AB, demikian seterusnya. Jumlah elemen yang tertutup denah fondasi n= 42,1 Tambahan tegangan pada kedalaman 6 m di bawah titik P: Ao, = gnl = 100 x 42,1 x 0,005 = 21 KN/m? eG ees hy OI 273 ‘6 dan Perancangan Fondasi- I

Anda mungkin juga menyukai