Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN KE VII

IDENTIFIKASI PENGAWET SECARA KUALITATIF

Disusun Oleh :
SINTIA KRISTIANI 20.71.023472

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI D-III FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2021/2022
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui prinsip dasar
identifikasi boraks.
2. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui cara identifikasi adanya
kandungan boraks pada sampel dengan menggunakan uji nyala api
dan kertas kurkumin.

II. ALAT DAN BAHAN


NO ALAT JUMLAH BAHAN JUMLAH
1 Kaca Arloji 6 buah Aquadest 4 tetes
2 Cawan porselin 1 buah NaCl 4-5 tetes
3 Beaker glass 3 buah Natrium 4-5 tetes
tetrabonat
4 Pipet tetes 3 buah Kertas turmeric Secukupnya
5 Korek api 1 buah Sampel uji
senyawa
boraks:
1. sampel mie Secukupnya
2. sampel
pentol
3. sampel tahu
6 Pengaduk kaca 1 buah
III. CARA KERJA
a) Prosedur Kerja Uji Boraks Kertas Turmeric
Siapkan alat dan bahan

Lakukan uji kualitatif dengan menggunakan kertas turmeric

Sampelnya terdiri dari sampel mie,sampel pentol,sampel


tahu. Semua sampel telah dioven dan dihaluskan kemudian
diambil sebanyak 250 mg dan diletakkan pada kaca arloji.

Pada masing-masing sampel tambahkan aquadest sebanyak 4


tetes dengan menggunakan pipet tetes.

Kemudian diaduk dengan menggunakan pengaduk kaca.

Tambahkan larutan NaCl dengan menggunakan pipet tetes


sebanyak 4-5 tetes. Larutan NaCl adalah sebagai kontrol
negatif.

Tambahkan larutan Natrium Tetrabonat dengan


menggunakan pipet tetes sebanyak 4-5 tetes. Larutan
Natrium Tetrabonat adalah sebagai kontrol positif.

Kemudian celupkan kertas turmeric pada masing-masing


sampel dan pembanding.

Lalu amati perubahan warna yang terjadi .


b) Prosedur Kerja Uji Boraks Nyala Api
Siapkan alat dan bahan

Pada post porselin kontrol negatif telah ditambahkan larutan


metanol dan H2O

Pada post porselin kontrol positif telah ditambahkan larutan


NaCl dan Natrium Tetraborat

Kemudian nyalakan korek api lalu masukkan pada post


porselin kontrol positif. Lalu amati perbandingan uji nyala
api.

Kemudian nyalakan korek api lalu masukkan pada post


porselin kontrol negatif. Lalu amati perbandingan uji nyala
api.

Kemudianlalukan uji boraks pada sampel. Nyalakan korek


api lalu masukkan pada masing-masing sampel yaitu smapel
mie,sampel pentol,dan sampel tahu. Lalu amatilah perubahan
warna api yang sedang terjadi
IV. HASIL PENGAMATAN
a) Uji Boraks Kertas Turmeric
No Jenis Perubahan Warna pada kertas Keterangan
Sampel turmeric
Sebelum Sesudah
1 NaCl Kuning Kuning NaCl sebagai
kontrol negatif.
NaCl (-) negatif
boraks.
2 Nantrium Kuning Merah Natrium
Tetraborat Tetraborat sebagai
kontrol positif.
Natrium
Tetraborat (+)
positif boraks.
3 Sampel Mie Kuning Kuning Sampel mie (-)
negatif boraks.
4 Sampel Kuning Kuning Sampel tahu (-)
Tahu negatif boraks.
5 Sampel Kuning Merah Sampel pentol (+)
Pentol positif boraks
b) Uji Boraks Nyala Api
No Jenis Perubahan Warna Keterangan
Sampel Nyala Api pada
sampel

1 NaCl Hijau kekuningan NaCl (+) positif boraks.


2 Natrium Orange kemerahan Nantrium Tetraborat (+)
Tetraborat Positif boraks.
3 Sampel Mie Kuning kemerahan Sampel mie (-) negatif
boraks.
4 Sampel Hijau ke orange an Sampel tahu (+) positif
Tahu boraks.
5 Sampel Orange kemerahan Sampel pentol (-) negatif
Pentol boraks.

V. PEMBAHASAN
Analisis kualitatif adalah suatu proses mengidentifikasi keberadaan suatu
senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui. Tujuan analisis
kualitatif adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah
unsur/senyawa. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisa komponen atau
jenis zat yang ada dalam suatu larutan.
Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq, pada awalnya dikenal
memiliki aktivitas sebagai bahan antiseptik yang digunakan sebagai bahan
pembersih, pengawet kayu, dan herbisida (Winarno dkk, 1994 dalam Azas, Q. S.,
2013).
Boraks merupakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dilarang
digunakan di dalam makanan. Larangan penggunaan boraks juga diperkuat
adanya Permenkes RI No. 11688/MENKES/PER/ X/1999 menyatakan bahwa
salah satu bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam makanan
adalah boraks (Amelia dkk, 2014) dan peraturan menteri kesehatan RI
No.722/Menkes/Per/IX/1988, boraks merupakan salah satu jenis bahan tambahan
pangan yang dilarang digunakan dalam produk makanan (Suhendra, 2013).
Teridentifikasinya boraks pada makanan-makanan tersebut dapat kita
rasakan pula perbedaannya dengan makanan yang tidak menggunakan bagian
dalam tahu terlihat berongga karena tidak padat dan teksturnya sangat bagus,
tetapi hal tersebut tidak mutlak dan hanya sebagai perkiraan saja (Triastuti dkk,
2013).
Pada percobaan kali ini dilakukan identifikasi pengawet secara kualitatif
dengan melakukan uji identifikasi adanya kandungan boraks pada sampel dengan
melakukan uji kertas turmeric dan uji nyala api. Adapun sampel yang digunakan
yaitu NaCl,Natrium Tetraborat,sampel mie,sampel pentol,dan sampel tahu. Hasil
pengamatan nya yaitu:
1) pada uji boraks kertas turmeric sampel NaCl sebagai kontrol negatif. NaCl
(-) negatif boraks karena tidak terjadi perubahan warna,tetap warna kuning.
2) Pada uji boraks kertas turmeric sampel Natrium Tetraborat sebagai kontrol
positif. Natrium Tetraborat (+) positif boraks karena terjadi perubahan
warna. Adapun warna pada kertas turmeric awalnya warna kuning
kemudian setelah dicelupkan pada sampel Natrium Tetraborat terjadi
perubahan warna merah.
3) Pada uji boraks kertas turmeric sampel mie negatif boraks. Karena tidak
terjadi perubahan warna. Warna tetap kuning.
4) Pada uji boraks kertas turmeric sampel tahu negatif boraks. Karena tidak
terjadi perubahan warna. Warna tetap kuning.
5) Pada uji boraks kertas turmeric sampel pentol positif boraks. Karena
terjadi perubahan warna. Adapun warna pada kertas turmeric awalnya
warna kuning kemudian setelah dicelupkan pada sampel pentol terjadi
perubahan warna merah.
6) Pada uji boraks nyala api sampel NaCl (+) positif boraks karena warna
nyala apinya Hijau kekuningan.
7) Pada uji boraks nyala api Natrium Tetraborat Positif boraks karena warna
nyala apinya Orange kemerahan.
8) Pada uji boraks nyala api Sampel Mie negatif boraks karena positif boraks
karena warna nyala apinya kuning kemerahan.
9) Pada uji boraks nyala api sampel tahu positif boraks karena warna nyala
apinya hijau keorange an.
10) Pada uji boraks nyala api sampel pentol negatif boraks karena warna nyala
apinya Orange kemerahan .
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta
berakibat buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi
sedikit karena diserap dalam tubuh. Seringnya mengonsumsi makanan yang
mengandung boraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal (Triastuti
dkk, 2013). Adapun dampak buruk bagi kesehatan dari boraks dapat menyebabkan
iritasi saluran cerna yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, muntah, mual,
diare, penyakit kulit, diikuti dengan terkelupasnya kulit ari. Gejala lebih lanjut
ditandai dengan badan menjadi lemah, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan shock
dan kematian bila tertelan 5-10 g boraks (Suhendra, 2013).
Makanan yang mengandung boraks dapat menyebabkan dampak negatif
bagi tubuh dimana pada dosis tertinggi yaitu 10-20 g/kg berat badan orang dewasa
dan 5g/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan keracunan bahkan kematian.
Sedangkan dosis terendah yaitu dibawah 10-20 g/kg berat badan orang dewasa
dan kurang dari 5 g/kg berat badan anak-anak, jika sering dikonsumsi akan
menumpuk/terakumulasi pada jaringan tubuh di otak, hati, lemak dan ginjal yang
pada akhirnya dapat memicu terjadinya kanker (Pane dkk, 2012).
Menurut Aminah dan Himawan, 2009 dalam Widayat, 2011, tentang boraks
bisa didapatkan dalam bentuk padat atau cair (natrium hidroksida atau asam
borat). Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik dan biasa
digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat, misalnya dalam salep,
bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Selain itu boraks
juga digunakan sebagai bahan solder, pembuatan gelas, bahan pelicin porselin,
pengawet kayu dll. Boraks bersifat antiseptik sehingga sering dimanfaatkan
sebagai pengawet, sekaligus sebagai pengenyal makanan (Silalahi dkk, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Maidah.2015. Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Natrium Benzoat,Boraks,Dan
Formalin Dalam Berbagai Makanan Olahan Yang Terdapat Di
Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Talanrea Kota Makassar.
Jurusan Kimia. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hassanuddin. Makasar.

Anda mungkin juga menyukai