Sifat Ujian
2. Arus utama pemikiran ekonomi makro adalah pemikiran klasik dan Keynes. Saudara
diminta untuk menjelaskan perbedaan kedua pemikiran tersebut dalam kaitannya
dengan pasar barang, pasar uang, dan pasar tenaga kerja.
JAWABAN
1. Salah satu tujuan dari ekonomi makro adalah agar suatu negara memiliki pendapatan
penduduk yang saling merata. Pendapatan tersebut didapat baik dari pengelolaan
sumber daya alam maupun sumber daya manusia dalam negara tersebut. Dengan
pendapatan yang merata, maka kehidupan penduduk akan menjadi semakin baik.
Kebijakan ekonomi makro yang dilakukan negara dilaksanakan oleh pemerintah dan
swasta. Dengan tujuan untuk mengatasi masalah yang timbul. Masalah timbul dalam
perekonomian, di mana pemerintah sebagai regulatornya dan swasta sebagai
pelaksananya.
Kebijakan-kebijakan yang dapat diambil untuk mencapai tujuan ekonomi makro, antara
lain:
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal mengatur pendapatan dan pengeluaran dari suatu negara.
Pendapatan negara dapat dihasilkan dari pemungutan pajak yang dilakukan oleh
setiap warga negara. Selain itu, pendapatan negara juga dapat dihasilkan dari hal
diluar dari non-pajak seperti denda, lelang, gratifikasi dan pemberian dari negara
lainnya. Sedangkan untuk pengeluaran biasanya mengenai kegiatan impor barang
dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam negeri. Kebutuhan negeri
yang dibutuhkan biasanya kebutuhan yang memang sulit untuk diproduksi oleh
negara. Sehingga akhirnya negara tersebut melakukan impor barang.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang menjadi pembeda dari ekonomi mikro dan
makro. Kebijakan yang berfungsi mengukur sebanyak apa dana yang dikeluarkan
oleh bank sentral yang ada di Indonesia terhadap masyarakat. Jika terjadi perputaran
uang yang semakin banyak tentunya, akan mempengaruhi perputaran uang yang
semakin banyak dan akan berpengaruh pada tingkat inflasi sehingga menyebabkan
harga suatu produk menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, apabila perputaran uang
semakin kecil maka harga dari suatu produk yang ditawarkan relatif lebih murah atau
yang sering disebut dengan deflasi. Kebijakan inilah yang memiliki peranan cukup
penting dalam kehidupan masyarakat untuk pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
Karenanya, dengan mempelajari ilmu ekonomi tentu akan sangat membantu dalam
kegiatan sehari-hari.
Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan segi penawaran berfungsi menyeimbangkan neraca keuangan dalam
sebuah perusahaan maupun negara. Wajar jika banyak perusahaan membutuhkan
orang yang ahli dalam bidang ilmu ekonomi. Dengan ilmu tersebut, diharapkan
segala pengelolaan keuangan terutama yang berkaitan dengan produksi dapat ditekan
seoptimal mungkin dan tetap dapat menyeimbangkan kualitas produk, sehingga
produk yang dihasilkan dapat lebih berkualitas.
2. Pemikiran Klasik
Pasar Barang
Menurut kaum klasik, di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan produksi atau
kelebihan produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu terjadi pasar bersih atau
pasar dalam kondisi keseimbangan atau ekuilibrium. Jika pada suatu waktu terjadi
kelebihan atau kekurangan produksi, maka mekanisme pasar akan secara otomatis
mendorong kembali perekonomian tersebut pada kondisi dimana tingkat produksi total
masyarakat akan memenuhi permintaan total masyarakat secara tepat. Pendapat ini
dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum klasik bahwa di dunia nyata ini:
“Berlaku hukumyang mengatakan bahwa “setiap barang yang diproduksikan selalu ada
yang membutuhkannya”, dan Harga-harga dari hampir semua barang-barang dan jasa-
jasa adalah fleksibel, yaitu dapat dengan mudah naik atau turun sesuai dengan daya tarik
menarik antara permintaan dan penawaran.
Pasar Uang
Kaum klasik memiliki teori permintaan akan uang yang cukup terkenal, yaitu teori
kuantitas. Teori kuantitas mengatakan bahwa masyarakat memerlukan uang tunai untuk
keperluan transaksi tukar menukar (misalnya: jual beli barang dan jasa) bukan untuk
tujuan lain. Menurut kaum klasik karena uang tidak bisa menghasilkan apa-apa kecuali
hanya untuk mempermudah transaksi, maka uang yang diminta oleh masyarakat hanya
sebanyak jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk membiayai proses transaksi
mereka. Jadi, semakin banyak transaksi yang dilakukan oleh masyarakat, semakin
banyak pula uang tunai yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut.
Volume transaksi di dalam masyarakat tergantung pada dua hal, yaitu :
a. Tingkat harga umum
b. Volume barang/jasa yang diproduksi masyarakat (yang diukur dengan GDP riel atau
GDP pada harga konstan)
Semakin besar GDP diharapkan semakin banyak transaksi yang dilakukan oleh
masyarakat dan semakin tinggi harga umum semakin banyak uang tunai yang
dibutuhkan untuk menutup setiap transaksi. Jadi, penawaran uang (MS) ditentukan oleh
kebijakan moneter. Oleh karenanya, variabel ini disebut variabel eksogen, yaitu variabel
yang nilainya ditentukan oleh unsur di luar sistem persamaan. Permintaan uang, MD = k
PQ, dimana k = suatu konstanta; Q = GDP riel; P = harga umum.
Pemikiran Keynes
Pasar Barang
Perbedaan pasar barang menurut Keynesian dengan klasik terletak pada Hukum Say
bahwa, permintaan sama dengan penawaran sehingga tidak akan terjadi kelebihan atau
kekurangan permintan atau penawaran. Menurut Keynesian permintaan barang tidak
selalu sama dengan penawaran karena tidak semua income dibelanjakan tetapi sebagian
dari pendapatan tersebut akan disimpan dalam bentuk tabungan. Tabungan tidak
menambah permintaan efektif terhadap barang dan jasa kalau tidak segera
diinvestasikan sehingga akan terjadi kelebihan stok barang atau kelebihan produksi
barang.
Ada dua akibat yang akan terjadi jika terjadi ketidakseimbangan permintaan dengan
penawaran di suatu Negara . Pertama, Akibat dari turunnya GDP dan income maka
harga-harga akan turun karena turunnya permintaan akibat penurunan income. Apabila
harga barang dan harga tenaga kerja tidak kaku tetapi fleksibel dan turun sebanding
dengan penuruan income, Naiknya permintaan akan mendorong produsen kembali
menggenjot produksi mereka dan keadaan terpuruk akan segera terkoreksi
kembali.Kedua, Para produsen akan mengurangi jumlah produksi mereka pada tahun
atau periode berkutnya, artinya output atau GDP akan berkurang pada tahun berikutnya.
Bila output berkurang maka dampaknya akan sangat serius terhadap variabel makro
karena income, apangan pekerjaan, konsumsi, investasi dan seterusnya akan menurun.
Pabrik dan industri tidak akan tutup sehingga para buruh tidak banyak yang kena PHK.
Berbeda dengan teori Klasik yang mengasumsikan harga-harga adalah fleksibel,
kenyataannya menurut Keynes, harga-harga adalah tidak fleksibel tetapi kaku, tidak
mau turun. Akibatnya permintaan akan turun dan produksi tidak akan naik sehingga
ekonomi akan terjebak pada resesi atau depresi.
Dari antara teori klasik dan teori Keynesian dapat disimpulkan bahwa, Kedua teori
tersebut sama-sama memiliki tujuan yang sama yaitu, memecahkan masalah atau
mengatasi krisis di bagian ekonomi social. Selain itu kedua teori tersebut diciptakan
berdasarkan nilai dan norma yang ada di Negara tersebut. Dan juga kedua teori tersebut
sama-sama melindungi suatu Negara dari berbagai ancaman dari luar.
Pasar Uang
Perbedaan teori Klasik dan Keynesian dalam hal uang adalah perbedaan besar,
Keynesian tidak setuju dengan pendapat bahwa permintaan uang hanya ditentukan oleh
kebutuhan transaksi dimana transaksi ini dipengaruhi oleh volume barang, harga barang
dan kecepatan perputaran uang. Menurut Keynesian permintaan uang ditentukan oleh
tiga faktor yaitu:
a. Kebutuhan untuk berjaga-jaga
Kebutuhan berjaga-jaga adalah suatu kebutuhan untuk mengahadapi situasi yang tidak
normal atau darurat, misalnya sakit, kecelakaan atau ada kebutuhan mendadak yang
memerlukan uang yang tidak terduga sebelumnya. Jumlah kebutuhan untuk jenis ini
sama dengan kebutuhan transaksi, yakni tergantung dengan income. Bila dilihat secara
prinsip maka kebutuhan jenis ini juga hampir sama dengan kebutuhan transaksi.
b. Kebutuhan untuk berspekulasi atau investasi
Kebutuhan spekulasi adalah kebutuhan untuk mencari keuntungan dari permaian resiko
dan keberuntungan. Sama seperti teori klasik, menurut Keynes uang tidak memberikan
penghasilan apa-apa, misalnya dalam bentuk bunga, sehingga rugi kalau disimpan
dalam jumlah yang terlalu banyak. Sebagai alternatif dari memegang uang adalah
membeli aset lain seperti obligasi yang dikeluarkan pemerintah, karena obligasi
memberikan pendapatan berupa bunga. Dalam perkembangannya sekarang uang telah
bisa memberikan keuntungan dalam bentuk bunga bila disimpan di bank, walaupun
tidak diinvestasikan ke usaha-usaha produktif tetapi bunganya sangat rendah
diandingkan dengan deposito atau investasi lainnya. Kalau uang disimpan di rumah
maka tetap tidak akan memberikan keuntungan sedikitpun.
c. Kebutuhan untuk transaksi
Untuk kebutuhan transaksi sama dengan pendapat klasik dimana tergantung dengan
volume barang, harga dan konstanta. Tetapi untuk dua faktor lainnya, Keynesian
berpendapat bahwa permintaan akan uang juga ditentukan oleh faktor berjaga-jaga dan
spekulasi.
3.
4.