Anda di halaman 1dari 6

Universitas Kristen Krida Wacana FR-08-03 / RO

Universitas Kristen Krida Wacana


Naskah Ujian

 UTS UAS  Susulan UTS / UAS Ganjil/ Genap 2020 / 2021


Jurusan : Manajemen (Malam) NIM :
312020053
Kode - Mata Kuliah : Ekonomi Makro
: 1215 – Soegeng Wahyoedi Nama Mahasiswa :
NID - Nama Dosen
Stephany Salim
Hari / Tanggal : Selasa, 20 April 2021
Waktu Ujian : 19.45 – 21.45 Tanda Tangan :
: Buka buku

Sifat Ujian

Lembar Jawaban : Ya / tidak


Kalkulator : Ya / tidak

Naskah ujian dikumpulkan bersama kertas jawaban ujian !


Perhatian : 1. Taatilah segala peraturan ujian yang telah ditetapkan
2. Pelanggaran terhadap peraturan ujian dikenakan Sanksi Akademik
______________________________________________________________________________________

1. Mempelajari ekonomi makro adalah mempelajari ekonomi secara agregatif (totalitas).


Dalam kaitan ini jelaskanlah tujuan dari ekonomi makro dan kebijakan-kebijakan apa
yang dapat diambil untuk mencapai tujuan ekonomi makro tersebut.

2. Arus utama pemikiran ekonomi makro adalah pemikiran klasik dan Keynes. Saudara
diminta untuk menjelaskan perbedaan kedua pemikiran tersebut dalam kaitannya
dengan pasar barang, pasar uang, dan pasar tenaga kerja.

3. Kebijakan utama ekonomi makro adalah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, dalam


kaitan ini jelaskanlah efektifitas kebijakan fiscal dan kebijakan moneter dalam kerangka
keseimbangan pasar barang dan pasar uang (IS-LM).

4. Diketahui fungsi konsumsi suatu masyarakat adalah C = 0,75 Yd + 50, transfer


pemerintah 10, Investasi 70, Government Expenditure 70, Dan besarnya pajak 15,
(masing-masing variabel dalam triliun rupiah).  Berdasarkan informasi tersebut, maka
carilah besarnya  pendapatan nasaional, konsumsi, dan tabungan dalam keseimbangan?

 
JAWABAN

1. Salah satu tujuan dari ekonomi makro adalah agar suatu negara memiliki pendapatan
penduduk yang saling merata. Pendapatan tersebut didapat baik dari pengelolaan
sumber daya alam maupun sumber daya manusia dalam negara tersebut. Dengan
pendapatan yang merata, maka kehidupan penduduk akan menjadi semakin baik.
Kebijakan ekonomi makro yang dilakukan negara dilaksanakan oleh pemerintah dan
swasta. Dengan tujuan untuk mengatasi masalah yang timbul. Masalah timbul dalam
perekonomian, di mana pemerintah sebagai regulatornya dan swasta sebagai
pelaksananya.

Kebijakan-kebijakan yang dapat diambil untuk mencapai tujuan ekonomi makro, antara
lain:
 Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal mengatur pendapatan dan pengeluaran dari suatu negara.
Pendapatan negara dapat dihasilkan dari pemungutan pajak yang dilakukan oleh
setiap warga negara. Selain itu, pendapatan negara juga dapat dihasilkan dari hal
diluar dari non-pajak seperti denda, lelang, gratifikasi dan pemberian dari negara
lainnya. Sedangkan untuk pengeluaran biasanya mengenai kegiatan impor barang
dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam negeri. Kebutuhan negeri
yang dibutuhkan biasanya kebutuhan yang memang sulit untuk diproduksi oleh
negara. Sehingga akhirnya negara tersebut melakukan impor barang.
 Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang menjadi pembeda dari ekonomi mikro dan
makro. Kebijakan yang berfungsi mengukur sebanyak apa dana yang dikeluarkan
oleh bank sentral yang ada di Indonesia terhadap masyarakat. Jika terjadi perputaran
uang yang semakin banyak tentunya, akan mempengaruhi perputaran uang yang
semakin banyak dan akan berpengaruh pada tingkat inflasi sehingga menyebabkan
harga suatu produk menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, apabila perputaran uang
semakin kecil maka harga dari suatu produk yang ditawarkan relatif lebih murah atau
yang sering disebut dengan deflasi. Kebijakan inilah yang memiliki peranan cukup
penting dalam kehidupan masyarakat untuk pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
Karenanya, dengan mempelajari ilmu ekonomi tentu akan sangat membantu dalam
kegiatan sehari-hari.
 Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan segi penawaran berfungsi menyeimbangkan neraca keuangan dalam
sebuah perusahaan maupun negara. Wajar jika banyak perusahaan membutuhkan
orang yang ahli dalam bidang ilmu ekonomi. Dengan ilmu tersebut, diharapkan
segala pengelolaan keuangan terutama yang berkaitan dengan produksi dapat ditekan
seoptimal mungkin dan tetap dapat menyeimbangkan kualitas produk, sehingga
produk yang dihasilkan dapat lebih berkualitas.

Berikut beberapa tujuan kebijakan ekonomi makro, yaitu:


 Tingkat kesempatan kerja yang tinggi
Keberadaan pengangguran di dalam negara memberikan dampak yang kurang baik
bagi kehidupan sosial dan beban ekonomi negara. Dengan kebijakan ekonomi makro
pemerintah dapat mengungarngi pengangguran hingga tingkat full employment. Di
mana semua lapangan pekerjaan yang ada baik pemerintah maupun swasta terisi
penuh.
 Produksi nasional tinggi
Tinggi rendahnya kapasitas produksi tergantung dari tinggi rendahnya investasi.
Investasi dalam begeri tergantung tingkat tabungan dalam negeri. Sedangakan
tabungan dalam negeri terkait dengan tingkat bunga dan pendapatan masyarakat.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri, peningkatan pendapatan
masyarakat perlu dilakukan peningkatan produktivitas masyarakat.
 Keadaan perekonomian stabil
Kestabilan ekonomi dalam tingkat pendapatan, kesempatan kerja, dan kestabilan
pada tingkat harga barang secara umum. Perekonomian yang stabil bukan berarti
suatu kondisi ekonomi selalu mengalami tinggi, tetapi suatu kondisi yang fluktuatif
variabel ekonomi terutama harga komoditi dan tingkat pendapatan secara wajar.
 Neraca pembayaran yang seimbang
Ikhtisar sistematis dari seua transaksi dari ekonomi dengan luar negeri selama jangka
waktu tertentu dalam satuan uang. Dalam neraca pembayaran tersebut beberapa hal
penting yang perlu diketahui adalah neraca perdagangan, transaksi berjalan dan lalu
lintas moneter.
 Distribusi pendapatan merata
Hasil pengelolaan sumber daya baik alam dan manusia dalam negara harus dapat
dinikmati secara merata oleh rakyat. Artinya distribusi pembagian pendapatan yang
relatif adil. Dengan meratanya pembagian pendapatan diharapkan tingkat konsumsi
masyarakat reltif lebih baik. Sehingga diharapkan akan terjadi kehidupan yang
seimbang dan tidak bertendensi pada keresahan dan kerusuhan sosial.

2. Pemikiran Klasik
Pasar Barang
Menurut kaum klasik, di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan produksi atau
kelebihan produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu terjadi pasar bersih atau
pasar dalam kondisi keseimbangan atau ekuilibrium. Jika pada suatu waktu terjadi
kelebihan atau kekurangan produksi, maka mekanisme pasar akan secara otomatis
mendorong kembali perekonomian tersebut pada kondisi dimana tingkat produksi total
masyarakat akan memenuhi permintaan total masyarakat secara tepat. Pendapat ini
dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum klasik bahwa di dunia nyata ini:
“Berlaku hukumyang mengatakan bahwa “setiap barang yang diproduksikan selalu ada
yang membutuhkannya”, dan Harga-harga dari hampir semua barang-barang dan jasa-
jasa adalah fleksibel, yaitu dapat dengan mudah naik atau turun sesuai dengan daya tarik
menarik antara permintaan dan penawaran.

Pasar Uang
Kaum klasik memiliki teori permintaan akan uang yang cukup terkenal, yaitu teori
kuantitas. Teori kuantitas mengatakan bahwa masyarakat memerlukan uang tunai untuk
keperluan transaksi tukar menukar (misalnya: jual beli barang dan jasa) bukan untuk
tujuan lain. Menurut kaum klasik karena uang tidak bisa menghasilkan apa-apa kecuali
hanya untuk mempermudah transaksi, maka uang yang diminta oleh masyarakat hanya
sebanyak jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk membiayai proses transaksi
mereka. Jadi, semakin banyak transaksi yang dilakukan oleh masyarakat, semakin
banyak pula uang tunai yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut.
Volume transaksi di dalam masyarakat tergantung pada dua hal, yaitu :
a. Tingkat harga umum
b. Volume barang/jasa yang diproduksi masyarakat (yang diukur dengan GDP riel atau
GDP pada harga konstan)
Semakin besar GDP diharapkan semakin banyak transaksi yang dilakukan oleh
masyarakat dan semakin tinggi harga umum semakin banyak uang tunai yang
dibutuhkan untuk menutup setiap transaksi. Jadi, penawaran uang (MS) ditentukan oleh
kebijakan moneter. Oleh karenanya, variabel ini disebut variabel eksogen, yaitu variabel
yang nilainya ditentukan oleh unsur di luar sistem persamaan. Permintaan uang, MD = k
PQ, dimana k = suatu konstanta; Q = GDP riel; P = harga umum.

Pasar Tenaga Kerja


Kaum klasik menganggap bahwa di pasar tenaga kerja, seperti halnya di pasar barang,
apabila harga tenaga kerja cukup fleksibel maka permintaan tenaga kerja selalu
seimbang dengan penawaran tenaga kerja. Menurut definisi, tidak ada kemungkinan
timbulnya pengangguran sukarela. Artinya, pada tingkat upah riel yang berlaku di pasar
tenaga kerja semua orang yang bersedia bekerja pada tingkat upah tersebut akan
memperoleh pekerjaan. Dengan demikian, mereka yang menganggur adalah mereka
yang tidak bersedia bekerja pada tingkat upah yang berlaku. Jadi mereka ini adalah
pengangguran yang sukarela. Pengangguran sukarela itu berlangsung hanya sementara
saja. Sejalan dengan proses penyesuaian dalam pasar barang, pada saat jumlah barang
berada pada posisi keseimbangan, maka posisi full employment tercapai kembali. Pada
keadaan demikian semua angkatan kerja dapat bekerja pada tingkat upah riel yang lama.

Pemikiran Keynes
Pasar Barang
Perbedaan pasar barang menurut Keynesian dengan klasik terletak pada Hukum Say
bahwa, permintaan sama dengan penawaran sehingga tidak akan terjadi kelebihan atau
kekurangan permintan atau penawaran. Menurut Keynesian permintaan barang tidak
selalu sama dengan penawaran karena tidak semua income dibelanjakan tetapi sebagian
dari pendapatan tersebut akan disimpan dalam bentuk tabungan. Tabungan tidak
menambah permintaan efektif terhadap barang dan jasa kalau tidak segera
diinvestasikan sehingga akan terjadi kelebihan stok barang atau kelebihan produksi
barang.
Ada dua akibat yang akan terjadi jika terjadi ketidakseimbangan permintaan dengan
penawaran di suatu Negara . Pertama, Akibat dari turunnya GDP dan income maka
harga-harga akan turun karena turunnya permintaan akibat penurunan income. Apabila
harga barang dan harga tenaga kerja tidak kaku tetapi fleksibel dan turun sebanding
dengan penuruan income, Naiknya permintaan akan mendorong produsen kembali
menggenjot produksi mereka dan keadaan terpuruk akan segera terkoreksi
kembali.Kedua, Para produsen akan mengurangi jumlah produksi mereka pada tahun
atau periode berkutnya, artinya output atau GDP akan berkurang pada tahun berikutnya.
Bila output berkurang maka dampaknya akan sangat serius terhadap variabel makro
karena income, apangan pekerjaan, konsumsi, investasi dan seterusnya akan menurun.
Pabrik dan industri tidak akan tutup sehingga para buruh tidak banyak yang kena PHK.
Berbeda dengan teori Klasik yang mengasumsikan harga-harga adalah fleksibel,
kenyataannya menurut Keynes, harga-harga adalah tidak fleksibel tetapi kaku, tidak
mau turun. Akibatnya permintaan akan turun dan produksi tidak akan naik sehingga
ekonomi akan terjebak pada resesi atau depresi.
Dari antara teori klasik dan teori Keynesian dapat disimpulkan bahwa, Kedua teori
tersebut sama-sama memiliki tujuan yang sama yaitu, memecahkan masalah atau
mengatasi krisis di bagian ekonomi social. Selain itu kedua teori tersebut diciptakan
berdasarkan nilai dan norma yang ada di Negara tersebut. Dan juga kedua teori tersebut
sama-sama melindungi suatu Negara dari berbagai ancaman dari luar.

Pasar Tenaga Kerja


Menurut Keynes pasar tenaga kerja jauh dari seimbang, karena upah tidak pernah
fleksibel, sehingga permitaan dan penawaran hampir tidak pernah seimbang sehingga
pengangguran sering terjadi. Menurut Keynesian pengangguran bisa terjadi terus
menerus dan jenis pengangguran tersebut ada tiga macam:
a. Pengangguran yang institusinal. Pengangguran institusinal adalah pengangguran
yang timbul akibat adanya kebijakasanaan pemerintah seperti upah minimum yang
menyebabkan permintaan terhadap tanaga kerja berkurang. Sementara itu penawaran
kerja dari pencari kerja cukup banyak sehinga timbul pengangguran
b. Pengangguran musiman, yang jumlahnya tergantung dengan musim. Pengangguran
musiman disebabkan karena adanya faktor musim dari suatu jenis pekerjaan. Misalnya
di sektor pertanian ada musim puncak dimana banyak perkerjaan dan ada pula musim
senggang atau tidak ada pekerjaan sama sekali sehingga petani menjadi menganggur
dan mencari pekerjaan lain.
c. Pengangguran pergeseran. Pengangguran pergeseran adalah pengangguran yang
disebabkan karena adanya perubahan struktur dalam ekonomi dan orang-orang
berpindah dari satu pekejaan ke pekerjaan lain. Masa transisi perpindahan pekerjaan ini
menyebabkan timbulnya pengangguran sementara. Contohnya adalah adanya
perpindahan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dan sementara perkerjaan baru belum
dapat maka status pencari kerja tersebut adalah pengangguran.
Timbulnya ketiga jenis penganguran tersebut diatas disebabkan oleh karena tidak
fleksibelnya harga-harga, termasuk harga tenaga kerja (upah) dan lambatnya reaksi
rasional dari para pelaku ekonomi sehingga tidak terjadi full employment. Tidak full
employment berarti akan ada orang yang tidak mendapatkan pekerjaan.

Pasar Uang
Perbedaan teori Klasik dan Keynesian dalam hal uang adalah perbedaan besar,
Keynesian tidak setuju dengan pendapat bahwa permintaan uang hanya ditentukan oleh
kebutuhan transaksi dimana transaksi ini dipengaruhi oleh volume barang, harga barang
dan kecepatan perputaran uang. Menurut Keynesian permintaan uang ditentukan oleh
tiga faktor yaitu:
a. Kebutuhan untuk berjaga-jaga
Kebutuhan berjaga-jaga adalah suatu kebutuhan untuk mengahadapi situasi yang tidak
normal atau darurat, misalnya sakit, kecelakaan atau ada kebutuhan mendadak yang
memerlukan uang yang tidak terduga sebelumnya. Jumlah kebutuhan untuk jenis ini
sama dengan kebutuhan transaksi, yakni tergantung dengan income. Bila dilihat secara
prinsip maka kebutuhan jenis ini juga hampir sama dengan kebutuhan transaksi.
b. Kebutuhan untuk berspekulasi atau investasi
Kebutuhan spekulasi adalah kebutuhan untuk mencari keuntungan dari permaian resiko
dan keberuntungan. Sama seperti teori klasik, menurut Keynes uang tidak memberikan
penghasilan apa-apa, misalnya dalam bentuk bunga, sehingga rugi kalau disimpan
dalam jumlah yang terlalu banyak. Sebagai alternatif dari memegang uang adalah
membeli aset lain seperti obligasi yang dikeluarkan pemerintah, karena obligasi
memberikan pendapatan berupa bunga. Dalam perkembangannya sekarang uang telah
bisa memberikan keuntungan dalam bentuk bunga bila disimpan di bank, walaupun
tidak diinvestasikan ke usaha-usaha produktif tetapi bunganya sangat rendah
diandingkan dengan deposito atau investasi lainnya. Kalau uang disimpan di rumah
maka tetap tidak akan memberikan keuntungan sedikitpun.
c. Kebutuhan untuk transaksi
Untuk kebutuhan transaksi sama dengan pendapat klasik dimana tergantung dengan
volume barang, harga dan konstanta. Tetapi untuk dua faktor lainnya, Keynesian
berpendapat bahwa permintaan akan uang juga ditentukan oleh faktor berjaga-jaga dan
spekulasi.

3.
4.

Anda mungkin juga menyukai