Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS

Disusun

O
L
E
H

: Asse (14220210021)
Devi triana (14220210045)
Putri amalia rahayu (14220210051)
Nur hikmah (14220210015)
Fatwa (14220210058)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Spermatogenesis dan Oogenesis ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih kepada ners Ns. Wa Ode Asniar,S.Kep selaku Dosen Mata kuliah
ilmu dasar keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai Proses Spermtogenesis dan Oogenesis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang.
Sekiranya hanya ini yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan,
akhir kata kami ucapkan Terimakasih.

makassar 25 Oktober 2021


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................. 2
Daftar Isi ............................................................................. 3
BAB I Pendahuluan ........................................................................ 4
Latar Belakang ......................................................................................... 4
Rumusan Masalah ............................................................................. 4
Tujuan ................................................................................................ 4
BAB II Pembahasan .......................................................................... 5
A. Pengertian Spermatogenesis ............................................................ 5
B. Proses Spermatogenesis ........................................................... 5
C. Faktor Yang Mempengaruhi Spermatogenesis ............................... 7
D. Hormon Yang Mempengaruhi Proses Spermatozoa ...................... 8
E. Pengertiaan Oogenesis ................................................................. 8
F. .Proses Oogenesis ............................................................................. 9
BAB III Penutup ............................................................................. 10
A. A. Kesimpulan ................................................................. 10
B. B. Saran .............................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi merupakan proses pembentukan individu baru dari individu yang sudah ada
dan merupakan ciri khas dari semua makhluk hidup. Reproduksi bertujuan untuk
mempertahankan kelestarian suatu spesies dari kepunahan. Dalam upaya melestarikan
kelangsungan hidupnya, setiap organisme harus mampu memperbanyak diri sehingga setiap
generasi mampu menghasilkan generasi sebelumnya yang mati karena pemangsa, parasit atau
karenatelahberumurtua.
Proses reproduksi berbeda dengan proses yang diperlukan untuk kelangsungan hidup sehari-
hari seperti: makan, pertukaran gas dan ekskresi, proses reproduksi tidak diperlukan untuk
kelangsungan hidup setiap organisme, tetapi tanpa reproduksi suatu spesies akan punah. (Franz,
1990).
Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman dapat kita ketahui bahwa kelangsungan hidup
individu, sebagian ditujukan untuk memenuhi kemampuan reproduksi yang mutlak bagi
kelestarian suatu spesies.
Peristiwa pembentukan sel kelamin (gamet) yang kita kenal dengan peristiwa
gametogenesis. Pada Laki-laki sel kelamin dibentuk oleh testis, sedangkan pada wanita dibentuk
oleh ovarium. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
Ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita
yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan
mitosis, sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia
menggunakan proses pembelahan meiosis. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa
mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang
bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang atau 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah
kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom.

B. Rumusan masalah
A. Apa yang dimaksud Spermatogenesis ?
B. Bagaimana Proses terjadinya Spermatogenesis?
C. Bagaimana Tahap – tahap Dari Spermatogenesis?
D. Apa Sajakah Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Spermatogenesis ?
E. Apa yang dimaksud Oogenesis?
F. Bagaimana Proses terjadinya Oogenesis?

C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
o Agar mahasiswa mengetahui pengertian Spermatogenesis dan Oogenesis
o Agar mahasiswa mengetahui proses Spermatogenesis dan Oogenesis
o Agar Mahasiswa mengetahui tahap – tahap dari Spermatogenesis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif
membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang
berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur
oleh hormon gonadtotropin dan testosterone.
Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis terdapat tublus seminiferus. Dinding
tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium
terdapat sel – sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa.
Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang mengsekresikan hormon
testosteron yang berperan pada proses spermatogenesis.
Spermatogenesis adalah proses saat spermatozoa haploid berkembang dari sel germinal di
tubulus seminiferus testis. Proses ini dimulai dengan pembelahan mitosis sel induk yang terletak
dekat dengan membran basal tubulus.[1] Sel-sel ini disebut sel induk spermatogonial. Pembelahan
mitosis ini menghasilkan dua jenis sel. Sel tipe A mengisi kembali sel induk, dan sel tipe B
berdiferensiasi menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer membelah secara meiotik
(Meiosis I) menjadi dua spermatosit sekunder; setiap spermatosit sekunder membelah menjadi
dua spermatid haploid yang sama melalui Meiosis II. Spermatid diubah menjadi spermatozoa
(sperma) melalui proses spermiogenesis. Spermatid kemudian berkembang menjadi spermatozoa
matang, yang juga dikenal sebagai sel sperma.[2] Dengan demikian, spermatosit primer
menghasilkan dua sel, yaitu sel spermatosit sekunder, dan dua sel spermatosit sekunder yang
kemudian membelah menghasilkan empat spermatozoa dan empat sel haploid.
B. Proses Spermatogenesis
Proses spermatogenesis adalah pembentuk sel sperma di dalam testis. Tahap-tahap proses
spermatogenesis yang perlu diketahui, yakni sebagai berikut:

Tahap pertama: Spermatogonia diploid terletak di tubulus seminiferus yang mencakup dua
kali jumlah total kromosom. Setelah itu, replikasi secara mitosis akan terjadi sebelum metode
meiosis satu untuk membuat 46 pasang kromatid saudara.

Tahap kedua: Pada tahap ini memungkinkan kromatid untuk melakukan pertukaran
informasi genetik melalui proses sinapsis. Biasanya, proses ini dilakukan sebelum membelah
menjadi spermatosit haploid melalui meiosis.

Tahap ketiga: Dalam pembelahan ini, dua sel anak baru selanjutnya akan membelah menjadi
4 spermatid. Sel tersebut akan memiliki kromosom unik yang jumlahnya kira-kira sekitar
setengah dari spermatogonium asli.

Tahap terakhir :Pada tahap ini, sel akan bergerak dari lumen testis ke epididimis. Proses
spermatogenesis ini ditandai dengan sel yang sudah dewasa dan berkembang menjadi empat sel
sperma dengan pertumbuhan mikrotubulus pada sentriol untuk mengembangkan aksonema.

Sentriol yang tersisa akan memanjang dan berkembang menjadi ekor sperma. Disinilah sel-sel
tersebut kemudian diubah menjadi sel sperma melalui proses spermatogenesis, yang
merupakan fase terakhir.Gen yang terkait dengan fase berbeda dari proses ini akan berkaitan
dengan infertilitas pria. Proses ini dimulai selama masa pubertas dan berakhir hanya ketika
individu sudah meninggal.Proses lengkap spermatogenesis pada pria dilakukan oleh tindakan
sel Leydig, hipotalamus, dan kelenjar pituitari.

Proses Spermatogenesis:
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu:
1. Spermatocytogenesis

Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi


spermatosit primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi
(membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan
berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau
mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang
disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi
spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi
spermatosit primer yang masih bersifat diploid.
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami
meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois

Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera
mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid).
Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah
spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah,
tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase
golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa
(sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-
sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk
yang terdiri dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein
Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk
memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan
oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama
cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi,
seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Spermatogenesis

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis sehingga bisa terjadi kemandulan:
1. Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang
berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan
sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen.Pembentukan
sperma yang paling efsisien adalah pada suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis
bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang
berada diluar rongga tubuh.
2. Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-
obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
3. Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan)
bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
4. Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan
pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa
menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.

D. Hormon Yang Berperan Dalam Proses Pembentukan Spermatozoa


Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis yaitu:
o LH (Luteinizing Hormone)
LH (Luteinizing Hormone) merupakan hormon yang merangsang sel Leydig untuk
menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen / testosteron memacu
tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
o FSH (Folicle Stimulating Hormone)
FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon merangsang sel Sertoli untuk
menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk
memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut
spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2
hari.
o Hormon Testosteron
Hormon testosteron (androgen) merupakan hormon yang dihasilkan oleh testis Hormon ini
berfungsi merangsang perkembangan organ Seks primer pada saat embrio dan mendorong
spermatogenesis.
Selain itu, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi danciri kelamin sekunder,
seperti tumbuh bulu dan kumis, dan dada menjadi bidang.

E. Pengertian Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari
fetus perempuan.
Oogenesis terjadi di semua spesies dengan reproduksi seksual dan itu mencakup semua
tahap belum matang sel telur.
Reproduksi terjadi ketika sel telur dibuahi oleh gamet jantan atau sperma. Sperma juga berisi
setengah bahan genetik dari individu yang matang, sehingga embrio yang dibentuk oleh
fertilisasi akan berisi set lengkap materi genetic. Setengah dari sel telur dan setengah dari
sperma.
. Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam
ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid
telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara
mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer
membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti
hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer
mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit
melanjutkan pembelahan miosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel
yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu
sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar
sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang
berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder.
Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan
kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.

F. Proses Oogenesis
o Oogenesis secara sederhana prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
o Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
o Oogonium berubah menjadi oosit primer yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer
melakukan meiosis yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
o Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat
mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari
Oosit primer.
o Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
o Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit
sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu
pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang
akhirnya mengalami degenerasi.
o Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23
kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum
siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir
atau finalnya menjadi ovum yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan
istilah ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam.
Jika ovum yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan
luruh bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Spermatogenesis adalah Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Spermatogenesis terjadi
di tubulus seminiferus.
- Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
-Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu:
o Spermatocytogenesis
o Tahapan Meiois
o Tahapan Spermiogenesis
- Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai
dengan pembentukan bakal sel – sel telur yang disebut oogonia.

B. Saran
Semoga pembaca dapat mempelajari dan mengetahui pengertian dari Spermatogenesis
dan Oogenesis serta proses pembentukan Spermatogenesis dan Oogenesis dan agar pembaca
mampu menjelaskan dan memahami apa itu Spermetogenesis dan Oogenesis.

Anda mungkin juga menyukai