Anda di halaman 1dari 47

Yuliana

Yang dimaksud dengan bayi yang matur adalah bayi


yang dilahirkan dengan usia gestasi 37 – 40 minggu
dengan kriteria :
§ Kehamilan dengan persalinan normal.
§ Bayi lahir aterm atau cukup bulan .
§ Apgar score > 7 ( tidak memerlukan
resusitasi pada saat BBL)
§ Berat badan lahir antara 2500 – 4000 gram

§ Tidak ada kelainan congenital.

§ Toleransi minum baik

§ Tidak ada masalah sejak kelahiran.


 
l Setelah bayi yang dilahirkan harus beradaptasi terhadap
perubahan fisiologis dari kehidupan intra uterin ke
kehidupan ekstra uterin.
l Adanya gangguan pada masa transisi tersebut diatas
akan mempengaruhi kesehatan bayi. Beberapa faktor
fisiologi yang dapat mempengaruhi masa transisi adalah
dimulainya fungsi.
§ Kardiopulmoner ekstra uterin.
§ Termoregulasi.
§ Pertahanan terhadap infeksi.
§ Perubahan neorologik.
§ Kurang cairan dan nutrisi.
§ Kelainan kongenital.
§ Gangguan pada kulit.
§ Kelainan metabolik.
Insiden kematian sangat tinggi pada
hari pertama dan kedua dari semua
kematian selama kehidupan satu tahun pertama,
Terjadi pada bulan pertama.
BBL

Perubahan fisiologis

SSP Kardiovaskuler Pernapasan

  
- Kemampuan mengatur suhu - Saat tali pusat di potong duktus
venosus tertutup - Cairan dalam alveolus terperas
terbatas
keluar
- Bayi dapat melihat dan - resistensi vaskular sistemik 
- Relaksasi pembuluh darah paru
mendengar - Klinis bayi dari biru  merah
- Peningkatan ekskresi lendir
- Pembentukan sel otak yang cepat
- Reflek hisap masih lemah - Klinis bayi dari biru  merah
  
• Resiko terjadi hipothermi Resiko terjadi peningkatan Resiko bersihan jalan napas
tahanan paru tidak efektif
• Resti kurang kebutuhan
nutrisi
BBL

Perubahan fisiologis

Gastrointestinal Ginjal Hepatik

  
- Gerakan usus mulai aktif - Ginjal berperan dalam homeostasis - Berperan sebagai tempat
cairan & e- metabolisme karbohidrat,protein,
- Kebutuhan metabolisme meningkat
lemak,bilirubin
- Produksi urine 1-2 ml/Kg/hari
- Kebutuhan kalori meningkat
- Berperan sebagai detoksifikasi
- Kemampuan ginjal mengeluarkan
obat/toksin
kelebihan cairan dalam tubuh
terbatas
  

• Resti gangg. Pemenuhan Resti gangg. Keseimbangan Resti peningkatan bilirubin


keb.nutrisi cairan dan elektrolit
• Resti hipoglikemi
BBL

Perubahan fisiologis

Imunologi Integumen

 
- Imunitas lebih rendah dari orang - Lapisan lemak coklat banyak
dewasa digunakan
- Bayi mudah terkena infeksi - Lemak subkutan sedikit
- Kulit sensitif mudah rapuh

- Daerah kulit sekitar tali pusat masih
basah
Resti infeksi

• Resti hipothermi
• Resti gangguan integritas kulit
• Resti infeksi
l Hangatkan bayi dan keringkan bayi.
l Periksa nilai Apgar Score.
l Lakukan pemeriksaan fisik secara cepat untuk
melihat adannya kelainan kongenital, Pemeriksaan ini
dilakukan bersana – sama dangan penilaian Apgar.
l Segera setelah lahir tali pusat dipotong lebih kurang 3 –
4 cm dari pangkalan dan lakukan pengikatan.
l Berikan bayi kepada ibu untuk diperhatikan.
l Bila mengkin bayi ditempelkan kepayudara ibu segera
setelah lahir.
l Identitas bayi setelah orang tua melihat bayi.
l Beri vitamin K 1.
l Beri tetes mata.
l Lakukan pengukuran : BB, PB, LK, LD, LL.
l Apgar skore.
l Resusitasi yang dilakukan.
l Perkiraan masa gestasi.
l Bayi terlihat sehat atau sakit.
l Adakah kelainan atau problem klinik yang terlihat.
l Identifikasi bayi.
Kapan bayi dimandikan ?

Bayi tidak perlu dimandikan segera setelah lahir untuk


membersihkan verniks bisa menghilang sendiri setelah hari kedua
dan dapat melindung kulit dari bakteri.Bayi boleh dimandikan jika
seluruh tubuhnya diselimuti oleh meconium / yang terkontraksi
dengan darah atau feaces ibu, perlu segera dimandikan.
Urin.
Bayi normal memerlukan paling sedikit enam popok /
pampers, jika kurang dari enam popok kemungkinan
urine kurang.
Berat badan bayi

Bayi dengan ASI berat badan biasanya akan menurun


pada beberapa hari setelah lahir karena volume ASI
yang belum mencukupi. Setelah hari ke tiga sampai
hari ke lima dimana ASI sudah cukup berat badan
biasanya mulai naik lagi dan mencapai berat badan lahir
pada hari ke tujuh, Penurunan berat badan normal
kurang dari 10 %. Bayi dengan susu formula biasanya
tidak ada penurunan berat badan.
Genetalia.
Pada bayi perempuan dari vagina bayi kadang – kadang keluar
cairan mukus / darah biasanya dalam beberapa minggu.
Pada bayi lakki – laki penis ereksi dan testis membesar adalah
normal.
Payudara.

Pada beberapa bayi kadang – kadang payudara


membesar sampai beberapa bulan, kadang – kadang
keluar air susu dan tidak boleh diperas
Hidung.
Kadang hidung bayi tersumbat karena ukuran hidung masih kecil, hal ini
normal dan tidak perlu pengobatan.

Kuku.
Biasanya kuku bayi panjang perlu di gunting jangan terlalu
pendek karena akan melukai
Kapan bayi pulang.

Kapan dipulangkan bila terlihat normal dan sehat , Minum baik,


Setelah hari kelima berat badan normal, Ibu bisa menyusui dan
merawat bayi nya.
Nasehat.

Cara memberikan minum bayi, Memandikan dan


merawat tali pusat, cepat kambali bila ada masalah dan
kontrol sesuai perjanjian.
Asuhan keperawatan

A. Pengkajian
1. Bio data
2. Riwayat maternal.
l Anetenatal care, Usia dan tanggal perkiraan persalinan.
l Adanya kelainan genetik.
l Kondisi abnormal atau gangguan salama kehamilan.
l Penggunaan obat – obatan, Alkohol atau kafein.
l Hasil pemeriksaan: cairan aminion, golongan darah, rhesus dan hasil
penapisan yang lain.
l Riwayat persalinan terutama jika ada kesulitan dalam persalinan.
3. Prilaku.

l Keadaan tidur dan bangun tidur bergantian.


l Biasa dengan rangsang lingkungan.
l Berespon terhadap penglihatan dan pendengaran.
l Gerakan motorik tampak akif dan dalam batas normal.
4.Status kelahiran

l Masa gestasi : 37 – 40 mg.


l Nilai apgar : > 7
l Berat badan : 2500 – 4000
l Panjang badan : 48 – 53 cm.
l Lingkar kepala : 35 – 36 cm ( 2-3 ) lebih besar dari
lingkar dada.
 
5. Riwayat neonatal/Pemeriksaan fisik.
a. Sistem saraf pusat.
Kesadaran composmentis.
Tangis kuat.
UUB datar.
Refleks moro baik
b. Sistem kardiovaskuler.

l Nadi 120 – 140 x/mnt.


l Irama jantung teratur , cenderung turun bila
tidur dan meningkat bila ,menangis.
lTekanan darah sistolik 60 – 80 mmhg dan diastolik 30
– 45 mmhg.
lWarna kulit dan dasar kuku kemerahan.
lMungkin akan terdengar suara mur – mur.
lPengisian kapiler tidak lebih dari 3 detik.
c. Sistem pernafasan.

l Jalan nafas bersih.


l Pernafasan tidak sesak irama teratur, kedalaman normal.
l Hidung tidak ada kelainan, nafas malalui hidung mukosa putih
tipis dan bersih.
l Frekuensi nafas 40 – 60 x/mnt, teutama pernafasan abdomen
dengan sedikit retraksi sternal selama inspirasi.
l Mungkin irama nafas irreguler atau periodik
d. Sistem gastrointestinal.

l Mulut bibir, dan palatum utuh, refleks hisap dan menelan


baik.
l Bising usus 15 – 20 x/mnt.
l Kapasitas lambung kurang lebih 90 cc.
l Abdomen lembek dan terdengar lebih timpani.
l Hati teraba tetapi lien tidak teraba.
l Pembuluh darah umbilikal terdiri dari 2 arteri, 1 vena.
l Anus paten dengan pengeluaran meconium antara 12 jam
atau ada riwayat pengeluaran meconium intra uteri.
e. Sistem neorologik.

l Reflek : moro, genggam dan babinski sama untuk kedua sisi ( biliater )
suara tangis kuat dan kencang.
l Mata biasanya tertutup dengan penglihatan sadikit berkembang dan
fungsi sensori sarta raba perkembangan baik. Bayi dapat merasakan ,
mencium dan mendengar.
l Pola tidur dan aktifitas satiap hari : 1 – 4 jam sadar, aktif dam
menangis,4 – 5 jam tidur teratur dan 12 – 15 jam tidur tidak teratur.
l Suhu kulit : 36 0c – 37 0c suhu rectal 0,6 0c lebih tinggi dari suhu kulit.
f. Sistem pekemihan.

l Warna urin kuning pucat, dan mungkin terjadi kekosongan urin


sampai kira – kira 24 jam setelah lahir.
l Volume urin : 200 – 300 ml / 24 jam dengan kapasitas kira – kira
15 mnt, ginjal dapat teraba
g.Sistem imtegumen.

l Kulit kemerahan dan halus.


l Edema sekitar mata, muka, lengan, kaki dan bagian tubuh yang
lain.
l Sianosis akral / perifer.
l Mungkin ada petekhie, tahi lalat, tanda ekhimosis, rash dan
milia.
l Kuku jari tangan dan kaki, lanugo dan verniks kaseosa.
l Kulit dan selaput lendir putih.
h. Sistem reproduksi.

l Perempuan : labio mayora lebih besar dari labio minora,


labia dan klitoris edema.
l Laki – laki : Testis dapat teraba di skrotum ; skrotum
agak edema, besar menggantung dan rugae, muara uretra
berada di ujung penis.
Diagnosa keperawatan.
1.Risiko tinggi gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif derhubungan
dengan :
Adanya lendir.
Adanya darah.
Adanya meconium.
Produksi mucus berlebih.
Stress prenatal dan intra natal.
Tujuan : Jalan nafas efektif,
Kriteria hasil :
lTidak ada lendir / darah / meconium / pada jalan nafas.
lBayi bernafas spontan.
lFrekuensi nafas 40 – 60 x/mnt.
lTidak ada sesak, NCH dan retraksi.
Intervensi :
1. Observasi keadaan umum dan vital sign.
2. Tetapkan nilai apgar score setelah bayi lahir.
3. Htsap lendir kalau perlu.
4. Lakukan rangsangan Taktil kalau perlu.
5. Kaji frekuensi, irama, keadaan bernafas, setiap satu jam, selama 6 jam.
6. Atur posisi bayi miring, kesalah satu sisi terlentang dengan kepala agak ektensi, ganjal
bagian leher dengan kain yang tidak terlalu tebal.
7. Beri oksigen dengan metode yang sesuai.
8. Observasi adanya takhipnoe, NCH, retraksi, sianosis, merintih, ronkhi dan takhikardia.
9. Ukur saturasi oksigen kalau perlu.
10. Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah.
 
2.Risiko tinggi perubahan suhu tubuh, hipotermi,
berhubungan dengan:

l Perubahan lingkungan luar rahim.


l Peningkatan aktifitas.
l Peningkatan metabolisme.

Tujuan :
Tidak terdapat gangguan / perubahan suhu tubuh,
kriteria hasil:
l Suhu klien 36,5 oc- 37,5 oc
l Akral hangat.
l Tidak ada kutis mermorata.
Intervensi :
1. Hangatkan infant warmer / couve pada saat penbukaan hampir lengakap.
2. Keringkan bayi segera setelah lahir dengan handuk hangat, dibawah infant
warmer.
3. Anjurkan ibu memeluk bayi untuk memberikan kehangatan pada bayi.
4. Pakaikan topi pada kepala bayi.
5. Rawat bayi dengan letakan bayi dalam couve.
6. Tunda mandi dan prosedur lain sampai suhu bayi stabil.
7. Observasi suhu kulit, warna kulit, dan penurunan suhu bayi.
8. Monitor suhu bayi tiap I jam / kalau perlu.
3.Risiko tinggi komplikasi , hipoglikemia berhubungan dengan :
l Anemia.
l Hipotiroid.
l Peningkatan metabolisme BB > 4000 gr dan < 2500 gr.
Tujuan : Hipotermi tidak terjadi
dengan kriteria hasil :
l GDS normal 55 – 125 mg %
l Tonus otot baik.
l Bayi aktif.
l Akral hangat.
l Kutis mermorata tidak ada.
l Perfusi perifer baik.
Intervensi :
1.Obeservasi keadaan umum dan vital sign.
2.Kolaborasi dengan dokter untuk memonitor kadar gula
darah bayi.
3.Tinjau ulang riwayat pre-natal ibu terhadap adanya
stresor.
4.Monitor adanya takhipnoe, sianosis dan kejang.
5.Cegah terjadinya penurunan suhu tubuh bayi.
6.Beri minum sesuai program dokter.
 
4.Risiko tinggi gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan :
l Kalori yang meningkat karena peningkatan metabolisme.
l Reflek hisap dan menelan masih lemah.
l Gangguan reabsorsi usus.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi,kriteria hasil :


l Berat badan tidak turun lebih dari 10 % dalam sdatu minggu pertama
setelah lahir.
l Tidak ada oedema.
l Tidak ada muntah dan residu.
l Tidak ada kembung.
Intervensi :
1. Observasi keadaan umum dan vital sign.
2. Monitor reflek hisap bayi.
3. Timbang berat badan segera setelah lahir dan setiap hari.
4. Lakuakan penilaian antopometri ( BB, PB, LK, LL, LD )
5. Hitung kebutuhaan nutrisi, Pemberian asi / susu formula sesuai dengan berat badan dan
kebutuhan bayi.
6. kaji persiapan untuk diberi minum pada bayi :
7. Berikan ASI / susu formula sesuai denngan kebutuhan bayi dan catat respon bayi.
8. Sendawakan bayi setiap selesai memberi minum.
9. Observasi adanya muntah, kenbung atau sianosis selama dan sesudah memberikan minum.
10. Tidurkan bayi miring ke kanan setiap selesai memberi minum.
5. Risiko tinggi defisit cairan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui sensible dan insensible.
Tujuan :
Mempertahankan keseimbangan cairan,kriteria hasil :
l Turgor kulit elastis.
l Produksi urin 1-2 ml/kgbb/jam.
l Ubun – ubun tidak cekung.
l Mukosa bibir lembab.
Intrevensi.
1.Hitung kebutuhan dasar cairan bayi.
2.Observasi turgor kulit, mucosa bibir dan ubun – ubun.
3.Berikan ASI / susu formula sesuai kebutuhan bayi.
4.Observasi adanya muntah.
5.Ukur produksi urin.
6.Monitor intake output.
7.Kolaborasi dengan dokter.

 
6.Risiko tinggi / gangguan integritas kulit
berhubungan dengan :
l Adanya rash.
l Iritasi kulit.
l Penggunaan zat – zat yang dapat merusak kkulit.
Tujuan :
l Integritas kulit utuh / dapat mempertahankan keutuhan
kulit, kriteria hasil :
Intervensi :
1. Hindari penggunaan plester yang berlebihan / yang tidak perlu
2. Bersihkan kulit disekitar perianal dan genetalia sehabis buang air kecil dan BAB dengan
kapas basah dan kerinngkan dengan kain lembut.
3. Observasi bagian – bagian tubuh yang menonjol dan tertekan dari tanda – tanda
kemerahan.
4. Observasi kulit bokong dan daerah perianal dari tanda – tanda eritema dan rash.
5. Mandikan bayi dengan air hangat dan gunakan sabun lembut.
6. Hindari penggunaan bedak.
7. Gunakan hanya air hangat jika kulit bayi iritasi atau abrasi.
8. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian salf untuk mengatasi iritasi.
 
 
7. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan :
l Tali pusat belum puput dan masih basah.
l Ada luka post sirkumsisi.
l Proses tranmisi melallu tali pusat.
l Berpindahnya microorganisme kemata bayi.
 
Tujuan : Infeksi tidak terjadi, kriteria hasil:
l Tali pusat kering tidak berbau dan tidak ada cairan pus / darah yang keluar dari tali pusat.
l Tidak ada kemerahan pada kkulit abdomen sekitar tali pusat.
l Tidak terjadi konjunngtivitis pada mata bayi.
l Luka sirkumsisi kering.
l Tidak ada tanda – tanda infeksi.
l Suhu kulit bayi 36,5oc – 37,5oc.
Intervensi :
1. Observasi adanya tanda – tanda infeksi.
2. Monitor tanda – tanda vital.
3. Berikan obat tetes mata 1 tetes pada mata kanan dan kiri.
4. Lakukan perawatan tali pusat dengan tehnik steril 2 kali sehari atau kalau perlu.
5. Jaga sekitar umbilikal agar selalu tetap bersih dan kering.
6. Kaji kulit bayi setiap hari dari tanda – tanda rash, lesi, iritasi atau pun fistula.
7. Isolasi bayi dari orang – orang yang terinfeksi.
8. Bila ada luka lakukan perawatan luka dengan tehnik steril.
9. Anjurkan orang – orang tua / petugas untuk menggunakan schort, cuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bayi.
10. Obserfasi bayi dari tanda – tanda letargi, malas minum, muntah, apnoe, takhipnoe dan
hipotermi.
11. Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan lab, dan darah rutin dll.
 
8.Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya
pengalaman dalam merawat bayi.
Tujuan :
Pengetahuan orang tua bertambah,kriteria hasil :
l Orang tua daoat melakukan perawatan tali pusat / sirkumsisi dengan benar.
l Dapat memandikan bayi dengan benar.
l Dapat memberikan minum / menyusui bayinya dengan benar.
l Dapat memakaikan baju dan menggantikan popok pada bayinya.
l Dapat memenangkan bayinya bila menangis.

 
Intervensi :
1. Informasikan pada oranng tua tentang kondisinya.
2. Kaji kesiapan orang tua untuk merawat bayinya.
3. Berikan informasi yang sesuai tingkat pengetahuanya.
4. Ajarkan orang tua cara merawat tali pusat.
5. Anjurkan orang tua mendemonstrasikan cara merawat sirkumsusi jika ada.
6. Ajarkan orang tua cara menyusui bayinya dengan benar.
7. Ajarkan ibu mendemonstrasikan kembali cara menyusui yang benar.
8. Demonstrasikan pada orang tua cara memandikan, mengganti popok dan baju.
9. Informasikan paada orang tua mengapa bayi menangis, jelaskan cara menggendong dan
menenangkan bayi.
10. Jelaskan tanda – tanda / gejala bayi sakit seperti : malas minum, muntah, mencret,
panas, kejanng, menangis yang terus menerus dan kurang aktif.
11. Anjurkan kontrol sesuai dengan jadwal praktek.

Anda mungkin juga menyukai