Anda di halaman 1dari 45

Analisis Data Keuangan dan Perbandingan Keuntungan

Antara Dua Perusahaan

disusun oleh :
Ulya Tsaniya
24050118130068

JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya saya

dapet menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Data Keuangan dan

Perbandingan Keuntungan Antara Dua Perusahaan”. Makalah ini saya buat demi

kewajiban saya memenuhi tugas.

Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada. Materi-

materi tersebut bertujuan agar menambah wawasan serta pengetahuan bagi

siapapun yang menyempatkan diri untuk membaca makalah ini. Serta juga dapat

memahami nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.

Mudah-mudahan setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami

bagaimana caranya membandingan keuntungan antar dua perusahaan yang

sejenis. Dengan harapan, dapat membantu dalam menganalisis.


Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar

Isi...................................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan............................................... 2

1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan......................................................2

1.1.3 Pengguna Laporan

Keuangan..................................................3

1.2 Rumusan

Masalah...................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian

BAB II

2.1 Teknik Analisa Laporan Keuangan

2.2 Rasio Laporan Keuangan

2.3 Dasar Pembanding atau Unsur Pembanding

BAB III
3.1 Jenis Penelitian

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

3.3 Populasi dan Sampel

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.5 Pengolahan dan Analisis Data

BAB IV

BAB V

Daftar Pustaka

Lampiran
BAB I

Pendahuluan

1.1Latar Belakang

Matematika keuangan adalah bagian dari matematika terapan yang berkaitan

dengan pasar keuangan. Judul ini memiliki hubungan erat dengan disiplin

ekonomi, yang sangat menitik beratkan dengan teori. Pada umumnya,

matematika keuangan diperoleh dari, dan memperluas, model matematika atau

nomor yang diusulkan oleh ekonomi keuangan. Misalnya, seorang ahli

ekonomi keuangan mungkin mengkaji sebab harga saham suatu perusahaan,

seorang ahli matematika keuangan pula mungkin mengambil harga saham

seperti yang diberikan, dan mencoba menggunakan kalkulus stokastik untuk

mendapatkan nilai wajar akusisi pada saham.

Dalam segi praktik, matematika keuangan bertumpuk dengan bidang

keuangan perhitungan (juga dikenal sebagai rekayasa keuangan). Meskipun ini

bisa dikatakan sama, kejuteraan keuangan terkonsentrasi pada aplikasi,

sementara yang matematika keuangan terkonsentrasi pada model dan

pengadaan.

Analilis adalah hal yang terkait erat dengan statistika dan keuangan. Maka dari

itu, karya tulis ini dibuat untuk menganalisis laporan keuangan suatu

perusahaan yang dapat dijadikan sebagai permulaaan pembelajaran dalam

matematika finansial mengenai analisis keuangan. Menganalisis laporan


keuangan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan seorang mahasiswa,

namun melalui karya tulis ini, saya sebagai mahasiswa dapat belajar sekaligus

mengambil pelajaran dari apa yang saya tulis dan saya baca mengenai analisis

laporan keuangan.

1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah

organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan

merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana

mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.

Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang

dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar

perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”.

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan

adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas”.

1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan

keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar

kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”.

Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban


manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka

mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan

informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas,

pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari

dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus

kas”.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan

atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi

arus kas masa depan dan hususnya, dalam hal waktu dan kepastian

diperolehnya kas dan setara kas.

1.1.3 Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009),

dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang

dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan

kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga

lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk

memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa

kebutuhan ini meliputi :

 Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan

risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka

lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan

apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.

Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan

mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

 Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada

informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga

tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,manfaat pensiun,

dan kesempatan kerja

 Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta

bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

 Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang

akan dibayar pada saat jatuh tempo.

 Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan

hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka

panjang atau tergantung pada perusahaan.

 Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan

dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk

mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar

untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

 Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan

informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran

perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.


1.2Rumusan Masalah

Bagaimana cara kita memahami rasio suatu perusahaan?

Bagaimana menganalisis laporan keuangan dari suatu perusahaan?

Bagaimana cara mengetahui mana perusahaan yang mendapat untung lebih

besar?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan belajar bagaimana caranya

menganalisis laporan keuangan dengan benar dan cermat. Untuk belajar

caranya membaca laporan keuangan yang penuh dengan angka-angka. Juga

bertujuan untuk mengetahui bagaimana seorang statustikawan bekerja ke

depan nya dan apa bidang pekerjaannya. Maka dari itu, penelitian ini

dilakukan sebaik mungkin agar manfaatnya dapat diserap dengan baik.


BAB II

Tinjauan Penelitian

2.1Teknik Analisa Laporan Keuangan

1. Metode Komparatif.

Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan

keuangan danmembandingkan dengan angka-angka laporan keuangan

lainnya. Misalnyaperbandingan dalam beberapa tahun contohnya,

laporan keuangan tahun 2001dibandingkan dengan laporan keuangan

tahun 2002, atau perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan).

2. Metode Analisis.

Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan

beberapa tahundan dari sini digambarkan trendnya. Trend analysis  ini

biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu perlu dibantu oleh

pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming ,

rumuschi square, rumus y = a + bx.

3. Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam).

Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan

keuangan dalambentuk presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan

dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca,

penjualan untuk laba rugi.


4. Metode Index Time Series.

Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan

angka-angkalaporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi

indeks 100. Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai

berikut :Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001  X 100%

Angka Dasar

2.2 Rasio Laporan Keuangan

Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan

pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini

hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos

lainnya. Adapun rasio keuangan yang popular adalah :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek. Adapun yang

termasuk dalam rasiolikuiditas adalah :

Rasio Lancar adalah kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera

harus dipenuhi denganaktiva lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %,

berarti aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.

Rasio Cepat (Quick ratio), Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar

yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini

maka semakin baik, rasio ini disebut juga dengan acid test ratio. Angka rasio

ini tidak harus 100 % atau 1 : 1.


Rasio Kas atas Aktiva Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas

dibandingkan dengan total aktiva lancar.

Rasio Kas atas Hutang Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang

dapat menutupi hutang lancar.

Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, Rasio ini menunjukan porsi aktiva

lancar atas total aktiva.

Aktiva Lancar dan Total Hutang, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar

atas total kewajiban perusahaan.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka panjang atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan

dilikuidasi. Rasio solvabilitas antara lain :

1. Rasio Hutang atas Modal.

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi

hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.

2. Debt Service Ratio.

Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan

penyusutan serta biaya nonkas dapat menutupi kewajiban bunga dan

pinjaman. Semakin besar rasio ini semakin besar perusahaan dapat menutupi

semua hutang-hutangnya.

3. Rasio Hutang atas Aktiva.
Rasio ini menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih

besar rasionya maka lebih aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva

harus lebih kecil.

4. Rasio Profitabilitas.

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba

melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan,

kas,

modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemam

puan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Rasio

profitabilitas antaralain :

1. Profit Margin.

Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang dipero

leh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena

dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

2. Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih

diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

3. Return On Investment. Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba

bersih bila diukur dari modalpemilik. Semakin besar maka akan semakin baik.

4. Operating Ratio. Menunjukan biaya operasi per rupiah penjualan, semakin

besar rasio ini berarti semakin buruk.

5. Rasio Aktivitas.

Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam

menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan


kegiatan lainnya. Rasio ini menunjukan bagaimana sumber daya telah

dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio

aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi

perusahaan dalam industri. Yang termasuk dalam rasio ini adalah :

1. Receivable Turn Over

Rasio ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar

semakin baikkarena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.

2. Inventory Turn Over.

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus

produksinormal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa

kegiatan penjualan berjalan cepat.

3. Fixed Asset Turn Over.

Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar jika diukur dari nilai

penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya kemamapuan aktiva

tetap menciptakan penjualan tinggi.

4. Total Asset Turn Over.

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan

dengandengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan

penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

5. Periode Penagihan Piutang.

Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutan

g. Semakin pendek periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan

informasi yang digambarkan receivable turn over.


2.3Dasar Pembanding atau Unsur Pembanding

Dalam analisa perbandingan laporan keuangan, diperlukan adanya

dasar pembanding,

dasar pembanding dapat diambil berdasarkan kebutuhan penganalisa.

Adapun dasar pembanding yang biasanya dipakai adalah:

1. Periode atau tahun awal.

Misalnya tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005, karena tahun 2002 koperasi

dianggap mulai menjalankan operasi usaha dengan lancar dan stabil

makatahun 2002 digunakan sebagai tahun dasar (starting point) untuk dasar

analisa tahun-tahun selanjutnya.

2. Periode atau tahun sebelumnya.

Dengan membandingkan tahun sebelumnya, penganalisa ingin

melihat perkembangan dua tahun terakhir. Misalnya tahun 2002, 2003,

2004, dan 2005 maka analisa perbandingan akan membandingkan antara tahun

2002 dengan 2003 atau 2003 dengan 2004 dan 2004 dengan 2005.

3. Tahun yang dianggap normal.

Dari tahun-tahun yang telah berjalan, akan diambil tahun yang dianggap

koperasi berjalan dengan sangat stabil, dan paling berprestasi sehingga tahun-

tahun yang lain akan diukur atau dibandingkan dengan tahun tersebut.
BAB III

Metodologi Penelitian

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang saya lakukan adalah penelitian yang bersifat studi kasus,

yaitu jenis peneliian yang berisikan paparan atau data yang relevan dari hasil

penelitian pada objek penelitian yang mencoba mengetahui dan memecahkan

permasalahan yang dihadapi perusahaan. Sedangkan prosedur pemecahan

masalah saya bersifat deskriptif, yang berkmasud memaparkan masalah

berserta penyelesaiannya yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini

berdasarkan data yang telah saya kumpulkan

3.2Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan hanya berdasarkan data yang di unduh di sebuah web

bursa efek, semata-mata hanya untuk belajar bagaimana caranya menganalisis

data keuangan, sebelum terjun ke bidang analisa data keuangan tersebut. Maka

dari itu, ruang lingkup penelitian ini hanyalah sebatas unduhan data serta web

bursa efek.

3.3Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atasbobjek/subjek yang mempunyau kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.


Populasi dalam penelitian ini adalah semua laporan keuangan perusahaan

asuransi yang dibandingkan keuntungan dan kerugiannya masing-masing.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu laoran

keuangan perusahaan yang diterbitkan selama beberapa periode terakhir.

3.4Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

dalam penelitian ini, data sekunder berupa beberapa dokumen yang diperoleh

dari IDX/Bursa Efek Indonesia melalui media internet yang ada kaitannya

dengan pentlitian ini. Data yang di gunakan dalam penelitian ini merupakan

data 2 perusahaan asuransi yang kemudian akan dibandingkan manakah dari

dua perusahaan tersebut yang lebih menguntungkan kepada kita dan kepada

perusahaan ataupun kepada kita sendiri sebagai pengguna jasa asuransi

tersebut.

3.5Pengolahan dan Analisis Data

1. Rasio Likuiditas

Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan

finansialnya dalam jangka pendek.

Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :


a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva

lancar.

Rumus menghitung Current Ratio:

Current Ratio = Aktiva Lancar X 100%

Hutang Lancar

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

Current Ratio = 2.995.670.743 X 100%

1.568.245.014

= 191,0205813668858%

PT Asuransi Kresna Mitra Tbk

Current Ratio = 883.131.659.392 X 100%

380.964.606.408

= 231,8146212370701%

b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang

tersedia dan berikut surat berharga atau efek jangka pendek.

Rumus menghitung Cash Ratio:

Cash Ratio = (Kas + Efek) X 100%

Hutang Lancar

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

Cash Ratio= (780.767.920 + 30.849.761) X 100%


1.568.245.014

= 51,75324478984761%

PT Asuransi Kresna Mitra Tbk

Cash Ratio= (11.169.990.911 + 1.901.731.313) X 100%

380.964.606.408

= 3,431216969799193%

c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan

mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid (Liquid Assets).

Rumus menghitung Quick Ratio:

Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang X 100%

Hutang Lancar

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

Quick Ratio = (780.767.920 + 30.849.761 + 15.415.918 + 156.433.382 +

3.919.162) X 100%

1.568.245.014

= 62,96121678598877%

PT Asuransi Kresna Mitra Tbk

Quick Ratio = (11.169.990.911 + 1.901.731.313 + 80.031.292.957

+ 11.744.702.202 + 12.099.331.058) X 100%

380.964.606.408

= 30,6976150734%

2. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas


Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh

laba dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.

Ada beberapa jenis rasio profitabilitas antara lain :

a. Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba kotor dari penjualan.

Rumus menghitung Gross Profit Margin:

Gross Profit Margin = Penjualan Netto - HPP X 100%

Penjualan Netto

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

Gross Profit Margin = 306.008.896 – 258.772.229 X 100%

306.008.896

= 15,43637051649636%

PT Asuransi Kresna Mitra Tbk

Gross Profit Margin = 64.443.255.112 – 17.452.007.226 X 100%

64.443.255.112

= 72,91879934421522%

b. Operating Income Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.

Rumus menghitung Operating Income Ratio:


Operating Income Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Administrasi &

Umum (EBIT) X 100%

Penjualan Netto

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

Operating Income Ratio = 306.008.896 – 258.772.229 X 100%

306.008.896

= 15,43637051649636%

PT Asuransi Kresna Mitra Tbk

Operating Income Ratio = 64.443.255.112 – 17.452.007.226 X 100%

64.443.255.112

= 72,91879934421522%

c. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba bersih dari penjualan.

Rumus menghitung Net Profit Margin:

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) X 100%

Penjualan Netto

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

Net Profit Margin = 43.026.354 X 100%

306.008.896

= 14,0604912348692%

PT Asuransi Kresna Mitra Tbk

Net Profit Margin = 47.863.707.029 X 100%

64.443.255.112
= 74,27%

d. Earning Power of Total Investment, rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam

keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan

pemegang saham.

Rumus menghitung Earning Power of Total Investment:

Earning Power of Total Investment = EBIT X 100%

Jumlah Aktiva

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

Earning Power of Total Investment = 43.026.354 X 100%

2.995.670.743

= 1,436%

PT Asuransi Kresna Mitra Tbk = 47.863.707.029 X 100%

883.131.695.392

= 5,42%

e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk

mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva

untuk menghasilkan pendapatan bersih.

Rumus menghitung Rate of Return Investment (ROI):

Rate of Return Investment (ROI) = EAT X 100%

Jumlah Aktiva

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk


Rate of Return Investment (ROI) = 28.789.917 X 100%

2.995.670.743

= 0,96 %

PT Asuransi Kresna Mitra Tbk

Rate of Return Investment (ROI) = 53.852.046.237 X 100%

883.131.695.392

= 6,09%

f. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk

menghasilkan pendapatan bersih.

Rumus menghitung Return on Equity (ROE):

Return on Equity (ROE) = EAT X 100%

Jumlah Equity

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

Return on Equity (ROE) = 42.968.615 X 100%

1.428.253.644

= 3,008%

PT Asuransi Kresna Mitrs Tbk

Return on Equity (ROE) = 159.139.493 X 100%

31.308.701.368

= 0,508%

g. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio

untuk mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam

menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.


Rumus menghitung Rate of Return on Net Worth:

Rate of Return on Net Worth = EAT X 100%

Jumlah Modal Sendiri

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

Rate of Return on Net Worth = 42.968.615 X 100%

2.996.633.174

= 1,44%

PT Asuransi Kresna Mitra Tbk

Rate of Return on Net Worth = 160.366.745 X 100%

33.651.092.066

= 0,47%
BAB IV

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya maka didapatkan

beberapa hasil serta pembahasan :

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

Setelah dilakukan perhitungan, PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk memiliki

current ratio yang lebih rendah dibandingkan dengan PT. Asuransi Kresna Mitra

Tbk. Current ratio dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh terjamin utang-

utang kepada kreditur. Dalam kasus ini, PT. Asuransi Kresna Mitra Tbk lebih

menguntungkan dikarenakan perusahaan tersebut lebih dapat menjamin hutang-

hutang kepada kreditur yang bersangkutan.

b. Cash Ratio

Setelah dilakukan perhitungan sebelumnya, hasil yang didapatkan berbanding

terbalik dengan current ratio yaitu PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk memiliki

total cash ratio yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT. Asuransi Kresna Mitra

Tbk. Maka dalam kasus ini, PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk mendapat

keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan PT. Asuransi Kresna Mitra

Tbk. Dikarenakan semakin tinggi nilai cash ratio menandakan semakin besar kas

yang dimiliki oleh suatu perusahaan.


c. Quick Ratio

Setelah dilakukan perhitungan sebelumnya, hasilnya menunjukan bahwa PT.

Asuransi Bina Dana Arta Tbk memiliki nilai quick ratio yang lebih tinggi bila

dibandingkan dengan PT. Asuransi Kresna Mitra Tbk. Dalam hal ini berarti PT.

Asuransi Bina Dana Arta lebih menguntungkan. Dikarenakan quick ratio

menandakan seberapa kuat perusahaan tersebut, dan semakin tinggi nilai quick

ratio maka semakin baik pula nilai perusahaan tersebut.

2. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas

a. Gross Profit Margin

Setelah dilakukan perhitungan, diketahui bahwa PT. Asuransi Kresna Mitra Tbk

memiliki gross profit margin yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan PT.

Asuransi Bina Dana Arta Tbk. Maka dari itu, dapat diketahui pula bahwa PT.

Asuransi Kresna Mitra Tbk memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan

dengan PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk. Dikarenakan perusahaan yang

memiliki Marjin Laba Kotor yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut

mampu untuk menjalankan produksinya secara efisien karena Harga Pokok

Penjualannya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan penjualan, semakin

tinggi marjin laba kotornya semakin baik keadaan operasi perusahaannya.

Sebaliknya, Marjin Laba Kotor yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan

yang bersangkutan kurang mampu untuk dapat mengendalikan biaya produksi dan

harga pokok penjualannya, semakin rendah marjin laba kotornya semakin kurang

baik keadaan operasi perusahaannya.


b. Operating Income Ratio

Setelah dilakukan perhitungan sebelumnya, hasil menunjukan bahwa PT.

Asuransi Kresna Mitra Tbk memiliki jumlah yang lebih tinggi bila dibandingkan

dengan PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk. Hal ini menunjukan bahwa PT. Kresna

Mitra Tbk memiliki keuntungan yg lebih besar, atau dapat dimaksudkan bahwa

perusahaan tersebut lebih efisien dalam mengambil laba bersih.

c. Net Profit Margin

Setelah sebelumnya dilakukan perhitungan, hasilnya menunjukan bahwa PT.

Asuransi Kresna Mitra Tbk memiliki hasil yang lebih tinggi bila dibandingkan

dengan PT. Asuransi Bina Dana Arta. Maka, dapat dikatakan bahwa PT. Asuransi

Kresna Mitra Tbk lebih menguntungkan dalam hal ini dikarenakan semakin tinggi

persentase net profit margin maka semakin baik juga operasi suatu perusahaan.

d. Earning Power of Total Investment

Dalam hal earning power of total investment, PT. Asuransi Kresna Mitra Tbk

memiliki persentase yang lebih besar bila dibandingkan dengan PT. Asuransi Bina

Dana Arta Tbk. Maka dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan tersebut

dalam mengelola modal lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan yang

memiliki persentasi earning power of total investment yang rendah.

e. Rate of Return Investment (ROI)

Setelah dilakukan perhitungan sebelumnya, menghasilkan bahwa PT. Asuransi

Kresna Mitra Tbk memiliki nilai persentase yang lebih besar bila dibandingkan

dengan PT. Asuransi Bina Dana Arta. Maka dapat dikatakan bahwa PT. Asuransi
Kresna Mitra Tbk dalam hal ini lebih menguntungkan karena ROI dimaksudkan

untuk mengukur kemampuan investasi suatu perusahaan dalam menghasilkan laba

bersih dari hasil investasi tersebut. Maka dalam ROI, PT. Kresna Mitra Jaya lebih

baik.

f. Return on Equity (ROE)

Setelah dilakukam perhitungan, dapat diketahui bahwa PT. Asuransi Bina Dana

Arta Tbk memiliki persentase yang lebih besar jika dibandingkan dengan PT.

Asuransi Kresna Mitra Tbk. Hal ini juga dapat menyatakan bahwa PT. Asuransi

Bina Dana Arta Tbk lebih menguntungkan dalam hal ini, dikarenakan bila suatu

perusahaan memiliki nilai ROE yang semakin tinggi maka semakin baik.

g. Rate of Return on Net Worth

Setelah dilakukan perhitungan sebelumnya, menyatakan bahwa PT. Asuransi Bina

Dana Arta Tbk memiliki nilai persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan

PT. Asuransi Kresna Mitra Tbk. Hal ini menyatakan PT. Asuransi Bina Dana Arta

Tbk lebih menguntungkan dalam hal ini bila dibandingkan dengan PT Asuransi

Kresna Mitra Tbk. Hal tersebut dikarenakan, semakin tinggi persentase rate of

return on net worth, semakin baik pula kemampuan perusahaan tersebut.


BAB V

Kesimpulan

Maka, setelah seluruh perhitungan serta analisis yang dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa PT. Asuransi Kresna Mitra Tbk lebih menguntungkan bagi

perusahaan atau mendapat keuntungan yang lebih besar bila dibandingkan dengan

PT. Asuransi Bina Dana Arta. Meskipun PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk

memiliki kelebihan dalam rasio likuiditas, atau dapat dikatakan bahwa PT.

Asuransi Bina Dana Arta memiliki kemampuan manjamin hutang-hutang yang

lebih tinggi. Namun, dalam hal keuntungan, PT, Asuransi Kresna Mitra Jaya

memiliki banyak kelebihan dalam rasio profitabilitas, atau dapat pula dikatakan

bahwa PT. Asuransi Kresna Mitra Tbk memiliki kemampuan yang besar dalam

mendapatkan laba/keuntungan baik dari hasil modal sendiri maupun dari investasi

kepada perusahaan lain. Maka, kesimpulan akhir, saya berpendapat dan

menyatakan bahwa PT. Kresna Mitra Tbk.


Daftar Pustaka

http://www.idx.co.id/data-pasar/ringkasan-perdagangan/ringkasan-perdagangan/

http://stat.undip.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/PEDOMAN-TUGAS-AKHIR-

STAT.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Matematika_keuangan

http://fadhilanalisis.blogspot.com/2011/10/analisis-laporan-keuangan.html

https://sucirakhmawati.wordpress.com/2014/12/25/analisis-laporan-keuangan/

https://www.finansialku.com/analisis-laporan-keuangan-dengan-rasio-keuangan-

internal-liquidity-dan-operating-perfomance/

http://427kelompok6unpam.blogspot.com/2016/02/analisis-laporan-keuangan-

sebagai-tolak.html
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai