Anda di halaman 1dari 8

BAB I

RUANG VEKTOR DAN DERET ORTHOGONAL

Sebelum mempelajari buku ajar ini, para mahasiswa harus telah mempelajari vektor.

Masih ingatkah dengan vektor-vektor yang bebas linier, bergantung linier dan basis? Untuk

mengingatkan kembali dengan materi vektor yang telah mahasiswa dapatkan pada mata

kuliah Aljabar Linier Elementer di semester 2, berikut disampaikan sedikit pengantar tentang

vektor.

Pengertian vektor
Misalkan V sebarang himpunan benda yang dilengkapi dengan penambahan dan

perkalian dengan skalar ( bilangan riil ). Jika aksioma-aksioma berikut dipenuhi oleh semua

benda u, v, w pada V dan oleh semua skalar k dan l maka V dinamakan ruang vektor dan

benda-benda pada V dinamakan vektor :

a. Jika u, v ∈ V maka u + v ∈ V
b. u + v = v + u
c. u + ( v + w ) = ( u + v ) + w

d. ∃ 0 ∈ V ∋ 0 + u = u + 0 , ∀ u ∈ V

e. ∀ u ∈ V , ∃ − u ∈ V ∋ u + ( − u ) = − u + u = 0
f. Jika k sebarang skalar dan u ∈ V berlaku ku ∈ V
g. k ( u + v ) = ku + kv
h. ( k + l ) u = ku + lu
i. k ( lu ) = ( kl ) ( u )
j. 1u = u
Definisi 1
Sebuah vektor w dinamakan kombinasi linear dari vektor-vektor v1, v2, …, vr jika
vektor tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk:
w=k 1 v 1 +k 2 v 2 + . . . +k r v r

di mana k 1 , k 2 , . . . , k r adalah skalar.


Definisi 2
Jika v1 , v2 , . . . , vr vektor-vektor pada ruang vektor V dan jika masing – masing

vektor pada V dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier v1 , v2 , . . . , vr maka dapat


dikatakan bahwa vektor – vektor ini merentang V.

Jika v 1 , v 2 , . . . , v r vektor – vektor pada ruang vektor V, maka:

1. Himpunan W dari semua kombinasi linier v 1 , v 2 , . . . , v r adalah sub ruang V.

2. W sub ruang terkecil dari V yang mengandung v1 , v2 , . . . , vr dalam arti bahwa

setiap sub ruang lain dari V yang mengandung v 1 , v 2 , . . . , v r harus mengandung W.


Definisi 3

Jika S = { v 1 , v 2 , . . . , v r }adalah himpunan vektor, maka persamaan vektor:


k 1 v 1 +k 2 v 2 + . . . +k r v r =0
mempunyai paling sedikit satu pemecahan, yakni:
k 1 =0 , k 2 =0 , . . . k r =0
bila ini adalah satu – satunya pemecahan, maka S dinamakan himpunan bebas linier (linearly
independent). Bila ada pemecahan lain, maka S dinamakan himpunan tak bebas linier
(linearly dependent).
Definisi 4

Jika V adalah sebarang ruang vektor dan S = { v 1 , v 2 , . . . , v r } merupakan

himpunan berhingga dari vektor – vektor pada V, maka S dinamakan basis untuk V jika:
a. S bebas linier;
b. S merentang V.

Ruang hasil kali dalam


Sebuah hasil kali dalam ( inner product ) pada ruang vektor riil V adalah fungsi yang

mengasosiasikan bilangan riil ⟨u,v⟩ dengan masing-masing pasangan vektor u dan v pada
V sedemikian rupa sehingga aksioma-aksioma berikut dipenuhi untuk semua vektor u, v, dan
w di V dan juga untuk semua skalar k.

i. ⟨u, v⟩=⟨v ,u⟩ (aksioma simetri)

ii. ⟨u+v ,w⟩=⟨u,w⟩+⟨v ,w⟩ (aksioma penambahan)

iii. ⟨ku,v⟩=k ⟨u,v⟩ , k∈R (aksioma kehomogenan)


iv. ⟨v ,v⟩≥0 dan ⟨v ,v⟩=0 bila hanya bila v = 0 (aksioma kepositifan).
Sebuah ruang vektor riil dengan sebuah hasil kali dalam dinamakan ruang hasil kali dalam.
Definisi 5
b
2
Didefinisikan f L [ a, b ] dengan L [ a, b ] = 2 {f :∫ f (x ) dx< ∞ }
a
2
. Dua fungsi
2
f 1 , f 2 ∈ L [a , b ] dikatakan ortogonal jika
⟨f 1 ,f 2 ⟩=0 dengan hasil kali dalam

⟨ f 1 , f 2 ⟩=∫ f 1 ( x ) f 2 ( x ) dx.
a

Definisi 6

Sebuah barisan fungsi {f j } dikatakan ortonormal jika fj merupakan pasangan

ortogonal dan
‖f j‖=1 untuk semua j.
Definisi 7

Sebuah barisan fungsi {f j } dikatakan sebagai sebuah sistem ortonormal lengkap

(CONS) jika fj merupakan pasangan ortogonal,


‖f j‖=1 untuk setiap j, dan satu-satunya
fungsi ortogonal ke setiap fj adalah fungsi nol.

Deret Orthogonal
Diasumsikan f L2(R) dengan L2(R) ruang fungsi yang kuadratnya terintegralkan

:
2
f(x) 2 dx  
dengan kata lain L (R) = {f  }. L2(R) merupakan ruang Hilbert dengan

perkalian skalar dan norma yang didefinisikan sebagai


f,g  

f(x)g(x)dx
dan


f  f, f  
f(x) 2 dx
.

Definisi 12
Barisan fungsi {fj} disebut sistem ortonormal lengkap (CONS) jika  f i, fj = 0, untuk setiap

fj  1
ij dan dan jika  g, fj = 0 untuk setiap j, maka g = 0.

Andaikan {j}j=1,2,... sistem ortonormal lengkap dari L2(R), maka fL2(R) dapat


f =∑ 
dinyatakan sebagai, j=1 jj dengan j suatu skalar yang ditentukan dengan rumus

∞ ∞
2
‖f‖ =∑ ∑
j = f,j dan memenuhi identitas Parseval j=1  , yang berakibat bahwa
j
2 j=1 j2 <

J
f =∑ 
 , sehingga j 0, untuk j. Oleh karena itu f dapat didekati dengan j=1 jj ,

untuk suatu bilangan bulat J cukup besar.

Deret Fourier

Keadaan khusus dari deret ortogonal (1), jika f L2[0,2], maka f dapat didekati

dengan deret Fourier ,


J
1
a o + ∑ ( a j cos( jx )+b j sin( jx) )
f(x) = 2 j=1 , (2)

dengan koefisien Fourier :



1 1
a j= ⟨ f , cos ( j. ) ⟩ = ∫ f ( x ) cos ( jx ) dx, j=0,1 , … , J
π π 0


1
b j= ⟨ f , sin ( j . ) ⟩ = 1 ∫ f ( x ) sin ( jx ) dx, j=1,2 ,… , J
π π 0
2.2. Latihan
1. V = R2 = { (x,y) , x , y ∈ R }
v1 = (1,0) , v2 = (0,1)
Apakah S = {v1, v2} merupakan basis untuk V ?
Jawab :
S basis jika
1) S bebas linear
2) S merentang V

i) S bebas linear ?
k1v1 + k2v2 = 0
k1(1,0) + k2(0,1) = (0,0)
(k1,0) + (0,k2) = (0,0)
(k1,k2) = (0,0)
k1 = 0 , k2 = 0
S bebas linier

ii) S merentang V ?
Jika u∈V maka u=k1v1 + k2v2
u = (x,y)
(x,y) = k1(1,0) + k2(0,1)
= (k1,0) + (0,k2) = (k1,k2)
k1 = x
k2 = y
S merentang V
Dari i dan ii maka S basis untuk V

2. Apakah v1 dan v2 pada soal 1 merupakan basis orthonormal?

Jawab :

V = R2 = { (x,y) , x , y ∈ R }
u= (x1,y1), v= (x2,y2),

⟨ u , v ⟩= x1 x2 + y 1 y 2 dan ‖u‖= √ x 21+ y 21


Untuk v1 = (1,0) , v2 = (0,1) maka ⟨ v 1 , v 2 ⟩ =1.0+0.1=0 , jadi v1 dan v2 orthogonal dan

‖v 1‖= √12 +02=1 , ‖v 2‖= √0 2+12=1


Jadi v1 dan v2 orthonormal.

3. Diketahui u=( u1 ,u 2) dan v=( v1 , v 2 ). Buktikan bahwa ⟨ u , v ⟩=3u 1 v1 +2 u2 v 2 merupakan

ruang hasil kali dalam pada R2.

Jawab :

a. Aksioma simetri: ⟨ u , v ⟩= ⟨ v , u ⟩

Bukti:

⟨ u , v ⟩=3u 1 v1 +2 u2 v 2

¿ 3 v 1 u1+ 2 v 2 u2

¿ ⟨ v ,u ⟩

Aksioma simetri terpenuhi

b. Aksioma penambahan: ⟨ u +v , w ⟩= ⟨ u , w ⟩+ ⟨ v , w ⟩

Bukti:

⟨ u +v , w ⟩=3 ( u1 + v 1 ) w1 +2 ( u2+ v 2 ) w 2

¿ 3 u1 v 1+ 3 v 1 w1 +2u 2 v 2+2 v 2 w 2

¿ ( 3 u1 v 1 +2u 2 v 2) + ( 3 v 1 w1 +2 v 2 w2 )

¿ ⟨u , w⟩+⟨v , w ⟩

Aksioma penambahan terpenuhi

c. Aksioma kehomogenan: ⟨ ku , v ⟩ =k ⟨ u , v ⟩ , k ∈ R

Bukti:

⟨ ku , v ⟩ =3 ( k u1 ) v 1 +2 ( k u2 ) v 2

¿ k ( 3 u1 v 1 +2u 2 v 2 )
¿k ⟨u,v⟩

Aksioma kehomogenan terpenuhi

d. Aksioma kepositifan: ⟨ v , v ⟩ ≥ 0 dan ⟨ v , v ⟩ =0 bila dan hanya bila v = 0

Bukti:

⟨ v , v ⟩ =3 v 1 v 1+ 2 v 2 v 2

¿ 3 v 21 +2 v 22

Jelas bahwa ⟨ v , v ⟩ =3 v 21 +2 v 22 ≥ 0 (terpenuhi)

⟨ v , v ⟩ =3 v 21 +2 v 22=0 (terpenuhi)

jika dan hanya jika v1 =v 2=0 sehingga v=0

Aksioma kepositifan terpenuhi

4. f m=sin ( mx ), gn=cos ( nx ) untuk suatu m, n bilangan cacah, yang masing-masing


anggota L2 [ 0,2 π ]. Buktikan f m dan g n orthogonal.
Jawab :

⟨ f m , gn ⟩=∫ sin ( mx ) cos ( nx ) dx=0, m , n≥ 0 maka f m dan gn ortogonal.


0

Demikian juga untuk f m dan gn ortogonal untuk m≠ n sebab

⟨ f m , f n ⟩ =∫ sin ( mx ) sin ( nx ) dx=


0
{π 0, m=n>
,m ≠ n
0

2π 0 , m≠ n
⟨ gm , g n ⟩ =∫ cos ( mx ) cos ( nx ) dx=
0 { π , m=n>0
2 π , m=n=0

5. Didefinisikan gj(x)= -1/2sin(jx) , j = 1,2,...

hj(x) = -1/2cos(jx), j = 1,2,...

h0(x) = 1/(2), untuk x[0 , 2],


maka himpunan fungsi {h0, g1,h1, ...} adalah ortonormal.

Himpunan fungsi {h0, g1,h1, ...} seperti yang didefinisikan pada contoh 5 adalah sistem
ortonormal lengkap untuk L2[0 , 2] .

Soal latihan :

Untuk soal berikut diketahui f dan g anggota L 2(R) dengan


f,g  

f(x)g(x)dx
dan


f  f, f  

f(x) 2 dx
.

1 ,0≤x<1/2

1. Jika
{
f (x )= −1 ,1/2≤x<1
0 ,x yang lain dan
g( x)= 1{ ,0≤x<1
0 ,x yang lain . .

a. Apakah f dan g orthogonal?

b. Apakah f dan g orthonormal

1 1 1
2. Jika
{ {
f ( x)=¿ √2 , 0≤x< ¿ −√2 , ≤x< , g ¿ ¿¿
4 4 2
a. Apakah f dan g orthogonal?

b. Apakah f dan g orthonormal?

Petunjuk :
Gambar dulu fungsinya

Anda mungkin juga menyukai