Sebelum mempelajari buku ajar ini, para mahasiswa harus telah mempelajari vektor.
Masih ingatkah dengan vektor-vektor yang bebas linier, bergantung linier dan basis? Untuk
mengingatkan kembali dengan materi vektor yang telah mahasiswa dapatkan pada mata
kuliah Aljabar Linier Elementer di semester 2, berikut disampaikan sedikit pengantar tentang
vektor.
Pengertian vektor
Misalkan V sebarang himpunan benda yang dilengkapi dengan penambahan dan
perkalian dengan skalar ( bilangan riil ). Jika aksioma-aksioma berikut dipenuhi oleh semua
benda u, v, w pada V dan oleh semua skalar k dan l maka V dinamakan ruang vektor dan
a. Jika u, v ∈ V maka u + v ∈ V
b. u + v = v + u
c. u + ( v + w ) = ( u + v ) + w
d. ∃ 0 ∈ V ∋ 0 + u = u + 0 , ∀ u ∈ V
e. ∀ u ∈ V , ∃ − u ∈ V ∋ u + ( − u ) = − u + u = 0
f. Jika k sebarang skalar dan u ∈ V berlaku ku ∈ V
g. k ( u + v ) = ku + kv
h. ( k + l ) u = ku + lu
i. k ( lu ) = ( kl ) ( u )
j. 1u = u
Definisi 1
Sebuah vektor w dinamakan kombinasi linear dari vektor-vektor v1, v2, …, vr jika
vektor tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk:
w=k 1 v 1 +k 2 v 2 + . . . +k r v r
himpunan berhingga dari vektor – vektor pada V, maka S dinamakan basis untuk V jika:
a. S bebas linier;
b. S merentang V.
mengasosiasikan bilangan riil ⟨u,v⟩ dengan masing-masing pasangan vektor u dan v pada
V sedemikian rupa sehingga aksioma-aksioma berikut dipenuhi untuk semua vektor u, v, dan
w di V dan juga untuk semua skalar k.
⟨ f 1 , f 2 ⟩=∫ f 1 ( x ) f 2 ( x ) dx.
a
Definisi 6
ortogonal dan
‖f j‖=1 untuk semua j.
Definisi 7
Deret Orthogonal
Diasumsikan f L2(R) dengan L2(R) ruang fungsi yang kuadratnya terintegralkan
:
2
f(x) 2 dx
dengan kata lain L (R) = {f }. L2(R) merupakan ruang Hilbert dengan
f f, f
f(x) 2 dx
.
Definisi 12
Barisan fungsi {fj} disebut sistem ortonormal lengkap (CONS) jika f i, fj = 0, untuk setiap
fj 1
ij dan dan jika g, fj = 0 untuk setiap j, maka g = 0.
Andaikan {j}j=1,2,... sistem ortonormal lengkap dari L2(R), maka fL2(R) dapat
∞
f =∑
dinyatakan sebagai, j=1 jj dengan j suatu skalar yang ditentukan dengan rumus
∞ ∞
2
‖f‖ =∑ ∑
j = f,j dan memenuhi identitas Parseval j=1 , yang berakibat bahwa
j
2 j=1 j2 <
J
f =∑
, sehingga j 0, untuk j. Oleh karena itu f dapat didekati dengan j=1 jj ,
Deret Fourier
Keadaan khusus dari deret ortogonal (1), jika f L2[0,2], maka f dapat didekati
2π
1
b j= ⟨ f , sin ( j . ) ⟩ = 1 ∫ f ( x ) sin ( jx ) dx, j=1,2 ,… , J
π π 0
2.2. Latihan
1. V = R2 = { (x,y) , x , y ∈ R }
v1 = (1,0) , v2 = (0,1)
Apakah S = {v1, v2} merupakan basis untuk V ?
Jawab :
S basis jika
1) S bebas linear
2) S merentang V
i) S bebas linear ?
k1v1 + k2v2 = 0
k1(1,0) + k2(0,1) = (0,0)
(k1,0) + (0,k2) = (0,0)
(k1,k2) = (0,0)
k1 = 0 , k2 = 0
S bebas linier
ii) S merentang V ?
Jika u∈V maka u=k1v1 + k2v2
u = (x,y)
(x,y) = k1(1,0) + k2(0,1)
= (k1,0) + (0,k2) = (k1,k2)
k1 = x
k2 = y
S merentang V
Dari i dan ii maka S basis untuk V
Jawab :
V = R2 = { (x,y) , x , y ∈ R }
u= (x1,y1), v= (x2,y2),
Jawab :
a. Aksioma simetri: ⟨ u , v ⟩= ⟨ v , u ⟩
Bukti:
⟨ u , v ⟩=3u 1 v1 +2 u2 v 2
¿ 3 v 1 u1+ 2 v 2 u2
¿ ⟨ v ,u ⟩
b. Aksioma penambahan: ⟨ u +v , w ⟩= ⟨ u , w ⟩+ ⟨ v , w ⟩
Bukti:
⟨ u +v , w ⟩=3 ( u1 + v 1 ) w1 +2 ( u2+ v 2 ) w 2
¿ 3 u1 v 1+ 3 v 1 w1 +2u 2 v 2+2 v 2 w 2
¿ ( 3 u1 v 1 +2u 2 v 2) + ( 3 v 1 w1 +2 v 2 w2 )
¿ ⟨u , w⟩+⟨v , w ⟩
c. Aksioma kehomogenan: ⟨ ku , v ⟩ =k ⟨ u , v ⟩ , k ∈ R
Bukti:
⟨ ku , v ⟩ =3 ( k u1 ) v 1 +2 ( k u2 ) v 2
¿ k ( 3 u1 v 1 +2u 2 v 2 )
¿k ⟨u,v⟩
Bukti:
⟨ v , v ⟩ =3 v 1 v 1+ 2 v 2 v 2
¿ 3 v 21 +2 v 22
⟨ v , v ⟩ =3 v 21 +2 v 22=0 (terpenuhi)
2π
2π
2π 0 , m≠ n
⟨ gm , g n ⟩ =∫ cos ( mx ) cos ( nx ) dx=
0 { π , m=n>0
2 π , m=n=0
Himpunan fungsi {h0, g1,h1, ...} seperti yang didefinisikan pada contoh 5 adalah sistem
ortonormal lengkap untuk L2[0 , 2] .
Soal latihan :
f f, f
f(x) 2 dx
.
1 ,0≤x<1/2
1. Jika
{
f (x )= −1 ,1/2≤x<1
0 ,x yang lain dan
g( x)= 1{ ,0≤x<1
0 ,x yang lain . .
1 1 1
2. Jika
{ {
f ( x)=¿ √2 , 0≤x< ¿ −√2 , ≤x< , g ¿ ¿¿
4 4 2
a. Apakah f dan g orthogonal?
Petunjuk :
Gambar dulu fungsinya