Anda di halaman 1dari 23

Asep Dudi Badrudin

NIM: 203427739

Jurusan Pendidikan Matematika


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2007
I. PENDAHULUAN
Dalam Modul Pembelajaran ini akan dipelajari beberapa fungsi baru yang
dihasilkan dengan cara “membalikkan” fungsi-fungsi lama seperti fungsi komposisi
invers dan fungsi trigonometri invers atau dihasilkan dengan mencari suatu anti
turunan dari fungsi-fungsi lama diantaranya fungsi logaritma asli dan kemudian
“membalikan” fungsi tersebut sehingga dihasilkan fungsi baru yaitu fungsi eksponen
asli.
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat memahami konsep dari
fungsi-fungsi baru tersebut serta mampu menentukan turunan dan integralnya. Lebih
khusus lagi Anda diharapkan dapat:
1. Menentukan invers suatu fungsi komposisi dan turunannya.
2. Mendefinisikan fungsi logaritma asli dan sifat-sifatnya.
3. Mendefinisikan fungsi eksponen asli dan sifat-sifatnya.
4. Menghitung turunan dan integral fungsi logaritma dan eksponen “umum”.
5. Menentukan invers fungsi trigonometri dan menentukan turunannya.

II. PRASYARAT
Kemampuan awal yang diperlukan untuk mempelajari modul ini adalah Anda
telah memahami konsep fungsi komposisi, limit fungsi, turunan dan integral dari
suatu fungsi.

III. PETUNJUK PENGGUNAAN


 Bacalah modul ini secara berurutan, pahami benar isi dari setiap bagiannya.
 Laksanakan semua latihan yang ada dalam modul ini agar kompetensi anda
berkembang
 Setiap mempelajari satu kegiatan belajar, anda harus mulai dari menguasai
pengetahuan pendukung (Uraian Materi) sampai kepada menyelesaikan soal
latihan.
 Apabila anda mengalami kesulitan dalam memahaminya, konsultasikan
dengan tutor.
Sekilas Sejarah Matematikawan
John Napier
(1550 - 1617)
Logaritma tidak akan pernah dikenal tanpa mengetahui satu nama, John
Napier. Anak Sir Archibald Napier dari istri pertama, Janet Bothwell, lahir di puri
Merchiston, dekat Edinburgh, Skotlandia.
Napier mengatakan bahwa penelitian dan penemuannya tentang logaritma
terjadi dua belas tahun silam sebelum dipublikasikan. Pernyataan ini menunjuk
bahwa ide dasarnya terjadi pada tahun 1594. Meskipun ditemukan oleh Napier akan
tetapi ada peran pendahulunya. Stifel menulis Arithmetica integra pada 50 tahun
silam dengan pedoman karya-karya Archimedes. Angka dengan pangkat dua adalah
dasarnya, meski tidak dapat digunakan untuk tujuan penghitungan karena ada selisih
yang terlalu besar dan cara interpolasi tidak memberikan hasil secara akurat.
Pengaruh pemikiran Dr. John Craig tidak dapat dikesampingkan,
mempengaruhi John Napier. Pertemuan tidak sengaja ini, terjadi saat rombongan
Craig dalam perjalanan menuju Denmark dengan menggunakan kapal, terjadi badai
besar sehingga membuat rombongan ini berhenti tidak jauh dari observatorium Tycho
Brahe, tidak jauh dari tempat Napier. Sambil menunggu badai reda, mereka
berdiskusi tentang cara-cara penghitungan yang digunakan dalam observatorium.
Diskusi ini membuat Napier lebih termotivasi sehingga pada tahun 1614 diterbitkan
buku Gambaran tentang aturan dalam logaritma (A Description of the Marvelous Rule
of Logaritms).

Logaritma
Awal penemuan Napier tentang logaritma, sebenarnya sangat sederhana.
Menggunakan progresi geometrik dan integral secara bersamaan. Ambillah sebuah
bilangan tertentu yang mendekati angka 1.
Napier menggunakan 1 – 10-7 (atau 0,9999999) sebagai bilangan.
Sekarang, istilah progresi dari pangkat yang terus meningkat sampai akhirnya
hasilnya mendekati – sangat sedikit selisihnya. Untuk mencapai “keseimbangan” dan
menghindari terjadi (bilangan) desimal dikalikan dengan 10-7.
N = 107(1 – 1/107)L, dimana L adalah logaritma Napier sehingga logaritma dari 107
sama dengan nol, yaitu: 107 (1-1/107) = 0,9999999 adalah 1 dan seterusnya. Apabila
bilangan tersebut dan logaritma dibagi 107, akan ditemukan - secara virtual – sistem
logaritma sebagai basis 1/e, untuk (1-1/107)107 mendekati Lim n→∞ (1 – 1/n)n = 1/e.

FAKULTATIF?
Berapa banyak pembuktian teorema yang harus dilakukan pada kuliah kalkulus yang pertama kali? Para
pengajar matematika berdebat sengit mengenai hal ini dan juga mengenai keseimbangan yang benar antara:
 Logika dan Intuisi
 Pembuktian dan Penjelasan
 Teori dan Penerapan
Seorang ilmuwan besar masa silam telah memberikan suatu nasehat yang bijaksana.
“Seseorang yang menyukai praktik tanpa teori adalah ibarat pelaut yang menyandarkan kapalnya
tanpa kemudi dan kompas serta tidak pernah mengetahui dimanha ia boleh membuang sauh”
Leonardo da Vinci
KEGIATAN BELAJAR 1

FUNGSI KOMPOSISI INVERS DAN TURUNANNYA

Fungsi bukanlah bilangan. Tetapi seperti halnya dua bilangan a dan b dapat
dioperasikan dengan operasi aljabar seperti jumlah, selisih, hasil kali, hasil bagi dan
pangkat, demikian juga dua buah fungsi f dan g dapat dioperasikan dengan operasi-
operasi tersebut. Selain operasi aljabar atas dua fungsi, kita juga mengenal komposisi
dua fungsi, yang operasinya merupakan susunan dua fungsi berbentuk fungsi pertama
dilanjutkan dengan fungsi kedua, atau sebaliknya. Dari hasil komposisi kedua fungsi
tersebut menghasilkan suatu fungsi yang baru.
Definisi
Misalkan f dan g adalah fungsi. Jika Dg  R f  Ø, maka terdapat fungsi yang
terdefinisi pada himpunan bagian dari Df ke himpunan bagian dari Rg. Fungsi ini
dinamakan komposisi dari g dan f, yang dinyatakan oleh g ◦ f. Persamaan fungsi ini
ditentukan oleh
( g  f )( x)  g  f ( x)

Contoh 1 Diketahui fungsi f ( x)  2 x  x 2 dan g ( x)  x ,


(a) Tunjukkan bahwa fungsi g  f terdefinisi.
(b) Tentukan persamaan fungsi g  f .
(c) Tentukan daerah definisi fungsi g  f .
Penyelesaian
(a) Berdasarkan sifat fungsi kuadrat dan fungsi akar, maka dapaat dengan mudah kita
tentukan daerah definisi dan daerah nilai fungsi f dan g, yaitu
Df  R Dg  R 
R f  (,1] Rg  R 
Karena Dg  R f  Ø, maka komposisi g  f terdefinisi.
(b) Persamaannya adalah ( g  f )( x)  g  f ( x)  g (2 x  x 2 )  2 x  x 2
(c) Daerah definisi fungsi g  f syaratnya ialah 2 x  x 2  0
2 x  x 2  0  x (2  x)  0

Sehingga Dg  f  [0, 2]
Selain itu ada cara lain untuk mendapatkan suatu fungsi yang baru yaitu
dengan mengambil fungsi-fungsi lama dan “membalikan” mereka. Fungsi baru yang
didapatkan disebut fungsi invers. Dalam modul ini fungsi invers yang dimaksud
adalah fungsi komposisi invers. Dasar untuk melihat eksistensi fungsi invers adalah
fungsi satu ke satu, sehingga kita harus mendefinisikan terlebih dahulu fungsi satu ke
satu.
Definisi
Suatu fungsi f dikatakan fungsi satu ke satu (injektif)
jika x, y  D f berlaku f ( x)  f ( y)  x  y

Bila kita mempunyai suatu fungsi y = x3. Fungsi ini mendefinisikan fungsi satu ke
satu g(x) = x3. Jika kita menyelesaikan y = x3 untuk x, kita memperoleh x  3 y yang

mendefinisikan suatu fungsi G(y) = 3 y . Fungsi G ini dinamakan invers (balikan)

dari fungsi g. Notasi g 1 menyatakan invers dari g. Perhatikan bahwa simbol -1 yang
digunakan untuk menyatakan invers suatu fungsi tidak boleh dikacaukan dengan
eksponen -1. Sekarang kita sampai pada definisi invers suatu fungsi.

Definisi
Jika fungsi satu ke satu f dinyatakan oleh himpunan pasangan terurut (x, y), maka
ada satu fungsi f -1 yang dinamakan invers dari f , dimana f -1 adalah himpunan
pasangan terurut (y, x) yang didefinisikan oleh
1
x f ( y ) jika dan hanya jika y  f (x)
-1
Daerah asalnya f adalah daerah nilai f dan daerah nilai f -1 adalah daerah asal f

Salah satu kriteria bahwa suatu fungsi satu-satu yakni, jika x1 ≠ x2 maka f (x1) ≠ f (x2).
Akan tetapi dalam suatu keadaan tertentu, kriteria ini mungkin agak sulit diterapkan.
Karena itu untuk mengetahui keberadaan fungsi invers, ada kriteria yang lebih praktis
yaitu bahwa fungsi itu harus monoton murni.

Teorema A.2
Jika f monoton murni pada daerah asalnya, maka f memiliki invers
-1 -1
Jika f memiliki invers f maka f juga memiliki invers yaitu f . Jadi dapat
-1
dikatakan bahwa f dan f merupakan pasangan fungsi invers. Satu fungsi
membatalkan (atau membalikan) apa yang dilakukan yang lainnya, yaitu
1 1
f ( f ( x))  x dan f(f ( y ))  y
Andaikan f memiliki balikan (invers), maka
1
x f ( y )  y  f ( x)
Grafik y = f -1(x) adalah pencerminan grafik y = f (x) terhadap garis y = x.
Turunan Fungsi Invers
dy
y '  f ' ( x) 
dx
dx 1 1
x'  Dx f 1 ( y )   
dy dy f ' ( x)
dx
Teorema B.2
Andaikan f terdiferensialkan dan monoton murni pada selang I. Jika f’(x) ≠ 0
di suatu x tertentu dalam I, maka f -1 terdiferensialkan di titik yang berpadanan
y = f (x) dalam daerah hasil f dan
1
( f 1 )' ( y) 
f ' ( x)

Contoh 2 Buktikan f ( x)  x 2  x  5, x   12 memiliki invers!

Penyelesaian f ' ( x)  2 x  1  0 untuk setiap x pada selang I = [-½, ∞) . Jadi f naik


pada seluruh selang I, ini berarti f memiliki invers pada selang I.

1
Contoh 3 Tentukan ( f )' (2) jika f ( x)  x  1 (Gunakan Teorema B.2)

Penyelesaian Untuk nilai y = 2 maka: 2  3  1 yang sepadan dengan x = 3.


1 1 1
f ' ( x)  dan f ' (3)  
2 x 1 2 3 1 4
Sehingga kita peroleh:
1 1
( f 1 )' (2)   4
f ' (3) 1
4
Telaah Ulang Konsep
1. Suatu fungsi adalah satu-satu jika x1 ≠ x2 yang mengimplikasikan ____________.
2. Fungsi satu-satu f mempunyai balikan f -1 yang memenuhi f -1( f (x)) = _________
dan f ( _______ ) = y.
3. Kriteria yang berguna untuk f agar satu-satu (sehingga mempunyai invers) adalah
bahwa f ____________ murni di sana. Ini berarti bahwa f adalah ________ atau
________ .
4. Andaikan y = f (x), dengan f mempunyai invers f -1. Kaitan yang menghubungkan
turunan-turunan f dan f -1 adalah ___________ .

LATIHAN (EVALUASI 1)
3x  2
1. Buktikan bahwa f ( x)  memiliki invers; tentukan rumus untuk f 1 ( x)
2x  1
1 1
dan cocokkanlah bahwa f ( f ( x))  x dan f ( f ( x))  x
1
2. Perlihatkan bahwa f ( x)   cos4 t dt memiliki invers
x

3. Andaikan f dan g keduanya memiliki invers dan andaikan bahwa h (x) = (f ◦ g)


(x) = f (g(x)). Perlihatkanlah bahwa h memiliki balikan yang diberikan oleh
h -1 = g -1 ◦ f -1.
4. Perlihatkanlah bahwa rumus dalam Teorema B.2. dapat dituliskan sebagai:
1
( f 1 )' ( x) 
f ' ( f 1 ( x))
KEGIATAN BELAJAR 2

FUNGSI LOGARITMA ASLI

Fungsi selanjutnya yang akan diperkenalkan kita sebut sebagai fungsi


logaritma asli dan memang ini ada hubungannya dengan logaritma yang dipelajari
dalam aljabar, tetapi kaitannya hanya tampak kemudian.
Definisi
x
1
ln x   dt ,x  0
1
t
Daerah asalnya adalah himpunan bilangan real positif atau Df ={R+}

Turunan Fungsi Logaritma Asli

x1  1
Dx (ln x)  Dx   dt   ,x  0
1 t  x
Akibatnya jika u = f (x) > 0, dengan menggunakan aturan rantai, diperoleh
1
Dx ln u  Dx u
u
1
Tunjukkan bahwa: Dx ln x  ,x  0
x
Sesuai dengan definisi Nilai Mutlak maka harus ditinjau dua kasus, yaitu
1
Jika x > 0, |x| = x. Sehingga Dx ln x  Dx ln x 
x
1 1 1
Jika x < 0, |x| = – x. Sehingga Dx ln x  Dx ln(  x)  Dx (  x)  (1) 
x x x
1
Implikasi dari Dx ln x  , x  0 , kita mendapatkan rumus integrasi
x
PENGHAFALAN
1
 x dx  ln x  C, x  0
Beberapa orang berpendapat bahwa penghafalan
sudah ketinggalan zaman, dan hanya penalaran
logislah yang penting dalam matematika. Pendapat
Atau dengan u menggantikan x, itu salah. Beberapa hal (termasuk aturan-aturan
dalam Bab ini) sedapat mungkin harus menjadi
bagian dari otak kita yang dapat dipergunakan di
1
 u du  ln u  C, u0 luar kepala.
“Peradaban akan maju dengan memperluas
sejumlah operasi penting yang dapat kita
Dengan demikian lengkaplah aturan pangkat untuk integral. laksanakan tanpa memikirkannya.”
Alfred N. Whitehead
 1 r 1
 r  1 u  C, r  1

 u du  
r

ln u  C , r  1


Sifat-Sifat Logaritma Asli
Teorema A.1
Jika a dan b bilangan-bilangan positif dan r sembarang bilangan rasional, maka
(i) ln 1 = 0
(ii) ln ab = ln a + ln b
a
(iii) ln  ln a  ln b
b
(iv) ln ar = r ln a
Bukti
1
1
(i) ln 1   dt  0
1
t
(ii) Karena untuk x > 0,
1 1 1
Dx ln ax  a  dan Dx ln x 
ax x x
Menurut Teorema B (Subbab 4.8)
Jika F ' ( x)  G' ( x) maka F ( x)  G( x)  C x  (a, b)
Sehingga ln ax  ln x  C
Untuk menghitung C, ambilah x = 1, maka ln a = C.
ln ax = ln x + ln a
Akhirnya, ambilah x = b.
Sehingga ln ab = ln a + ln b
a
(iii) Karena a     b ,
b
a  a
ln a  ln   b   ln  ln b
b  b
a
ln  ln a  ln b
b
(iv) Karena untuk x > 0,


Dx ln x r   1
x r
 rx r 1 
r
x
dan Dx (r ln x)  r 
1 r

x x
Menurut Teorema B (Subbab 4.8)
ln x r  r ln x  C
Untuk menghitung C, ambilah x = 1, maka C = 0. Jadi,
ln xr = r ln x
Akhirnya ambilah x = a
ln ar = r ln a

Grafik Logaritma Asli


Df ln x = {R+} jadi grafik y = ln x terletak di sebelah kanan sb. y (x > 0). Untuk x >
0,
1
Dx ln x   0 → Grafik y = ln x kontinu dan naik dengan x yang bertambah besar.
x
dan
1
Dx2 ln x   2  0 → Grafik cekung ke bawah di mana-mana.
x
Kemudian lim ln x   dan lim ln x  
x  x 0
Akhirnya ln 1 = 0
Fakta-fakta ini mengimplikasikan bahwa grafik y = ln x akan serupa dalam bentuk
seperti yang diperlihatkan Gambar 2
y

f (x) = ln x

x
0

Gambar 2
 sin x 
Contoh 1 Jelaskan mengapa lim ln    0!
x 0
 x 
sin x
Penyelesaian Andaikan fungsi ln adalah suatu fungsi komposisi f  g dengan
x
. Maka f g ( x)   ln
sin x sin x
f ( x)  ln x dan g ( x) 
x x

Sehingga lim f g ( x)   f lim g ( x)  f  lim
x 0 x 0
 
sin x 
 x 0 x 
  f (1)  ln 1  0

1
Contoh 2 Carilah  1  2 x dx
Penyelesaian Andaikan u = 1 – 2x . Jadi du = -2 dx. Maka
5 5 du 5 1
 1  2 x dx   u (2)   2  u du
5
 ln u  C
2
5
 ln 1  2 x  C
2
2
1 x
Contoh 3 Carilah dy/dx jika y  2
( x  1) 3
Penyelesaian Ambil logaritma asli → diferensialkan secara implisit.
1 x 2
ln y  ln 2
( x  1) 3
1 2
ln y  ln 2  ln ( x  1) 3
1 2
ln y  ln (1  x 2 )  ln ( x  1)
2 3
1 dy 1 1 2 1
 (2 x)  (1)
y dx 2 (1  x ) 2 3 x 1
1 dy x 2  3 x  2 (1  x) x2
   
y dx 1  x 2 3 ( x  1) 3 (1  x )
2
3 (1  x 2 )
dy ( x  2) 1  x 2 ( x  2) ( x  2)
y  
3 (1  x ) ( x  1) 3 3 (1  x ) 3 ( x  1) 3 (1  x 2 ) 2
2 2 2 2 1
dx
Telaah Ulang Konsep
1. Fungsi ln didefinisikan oleh ln x = _______________. Daerah asal fungsi ini
adalah ________ dan daerah hasilnya adalah ________ .
2. Dari definisi yang sebelumnya, maka Dx ln x = ________________ untuk x > 0.
3. Secara lebih umum, untuk x ≠ 0, Dx ln |x| = _________________ sehingga
1
 x dx  _____________ .
4. Beberapa sifat umum ln adalah ln (xy) = _____________ , ln (x/y) =
____________ , dan ln (xy) = _____________ .

LATIHAN (EVALUASI 2)
1. Jika x < 1, buktikan bahwa ln x < x. (Petunjuk: Ambillah f (x) = x – ln x, dan
perlihatkanlah bahwa f turun pada (0,1) dan carilah f (1))
x x
1 1
2. Selesaikan untuk x: 1 t dt  2 1 t dt
3

3. Gunakanlah fakta bahwa ln 4 > 1, untuk memperlihatkan bahwa ln 4m > m untuk


m > 0. Simpulkan bahwa ln x dapat dibuat sebesar sekehendak kita dengan
memilih x cukup besar. Apa yang diakibatkan oleh hal ini tentang lim ln x ?
x 

4. Kemudian gunakan fakta bahwa ln x = – ln (1/x) dan soal no.3 untuk


memperlihatkan bahwa lim ln x   .
x 0
KEGIATAN BELAJAR 3

FUNGSI EKSPONEN ASLI

Dikarenakan fungsi logaritma asli naik pada seluruh daerah asalnya, maka
menurut Terorema A.2 fungsi itu mempunyai invers yang juga merupakan fungsi
naik. Invers fungsi logaritma asli disebut Fungsi Eksponen Asli.

Definisi
Invers ln disebut fungsi eksponen asli dan dinyatakan oleh exp. Jadi
x  exp y  y  ln x

Dari definisi ini kita peroleh:


(i) exp (ln x) = x , x > 0.
(ii) ln (exp y) = y , y  R
Grafik y = exp x adalah hasil pencerminan grafik y = ln x terhadap garis y = x
(Gambar 3)
Definisi e
y
Para pengarang memilih cara berbeda
untuk mendefinisikan e.
f (x) = exp x
1. e  ln 1 1 (definisi kita)
1
2. e  lim (1  h) h
h0

 1 1 1
3. e  lim 1      
0
x h 
 1! 2! n! 

e = 2,718281828459045…

Gambar 3

Definisi:“Huruf e menyatakan bilangan real positif unik sedemikian sehingga ln e =1”


Karena ln e = 1 maka exp 1 = e. Sehingga e x  exp(ln e x )  exp( x ln e)  exp x
Akibatnya kita dapatkan perubahan bentuk (i) dan (ii), menjadi:
(i)' e ln x  x , x > 0.
(ii)' ln (e y )  y , y  R .

Bukti:
(i)’ e ln x  x
Misalkan ln x = y  x = ey sehingga ey = x atau e ln x  x
(ii)’ ln (e y )  y
Misalkan ey = x  ln x = y sehingga ln (e y )  y
Teorema A.3
ea
Andaikan a dan b sebarang bilangan real, maka e a e b  e a b dan b
 e a b .
e
Bukti:
Phoenix
1. e e  e
a b ln e a eb
Bilangan e muncul
 e ln e  ln e
a b
dalam keseluruhan
matematika, tetapi
 e a b makna pentingnya
bertumpu secara aman
 ea 
ln  b  pada penggunaannya
ea e 
2. b  e    e ln e ln e  e a b
a b
sebagai bilangan
e dasar untuk fungsi
eksponen asli. Dan
Turunan ex. apa yang membuat
fungsi ini menjadi
Dx e x  e x demikian berarti?
“Siapa yang tidak
Bukti: Misalkan ex = y  x = ln y (kita turunkan secara implisit) kagum ketika
x  ln y memahami bahwa
fungsi y = ex, bagaikan
1
1 Dx y phenix yang bangkit
y kembali dari abunya,
adalah turunannya
Dx y  y sendiri?”
Dx e x  e x Francois Le Lionnais

Dengan Aturan rantai diperoleh: Dx e u  e u Dx u

Integral ex.
Rumus turunan Dx e x  e x secara otomatis menghasilkan e dx  e x  C atau
x

dengan mengganti u dengan x,

e du  e u  C
u
Contoh 1 Tentukan Dx e (ln x ) / x
1
 x  1  ln x
ln x 1  ln x
Penyelesaian Misalkan u   Dx u  x 2

x x x2
Dx e  e Dx u
u u

1  ln x
D x e (ln x ) / x  e (ln x ) / x
x2
ex
Contoh 2 Tentukanlah  x dx
e 1
Penyelesaian Misalkan u  e x  1  du  e x dx
ex 1
 e x  1 dx   u du
 ln | u | C
 ln | e x  1 | C

Telaah Ulang Konsep


1. Fungsi ln ________ pada (0,∞) sehingga memiliki invers yang dinyatakan oleh
ln-1 atau oleh _________ .
2. Bilangan e didefinisikan dalam bentuk ln oleh __________ ; nilainya dalam dua
angka dibelakang koma adalah __________ .
3. Karena ex = exp x = ln-1 x, maka eln x = ___________ dan ln (ex) = ____________
.
4. Dua fakta menakjubkan tentang ex adalah bahwa Dx (ex) = ___________ dan
∫ex dx = ____________ .

LATIHAN (EVALUASI 3)
1. Buktikan jika f ( x).e g ( x )  0 untuk x = xo maka f (xo) = 0

2. Jelaskan mengapa lim e ln sin x ln x  1


x 0

3. Tentukan Dx y dari y  e x
 ex

4. Tentukan dy/dx dari e xy  xy  x  y (Gunakan pendiferensialan implisit)


KEGIATAN BELAJAR 4

FUNGSI-FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA UMUM

1. Fungsi Eksponen Umum ( a x )


Definisi
Untuk a > 0 dan sebarang bilangan real x,
a x  e x ln a

ln a x  ln e ln a  ln e x ln a  x ln a
x
Dari definisi didapatkan
Sifat-sifat ax
Teorema A.4
Jika a > 0, b > 0, x dan y adalah bilangan-bilangan real, maka:
(1) a x a y  a x  y
ax
(2) y  a x  y
a
(3) (a x ) y  a xy
(4) (ab) x  a x b x
x
a ax
(5)    x
b b
Bukti:
(1) a x a y  e ln a a
x y

 e ln a  ln a
x y

 e x ln a  y ln a
 e ( x  y ) ln a
 a x y
ax
ax ln y
(2) y  e a
a
 e ln a ln a
x y

 e x ln a  y ln a
 e ( x  y ) ln a
 a x y
(3) (a x ) y  e ln(a
x y
)

 e y ln a
x

 e yx ln a
 a yx  a xy
(4) (ab) x  e ln(ab)
x

 e x ln(ab)
 e x (ln a  ln b )
 e x ln a  x ln b
 e x ln a e x ln b
 a xb x
x
x a
a ln  
(5)    e  b 
b
a
x ln  
e b

 e x (ln a ln b )
 e x ln a  x ln b
e x ln a

e x ln b
ax
 x
b

Teorema B.4 Aturan-aturan Fungsi Eksponensial


Dx a x  a x ln a
 1  x
a dx    a C a≠1
x

 ln a 

Bukti:
Dx a x  Dx (e x ln a ) Andaikan u = x ln a maka Dx u = ln a

Dx e u  e u Dx u
 e x ln a Dx ( x ln a)
 a x ln a
a dx   e x ln a dx
x
Andaikan u = x ln a maka du = (ln a) dx

du
  eu
ln a
1
ln a 
 e u du


1 u
ln a
e C  

1 x ln a
ln a
e 
C 
 1  x
  a C
 ln a 

2. Fungsi Logaritma Umum ( a log x )


Definisi
Andaikan a adalah bilangan positif bukan 1. Maka
y  a log x  x  a y

Dari definisi bahwa y  a log x  x  a y


Maka ln x = ln a y
ln x = y ln a
y = ln x / ln a
ln x
Sehingga disimpulkan a
log x 
ln a
Turunan fungsi logaritma

Dx  a
  ln x 
log x  D x  
1
Dx ln x  
1 1
 
1
 ln a  ln a ln a x x ln a

Jadi Dx  a
log x   1
x ln a
 
dan dengan u menggantikan x, Dx a log u 
1
u ln a
Dx u
Contoh 1 Carilah turunan dari Dx 32 x 3 x  2

Penyelesaian Misalkan u = 2x2 – 3x maka Dx u = 4x – 3 sehingga,

Dx 3 2 x 2
3 x
  D 3   3 .ln 3.D u
x
u u
x

3 2 x 2 3 x
4 x  3ln 3

4 x
5
Contoh 2 Hitunglah 
1 x
dx

dx
Penyelesaian Misalkan u  x maka du  sehingga,
2 x
x
5 5u 2 2
 dx   2 x du  2  5 u du   5u  C  5 C
x
Tinjau
x x ln 5 ln 5
4

4 x
Maka 
5
dx 
2
5 x  
2
5 4

2
5 1

2
25  5  40
1 x ln 5  1 ln 5 ln 5 ln 5 ln 5

Telaah Ulang Konsep


1. Dalam bentuk e dan ln, 3 = ___________ . Secara lebih umum ax = _________ .
2. ln x = a log x , dimana a = ____________ .
a
3. log x dapat dinyatakan dalam bentuk ln menggunakan a log x = ____________ .
4. Turunan fungsi pangkat f (x) = xa adalah f ’(x) = __________ ; turunan fungsi
eksponen g(x) = ax adalah g’(x) = ____________ .

LATIHAN (EVALUASI 4)

1. Yakinkanlah diri Anda bahwa f ( x)  ( x x ) dan g ( x)  x ( x


x x
)
bukan fungsi yang
sama, lalu carilah f ' ( x) dan g ' ( x) .

2. Buktikan jika Dx (a x )  a x dengan a > 0, maka a = e.

dy
3. Carilah jika ye x  xe x  x  y  0 .
dx

4. Jika f ( x) e log( x  1) , carilah f ' ( x) .


x
KEGIATAN BELAJAR 5

FUNGSI-FUNGSI BALIKAN TRIGONOMETRI

Untuk mendapatkan fungsi invers trigonometri, kita harus membatasi daerah


definisinya. Pemilihan batas selangnya dibuat agar terdapat kaitan diantara fungsi-
fungsi tersebut dan juga agar kita dapat mengkonstruksi rumus-rumus turunannya.

Definisi Invers Fungsi Trigonometri

Fungsi (f ) D f  R f 1 Inversnya (f -1) D f 1  R f

f ( x)  sin x [-½ π, ½ π] f 1
( x)  sin 1 x [-1, 1]

f ( x)  cos x [0, π] f 1
( x)  cos1 x [-1, 1]

f ( x)  tan x (-½ π, ½ π) f 1
( x)  tan 1 x R

f ( x)  cot x (0, π) f 1
( x)  cot 1 x R

f ( x)  sec x [0, ½ π)  (½ π, π] f 1
( x)  sec 1 x (-,-1)  (1, )

f ( x)  csc x [-½ π, 0)  (0, ½ π] f 1


( x)  csc1 x (-,-1)  (1, )

Hubungan Invers Fungsi Trigonometri Dengan Fungsi Trigonometri


 
x  sin 1 y  y  sin x dan  x
2 2
1
x  cos y  y  cos x dan 0  x  
 
x  tan 1 y  y  tan x dan  x
2 2
1
x  cot y  y  cot x dan 0  x  

x  sec 1 y  y  sec x dan 0  x   , x 
2
 
x  csc1 y  y  csc x dan  x , x0
2 2
Empat Identitas yang Berguna

Teorema A.5

(i) sin(cos 1 x)  1  x 2 (iii) sec(tan 1 x)  1  x 2



 x 2  1 , jika x  1
(ii) cos(sin1 x)  1  x 2 (iv) tan(sec 1 x)  

 x  1 , jika x  1
2

Teorema B.5 Turunan untuk Empat Fungsi Invers Trigonometri


1
(i) Dx sin 1 x  1  x  1
1 x2
1
(ii) Dx cos1 x  1  x  1
1 x2
1
(iii) Dx tan 1 x 
1 x2
1
(iv) D x sec 1 x  | x | 1
| x | x2 1

Bukti Teorema A.5

(i) sin 2 t  cos2 t  1  sin t  1  cos2 t

Maka sin(cos 1 x)  1  cos2 (cos1 x)  1  cos(cos1 x  


2
 1 x2

(ii) sin 2 t  cos2 t  1  cost  1  sin 2 t

Maka cos(sin1 x)  1  sin 2 (sin 1 x)  1  sin(sin 1 x 


2
 1 x2

(iii) sec 2 t  1  tan 2 t  sec t  1  tan 2 t


Maka sec(tan 1 x)  1  tan(tan 1 x) 
2
 1 x2

Untuk bukti (iv) silahkan Anda coba, menggunakan identitas sec 2 x  1  tan 2 x
Bukti Teorema B.5
(i) Andaikan y  sin 1 x  x  sin y (gunakan pendiferensialan implisit)
x  sin y
1  cos y  D x y
1  cos(sin 1 x)  D x (sin 1 x)
1  1  x 2  D x (sin 1 x)
1
D x (sin 1 x) 
1 x2
Pembuktian (ii), (iii) dan (iv) menggunakan cara yang serupa, silahkan anda coba
sebagai latihan.

Contoh 1 Nyatakanlah θ dalam x dengan menggunakan fungsi-fungsi invers


trigonometri

Penyelesaian
Misalkan  =  - 
5  5 
sin      sin 1   
x  x     sin 1  5   sin 1  2 

2 1  2    x  x
sin      sin  
x  x 

Carilah D x sec 1 x 
3
Contoh 2
Penyelesaian Kita gunakan Aturan Pangkat dan Teorema B.5 (iv)

 1

3
Dx sec x  3  sec x  1

2 1


3  sec 1 x 
2

| x | x2 1 | x | x2 1
TELAAH KONSEP
1. sin 1 y adalah bilangan dalam selang ___________ yang nilai sinusnya adalah
_______ .
2. Untuk mendapatkan invers fungsi tangen, kita batasi daerah asal menjadi
_________ . Fungsi invers yang dihasilkan dinyatakan oleh tan 1 atau oleh
_________ .
3. Dx sin(sin 1 x)  __________.
1
1 1
4. Karena Dx tan 1 x  , maka 4  dx  __________ .
1 x 0 1 x
2 2

LATIHAN (EVALUASI 5)
1. Perlihatkan bahwa cos (2 sin 1 x)  1  2 x 2 .

2. Carilah Dx e x sin 1 ( x 2 )
ex
3. Tentukan  1  e 2 x dx
dx  x
4. Perlihatkan bahwa  a2  x2
 sin 1    C , a  0
a
dengan menuliskan

 
a 2  x 2  a 2 1  ( x / a 2 ) dan membuat substitusi u = x/a.

Anda mungkin juga menyukai