Anda di halaman 1dari 32

BAB 2

FUNGSI ANALITIK

1.1 Pendahuluan

Sebelum kita membahas pengertian fungsi analitik yang memiliki peranan sentral dalam

pembicaraan fungsi variabel kompleks, ada baiknya kalau kita ulang selintas definisi fungsi

pada umumnya.

Diberikan sembarang dua himpunan yang tidak kosong A dan B. Fungsi f dari himpunan A

ke himpunan B adalah aturan pengawanan setiap elemen x  A dengan tepat satu elemen y

B. Elemen y ini biasanya dinyatakan dengan f(x) yang dinamakan nilai fungsi f di x. atau

bayangan x oleh fungsi f. Himpunan A dinamakan daerah definisi dan B daerah hasil atau

daerah nilai fungsi f. Himpunan f(A) = y  B : y  f ( x), x  A dinamakan jangkauan fungsi

f. Jadi f(A)  B. Jika f(A) suatu himpunan bagian sejati B maka f dinamakan fungsi dari A

kedalam B, jika f(A) = B maka f dinamakan fungsi dari A kepada B. Perlu diingat bahwa

fungsi adalah suatu pengawanan secara tunggal, artinya setiap elemen x di dalam daerah

definisi dikawankan dengan tepat satu elemen y di dalam daerah hasil. Ini tidak berarti

bahwa setiap y di dalam daerah hasil menjadi kawan satu elemen x di dalam daerah

definisi.Mungkin elemen itu kawan lebih dari pada satu elemen x, bahkan mungkin juga

bahwa y tidak berkawankan elemen yang mana pun di dalam daerah definisi.

Fungsi f dari a ke dalam B disebut fungsi korespondensi satu-satu apabila setiap elemen y 

B menjadi kawan tidak lebih dari satu elemen x  A. Jika f fungsi korespondensi satu-satu

dan f(A) = B maka f dinamakan fungsi korespondensi satu-satu dari A kepada B. Himpunan

1
A dan B dikatakan berkorespondensi satu-satu jika dapat dibuat suatu fungsi suatu fungsi

korespondensi satu-satu dari A kepada B.

Jika E  A maka kita tulis f(E) untuk menyatakan himpunan semua elemen f(x) dengan x 

E. Himpunan f(E) kita namakan bayangan E oleh fungsi f. Jika F  B, notasi f 1


F 
menyatakan himpunan semua elemen x  A sehingga f(x)  F. Himpunan f 1 F  ini kita

namakan bayangan invers dari F oleh f. Jika y  B, f 1  y  menyatakan himpunan semua

elemen x  A sedemikian hingga f(x)=y. Untuk suatu elemen y  B, himpunan f 1  y 

mungkin kosong, atau terdiri dari satu atau lebih elemen dari A. Jika untuk setiap y  B, f

1
 y  terdiri atas paling banyak satu elemen dari A, maka f suatu fungsi korespondensi 1-1

dari A ke dalam B. Jika setiap untuk setiap elemen y  B, f 1  y  terdiri dari tepat satu

elemen di dalam A, maka f adalah suatu fungsi korespondensi 1-1 dari A kepada B. Jadi

pada umumnya untuk suatu fungsi f dari A ke B, f 1 bukan suatu fungsi. Mudah dimengerti

bahwa f 1 merupakan suatu fungsi dari B kepada A jika f suatu fungsi korespondensi 1 -1

dari A kepada B.

1.2 Penyajian

1.2.1 Fungsi Variabel Kompleks

Diberikan D suatu himpunan bagian bidang kompleks C dan f suatu fungsi dari D ke dalam

C. Jika z menyatakan sembarang titik di dalam D, jadi z menyatakan suatu bilangan

kompleks, maka z dinamakan suatu variabel kompleks di dalam D. Untuk z  D maka nilai

fungsi f(z) adalah bilangan kompleks. Fungsi yang bernilaikan bilangan kompleks disebut

fungsi bernilai kompleks atau disingkat fungsi kompleks. Jadi fungsi f ini fungsi kompleks

2
dari variabel kompleks dengan daerah definisi D. Dalam pembelajaran fungsi variabel

kompleks daerah defines suatu fungsi dinamakan domain definisi fungsi itu, meskipun

daerah definisi itu bukan suatu domain, misalnya suatu daerah di bidang kompleks. Nilai

fungsi kerap dinyatakan dengan huruf w, sehingga fungsi f dengan domain definisi D

ditulis.

W = f(z) dengan z  D.

Biasanya suatu fungsi diberikan dengan disertakan secara eksplisit domain defnisinya.

Tetapi jika fungsi diberikan tanpa domain definisinya, maka domain definisi selalu

dimaksud himpunan yang paling besar yang dapat dijadikan domain dsefenisi fungsi itu.

1
Misalnya diberikan fungsi w = tanpa domain definisinya , maka domainnya adalah C -
z

0yakni seluruh bidang kompleks C kecuali titik nol, sebab di O fungsi tidak mempunyai
nilai. Meskipun dalam definisi, fungsi selalu dimaksudkan bernilai tunggal, namun dalam

fungsi variabel kompleks dikenal apa yang dinamakan fungsi bernilai banyak. Misalnya w

1

= z , untuk setiap z dalam himpunan yang tidak memuat titik nol, maka w akan memiliki

1
enam nilai, jadi menurut definisi ia bukan suatu fungsi. Tetapi sesungguh w = z  terdiri

dari enam fungsi yang masing-masing bernilai tunggal, yang dinamakan suatu cabang dari

fungsi yang bernilai enam ini. Karena dalam teori fungsi variabel kompleks kita hanya

selalu bekerja dengan suatu cabangnya jika kita berhadapan dengan fungsi bernilai banyak,

maka kita tetap dapat menggunakan defenisi fungsi seperti yang diuraikan dalam awal bab

ini. Pembahasan lebih lanjut tentang fungsi bernilai banyak akan diberikan kemudian.

3
1.2.2 Kaitan Dengan Fungsi Real Dua Variabel Real

Dalam modul 01 telah dipelajari bahwa setiap bilangan kompleks mempunyai bagian real

dan bagian imajiner yang keduanya bilangan real. Diandaikan bahwa w= u + iv adalah

nilai fungsi f di z = x + iy, jadi u + iv = f (x+iy). Tampak bahwa ruas kanan hubungan ini

adalah fungsi dari variabel real x dan y, demikian juga u dan v di ruas kiri.

Dengan demikian kita memperoleh pernyataan berikut.

Jika diberikan fungsi bernilai kompleks dari variabel kompleks f (z), maka f(z) = u(x,y) +

iv(x,y) dengan u dan v fungsi real dari Fungsi u(x, y) dan v(x, y)berturut – turut dinamakan

bagian real dan bagian imajiner fungsi f (z). Sebagai contoh f(z) = z2, maka f(z) = u(x,y)

 
+ iv(x,y) dengan u(x,y) = x – y dan v(xy) = 2xy. Fungsi f(z) = x
2 2 2
 e  yt dt   x n ,
0
n 0

memiliki domain defenisi lajur tak hingga y > 0, -1 < x < 1; sebab integral tak wajar dan

deret tak hingga di atas konvergen hanya bila variabel x dan y memenuhi syarat

ketaksamaan tersebut. Karena bilangan real juga bilangan kompleks , fungsi kompleks juga

dapat bernilai real, yakni jika v(x, y) = 0. Sebagai misal untuk ini adalah f(z) = z .

Untuk bilangan bulat nonegatif n dan c0, c1, c2, … , cn adalah konstanta kompleks, maka

fungsi p(z) = c0 + c1z +c2z2 + … + cnzn (cn ≠ 0) dinamakan fungsi sukubanyak berderajat n.

fungsi konstan f(z) = c0 adalah sukubanyak berderajat nol, sedang g(z) = c0 + c1z, c1 ≠ 0

P( z)
suku banyak berderajat satu atau fungsi linear. Hasil bagi dua sukubanyak
Q( z)

dinamakan fungsi rasional.Sampai disini kita belum mengenal fungsi eksponensial,

4
logaritma, trigonometri, dan fungsi transenden lainnya untuk variabel kompleks. Fungsi –

fungsi semacam ini akan dibicarakan dalam bab III.

1.2.3 Penyajian Secara Geometris

Dalam kalkulus telah dipelajari bagaimana melukis grafik fungsi real dari suatu variabel

real y = f(x) dengan variabel x menjelajahi suatu selang atau seluruh garis real yang

mendatar, sedangkan nilai y, untuk nilai fungsi, pada garis yang vertikal yang memotong

garis real yang pertama di titik pangkal O(0,0). Kedua garis real ini membentuk bidang

datar yang dinamakan bidang-xy. Himpunan tititk – titik (x,y) pada bidang xy sehingga

y=f(x) untuk x pada domain definisi fungsi, dinamakan grafik fungsi f. fungsi f ini adalah

fungsi dari selang definisi pada garis real 0x ke dalam garis real 0y. jadi untuk menyajikan

fungsi real dari satu variabel real y=f(x) secara geometris, digunakan dua garis real, yang

pertama tempat untuk domain fungsi dan yang kedua untuk jangkauan fungsi.

Nah sekarang kita akan membahas penyajiaan secara geometris fungsi kompleks dari

fariabel kompleks. Diberikan fungsi kompleks f dengan domain definisi D suatu himpunan

bagian C ke dalam C. Jadi w = f(z) dengan z € D.

Kalau dari fungsi real dari satu variabel real diperlukan dua garis real untuk

menggambarkanya secara geometris, untuk fungsi kompleks diperlukan dua bidang

kompleks. Bidang pertama untuk fariabel z yang dinamakan bidang-z dan yang kedua

bidang-w untuk variabel w,tempat menyajikan nilai fungsi. Karena kita selalu menyatakan

x+iy untuk z, dan u+iv untuk w, pada bidang-z kita tetapkan sumbu real ox dan sumbu

imajiner ov. Untuk memudahkan pembicaraan akan dijelaskan contoh.

5
1
Ditinjau fungsi f dengan f(z) = ( z  z )  i z ………………………………….(1)
2

Jadi fungsi f terdefinisikan untuk semua nilai kompleks z. Dengan demikian w = u + iv =

f(x + iy) = x + i x 2  y 2 , sehingga u = x dan v = x 2  y 2 …………………….(2)

Jadi titik (x,y) yang mewakili titik z dibidang-z oleh dikawankan dengan titik (u,v) yang

mewakili w dibidang –w. dengan u = x dan v = x 2  y 2 . Titik (x,y) dibidang-z seakan –

akan ditransformasikan ke titik (u,v) di bidang-w. Oleh karena itu f sering dinamakan suatu

transformasi atau pemetaan dari titik di bidang-z ke titik di bidang-w. Titik w = f(z) di

bidang-w diinamakan bayangan titik z di bidang-z ke titik di bidang-w. titik w = f(z) di

bidang- w dinamakan bayangan titik z di bidang-z oleh trasformasi f. Jika Cz dan Cw

berturut–turut dimaksud bidang-z dan bidang-w, akan diselidiki apakah bayangan f(Cz )

dari Cz dibidang-w.

Mengingat (2) bayangan titik pangkal z = 0 adalah titik pangkal w = 0. Sekarang perhatian

kita dipusatkan pada lingkaran L di Cz yang berpusat di O(0,0) dan yang berradius a, a ≥ 0.

Jadi L dapat dirumuskan L = {(x,y) : x2 + y2 = a2} atau L = {z : z = a}……………….(3)

Untuk sembarang titik titik P(x,y) pada L berlaku –a≤ x≤ a dan x 2  y 2 = a, sehingga

mengingat (2) titik ini akan ditransformasikan ke titik P ’(u,v) dibidang w dengan

u = x, v = a dengan –a≤ x≤ a ……………………………………………………………(4)

Dengan demikian bayangan lingkaran L adalah f(L) = {(u,v) = –a≤ u≤ a dan v = a}….(5)

6
Yakni penggal garis v = a dengan titik – titik ujung (-a,a) dan (a,a) dibidang –w. marilah

kita berjalan sepanjang lingkaran L mulai titik A(a,o) kea rah positif melalui B(o,a), C(-

a,o), D(o,-a) dan kembali di titik A (lihat Gb.11).maka bayangan lintasan kita ini penggal

garis horizontal v=a, mulai dari titik A’ (a,a) ke kiri melalui B’(o,a) sampai c’(-a,o), D(o,-a)

dan kembali lagi di titik A’, di mana A‘,B’,C’, dan D’ berturut-turut bayangan titik –titik

A,B,C, dan D. titik-titik pada busur atas ABC lingkaran L oleh f difransformasikan

menjadi penggal garis A’C’, demikian juga busur bawah CDA di transformasikan menjadi

penggal garis yang sama. Suatu titik pada penggal garis A’C’

B L

C A X

D Cz

7
V

V=-u f(Cz) V=u

B’ L’

C’ D’ A’

0 U

Cw

Kecuali titik ujung A’dan C’ adalah bayangan dua titik pada L yang terletak simetrik

terhadap sumbu real ox. Jadi fungsi f dari L ke dalam C bukan fungsi korenspodensi 1-1.

Tetapi f menjadi fungsi korenspodensi 1-1 apabila domainnya, misalnya busur atas

lingkaran L.

Sekarang kembali ke masalah semula yakni menentukan f(Cz). Bidang –z dapat dipikirkan

sebagai himpunan lingkaran-lingkaran konsentrik di bidang ini yang pusatnya titik z = 0

dengan radius a, jika a bergerak menjalani semua bilangan real nonnegatif. Jadi Cz

merupakan gabungan semua lingkaran tersebut, yang dapat dirumuskan Cz =

⋃𝑎≥0 𝐿𝑎dengan La= {𝑧: │𝑧│ = 𝑎}……………..(6)

d) merupakan gabungan dari penggal-penggal garis A’ C’ dibidang –w untuk a≥o, yang

dapat dinyatakan dengan rumus

f(Cz) =  f ( L ) ,f(La)=L’a= {(𝑢, 𝑣): −𝑎 ≤ 𝑢 ≤ 𝑎}……………………………….(7)


a 0
a

para pembaca mudah mengamati bahwa f(Cz) dapat dirumuskan

f(Cz) = {(𝑢, 𝑣): −𝑣 ≤ 𝑢 ≤ 𝑣 𝑑𝑎𝑛 𝑣 ≥ 𝑜}………………………….(8)

8
yakni seperempat bidang –w di atas sumbu real yang dibatasi oleh setengah garis v = u dan v

= -u.

Transformasi oleh fungsi yang sederhana

Untuk menyajikan secara geometriks fungsi yang mudah, dapat diambil satu bidang saja

sekaligus sebagai bidang –z dan bidang –w dengan sumbu real dan sumbu imajiner pada

masing-masing bidang diimpitkan.Dapat juga dipikirkan bahwa bidang –w dibuat dari bahan

yang tembus pandang yang ditindihkan diatas bidang –z sehingga sumbu-sumbu kedua

bidang ini diimpitkan seprti di atas.

Contoh

Dibidang –z diberikan daerah tertutup ∆ ABC dengan titik sudut berturut-turut 0, 1, dan i.

tentukan bayangan daerah ini oleh transformasi w= (1+i)z.

Setiap titik P yang mewakili z di dalam daerah ∆ ABC akan ditransformasikan ke titik P’

yang mewakili w=(1+i)z.karena 1+i= √ titik pangkal 0. Transformasi perputaran yang

diikuti oleh perkalian terhadap suatu titik , akan menstransformasikan suatu bangun yang

sebangun dengan bangun yang semula. Dengan demikian bayangan daerah ∆ ABC dan yang

titik-titik sudutnya berturut-turut 0, 1+i, dan -1+1 (lihat gb 13).

9
1.2.4 Limit Fungsi

Diberikan fungsi kompleks f dengan domain definisi daerah D.dalam pasal ini akan

dibahas pengertian limit fungsi f untuk variabel z mendekati titik z o , suatu titik limit D.

titik zo disebut titik limit D, jika untuk setiap  >0, kitar N(z0,  ) yakni himpunan {𝑧:

z  z0 <  } memuat paling sedikit satu titik z1 € D dan z1 ≠z0.

Definisi :

Diberikan fungsi f dengan domain D dan z0 titik limit D. bilangan L disebut limit f untuk z

mendekati z0 ,dan ditulis lim f(z) =L, jika untuk setiap  >0 yang diberikan , terhadap

z→z0,  > 0, sehiingga untuk semua z € D dan 0< │z-z0│<  berlaku ketaksamaan │f(z) -

L│< ε.

Definisi ini secara geometris dapat ditafsirkan sebagai berikut. Apabila diberikan ε>

0,dapat dicari  > 0,sehingga untuk semua z € D dan z didalam kitar yang berpusat di z 0

dengan radius  , maka f (z) berada didalam kitar yang berpusat di L dan beradius ε.

Untuk nilai ε> 0 , yang diberikan maka nilai  dalam definisi limit ini tergantung kepada

nilai ε tersebut. Biasanya makin kecil ε diberikan , makin kecil juga  . Ini

memeperlihatkan bahwa nilai f (z) akan makin dekat kepada nilai L apabila variabel z

makin dekat kepada z0. Tetapi harap pembaca perhatikan dalam definisi diatas, bahwa

variabel z benar mendekati z0 namun tidak pernah sama dengan z0. Peragaan definisi limit

secara geometris dapat diamati pada Gb. 1 4. Jika nilai fungsi digambarkan dibidang –w

dan untuk ε> 0 yang diberikan, dibidang ini dibuat lingkaran berpusat di titik L dan

10
beradius ε, dan jika dibuat lingkaran di bidang –z yang berpusat di z0 dan beradius  , mka

untuk semua titik Z€D dan oyang berada didalam lingkaran ini, asalkan tidak berimpit

dengan titik z0, akan diperoleh titik nilai fungsi f (z) berada didalam lingkaran di bidang –

w yang berpusat di L tersebut.

Persyaratan titik z0 harus titik limit D, ini diperlukan agar

f y
Z0
δ
z f L ε

f(z)

0 X 0 X

Variabel z € D dapat mendekati sedekat – dekatnya ke z0. Titik z0 ini dapat dipilih titik

interior atau titik perbatasan D. perlu diingat titik perbatasan D tidak perlu anggota D.

perhatian: dalam definisi limit, titik z0 sama sekali tidak diperhatikan, bahkan f tidak

perlu didefinisikan di z0. Jadi boleh z0 € D. kalau toh f (z0) didefinisikan, nilainya tidak

pelu sama dengan nilai limit L.

Contoh :

Untuk fungsi konstan f(z) = c, buktikan untuk sembarang z0 diperoleh lim f(z)= c
z→z0
Bukti untuk ε> 0 yang diberikan, untuk  > 0 yang manapun kita pilih, mak untuk semua z

dimana 0<│z – z0│<  selalu dipenuhi │f(z)- c│=│c- c│= 0<  .

11
Menurut definisi terbukti lim f(z) = c.
z→0
Contoh : Jika f(z) = z buktikan untuk sembarang konstanta kompleks c nilai

lim f(z)= lim z = c


z→c z→c

bukti diberikan ε •> 0 sembarang. Kalau kita pilih  =ε maka untuk o < │z- c│<  =ε

akan berlaku │f(z) -c│= │z - c│<ε. Menurut definisi limit terbuktilah bahwa lim z = c
z→c
Lema

Jika bilangan kompleks A mempunyaii sifat bahwa untuk setiap ε> 0 yang diberikan

A
berlaku │A│<ε, maka A = 0. Bukti diandaikan A ≠ 0 dan diberikan ε = . Menurut
2

A
hipotesis lema diatas maka │A│< . Terdapat suatu kontradiksi, sebab kalau A≠0 pasti
2

A
tidak benar │A│< . Jadi pengandaian kita harus salah, sehingga haruslah A = 0.
2

Teorema

Jika lim f(z) ada maka nilai limit ini tunggal. Bukti diandaikan ada dua limit L1 dan L2
z→z0
dan diberikan ε> 0 sembarang. Maka terdapat  1 > 0 dan  2 > 0 dan untuk semua z€D dan


0< │z –z0│<  1  │f(z)- L1 │< (1)
2


0 < │z –z0│<  2  │f(z) – L2│< (2)
2

Jika dipilih z1€D dan 0< │z1 –z0│<  =min (  1 ,  2 ) mak ketaksamaan (1) dan (2)

dipenuhi untuk z =z1 sehingga berlaku │L1 –L2│= = │(L1 –f(z1))+ (f(z1) –L2)│≤ │L1 –f

12
(z1)│+f(z1) –L2 │<ε karena ε> 0 sembarang maka menurut lema diatas L1- L2 = 0,

sehingga L1 = L2 dan terbuktilah bahwa limit adalah tunggal.

Teorema diatas mengatakan bahwa kalau limit fungsi ada maka limit itu tunggal. Jadi ada

kemungkinan bahwa limit sesuatu fungsi itu tidak ada. Untuk membahas hal ini akan

dibicarakan limit suatu fungsi yang didefinisikan pada suatu kurva . meski definisi kurva

baru akan diberikan kemudian, namun pembaca sudah dianggap mengenalnya didalam

kalkulus. Dalam hal ini kurva K yang merupakan garis lengkung atau lurus dapat

dipandang sebagai himpunan titik- titik dalam bidang kompleks. Jika dalam definisi limit

fungsi f diatas domain definisi D diganti dengan kurva K yang mempunyai titik limit z 0 ,

maka kita memperoleh definisi limit f (z) untuk z mendekati z0 sepanjang kurva K akan

diberikan notasi.

lim f(z)
z→z0
z€K

Teorema

Diberikan fungsi f dengan dominan D dan zo suatu titik limit D. jika lim f(z) ada, maka
z→z0
lim f(z) =L untuk semua
z→z
z  k0

kurva kurva K  D yang mempunyai titik limit di z0. Teroema ini mudah difahami, jika

dengan saksama ditelaah defenisi limit, dan mempunyai akibat penting dibawah ini.

Akibat

Jika dapat dicari dua kurva yang mempunyai titik limit di z0 yang menghasilkan limit

yang berlainan untuk z→z0, maka lim f(z) tidak ada.

13
z→z0
z c
2 2

Contoh : Buktikan limit f(z) = untuk z→c ada hanya jika c = 0.


zc

2
z
Bukti untuk c = 0 diperoleh z lim it 0  z lim it 0 z  0 yang dapat pembaca buktikan
z

sendiri. Untuk c ≠ 0 dimisalkan c=a+ib dengan a dan b real. Kita ambil z →c sepanjang

garis mendatar, jadi z=x +ib dengan x →a. Dihitung limit

x2  b2  a2  b2
x lim it a  x lim it a ( x  a)  2a . Jika diambil z→c sepanjang garis
xa

a2  y 2  a2  b2
vertical x=a,maka diperoleh y lim it b  2ib. karena c ≠ 0 maka
i( y  b)

konstanta a dan b tidak keduanya nol, sehingga kedua limit yang kita hitung ini tidak sama,

sebab 2a = -2ib hanya jika a=0 dan b=0. Dengan demikian telah dibuktikan limit tidak ada

jika c ≠ 0.

Limit Fungsi Dua Variabel Real

Telah diuraikan bahwa setiap fungsi variabel kompleks f(z) menentukan dua fungsi

variabel real u(x,y) dan v(x,y) sehingga f(z) = u(x,y)+i v(x,y) demikian juga sebaliknya.

Jadi wajar sekali kalau ada kaitan erat antara limit f(z) untuk z→z 0 dengan z0 = a + ib, a

dan b real , dan limit u(x,y) dan v(x,y) untuk (x,y) →(a,b).pembaca akan diingatkan

kembali kepada defenisi limit fungsi dua variabel real.

Definisi :

Bilangan real A adalah limit fungsi real dari dua variabel real u(x,y) dengan domain

definisi D untuk (x,y) →(a,b) dan ditulis ( x, y ) lim it ( a,b) u( x, y)  A , jika pada setiap   0

14
yang diberikanterdapat   0 sehingga untuk semua (x,y)  D dan o < ( x  a) 2  ( y  b) 2

<  berlaku u( x, y)  A   .

Coba pembaca pahami definisi tersebut dengan menggambar fungsi u sebagai fungsi dari

D subhimpunan bidang xoy ke dalam garis real R. selanjutnya pembaca mudah mengerti

teorema berikut.

Teorema

Jika f(z)=u(x,y)+iv(x,y) dan z0=a+ib dan L=A+iB di mana a,b,A, dan B real, maka lim

f(z)=L untuk z→z0 jika dan hanya jika lim u(x,y)=A dan lim v(x,y)=B untuk (x,y) →(a,b).

Bukti diketahui lim f(z)=L=A+iB dan diberikan ε>0. Maka terdapat  >0 sehingga untuk

semua z dalam domain defenisi dan 0<│z-z0│<  berlaku │f(z)-L│=│(u(x,y)-

A)+i(v(x,y)-B)│<  . Ini berarti untuk 0<(x-a)2+(y-b)2<  2


berlaku │u(x,y)-A│<ε dan

│v(x,y)-B│<ε. Menurut defenisi limit fungsi real dari dua variabel real diperoleh

u(x,y)→A dan v(x,y)→B untuk (x,y)→(a,b).sebaliknya jika diberikan u(x,y)→dan v(x,y)

untuk (x,y)→B untuk (x,y)→(a,b) dan ε>0, dapat dicari  2 positif sehingga untuk 0<(x-


a)2+(y-b)2<  1
2
berlaku │u(x,y)-A│< dan 0 <(x- a)2 + (y- b)2<  22 berlaku │v(x,y)-B│<
2


.
2

Jika  =min{ 1 ,  2 }dan 0 < (x-a)2+(y-b)2<  2 atau 0<│z-z0│<  berlaku │f(z)-

 
L│=│u(x,y)-A + i(v(x,y)-B) │≤│u(x,y)-A│+│v(x,y)-B│<    . Jadi terbukti bahwa
2 2

z lim it z0 f ( z)  L .

15
Teorema diatas mengatakan bahwa untuk menghitung lim f(z) untuk z→z 0 =a+ib dapat

dikerjakan dengan menghitung limit u(x,y)→(a,b).

Contoh

Hitunglah z lim it 1i z 3 .f(z) = z3 = (x+iy)3=x3-3xy2+i(3x2 y-y3).

z lim it 1i f ( z )  ( x, y ) lim it (1,1) ( x 3  3xy 2 )  i( x, y ) lim it (1,1) (3x 2 y  y 3  2  2i .

Dibawah ini akan diberikan teorema yang sangat bermanfaat untuk penghitungan limit.

Teorema

Jika h(z) = c dan c suatu konstanta kompleks maka lim h(z)=c.


1.
z→z0
Jika f dan g fungsi dengan domain defenisi yang sama dan lim f(z) = L dan lim
2.
g(z)=M untuk z→z0, maka (a) lim [f(z)+g(z) =L+M, (b) lim cf(z) = cL, (c) lim f(z)

1 1

g(z) =L M, (d) lim f ( z ) L asal L ≠ 0 dengan semua limit diambil untuk z→z0.

Akibat : mengingat (a) dan (b) diperoleh lim [f(z)-g(z)]=L-M dan dari (c) dan (d)

f ( z) L

diperoleh lim g ( z ) M asal M ≠ 0.

Teorema ini dapat dibuktikan dengan menghitung limit fungsi bagian real dan fungsi

bagian imajiner dari fungsi-fungsi yang bersangkutan untuk (x,y) →(a,b) jika z0 = a+ib.

tentu saja juga dapat dibuktikan langsung dengan menggunakan defenisi limit fungsi

kompleks. Sebagai contoh akan dibuktikan rumus (d). karena L ≠ 0 maka terdapat  1 > 0

L
sehingga untuk 0 <│z-z0│<  1 berlaku │f(z) - L│< dan mengingat ketaksamaan
2

16
L
segitiga akan berlaku │f(z)│> .Sekarang diberikan ε>0 sembarang. Karena f(z) →L
2

1 1
untuk z →z0 maka dapat di cari  2>0 dan jika 0<│z-z0│<  2 berlaku │  │
f ( z) L

L  f ( z) 1 1
│<ε. Berarti kita telah membuktikan bahwa lim  .
Lf ( z ) f ( z) L

Z →z0

Contoh

Jika P(z) suatu fungsi suku banyak dan z0 sembarang bilangan kompleks, maka

lim P(z)= P(z0),


z →z0
P( z ) P( z 0 )
dan jika Q(z) fungsi sukubanyak dan Q(z0) ≠ 0 maka z lim it z0  .Hasil ini
Q ( z ) Q( z 0 )

sebagai akibat tereoma penghitungan limit di atas.

1.2.5 Limit Tak Hingga

1
Kita akan bekerja dalam C*= C∪ {  }. Elemen  adalah nilai w= untuk z=0 dan untuk
z

1
z=  nilai w=0. Bayangan daerah cakram {z:│z│<  } di bidang –z oleh fungsi w=
z

1
adalah daerah {w: │w│>M} di bidang –w dengan M= , dan tampak bahwa makin kecil

nilai  makin besar nilai M, sehingga untuk  →0 maka M →  . Jadi jika z →0 maka

1 1
→  . Dengan demikian lim f(z) = lim f ( ) kalau limit ini ada.
z z

17
Definisi :

Bilangan L adalah lim f(z), jika untuk setiap ε>o, terdapat  >0, sehingga untuk 0<│z│<
1
 berlaku │f ( ) -L│<ε. Dan juga dapat didefenisikan sebagai berikut: bilangan L
z
adalah lim f(z), jika untuk setiap ε>0, terdapat M sehingga untuk semua │z│>M berlaku
z→ 
│f(z)-L│<ε. Sekarang apa yang dimaksud lim f(z) =  ? Dari uraian diatas jelas bahwa
1
z lim it z0 f ( z)   jika dan jika z lim it z0 0.
f ( z)

Definisi :

z lim it z0 f ( z)   , jika diberikan M>0, terdapat  >0, sehingga untuk semua z di mana

0<│z-z0│<  berlaku │f(z)│>M. Pembaca dipersilakan mendefenisikan

z lim it z0 f ( z)  

sebagai latihan.

3iz  1 z4
Contoh : z lim it 4  , sebab z lim it 4 0
z4 3iz  1

1.2.6 Kekontinuan

Setelah kita bahas pengertian limit fungsi dalam pasal di atas, maka pada pasal ini akan

kita bahas pengertian kekontinuan suatu fungsi.

Definisi :

Diberikan fungsi f dengan domain definisi suatu daerah D dan titik z 0 €D.fungsi f

dikatakan kontinu di z0 jika nilai limit f(z) untuk z→z0 sama dengan nilai fungsi f(z0).

Defenisi ini ekuivalen dengan defenisi berikut.

Definisi :

18
Fungsi f yang didefenisikan pada daerah D, dikatakan kontinu di titik z 0 €D, jika untuk

setiap ε>0 yang diberikan , terdapat  >0, sehingga untuk semua z€D dengan │z-z0│< 

maka berlaku │f(z)-(z0)│<ε.

Definisi :

Fungsi f dikatakan kontinu pada domain definisinya jika f kontinu di setiap titik domain

itu bahwa dua definisi yang pertama di atas ekuivalan, pembaca di persilakan

membuktikan sendiri sebagai latihan, dengan mengamati baik-baik definisi ε-  untuk

limit fungsi dan kekontinuan.

Untuk mengaitkan kekontinuan fungsi variabel kompleks dan kekontinuan fungsi real

dari dua variabel real perlu diingatkan kembali definisi berikut, fungsi real dari dua

variabel real u(x,y) yang di definisikan pada daerah D, dikatakan kontinu di (x0,y0)€ D,

jika limit u(x,y) untuk (x,y) →(x0,y0) sama dengan u(x0,y0), atau untuk setiap ε>0 yang

diberikan , terdapat  >0 sehingga untuk semua (x,y)€D dan ( x  x0 ) 2  ( y  y0 ) 2  

berlaku │u(x,y)-u(x0,y0)│<ε. Sehingga para pembaca tidak akan sulit lagi memahami

teorema berikut.

Teorema

Fungsi f(z) = u(x,y)+iv(x,y) kontinu di z0=x0+iy0 jika dan hanya jika u(x,y) dan v(x,y)

kontinu di (x0,y0).fungsi f kontinu pada daerah D.

19
Sifat –Sifat Fungsi Kontinu

Mengingat teorema penghitungan limit dan kaitan dan kaitan definisi kekontinuan dan

definisi limit maka kita akan memiliki sifat-sifat berikut. Fungsi konstan adalah fungsi

kontinu. Jika f+g,f-g,fg kontinu pada D, dan kecuali di titik z0€D di mana g(z0)=0 fungsi

f f
juga kontinu. Jadi fungsi kontinu dalam D asalkan nilai g(z) tidak pernah nol
g g

untuk z€D. fungsi sukubanyak adalah kontinu di seluruh bidang komlpeksC. Hasil bagi

dua sukubanyak adalah kontinu pada daerah yang tidak memuat titik-titik yang

1
menjadikan fungsi penyebut bernilai 0. Sebagai contoh f(z) = kontinu pada C-{i}
z i

3z  5 z 2  7 z  12
dan fungsi h(z) = kontinu pada daerah C-{-1,5}. Dalam pelajaran
z 2  4z  5

kalkulus lanjut dikenal teorema yang mengatakan bahwa jika u(x,y) dan v(x,y) kontinu

pada daerah bagian bidang xoy yang tertutup dan terbatas maka jangkauan u dan v

terbatas dalam R, artinya terdapat A>o dan B>o sehingga untuk semua (x,y) di dalam

daerah itu berlaku │(x,y)│≤ A dan │v(x,y)│≤ B. jadi jika fungsi kompleks f kontinu

pada daerah tertutup dan terbatas D  C maka jangkauan f(D) terbatas dalam C yang

maksudnya terdapat bilangan M>o sehingga untuk semua z €D berlaku │f(z)│≤ M,

sebab terdapat A>0 dan b.0 sehingga untuk semua (x,y)€D berlaku │f(z)│ =

│u(x,y)+iv(x,y)│≤│u(x,y)│+│v(x,y)│≤ A+B+M. jika f(D) terbatas dalam C maka f

dikatakan terbatas pada daerah D. kecuali itu jika f kontinu pada daerah yang tertutup dan

terbatas D maka f kontinu seragam pada D. fungsi f dikatakan kontinu seragam pada D

jika setiap ε>0 yang diberikan terdapat  >0 sehingga untuk sembarang dua titik z1 dan z2

di dalam D berlaku │f(z1)-f(z2)│<ε.

20
Jika diberikan fungsi f yang kontinu pada daerah D dan fungsi g(f(z)) untuk z€D adalah

kontinu pada D.jadi fungsi kontinu dari fungsi kontinu adalah fungsi kontinu.

1.2.7 Turunan

Di berikan fungsi f yang definisikan pada daerah D dan z0 suatu titik di dalam D. jika

f ( z )  f ( z0 )
diketahui bahwa nilai lim it z0 ada, maka nilai limit ini dinamakan
z  z0
z

turunan atau derivatif fungsi f di titik z0, dan diberikan cara tulis f ’(z0). Jika nilai limit f

(z0) ini ada , fungsi f dikatakan terdiferensial di z0. Kerap kali nilai f(z)-f(z0) dinyatakan

dengan Δf dan z – z0 dinyatakan dengan Δz sehingga z = z0 + Δz dan

f f ( z 0  z )  f ( z 0 ) f ( z)  f ( z0 )
f’(z0) = z lim it 0   z lim it 0 = lim it z0 . Jika f
z z z  z0
z

terdiferensial di semua titik didalam D maka f dikatakan terdiferensial pada D.

Contoh

Buktikan f(z) =z2 terdiferensial di seluruh C.bukti ditinjau sembarang titik z0 €C.

f ( z)  f ( z0 ) z 2  z 02
z lim it z0 = z lim it z0 = z lim it z0 (z + z0) =2z0 = f ‘ (z0).
z  z0 z  z0

Hasil ini berlaku untuk sembarang z0 €C, jadi untuk sembarang z€C berlaku juga

f ‘(z) =2z, yang berarti f terdiferensial di seluruh C. nah, setelah kita mendefinisikan

pengertian fungsi kontinu sekarang kita memiliki pengertian fungsi terdiferensial.

Seterusnya akan kita selidiki apakah syarat yang diperlukan agar fungsi f terdiferensial di

suatu titik.

Teorema

21
Syarat perlu agar f terdiferensial di z0 haruslah f kontinu di z0

Bukti diketahui f’(z0) ada akan dibuktikan f kontinu di z0. Maka z lim it z [f(z) –f(z0)] =
0

[ f ( z )  f ( z 0 )]( z  z 0 ) f ( z)  f ( z0 )
lim it z0 = z lim it z z lim ( z  z 0 ) = f’ (z0) 0 = 0.
z  z0 z  z0
z 0 z0

Jadi z lim it z f(z) = f(z0) sehingga f kontinu di z0. Ini berarti bahwa jika f tidak kontinu di
0

z0 maka f’ (z0) tidak ada. Syarat kekontinuan f di z0 hanyalah syarat perlu agar f

terdiferensial di z0, tetapi syarat ini tidak cukup . meskipun f kontinu di z0 belum tentu f

terdiferensial di z0 . hal ini akan diperlihatkan dengan contoh dibawah ini.

Contoh

Buktikan bahwa f(z) = │z│2 kontinu diseluruh bidang kompleks tetapi hanya

terdiferensial di z = 0.

Bukti

Karena f (z) = x2 + y2 , jadi u(x,y) = x2 + y2 dan v(x,y) = 0, yang keduanya kontinu

diseluruh bidang –xy, maka f kontinu diseluruh bidang kompleks C. untuk membuktikan

f ( z )  f (c )
bahwa f hanya terdiferensial di 0, cukup dibuktikan bahwa z lim C hanya ada
zc

untuk c= 0.

1.2.8 Persamaan Cauchy- Riemann

Disamping kekontinuan, syarat yang diperlukan agar fungsi f terdifierensial di z 0 = x0 +

iy0 adalah apa yang dinamakan syarat Cauchy- Riemann.

Teorema

Jika f (x,y) = u (x,y) +iv(x,y) terdiferensial di z 0 = x0 + iy0, maka u(x,y), dan v(x,y)

mempunyai derivatif parsial pertama di (x0, y0 ), dan dititik ini dipenuhi persamaan

22
u v u v
Cauchy- Riemann  dan   . dan derivative f di z0 dapat dinyatakan dengan
x y y x

rumus f’ (z0) = ux (x0,y0) + I vx (x0, y0). Bukti diketahui f’ (z0) ada, dan z 
lim
z0
f ( z)  f ( z0 )
= f’ (z0). Kita nyatakan Δf = f (z) –f(z0) , Δz = z-z0, Δx = x-x0, dan Δy = y-
z  z0

y0.Jadi

f f ( z 0  z )  f ( z 0 ) [u ( x0  x, y 0  y )  u ( x0 , y 0 )]  i[v( x0  x, y 0  y )  v( x0 , y 0 )]


  .
z z  z0 x  iy

f
Menurut teorema tentang limit berlaku hubungan Re(f’(z0)) = lim Re ( ) dan Im(f’(z0))
z

f
= lim Im ( ) apapun lintasan yang diambil lintasan z→z0 sepanjang garis mendatar y
z

=y0, atau Δy = 0 sehingga Δz =Δx, maka diperoleh

Re(f’(z))=lim

u( x0  x, y0 )  u( x0 , y0 ) v( x0  x, y0 )  v( x0 , y0 )
dan Im( f ' ( z ))  lim untukx  0.
x x

Ini berarti bahwa derivatif parsial pertama u dan v terhadap x ada di (x0,y0) dan diperoleh

hubungan

Re(f’(z)) = ux (x0,y0) dan Im(f’(z0) ) = vx (x0,y0). (1)

Dengan cara yang serupa kalau diambil lintasan z→z0 sepanjang garis vertical x =x0

,jadiΔx=0 dan Δz =iΔy, maka akan terbukti bahwa derivatif parsial pertama dari u dan v

terhadap y ada di (x0, y0) dan memenuhi hubungan Re(f’(z0)) = vy (x0, y0) dan Im (f’(z0))

= -uy (x0,y0). (2) .Dengan demikian menurut (1) dan (2) telah dibuktikan bahwa

persamaan Cauchy-Riemann (C-R), yakni ux = vy dan uy = -vx, dipenuhi di (x0,y0) dan

23
f’(z0) = ux (x0, y0) + ivx (x0,y0). Jadi sampai disini dapat disimpulkan bahwa jika f(z) = u

(x,y) + iv (x,y) tidak kontinu atau persamaan Cauchy- Reimann tidak dipenuhi di (x0,y0),

maka f tidak z0.

Contoh

Buktikan f (z) = │z│2 tidak terdiferensial di z≠0. Dalam soal ini u (x,y) = x2 + y2 dan

v(x,y) = 0 sehingga untuk semua (x,y) diperoleh u x (x,y) = 2x, uy (x,y) =2y, vx (x,y) = 0.

Tetapi persamaan C- R tidak dipenuhi untuk (x,y) ≠ (0,0), jadi f’ (z) tidak ada untuk z≠0.

Meskipun C-R dipenuhi di (0,0), namun tidak boleh ditarik kesimpulan bahwa f

terdeferensial di 0, sebab syarat C-R tidak merupakan syarat cukup untuk

keterdiferensialan fungsi f. hal ini akan dijelaskan oleh contoh berikut ini.

Contoh

x 3 (1  i)  y 3 (1  i)
Meskipun syarat C-R dipenuhi di (0,0), buktikan bahwa fungsi f(z) =
x2  y2

dan f(0) =0 tidak terdiferensial di 0. Bukti:

x3  y3 x3  y3
F(z) = u(x,y) + iv (x,y) dengan u (x,y) = , u(0,0), v(x,y) = , v(0,0) = 0.
x2  y2 x2  y2

u( x,0)  u(0,0) v ( x,0)  v(0,0)


Ux (0,0) = x 
lim
0  1, v(0,0)  x 
lim
0 x  1,
x x

u (0, y)  u (0,0) v(0, y)  v(0,0)


Uy (0,0) = y 
lim
0  1, v y (0,0)  y 
lim
0  1. Jadi
y y

f ( z )  f (0) x 2(1  i )  y3(1  i)


persamaan C-R dipenuhi di (0,0). Tetapi  , sehingga
z ( x 2  y 2)( x  iy )

24
x 3 (1  i)
untuk z→0 sepanjang sumbu real di peroleh limit  1  i , untuk z→0
x3

2ix 3 1 i
sepanjang garis y=x diperoleh lim  .
2(1  i) x 3
2

Z →0

f ( z )  f (0)
Jadi z 
lim
0 tidak ada,sehingga f ’(o) tidak ada meskipun persamaan C-R
z

dipenuhi di (0,0).

1.2.9 Syarat Cukup

Skarang akan dibahas syarat cukup agar suatu fungsi mempunyai derivative yang

dinyatakan dalam teorema di bawah ini.

Teorema

Diberikan fungsi f(z)=(x,y)+iv(x,y) yang didefinisikan pada suatu kitar titik z 0=x0+iy0.

Jika uu ,vx,uy , dan vy terefinisikan di seluruh kitar tersebut , dan kontinu di (x0,y0), dan di

(x0,y0) persamaan C-R di penuhi , maka f’(z0) ada , dan f’(z0) = ux(x0,y0)+vx(x0,y0).

Contoh

Bukti bahwa f(z) = ex(cos y +I sin y) terdiferensial untuk semua z € C.

Bukti

Dalam hal ini u(x,y) = e2 cos y dan v(x,y) exsin y. jadi ux (x,y) =ex sin y, vx (x,y)=ex sin

y, uy (u,y) –ex sin y, vy (x,y)=ex cos y.fungsi-fungsi ini semua kontinu di bidang –xy, dan

persamaan C-R ux =vy di penuhi di setiap titik (x,y) .menurut teorema di atas f(z)

terdiferensial pada C.

Contoh

25
Tentukan titik z sehingga f(z) = x3+iy3 mempunyai derivatif. U=x3, v=y3, ux=0, uy=0, dan

vy=3y3 yang semua kontinu di seluruh bidang kompleks . persamaan C-R adalah x2=y2 dan

0=0 yang hanya di penuhi oleh titik-titik pada garis y=x dan y=-x. jadi terdiferensial di

titik-titik pada garis y=x dan y=-x, dan di luar kedua garis ini f tidak terdiferensial sebab

syarat C-R tidak di penuhi.

Sebelum membuktikan teorema ini ada baiknya dikemukakan beberapa hal kalkulus lanjut,

yang dapat di baca, misalnya di A.Taylor dan W.R Mann, 1983, advanced calculus,adisi

ke-3, bab 6 dan 7. Beberapa hal tentang fungsi real dari dua variabel real fungsi real u(x,y)

dari dua variabel real x dan y

Yang didefinisikan pada suatu kitar titik (a,b) dikatakan terdiferensial di (a,b) jika terdapat

u(a  h, b, k )  u(a, b)  [ Ah  Bk ]
konstanta A dan B sehingga (h, k ) 
lim
(0,0)  0.
h2  k 2

Dapat dibuktikan bahwa A =ux(a,b) dan B= uy(a,b). untuk (h,k)≠(0,0) maka u(a+h,b+k)-

u(a,b) =h ux (a,b)+k uy(a,b)+ε h 2  k 2 di mana ε→0 untuk (h,k)→(0,0).

Teorema

Jika u(x,y) terdiferensial di titik (x0,y0), maka ia kontinu di titik itu. jadi jika u(x,y) titik

kontinu di (x0,y0), maka ia tidak terdiferensial di titik ini. Sehingga contoh u(x,y) =

x 2  y 2 bahwa ux(0,0) dan uy(0,0), tidak ada. Perlu di perhatikan bahwa suatu fungsi

mungkin mempunyai derivatif-derivatif persial pertama di suatu titik, meskipun fungsi itu

xy
tidak kontinu di titik tersebut. Misalnya, kita ambil fungsi g(x,y)= untuk (x,y) ≠
x2 y2

(0,0) = 0 dan gy (0,0) = 0.

26
Teorema

Diberikan fungsi u(x,y) yang diferensial pada suatu kitar titik (a,b). jika salah satu derifatif

u
persial, katakana , ada di setiap titik dalam kitar itu dan kontinu di (a,b), dan (a,b),
u

maka u(x,y) terdiferensial di (a,b) untuk tujuan yang lebih praktis banyak di gunakan

teorema berikut dari pada teorema yang terakhir di atas.

Teorema

Fungsi u(x,y) terdiferensial di titik (a,b) jika fungsi ini beserta derivatif-derivatif parsialnya

tingkat pertama terdefinisikan pada suatu kitar (a,b) dan derivatif-derivatif ini kontinu di

titik (a,b). Berikut ini teorema nilai rata-rata untuk fungsi dua variabel.

Teorema Nilai Rata-rata

Diberkan D suatu daerah di bidang –xy dan L suatu penggal garis yang berujungkan titik

(a,b) dan (a+h,b+k). titik-titik L kecuali mungkin titik-titik ujungnya adalah titik interiol

D.selanjutnya diasumsikan bahwa fungsi u(x,y) kontinu di setiap titik pada L dan

terdiferensial di titik-titik tersebut dengan perkecualian mungkin di ujung-ujungnya, maka

terdapatlah bilangan θ dengan 0<θ<1 sedemikian hingga

U(a+h,b+k)-u(a,b) =h ux (a+θh,θk) +k uy (a+θh,b+θk).

Teorema

Jika u(x,y) didefinisikan dan terdifirensial pada suatu himpunan yang terbuka dan

terhubung D, ux(x,y) dan uy(x,y) bernilai nol di setiap titik himpunan D , maka u(x,y)

konstan pada D.

27
Teorema ini dapat dibuktikan dengan menggunakan teorema nilai rata-rata, dan bahwa

setiap titik di dalam D dapat di hubungkan oleh garis patah (busur polygon) dengan titik

tetap (a,b) € D, maka nilai u(x,y) = u(a,b) untuk semua (x,y) € D.

Bukti Syarat Cukup

Karena ux ,uy , vx dan vy terdiferensial pada suatu kitar t titik ( x0,y) dan kontinu di titik ini,

maka u (x,y) dan v(x,y) terdiferensial di (x0,y0) dan berlaku hubungan u(x0+Δx,y0+Δy)-

u(x0,y0)=Δx ux(x0,y0)+Δy uy(x0,y0)+ε1 x 2  y 2 ,v(x0+Δx,y0+Δy)-v(x0,y0)=Δx

vx(x0,y0)+Δy(x0,y0)+ε2 x 2  y 2 dengan ε1→0 dan ε2→0 untuk (Δx,Δy)→(0,0).

Kita nyatakan kedua bentuk terakhir ini berturut-turut dengan Δu danΔv, maka diperoleh

f u  iv x[u x ( x0 , y0 )  iv x ( x0 , y0 )]  iy[v y ( x0 , y0 )  u y ( x0 , y0 )]


=  + (ε1+iε2)
z x  iy x  iy

x 2  y 2
.
x  y

f
Mengingat belakunya syarat C-R di (x0,y0) maka bentuk ini menjadi │ 
z

ux(x0,y0)+ivx(x0,y0)+(ε1+ε2) ========. Tampak bahwa ===== -[ux(x0,y0)+ivx(x0,y0)] │=

│ε1+iε2│≤│ε1│+│ε2│. Karena ε1 dan ε2 mendekati 0 jika Δz → 0, maka f ’(z0) ada dan f ‘

f
(z0) = lim z 
 0 =ux(x0,y0)+ivx(x0,y0). Selesailah bukti syarat cukup untuk f
z

terdiferensial di z0.

28
1.2.10 Syarat C-R Dalam Koordinat Kutub

Dalam koordinat kitub z=r (cos  +isin  , sehingga dalam koordinat ini f(z) menjadi

fungsi kompleks dari dua variabel real r dan  dan dapat di tuliskan f(z) = u(r,  ) + iv(r,

 ) .akan dicari bentuk syarat C-R dalam koordinat kutub. Kita mempunyai hubungan x=r

cos  dan y=r sin  . Jadi u dab v juga fungsi x dan y.

x y x y
 cos ,  sin  ,  r sin  ,  r cos .
r r  

Ur = ux cos  +uy sin  , vr = vx cos  + vy sin  u  =-ux r sin  +uy r cos  ,vθ=-vx r sin

 + vy r cos  karena dalam koordinat cartesius berlaku syarat C-R ux = vy dan uy =-

vy……(1)

Di (x0,y0) di mana z0 = x0+ iy0=r0 (cos  0 +isin  0 ), maka dalam koordinat kutub di titik

(r0,  0 ) berlaku vr=-uy cos  + ux sin  dan vθ =uyr sin  +uxr cos  ………………(2)

Karena di (r0,  0 ) berlaku hubungan ur =ux cos  +uy sin  dan uθ=-uxr sin  +uyr cos

.(3)

Maka dari (2) dan (3) asalkan r0 ≠ 0 diperoleh hubungan

1 1
Ur = vθ dan uθ =-vr (r ≠ 0)……………………………………………………..(4)
r r

Sebaliknya jika di z0 hubungan (4) benar, maka hubungan (1) juga benar di z 0 dan f ‘(z0)

dapat dirumuskan menjadi f‘(z0)=(cos  0 - isin  0 )[ur (r0,  0 )+ivr(r0,  0 )]…………… (5)

29
Yang buktinya diserahkan pembaca sebagai latihan.kita telah mebuktikan bentuk kutub

syarat C-R yang tertuang dalam teorema berikut.

Teorema

Jika f(z) = u(r,  )+(r,  )+iv(r,  ) terdefinisikan pada suatu kitar titik z0 = r0 (cos  0 +isin  0 )

≠ 0, dan derivatif-derivatif persial pertama dari u dan v terhadap r dan  ada dalam kitar itu

dan kontinu di (r0,  0 ), dan di titik ini dipenuhi persamaan C-R dalam koordinat kutub

u 1 v 1 u v
 dan   (r ≠0) dan f ‘(z0) = (cos  0 -isin  0 ) [ur(r0,  0 )+vr(r0,  0 ).
r r  r  r

Contoh

1
Fungsi f(z) = = r-3(cos 3  -isin 3  mempunyai u = r-r cos 3  dan v=-r-3 sin 3θ. Jadi ur
z3

=-3r
-4
cos 3θ, vr-4 sin 3θ, uθ = -3r-3 sin 3θ, dan vθ = -3r-3 cos 3θ.keempat fungsi ini kontinu dan

syarat C-R dalam koordinat kutub dipenuhi untuk semua z dengan z ≠ 0. Jadi f terdiferensial

untuk z≠0 dan f ‘ (z)=(cos θ-i sin θ) [-3r-4 cos 3θ+i3r-4 sin 3θ]= -3r-4 cis (-3θ)=-3r-4 cis (-4θ) =

3 3
 4 .
r cis (4 ) z
4

1.2.11 Aturan Pendiferensialan

Defenisi derivative fungsi variabel kompleks f(z), bentuknya identik dengan derivatif

fungsi variabel real dari satu variabel real f(x). perbedaan yang penting terletah pada cara

30
pengambilan limitnya untuk Δz →0 dan untuk Δx→0. Untuk yang pertama ,

pendekatannya secara dua dimensional, sedangkan untuk yang kedua secara satu

dimensional.

Rumus-rumus poko tentang pendiferensial di bawah ini,dapat dijabarkan dengan

menggunakan definisi derivative dan teorema tentang penghitungan limit. Jika C

konstanta kompleks, dan f ‘ (z) dan g ‘ (z) ada maka

d (c ) d ( z)
 0,  1 ………………………………….(1)
dz dz

d
[C f(z)] = C f ‘(z)………………………………..(2)
dz

d
[f(z)+g(z)] = f ’(z)+g ‘(z)………………………..(3)
dz

d
[f(z)g(z)] = f’(z)g(z)+(z)g ‘(z)…………………..(4)
dz

d  f ( z)  g ( z) f , ( z)  f ( z) g , ( z)
  
dz  g ( z)  [ g ( z )] 2

Untuk z di mana nilai g(z) ≠ 0………………………...(5)

dz n
Untuk n bulat positif,  nz n1 ……………………(6)
dz

Mengingat rumus (5) untuk z ≠ 0 rumus (5) juga berlaku n bulat negative.

31
Juga berlaku aturan rantai untuk mencari derivatif fungsi komposisi. Jika f mempunyai

dedrivatif di z0, dan z0 dan h,(z0)=g’(f(z0))f’(z0). Jika kita tuliskan w = g(  ) dan  =f(z)

dw dw d
maka 
dz d dz

Akan dibuktikan rumus aturan rantai saja. Kita tulis h(z) = g(f(z)) = g(  ) dengan  =

f(z).

Latihan Soal

1. Untuk fungsi konstan f(z) = c, buktikan untuk sembarang bilangan z0 diperoleh

z Lim z0 f(z) = c

Penyelesaian :

Bukti : Untuk ε> 0 yang diberikan, untuk δ> 0 yang manapun kita pilih, maka untuk

semua z di mana 0 < z  z 0 <δ selalu dipenuhi f ( z)  c  c  c  0 <ε. Menurut

definisi terbukti z Lim z f(z) = c.


0

2
2. Buktikan f(z) = z tidak terdiferensial di z ≠ 0 .

Penyelesaian

Bukti : Dalam soal ini u(x,y) = x2 + y2 dan v(x,y) = 0 sehingga untuk semua (x,y)

diperoleh ux (x,y) = 2x, uy(x,y) = 2y, vx(x,y) = 0, dan vy(x,y) = 0. Tetapi persamaan

C-R tidak dipenuhi untuk (x,y) ≠ (0,0). Jadi f’(z) tidak ada untuk z ≠ 0. Meskipun C-R

dipenuhi di (0,0), namun tidak boleh ditarik kesimpulan bahwa f terdiferensial di 0,

sebab syarat C-R tidak merupakan syarat cukup untuk keterdiferensialan fungsi f.

32

Anda mungkin juga menyukai