FUNGSI ANALITIK
1.1 Pendahuluan
Sebelum kita membahas pengertian fungsi analitik yang memiliki peranan sentral dalam
pembicaraan fungsi variabel kompleks, ada baiknya kalau kita ulang selintas definisi fungsi
pada umumnya.
Diberikan sembarang dua himpunan yang tidak kosong A dan B. Fungsi f dari himpunan A
ke himpunan B adalah aturan pengawanan setiap elemen x A dengan tepat satu elemen y
B. Elemen y ini biasanya dinyatakan dengan f(x) yang dinamakan nilai fungsi f di x. atau
bayangan x oleh fungsi f. Himpunan A dinamakan daerah definisi dan B daerah hasil atau
f. Jadi f(A) B. Jika f(A) suatu himpunan bagian sejati B maka f dinamakan fungsi dari A
kedalam B, jika f(A) = B maka f dinamakan fungsi dari A kepada B. Perlu diingat bahwa
fungsi adalah suatu pengawanan secara tunggal, artinya setiap elemen x di dalam daerah
definisi dikawankan dengan tepat satu elemen y di dalam daerah hasil. Ini tidak berarti
bahwa setiap y di dalam daerah hasil menjadi kawan satu elemen x di dalam daerah
definisi.Mungkin elemen itu kawan lebih dari pada satu elemen x, bahkan mungkin juga
bahwa y tidak berkawankan elemen yang mana pun di dalam daerah definisi.
Fungsi f dari a ke dalam B disebut fungsi korespondensi satu-satu apabila setiap elemen y
B menjadi kawan tidak lebih dari satu elemen x A. Jika f fungsi korespondensi satu-satu
dan f(A) = B maka f dinamakan fungsi korespondensi satu-satu dari A kepada B. Himpunan
1
A dan B dikatakan berkorespondensi satu-satu jika dapat dibuat suatu fungsi suatu fungsi
Jika E A maka kita tulis f(E) untuk menyatakan himpunan semua elemen f(x) dengan x
mungkin kosong, atau terdiri dari satu atau lebih elemen dari A. Jika untuk setiap y B, f
1
y terdiri atas paling banyak satu elemen dari A, maka f suatu fungsi korespondensi 1-1
dari A ke dalam B. Jika setiap untuk setiap elemen y B, f 1 y terdiri dari tepat satu
elemen di dalam A, maka f adalah suatu fungsi korespondensi 1-1 dari A kepada B. Jadi
pada umumnya untuk suatu fungsi f dari A ke B, f 1 bukan suatu fungsi. Mudah dimengerti
bahwa f 1 merupakan suatu fungsi dari B kepada A jika f suatu fungsi korespondensi 1 -1
dari A kepada B.
1.2 Penyajian
Diberikan D suatu himpunan bagian bidang kompleks C dan f suatu fungsi dari D ke dalam
kompleks, maka z dinamakan suatu variabel kompleks di dalam D. Untuk z D maka nilai
fungsi f(z) adalah bilangan kompleks. Fungsi yang bernilaikan bilangan kompleks disebut
fungsi bernilai kompleks atau disingkat fungsi kompleks. Jadi fungsi f ini fungsi kompleks
2
dari variabel kompleks dengan daerah definisi D. Dalam pembelajaran fungsi variabel
kompleks daerah defines suatu fungsi dinamakan domain definisi fungsi itu, meskipun
daerah definisi itu bukan suatu domain, misalnya suatu daerah di bidang kompleks. Nilai
fungsi kerap dinyatakan dengan huruf w, sehingga fungsi f dengan domain definisi D
ditulis.
W = f(z) dengan z D.
Biasanya suatu fungsi diberikan dengan disertakan secara eksplisit domain defnisinya.
Tetapi jika fungsi diberikan tanpa domain definisinya, maka domain definisi selalu
dimaksud himpunan yang paling besar yang dapat dijadikan domain dsefenisi fungsi itu.
1
Misalnya diberikan fungsi w = tanpa domain definisinya , maka domainnya adalah C -
z
0yakni seluruh bidang kompleks C kecuali titik nol, sebab di O fungsi tidak mempunyai
nilai. Meskipun dalam definisi, fungsi selalu dimaksudkan bernilai tunggal, namun dalam
fungsi variabel kompleks dikenal apa yang dinamakan fungsi bernilai banyak. Misalnya w
1
= z , untuk setiap z dalam himpunan yang tidak memuat titik nol, maka w akan memiliki
1
enam nilai, jadi menurut definisi ia bukan suatu fungsi. Tetapi sesungguh w = z terdiri
dari enam fungsi yang masing-masing bernilai tunggal, yang dinamakan suatu cabang dari
fungsi yang bernilai enam ini. Karena dalam teori fungsi variabel kompleks kita hanya
selalu bekerja dengan suatu cabangnya jika kita berhadapan dengan fungsi bernilai banyak,
maka kita tetap dapat menggunakan defenisi fungsi seperti yang diuraikan dalam awal bab
ini. Pembahasan lebih lanjut tentang fungsi bernilai banyak akan diberikan kemudian.
3
1.2.2 Kaitan Dengan Fungsi Real Dua Variabel Real
Dalam modul 01 telah dipelajari bahwa setiap bilangan kompleks mempunyai bagian real
dan bagian imajiner yang keduanya bilangan real. Diandaikan bahwa w= u + iv adalah
nilai fungsi f di z = x + iy, jadi u + iv = f (x+iy). Tampak bahwa ruas kanan hubungan ini
adalah fungsi dari variabel real x dan y, demikian juga u dan v di ruas kiri.
Jika diberikan fungsi bernilai kompleks dari variabel kompleks f (z), maka f(z) = u(x,y) +
iv(x,y) dengan u dan v fungsi real dari Fungsi u(x, y) dan v(x, y)berturut – turut dinamakan
bagian real dan bagian imajiner fungsi f (z). Sebagai contoh f(z) = z2, maka f(z) = u(x,y)
+ iv(x,y) dengan u(x,y) = x – y dan v(xy) = 2xy. Fungsi f(z) = x
2 2 2
e yt dt x n ,
0
n 0
memiliki domain defenisi lajur tak hingga y > 0, -1 < x < 1; sebab integral tak wajar dan
deret tak hingga di atas konvergen hanya bila variabel x dan y memenuhi syarat
ketaksamaan tersebut. Karena bilangan real juga bilangan kompleks , fungsi kompleks juga
dapat bernilai real, yakni jika v(x, y) = 0. Sebagai misal untuk ini adalah f(z) = z .
Untuk bilangan bulat nonegatif n dan c0, c1, c2, … , cn adalah konstanta kompleks, maka
fungsi p(z) = c0 + c1z +c2z2 + … + cnzn (cn ≠ 0) dinamakan fungsi sukubanyak berderajat n.
fungsi konstan f(z) = c0 adalah sukubanyak berderajat nol, sedang g(z) = c0 + c1z, c1 ≠ 0
P( z)
suku banyak berderajat satu atau fungsi linear. Hasil bagi dua sukubanyak
Q( z)
4
logaritma, trigonometri, dan fungsi transenden lainnya untuk variabel kompleks. Fungsi –
Dalam kalkulus telah dipelajari bagaimana melukis grafik fungsi real dari suatu variabel
real y = f(x) dengan variabel x menjelajahi suatu selang atau seluruh garis real yang
mendatar, sedangkan nilai y, untuk nilai fungsi, pada garis yang vertikal yang memotong
garis real yang pertama di titik pangkal O(0,0). Kedua garis real ini membentuk bidang
datar yang dinamakan bidang-xy. Himpunan tititk – titik (x,y) pada bidang xy sehingga
y=f(x) untuk x pada domain definisi fungsi, dinamakan grafik fungsi f. fungsi f ini adalah
fungsi dari selang definisi pada garis real 0x ke dalam garis real 0y. jadi untuk menyajikan
fungsi real dari satu variabel real y=f(x) secara geometris, digunakan dua garis real, yang
pertama tempat untuk domain fungsi dan yang kedua untuk jangkauan fungsi.
Nah sekarang kita akan membahas penyajiaan secara geometris fungsi kompleks dari
fariabel kompleks. Diberikan fungsi kompleks f dengan domain definisi D suatu himpunan
Kalau dari fungsi real dari satu variabel real diperlukan dua garis real untuk
kompleks. Bidang pertama untuk fariabel z yang dinamakan bidang-z dan yang kedua
bidang-w untuk variabel w,tempat menyajikan nilai fungsi. Karena kita selalu menyatakan
x+iy untuk z, dan u+iv untuk w, pada bidang-z kita tetapkan sumbu real ox dan sumbu
5
1
Ditinjau fungsi f dengan f(z) = ( z z ) i z ………………………………….(1)
2
Jadi titik (x,y) yang mewakili titik z dibidang-z oleh dikawankan dengan titik (u,v) yang
akan ditransformasikan ke titik (u,v) di bidang-w. Oleh karena itu f sering dinamakan suatu
transformasi atau pemetaan dari titik di bidang-z ke titik di bidang-w. Titik w = f(z) di
berturut–turut dimaksud bidang-z dan bidang-w, akan diselidiki apakah bayangan f(Cz )
dari Cz dibidang-w.
Mengingat (2) bayangan titik pangkal z = 0 adalah titik pangkal w = 0. Sekarang perhatian
kita dipusatkan pada lingkaran L di Cz yang berpusat di O(0,0) dan yang berradius a, a ≥ 0.
Untuk sembarang titik titik P(x,y) pada L berlaku –a≤ x≤ a dan x 2 y 2 = a, sehingga
mengingat (2) titik ini akan ditransformasikan ke titik P ’(u,v) dibidang w dengan
Dengan demikian bayangan lingkaran L adalah f(L) = {(u,v) = –a≤ u≤ a dan v = a}….(5)
6
Yakni penggal garis v = a dengan titik – titik ujung (-a,a) dan (a,a) dibidang –w. marilah
kita berjalan sepanjang lingkaran L mulai titik A(a,o) kea rah positif melalui B(o,a), C(-
a,o), D(o,-a) dan kembali di titik A (lihat Gb.11).maka bayangan lintasan kita ini penggal
garis horizontal v=a, mulai dari titik A’ (a,a) ke kiri melalui B’(o,a) sampai c’(-a,o), D(o,-a)
dan kembali lagi di titik A’, di mana A‘,B’,C’, dan D’ berturut-turut bayangan titik –titik
A,B,C, dan D. titik-titik pada busur atas ABC lingkaran L oleh f difransformasikan
menjadi penggal garis A’C’, demikian juga busur bawah CDA di transformasikan menjadi
penggal garis yang sama. Suatu titik pada penggal garis A’C’
B L
C A X
D Cz
7
V
B’ L’
C’ D’ A’
0 U
Cw
Kecuali titik ujung A’dan C’ adalah bayangan dua titik pada L yang terletak simetrik
terhadap sumbu real ox. Jadi fungsi f dari L ke dalam C bukan fungsi korenspodensi 1-1.
Tetapi f menjadi fungsi korenspodensi 1-1 apabila domainnya, misalnya busur atas
lingkaran L.
Sekarang kembali ke masalah semula yakni menentukan f(Cz). Bidang –z dapat dipikirkan
dengan radius a, jika a bergerak menjalani semua bilangan real nonnegatif. Jadi Cz
8
yakni seperempat bidang –w di atas sumbu real yang dibatasi oleh setengah garis v = u dan v
= -u.
Untuk menyajikan secara geometriks fungsi yang mudah, dapat diambil satu bidang saja
sekaligus sebagai bidang –z dan bidang –w dengan sumbu real dan sumbu imajiner pada
masing-masing bidang diimpitkan.Dapat juga dipikirkan bahwa bidang –w dibuat dari bahan
yang tembus pandang yang ditindihkan diatas bidang –z sehingga sumbu-sumbu kedua
Contoh
Dibidang –z diberikan daerah tertutup ∆ ABC dengan titik sudut berturut-turut 0, 1, dan i.
Setiap titik P yang mewakili z di dalam daerah ∆ ABC akan ditransformasikan ke titik P’
diikuti oleh perkalian terhadap suatu titik , akan menstransformasikan suatu bangun yang
sebangun dengan bangun yang semula. Dengan demikian bayangan daerah ∆ ABC dan yang
9
1.2.4 Limit Fungsi
Diberikan fungsi kompleks f dengan domain definisi daerah D.dalam pasal ini akan
dibahas pengertian limit fungsi f untuk variabel z mendekati titik z o , suatu titik limit D.
titik zo disebut titik limit D, jika untuk setiap >0, kitar N(z0, ) yakni himpunan {𝑧:
Definisi :
Diberikan fungsi f dengan domain D dan z0 titik limit D. bilangan L disebut limit f untuk z
mendekati z0 ,dan ditulis lim f(z) =L, jika untuk setiap >0 yang diberikan , terhadap
z→z0, > 0, sehiingga untuk semua z € D dan 0< │z-z0│< berlaku ketaksamaan │f(z) -
L│< ε.
Definisi ini secara geometris dapat ditafsirkan sebagai berikut. Apabila diberikan ε>
0,dapat dicari > 0,sehingga untuk semua z € D dan z didalam kitar yang berpusat di z 0
dengan radius , maka f (z) berada didalam kitar yang berpusat di L dan beradius ε.
Untuk nilai ε> 0 , yang diberikan maka nilai dalam definisi limit ini tergantung kepada
nilai ε tersebut. Biasanya makin kecil ε diberikan , makin kecil juga . Ini
memeperlihatkan bahwa nilai f (z) akan makin dekat kepada nilai L apabila variabel z
makin dekat kepada z0. Tetapi harap pembaca perhatikan dalam definisi diatas, bahwa
variabel z benar mendekati z0 namun tidak pernah sama dengan z0. Peragaan definisi limit
secara geometris dapat diamati pada Gb. 1 4. Jika nilai fungsi digambarkan dibidang –w
dan untuk ε> 0 yang diberikan, dibidang ini dibuat lingkaran berpusat di titik L dan
10
beradius ε, dan jika dibuat lingkaran di bidang –z yang berpusat di z0 dan beradius , mka
untuk semua titik Z€D dan oyang berada didalam lingkaran ini, asalkan tidak berimpit
dengan titik z0, akan diperoleh titik nilai fungsi f (z) berada didalam lingkaran di bidang –
f y
Z0
δ
z f L ε
f(z)
0 X 0 X
Variabel z € D dapat mendekati sedekat – dekatnya ke z0. Titik z0 ini dapat dipilih titik
interior atau titik perbatasan D. perlu diingat titik perbatasan D tidak perlu anggota D.
perhatian: dalam definisi limit, titik z0 sama sekali tidak diperhatikan, bahkan f tidak
perlu didefinisikan di z0. Jadi boleh z0 € D. kalau toh f (z0) didefinisikan, nilainya tidak
Contoh :
Untuk fungsi konstan f(z) = c, buktikan untuk sembarang z0 diperoleh lim f(z)= c
z→z0
Bukti untuk ε> 0 yang diberikan, untuk > 0 yang manapun kita pilih, mak untuk semua z
11
Menurut definisi terbukti lim f(z) = c.
z→0
Contoh : Jika f(z) = z buktikan untuk sembarang konstanta kompleks c nilai
bukti diberikan ε •> 0 sembarang. Kalau kita pilih =ε maka untuk o < │z- c│< =ε
akan berlaku │f(z) -c│= │z - c│<ε. Menurut definisi limit terbuktilah bahwa lim z = c
z→c
Lema
Jika bilangan kompleks A mempunyaii sifat bahwa untuk setiap ε> 0 yang diberikan
A
berlaku │A│<ε, maka A = 0. Bukti diandaikan A ≠ 0 dan diberikan ε = . Menurut
2
A
hipotesis lema diatas maka │A│< . Terdapat suatu kontradiksi, sebab kalau A≠0 pasti
2
A
tidak benar │A│< . Jadi pengandaian kita harus salah, sehingga haruslah A = 0.
2
Teorema
Jika lim f(z) ada maka nilai limit ini tunggal. Bukti diandaikan ada dua limit L1 dan L2
z→z0
dan diberikan ε> 0 sembarang. Maka terdapat 1 > 0 dan 2 > 0 dan untuk semua z€D dan
0< │z –z0│< 1 │f(z)- L1 │< (1)
2
0 < │z –z0│< 2 │f(z) – L2│< (2)
2
Jika dipilih z1€D dan 0< │z1 –z0│< =min ( 1 , 2 ) mak ketaksamaan (1) dan (2)
dipenuhi untuk z =z1 sehingga berlaku │L1 –L2│= = │(L1 –f(z1))+ (f(z1) –L2)│≤ │L1 –f
12
(z1)│+f(z1) –L2 │<ε karena ε> 0 sembarang maka menurut lema diatas L1- L2 = 0,
Teorema diatas mengatakan bahwa kalau limit fungsi ada maka limit itu tunggal. Jadi ada
kemungkinan bahwa limit sesuatu fungsi itu tidak ada. Untuk membahas hal ini akan
dibicarakan limit suatu fungsi yang didefinisikan pada suatu kurva . meski definisi kurva
baru akan diberikan kemudian, namun pembaca sudah dianggap mengenalnya didalam
kalkulus. Dalam hal ini kurva K yang merupakan garis lengkung atau lurus dapat
dipandang sebagai himpunan titik- titik dalam bidang kompleks. Jika dalam definisi limit
fungsi f diatas domain definisi D diganti dengan kurva K yang mempunyai titik limit z 0 ,
maka kita memperoleh definisi limit f (z) untuk z mendekati z0 sepanjang kurva K akan
diberikan notasi.
lim f(z)
z→z0
z€K
Teorema
Diberikan fungsi f dengan dominan D dan zo suatu titik limit D. jika lim f(z) ada, maka
z→z0
lim f(z) =L untuk semua
z→z
z k0
kurva kurva K D yang mempunyai titik limit di z0. Teroema ini mudah difahami, jika
dengan saksama ditelaah defenisi limit, dan mempunyai akibat penting dibawah ini.
Akibat
Jika dapat dicari dua kurva yang mempunyai titik limit di z0 yang menghasilkan limit
13
z→z0
z c
2 2
2
z
Bukti untuk c = 0 diperoleh z lim it 0 z lim it 0 z 0 yang dapat pembaca buktikan
z
sendiri. Untuk c ≠ 0 dimisalkan c=a+ib dengan a dan b real. Kita ambil z →c sepanjang
x2 b2 a2 b2
x lim it a x lim it a ( x a) 2a . Jika diambil z→c sepanjang garis
xa
a2 y 2 a2 b2
vertical x=a,maka diperoleh y lim it b 2ib. karena c ≠ 0 maka
i( y b)
konstanta a dan b tidak keduanya nol, sehingga kedua limit yang kita hitung ini tidak sama,
sebab 2a = -2ib hanya jika a=0 dan b=0. Dengan demikian telah dibuktikan limit tidak ada
jika c ≠ 0.
Telah diuraikan bahwa setiap fungsi variabel kompleks f(z) menentukan dua fungsi
variabel real u(x,y) dan v(x,y) sehingga f(z) = u(x,y)+i v(x,y) demikian juga sebaliknya.
Jadi wajar sekali kalau ada kaitan erat antara limit f(z) untuk z→z 0 dengan z0 = a + ib, a
dan b real , dan limit u(x,y) dan v(x,y) untuk (x,y) →(a,b).pembaca akan diingatkan
Definisi :
Bilangan real A adalah limit fungsi real dari dua variabel real u(x,y) dengan domain
definisi D untuk (x,y) →(a,b) dan ditulis ( x, y ) lim it ( a,b) u( x, y) A , jika pada setiap 0
14
yang diberikanterdapat 0 sehingga untuk semua (x,y) D dan o < ( x a) 2 ( y b) 2
< berlaku u( x, y) A .
Coba pembaca pahami definisi tersebut dengan menggambar fungsi u sebagai fungsi dari
D subhimpunan bidang xoy ke dalam garis real R. selanjutnya pembaca mudah mengerti
teorema berikut.
Teorema
Jika f(z)=u(x,y)+iv(x,y) dan z0=a+ib dan L=A+iB di mana a,b,A, dan B real, maka lim
f(z)=L untuk z→z0 jika dan hanya jika lim u(x,y)=A dan lim v(x,y)=B untuk (x,y) →(a,b).
Bukti diketahui lim f(z)=L=A+iB dan diberikan ε>0. Maka terdapat >0 sehingga untuk
│v(x,y)-B│<ε. Menurut defenisi limit fungsi real dari dua variabel real diperoleh
untuk (x,y)→B untuk (x,y)→(a,b) dan ε>0, dapat dicari 2 positif sehingga untuk 0<(x-
a)2+(y-b)2< 1
2
berlaku │u(x,y)-A│< dan 0 <(x- a)2 + (y- b)2< 22 berlaku │v(x,y)-B│<
2
.
2
L│=│u(x,y)-A + i(v(x,y)-B) │≤│u(x,y)-A│+│v(x,y)-B│< . Jadi terbukti bahwa
2 2
z lim it z0 f ( z) L .
15
Teorema diatas mengatakan bahwa untuk menghitung lim f(z) untuk z→z 0 =a+ib dapat
Contoh
Dibawah ini akan diberikan teorema yang sangat bermanfaat untuk penghitungan limit.
Teorema
1 1
g(z) =L M, (d) lim f ( z ) L asal L ≠ 0 dengan semua limit diambil untuk z→z0.
Akibat : mengingat (a) dan (b) diperoleh lim [f(z)-g(z)]=L-M dan dari (c) dan (d)
f ( z) L
diperoleh lim g ( z ) M asal M ≠ 0.
Teorema ini dapat dibuktikan dengan menghitung limit fungsi bagian real dan fungsi
bagian imajiner dari fungsi-fungsi yang bersangkutan untuk (x,y) →(a,b) jika z0 = a+ib.
tentu saja juga dapat dibuktikan langsung dengan menggunakan defenisi limit fungsi
kompleks. Sebagai contoh akan dibuktikan rumus (d). karena L ≠ 0 maka terdapat 1 > 0
L
sehingga untuk 0 <│z-z0│< 1 berlaku │f(z) - L│< dan mengingat ketaksamaan
2
16
L
segitiga akan berlaku │f(z)│> .Sekarang diberikan ε>0 sembarang. Karena f(z) →L
2
1 1
untuk z →z0 maka dapat di cari 2>0 dan jika 0<│z-z0│< 2 berlaku │ │
f ( z) L
L f ( z) 1 1
│<ε. Berarti kita telah membuktikan bahwa lim .
Lf ( z ) f ( z) L
Z →z0
Contoh
Jika P(z) suatu fungsi suku banyak dan z0 sembarang bilangan kompleks, maka
1
Kita akan bekerja dalam C*= C∪ { }. Elemen adalah nilai w= untuk z=0 dan untuk
z
1
z= nilai w=0. Bayangan daerah cakram {z:│z│< } di bidang –z oleh fungsi w=
z
1
adalah daerah {w: │w│>M} di bidang –w dengan M= , dan tampak bahwa makin kecil
nilai makin besar nilai M, sehingga untuk →0 maka M → . Jadi jika z →0 maka
1 1
→ . Dengan demikian lim f(z) = lim f ( ) kalau limit ini ada.
z z
17
Definisi :
Bilangan L adalah lim f(z), jika untuk setiap ε>o, terdapat >0, sehingga untuk 0<│z│<
1
berlaku │f ( ) -L│<ε. Dan juga dapat didefenisikan sebagai berikut: bilangan L
z
adalah lim f(z), jika untuk setiap ε>0, terdapat M sehingga untuk semua │z│>M berlaku
z→
│f(z)-L│<ε. Sekarang apa yang dimaksud lim f(z) = ? Dari uraian diatas jelas bahwa
1
z lim it z0 f ( z) jika dan jika z lim it z0 0.
f ( z)
Definisi :
z lim it z0 f ( z) , jika diberikan M>0, terdapat >0, sehingga untuk semua z di mana
z lim it z0 f ( z)
sebagai latihan.
3iz 1 z4
Contoh : z lim it 4 , sebab z lim it 4 0
z4 3iz 1
1.2.6 Kekontinuan
Setelah kita bahas pengertian limit fungsi dalam pasal di atas, maka pada pasal ini akan
Definisi :
Diberikan fungsi f dengan domain definisi suatu daerah D dan titik z 0 €D.fungsi f
dikatakan kontinu di z0 jika nilai limit f(z) untuk z→z0 sama dengan nilai fungsi f(z0).
Definisi :
18
Fungsi f yang didefenisikan pada daerah D, dikatakan kontinu di titik z 0 €D, jika untuk
setiap ε>0 yang diberikan , terdapat >0, sehingga untuk semua z€D dengan │z-z0│<
Definisi :
Fungsi f dikatakan kontinu pada domain definisinya jika f kontinu di setiap titik domain
itu bahwa dua definisi yang pertama di atas ekuivalan, pembaca di persilakan
Untuk mengaitkan kekontinuan fungsi variabel kompleks dan kekontinuan fungsi real
dari dua variabel real perlu diingatkan kembali definisi berikut, fungsi real dari dua
variabel real u(x,y) yang di definisikan pada daerah D, dikatakan kontinu di (x0,y0)€ D,
jika limit u(x,y) untuk (x,y) →(x0,y0) sama dengan u(x0,y0), atau untuk setiap ε>0 yang
berlaku │u(x,y)-u(x0,y0)│<ε. Sehingga para pembaca tidak akan sulit lagi memahami
teorema berikut.
Teorema
Fungsi f(z) = u(x,y)+iv(x,y) kontinu di z0=x0+iy0 jika dan hanya jika u(x,y) dan v(x,y)
19
Sifat –Sifat Fungsi Kontinu
Mengingat teorema penghitungan limit dan kaitan dan kaitan definisi kekontinuan dan
definisi limit maka kita akan memiliki sifat-sifat berikut. Fungsi konstan adalah fungsi
kontinu. Jika f+g,f-g,fg kontinu pada D, dan kecuali di titik z0€D di mana g(z0)=0 fungsi
f f
juga kontinu. Jadi fungsi kontinu dalam D asalkan nilai g(z) tidak pernah nol
g g
untuk z€D. fungsi sukubanyak adalah kontinu di seluruh bidang komlpeksC. Hasil bagi
dua sukubanyak adalah kontinu pada daerah yang tidak memuat titik-titik yang
1
menjadikan fungsi penyebut bernilai 0. Sebagai contoh f(z) = kontinu pada C-{i}
z i
3z 5 z 2 7 z 12
dan fungsi h(z) = kontinu pada daerah C-{-1,5}. Dalam pelajaran
z 2 4z 5
kalkulus lanjut dikenal teorema yang mengatakan bahwa jika u(x,y) dan v(x,y) kontinu
pada daerah bagian bidang xoy yang tertutup dan terbatas maka jangkauan u dan v
terbatas dalam R, artinya terdapat A>o dan B>o sehingga untuk semua (x,y) di dalam
daerah itu berlaku │(x,y)│≤ A dan │v(x,y)│≤ B. jadi jika fungsi kompleks f kontinu
pada daerah tertutup dan terbatas D C maka jangkauan f(D) terbatas dalam C yang
sebab terdapat A>0 dan b.0 sehingga untuk semua (x,y)€D berlaku │f(z)│ =
dikatakan terbatas pada daerah D. kecuali itu jika f kontinu pada daerah yang tertutup dan
terbatas D maka f kontinu seragam pada D. fungsi f dikatakan kontinu seragam pada D
jika setiap ε>0 yang diberikan terdapat >0 sehingga untuk sembarang dua titik z1 dan z2
20
Jika diberikan fungsi f yang kontinu pada daerah D dan fungsi g(f(z)) untuk z€D adalah
kontinu pada D.jadi fungsi kontinu dari fungsi kontinu adalah fungsi kontinu.
1.2.7 Turunan
Di berikan fungsi f yang definisikan pada daerah D dan z0 suatu titik di dalam D. jika
f ( z ) f ( z0 )
diketahui bahwa nilai lim it z0 ada, maka nilai limit ini dinamakan
z z0
z
turunan atau derivatif fungsi f di titik z0, dan diberikan cara tulis f ’(z0). Jika nilai limit f
‘
(z0) ini ada , fungsi f dikatakan terdiferensial di z0. Kerap kali nilai f(z)-f(z0) dinyatakan
f f ( z 0 z ) f ( z 0 ) f ( z) f ( z0 )
f’(z0) = z lim it 0 z lim it 0 = lim it z0 . Jika f
z z z z0
z
Contoh
Buktikan f(z) =z2 terdiferensial di seluruh C.bukti ditinjau sembarang titik z0 €C.
f ( z) f ( z0 ) z 2 z 02
z lim it z0 = z lim it z0 = z lim it z0 (z + z0) =2z0 = f ‘ (z0).
z z0 z z0
Hasil ini berlaku untuk sembarang z0 €C, jadi untuk sembarang z€C berlaku juga
f ‘(z) =2z, yang berarti f terdiferensial di seluruh C. nah, setelah kita mendefinisikan
Seterusnya akan kita selidiki apakah syarat yang diperlukan agar fungsi f terdiferensial di
suatu titik.
Teorema
21
Syarat perlu agar f terdiferensial di z0 haruslah f kontinu di z0
Bukti diketahui f’(z0) ada akan dibuktikan f kontinu di z0. Maka z lim it z [f(z) –f(z0)] =
0
[ f ( z ) f ( z 0 )]( z z 0 ) f ( z) f ( z0 )
lim it z0 = z lim it z z lim ( z z 0 ) = f’ (z0) 0 = 0.
z z0 z z0
z 0 z0
Jadi z lim it z f(z) = f(z0) sehingga f kontinu di z0. Ini berarti bahwa jika f tidak kontinu di
0
z0 maka f’ (z0) tidak ada. Syarat kekontinuan f di z0 hanyalah syarat perlu agar f
terdiferensial di z0, tetapi syarat ini tidak cukup . meskipun f kontinu di z0 belum tentu f
Contoh
Buktikan bahwa f(z) = │z│2 kontinu diseluruh bidang kompleks tetapi hanya
terdiferensial di z = 0.
Bukti
diseluruh bidang –xy, maka f kontinu diseluruh bidang kompleks C. untuk membuktikan
f ( z ) f (c )
bahwa f hanya terdiferensial di 0, cukup dibuktikan bahwa z lim C hanya ada
zc
untuk c= 0.
Teorema
Jika f (x,y) = u (x,y) +iv(x,y) terdiferensial di z 0 = x0 + iy0, maka u(x,y), dan v(x,y)
mempunyai derivatif parsial pertama di (x0, y0 ), dan dititik ini dipenuhi persamaan
22
u v u v
Cauchy- Riemann dan . dan derivative f di z0 dapat dinyatakan dengan
x y y x
rumus f’ (z0) = ux (x0,y0) + I vx (x0, y0). Bukti diketahui f’ (z0) ada, dan z
lim
z0
f ( z) f ( z0 )
= f’ (z0). Kita nyatakan Δf = f (z) –f(z0) , Δz = z-z0, Δx = x-x0, dan Δy = y-
z z0
y0.Jadi
f
Menurut teorema tentang limit berlaku hubungan Re(f’(z0)) = lim Re ( ) dan Im(f’(z0))
z
f
= lim Im ( ) apapun lintasan yang diambil lintasan z→z0 sepanjang garis mendatar y
z
Re(f’(z))=lim
u( x0 x, y0 ) u( x0 , y0 ) v( x0 x, y0 ) v( x0 , y0 )
dan Im( f ' ( z )) lim untukx 0.
x x
Ini berarti bahwa derivatif parsial pertama u dan v terhadap x ada di (x0,y0) dan diperoleh
hubungan
Dengan cara yang serupa kalau diambil lintasan z→z0 sepanjang garis vertical x =x0
,jadiΔx=0 dan Δz =iΔy, maka akan terbukti bahwa derivatif parsial pertama dari u dan v
terhadap y ada di (x0, y0) dan memenuhi hubungan Re(f’(z0)) = vy (x0, y0) dan Im (f’(z0))
= -uy (x0,y0). (2) .Dengan demikian menurut (1) dan (2) telah dibuktikan bahwa
23
f’(z0) = ux (x0, y0) + ivx (x0,y0). Jadi sampai disini dapat disimpulkan bahwa jika f(z) = u
(x,y) + iv (x,y) tidak kontinu atau persamaan Cauchy- Reimann tidak dipenuhi di (x0,y0),
Contoh
Buktikan f (z) = │z│2 tidak terdiferensial di z≠0. Dalam soal ini u (x,y) = x2 + y2 dan
v(x,y) = 0 sehingga untuk semua (x,y) diperoleh u x (x,y) = 2x, uy (x,y) =2y, vx (x,y) = 0.
Tetapi persamaan C- R tidak dipenuhi untuk (x,y) ≠ (0,0), jadi f’ (z) tidak ada untuk z≠0.
Meskipun C-R dipenuhi di (0,0), namun tidak boleh ditarik kesimpulan bahwa f
keterdiferensialan fungsi f. hal ini akan dijelaskan oleh contoh berikut ini.
Contoh
x 3 (1 i) y 3 (1 i)
Meskipun syarat C-R dipenuhi di (0,0), buktikan bahwa fungsi f(z) =
x2 y2
x3 y3 x3 y3
F(z) = u(x,y) + iv (x,y) dengan u (x,y) = , u(0,0), v(x,y) = , v(0,0) = 0.
x2 y2 x2 y2
24
x 3 (1 i)
untuk z→0 sepanjang sumbu real di peroleh limit 1 i , untuk z→0
x3
2ix 3 1 i
sepanjang garis y=x diperoleh lim .
2(1 i) x 3
2
Z →0
f ( z ) f (0)
Jadi z
lim
0 tidak ada,sehingga f ’(o) tidak ada meskipun persamaan C-R
z
dipenuhi di (0,0).
Skarang akan dibahas syarat cukup agar suatu fungsi mempunyai derivative yang
Teorema
Diberikan fungsi f(z)=(x,y)+iv(x,y) yang didefinisikan pada suatu kitar titik z 0=x0+iy0.
Jika uu ,vx,uy , dan vy terefinisikan di seluruh kitar tersebut , dan kontinu di (x0,y0), dan di
(x0,y0) persamaan C-R di penuhi , maka f’(z0) ada , dan f’(z0) = ux(x0,y0)+vx(x0,y0).
Contoh
Bukti
Dalam hal ini u(x,y) = e2 cos y dan v(x,y) exsin y. jadi ux (x,y) =ex sin y, vx (x,y)=ex sin
y, uy (u,y) –ex sin y, vy (x,y)=ex cos y.fungsi-fungsi ini semua kontinu di bidang –xy, dan
persamaan C-R ux =vy di penuhi di setiap titik (x,y) .menurut teorema di atas f(z)
terdiferensial pada C.
Contoh
25
Tentukan titik z sehingga f(z) = x3+iy3 mempunyai derivatif. U=x3, v=y3, ux=0, uy=0, dan
vy=3y3 yang semua kontinu di seluruh bidang kompleks . persamaan C-R adalah x2=y2 dan
0=0 yang hanya di penuhi oleh titik-titik pada garis y=x dan y=-x. jadi terdiferensial di
titik-titik pada garis y=x dan y=-x, dan di luar kedua garis ini f tidak terdiferensial sebab
Sebelum membuktikan teorema ini ada baiknya dikemukakan beberapa hal kalkulus lanjut,
yang dapat di baca, misalnya di A.Taylor dan W.R Mann, 1983, advanced calculus,adisi
ke-3, bab 6 dan 7. Beberapa hal tentang fungsi real dari dua variabel real fungsi real u(x,y)
Yang didefinisikan pada suatu kitar titik (a,b) dikatakan terdiferensial di (a,b) jika terdapat
u(a h, b, k ) u(a, b) [ Ah Bk ]
konstanta A dan B sehingga (h, k )
lim
(0,0) 0.
h2 k 2
Dapat dibuktikan bahwa A =ux(a,b) dan B= uy(a,b). untuk (h,k)≠(0,0) maka u(a+h,b+k)-
Teorema
Jika u(x,y) terdiferensial di titik (x0,y0), maka ia kontinu di titik itu. jadi jika u(x,y) titik
kontinu di (x0,y0), maka ia tidak terdiferensial di titik ini. Sehingga contoh u(x,y) =
x 2 y 2 bahwa ux(0,0) dan uy(0,0), tidak ada. Perlu di perhatikan bahwa suatu fungsi
mungkin mempunyai derivatif-derivatif persial pertama di suatu titik, meskipun fungsi itu
xy
tidak kontinu di titik tersebut. Misalnya, kita ambil fungsi g(x,y)= untuk (x,y) ≠
x2 y2
26
Teorema
Diberikan fungsi u(x,y) yang diferensial pada suatu kitar titik (a,b). jika salah satu derifatif
u
persial, katakana , ada di setiap titik dalam kitar itu dan kontinu di (a,b), dan (a,b),
u
maka u(x,y) terdiferensial di (a,b) untuk tujuan yang lebih praktis banyak di gunakan
Teorema
Fungsi u(x,y) terdiferensial di titik (a,b) jika fungsi ini beserta derivatif-derivatif parsialnya
tingkat pertama terdefinisikan pada suatu kitar (a,b) dan derivatif-derivatif ini kontinu di
titik (a,b). Berikut ini teorema nilai rata-rata untuk fungsi dua variabel.
Diberkan D suatu daerah di bidang –xy dan L suatu penggal garis yang berujungkan titik
(a,b) dan (a+h,b+k). titik-titik L kecuali mungkin titik-titik ujungnya adalah titik interiol
D.selanjutnya diasumsikan bahwa fungsi u(x,y) kontinu di setiap titik pada L dan
Teorema
Jika u(x,y) didefinisikan dan terdifirensial pada suatu himpunan yang terbuka dan
terhubung D, ux(x,y) dan uy(x,y) bernilai nol di setiap titik himpunan D , maka u(x,y)
konstan pada D.
27
Teorema ini dapat dibuktikan dengan menggunakan teorema nilai rata-rata, dan bahwa
setiap titik di dalam D dapat di hubungkan oleh garis patah (busur polygon) dengan titik
Karena ux ,uy , vx dan vy terdiferensial pada suatu kitar t titik ( x0,y) dan kontinu di titik ini,
maka u (x,y) dan v(x,y) terdiferensial di (x0,y0) dan berlaku hubungan u(x0+Δx,y0+Δy)-
Kita nyatakan kedua bentuk terakhir ini berturut-turut dengan Δu danΔv, maka diperoleh
x 2 y 2
.
x y
f
Mengingat belakunya syarat C-R di (x0,y0) maka bentuk ini menjadi │
z
f
(z0) = lim z
0 =ux(x0,y0)+ivx(x0,y0). Selesailah bukti syarat cukup untuk f
z
terdiferensial di z0.
28
1.2.10 Syarat C-R Dalam Koordinat Kutub
Dalam koordinat kitub z=r (cos +isin , sehingga dalam koordinat ini f(z) menjadi
fungsi kompleks dari dua variabel real r dan dan dapat di tuliskan f(z) = u(r, ) + iv(r,
) .akan dicari bentuk syarat C-R dalam koordinat kutub. Kita mempunyai hubungan x=r
x y x y
cos , sin , r sin , r cos .
r r
Ur = ux cos +uy sin , vr = vx cos + vy sin u =-ux r sin +uy r cos ,vθ=-vx r sin
vy……(1)
Di (x0,y0) di mana z0 = x0+ iy0=r0 (cos 0 +isin 0 ), maka dalam koordinat kutub di titik
(r0, 0 ) berlaku vr=-uy cos + ux sin dan vθ =uyr sin +uxr cos ………………(2)
Karena di (r0, 0 ) berlaku hubungan ur =ux cos +uy sin dan uθ=-uxr sin +uyr cos
.(3)
1 1
Ur = vθ dan uθ =-vr (r ≠ 0)……………………………………………………..(4)
r r
Sebaliknya jika di z0 hubungan (4) benar, maka hubungan (1) juga benar di z 0 dan f ‘(z0)
dapat dirumuskan menjadi f‘(z0)=(cos 0 - isin 0 )[ur (r0, 0 )+ivr(r0, 0 )]…………… (5)
29
Yang buktinya diserahkan pembaca sebagai latihan.kita telah mebuktikan bentuk kutub
Teorema
Jika f(z) = u(r, )+(r, )+iv(r, ) terdefinisikan pada suatu kitar titik z0 = r0 (cos 0 +isin 0 )
≠ 0, dan derivatif-derivatif persial pertama dari u dan v terhadap r dan ada dalam kitar itu
dan kontinu di (r0, 0 ), dan di titik ini dipenuhi persamaan C-R dalam koordinat kutub
u 1 v 1 u v
dan (r ≠0) dan f ‘(z0) = (cos 0 -isin 0 ) [ur(r0, 0 )+vr(r0, 0 ).
r r r r
Contoh
1
Fungsi f(z) = = r-3(cos 3 -isin 3 mempunyai u = r-r cos 3 dan v=-r-3 sin 3θ. Jadi ur
z3
=-3r
-4
cos 3θ, vr-4 sin 3θ, uθ = -3r-3 sin 3θ, dan vθ = -3r-3 cos 3θ.keempat fungsi ini kontinu dan
syarat C-R dalam koordinat kutub dipenuhi untuk semua z dengan z ≠ 0. Jadi f terdiferensial
untuk z≠0 dan f ‘ (z)=(cos θ-i sin θ) [-3r-4 cos 3θ+i3r-4 sin 3θ]= -3r-4 cis (-3θ)=-3r-4 cis (-4θ) =
3 3
4 .
r cis (4 ) z
4
Defenisi derivative fungsi variabel kompleks f(z), bentuknya identik dengan derivatif
fungsi variabel real dari satu variabel real f(x). perbedaan yang penting terletah pada cara
30
pengambilan limitnya untuk Δz →0 dan untuk Δx→0. Untuk yang pertama ,
pendekatannya secara dua dimensional, sedangkan untuk yang kedua secara satu
dimensional.
d (c ) d ( z)
0, 1 ………………………………….(1)
dz dz
d
[C f(z)] = C f ‘(z)………………………………..(2)
dz
d
[f(z)+g(z)] = f ’(z)+g ‘(z)………………………..(3)
dz
d
[f(z)g(z)] = f’(z)g(z)+(z)g ‘(z)…………………..(4)
dz
d f ( z) g ( z) f , ( z) f ( z) g , ( z)
dz g ( z) [ g ( z )] 2
dz n
Untuk n bulat positif, nz n1 ……………………(6)
dz
Mengingat rumus (5) untuk z ≠ 0 rumus (5) juga berlaku n bulat negative.
31
Juga berlaku aturan rantai untuk mencari derivatif fungsi komposisi. Jika f mempunyai
dedrivatif di z0, dan z0 dan h,(z0)=g’(f(z0))f’(z0). Jika kita tuliskan w = g( ) dan =f(z)
dw dw d
maka
dz d dz
Akan dibuktikan rumus aturan rantai saja. Kita tulis h(z) = g(f(z)) = g( ) dengan =
f(z).
Latihan Soal
z Lim z0 f(z) = c
Penyelesaian :
Bukti : Untuk ε> 0 yang diberikan, untuk δ> 0 yang manapun kita pilih, maka untuk
2
2. Buktikan f(z) = z tidak terdiferensial di z ≠ 0 .
Penyelesaian
Bukti : Dalam soal ini u(x,y) = x2 + y2 dan v(x,y) = 0 sehingga untuk semua (x,y)
diperoleh ux (x,y) = 2x, uy(x,y) = 2y, vx(x,y) = 0, dan vy(x,y) = 0. Tetapi persamaan
C-R tidak dipenuhi untuk (x,y) ≠ (0,0). Jadi f’(z) tidak ada untuk z ≠ 0. Meskipun C-R
sebab syarat C-R tidak merupakan syarat cukup untuk keterdiferensialan fungsi f.
32