Anda di halaman 1dari 15

HOME GEOLOGI GALLERY CONTACT ABOUT

GEOKIMIA MAGMA DAN BATUAN BEKU  CATEGORIES


12/04/2013 1 Comment
All

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
ARCHIVES
Magma

Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobile, bersuhu antara
December 2013
900 ° - 1200 °C atau lebih dan berasal dai kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas ( F.F.
Grouts, 1947; Tumer dan verhogen 1960, H. Williams, 1962 ).
RSS Feed

Komposisi kimiawi magma dari contoh-contoh batuan beku terdiri dari :

Senyawa-senyawa yang bersifat non volatile dan merupakan senyawa oksida dalam magma.
Jumlahnya sekitar 99% dari seluruh isi magma , sehingga merupakan mayor element, terdiri dari SiO2,
Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, P2O5.
Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, CO2,
HCl, H2S, SO2 dsb.

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan merupakan minor element seperti Rb,
Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S dan Pb.

Dally 1933, Winkler (Vide W. T. Huang 1962) berpendapat lain yaitu magma asli (primer) adalah bersifat basa
yang selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi menjadi magma yang bersifat lain.

Bunsen (1951, W. T. Huang, 1962) mempunyai pandapat bahwa ada dua jenis magma primer, yaitu basaltis
dan granitis dan batuan beku merupakan hasil campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai
komposisi lain.

Dalam siklus batuan dicantumkan bahwa batuan beku bersumber dari proses pendinginan dan
penghabluran lelehan batuan didalam Bumi yang disebut magma. Magma adalah suatu lelehan silikat
bersuhu tinggi berada didalam Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung
didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan tersebut diperkirakan terbentuk pada
kedalaman berkisar sekitar 200 kilometer dibawah permukaan Bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur yang
kemudian membentuk mineral-mineral silikat.
Magma yang mempunyai berat-jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan berusaha untuk naik melalui
rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya mampu mencapai permukaan Bumi. Apabila
magma keluar, melalui kegiatan gunung-berapi dan mengalir diatas permukaan Bumi, ia akan dinamakan
lava. Magma ketika dalam perjalanannya naik menuju ke permukaan, dapat juga mulai kehilangan
mobilitasnya ketika masih berada didalam litosfir dan membentuk dapur-dapur magma sebelum mencapai
permukaan. Dalam keadaan seperti itu, magma akan membeku ditempat, dimana ion-ion didalamnya akan
mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian menyusun diri, menghablur dan membentuk batuan beku.
Namun dalam proses pembekuan tersebut, tidak seluruh bagian dari lelehan itu akan menghablur pada saat
yang sama. Ada beberapa jenis mineral yang terbentuk lebih awal pada suhu yang tinggi dibanding dengan
lainnya.
Dalam gambar berikut diperlihatkan urutan penghabluran (pembentukan mineral) dalam proses pendinginan
dan penghabluran lelehan silikat. Mineral-mineral yang mempunyai berat-jenis tinggi karena kandungan Fe
dan Mg seperti olivine, piroksen, akan menghablur paling awal dalam keadaan suhu tinggi, dan kemudian

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
disusul oleh amphibole dan biotite. Disebelah kanannya kelompok mineral felspar, akan diawali dengan jenis
felspar calcium (Ca-Felspar) dan diikuti oleh felspar kalium (K-Felspar). Akibatnya pada suatu keadaan
tertentu, kita akan mendapatkan suatu bentuk dimana hublur-hablur padat dikelilingi oleh lelehan.
Bentuk-bentuk dan ukuran dari hablur yang terjadi, sangat ditentukan oleh derajat kecepatan dari
pendinginan magma. Pada proses pendinginan yang lambat, hablur yang terbentuk akan mempunyai bentuk
yang sempurna dengan ukuran yang besar-besar. Sebaliknya, apabila pendinginan itu berlangsung cepat,
maka ion-ion didalamnya akan dengan segera menyusun diri dan membentuk hablur-hablur yang berukuran
kecil-kecil, kadang berukuran mikroskopis. Bentuk pola susunan hablur-hablur mineral yang nampak pada
batuan beku tersebut dinamakan tekstur batuan.
Disamping derajat kecepatan pendinginan, susunan mineralogi dari magma serta kadar gas yang
dikandungnya, juga turut menentukan dalam proses penghablurannya. Mengingat magma dalam aspek-
aspek tersebut diatas sangat berbeda, maka batuan beku yang terbentuk juga sangat beragam dalam
susunan mineralogi dan kenampakan fisiknya. Meskipun demikian, batuan beku tetap dapat dikelompokan
berdasarkan cara-cara pembentukan seta susunan mineraloginya.

EVOLUSI MAGMA

Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses sebegai berikut :

v Hibridasi : Pembentukan magma baru karena pencampuran dua magma yang berlainan jenisnya.

v Sinteksis :Pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan samping.

v Anateksis : Proses pambentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang sangat besar.

LAVA

Lava adalah cairan larutan magma pijar yang mengalir keluar dari dalam bumi melalui kawah gunung berapi

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
atau melalui celah (patahan) yang kemudian membeku menjadi batuan yang bentuknya bermacam-macam.

Bila cairan tersebut encer akan meleleh jauh dari sumbernya membentuk aliran seperti sungai melalui lembah
dan membeku menjadi batuan seperti lava ropi atau lava blok (umumnya di Indonesia membentuk lava blok).
Bila agak kental, akan mengalir tidak jauh dari sumbernya membentuk kubah lava dan pada bagian
pinggirnya membeku membentuk blok-blok lava tetapi suhunya masih tinggi, bila posisinya tidak stabil akan
mengalir membentuk awan panas guguran dari lava.
Erupsi gunungapi yang bersifat efusif akan menghasilkan lava dengan bermacam-macam jenis berdasarkan
ukuran,bentuk serta kenampakan permukaan dan di dalam lavanya sendiri. Lava terutama dikontrol oleh
viskositas, kecepatan, efusi, dan keadaan lingkungan penegndapannya ( darat/ laut ). Aliran lava dapat
dibedakan menjadi lava encer yang memilki viskositas dan kandungan silica yang rendah, dan lava kental
yang memiliki viskositas dan kandungan silica yang tinggi.

1. GEOKIMIA MAGMA

Komposisi kimiawi magma hasil analisa kimia dari sampel batuan beku terdiri dari :

1. Senyawa-senyawa yang bersifat non-volatil dan merupakan unsur oksida dalam magma. Jumlahnya

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
sekitar 99% dari seluruh isi magma, sehingga merupakan mayor element, yang terdiri dari oksida SiO2,
Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, dan P2O5.

2. Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, CO2, HCl,
H2S, dan SO2.

3. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak dan merupakan minor element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, CO, V, Li,
S, dan Pb

Bunsen mempunyai pendapat bahwa ada dua jenis magma primer yaitu basaltic dan granitic . Sedangkan
batuan beku merupakan campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain. Dari
magma dengan kondisi tertentu selanjutnya mengalami differensiasi magma. Diferensiasi magma ini meliputi
semua proses yang mengubah magma dari keadaan awal yang homogen dalam skala besar menjadi masa
batuan beku dengan komposisi yang bervariasi.

Proses-proses diferensiasi magma meliputi :

Fragsinasi ialah pemisahan kristal dari larutan magma,karena proses kristalisasi berjalan tidak
seimbang atau kristal-kristal pada waktu pendinginan tidak dapat mengikuti perkembangan. Komposisi
larutan magma yang baru ini terjadi terutama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan yang
menyolok dan tiba-tiba.
Crystal Settling/Gravitational Settling adalah pengendapan kristal oleh gravitasi dari kristal-kristal
berat Ca, Mg, Fe yang akan memperkaya magma pada bagian dasar waduk. Disini mineral silikat berat
akan terletak dibawah mineral silikat ringan.
Liquid Immisibility ialah larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan pecah menjadi larutan
yang masing-masing akan membeku membentuk bahan yang heterogen.
Crystal Flotation adalah pengembangan kristal ringan dari sodium dan potassium yang akan
memperkaya magma pada bagian atas dari waduk magma.
Vesiculation adalah proses dimana magma yang mengandung komponen seperti CO2, SO2, S2, Cl2,
dan H2O sewaktu naik kepermukaan membentuk gelembung-gelembung gas dan membawa serta
komponen volatile Sodium (Na) dan Potasium(K).

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
Difussion ialah bercampurnya batuan dinding dengan magma didalam waduk magma secara lateral.

PROSES PEMBENTUKAN MAGMA


Magma dalam kerak Bumi dapat terbentuk sebagai akibat dari perbenturan antara 2 (dua) lempeng
litosfir, dimana salah satu dari lempeng yang berinteraksi itu menunjam dan menyusup kedalam astenosfir.
Sebagai akibat dari gesekan yang berlangsung antara kedua lempeng litosfir tersebut, maka akan terjadi
peningkatan suhu dan tekanan, ditambah dengan penambahan air berasal dari sedimen-sedimen samudra
akan disusul oleh proses peleburan sebagian dari litosfir .
Sumber magma yang terjadi sebagai akibat dari peleburan tersebut akan menghasilkan magma yang
bersusunan asam (kandungan unsur SiO2 lebih besar dari 55%). Magma yang bersusunan basa, adalah
magma yang terjadi dan bersumber dari astenosfir. Magma seperti itu didapat di daerah-daerah yang
mengalami gejala regangan yang dilanjutkan dengan pemisahan litosfir.
Berdasakan sifat kimiawinya, batuan beku dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu: (1)
Kelompok batuan beku ultrabasa/ultramafic; (2) Kelompok batuan beku basa; (3) Kelompok batuan beku
intermediate; dan (4) Kelompok batuan beku asam. Dengan demikian maka magma asal yang membentuk
batuan batuan tersebut diatas dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu magma basa, magma intermediate, dan
magma asam. untuk mengetahui caranya sehingga dapat membentuk batuan yang bersifat ultrabasa, basa,
intermediate, dan asam yaitu melalui proses Diferensiasi Magma dan proses Asimilasi Magma.
Diferensiasi Magma adalah proses penurunan temperatur magma yang terjadi secara perlahan yang
diikuti dengan terbentuknya mineral-mineral seperti yang ditunjukkan dalam deret reaksi Bowen. Pada
penurunan temperatur magma maka mineral yang pertama kali yang akan terbentuk adalah mineral Olivine,
kemudian dilanjutkan dengan Pyroxene, Hornblende, Biotite (Deret tidak kontinu). Pada deret yang kontinu,
pembentukan mineral dimulai dengan terbentuknya mineral Ca-Plagioclase dan diakhiri dengan pembentukan
Na-Plagioclase. Pada penurunan temperatur selanjutnya akan terbentuk mineral K-Feldspar(Orthoclase),
kemudian dilanjutkan oleh Muscovite dan diakhiri dengan terbentuknya mineral Kuarsa (Quartz). Proses
pembentukan mineral akibat proses diferensiasi magma dikenal juga sebagai Mineral Pembentuk Batuan
(Rock Forming Minerals).
Pembentukan batuan yang berkomposisi ultrabasa, basa, intermediate, dan asam dapat terjadi
melalui proses diferensiasi magma. Pada tahap awal penurunan temperatur magma, maka mineral-mineral
yang akan terbentuk untuk pertama kalinya adalah Olivine, Pyroxene dan Ca-plagioklas dan sebagaimana
diketahui bahwa mineral-mineral tersebut adalah merupakan mineral penyusun batuan ultra basa. Dengan
terbentuknya mineral-mineral Olivine, pyroxene, dan Ca-Plagioklas maka konsentrasi larutan magma akan

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
semakin bersifat basa hingga intermediate dan pada kondisi ini akan terbentuk mineral mineral Amphibol,
Biotite dan Plagioklas yang intermediate (Labradorite – Andesine) yang merupakan mineral pembentuk
batuan Gabro (basa) dan Diorite (intermediate). Dengan terbentuknya mineral-mineral tersebut diatas, maka
sekarang konsentrasi magma menjadi semakin bersifat asam. Pada kondisi ini mulai terbentuk mineral-
mineral K-Feldspar (Orthoclase), Na-Plagioklas (Albit), Muscovite, dan Kuarsa yang merupakan mineral-
mineral penyusun batuan Granite dan Granodiorite (Proses diferensiasi magma ini dikenal dengan seri reaksi
Bowen).

Asimilasi Magma adalah proses meleburnya batuan samping (migling) akibat naiknya magma ke arah
permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi asam
karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Apabila magma asalnya bersifat asam sedangkan
batuan sampingnya bersifat basa, maka batuan yang terbentuk umumnya dicirikan oleh adanya Xenolite
(Xenolite adalah fragment batuan yang bersifat basa yang terdapat dalam batuan asam).

Pembentukan batuan yang berkomposisi ultrabasa, basa, intermediate, dan asam dapat juga terjadi
apabila magma asal (magma basa) mengalami asimilasi dengan batuan sampingnya.
Sebagai contoh suatu magma basa yang menerobos batuan samping yang berkomposisi asam maka akan
terjadi asimilasi magma, dimana batuan samping akan melebur dengan larutan magma dan hal ini akan
membuat konsentrasi magma menjadi bersifat intermediate hingga asam. Dengan demikian maka batuan-
batuan yang berkomposisi mineral intermediate maupun asam dapat terbentuk dari magma basa yang
mengalami asimilasi dengan batuan sampingnya. Klasifikasi batuan beku dapat dilakukan berdasarkan
kandungan mineralnya, kejadian / genesanya (plutonik, hypabisal, dan volkanik), komposisi kimia batuannya,
dan indek warna batuannya. Untuk berbagai keperluan klasifikasi, biasanya kandungan mineral dipakai untuk
mengklasifikasi batuan dan merupakan cara yang paling mudah dalam menjelaskan batuan beku.

Berdasarkan kejadiannya (genesanya), batuan beku dapat dikelompokkan sebagai berikut:


1) Batuan Volcanic adalah batuan beku yang terbentuk dipermukaan atau sangat dekat permukaan bumi dan
umumnya berbutir sangat halus hingga gelas.
2) Batuan Hypabysal adalah batuan beku intrusive yang terbentuk dekat permukaan bumi dengan ciri umum
bertekstur porphyritic.
3) Batuan Plutonic adalah batuan beku intrusive yang terbentuk jauh dibawah permukaan bumi dan umumnya
bertekstur sedang hingga kasar.

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
4) Batuan Extrusive adalah batuan beku, bersifat fragmental atau sebaliknya dan terbentuk sebagai hasil
erupsi ke permukaan bumi.
5) Batuan Intrusive adalah batuan beku yang terbentuk dibawah permukaan bumi.

Komposisi kimiawi magma hasil analisa kimia dari sampel batuan beku terdiri dari : senyawa-
senyawa yang bersifat non-volatil dan merupakan unsur oksida dalam magma, senyawa volatil yang banyak
pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, CO2, HCl, H2S, dan SO2, serta unsur-unsur
lain yang disebut unsur jejak dan merupakan minor element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, CO, V, Li, S, dan Pb.

2. GEOKIMIA BATUAN BEKU

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau
beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa
dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar
mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif
lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti
gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral
penyusunnya lebih kecil.

Kulit bumi terutama dari batuan-batuan beku berupa batuan-batuan beku berupa batuan endapan dan
batuan metamorf
a. Batuan endapan
Batuan beku diperoleh karena adanya proses pembekuan dari zat-zat pada saat terjadi pembemukan
bumi. Batuan beku terjadi karena adanya lumpur yang terbawa oleh air sungai sehingga terjadi endapan
(sebagai akibat reaksi kimia).
b. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terjadi dari perubahan batuan satu ke batuan lain yang
diakibatkan oleh adanya pengaruh tekanan, panas, dan sebagainya. Dalam banyak hal, komposisi mereka
tidak ada perbedaan.
Clark dan Washington (1924) memperkirakan bahwa kedalaman 16 km bumi terdiri dari, 95 % batuan beku, 4
% shale (batuan tertentu), 0,75 % batu pasir, dan 0,25 % batu kapur. Juga Clark dan Washington telah

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
melakukan 5159 analisa batuan beku dan ia hitung rata-ratanya dan memperoleh komposisi batuan beku
seperti berikut:
SiO2 (60,18 %), Al2O3 (15,61 %), Fe2O3 (3,14 %), FeO (3,88 %), MgO (3,56 %), CaO (5,17 %), Na2O (3,91
%), K2O (3,19 %), TiO2 (1,06 %), P2O5 (0,3 %).
Pada perhitungan analisa di atas di mana H2O dan kandungan yang paling kecil diabaikan. Dari hasil analisa
ini sebagian orang tidak setuju karena 3 hal:
1. Distribusi geofisika analisa tidak merata karena cuplikan hanya diambil pada sekitar Amerika Utara dan
Eropa, artinya apakah dengan cuplikan dari Amerika Utara dan Eropa sudah cukup untuk diambil sebagai
cuplikan kerak bumi.
2. Jenis-jenis batuan kurang merata, sebab jenis-jenis batuan yang dianalisa itu adalah yang aneh-aneh.
3. Semua cuplikan dianggap sama (dinilai sama), maksudnya dalam menganalisa satu jenis batuan misalnya
dengan mengambil 1 kg maka hasilnya dianggap sama. Padahal dengan mengambil 1 kg dari satu jenis
batuan tidak mungkin hasil yang diperoleh dapat mewakili jenis batuan tersebut.
Goldschidt menganalisa 77 cuplikan yang berbeda, hasil analisa rata-rata diperoleh sebagai berikut:
SiO2 (59,12 %), Al2O3 (15,82 %), Fe2O3 + FeO (6,99 %), MgO (3,3 %), CaO (3,07 %), Na2O(2,05 %), K2O
(3,93 %), H2O (3,02 %), TiO2 (0,79 %), P2O5 (0,22 %)
Goldschmidt beranggapan apabila memungkinkan untuk mendapatkan suatu cuplikan rata-rata dari sejumlah
besar kulit bumi yang utamanya terdiri dari batuan kristal maka analisanya memberikan suatu gambaran

*Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Senyawa Kimia

Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral penyusun batuan beku. Salah
satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3,
FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5, dari persentase setiap senyawa kimia dapat
mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan meineral.

Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan temperatur
pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan lainya. Dalam analisis kimia
batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma
sebagai pembentukannya. Batuan beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan mempunyai
komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa harusla batuan yang sangat segar dan

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
belum mengalami ubahan. Namun begitu sebagai catatan

pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan
disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.

Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat di dalam, yang diperlihatkan pada tabel
diatas hanya batuan beku intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan persentase dari setiap senyawa oksida,
salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan semakin menurun
ke batuan peridotit (batuan ultra basa). Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan asam) semakin
bertambah kandungannya kearah batuan peridotit (ultra basa).

Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik. Dengan batuan intrusinya, asalkan dalam satu kelompok.

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja, sehingga menimbulkan pula perbedaan di dalam besar butir
dari setiap jenis mineral.

Dari sini terlihat sebagai contoh komposisi kimia dan persentase dari oksida untuk batuan granit identik
dengan batun riolit. Hal yang sama berlaku untuk batuan lainnya asalkan batuan ini masih satu kelompok.

Klsifikasi batuan berdasarkan komposisi kimia telah banyak dilakukan oleh beberapa ahli dari yang paling
sederhana sampai ke paling terbaru adalah berdasakan CIPW NORMATIF adalah salah satu yang paling
sederhana untuk mengetahui nama batuan beku, klasifikasi ini tidak membedakan apakah batuan itu intrusi
ataupun ekstrusi. Sedangkan klasifikasi yang paling terbaru adalah normative dihitung berdasakan CIPW,
dimana setiap senyawa oksidasi kita hitung nilai normatifnya dan kita kembalikan kepada mineral-mineral
asal pembentuk batuan tersebut. Table dibawah ini memperlihatkan komposisi kimia dan normative batuan
dari kepulauan riau terhadap beberapa contoh batuan beku granit.

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
Komposisi kimia dapat pula digunakan untuk mengetahui beberapa aspek yang sangat erat hubungannya
dengan terbentuknya batuan beku. Seperti untuk mengetahui jenis magma, tahapan diferensiasi selama
perjalanan magma ke permukaan dan kedalaman Zona Benioff.

Tweet Like 0

COMMENTS
maman 04/29/2014 9:19am

maaf mau nanya mas, kalo klasifikasi jenis magma berdasarkan titik lebur batuan gmna ya? Terima Kasih

Reply

LEAVE A REPLY

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
Name (required)

Email (not published)

Website

Comments (required)

Notify me of new comments to this post by email Submit

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
POWERED BY

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD

Anda mungkin juga menyukai