Anda di halaman 1dari 2

Dunia saat ini menghadapi permasalahan kesehatan masyarakat dengan

adanya transisi epidemiologi, yaitu bergesernya masalah kesehatan dari penyakit


menular yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya
menjadi penyakit tidak menular. Transisi ini menimbulkan adanya beban ganda
bagi seluruh negara di dunia. Negara harus menghadapi permasalahan penyakit
menular yang belum sepenuhnya berhasil dikendalikan, kini juga harus
mengerahkan sumber daya yang ada untuk menurunkan penyakit menular yang
menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus. Penyakit kanker merupakan
salah satu penyakit tidak menular yang menjadi beban kesehatan diseluruh dunia.
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel yang
abnormal yang bisa berkembang tanpa terkendali dan memiliki kemampuan untuk
menyerang dan berpindah antar sel dan jaringan tubuh. Badan kesehatan dunia/
World Health Organization menyebutkan kanker sebagai salah satu penyebab
kematian utama di seluruh dunia. Data dari Global Burden of Cancer
(GLOBOCAN) yang dirilis oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan
bahwa jumlah kasus dan kematian akibat kanker sampai dengan tahun 2018
sebesar 18,1 juta kasus dan 9,6 juta kematian di tahun 2018. Kematian akibat
kanker diperkirakan akan terus meningkat hingga lebih dari 13,1 juta pada tahun
2030. International Agency for Research on Cancer (IARC) memperkirakan
bahwa satu di antara lima penduduk laki-laki dan satu di antara lima penduduk
perempuan di seluruh dunia akan menderita kanker sepanjang hidupnya. Satu di
antara delapan dan satu di antara sebelas perempuan tersebut akan meninggal
karena kanker.
Jumlah penderita kanker di dunia pada tahun 2020 mencapai 19,3 juta
kasus dengan angka kematian sampai 10 juta jiwa. Angka ini meningkat
dibanding tahun 2018 yang mencatat ada 18,1 juta kasus dengan jumlah kematian
9,6 juta jiwa. Dari 19,3 juta kasus kanker di dunia, penyakit yang paling banyak
diderita adalah kanker payudara sebanyak 11,7 persen, kemudian kanker paru 11,4
persen, kanker usus besar atau rektum 10 persen, kanker prostat 7,3 persen,
kanker perut 5,6 persen, kanker hati 4,7 persen, kanker leher rahim 3,1 persen, dan
kanker lainnya 46 persen.
Adapun sebarannya di Asia 49,3 persen, Eropa 22,8 persen, Amerika
Utara 13,3 persen, Amerika Latin dan Caribbean 7,6 persen, Afrika 5,7 persen,
dan di Oceania 1,3 persen. Khusus di Indonesia, Globocan 2020 menyebutkan
ada 396.914 kasus kanker dengan tingkat kematian 145 jiwa per 100.000
penderita. Rincian jumlah penderitanya yaitu kanker payudara sebanyak 65.858
kasus, kemudian kanker leher rahim 36.633 kasus, kanker paru 34.783 kasus,
kanker usus besar atau rektum 34.189 kasus, kanker hati 21.392 kasus, kanker
nasofaring 19.943 kasus, kanker getah bening 16.125 kasus, kanker darah 14.979
kasus, kanker rahim 14.896 kasus, kanker prostat 13.53 kasus, kanker tiroid
13.114 kasus, dan sisanya menderita kanker lainnya. Penderita Kanker di Jawa
Tengah Capai Estimasi 68.630 Jiwa. Untuk Semarang Tahun 2017 angka
penderita kanker mencapai 371, 2018 naik 945 penderita, lalu 2019 angka
penderita 1.745 yang semua didominasi perempuan. JUmkah pasien yang
menjalani kemiterapi di Rumah Sakit Telogorejo Semarang mencapai rata-rata
100 perbulan.
Proses pengobatan kanker yang berkepanjangan menyebabkan
permasalahan psikosial seperti depresi, stress dan anxiety. Untuk memenuhi
kebutuhan psikosial tersebut maka diperlukan berbagai factor pendukung untuk
mengurangi beban psikososial pada penderita kanker. Oleh karena itu dalam
penelitian ini ingin dilakukan penelitian berkaitan dengan factor-faktor yang
berhubungan dengan kebutuhan psikosial pada penderita kanker.

Anda mungkin juga menyukai