BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang baik.(7)
laporan MDGs tahun 2008 disebutkan bahwa saat ini prevalensi tuberkulosis
paru di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 262 per 100.000 penduduk
sembuhkan terutama penderita yang menular (BTA positif). Pada tahun 1995
1
2
mencapai 25% dari seluruh kematian, yang seharusnya hal ini dapat di
kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh yang
lain. Sumber penularan adalah pasien TB dengan BTA positif. Pada waktu
batuk atau bersin pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi
kebagian tubuh yang lainya melalui peredaran sistem saluran getah bening,
pengobatan penyakit paru - paru (BP 4). Sejak tahun 1969 pemberantasan di
secara gratis. Obat yang di gunakan mula - mula adalah obat paduan jangka
panjang dengan Streptomisin, INH, PAS, selama satu sampai dua tahun.
3
Propinsi Jambi dan Jawa Timur. Hasil uji coba lapangan ini memberi angka
kesembuhan yang cukup tinggi lebih dari 85%. Angka kesembuhan yang
cukup tinggi ini penting untuk memutus mata rantai penularan dan mencegah
terjadinya kekebalan obat ganda atau multy drug resistence (MDR). (4)
effective.(5)
program penanggulangan tuberkulosis paru yang baru ini, sejak tahun 2001
4
cakupan penderita TB baru BTA positif masih rendah kemudian tahun 2003
BP4 dan RSTP Ngawen Salatiga. Pada tahun 2004 Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah mulai melibatkan Rumah Sakit Umum (RSU) sebagai
kelemahanya dari masing - masing instansi bisa diatasi. Bentuk strategi ini
(CaseDetection Rate) Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 – 2013 seperti pada
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2010 2011 2012 2013
5
penemuan penderita baru TB paru BTA (+) dan tahun 2010 – 2013
meningkat tetapi dari tahun 2012 – 2013 terlihat terjadi penurunan. Dinas
telah di lakukan kerja sama antara Rumah Sakit Dr.R. Soedjati Purwodadi
dan Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi. Pada tahun 2006 meningkatkan
minimal 85%. Adapun realisasi dan target CDR Kabupaten Grobogan tahun
Kasus
Jumlah Perkiraan CDR Target
Tahun Baru
Penduduk BTA (+) % %
BTA (+)
2010 1.381.147 1.476 421 28.45 70,00
2011 1.382.127 1.479 618 41 70,00
2012 1.383.831 1.480 613 41 70,00
2013 1.413.365 1.512 527 35 70,00
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan tahun 2013.
yang menyangkut kebutuhan minimal (jumlah dan jenis tenaga). Hal ini
yang di sebut pasif promotif, dan penyuluhan aktif ini dapat di lakukan baik
paru BTA positif dengan gejala yang sama harus di periksa dahaknya selama
dua hari berturut turut yaitu sewaktu, pagi, sewaktu (SPS), karena mencari
penderita secara aktif dari rumah ke rumah di anggap tidak cost effctive.(9)
artinya bila pelaksana program di klinik Puskesmas atau Rumah Sakit, bila
menjumpai pasien dengan gejala batuk terus menerus dan berdahak selama
3 (tiga) minggu atau lebih, dahak bercampur darah, sesak nafas dan nyeri
dada, badan lemah, napsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang
lebih dari satu bulan, maka termasuk sebagai suspek tuberkulosis atau
paru BTA positif dengan gejala yang sama harus di periksa dahaknya selama
Adapun hasil penjaringan suspek dari seluruh unit pelayanan kesehatan yang
Kabupaten Grobogan dari tahun 2010 - 2013 seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.2. Proporsi BTA (+) diantara suspek di Kabupaten Grobogan Tahun
2010 – 2013
Kabupaten dan penemuan penderita baru BTA positif di antara suspek tahun
pendetita TB.
9
pemeriksaan cross check dan sediaan yang sudah di periksa baik sediaan
yang BTA positif maupun yang BTA negatif dengan angka kesalahan
telah memenuhi target hanya pada tahun 2010, sedangkan mulai tahun 2010
nyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga specimen SPS BTA hasilnya
positif. Bila hanya satu spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan
ulang yaitu pemeriksaan dahak SPS ulang. Bila hasilnya tetap yang positif
hanya satu spesimen di lakukan pemeriksaan foto rontgen dan hasil rontgen
bawah ini:
100
95
90
85
80
75
70
2010 2011 2012 2013
kesembuhan penderita TB paru sudah mencapai target ( > 80%), tahun 2010
B. Rumusan masalah
atau lolos. Hal ini ditunjukkan pula dengan error rate yang cukup tinggi yaitu
sebesar 18,18%. Untuk penderita TB paru sembuh tahun 2010 – 2013 sudah
Grobogan telah berhasil memenuhi target, namun demikian di sisi yang lain
cakupan penemuan penderita baru TB paru BTA positip dari tahun 2010 –
2013 masih jauh dari target yang telah ditentukan. Penemuan penderita baru
maupun penderita TB paru baru BTA (+) masih di bawah target. Temuan
suspek paru yang masih rendah di wilayah Kabupaten Grobogan ini karena
lebih lanjut hal - hal yang berkaitan dengan penyuluhan aktif (penyuluhan
13
Grobogan”
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum :
2. Tujuan khusus:
Grobogan.
Kabupaten Grobogan
Grobogan
15
Grobogan
Kabupaten Grobogan
Kabupaten Grobogan
Grobogan.
D. Manfaat Penelitian
2. Puskesmas :
penelitian berikutnya.
4. Bagi peneliti
lapangan.
Februari 2015.
F. Keaslian penelitian.
yang hampir sama dengan topik ini bisa kita lihat pada tabel berikut ini :
18