Anda di halaman 1dari 2

Nama : Septia Ningrum

NIM : 1401421074
Rombel: B

Studi Kasus
SOAL
Berdasarkan studi kasus tersebut maka menurut pendapat Anda dimanahkah posisi agama
dalam negara? (Agama lebih dominan dari negara ataukah negaralah yang seharusnya lebih
dominan dari agama)?
Jawab :
Indonesia adalah negara yang letak geografis-nya sangat strategis, hal inilah yang
menyebabkan Indonesia akan kaya akan berbagai sumber daya alam maupun manusia, oleh
karenanya banyak bangsa-bangsa Eropa yang melakukan invasi ke Indonesia dengan tujuan
Gold, Glory, Gospel. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara multikultural
( Pluralisme ) dengan sistem politik demokratis dimana semua orang bebas beragama,
berpendapat dan memilih. Disinilah tantangan negara indonesia dalam menghadapi polemik
yang tak berkesudahan di kalangan pejabat pemerintah atau dalam lini yang lebih kecil yaitu
lingkungan masyarakat, manalagi perbedaan-perbedaan tersebut kerap menjadi masalah
krusial yang bisa membahayakan siapapun.
Memang mayoritas orang Indonesia senang dengan agama dan ingin agama menjadi lebih
dominan di negaranya. Hal ini mungkin tidak mengejutkan, karena masyarakat Indonesia
memang terkenal religius. Tidak hanya Islam yang mayoritas, namun di kalangan penganut
agama-agama lain pun cenderung mengakui bahwa agama memainkan peran penting dalam
kehidupan mereka. Ketika Anda menggunakan kacamata hitam, misalnya, penglihatan Anda
terhadap dunia otomatis akan lebih gelap dibanding tidak menggunakan kacamata sama
sekali.
Agama adalah ideologi, sama halnya dengan paham materialisme atau feminisme. Ideologi
inilah 'kacamata' yang digunakan untuk mengamati dunia. Ketika seorang feminis mengamati
RUU Ketahanan Keluarga, misalnya, sudah pasti dia akan menghubungkannya dengan
patriarki. Ketika seorang materialis melihat Omnibus Cipta Kerja, tidak diragukan lagi dia
akan menghubungkannya dengan kapitalisme. Bagi orang Indonesia yang religius, agama
adalah kacamata serbaguna yang digunakan untuk memahami fenomena di dunia.
Apalagi kasus polemik wawancara pegawai KPK, dimana ada beberapa pertanyaan yang
cukup kontroversial, salah satunya adalah pertanyaan tentang "Pilih AlQur'an ataukah
Pancasila?". Jika melihat pertanyaan seperti ini dari kacamata agama, maka hal ini bisa saja
disebut sebagai pemisahan Agama dari suatu individu dalam menjalani kehidupan atau biasa
yang disebut sebagai sekularisme. Karena pada dasarnya kebebasan beragama adalah hak
setiap warga negara Indonesia, apalagi pada sistemnya Indonesia menganut sistem politik
Demokratis dimana setiap warganya diberikan hak berupa kebebasan dalam memilih. Maka
apabila terdapat hal-hal yang diluar dari HAM tersebut seperti yang kasus polemik
wawancara pegawai KPK bisa dipastikan bahwa hal itu termasuk kedalam kejahatan
terselubung kepada pelanggaran HAM dan kebebasan memilih.
Terlebih lagi, dengan besarnya pengaruh agama bagi kehidupan mereka, orang-orang religius
akan sangat jarang sekali melepas kacamata ini. Ketika melihat makanan, mereka akan
berpikir "Apakah agamaku membolehkan ini?" Ketika melihat produk keuangan, mereka
berpikir "Akankah hal ini memberikan dampak positif atau negatif kepada kehidupan
beragamaku?" Ketika berwisata pun, mereka berpikir "Dapatkah aku menikmati wisata
dengan tetap berpegang teguh pada aturan agamaku?" Bahkan ketika berpolitik, agama tetap
menjadi dasar ideologi sebagian partai di Indonesia, paling tidak ketika berkampanye.
Oleh karena itu, kalau ada yang menganggap bahwa agama tidak penting, atau mengharapkan
agar agama tidak menjadi terlalu berpengaruh di Indonesia, maka kita harus paham bahwa
orang tersebut adalah minoritas. Jauh lebih banyak orang yang berpikir sebaliknya daripada
ia dan orang-orang yang sepemikiran dengan Anda. Apakah ini artinya fanatisme agama
masyarakat Indonesia akan berdampak buruk bagi negara Indonesia? Bisa jadi iya, bisa jadi
tidak. Setidaknya, masih ada harapan. Walaupun begitu, lumayan banyak penduduk
Indonesia yang menginginkan kesetaraan gender dan keberagaman. Jadi disni dapat
dikatakan bahwa Agama lebih dominan daripada negara, karena pada dasarnya Agama itulah
yang membentuk kepribadian seorang individu menjadi lebih baik lagi dikarenakan aturan-
aturan agama yang mengikat seseorang untuk terus melakukan perbuatan baik dan menjauhi
perbuatan jahat.

Anda mungkin juga menyukai