1. Manusia
Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana mereka membutuhkan
perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri secara berkelanjutan. Manusia merupakan suatu
kesatuan dari fungsi biologi, simbolik dan sosial.
2. Lingkungan
3. Keperawatan
Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi. Tujuan dari
keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya mampu melakukan perawatan sendiri,
diantaranya mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi kecelakaan atau
bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari pnyakit/kondisi yang kronis atau
kondisi ketidakmampuan.
4. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi dengan baik. Hal ini
memungkinkan manusia mampu menghubungkan berbagai macam mekanisme secara psikologis,
fisiologis serta melakukan interaksi dengan orang lain.
Pandangan teori dari Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu
dalam melakukan suatu tindakan keperawatan mandiri dalam mengatur kebutuhannya.Dalam konsep
keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care diantaranya: perawatan diri sendiri
(self care), self care deficit, teori sistem keperawatan (Budiono, 2016). Teori ini kemudian di aplikasikan
pada keperawatan berikut ini:
a. Tahap Pengkajian
Pada tahap ini menurut teori orem menggunakan Self Care. Menurut orem manusia adalah individu atau
kelompok yang tidak mampu mempertahankan secara terus-menerus self care untuk hidup dan sehat,
pemulihan dari penyakit atau trauma. Tunjuan dari mengaplikasikan teori ini adalah menurunkan
tuntunan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care
deficit, oleh karenanya self care deficit apapun (Andriyanti, 2017).
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Orem, penegakan diagnose mengacu pada dignosa keperawatan yang actual, resiko tinggi.
Teori ini lebih berfokus pada masalah fisiologis yang dapat diaplikasikan oleh perawat dalam asuhan
keperawatan.
c. Intervensi Keperawatan
Menurut orem intervensi keperawatan diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang
dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui. Perawat juga bisa
menggunakan metode berikut untuk bisa menerapkannya pada asuhan keperawatan yaitu.
merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang terdekat dalam
bantuan keperawatan.
Aplikasi Model Keperawatan Orem, dapat dilihat dari contoh kasus berikut:
Tn. J (50 th), didiagnosis DM tipe 2. Dia memiliki riwayat hipertensi dan dia seorang perokok berat (30
batang perhari) Perawatan yang dapat diberikan epada Tn. J berdasarkan model keperawatan Orem
adalah:
1. Air (educative/supportif). Perawat harus mampu memberikan informasi tentang hubungan hipertensi
dengan merokok.
2. Water (educative/supportif). Perawat harus mampu meykinkan adanya hydration-risk yang cukup dari
polydipsia yang memicu hyperglycaemia (kadar gula yang tinggi dalam darah)
3. Food (partial compensatory). Perawat memberikan diet yan cocok untuk hipertensi dan diabetes,
serta mengontrol gula darah setelah makan.
5. Activity and Rest (adecative/ suportif). Perawat menginformasikan pada pasien tentang kegiatan yang
cocok untuk pasien diabetes.
6. Solitude and Social Interaction (partial compensatory). Interaksi social dengan perawat perubahan
interaksi dan tigkah sosial.
7. Hazard Prevention (partial compensatory). Perawat memberikan pendidikan pada pasien tentang
kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh pasien.
8. Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat membantu pasien untuk
mengembalikan pola hidup pasien, sehingga menjadi normal kembali. dapat memberikan
Daftar pustaka :