Anda di halaman 1dari 15

PERAN SERTA REMAJA MASJID DALAM MENDUKUNG

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


(Tugas Proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Pengembangan Masyarakat Islam)

Disusun Oleh: Kelompok 6


1. M. Aditya Zulyandi (1920505022)
2. Titania Fetricia (1920505023)
3. Ayu Wardatul Fitriah (1920505024)
4. Muhammad Bramianto (1920505025)

Dosen Pengampu:
MOHD. Aji Isnaini, S.AG., M. A., S.Ag.Ma

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN RADEN FATAH
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini peran remaja sangat dibutuhkan dalam hal pengembangan suatu kreativitas

penunjang kegiatan yang terjadi di wilayah masing-masing. Dalam hal ini peran

remajalah yang sangat ditekankan karena remajalah yang akan menjadi tonggak

perubahan dalam hal apapun yang ada di negara kita. Remaja dinilai sangat produktif

untuk bisa menggali kreativitas mereka, dimana kreativitas tersebut dapat berguna bagi

orang lain, khususnya lingkungan sekitar mereka. Hal yang paling kecil atau sederhana

yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah peran remaja dalam

lingkungan tempat mereka tinggal. Para remaja saat ini ingin berkembang agar dapat

memajukan apapun yang ada disekitar mereka. Salah satunya adalah mereka bergabung

dengan organisasi-organisasi yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Sebagai

contoh adalah Ikatan Remaja Masjid (IRMA).

Remaja Masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial

dan ibadah di lingkungan masjid. Hal ini sangat perlu dan mutlak keberadaannya dalam

menjamin estafet makmurnya suatu masjid sehingga fungsi dinamika masjid itu sendiri

dapat di- pertahankan kelangengannya. Pembagian tugas dan wewenang dalam remaja

masjid termasuk dalam golongan organisasi yang menggunakan konsep islam dengan

menerapkan asas musyawarah, mufakat dan amal jamai gotong royong dalam segenap

aktivitasnya. Remaja Masjid beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya

diatur keanggotaannya mulai dari pemuda dan pemudi berusia mulai dari 11 - 25 tahun).

Remaja Masjid didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan


kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga,

keterampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian.

Jika dilihat pada pengertian dan fungsi dari Remaja Masjid, maka sangatlah bagus

makna dari organsasi ini untuk remaja kita, dimana organisasi tersebut merupakan wadah

untuk para remaja dapat mengembangkan kemampuan dalam berorganisasi dan menjalin

hubungan yang lebih luas dalam masyarakat setempat. Namun sangatlah disayangkan,

pada saat ini sebagian remaja justru tidak atau bahkan sulit untuk diajak berorganisasi

atau menjadi bagian dari remaja masjid di wilayah mereka. Dalam makna yang luas,

remaja masjid tidak hanya berperan di dalam masjid saja, tetapi juga meliputi peran

dalam perkembangan masyarakat. Dalam hal ini penulis akan mencoba meneliti tentang

makna peran remaja masjid dalam mendukung perkembangan masyarakat. Serta apa saja

sih yang dapat dilakukan remaja masjid dalam mendukung pengembangan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja fungsi remaja masjid dalam masyarakat?

2. Bagaimana peran remaja masjid dalam mendukung pengembangan masyarakat?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa saja fungsi remaja masjid dalam masyarakat.

2. Untuk mengatahui bagaimana peran remaja masjid dalam mendukung

pengembangan masyarakat.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya deskripsi yang jelas tentang penelitian proposal ini, penulis
diharapkan memberikan nilai kegunaan akademis dan nilai kegunaan praktis yaitu:

1. Kegunaan Akademis

a. Mengetahui tentang peran serta remaja masjid dalam mendukung proses


pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
b. Mengetahui indikator keberhasilan yang dicapai remaja masjid dalam
bermasyarakat.
c. Sebagai sarana pengembangan kapasitas pengetahuan peneliti dalam menerapkan
ilmunya.
d. Sebagai bentuk kajian yang memperkaya pengetahuan akademis bagi khalayak
umum dari berbagai kalangan.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktis bagi ilmuan, praktisi dan
pemerhati bagi pihak-pihak berikut:

a. Pengamat bisa memahami tentang peran dan fungsi remaja masjid sebagai bahan
acuan pengembangan dan pengorganisasian di suatu masyarakat.
b. Para remaja masjid dapat lebih berperan dan mengelola serta menerapkan tentang
mekanisme program pengorganisasian kepada khayalak ramai.
c. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah UIN Raden
Fatah Palembang, sebagai pedoman dan bahan bacaan segenap para akademisi
untuk tujuan pengembangan intelektualnya.
d. Negara, sebagai bahan acuan program agar tidak hanya menekankan bantuan fisik
melainkan lebih memeprhatikan pemberdayaan skill dan lebih tanggung jawab
terhadap generasi penerus bangsa.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan proposal penelitian sosial ini penulis menggunakan

sistematika yang umum digunakan oleh para peneliti lainnya dalam penyusunan proposal

penelitian sosial. Berikut sistematika penyusunan penulisan proposal penelitiannya :

         BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari :


        1.1 Latar belakang
        1.2 Rumusan masalah
        1.3 Tujuan penelitian
        1.4 Manfaat penelitian
        1.5 Sistematika penulisan
         BAB II KERANGKA TEORI, terdiri atas :
        2.1 Teori dan konsep

         BAB III METODE PENELITIAN, terdiri atas :


        3.1 Sifat penelitian
        3.2 Metode penelitian
        3.3 Key informan atau objek penelitian
        3.4 Teknik penentuan informan
        3.5 Teknik pengambilan data
        3.6 Analisa data

         DAFTAR PUSTAKA, sebagai penutup.


BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Teori dan Konsep

Untuk memperkuat masalah yang akan di teliti oleh penulis, maka penulis

mengadakan studi pustaka dengan cara mencari dan menemukan teori-teori serta pembahasan

untuk memperkuat dalam membahas permasalahan yang telah dipaparkan diatas.

2.1.1 Pengertian Remaja Masjid

Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas

sosial dan ibadah di lingkungan masjid. Hal ini sangat perlu dan mutlak

keberadaannya dalam menjamin estafet makmurnya suatu masjid sehingga fungsi

dinamika masjid itu sendiri dapat di pertahankan kelangengannya. Pembagian tugas

dan wewenang dalam remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi yang

menggunakan konsep islam dengan menerapkan asas musyawarah, mufakat dan amal

jama'i (gotong royong) dalam segenap aktivitasnya. Remaja masjid sebagai agen

setrategis dalam pemberdayaan umat perlu dibekali keilmuan dan ketrampilan yang di

butuhkan, misalnya para aktivis remaja masjid juga perlu menekuni pengetahuan

jurnalistik dan kewirausahaan. Hal itu penting untuk menguatkan dakwah dan

pemberdayaan umat. Dua pengetahuan itu dapat menjadi sarana dakwah, maupun

peningkatan SDM Remaja masjid sehingga mampu mandiri. Hadirnya organisasi


remaja masjid menjadi harapan tersendiri di tengah masyarakat yang sibuk dengan

urusan duniawi. Melalui remaja masjid kekosongan peran orangtua dalam mendidik

nilai-nilai keagamaan dapat terisi, harapannya adalah ketikan nantinya sudah

menginjak dewasa dan bersentuhan dengan budaya dan peradaban lain, mereka tidak

lagi kaget karena telah memiliki pegangan yang kuat.

2.1.2 Bentuk Organisasi Ikatan Remaja Masjid

Bentuk organisasi bidang kerja yang di gunakan oleh organisasi remaja masjid

pada umumnya adalah:

1) Bidang Pembinaan Anggota

2) Bidang Kemasyarakatan

3) Bidang An-Nisa' (Keputrian)

4) Bidang Kesekretariatan

5) Bidang Keuangan

Para pimpinan dari tiap bidang kerja mempunyai wewenang dan tanggung jawab

atas pelaksanaan bagiannya masing-masing.

Contoh Komposisi struktur organisasi Remaja Masjid. Komposisi yang mengisi

struktur organisasi pengurus adalah:

1) Ketua Umum

2) Ketua Bidang Pembinaan Anggota

3) Ketua Bidang Kemasyarakatan

4) Ketua Bidang An-Nisa' (Keputrian/keakhwatan)

5) Sekretaris Umum

6) Bendahara Umum
7) Wakil Sekum Bidang Pembinaan anggota

8) Wakil Sekum Bidang Kemasyarakatan

9) Wakil Sekum Bidang An-Nisa'

10) Wakil Bendahara Umum

11) Departemen Dakwah

12) Departemen Dakwah & Olahraga

13) Depatemen Perpustakaan

14) Depatemen Mading & Buletin (jurnalistik)

15) Departemen Humas

16) Departemen Sosial

17) Departemen An-Nisa'

2.1.3 Tugas dan Fungsi Remaja Masjid

Pada masa sekarang, remaja masjid semakin diperlukan terutama untuk

mengorganisir kegiatan dakwah yang memiliki keterikatan dengan masjid.

Tentunya, diharapkan remaja masjid dapat menjadi penggerak pengembangan

dakwah Islam yaitu dengan menjadikan masjid sebagai pusat aktivitasnya.

Maju atau mundurnya umat Islam di kemudian hari ditentukan oleh

remajanya hari ini. Tidak diragukan lagi remaja memiliki kelebihan yaitu fisik yang

bugar, semangat tinggi, dan kecemerlangan pikiran. Potensi tersebut harus digali

untuk hal-hal positif. Mereka harus didekatkan dengan masjid sejak dini. Sebab,

ketika mereka sudah terpengaruh oleh budaya luar maka sulit untuk mencegahnya.

Salah satu unsur penting dalam struktur masyarakat Islam adalah masjid.

Masjid adalah rumah tempat ibadah umat muslim. Masjid artinya tempat sujud.

Selain tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim.
Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar al-

Quran sering dilakukan di masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut

memegang peranan penting dalam aktivitas kemasyarakatan hingga kemiliteran.

Kehadiran Ikatan Remaja Masjid jika ditinjau dari segi fungsinya, yaitu wadah

pembinaan umat, sebagai media penyiaran agama (dakwah) dan merupakan

arena kompetisi dalam berbuat kebajikan untuk memperoleh rida Ilahi. Lembaga

Remaja Masjid merupakan suatu sarana untuk mempererat tali silaturahim baik

dalam pergaulan sesama remaja maupun pergaulan pada Masyarakat. Ikatan Remaja

Masjid pada umumnya memiliki banyak peranan yang diperankan oleh remaja-

remaja yang peduli dan aktif terhadap situasi dan kondisi masyarakat

dilingkungannya khususnya tentang masalah keagaman. Pada saat ini banyak

persoalan baru yang muncul di masyarakat sehingga remaja masjid menjadi

salah satu organisasi keagamaan yang peranannya lebih difokuskan pada

bimbingan akhlak remaja di sekitarnya. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat kita

pahami bahwa lembaga remaja mesjid harusnya menjadi tangung jawab bagi

seluruh umat Islam khususnya di lembaga remaja mesjid yang ada.

Organisasi Pemuda Remaja Masjid merupakan bagian tidak terpisah dari

keberadaan masjid karena memang masjid merupakan bagian tidak terpisahkan dari

organisasi masjid itu sendiri. Keberadaan remaja masjid ternyata memberikan warna

tersendiri bagi pengembangan masjid dan tentunya, diharapkan remaja masjid bisa

menjadi motor pengembangan pendidikan Islam yaitu dengan menjadikan masjid

sebagai wadah pusat aktivitas umat Islam umumnya dan khususnya adalah bagi

pemuda / remaja.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang

memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif,

proses lebih dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung

dilakukan secara analisa induktif dan makna merupakan hal yag esensial.

Menurut Strauss dan Corbin, Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang

membuahkan berbagai penemuan yang tak dapat dicapai dan diperoleh dengan menggunakan

data statistik seperti layaknya apa yang digunakan di dalam penelitian kuantitatif. Dalam

penelitian kualitatif, yang digunakan di dalam merode penelitian adalah apa yang ada di

dalam masyarakat, sejarah, tingkah laku, aktivitas sosial dan juga beberapa hal di dalam

masyarakat yang lain. Metode yang dipakai ini adalah untuk mengahasilkan sebuah

kesimpulan akan apa yang ada di balik segala hal yang terjadi di dalam masyakarat tersebut.
Terkadang apa yang terjadi tersebut dianggap sebagai sebuah hal yang sulit untuk dimengerti

sehingga membutuhkan data penjelas untuk lebih memahami hal tersebut.

Menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif dianggap sebagai sebuah tradisi tertentu dalam

sebuah ilmu pengetahuan yang meneliti menganai sosial masyarakat. Dalam penelitian ini,

objek utama yang ada adalah manusia itu sendiri dengan berbagai hubungan yang ada dengan

dirinya dan juga orang lain.

3.2 Metode penelitian

Ada 8 (hal) macam metodologi penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif,

yaitu Studi kasus, Etnografi, Fenomenologi, Grounded theory, Biografi, Historical social

science, Clinic research dan Interaksionis simbolik.

Dalam hal ini penelitian yang digunakan adalah penelitian Fenomenologi, yaitu suatu

penelitian yang dilakukan untuk mempelajari pengalaman seseorang (fenomena) yang telah

atau sedang mengikuti organisasi Ikatan Remaja Masjid di masyarakat. Pada penelitian ini

penulis juga menganggap kurangnya peran serta Remaja Masjid dalam mendukung

pengembangan masyarakat.

3.3 Key Informan atau Objek Penelitian

Objek penelitian adalah ikatan remaja masjid yang ada di wilayah lingkungan Kota

Palembang dengan menentukan key informan dan informan. Penulis menyadari bahwa dalam

menentukan key informan dan informan sebagai narasumber dalam penelitian ini harus sesuai

dengan tujuan penelitian yang dilakukan penulis. Selain itu key informan dan informan harus

lah pihak yang memiliki informasi yang memadai dan relevan dengan masalah pokok

penelitian.

Key informan dalam penelitian ini adalah para remaja yang tergabung dalam irmas

dan yang ada di lingkungan sekitar Kota Palembang yang sengaja penulis temui untuk

dilakukan wawancara. Peneliti juga memilih objek penelitian yaitu dari kalangan masyarakat
sekitar guna kesaksian atas peran remaja masjid yang dirasakan oleh masyarakat. Peneliti

memilih key informan dari latar belakang berbeda yang bisa mewakili lingkungannya dan

juga dapat mewakili semua latar belakang yang sama.

3.4 Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode kualitatif. Dimana

dalam pendekatan kualitatif ini dalam teknik penentuan informan terdiri dari dua teknik yakni

purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling dikenal juga dengan

sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti

mempunyai sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Sedangkan snowball

sampling adalah teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota sampel

(responden) mengajak para sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga

jumlah sampel semakin membengkak jumlahnya seperti (bola salju yang sedang

menggelinding semakin jauh semakin besar).

Dalam penelitian ini penulis dalam menentukan informan menggunakan teknik

purposive sampling dimana dalam mengambil responden peneliti mempunyai pertimbangan-

pertimbangan khusus, dimana responden yang akan dijadikan informan adalah remaja masjid

dan masyarakat sekitar masjid, baik laki-laki atau perempuan yang berumur 17 sd 40 tahun

dengan tiga latar belakang yang berbeda yakni dari pelajar sekolah menengah, perguruan

tinggi sampai dengan karyawan swasta.

3.5 Teknik Pengambilan Data

Sebelum mengumpulkan data, perlu diketahui jenis dan sumber data yang digunakan

pada penelitian ini. jenis dan sumber data yang digunakan ada dua, yakni data primer dan

data sekunder, yaitu :


1. Data primer. Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, kemudian

diamati dan dicatat oleh penulis. Data primer merupakan data utama yang kemudian

akan diolah dan menghasilkan jawaban penelitian. Data primer tersebut adalah :

1. Wawancara mendalam

Wawancara adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang

diperlukan untuk keperluan penelitian dengan berpedoman pada panduan

wawancara. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam (indepth

interview) yang dilakukan dengan panduan guide question. Indepth interview

merupakan poses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas sesuai

dengan masalah dan fokus penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian. Guide

question berisi pertanyaan terstruktur yang sudah dipersiapkan sebelumnya yang

berhubungan dengan variabel yang diteliti dalam penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis

mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan

pencatatan. Dengan metode ini penulis melakukan pengamatan langsung pada

lingkungan setempat yang berlokasi di daerah Kota Palembang.

2.                  Data sekunder, yaitu dokumen yang sudah ada sebeum dan ketika penelitian

dilakukan, data sekunder pada penelitian ini adalah :

1. Studi dokumentasi

Pengumpulan data yang dapat menunjang data primer ini di dapat dari kantor

sekretariat remaja masjid, seperti profil remaja masjid tersebut, sejarah remaja masjid,

struktur organisasi remaja masjid dan dokumentasi lainnya.

2.      Studi pustaka


Studi pustaka perlu untuk menunjang penelitian. Pengumpulan pustaka didapat baik

dari buku, internet dan lain-lain. Dalam hal ini sumber dari internet yang utama adalah

https://text-id.123dok.com/document/9yng5m6jz-pengertian-remaja-masjid-ruang-

lingkup-jaringan-pemuda-dan-remaja-masjid.html.

Hasil wawancara menjadi sumber data utama atau primer. Data primer dan sekunder

kemudian dikumpulkan dan digali untuk dijadikan informasi, kemudian dianalisis yang

hasilnya dibuat suatu generalisasi bagi suatu masyarakat.

3.6 Analisa Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar. Dari rumusan di atas dapatlah kita tarik garis besar bahwa

analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Dalam pengumpulan data ini

peneliti menggunakan data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data

dukungan penguat dari data utama. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari

catatan lapangan, gambar, foto, dokumen berupa laporan, struktur organisasi, artikel, tape

recorder dan sebagainya.

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan

data di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan

menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan teknik kuantitatif.

Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu tehnik yang menggambarkan dan

menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan

merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh

gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Tujuan deskriptif ini

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Peneliti juga
dapat mengetahui apa saja yang sudah dilakukan remaja masjid dalam mendukung

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Salim. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Teori Paradigma Penelitian Sosial,

Tiara Wacana, Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung

https://text-id.123dok.com/document/9yng5m6jz-pengertian-remaja-masjid-ruang-lingkup-

jaringan-pemuda-dan-remaja-masjid.html

https://desagontor.com/lembaga-masyarakatan/remaja-masjid/

Anda mungkin juga menyukai