Anda di halaman 1dari 5

Sosialisasi dan Enkulturisasi

Nilai-nilai Agama dalam Proses


Pembangunan Nasional
(Industrialisasi)
Oleh : E. Zainal Abidin

E. ZaenalAbldIn, SH.MS.MPA, lahirdiMaJalengka


tanggal, 4 April 1946. Jabatan Dosen Fakultas
Hukum Ull Yogyakarta, DirekturLPPM Ull(1980)
-Sebagal SekretarisJurusan HukumPerdata tahun
1984 dan kini Dekan Fak. Hukum Ull (1990 -1995)
Pendidikan, lulus Sarjana Hukum Ull tahun 1973,
Sarjana Utama Bidang Kependudukan ( 1990 )
Master of Public administration University of
Southern California, los Angeles, 1989. Kegiatan llmiah Berpartipasi aktif
dalam kegiatan Seminar Penelitian terutama dalam bidang
Kemasyarakatan, Pembangunan danHukum.

Agama dan Pembangunan Soejatmoko (1974) mengungkapkan


Aiti penting nilai-nilai agama dalam bahwaprpses akulturasidan interaksiagama
pembangunan banyak dikemukakan oleh dipelbagai tempat di dunia menunjukkan
para ilmuwan.Max Weber (1930) misalnya pada3'peran agama yaitu memberikan dasar
mengemukakan pendapat yang.sangat landasan pembangunan yang tidak dapat
kontroversial dengan pendapat Karl Marx diselesaikan dengan ilmu pengetahuan dan
bahwa perkembangan ekonomi tidak teknologi semata, agama memberikan arah
berkaitan dengan pola penibahan sosial serta alternatif penentuan lujuan
tertentu atau sosial kelas akan tetapi pembangunan, cara-cara pencapaian tuju^
befkaitah dengan tradisi, kepercayaan pembangunan dan pengendalian dampak-
dengan dunia;ide, dengan pemikiran- dampak negatif pembangunan terutama
pemikiran yang ideal. Weber ber- yang menjurus ke arah dehumanisasi,
kesimpulan bahwa sistem. kepercayaan sekulariSasi dan kehancuran umatmanusia.
suatu masyarakat (dalam hal ini Calvinist Dari sisi ajaran maka persoalan yang
Protestantism) mendorong timbulnyasuatu dihadapi adalah perlunya peninjauan
sistem ekonomi tertentu (capitalism). kembali perumusan-perumusan ajaran

54
E. Zaehal Abidin, Sosialisasi dan Erikulturisasi Nila'i-n'ilai Agama

(reinteipretasidan rekonstniksi) agaragama menghasilkan kebudayaan sebagai hasil


mampu memberikan jawabah teibadap interaksi dengan lingkungan (^sial, natu
masal^-mas^ah pembangunan serta ral, dan cultural). Sebagai hasil cipta dan
permasalahan kemanusiaan di dunia pada karsa manusia kebudayaan selalu bembah
umnmnya. Meiiusia hams dikembangkan dan relatif sifatnya sedang ajaran agama
melalui proses terns, menems ketingkat bersifatabsplut,tetap. Missi agamaadalah
semakin sempuma (utuh). Manusia yang meng-"Islamkan" kultur dan
sempuma (insankamil) menumtSpranger mengkultuikan "natur" sehingga sesuai,-
hams menuhdukkan dirinya dan sejalan dan tidak bertent^gan dengan
perbuatannya pada roch obyektif, norma agama, kehendak Tuhan. Moral dan etik
umum, sistem' nilai yang diakui umat Islam bersumber dari kekuatan Vlman"
manusia yaitu nllal kebudayaan. Menumt beipedomanpada "Syari'ah"yaitupedoman
Sigmund Freud manusia hams kehidupan sosial (muamalat) dan ibadat
menundukkan dirinya pada the super ego serta dijiwai "Akhlaqul Karimah" akhlak
atau DasUberlch, kepadanilai-nilai sosial, yang mulia. (Endang Saeiiidin, 1980 dan
norma moral/norma susila. Talcott Marcel A.- Boisaid, 1980). Nyata sekali
Pasrsons mengemukakan arti penting bahwa agama hams berperan isebagai
sistem kepercayaan/keyakinan (belief pengamh proses pembangunan dalam
sistem) dalam perilaku ^sial seorang segala seginya.
manusia secarautuhbeijalan dengan sistem Nilai-nilai ajaran agama Islam yang
sosial, sistem kepribadian dan sistem bertalian dengan pembangunan dapat
biologls. disampaikanbeberapacontoh dil^wah ini.
Beit^ian dengan reinteipretasi dan Yang bersifat mendorong/memberikan
pembahaman agama pendapat Arnold motivasi:
Toynb^menyatakanbahwaexistensi atau 1. Keija keras, merupakan syamt untuk
kelangsungan agama tergantung pada mencapai kesejahteraaiykemulia^ (Al
kemampuannya dalam menjawab Fath: 29, Jumu'ah: 10, Hujurat: 13).
tantangan-tant^gan yang dihadapi dalam 2. Pendidikan, ilmu pengetahuan sebagai
teorinya yang terkenal "Chalenge and media dalam mendekatkan diri/
Respons". , Said All Khan dengan . mengabdi kepada Tuhan (Mujadalah :
Aligarhnyadan KH.AhmadDahlandengan 11, Baqoroh :'269, Maidali: 15).
Muhammadiyahnya mempakan contoh 3. Hidup berencana, disiplin waktu,
dalam pemb^aman pemahaman agama optimis, percaya diri, kompetitif(Hasyr
disamping tokoh Jamaluddin al Afghani : 18, Mulk: 2).
dan M. Abduh serta Iqikl. 4. Bekega secara terorganisasi, taat pada
s
pimpinan, menegakkan kebenaran/
Nilai-nilai Ajaran Islam dan keadilan (Imron : 104, Nisa : 59).
Pembangunan
Islam bersumber daii Kitab Suci, Ayat-ayat y^g bersifat memberikan arah,
dituninkan dari Tuhan. Pemahaman atas tujuan: '
ajaran diimplementasikan oleh manusia 1. Masyarakatadil,makmur,bahagialahir

55
UNISIA, NO. 24 TAHUN XIV TRIWULAN 4 -1994

bathin, tidak konsumtif, bor6s« foya- kepentingan umum lebih diutamakan


foya (Nur: 55, Isra: 16). dari pada sekelompok orang.
2. Keseimbanganhidup material spiritual, 4. Prinsipkeadilan,memberikanhaksesuai
dunia akherat(Baqoroh: 201, Qoshos: kewajiban. ,
77,Imron: 112). 5. Prinsipmemberikahkebebasanindividu
3. Menghindaikandiridaripekeijaanyang untuk beibuat dan memiliki kekayaan
mudlprot, tidak beimanfaat, memsak dll.
kesehatan (Maidah: 88, A'raf: 31). 6. Prinsippersamaan dalam segalabidang
4. Dilaksanakan secara musyawarah, kehidupan.
demokratis (Syura: 38). 7. Melai^g penyelewengan sexual, riba/
5. Terwujudriya keluarga bahagia, penghisapan, balas dendam/
sejahtera, pendudukteikendali kualitas/ eigenrichting, ^sewenang-wenang,
kuantitas (Nisa: 9). otoriter, anti demokrasi:

Ayat-ayat,yang bersifat pengendalian/ Sosialisasi dan Enkulturisasi Nilal


penanggulangan dalam pembangunan: Agama dalam Proses Pembangunan
1. Kedudukanhartakekayaanmerupakan Nasional (Industrialisasi)
amanat (Imibn : 14, Taghabun : 15, Sosialisasi diartikan sebagai proses
A'raf: 31, Baqoroh: 275). penyesuian seorang ani^terhadaptuntutan
2. Hak milik individual memiliki fungsi secio-cultural dalam lingkungan
sosial (Rum: 38, Dzariyat: 19, Baqoroh masyarakat atau kelompok merupakan-
;275).-, bagian kecil dalam proses pewarisan nilai-'
3. 'Menegakkankeadilan(Nisa:59,Maidah nilaibudayadari generasipendahulukepada
:8). . ^ geherasi penerus. Enkulturisasi
4. Bersendikan AkhlakulKarimah(Nisa: mempunyai arti lebih luas mencakup
36, Baqoroh; 177, Isra : 23). berbagai segi dari kebudayaan suatu
5. Solidarity sosial, kebersamaan(Mmdah , masyarakat (Herskovits). Keluarga
; 12, Baqoroh: 190, Taubah: 71). memegahg fungsi serta peranan penting
6. Membela orang miskin, tertindas, dalam masalah tersebut (Kuntjaraningrat,
lapisan bawah (Baqoroh: 177). Alvin Betrand, Cooley, M. Polak, Lynd
Dalam kaitaimy a dengan penetapan dll).
kebijakan (policy making), pengaturan . Gillin and Gillin, niengemukakan
hukum yang bertaliandenganpembangunan bahwa dalam proses pembangunan selalii
dalam Islam dikenal beberapa kaidah atau diikuti oleh proses penibahw sosial pada
pedoman antara lain: tingkat nilai, kelembagaan, norma tingkali
1. Menutup pintu kerusakan lebih lakudanperbuatan. Masalahyangdihadapi
didahulukan dari memetik suatu adalah adanya ketidak pastian, kecemasan,
manfaatykeuntungan. tingkahlaku yangm'enyimpang,pemudaran
2. Keadaan darurat memberikan pintu lembaga-lembaga/pranata sosial
kebolehan. (deinstitusionalisasi)danpenataankembah
3. Kemaslahatan orang banyak/ lembaga/pranata sosial baru

56
£ Zaenal Ab/d/n, Sos'ialisasi dan Enkulturisasi Nilai-nilai Agama

(reinstitutionalisasi), kegoncangan- (innoyatif) dalam 'masyarakat seperti


kegoncangan sosial. Apa yang perlu pemuda/rcmaja, kelompok wanita muda,
dilakukan adalah menjaga keseimbangan guru', pimpinan informal serta pimpinan
atau yang dikenal dengan "Social Equi formal. Efektivitas dipengamhi oleh 3 faktof
librium" yaitu usaha ^rumusan kembali, yaitu: usaha-usaha menanam berbanding
penyesuaian atau penataan kembali sistem terbalik dengan reaksi menentang.dan.
nilai, kelembag^ dan sistem norma agar kecepatan dalam menanam. Usaha
lebih sesuai dengan tuntutan perubahan menan^ mencakup tersedianya tenaga
sosial termasuk lembaga-lembaga peisonil, prasaranadan sarana, dana, media.
keagamaan. Reaksi menentang diminimalisir dengan
Proses penerimaan suatu nilai atau pendekatan-pendekatan daii proses
norma, menurut Gillin melalui 4 tahapan penyadaran sedang kecepatan 'menanam
yaitu: jnstitusionalisasi, sosialisasi, tergantung kepada penyusunan program
intemalisasi danpembiasaan (habit). Secara secara terpadu (integrated).
singkat dapat dijelaskan institusionalisasi
adalah proses menjadikan suatu norma baru Penutup
sebagai suatu peraturan yang resmi/sah, B^wa kebeihasilan integrasi nilai-
sosialisasi sebagai usaha memasyarakatkan nilai agama ke dalam proses pembangunan
suatu norma bam sehingga dlketahui, sangatbergantung padaparapemuka agama
difahami, dihayati oleh masyarakat, dan pemerintah. Pemuka agama dalam hal'
intemalisasi sebagai proses penerimaan kemampuan. merumuskan berbagai
oleh individii-individu dan habitualisasi permasalahan yang menyangkut
sebagai proses pembiasaan dalam tingkah pembangunan dan bagaimana agama
lakiikonkritkehidupansehari-haii di dalam mampu memberikan altematif jawaban
masyarakat. terhadap maSalah-masalah pembangunan
Dalam proses pemasyarakatan suatu tersebut j dalam semboyan
norma diperlukan saluran-saluran atau "membahasakan agama dalam bahasa
media. Dalam hal ini dapat dikemukakan pembangunan" dan sebaliknya
antara lain: melalui keluarga, pehdidikan pemerintah sejauh m^a memiliki political
fonnal maupun non formal, kelompok atau will untuk melibatkan agamasebagai faktor
group, lingkungan sosial, tempat-tempat motivasi, pemberi arah dalam gerak
ibadah, peraturan pemndangan, putusan pembangunan dan pengendalian damp^
pengadilan, penerangan/penyuluhan negatif pembangunan tersebut dalam
masyarakat, pers dan media masa. semboyan ^ "membahasakan
Efekti vitas pemasyarakat pembangunan dalam bahasa agama".
dipengamhi oleh cara atau metode serta Kerjasama "Ulama" (pemuka agama) dan
sasaran pemasyarakatan. Sasaran prioritas "Umara" (pemerintah) adalah keadaan yang
antara lain kelompok-kelompok dinamis didambakan.

57
UNiSIA, NO. 24 TAHUN XIV TRIWULAN 4 -1994

Daftar Bacaan Marcel A. Boisaid, Humanisme daiam Islam,


Bulan Bintang, Jakarta, 1980
Amo\dToynbe6yCiviUzationonTrial,'London: }Aax'WQbeT,TheProtestant EthicandtheSpirit
University Press, 1957 o/C<7;7/fa/i5m,London:Allen&Unwin,
£. saQiuddinAnshon,AgamadanKebudayaan, 1930
Sebuah Pandangan Muslim, FT. Bina Soedjatmoko, Komumkasi antara Agama dan
Ilmu,iSurabaya, 1980 Pembangunan, Makalah pada Latihan
GiliinandGillin,Cu/rura/5ociV>/ogy,NewYoik: Penelitian Agama (PLPA) Dagri, Ja-
The Mac MUlan Co., 1954 karta, 1974
Kuntjarahingrat, Anthropologi Sosial, Dian Talcolt Parsons, T/jcSoda/System, New Yoik
Rakyat, 1967 : The Free Press, 1951

58

Anda mungkin juga menyukai