Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SHERIN DINDA SHEILA

NIM : F3316054

KELAS : D3 AKUNTANSI A

AUDIT KECURANGAN

I. Definisi Audit Kecurangan

a. Kecurangan adalah perbuatan dengan sengaja yang dimaksudkan untuk


mengambil harta/keuntungan atau hak orang lain.
b. Dalam konteks audit kecurangan adalah salah saji laporan keuangan yang
disengaja.

II. Jenis Kecurangan

1. Pelaporan Keuangan yang Curang


Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau
pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan
keuangan. Praktek yang dilakukan bisa dengan melebih sajikan atau merendah
sajikan. Dua jenis praktek merendah sajikan dapat dilakukan dengan:

 Pengaturan laba (earnings management ) : menyangkut tindakan manajemen yang


disengaja untuk memenuhi tujuan laba.
 Perataan laba (income smoothing) bentuk pengaturan laba di mana pendapatan dan
bebanditukar-tukar di antara periode untuk mengurangi fluktuasi laba. Misalnya
dengan mengurangi persediaan atau aktiva lain.

2. Penyalahgunaan Aktiva
Penyalahgunaan aktiva melibatkan pencurian aktiva entitas. Nilai aktiva yang dicuri
biasanya tidak material tapi terakumulasi selama beberapa waktu. Pencurian aktiva
dapat dilakukan oleh pegawai rendah dan tidak menutup kemungkinan dilakukan
oleh manajemen itu sendiri.

III. Kondisi-kondisi yang Menyebabkan Kecurangan

Adalah segitiga kecurangan (fraud trisngel) yang diuraikan dalam SAS 99 (AU 316),
yaitu :

a. Insentif/tekanan
Manajemen atau pegawai yang mempunyai insentif atau tekanan
melakukan kecurangan.
b. Kesempatan
Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen melakukan
kecurangan.
c. Sikap/rasionalisasi
Adanya Suatu sikap atau karakter atau seperangkat nilai – nilai etika yang
memungkinkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tidakan tidak
jujur atau mereka berada dalam lingkungan yang menyebabkan mereka
membenarkan perilaku tersebut.
IV. Faktor – Faktor Risiko Untuk Kecurangan
1. FaktorResiko untuk PelaporanKeuangan yang Curang

Contoh faktor resiko untuk pelaporan keuangan yang curang


Tiga kondisi kecurangan
Insentif/Tekanan Kesempatan Sikap/Rasionalisasi
Manajemen atau pegawai lain Terbukanya kesempatan bagi Ada sikap, karakter, atau
merasakandorongan atau tekanan manajemen atau pegawai untuk serangkaian nilai-nilai etis yang
untuk melakukankecurangan. menyalahsajikan laporan membolehkan manajemen atau
keuangan. pegawai untuk melakukan
tindakan yang tidak jujur,atau
berada dalam lingkungan yang
menekan yang membuat mereka
merasinalisasi dilakukannya
tindakan yang tidak jujur.
Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko
 Stabilitas keuangan atau  Estimasi akuntansi signifikan  Sejarah pelanggaran hukum
profitabilitas terancam oleh melibatkan pertimbangan sekuritas dan perundangan
kondisi ekonomi, subyektif atau lainnya.
industri,atau entitas. Misal: ketidakpastian.  Kebiasaan manajemen
penurunan permintaanyang  Ketidakefektifan dewan membuat peramalan yang
signifikan dan tingkat direksi atau komite audit. terlalu agresif / tidakrealistis
kegagalanindustri/ekonomi  Staf akuntansi, audit internal, di mata analis, kreditor,atau
meningkat. atau teknologi informasi pihak ketiga lainnya.
 Tekanan berlebih pada tidak efektif.
manajemen dalam  Komunikasi dan dukungan
pemenuhan pelunasan nilai-nilai entitas tidak tepat /
utang atau pinjaman lain. tidak efektif.
 Kekayaan bersih pribadi
manajemen terancam secara
material.

2. FaktorResiko untuk Penyalahgunaan Aktiva

Contoh faktor resiko untuk pelaporan keuangan yang curang


Tiga kondisi kecurangan
Insentif/Tekanan Kesempatan Sikap/Rasionalisasi
Manajemen atau pegawai lain Terbukanya kesempatan bagi Ada sikap, karakter, atau
merasakan dorongan atau tekanan manajemen atau pegawai untuk serangkaian nilai-nilai etis yang
untuk melakukan kecurangan. menyalah sajikan laporan membolehkan manajemen atau
keuangan. pegawai untuk melakukan
tindakan yang tidak jujur,atau
berada dalam lingkungan yangm
enekan yang membuat mereka
merasinalisasi dilakukannya
tindakan yang tidak jujur.
Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko
 Kewajiban keuangan pribadi  Ada jumlah kas di tangan  Meremehkan perlunya
menekan mereka yang yang besar atau persediaan memantau atau mengurangi
memiliki akses ke kas yang kecil, bernilai tinggi, resiko penyalahgunaan
atauaktiva lain untuk atau sedang diminati. aktiva.
menyalahgunakanaktiva  Internal control tidak  Meremehkan pengendalian
tersebut. memadai atas aktiva karena internaldengan mengabaikan
 Hubungan buruk antara tidak ada. pengendalian yang ada atau
manajemen dan pegawai  Pemisahan tugas atau tidak mengoreksidefisiensi
yang memiliki akses ke pemeriksaan independen. pengendalian internal.
aktiva yang rentan dicuri.  Penyaringan pelamar kerja
Contoh: diperkirakan akan untukmenjadi pegawai yang
ada pemberhentian memilikiakses ke aktiva.
sementara pegawai. .  Cuti wajib bagi pegawai
promosi, kompensasi, atau yang memiliki akses ke
imbalan tidak sesuai harapan. aktiva.

V. M ENILAI RESIKO KECURANGAN


1. Skeptisisme Profesional
SAS 1: dalam melaksanakan skeptisisme profesional, auditor ” tidak mengasumsikan
bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak mengasumsikan kejujuran absolut. Untuk
mempertahankan skeptisime profesional tersebut, ada dua hal yang harus diingat:

a. Pikiran yang selalu mempertanyakan.Auditor harus selalu mempertimbangkan


kerentanan klien terhadap kecurangan, tanpa memperhitungkan kemungkinan kejujuran
atau integritasmanajemen.
b. Evaluasi kritis atas bukti audit.Setiap indikasi atau temuan harus dievaluasi dan
dipelajari secara mendalam.

2. SumberInformasi untuk Menilai Resiko Kecurangan


Sumber informasi yangdigunakan untuk menilai resiko kecurangan ada lima, yaitu:

a. Komunikasi di antara tim audit.


Diskusi dilakukan menyangkut hal-hal sebagai berikut:

 Bagaimana dan di mana kemungkinan letak salah saji yang material akibat
kecurangan.Pertimbangan yangdiperlukan adalah ketiga faktor yang telah dibahas
sebelumnya, yakni: insentif/tekanan, kesempatan, dan sikap/rasionalisasi.
 Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi pelaporan keuangan yang
curang.
 Bagaimana seseorang dapat menyalahgunakan aktiva.
 Bagaimana auditor menanggapi kerentanan salah saji yang material akibat
kecurangan tersebut.

b. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen.


Pertanyaan yang diajukan harus spesifik termasuk kemungkinan manajemen mencurigai
adanya kecurangan. Pertanyaan juga diajuk an kepada pihak lain termasuk komite audit.

c. Faktor-faktor resiko.
Ketiga faktor resiko (insentif/tekanan, kesempatan, dan sikap/rasionalisasi) perlu
dipertimbangkan dengan semua informasi yang ada.Yang perlu diingat, kecurangan
muncul tidak melulu karena adanya ketiga faktor tersebut secara signifikan.

d. Prosedur analitis.
Prosedur analitis dirancang sejak perencanaan audit. Bila hasilnya berbeda dengan
ekspektasi, harus dievaluasi dengan memperhitungkan dengan informasi yang lain.

e. Informasi lain.
Informasi ini dapat diperoleh di setiap tahap atau bagian audit ketika menilai resiko
kecurangan, dan kebanyakan dapat mengindikasikan resiko kecurangan yang lebih
tinggi.

3. Mendokumentasikan PenilaianKecurangan
Hal yang perlu didokumentasikan: diskusi antar personil; prosedur yang ditempuh
resiko khusus tentang kecurangan yang material dan respon auditor terhadap resiko
tersebut alasan bila tidak ada resiko yang material; hasil dari prosedur yang ditempuh
dalam pengabaian pengendalianoleh manajemen; kondisi dan hubungan analitis tentang
diperlukannya prosedur audit tambahanatau respon lain; dan sifat komunikasi terhadap
manajemen, komite audit, atau pihak lain.

VI. M engawasi Tata Kelola Korporasi Untuk  M engurangi Resiko Kecurangan


Tata kelola korporasi disandingkan dengan prosedur pengendalian untuk
meminimalkan fraud risk melalui kombinasi tindakan mencegah, menghalangi, dan
mendeteksi kecurangan, yaitu:

1. Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi


Penerapan nilai-nilai perusahaan dapat menciptakan budaya jujur dan etikayang
tinggi, yang meliputi 6 unsur:

a. Menetapkan tone at the top , yang dilandasi dengan kejujuran dan integritas,
yang diawali dari tingkat manajemen.
b. Menciptakan lingkungan kerja yang positif.
c. Mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat.
d. Pelatihan.
e. Konfirmasi.
f. Disiplin.

2. Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi Resiko Kecurangan


a. Mengidentifikasikan dan mengukur resiko kecurangan.
b. Mengurangi resiko kecurangan.
c. Memantau program dan pengendalian pencegahan kecurangan.

3. Pengawasan olehKomiteAudit
Fungsi komite audit:

a. Memperhitungkan potensi diabaikannya internal control.


b. Mengawasi proses penilaian resiko kecurangan oleh manajemen.
c. Pengendalian anti kecurangan.
d. Membantu menciptakantone at the top yang efektif.
e. Sebagai penghalang dilakukannya kecuranganoleh manajemen senior.

VII. Tanggapan Atas Resiko Kecurangan

Tanggapan auditor terhadap resiko kecurangan meliputi:

a. Mengubah cara melakukan audit secara menyeluruh.


Auditor dapat memilih berbagai tindakan seperti menugaskan personil yang
lebih berpengalaman, bahkan bisa menugaskan Spesialis Kecurangan. Menurut
SAS 99, auditor dapat memasukkan ketidakpastian dalam rencana audit.
b. Merancang dan melakukan prosedur audituntuk mengatasi resiko kecurangan.
Prosedur audit yang sesuai digunakan untuk mengatasi resiko kecurangan
spesifik tergantung dari akun yang diaudit dan tipe resiko kecurangan yang
diidentifikasi.
c. Merancang dan melakukan prosedur untuk menemukan pengabaian manajemen
terhadap pengendalian.
Tiga prosedur harus dilakukan di setiap audit :

1. Memeriksa catatan jurnal dan penyesuaian lain untuk bukti kemungkinan


salah saji karena kecurangan.
2. Meninjau kembali estimasi akuntansi.
3. Mengevaluasi dasar rasionil untuk tran saksi-transaksi tidak lazim yang
signifikan.
Penilaian auditor terhadap resiko salah saji material karena kecurangan harus selama
audit berjalan dan dikoordinasikan dengan prosedur penilaian resiko lainnya auditor.Auditor
harus waspada untuk kondisi berikut selama audit:

a. Ketidak cocokan dalam catatan akuntansi.


b. Bukti audit yang bertentangan atau hilang.
c. Problematika atau hubungan tak lazim antara auditor dengan manajemen.
d. Hasil tinjauan substantif atau akhir, dari tahap prosedur analitis yang menunjukkan resiko
kecurangan yang tidak disadari sebelumnya.
e. Tanggapan atas pertanyaan dibuat di seluruh audit yangtelah samar atau tidak masuk akal atau
yang telah menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan bukti lain.

VIII. Area Resiko Kecurangan Spesifik

Resiko Kecurangan Pendapatan dan Piutang

Pendapatan dan piutang terkait serta akun kas secara khusus rentan
manipulasi dan pencurian.Halini disebabkan karena penjualan sering kali secara kas
atau mudah dikonversi ke kas, yang sangat rentan dicuri.
Tiga tipe manipulasi pendapatan adalah:

1. Pendapatan fiktif.
Pelaku berusaha keras untuk menciptakan pendapatan fiktif, dengan menciptakan
kebijakan fiktif, dan melibatkan puluhan karyawan.

2. Pengakuan pendapatan terlalu cepat (prematur).


Perusahaan seringkali mempercepatwaktu pengakuan pendapatan untuk
mendapatkan target pandapatan dan penjualan. Misalnya mengakui pendapatan
periode berikut pada periode kini.

3. Manipulasi penyesuaian atas pendapatan.


Penyesuaian yang paling umum untuk pendapatan menyangkut retur penjualandan
alokasipenjualan. Perusahaan menyembunyikan retur dari auditor agar penjualan dan
pendapatanlebih besar. Perusahaan juga biasanya mengecilkan beban tagihan macet,
denganmengecilkan alokasi piutang ragu-ragu.Karena alokasi tersebut berhubungan
dengan umurpiutang, perusahaan mengubah umur piutang menjadi lebih muda.

Dua tanda peringatan kecura ngan terhadap pendapatan adalah :

1. ProsedurAnalitis
Prosedur analitis yang sering digunakan untuk menemukan terjadinya
kecurangan adalah “persentase laba kotor” dan “perputaran piutang”.

2. Ketidakcocokan Pembukuan
Transaksi fiktif jarangkali selevel dengan bukti pembukuan sebagai transaksi
legal. Contohnya adalah ketidak-detilan dari transaksi fiktif yang tidak bisa
menyamai transaksi legal dari segi detail bukti pembukuan.

Penyalahgunaan Bukti Penerimaan Melibatkan Pendapatan

Penyalahgunaan kwitansi jarangkali bersifat material dalam pendapatan, namun


bisa sangat membebani perusahaan karena hilangnya aset secara langsung.
 Penjualan Tidak Tercatat.

Salah satu yang kecurangan paling sulit dideteksi adalah ketika penjualan
tidak dicatat dan kas dari penjualan dicuri.
 PencurianKwitansi Kas Setelah Penjualan Dicatat.

Hal ini mudah ditemukan setelah membandingkan kas diterima dengan


catatan penjualan. Namun bisa saja pelaku melakukan hal:

1.Mencatat retur penjualan atau alokasi penjualan.

2.Menghapus data pelanggan.

3.Lapping, mencatat pembayaran pelanggan satu ke akun pelanggan lainnya.

IX. Tanggung Jawab Ketika Kecurangan Telah Dicurigai

1. Merespon Salah Saji yang Disebabkan Kecurangan

a. Penggunaan Pertanyaan
1. WawancaraInformatif, untuk mengetahui tentang detail dan fakta.
2. Wawancara Penilaian, untuk menguatkan atau menyangkal informasi
sebelumnya.
3. WawancaraInterogatif, untuk menyingkap kenyataan dari orang yang diduga
menyembunyikan fakta terkait kecurangan tersebut.

b. Menilai respon atas wawancara.


Seringkali, jawaban pertama dari yang diwawancarai menyembunyikan informasi berguna.
Namun pertanyaan selanjutnya yang baik akan membimbing auditor pada pengungkapan
faktayang berguna.Auditor harus mempunyai kemampuan mendengar dan menilai respon
ataspertanyaan agar wawancara efektif :

1. Kemampuan mendengar.
2. Kemampuan membaca bahasa tubuh.

2. Tanggung Jawab Lainnya:

a. Analisis dengan Software Audit untuk menemukan kecurangan.


b. Menambahkan/memperluas tes substantif.

3. Dampak Audit Lainnya

Kecurangan terhadap kas dengan mengambil dana dari kas kecil yang jumlahnya kecil
mungkin tidak bersifat signifikan bagi auditor, namun jika yang melakukannya adalah
manajemen tingkat menengah ke atas, hal ini merupakan hal besar menyangkut integritas
manajemen.

Anda mungkin juga menyukai