Anda di halaman 1dari 7

HASIL ANALISA

I. Perbandingan annual report perusahaan – perusahaan kertas dan pulp di


indonesia

Beberapa perusahaan telah mendaftarkan diri di bursa efek indonesia untuk


menjadi perusahaan go public. Perusahaan yang pertama kali mendaftarkan diri
adalah perusahaan Perseroan Toba Pulp Lestari, dan perusahaan ini mulai
menerbitkan laporan laporan keuangan secara lengkap dan mempublikasikannya di
tahun 1983. Dan setelah itu mulai banyak perusahaan – perusahaan yang
memproduksi kertas dan sejenisnya yang mendaftarkan diri di bursa efek indonesia,
dan total perusahaan yang tercatat sejauh ini berjumlah 8 perusahaan. Berikut adalah
uraian perusahaan – perusahaan produsen kertas dan pulp yang terdaftar di BEI,
antara lain:

1. Alkindo Naratama Tbk


Alkindo Naratama Tbk didirikan pada Tanggal 31 Januari 1989 dan
mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia pada Tanggal 12
Juli 2011 dengan harga sebesar Rp 225 per saham. Alkindo Naratama
Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industry
manufaktur kertas yang memproduksi beberapa jenis produk. Dalam
memasarkan hasil produknya Alkindo Naratama Tbk memasarkan di
dalam negeri dan luar negeri. Bahan baku yang diperlukan untuk
menunjang aktivitas produksi perseroan membelinya dari dalam negeri
dan sebagian di impor, perseroan menjaga hubungan baik dengan
pemasok dan miliki hubungan transaksi yang bersifat jangka panjang.
2. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk berdiri pada 7 Desember 1976 dan mulai
mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap di tahun 1998
dengan kode saham INKP. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri bubur kertas,
kertas, dan kertas kemasan. Kegiatan perusahaan dimulai dari
pengolahan kayu hingga menghasilkan pulp dan kertas serta
pengolahan kertas bekas hingga menjadi kertas industri. Saat ini
perusahaan memiliki fasilitas produksi di Perawang-Provinsi Riau,
Serang serta Tanggerang. Pada Tahun 2015, perseroan menghadapi
berbagai tantangan yang berat seiring dengan keadaan ekonomi dunia
sehingga berimbas di laporan keuangan di tahun 2017 dan 2016 yang
menyebabkan kerugian perusahaan selama 2 tahun.
3. Toba Pulp Lestari Tbk
Perseroan Toba Pulp Lestari didirikan pada Tanggal 26 April 1983,
selanjutnya status perseroan berubah menjadi penanaman modal asing.
Perseroan terletak di Medan, Sumatera Utara dengan pabrik yang
berada di Desa Sosor Ladang Pangombusan, Kecamatan Parmaksian,
Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Berdasarkan dengan pasal 3
Anggaran Dasar Perseroan, perusahaan bergerak dalam bidang usaha

[Type text] Page 1


industri bubur kertas dan serat rayon. Perseroan saat ini memproduksi
pulp yang dipasarkan ke pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Perseroan juga memiliki konsesi tanah untuk menanam dan memanen
kayu pembuatan pulp.
4. Suparma Tbk
Perseroan adalah perusahaan kertas yang didirikan pada Tanggal 25
Agustus 1976 dengan nama PT Supar Inpama, kemudian diubah
menjadi PT Suparma pada Tanggal 7 Desember 1978. Suparma Tbk
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industry
kertas dan kertas kemasan. Perusahaan memasarkan produknya ke
pasar dalam negeri maupun luar negeri. Pada Tanggal 14 Oktober 1994
mencatatkan seluruh sahamnya sejumlah 86.500.000 ke dalam Bursa
Efek Indonesia.
5. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
Pabrik kertas Tjiwi Kimia Tbk didirikan pada Tanggal 2 Oktober 1972
dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 1990.
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang industri manufaktur kertas dan hasil-hasil produksi
kertas. Pendapatan perusahaan sebagian besar diperoleh dari ekspor.
Dalam upaya miningkatnya kinerjanya, perseroan menghadapi
beberapa masalah yaitu, melambatnya pemulihan perekonomian
global, permintaan pasar yang lemah, fluktuasi harga jual produk,
harga bahan baku, fluktuasi kurs kurs mata uang dan tingginya
kenaikan upah buruh yang mempengaruhi biaya operasional dan
kinerja perseroan.

II. Perbandingan antar perusahaan produsen kertas dan pulp berdasarkan Analisis
Alman Z scrore

No Nama X1 X2 X3 X4 X5 Z -Score Kategori


Perusahaan
1. Alkindo 0.173 0,145 0,088 2,072 2,47 4,373 SEHAT
2. Indah Kiat 0.252 0.182 0.165 0.254 0.40 1.263 BANGKRUT
3. Toba pulp 0.048 2.1854 0,0165 0,009 0.36 2,618 GREY AREA
4. Suparma 0.008 0.20 0.181 0.30 1,678 2,370 GREY AREA
5. Tjiwie 0.996 0.1512 0.0429 0.235 0.392 1.81 GREY AREA

[Type text] Page 2


III. Akun – akun yang perlu di perhatikan

1) Alkindo
Pada tahun 2017 nilai Z perusahaan ALDO mengalami peningkatan setelah
penurunan di tahun 2016 , Z score perusahaan adalah 4,3733. Hasil ini dapat
dicapai oleh perusahaan karena perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya
yang dalam komponen variabel bebas ini seperti modal kerja meningkat dari
tahun sebelumnya menjadi 63.445.525.953, laba sebelum bunga dan pajak
meningkat menjadi 32.453.914.799, serta meningkatnya laba ditahan menjadi
53.134.794.033. Perusahaan harus mampu mempertahankan dan
meningkatkan kinerjanya agar nilai Z perusahaan tidak menurun serta tetap
berada dalam kategori sehat atau tidak bangkrut.

2) Indah Kiat
Analisis Z score pada PT indah Kiat menunjukkan angka kebangkrutan karena
di tahun 2017 hampir 100% dari total penjualan di lakukan dengan cara kredit
dimana menunjukkan bahwa terjadi banyak pengeluaran namun pemasukan
belum tentu terjadi. Selain itu dari faktor luar penyebab terjadinya prediksi
brangkrut yaitu karena melemahnya rupiah di tahun tersebut. Oleh karena itu
menyebabkan barang – barang yang telah di impor menjadi lebih mahal seliain
itu dampak krisis di tahun 2015 merupakan salah satu faktor karena di tahun
tersebut PT indah Kiat banyak mengajukan pinjaman di berbagai bank.

3) Toba Pulp
Angka Analisis Z score pada PT toba terbilang cukup baik karena angka
tersebut mendekati kategori sehat. PT toba tidak bisa mendapat kategori sehat
karena PT. Toba masih harus waspada akan dana suntikan dari luar baik
berupa pinjaman ataupun pendanaan. Yang dimana PT Toba harus memiliki
inovasi – inovasi lebih agar perusahaan lebih berkembang sehingga dapat
memenuhi kewajiban membayar hutang dan membayar deviden pada para
pemegang saham, selain itu dapat di lihat dari akun uang muka PT toba di
tahun 2017 cenderung terlalu percaya pada pihak luar sehingga terlalu banyak
memberikan uang muka pada pihak luar.
4) Suparman
Selain PT Toba , PT suparman juga tergolong rawan atau masuk dalam
kategori Grey area hal ini di sebabkan karena di tahun 2017 banyak karyawan
yang keluar dari perusahaan karena pensiun atau hal lain. Oleh karena itu PT
Suparma harus segera bersiap – siap mencari pegawai baru agar kegiatan
produksi perusahaan tidak terganggu, karena keterlambatan produksi pada
perusahaan kertas dapat berakibat kebangkrutan. Dan selain itu karena banyak
yang keluar secara otomatis PT suparma harus menyediakan modal lebih
untuk proses prekrutan.

[Type text] Page 3


5) Tjiwie Kimia
Pengelolaan keuangan pada perusahaan PT Tjiwie kimia tergolong sudah baik
hal ini karena PT tjiwie kimia sudah menyiapkan hal – hal tidak terduga,
sehingga jika hal tersebut benar – benar terjadi PT tjiwie kimia sudah tidak
perlu kerepotan karena dana untuk hal tersebut telah di sediakan di jauh – jauh
hari, contohnya : penyisihan piutang tak tertagih yang telah disisihkan setiap
tahun dan di tahun 2017 banyak piutang yang perlu dihapuskan namun karena
sudah terkover oleh dana penyisihan piutang tak tertagih maka perusahaan
tidak perlu bingung lagi, selain itu PT tjiwie kimia juga sudah mempersiapkan
berbagai asuransi untuk aset – asetnya termasuk tanah dan tanaman yang di
yakini dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Namun kelemahan PT
Tjiwie Kimia yaitu perusahaan terlalu berani mengambil pinjaman di bank
sehingga banyak sekali hutang bank yang akan jatuh tempo di tahun 2018 oleh
karena itu perusahaan ini masih di golongkan perusahaan yang rawan atau
waspada dalam analisis Z score.

IV. Analisis SWOT

1. Alikindo naratama
a) Straight ( kekuatan )
 Manajemen perusahaan mampu mempertahakan kondisi
keuangan ditengah melemahnya kondisi perekonomian global
 Perusahaan memasarkan produknya kedalam dan keluar negeri

b) Weakness (kelemahan)
 Di pengaruhi oleh ketidak pastian ekonomi globab yang dapat
menghambat proses ekspor
 Harga bahan baku juga di pengaruhi oleh tingkat ekonomi
global.
c) Opportunities (Kesempatan)
 Karena memasarkan barang di dalam dan luar negri maka
kesempatan jadi lebih luas
d) Threats ( Ancaman)
 ketidakpastian yang mucul karena berlarutnya penyelesaian
krisis utang dan kekhawatiran terhadap prospek pemulihan
ekonomi di Negara maju

2. Indah Kiat Tbk

a. Straight ( kekuatan )
 selalu berinovasi untuk produknya, serta mencari pasar baru
untuk produknya.

[Type text] Page 4


b. Weakness (kelemahan)
 Harga komoditas dunia yang terus turun karena kurang kuatnya
permintaan, berdampak kepada ekspor Indonesia yang
menurun.
c. Opportunities (Kesempatan)
 memasarkan sebagian besar hasil produksi ke luar negeri dan
berusaha mencari pasar baru
d) Threats ( Ancaman)
 Kondisi perekonomian global dari tahun 2015-2017 menjadi
salah satu faktor kondisi keuangan perusahaan menjadi
bermasalah dari rupiah melemah hingga faktor – faktor lain.

3. Toba Pulp
a. Strength (Kekuatan)

 Indorayon memperoleh Izin Pemamfaatan Kayu (IPK) pinus


 Indorayon memdapat Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
Industri (HPHTI)
 Ditanaminya kembali hutan-hutan baru di areal tidak produktif
yang penuh semak belukar
 Perusahaan mengikut serta masyarakat dalam pengembangan
tanaman Industri dengan Pola Perkebunan inti Rakyat (PIR).

b. Weaknesses (Kelemahan)

 Pencemaran lingkungan
 Kurangnya pengontrolan polusi dengan efektif
 Tata kelola perusahaan yang buruk dalam mengelola hutan
pinus disekitar danau toba yang menjadi sumber utama bahan
baku kertas perusahaan, sehingga menimbulkan kerusakan
lingkungan hutan dan mengganggu system tata air di sekitar
danau toba.

c. Oportunities (Peluang)

 Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat


 Merobah desa kecil menjadi kota mini
 Meningkatkan perekonomian masyarakat setempat
 Meningkatkan penghasil pendapatan Pemda setempat

d. Threats (Ancaman)

 Jika pencemaran/polusi merugikan lingkungan, akan


mengakibatkan pelarangan semua kegiatan yang mengakibatkan
polusi.

[Type text] Page 5


 Penolakan dari masyarakat setempat yang tidak menerima
keberadaan pabrik yang menimbulkan pencemaran dan
perusakan lingkungan

4. Suparma Tbk

a. Straight ( kekuatan )
 selalu berinovasi untuk produknya, serta mencari pasar baru
untuk produknya.
b. Weakness (kelemahan)
 Kondisi perekonomian global tersebut berdampak kepada
kondisi perekonomian Indonesia baik dalam jalur keuangan
maupun perdagangan..
c. Opportunities (Kesempatan)
 Mencoba berpromosi di pasar lokal
d. Threats ( Ancaman)
 nilai tukar rupiah yang mengalami depresiasi terhadap dolar
Amerika Serikat.
 Kondisi perekonomian global tersebut berdampak kepada
kondisi perdagangan.

5. Tjiwie Kimia
a. Straight ( kekuatan )
 Brannya sudah terkenal
 Memiliki fasilitas manufaktur kertas sendiri
 Memiliki anak perusahaan yang khusus menangani
pendistribusiaan produk

b. Weakness (kelemahan)
 Kurang berinovasi dalam produk
c. Opportunities (Kesempatan)
 Sudah memiliki pangsa pasar dalam negri dan luar negeri
 Karena Tidak ada batasan usia dalam penggunaan loose leaf

d. Threats ( Ancaman)
 Banyaknya pesaing dalam produk sejenis
 Banyaknya substitusi produk
 Isu terhadap lingkungan (save tree/forest)

V. Alasan harus adanya cabang

1. Straight ( Kekuatan )

[Type text] Page 6


 Perusahaan Tjiwie harus mempunyai anak perusahaan terutama khusus
menangani pendistribusian produk agar seluruh produk bisa di
pasarkan di seluruh penjuru domestik dan luar domestik.
 Selain itu dengan adanya anak perusahaan khusus pendistribusian
membantu PT tjiwie dalam menghadapi persaingan yang semakin kuat
 Dengan adanya anak perusahaan yang membantu dalam segi produksi
membuat pembagian tugas untuk setiap produk lebih mudah dan
membuat pt tjiwie tidak pernah kekurangan bahan.

2. Weakness ( kekurangan )
 Karena sudah merasa memiliki anak perusahaan yang dapat
memasarkan seluruh produk maka perusahaan jarang melakukan
promosi, jika hal ini diteruskan maka akan tergeser oleh produsen lain.

3. Opportunities (Kesempatan)
 Kebutuhan kertas akan selalu ada
 Sudah memiliki pangsa pasar yang luas baik dalam negeri dan luar
negeri.
 Menekan biaya cost production serendah-rendahnya sehingga
mendapatkan margin sebesar mungkin.
 Paperline bekerjasama dengan produsen binder file (hasil reasearch:
karena sudah mempunyai binder maka pelanggan membeli kertas file
lagi).

4. Threats ( Ancaman)
 Banyaknya pesaing dalam produk sejenis.
 Banyaknya substitusi produk.
 Isu terhadap lingkungan
 Adanya privat label di Moderen Market

VI. Resiko yang di hadapi PT Tjiwie Kimia jika anak perusahaan di tutup
 Proses distribusi akan terganggu bahkan resiko terburuknya adalah macetnya
distribusi dan pembatalan pemesanan.
 Pencabutan atas hak produksi loss leaf dan binder karena proses tersebut di
hasilkan dari kerjasama binderfile
 Biaya yang semula dapat di tekan dengan adanya pembagian tugas yang
efektif bisa jadi membengkak karena kerancuhan produksi

[Type text] Page 7

Anda mungkin juga menyukai