Anda di halaman 1dari 24

PERTIMBANGAN

MATERIALITAS DAN RISIKO


AUDIT

ERWIN FACHRIZA KUSUMAH


JUMARUDIN
MATETRIALITAS
Konsep Materialitas

Mataerialitas adalah besarnya nilai yang


dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi,
yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya,
dapat mengakibatkan perubahan atas atau
pengaruh terhadap pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaannya kepada informasi
tersebut, karena adanya penghilangan atau salah
saji itu.
Definisi material tersebut mengharuskan auditor
untuk mempertimbangkan baik keadaan yang
berkaitan dengan entitas dan kebutuhan informasi
pihak yang akan meletakkan kepercayaan atas
keuangan auditan.
MENGAPA KONSEP MATERIALITAS
PENTING DALAM AUDIT ATAS LAPORAN
KEUANGAN ?

Dalam audit atas laporan keuangan, auditor tidak


dapat memberikan jaminan bagi klien atau
pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa
laporan keuangan auditan adalah akurat.
Oleh karena itu, falam audit atas laporan keuangan,
auditor memberikan keyakinan berikut ini :

 Audit dapat memberikan keyakinan bahwa jumlah-


jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan
beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas,
digolongkan, dan dikompilasi.
 Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa ia telah
mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup
sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat
atas laporan keuangan auditor.
 Auditor dapat memberikan keyakinan, dalam bentuk
pendapat (atau memberikan informasi, dalam hal
terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan
sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak
terdapat salah saji material karena kekeliruan dan
kecurangan.
PERTIMBANGAN AWAL TENTANG
MATERIALITAS
Penentuan materilatias ini, yang seringkali
disebut dengan materiliatas perencanaan,
mungkin dapat berbeda dengan tingkat
materialitas yang digunakan pada saat
pengambilan kesimpulan audit dan dalam
mengevaluasi temuan audit karena :
 Keadaan yang melingkupi berubah.

 Informasi tambahan tentang klien dapat


diperoleh selama berlengsungnya audit.
Pertimbangan materialitas mencakup dua faktor,
yaitu :
 Faktor Kualitatif

 Faktor Kuantitatif
MATERIALITAS PADA TINGKAT
LAPORAN KEUANGAN
Auditor menggunakan dua cara dalam
menerapkan materialitas, yaitu :
 Auditor menggunakan materialitas dalam
perencanaan audit.
 Pada saat mengevakuasi bukti audit dalam
pelaksanaan audit.
Laporan keungan mengandung salah saji material
jika laporan tersebut berisi kekeliruan atau
kecurangan yang dampaknya, secara individual
atau secara gabungan, sedemikian signifikan
sehingga mencegah penyajian scara wajar laporan
keuangan tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
Untuk tujuan perencanaan audit, auditor harus
menggunakan tingkat salah saji gabungan yang
terkecil yang dianggap material terhadap salah
satu laporan keuangan.
Dalam pengambilan keputusan ini semestinya
digunakan karena :
 Laporan keuangan adalah saling berhubungan
satu dengan lainnya
 Banyak prosedur audit berkaitan dengan lebih
dari satu laporan keuangan.
MATERIALITAS PADA TINGKAT
SALDO AKUN
Saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo
akun yang dipandang sebagai salah saji material.
Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak
boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun
material. Saldo akun material adalah besarnya
saldo akun yang tercatat, sedangkan konsep
materialitas berkaitan dengan jumlah salah saji
yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai
informasi keuangan.
ALOKASI MATERIALITAS LAPORAN
KEUANGAN KE AKUN
Bila pertimbangan awal auditor tentang
materialitas laporan keuangan dikuantifikasikan
penaksiran awal tentang materialitas untuk setiap
akun dapat diperoleh dengan mengalokasikan
materialitas laporan keuangan ke akun secara
individual. Pengalokasian ini dapat dilakukan baik
untuk akun neraca maupun akun laba-rugi.
HUBUNGAN ANTARA
MATERIALITAS DENGAN
BUKTI AUDIT
Dalam membuat generalisasi hubungan antara
materialitas dengan bukti audit, perbedaan istilah
materialitas dan saldo akun material harus
diperhatikan. Semakin rendah tingkat
materialitas, semakin besar jumlah bukti yang
diperlukan (hubungan terbalik).
RESIKO AUDIT

 Resiko audit adalah resiko yang terjadi dalam


hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi
pendapatnya sebagimana mestinya atas suatu
laporan keuangan yang mengandung salah saji
material.
 Semakin pasti auditor dalam menyatakan
pendapatnya, semakin rendah resiko audit yang
auditor bersedia untuk menganggungnya.
 Auditor merumuskan suatu pendapat atas
laporan keuangan sebagai keseluruhan atas
dasar bukti yang diperoleh dari verifikasi asersi
yang berkaitan dengan saldo akun secara
individual atau golongan transaksi.
RESUKO AUDIT PADA TINGKAT LAPORAN
KEUANGAN DAN TINGKAT SALDO AKUN

Kenyataan bahwa auditor tidak dapat memberikan


jaminan tentang ketepatan informasi yang
disajikan oleh klien dalam laporan keuangan
mengharuskan auditor mempertimbangkan baik
materialitas maupun resiko audit resiko yang
terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya,
atas suatu laporan keuangan yang mengandung
dalah saji material.
Resiko audit, seperti materialitas, dibagi menjadi
dua bagian:
1. Resiko audit keseluruhan yang berkaitan dengan
laporan keuangan sebagai keseluruhan.
2. Resiko audit individual yang berkaitan dengan
setiap saldo akun individual yang dicantumkan
dalam laporan keuangan.
RESIKO AUDIT KESELURUHAN
(OVERALL AUDIT RISK)
 Pada tahap perencanaan auditnya, auditor
pertama kali harus menentukan resiko audit
keseluruhan yang direncanakan, yang
merupakan besarnya resiko yang dapat
ditanggung oleh auditor dalam menyatakan
bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar,padahal pada kenyataannya, laporan
keuangan tersebut berisi salah saji material.
 Resiko audit dapat ditaksir sacara kualitatif dan
kuantitatif. Dalam praktik, banyak auditor yang
menggunakan penaksiran secara kualitatif.
Dalam penentuan resiko audit keseluruhan,
auditor juga menyatakan tingkat kepercayaan.
RESIKO AUDIT INDIVIDUAL

Karena audit mencakup pemeriksaan terhadap


akun-akun secara individual, resiko audit
keseluruhan harus dialokasikan kepada akun-
akun yang berkaitan.
UNSUR RESIKO AUDIT
Terdapat tiga unsur resiko audit:
 Resiko bawaan. Resiko bawaan adalah kerentanan
suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap
suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa
tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian
intern yang terkait.
 Resiko pengendalian. Resiko pengendalian adalah
resiko terjadinya salah saji material dalam suatu
asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara
tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.
 Resiko deteksi. Resiko deteksi adalah resiko
sebagai akibat auditor tidak dapat, mendeteksi salah
saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
PENGGUNAAN INFORMASI RESIKO
AUDIT
 Taksiran resiko audit pada tahap perencanaan audit dapat
digunakan oleh auditor untuk menetapkan jumlah buku
audit yang akan diperiksa untuk membuktikan kewajaran
penyajian saldo akun tertentu. Untuk itu auditor
menetukan resiko deteksi dari formula resiko audit berikut
ini:
Resiko audit individual = resiko bawaan X resiko pengendalian X resiko
deteksi

 Dari formula tersebut, resiko deteksi dapat dihitung


dengan formula berikut ini:
Resiko audit individual

Resiko deteksi = Resiko bawaan X resiko


pengendalian
HUBUNGAN ANTAR UNSUR RESIKO
 Resiko bawaan dan pengendalian bebeda dengan
resiko deteksi. Kedua resiko yang disebut
terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau
tidaknya audit atas laporan keuangan,
sedangkan resiko deteksi berhubungan dengan
resiko audit yang dapat diubah oleh keputusan
auditor itu sendiri.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS,
RESIKO, DAN BUKTI AUDIT
 Jika auditor memepertahankan resiko audit konstan
dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus
menambah jumlah bukti audit yan dikumpulkan.
 Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas
konsstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang
dikumpulkan, resiko audit menjadi meningkat.
 Jika auditor menginginkan untuk mengurangi resiko
audit, auditor dapat menempuh salah satu dari 3
cara berikut ini:
1. Menambah tingkat materialitas, sementara itu
mempertahankan jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
2. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
sementara tingkat materialitas tetap dipertahankan.
3. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan
dan tingkat materialitas secara bersama-sama.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai