SOSIAL
Disusun Oleh:
2021
BAB I
PENDAHULUAN
dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu
dapat
subyektif, suatu penilaian diri tentang perasaan mencakup aspek konsep diri,
skizofernia. Artinya per 1000 rumah tangga terdapat 7 rumah tangga dengan
orang dengan gangguan jiwa berat. Sekitar 84,9% penderita gangguan jiwa
kepatuhan minum obat ada sekitar 48,9% rutin meminum obat dan 51,1%
(Riskesdas, 2018).
Data yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit Khusus Daerah
Provinsi Maluku pada lima tahun terakhir adalah sebagai berikut: dari tahun
2016-2020 jumlah pasien dengan gangguan Isolasi Sosial pada tahun 2016
sebanyak 25 orang yang rawat inap dengan isolasi sosial, tahun 2017
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain disekitar. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Yusuf, 2015).
menarik diri, tidak komunikatif, asyik dengan pikiran dan dirinya sendiri,
tidak ada kontak mata, sedih, efek tumpul, perilaku bermusuhan, menyatakan
A. Rumusan masalah
PENDAHULUAN
a. Pengertian
SDKI DPP PPNI, 2016) Isolasi Sosial ialah ketidak mampuan untuk
b. Rentang Respon
Adaptif
Maladaptif
Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial:
1) Respon adaptif
norma- norma sosial dan kebudayaan secara umum dalam batas normal
respon adaptif
2) Respon maladaptif
sosial dan kehidupan disuatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang
c. Etiologi
percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap
dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang
(Surya Direja, 2011) yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan
presipitasi.
1) Faktor Predisposisi
a) Faktor tumbuh kembang
hubungan sosial.
sosial.
d) Faktor biologis
sosial.
2) Faktor Presipitasi
a) Faktor eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress ynag
b) Faktor internal
mengatasinya.
d. faktorTanda dan gejala
SDKI DPP PPNI, 2017) tanda dan gejala isolasi sosial sebagai berikut :
Tabel 1
Gejala dan Tanda Mayor isolasi sosial
Subjektif Objektif
atau lingkungan
Subjektif Objektif
Lain
Sendiri
yang jelas
Menunjukkan permusuhan
Kondisi difabel
Perkembangan terlambat
Tidak bergairah/lesu
1. Pengkajian
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain
(Sutini, 2014).
a. Pengumpulan data
spiritual
1) Aspek Biologis
2) Aspek Psikososial
a) Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
b) Konsep diri
1) Gambaran diri
reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang
disukai. Pada klien dengan isolasi sosial, klien menolak melihat dan
tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi, menolak penjelasan
2) Identitas diri
keputusan.
3) Fungsi peran
Pada klien dengan isolasi sosial bisa berubah atau berhenti fungsi
4) Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran
5) Harga diri
c) Hubungan sosial
dunia kehidupan klien. Siapa yang berarti dalam kehidupan klien, temapt
sosial apa saja yang diikuti dilingkungannya. Pada penderita isolasi sosial
klien dalam menjalin hubungan sosial oleh karena malu atau merasa
d) Spiritual
e) Status Mental
g) Aspek Medik
a) Terapi farmakologi/obat-obatan
a. Faktor Predisposisi
Kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakan,
dicerai suami, putus sekolah, PHK (Pemutus Hak Kerja), perasaan malu karena
perlakuan ornag lain yang tidak menghargai klien atau perasaan negatif terhadap
Faktor prespitasi bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang
lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusasaan, ketidak
berdayaan, percaya diri yang kurang dapat menyebabkab isolasi sosial (Keliat,
2016).
Menurut (Rusdi, 2013) tanda dan gejala isolasi sosial dapat dinilai dari ungkapan
klien yang menunjukan penilian negatif tentang hubungan sosial dan didukung
a. Data Subjektif
1) Perasaan sepi
4) Ketidakmampuan berkonsentrasi
5) Perasaan ditolak
b. Data Objektif
1) Banyak diam
3) Menyendiri
5) Tampak sedih
dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan dengan dua
jenis masalah hubungan yang spesifik (Rusdi, 2013). Koping yang berhubungan
ambang splitting, formasi reaksi, proyeksi, isolasi, idealisasi orang lain, merendahkan
orang lain dan identifikasi proyektif. Menurut (Rusdi, 2013), sumber koping yang
keluarga yang luasan teman, hubungan dengan hewan pemeliharaan dan penggunaan
tulisan.
5. Sumber koping
Menurut (Rusdi, 2013), sumber koping yang berhubungan dengan respon sosial
6. Pohon Masalah
POHON MASALAH
a. Isolasi Sosial
8. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
1. Implementasi
Implementasi adalah tahapan ketika perawat mengaplikasikan ke dalam bentuk
intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana tindakan masih sesuai dan
2. Evaluasi
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Pasien dibawa ke RSKD yang ke dua kalinya karena sejak 2 bulan yang lalu, pasien
mengganggu orang sholat, selalu keluar rumah dari pagi hingga malam, mengganggu orang
2. Pengobatan sebelumnya
Tidak berhasil karena perawat mengatakan putus obat sehingga klien masuk ke dua
3. Trauma
Jelaskan : Klien tidak mengalami aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan dan
kekerasan keluarga.
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
seperti klien
UKUR : BB : 50 kg , TB : 160 Cm
V. PSIKOSOSIAL
1. GENOGRAM
JELASKAN :
MASALAH KEPERAWATAN :
2. KONSEP DIRI
c. Ideal diri : Klien berharap bias sembuh dan lekas pulang dari rumah sakit
khusus daerah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan orang yang berarti ada istri dan
anaknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien mengatakan tidak
4. Spiritual
Masalah keperawatan : -
1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuasi
Cara berpakain tidak sesuai
Jelaskan : dalam penampilan klien terlihat tidak rapi. Rambut klien tidak tertata.
klien tampak kusam, lesu, dan kuku lien tampak kotor.
2. Pembicaraan
Jelaskan : klien tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu dengan lawan bicara.
Klien menjawab pertanyaan seperluhnya saja.
Masalah keperawatan isolasi social
3. Aktifitas motoric
Jelaskan : ketika berbincang – bincang, kontak mata klien kurang, klien lebih banyak
diam ketika tidak di Tanya.
Masalah Keperawatan : Isolasi social
4. Alamperasaan
5. Afek
Jelaskan : datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab pertanyaan
seperluhnya.
Masalah keperawatan : Isolasi social
Jelaskan : Klien kurang kooperatif saat di wawancara, tidak ada kontak mata, klien
berbicara saat hanya di beri pertanyaan.
Masalah keperawatan : isolasi social
7. Persepsi
Halusinasi :
Jelaskan : klien jarang berbicara saat di Tanya perawat klien hanya terdiam
Masalah Keperawatan : isolasi social
8. Isi Pikir
Waham
Jelaskan : klien tidak mempunyai keyakinan terhadap dirinya
Masalah keperawatan :
9. Arus pikir
Jelaskan : klien tidak mau menjawab apa yang di tanyakan oleh perawat
Masalah keperawatan : isolasi social
11. Memori
Jelaskan : klien hanya mengingat namanya dan tidak meu berbicara saat ditanya
perawat
Masalah keperawatan : isolasi social
ANALISA DATA
Nama Klien :
Ruangan :
DO:
- Tidak memperdulikan
lingkungan
- Mobilitas kurang
- Klien tampak diam,
melamun.
- Apatis
- Ekspresi sedih
- Menyendiri
- Berdiam diri
- Kontak mata kurang
(menunduk )
- Menolak berhubungan
dengan orang lain
- Posis menekuk
DO :
- Klien terlihat melamun
- Tidak suka memulai
pembicaraan
- Kontak mata klien tidak
focus
POHON MASALAH
Isolasi Sosial
1. Isolasi Sosial
2. Gangguan proses pikir
3. Kerusakan komunikasi verbal
Ruangan :
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Klien :
Ruangan :
No Tgl Dx Tujuan & Kriteria Intervensi
Keperawat Evaluasi
an
hubungan pasie
- Kontak pasien
berkenalan kerugian
- Melakukan berinteraksi
dengan lain
bertahap tentang
kebiasaan
berinteraksi
dengan orang
lain
- tanyakan apa
yang
menyebabkan
pasien tidak
ingin
berinteraksi
dengan orang
lain
- Diskusikan
keuntungan bila
pasien memiliki
banyak teman
dan bergaul
akrab dengan
mereka
- Diskusikan
kerugian bila
pasien hanya
mengurung diri
dan tidak
bergaul dengan
orang lain
- Jelaskan
pengaruh isolasi
social terhadap
kesehatan fisik
pasien
3.Latih
berkenalan
- Jelaskan
kepada klien
cara
berinteraksi
dengan orang
lain
- Berikan
contoh cara
berinteraksi
dengan orang
lain
- Beri
kesempatan
pasien
mempraktekan
cara
berinteraksi
dengan orang
lain yang di
lakukan di
hadapan
perawat
- Mulailah
bantu pasien
berinteraksi
dengan satu
orang teman
atau anggota
keluarga
- bila pasien
sudah
menunjukan
kemampuan,
tingkatkan
jumlah interaksi
dengan 2,3,4
orang dan
seterusnya
- beri pujian
untuk setiap
kemajuan
interaksi yang
telah di lakukan
oleh pasien
- siap
mendengarkan
ekspresi
perasaan pasien
setelah
berinteraksi
dengan orang
lain, mungkin
pasien akan
mengungkapka
n keberhasilan
atau
kegagalannya,
beri dorongan
terus menerus
agar pasien
tetap semangat
meningkatkan
interaksinya
4.Masukan
jadwal kegiatan
pasien
SP 2:
- Evalua
si SP1
- Latih
berhub
ungan
social
secara
bertaha
- Masuk
an
dalam
jadwal
kegiata
pasien
SP 3 :
- Evalua
si SP1
& SP2
- Latih
cara
berken
alan
dengan
dua
atau
lebih
- Masuk
an
dalam
jadwal
kegiata
pasien
Nama Klien :
Ruangan :
O sa m
tanaya
A : - ganguan isolasi
social (+)
P : - optimalkan Sp 1
lanjutkan Sp 2
(mendiskusikan
dengan pasien
keuntungan berteman)
atau lebih
kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA
memperkenalkan diri pada pasien gangguan jiwa dengan isolasi sosial di wilayah kerja
puskesmas kalikajar 2.
Isolasi Sosial Dengan Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi 1-3. Ners
YusufS. F., 2015. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi. In Berita Ilmu
Keperawatan.
Fitria. (2010). Prinsip Dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika. Jurnal
Fitria. (2014). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. (T.
Surya Direja, A. H. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika