Anda di halaman 1dari 6

RULE OF LAW

APA DINAMIKA DAN TANTANGAN PENEGAKAN


HUKUM DI INDONESIA
TUGAS PEKAN 6

ANDI MAHARAJA AMIR

D111211055

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
Urgensi Penegakan Hukum

Indonesia adalah negara hukum, artinya negara semua kegiatan


ditentukan atau ditetapkan oleh pemerintah serta kegiatan yang dijalankan
semua kemasyarakatannya berdasarkan hukum, hendaknya bukan di dasarakan
pada kekuasaan saja. Masyarakat yang profisional tentunya kualitas
profesionalisme di bentuk oleh bagian dari masyarakat Indonesia yang dibentuk
menjadi manusia yang cerdas. Jadi apa yang dimaksud dengan urgensi negara
hukum alurnya sebagai berikut : konsep dari urgensi penegakan hukum terhadap
tantangan global, oleh karena itu hendaknya penegakkan hukum mempunyai
karakter yang cerdas, mandiri, dan yang mampu berkendali. Urgensi penegakan
hukum pada dasarnya diperlukan sebagai pejabat yang bersih yang berkeadilan.
Apa sebabnya penegakan hukum di era global ini isu manusia di perlukan karena
sebagai penegakan hukum butuh kesabaran, butuh kewaspadaan dalam
membangun isu semangatnya untuk menggali sumber historis, sosiologis, politis
penegakan hukum yang sesuai di era global. Oleh karena itu urgensi penegakan
hukum perlu diupayakan supaya tantangan di era global ini dapat terbangun
argumennya tentang dinamika tantangan penegakan hukum yang berwawasan
nusantara yang penuh kesadaran dan berkeadilan. Demikian juga esensi dan
urgensi penegakan hukum yang berkeadilan terhadap tantangan global.

Penerapan negara hukum mencakup keinginan untuk menciptakan negara


hukum yang menjamin keadilan bagi semua orang. Indonesia adalah negara
hukum, banyak peraturan tertulis di negara ini, yang berarti bahwa seluruh
pemerintahan dan penyelenggara negara serta masyarakat itu berdasarkan
hukum, bukan kekuasaan itu sendiri. Namun, tidak semua orang yang
menegakkan hukum di Indonesia bahkan tidak adil. Di Indonesia, hukum seolah-
olah bisa dibeli dengan uang, sehingga yang bersalah yang punya banyak uang
bisa terhindar dari hukuman. Atau kita sering mendengar pepatah “menunjuk ke
bawah tumpul”, masalahnya penegakan hukum di Indonesia dinilai masih lemah.

Terlepas dari apakah itu individu atau kelompok sosial, perkara perilaku
perdata yang merupakan subjek hukum adalah perbuatan yang buruk dan terpuji
atau melanggar hukum, yang menunjukkan bahwa hukum masih perlu
ditegakkan. Masalahnya, penegakan hukum di Indonesia masih lemah. Dalam
beberapa kasus, masyarakat menghadapi ketidakpastian hukum. Rasa keadilan
di masyarakat belum memenuhi harapan. Bahkan ada yang beranggapan bahwa
aparat penegak hukum sering kali menegakkan hukum seperti pisau tajam ke
bawah dan tumpul. Jika keadaan ini terus terjadi, atau bahkan menjadi hal yang
wajar atau biasa, maka kemungkinan terjadinya revolusi hukum tidak bisa
dikesampingkan. Oleh karena itu, di tengah maraknya pelanggaran di semua
lapisan kehidupan di seluruh lapisan masyarakat, tantangan yang dihadapi bangsa
Indonesia saat ini adalah menghadapi masalah penegakan hukum. embaga negara
yang terkait dengan kekuasaan kehakiman dan badan-badan serta aparatur
penegak hukum, maka sebenarnya Negara kita telah memiliki perangkat
penegakan hukum yang 204 memadai.

Demokrasi sebagai sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dan sistem


pengorganisasian masyarakat paling baik yang dibuat oleh manusia. Esensi
demokrasi adalah mekanisme kompetitif dalam memilih pemimpin melalui
konstentasi mendapatkan suara rakyat sehingga pemimpin yang terpilih
tersebut bisa membuat keputusan-keputusan politik disebuah negara.
Kontestasi ini tidak hanya merujuk kepada tingkat local, namun hingga tingkat
nasional. Berbagai aspek turut menjadi tantangan menjelang pemilu 2019.
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui tantangan menjelang pemilihan
umum tahun 2019. Dalam tulisan ini menggunakan metode tinjauan
literature ( library research ). Pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa
tantangan pemilihan umum 2019 adalah : bagaimana menghadapi tantangan
menjelang pemilihan umum 2019 di Indonesia untuk melaksanakan
konstestasi politik yang efektif guna membangun kemapanan politik.
Dinamika dan Tantangan penegakan hukum di Indonesia

Masalah utama penegakan hukum di negara-negara berkembang


khususnya Indonesia bukanlah pada sistem hukum itu sendiri, melainkan pada
kualitas manusia yang menjalankan hukum (penegak hukum). Dengan demikian
peranan manusia yang menjalankan hukum itu (penegak hukum) menempati
posisi strategis. Masalah transparansi penegak hukum berkaitan erat dengan
akuntabilitas kinerja lembaga penegak hukum. Undang-undang No. 28 tahun
1999 tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme, telah menetapkan beberapa asas. Asas-asas tersebut
mempunyai tujuan, yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara negara
untuk dapat mewujudkan penyelenggara yang mampu menjalankan fungsi dan
tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.

Beberapa permasalahan mengenai penegakan hukum, tentunya tidak


dapat terlepas dari kenyataan, bahwa berfungsinya hukum sangatlah tergantung
pada hubungan yang serasi antara hukum itu sendiri, penegak hukum,
fasilitasnya dan masyarakat yang diaturnya. Kepincangan pada salah satu unsur,
tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan bahwa seluruh sistem akan
terkena pengaruh negatifnya (Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah, 1987:
20). Misalnya, kalau hukum tertulis yang mengatur suatu bidang kehidupan
tertentu dan bidang-bidang lainnya yang berkaitan berada dalam kepincangan.
Maka seluruh lapisan masyarakat akan merasakan akibat pahitnya.

Penegak hukum yang bertugas menerapkan hukum mencakup ruang


lingkup yang sangat luas, meliputi: petugas strata atas, menengah dan bawah.
Maksudnya adalah sampai sejauhmana petugas harus memiliki suatu pedoman
salah satunya peraturan tertulis yang mencakup ruang lingkup tugasnya. Dalam
penegakkan hukum, menurut Soerjono Soekanto sebagaimana dikutip oleh
Zainuddin Ali, kemungkinan penegak hukum mengahadapi hal-hal sebagai
berikut:

a) Sampai sejauhmana petugas terikat dengan peraturan yang ada,

b) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan,

c) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada


masyarakat,

d) Sampai sejauhmanakah derajat sinkronisasi penugasan yang diberikan


kepada para petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada
wewenangnya
Lemahnya mentalitas aparat penegak hukum mengakibatkan penegakkan
hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya. Banyak faktor yang mempengaruhi
lemahnya mentalitas aparat penegak hukum diantaranya lemahnya pemahaman
agama, ekonomi, proses rekruitmen yang tidak transparan dan lain sebagainya.
Sehingga dapat dipertegas bahwa faktor penegak hukum memainkan peran
penting dalam memfungsikan hukum. Kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas
penegak hukum rendah maka akan ada masalah. Demikian juga, apabila
peraturannya buruk sedangkan kualitas penegak hukum baik, kemungkinan
munculnya masalah masih terbuka.

Kondisi riil yang terjadi saat ini di Indonesia mengindikasikan adanya


kegagalan aparat-aparat penegak hukum dalam menegakan hukum. Kegagalan
penegakan hukum secara keseluruhan dapat dilihat dari kondisi ketidakmampuan
(unability) dan ketidakmauan (unwillingness) dari aparat penegak hukum itu
sendiri. Ketidakmampuan penegakan hukum diakibatkan profesionalisme aparat
yang kurang, sedangkan ketidakmauan penegakan hukum berkait masalah KKN
(korupsi kolusi dan nepotisme) yang dilakukan oleh aparat hukum sudah menjadi
rahasia umum. Terlepas dari dua hal di atas lemahnya penegakan hukum di
Indonesia juga dapat kita lihat dari ketidakpuasan masyarakat karena hukum
yang nota benenya sebagai wadah untuk mencari keadilan bagi masyarakat,
tetapi malah memberikan rasa ketidakadilan.

Hukum di negara kita ini dapat diselewengkan atau disuap dengan mudahnya,
dengan inkonsistensi hukum di Indonesia. Selain lembaga peradilan, ternyata
aparat kepolisianpun tidak lepas dari penyelewengan hukum. Misalnya saat
terkena tilang polisi lalu lintas, ada beberapa oknum polisi yang mau atau bahkan
terkadang minta suap agar kasus ini tidak diperpanjang, polisinya pun
mendapatkan keuntungan materi dengan cepat namun salah tempat. Ini
merupakan contoh kongkrit di lingkungan kita
Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan upaya untuk mencapai

ketertiban dan keadilan dalam penegakan hukum telah ada perubahan dan

perbaikan dari sistem peradilan itu sendiri, serta upaya meningkatkan sumber

daya manasia dan pemberdayaan lembaga peradilan dan lembaga penegak

hukum lainnya (Kepolisian dan Kejaksaan) serta adanya partisipasi masyarakat

demi mewujudkan hukum yang berkeadilan dan mengayomi masya rakat.

Anda mungkin juga menyukai