Anda di halaman 1dari 43

HALAMAN J UD UL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PADA MATA PELAJARAN RENCANA
ANGGARAN BIAYA

Oleh :
Wardhana Rizqi Aminulloh
NIM 1505 053 4 011

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
2021
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................. 6
A. Latar Belakang ...................................................................... 6
B. Rumusan Masalah ............................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 9
E. Batasan Penelitian ................................................................ 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................... 11
A. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ....... 11
B. Rencana Anggaran Biaya .................................................. 17
C. Hasil Belajar ........................................................................ 23
D. Kerangka Berfikir ............................................................... 24
E. Hipotesis Penelitian ........................................................... 24
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................ 25
A. Pendekatan Penelitian ....................................................... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................... 27
C. Populasi dan Sampel ......................................................... 27
D. Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 29
F. Teknik Analisa Data .......................................................... 30
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................... 34
A. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran .......................... 34
B. Hasil Penelitian .................................................................. 36
BAB V. PENUTUP ........................................................................ 41
A. Kesimpulan ......................................................................... 41
B. Saran .................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 42

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Sintaks Problem Based Learning ................................13
Gambar 2.2. Denah Bangunan ...........................................................18
Gambar 2.3. Potongan Bangunan .....................................................19
Gambar 2.4. Tampak Bangunan ........................................................20
Gambar 2.5. Detail Kolom ..................................................................21
Gambar 3.1. Rumus Desain Penelitian .............................................25
Gambar 3.2. Flowchart Desain Penelitian ........................................26

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Uraian Sintaks Problem Based Learning ....................... 13
Tabel 2.2. Analisa Harga Satuan Pekerjaan ..................................... 22
Tabel 2.3. Biaya Pekerjaan.................................................................. 23
Tabel 3.1. Kisi-kisi Validasi Silabus .................................................. 28
Tabel 3.2. Kisi-kisi Validasi RPP ....................................................... 28
Tabel 3.3. Kisi-kisi Validasi Soal Tes ................................................ 29
Tabel 3.4. Kriteria Skor Penilaian Perangkat Pembelajaran .......... 30
Tabel 4.1. Hasil Validasi Silabus ....................................................... 34
Tabel 4.2. Hasil Validasi RPP ............................................................ 35
Tabel 4.3. Hasil Validasi Soal Test .................................................... 36
Tabel 4.4. Hasil posttest kelas treatment.......................................... 37
Tabel 4.5. Hasil posttest kelas non-treatment ................................. 38
Tabel 4.6. Paired Samples Statistics .................................................. 39
Tabel 4.7. Paired Samples Correlations ............................................ 39
Tabel 4.8. Paired Samples Test .......................................................... 40

v
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman saat ini menuntut adanya sumber daya
manusia yang berkualitas sehingga dapat bersaing dalam segala
aspek kehidupan. Salah satu usaha mencetak sumber daya
manusia (SDM) yang unggul adalah dengan pedidikan.
Pendidikan merupakan usaha sadar yang berhubungan dengan
peserta didik, pendidik, komunikasi pendidikan, dan lingkungan
serta sarana prasarana pendidikan (Siswoyo, 2011:61). Mutu
pendidikan adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan dan kemajuan suatu negara. Peningkatan mutu
pendidikan dapat dilakuan dengan cara meningkatkan kualitas
dan kuantitas tenaga pendidik serta pembaharuan kurikulum.
Kurikulum haruslah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada pada saat ini.
Kurikulum 2013 revisi diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan pendidikan di Indonesia, sehingga peningkatkan kualitas
pendidikan dapat tercapai. Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013
menerangkan bahwa tujuan kurikulum 2013 dapat membentuk
karakter anak bangsa sehingga tercipta keterampilan untuk
bersaing dengan bangsa lain yang memiliki keimanan,
produktifitas, kreatif, dan inovatif. Dalam mencapai tujuan
tersebut diperlukan peran aktif guru sebagai tenaga pendidik,
pemilihan metode atau model pembelajaran yang tepat sangatlah
berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Selain itu juga
diperlukan suatu inovasi seorang guru guna menciptakan suasana
belajar mengajar lebih kreatif, interaktif serta efektif. (Anonim,
2013)
Menurut Hariyanto, (2014:212) Pembelajaran dinyatakan
efektif apabila terwujudnya ketercapaian tujuan pembelajaran
atau suasana belajar mengajar tidak membosankan, menarik
6
7

untuk dipelajari, dan arah pembelajaran jelas, serta tercapai


hampir semua peserta didik. Peran pembelajaran sangatlah
penting untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
Pembelajaran sejatinya berhakikat perencanaan atau desain
sebagai upaya memberkan materi pada siswa (Hamzah, 2011:2).
Maka dari itu guru dapat memberikan pemahaman untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Penerapan model pembelajaran merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Ada banyak
model pembelajaran yang sudah diterapkan di Indonesia untuk
menciptakan proses belajar mengajar lebih kreatif, interaktif dan
efektif. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
yaitu Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran PBL
adalah pembelajaran yang didesain untuk menyelesaikan masalah
yang disajikan. Menurut (Arends, Richard, 2008:41), Problem Based
Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang
menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik yang
berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan
penyelidikan. PBL sangat membantu peserta didik untuk berfikir
kritis serta mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan
masalah. Hasil dari pembelajaran PBL adalah siswa dapat
menyelesaikan msalah dengan keterampilan penyelidikan.
Rencana Anggaran Biaya merupakan nilai prakiraan biaya
yang digunakan untuk sebuah kegiatan proyek. Menurut
Firmansyah (2013:25) mengatakan bahwa Rencana Anggaran
Biaya adalah perhitungan kebutuhan biaya yang diperlukan
untuk bahan dan upah, serta biaya lain-lain yang masih
berhubungan dengan kegiata proyek.
Beberapa penelitian yang relevan tentang penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yang bersumber dari
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan (JKPTB) Universitas
Negeri Surabaya serta google scholar diantaranya, Burhanuddin, M.
8

(2019) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem


Based Learning Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Menggambar dan Menghitung Rencana Anggaran Biaya Kelas XI
TGB”. Aditya, (2018) dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Maket
Untuk Menghitung Rencana Anggaran Biaya Kelas XI SMK Negeri
3 Surabaya”. Masrifah (2018) dengan judul “Penerapan Media
Maket Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Pada Kompetensi Menggambar Konstruksi Beton Bertulang
Untuk Rencana Anggaran Biaya”. Amin, (2018) yang berjudul
“Penerapan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Siswa: Studi Pada Mata Pelajaran Estimasi
Rencana Anggaran Biaya Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMKN 1 Petasia Morowali Utara”. Serta
menurut Tambunan, (2017) dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Berbasih Masalah (Problem Based Learning) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Rencana Anggaran Biaya
Siswa Kelas XI TKBB SMKN 1 Balige”.
Oleh sebab itu, peneliti ingin megetahui pengaruh penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasill
belajar peserta didik pada mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya
berdasarkan hasil penelitian yang relevan. Sehingga guru dapat
memaksimal dalam memberikan materi dan mudah dipahami
oleh peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan
masalah yaitu, Apakah model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
pada mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya?
9

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini
bermaksud Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
pada mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat yang berarti sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa, penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan serta wawasan untuk memperdalam ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan.
2. Bagi Guru, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
dan inovasi baru dalam proses belajar mengajar di kelas
sehingga pembelajaran tidak membosankan.
3. Bagi Siswa, penelitian ini dapat melatih kreatifitas,
keaktifan serta memberikan motivasi siswa untuk berfikir
kritis dalam proses belajar mengajar.
E. Batasan Penelitian
Batasan penelitian digunakan agar lebih terfokus dan tidak
melenceng dari judul penelitian, diantaranya:
1. Mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya dengan
kompetensi dasar:
a. Kompetensi Dasar yang digunakan dalam
penelitian ini adalah KD 3.10 Menerapkan
perhitungan volume pekerjaan konstruksi gedung,
jalan dan jembatan.
b. KD 4.10 Menghitung volume pekerjaan konstruksi
gedung, jalan dan jembatan.
c. KD 3.11 Menerapkan analisa harga satuan
pekerjaan pekerjaan konstruksi gedung, jalan dan
jembatan.
10

d. KD 4.11 Menghitung harga satuan pekerjaan


pekerjaan konstruksi gedung, jalan dan jembatan.
2. Materi yang digunakan adalah menghitung volume sloof
dan kolom
BAB II.
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang
menggunakan permasalahan autentik yang tidak
terstruktur dan bersifat terbuka bagi peserta didik
(Fathurrohman, 2019:12). Menurut Hosnan, (2016:295),
Problem Based Learning adalah pembelajaran yang
berorientasi pada permasalahan kehidupan nyata, sehingga
siswa dapat melatih keterampilan memecahkan masalah
serta memiliki kemampuan berfikir lebih kritis. Hal senada
juga diungkapkan oleh Boud, (2010:285) bahwa Problem
Based Learning adalah pendekatan kearah pembelajaran
yang melibatkan peserta didik dalam menghadapi
permasalahan melalui praktik nyata yang ada pada
kehidupan sehari-hari. Pendapat lain mengungkapkan
bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning diharapkan dapat membantu peserta didik agar
lebih mandiri dan aktif dalam memecahkan masalah yang
rasional serta autentik (Yatim Riyanto, 2009:288).
Menurut Nurhadi, (2003:57) Problem Based Learning
adalah suatu model pembeajaran bagaimana tentang
keterampilan memecahan masalah dan cara berfikir kritis
untuk memperoleh pengetahuan dari materi yang
diberikan. Landasan PBL adalah kolaborativisme, yaiu
suatu pandangan bahwa peserta didik dapat menyusun
pengetahuan melalui penalaran pegetahuan yang sudah
dimilikinya.
Jadi, berdasarkan pendapat para ahli di atas Problem
Based Learning merupakan proses pendeketan pembelajaran
yang menitik beratkan pada siswa untuk lebih berfikir kritis

11
12

serta mengembangkan kemampuan dalam menyelesaikan


masalah yang diberikan oleh guru.
2. Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Fathurrohman, (2019:115), mengatakan bahwa
Problem Based Learning memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Pembelajaran diawali dengan pemberian suatu
masalah,
b. Permasalahan yang diberikan harus terintegrasi dengan
dunia nyata peserta didik,
c. Mengorganisasikan pelajaran tidak hanya seputar
disiplin ilmu,
d. Memberikan tanggung jawab secara langsung kepada
setiap peserta didik dalam proses belajar mengajar,
e. Membentuk kelompok-kelompok kecil.
Hal senada diungkapkan oleh Huda, (2015:272), ada
enam tahap dalam proses PBL, yaitu:
a. Penyajian masalah
b. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok kecil
c. Semua peserta didik terlibat untuk menyelesaikan
masalah
d. Peserta didikk saling bertukar informasi
e. Peserta didik menyajikan solusi atas masalah yang
diberikan
f. Peserta didik mereview apa yang dipelajari selama
proses belajar mengajar
13

Secara garis besar, sintak model pembelajaran Problem


Based Learning dapat dilihat pada flowchart di bawah ini :

3. Membimbing
1. Mengorientasi
2. Mengorganisasi penyelidikan
siswa terhdap
siswa untuk belajar individu maupun
masalah
kelompok

5. Menganalisis
4. Mengembangkan
dan mengevaluasi
dan menyajikan
pemecahan
hasil
masalah

Gambar 2.1. Sintaks Problem Based Learning


Uraian kelima sintaks di atas, lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1. Uraian Sintaks Problem Based Learning
No Sintaks / Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
1 Orientasi peserta Guru menjelaskan Peserta didik diberi
didik pada tujuan permsalahan oleh
masalah pembelajaran, guru atau
menjelaskan permasalahan
logistik yang diungkap dari
diperlukan, pengalaman peserta
mengajukan didik
fenomena atau
demonstrasi atau
cerita untuk
memunculkan
masalah,
memotivasi peserta
didik untuk terlibat
14

No Sintaks / Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta


Didik
dalam aktivitas
pemecahan
masalah.
2 Mengorganisasi Guru membagi Peserta didik
peserta didik peserta ke dalam melakukan diskusi
kelompok, dalam kelompok kecil
membantu peserta dan melakukan
didik tindakan sebagai
mendefinisikan berikut:
dan 1. Mengklarifikasi
mengorganisasikan kasus
tugas belajar yang permasalahan yang
berhubungan diberikan
dengan masalah. 2. Mendefinisikan
masalah
3. Melakukan tukar
pikiran
berdasarkan
pengetahuan yang
mereka miliki
4. Menetapkan hal-
hal yang
diperlukan untuk
menyelesaikan
masalah
5. Menetepkan hal-
hal yang harus
dilakukan untuk
menyelesaikan
masalah
3 Membimbing Guru mendorong Peserta didik
penyeledikan peserta didik untuk melakukan kajian
individu mengumpulkan secara independen
maupun informasi yang berkaitan dengan
kelompok dibutuhkan, masalah yang harus
15

No Sintaks / Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta


Didik
mellaksanakan diselesaikan. Peserta
eksperimen dan didik dapat
penyelidikan melakukannya
untuk dengan mencari
mendapatkan sumber di internet,
penjelasan dan perpustakaan
pemecahan maupun melakukan
masalah. observasi.
4 Mengembangkan Guru membantu Peserta didik kembali
dan menyajikan peserta didik alam kepada kelompok
hasil merenanakan dan semula untuk
menyiapkan melakukan tukar
laporan, informasi,
dokumentasi, atu pembelajaran teman
model serta sejawat, dan
membantu peserta bekerjasama dalam
didik berbagi tugas menyelesaikan
dengan sesama. masalah serta
menyajikan solusi.
5 Menganalisis dan Guru membantu Peserta didik dibantu
mengevaluasi peserta didik untuk oleh guru melakukan
proses dan hasil melakukan evaluasi berkaitan
pemecahan evaluasi terhdap dengan seluruh
masalah proses dan hasil kegiatan
penyeldikian yang pembelajaran. Hal ini
sudah dilakukan meliputi pengetahuan
yang sudah didapat
peserta didik serta
peran masing- masing
dalam kelompok.
16

3. Kelebihan dan Kelemahan PBL


Semua model pembelajaran memiliki kelebihan dan
kelemahan, begitu juga dengan model pembelajaran
Problem Based Learning. Menurut Sanjaya, (2008:220-221)
kelebihan PBL adalah sebagai berikut:
a. PBL dapat memacu kemampuan peserta didik untuk
menemukan pengetahuan baru
b. PBL merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami materi
c. PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
d. PBL dapat memperlihatkan peserta didik tentang cara
berfikir pada setiap mata pelajaran
e. PBL dianggap lebih disukai dan menyenangkan oleh
peserta didik
f. PBL dipercaya dapat mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam berfikir kritis
g. PBL dapat memberikan peserta didik untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam
dunia nyata.
Sanjaya, (2009:220-221) juga mengungkapkan
kekurangan PBL, diantaranya yaitu:
a. Peserta didik kurang memiliki kepercayaan diri bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka
akan meras enggn untuk mencoba
b. Keberhasilan model pembelajaran Problem Based
Learning membutuhkan cukup waktu dalam persaiapan
c. Tanpa pemahaman mengapa peserta didik berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari,
maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin
dipelajari.
17

B. Rencana Anggaran Biaya


Menurut Sutikno (2003:1) mengatakan bahwa RAB
merupakan perencanaan anggaran biaya yang digunakan untuk
pembangunan suatu proyek mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga pengawasan. Hal senada diungkapkan oleh Ibrahim
(2009:3), bahwa Rencana Anggaran Biaya merupakan perhitungan
seluruh biaya suatu proyek yang dilakukan secara detail dan
terperinci. Di dalam kurikulum 2013, mata pelajaran Rencana
Anggaran Biaya ada pada kategori C3, dimana sangat berkaitan
dengan program keahlian di sekolah kejuruan. Jadi, Rencana
Anggaran Biaya adalah suatu perhitungan biaya, upah, dan
kebutuhan lainnya secara rinci untuk pembangunan suatu
bangunan.
Rencana anggaran biaya memerlukan ketelitian dalam
mengerjakannya, karena banyak unsur-unsur di dalamnya.
Penjelasan langkah-langkah mengenai item pekerjaan yang harus
ada di dalam rencana anggaran biaya, diantaranya sebagai
berikut:
1. Mempersiapkan Gambar Kerja
Gambar kerja merupakan salah satu unsur paling
penting dalam menyusun sebuah pekerjaan proyek.
Gambar kerja berfungsi untuk menentukan berbagai jenis
pekerjaan, ukuran suatu bangunan, bentuk bangunan, dan
spesifikasi bahan yang digunakan. Gambar kerja yang
dibutuhkan dalam suatu proyek adalah sebagai berikut:
a. Denah Bangunan
Denah bangunan merupakan tampak dari atas
suatu potongan horizontal setinggi satu meter dari
suatu bangunan. Denah bangunan harus dilengkapi
dengan letak kusen pintu, kusen jendela, elevasi lantai,
ukuran ruang, serta nama masing-masing ruangan.
18

Gambar 2.2. Denah Bangunan


19

b. Potongan Bangunan
Potongan bangunan adalah penampang bangunan
pada bidang vertikal dengan pengambilan posisi di
tempat tertentu. gambar potongan berfungsi untuk
memberikan informasi tentang elevasi lantai, ketinggian
bangunan, konstruksi bangunan, dan spesifikasi teknis
pada bangunan.

Gambar 2.3. Potongan Bangunan


20

c. Tampak Bangunan
Tampak bangunan merupakan gambar yang dapat
dilihat dari arah depan, belakang, samping, maupun
atas.

Gambar 2.4. Tampak Bangunan


21

d. Gambar Detail
Gambar detail berguna untuk memberikan
informasi secara jelas, berupa ukuran unsur bangunan
maupun spesifikasi teknis bangunan.

Gambar 2.5. Detail Kolom


2. Menghitung Volume Pekerjaan
Menghitung volume pekerjaan dilakuan dengan
menggunakan rumus matematika pada umumnya sesuai
dengan bentuk konstruksi unsur bangunan. Satuan yang
digunakan dalam menghitung volume yaitu, m2, m3, per
unit, ls. Perhitungan volume tiap item pekerjaan
22

diruntutkan dari bagian bawah bangunan hingga pekerjaan


atap serta finishing.
3. Membuat Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Analisa harga satuan pekerjaan terdiri dari harga upah
tenaga kerja, harga bahan, dan harga sewa peralatan.
Pemerintah sudah mengatur harga satuan pekerjaan agar
dijadikan pedoman di semua daerah, diantaranya SNI
(Standar Nasional Indonesia), HSPK (Harga Satuan Pokok
Kegiatan), Permen PUPR, serta menyesuaikan tempat
brdiinya bangunan tersebut. Analisa harga satuan seperti
tabel berikut ini:
Tabel 2.2. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
23

4. Menghitung Biaya Pekerjaan


Perhitungan jumlah biaya pekerjaan adalah jumlah
biaya tiap item pekerjaan yang didapat dari perkalian
volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan. Jumlah
biaya pekerjaan seperti tabel di bawah ini :
Tabel 2.3. Biaya Pekerjaan

C. Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2011:22) hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah menjalani
proses belajar mengajar. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam,
yaitu: (1) hasil belajar berupa keterampilan dan kebiasaaan, (2)
hasil belajar berupa pengetahuan dan pengertian, (3) hasil belajar
berupa perilaku dan cita-cita. Purwanto (2014:54) mengatakan,
hasil belajar merupakan perubahan karakter atau sikap peserta
didik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan
Mudjiono (2006:3-4) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah
hasil dari suatu interaksi belajar mengajar.
Hasil belajar berkaitan erat satu dengan yang lain. Penilaian
posttest merupakan penilaian pada peserta didik setelah diberikan
materi pembelajaran dengan tujuan apakah peserta didik sudah
memahami dan mengerti apa yang ssudah diberikn oleh guru.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan baik dari
sikap, pengetahuan serta kemampuan peserta didik setelah
mengalami rentetan proses belajar mengajar.
24

D. Kerangka Berfikir
Observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMK
Negeri 1 Glagah Banyuwangi diperoleh informasi, bahwasanya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran rencana anggaran biaya
masih ada yang di bawah KKM. Guru perlu adanya inovasi untuk
proses belajar mengajar yang dapat memacu siswa untuk aktif
dalam berfikir kritis serta dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah. Penerapan model pembelajaran
problem based learning (PBL) diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
E. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono, (2016:83), hipotesis merupakan perkiraan
terhadap parameter populasi melalui sampel atau jawaban
sementara dari rumusan masalah yang ada. Hipotesis pada
penelitian ini sebagai berikut:
Hasil belajar siswa kelas DPIB SMK Negeri 1 Glagah Banyuwangi
lebih besar sama dengan (≥) KKM (75) setelah diterapkan model
pembelajaran problem based learning (PBL) pada mata pelajaran
rencana anggaran biaya.
BAB III.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut
Sugiyono, (2016:14) menytakan bahwa, penelitian kuantitatif
adalah penelitian berdasarkan pada filsafat positivisme yang
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Metode
kuantitatif merupakan penelitian berupa angka serrta analisis
statistik. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian (quasi
eksperimen) atau eksperimen semu. Quasi eksperimen adalah
penelitian eksperimen dimana terdapat kelompok kontrol, tetapi
tidak sepenuhnya dapat mempengaruhi kelompok eksperimen
Sugiyono, (2010:115). Rancangan penelitian ini menggunakan
model Non-equivalent Control Group Design dengan menggunakan
kelompok eksperimen saja yang diberi penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Rumus desain penelitian menurut Sugiyono, (2010:115). dapat
dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :
X O1
- O2

Gambar 3.1. Rumus Desain Penelitian


Keterangan :
O1 : Hasil belajar kelompok eskperimen
O2 : Hasil belajar kelompok kontrol
X : Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Desain penelitian ini terdapat dua pertemuan, pada
pertemuan pertama, guru memberikan materi menganalisa RAB
yang meliputi memahami gambar rencana dan menghitung
volume pekerjaan sloof dan kolom. Pada pertemuan kedua, guru
memberikan materi menghitung analisa dan menghitung
rekapitulasi RAB pada pekerjaan sloof dan kolom sekaligus
diadakan tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda.
25
26

Penelitian ini dilakukan sesuai alur diagram seperti gambar


3.2 di bawah ini:
Mula
i

Sampel siswa kelas XI


DPIB SMKN 1 Glagah
Banyuwangi

Kelas Eksperimen : Kelas Kontrol :


Model Pembelajaran Problem NON-Model Pembelajaran
Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL)

Tes Hasil Belajar Tes Hasil Belajar


Kognitif Kognitif

Nila
i

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2. Flowchart Desain Penelitian


27

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Pada Mata Pelajaran Rencana Anggaran Biaya” ini
dilaksanakan di SMK Negeri 1 Glagah yang beralamat di Jl
Kuntulan No 1 Banyuwangi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI semester ganjil
tahun pelajaran 2021/2022
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono, (2016:117), populasi adalah zona yang
terdapat objek atau subyek memiliki ciri tertentu yang sudah
ditetapkan peneliti. Populasi pada penelitian ini adalah peserta
didik kelas XI DPIB SMK Negeri 1 Glagah sebanyak dua kelas
dengan jumlah 60 peserta didik. Sedangkan sampel yang
digunakan pada penelitian ini berjumlah 30 siswa terdiri dari XI
DPIB 1.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah dengan lembar validasi perangkat
pembelajaran dan tes hasil belajar. Berikut rincian instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data.
1. Angket Validasi Perangkat Pembelajaran
Instrumen berisi pernyataan tentang penilaian yang
dilakukan oleh para ahli berbentuk angket. Lembar validasi
digunakan untuk mengetahui kelayakan perangkat
pembelajaran yang diisi oleh validator. Validator terdiri dari
dosen Jurusan Teknik Sipil Unesa dan Guru SMK Negeri 1
Glagah. Kelayakan perangkat pembelajaran untuk bisa
dlaksanakan pada pembelajaran sebesar ≥ 81%. Perangkat
28

pembelajaran yang akan divalidasi terdiri dari silabus, RPP,


materi, dan soal tes.
a. Validasi Silabus
Kisi-kisi validasi silabus terdapat pada Tabel 3.2 di
bawah ini
Tabel 3.1. Kisi-kisi Validasi Silabus
No Aspek Nomor Indikator Jumlah
Penilaian Indiktor
A Perwajahan 1,2,3,4 4
dan Tata
Letak
B Isi 5,6,7,8,9,10,11,12 8
C Bahasa 13,14 2
Jumlah 14
b. Validasi RPP
Kisi-kisi validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.2. Kisi-kisi Validasi RPP
No Aspek Nomor Jumlah
Penilaian Indikator Indiktor
A Perwajahan 1,2,3 3
dan Tata Letak
B Isi 4,5,6,7,8,9,10 7
C Kegiatan 11,12,13,14,15 5
Belajar
Mengajar
D Penilaian Hasil 16,17,18 3
Belajar
E Bahasa 19,20 2
Jumlah 20
29

c. Validasi Soal Tes


Kisi-kisi validasi Soal Tes dapat dilihat pada Tabel
3.5 di bawah ini.
Tabel 3.3. Kisi-kisi Validasi Soal Tes
No Aspek Nomor Jumlah
Penilaian Indikator Indiktor
A Isi 1,2,3,4 4
B Bahasa 5,6,7 3
C Materi 8,9 2
Jumlah 9
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono, (2016:308) mengatakan, teknik
pegumpulan data merupakan tujuan utama dari penelitian, karena
data yang didapatan haruslah memenuhi standar yang sudah
ditetapkan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan sumber.
1. Kelayakan Perangkat Pembelajaran
Pengumpulan data pada penelitian ini untuk kelayakan
perangkat pembelajaran berupa angket. Angket merupakan
teknik yang diberikan kepada responden berupa pertayaan
maupun pernyataan. Skala yang digunakan adalah skala
likert yang berupa angket. Kelayakan perangkat
pembelajaran yang divalidasi meliputi silabus, RPP, Materi,
dan soal tes.
2. Hasil Belajar Siswa
Pengumpulan data pada penelitian ini untuk hasil
belajar siswa berupa nilai tes. Tes dilaksanakan pada
pertemuan ketiga setelah peserta didik diberikan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
30

F. Teknik Analisa Data


Teknik analisis data yang digunakan untuk menyelesaikan apa
yang ada di rumusan masalah dengan menggunakan metode
statistik. Teknik analisis data dilakukan sebagai berkut.
1. Analisis Kelayakan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang akan dianalisis meliputi
silabus, RPP, mati, dan soal tes. Lembar validasi digunakan
untuk naisis perangkat pembelajaran. Jawaban dari angket
tersebut menggunakan skala likert sebagai berikut:
Skor 5 = Sangat sesuai
Skor 4 = Sesuai
Skor 3 = Cukup sesuai
Skor 2 = Kurang sesuai
Skor 1 = Tidak sesuai
Data dari angket tersebut, dihitung dengan rumus di
bawah ini
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟
Hasil validasi perangkat pembelajaran
diinterpretasikan seperti pada kriteria skor di bawah ini.
Tabel 3.4. Kriteria Skor Penilaian Perangkat Pembelajaran
Presentase Penilaian
81% - 100% Sangat Layak
61% - 80% Layak
41% - 60% Cukup Layak
21% - 40% Tidak Layak
0% - 20% Sangat Tidak
Layak
31

2. Analisis Hasil Belajar


a. Uji Normalitas
Uji nomalitas untuk mengetahui data yang akan
dianlisis berdistribusi normal atau tidak. Chi kuadrat
digunakan untuk uji normalitas pada penelitian ini.
Menurut Sugiyono, (2016:80-83) langkah langkah uji chi
kuadrat dijelaskan sebagai berikut:
1). Menentukan jumlah kelas interval
2). Menentukan panjang kelass interval dengan rumus
𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑎𝑟 − 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
3). Menyusun tabel distribusi frekuensi yang sekaligus
tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.
4). Meghitung fh (frekuensi yang diharapkan) dengan
cara mengalikan presentase luas tiap bidng kurva
normal dengan jumlah ata observasi (jumlah individu
sampel).
5). Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh,
sekaligus menghitung harga-harganya (f0 – fh)2 dan
(f0 – fh)2
𝑓ℎ
(f0 – fh)2
Harga merupakan harga Chi Kuadrat (x2) hitung
𝑓ℎ
6). Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi
kuadrat tabel. Jika harga chi kuadrat hitung lebih kecl
atau sama dengan harga chi kuadrat tabel (Xh2 ≤ Xh2)
maka distribusi data dinyatakan normal dan jika lebih
besar (Xh2 ≥ Xh2) maka dinyatakan tidak normal.
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan one
sample t-test. Uji one sample t-test berfungsi untuk
mengetahui suatu nilai tertentu berbeda secara signifikan
atau tidak dengan rerata sebuah sampel. Uji one sample t-test
32

menggunakan kriteria pihak kanan, yaitu untuk


mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas DPIB SMK
Negeri 1 Glagah Banyuwangi lebih besar sama dengan (≥)
KKM (75) setelah diterapkan model pembelajaran problem
based learning (PBL) pada mata pelajaran rencana anggaran
biaya.
Langkah-langkah analisis uji hipotesis adalah sebagai
berikut:
1). Hipotesis ditentukan terlebih dahulu
H0 : µ1 > µ2 : Hasil belajar siswa kelas DPIB SMK
Negeri 1 Glagah
Banyuwangi lebih besar sama dengan
(<) KKM (75) setelah diterapkan model
pembelajaran problem based learning
(PBL) pada mata pelajaran rencana
anggaran biaya.
Ha : µ1 < µ 2 : Hasil belajar siswa kelas DPIB SMK
Negeri 1 Glagah
Banyuwangi lebih besar sama dengan
(≥) KKM (75) setelah diterapkan model
pembelajaran problem based learning
(PBL) pada mata pelajaran rencana
anggaran biaya.
2). Menentukan taraf signifikan (α) = 0,05
3). Menghitung rata-rata hasil belajar
4). Menentukan simpangan baku menggunakan rumus:

∑(𝑥1 − 𝑥)2
𝑆=√
𝑛−1
33

5). Menentukan harga t hitung dengan uji statistik:


𝑥 − 𝜇0
𝑡=
𝑆
√𝑛
Keterangan:
t = Besarnya uji-t yang dihitung
x1 = Nilai hasil belajar
x = Rata-rata nilai hasil belajar
µ0 = Nilai yang dihipotesikan
S = Simpangan baku
n = Banyaknya siswa pada saat posttest
6). Melihat harga t tabel
Harga t tabel dicari melalui derajat kebebasan (dk) = n-
1
7). Menggambar kurva uji pihak kanan
8). Meletakkan kedudukan t hitung dalam kurva
9). Membuat keputusan pengujian hipotesis
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
1. Hasil Validasi Silabus
Hasil pehitungan kelayakan validasi silabus diperoleh
dari skor hasil validasi oleh validator. Validator terdiri dari
dosen Unesa dan salah satu guru yang ada di sekolah.
Berikut adalah hasil validasi yang dapat dilihat pada Tabel
4.1
Tabel 4.1. Hasil Validasi Silabus
Presentase (%) Penlaian
No Aspek Penilaian
Dosen Guru Hasil
Perwajahan dan Sangat
1 100% 95% 98%
Tata Letak Layak
Sangat
2 Isi 80% 88% 84%
Layak
3 Bahasa 80% 80% 80% Layak
Sangat
Rata-rata Keseluruhan 87%
Layak

Perhitungan proentase hasil validasi silabus dihiung


menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟
98%+84%+80%
=
3
= 87%
Hasil validasi silabus berdasarkan perhitungan di atas
diperoleh sebeesar 87%. Nilai tersebut berada pada interval
81%-100% dengan kategori sangat layak, artinya silabus
dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

34
35

2. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Hasil pehitungan kelayakan validasi RPP diperoleh dari
skor hasil validasi oleh validator. Validator terdiri dari
dosen Unesa dan salah satu guru yang ada di sekolah.
Berikut adalah hasil validasi yang dapat dilihat pada Tabel
4.2
Tabel 4.2. Hasil Validasi RPP
Presentase (%) Penlaian
No Aspek Penilaian
Dosen Guru Hasil
Perwajahan dan Tata Sangat
1 100% 100% 100%
Letak Layak
Sangat
2 Isi 77% 83% 80%
Layak
Kegiatan Belajar Sangat
3 80% 88% 84%
Mengajar Layak
Sangat
4 Penilaian 73% 93% 83%
Layak
5 Hasil Belajar 80% 80% 80% Layak
Sangat
Rata-rata Keseluruhan 85%
Layak
Perhitungan proentase hasil validasi RPP dihiung
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟
100%+80%+84%+83%+80%
=
5
= 85%
Hasil validasi RPP berdasarkan perhitungan di atas
diperoleh sebesar 85%. Nilai tersebut berada pada interval
81%-100% dengan kategori sangat layak, artinya silabus
dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Hasil Validasi Soal Test
Hasil pehitungan kelayakan validasi soal test diperoleh
dari skor hasil validasi oleh validator. Validator terdiri dari
dosen Unesa dan salah satu guru yang ada di sekolah.
36

Berikut adalah hasil validasi yang dapat dilihat pada Tabel


4.3
Tabel 4.3. Hasil Validasi Soal Test
Presentase (%) Penlaian
No Aspek Penilaian
Dosen Guru Hasil
Perwajahan dan Sangat
1 87% 80% 83%
Tata Letak Layak
Sangat
2 Isi 80% 96% 88%
Layak
Sangat
3 Bahasa 80% 87% 83%
Layak
Sangat
Rata-rata Keseluruhan 85%
Layak
Perhitungan proentase hasil validasi silabus dihiung
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟
83%+88%+83%
=
3
= 85%
Hasil validasi silabus berdasarkan perhitungan di atas
diperoleh sebeesar 85%. Nilai tersebut berada pada interval
81%-100% dengan kategori sangat layak, artinya silabus
dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pengujian hasil validasi perangkat
pembelajaran seperti, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), serta soal yang digunakan sebagai pengujain di
dua kelas, yaitu kelas treatment yaitu kelas DPIB, dimana kelas
ini diberikan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). Sedangkan kelas yang lain merupakan kelas non-
treatment . dimana kelas ini diberikan tidak diberikan
pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL).
37

Berdasarkan pengujian di SMK Negeri 1 Glagah Banyuwangi,


diperoleh hasil sebagaimana Tabel 4.4. dan Tabel 4.5
Tabel 4.4. Hasil posttest kelas treatment
No Nama Peserta Didik Posttest
1 Achmad Rizal Muhaimin 90
2 Ady Raya Burhani 95
3 Ahmad Hasbi Saputra 90
4 Ahmad Imam Wahyudi 95
5 Alvian Wahyu Adjie 100
6 Amelia Kusuma Firdaus 85
7 Ayun Halimah 85
8 Ayyub Karimullah Miftahu Akbar 85
9 Daffa Dimas Wardhana 90
10 Denis Kurniawan 90
11 Dimas Dani Pratama 95
12 Dwi Ayu Zainia 100
13 Dyta Pratiwi 100
14 Ghoisul Wafl'l 85
15 Hafidz Varian Anwar 90
16 Krisna Saputra 85
17 Leony Dwi Puspita 95
18 Malik Muliyadi 85
19 Moch. Restu Zulvan Widodo 90
20 Mochammad Rizky Heryans 85
21 Muh. Iqbal Putra Sakti Ramadhan 85
22 Muhammad Hasbi Mathlubi 85
23 Muhammad Hidayat Nur Wahid 90
24 Nano Prayuda 85
25 Nurul Lailan November 95
26 Pahul Husni 90
27 Prayugo Aldo Saputra 95
28 Ribut Alfareta 85
29 Rike Yuliyana 90
30 Rizky Setiawan 85
Sumber: data primer
38

Tabel 4.5. Hasil posttest kelas non-treatment

No Nama Peserta Didik Posttest

1 Achmad Nurman Alfarizi 80


2 Achmad Piero Ferdiansyah 80
3 Adam Mirza Ardiyansyah 85
4 Adi Saputra 80
5 Afrizki Dova Pratama 85
6 Ahmat Firmansah 85
7 Alvino Fajar Maulana 80
8 Athaya Giri Cayapata 90
9 Aulia Rizmadhona 85
10 Betrand Okthaddeus 80
11 Danu Wendra Salbani 80
12 Dimas Budi Utomo 80
13 Dimas Syahwaludin 80
14 Febrian Guntur Pratama 85
15 Hadi Arindra 85
16 Hezel Devianto Pratama 80
17 Ilham Zuenavanza Putra 85
18 Kristanti Yolanda Natania Putri 80
19 Masdani Lahuda 80
20 Michael Gusti Pradino 85
21 Moch. Hazmi Mathlubi 80
22 Moh. Soman 80
23 Moh. Yusuf Efendi 80
24 Muhammad Nafila Farhan Ramadhani 80
25 Nur Shodiqoh Annisa 85
26 Pebri Hariyanto 80
27 Rangga Ananda Yudistira 80
28 Ridho Iwan Anda 75
29 Ridzha Dwi Erdiansyah 75
30 Wildani Afan 80
Sumber: data primer
39

Dari tabel di atas kemudian dilakukan pengujian


menggunakan uji one sample t-test menggunakan SPSS versi
24, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6. Paired Samples Statistics
Mean N
Korelasi Treatment 90.00 30
1 Non_treatment 81.50 30
Sumber: data primer
Tabel di atas merupakan luaran dari uji korelasi dimana
diperoleh ringkasan bahwa kelas hasil treatment dan non-
treatment memperoleh nilai rata-rata sebesar 90,00 dan
sebesar 81,50 dari 30 siswa di kelas DPIB.
Tabel 4.7. Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Treatment &
Korelasi 1 30 .000 1.000
non_treatment
Sumber: data primer
Tabel di atas merupakan luaran ke-2 dari uji korelasi product
moment, tabel di atas merupakan hubungan antara variabel
kelas treatment dan variabel kelas non-treatment , dari uji
korelasi diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar 1.000,
artinya nilai tersebut lebih besar dari nilai 0,05, dimana
berdasarkan pengambilan keputusan dalam uji korelasi
karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
indikasinya tidak ada hubungan antara kelas treatment dan
kelas non-treatment.
40

Tabel 4.8. Paired Samples Test


Sig. (2-
Paired differences T Df
tailed)

95% confidence
Std. Std.
interval of the
Mean Devia Error
difference
tion mean
Lower Upper

Treatment -
Korel
non_treatm 8.500 6.039 1.103 6.245 10.755 7.710 29 .000
asi 1
ent

Tabel di atas merupakan luaran ke-3 dari uji korelasi product

moment, yaitu Paired Samples Test, dalam hal ini ada beberapa

dasar pengambilan keputusan diantaranya :


1. Jika nilai Sig(2-tailed) kurang dari 0,05, maka terdapat
perbedaan yang signifikan anatara hasil belajar kelas
dengan treatment, dan kelas non-treatment
2. Jika nilai Sig(2-tailed) lebih dari 0,05, maka tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas dengan
treatment, dan kelas non-treatment
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Sig(2-tailed) adalah
sebesar 0,000, dimana nilai tersebut kurang dari 0,005, dimana
berdasarkan dasar pengambilan keputusan nilai sig(2-tailed)
kurang dari 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi
antara hasil belajar kelas treatment dengan hasil belajar kelas non
treatment terdapat perbedaan yang signifikan.
BAB V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Hasil validasi silabus berdasarkan perhitungan di atas
diperoleh sebeesar 87%. Nilai tersebut berada pada interval
81%-100% dengan kategori sangat layak, artinya silabus
dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Hasil validasi RPP berdasarkan perhitungan di atas
diperoleh sebesar 85%. Nilai tersebut berada pada interval
81%-100% dengan kategori sangat layak, artinya silabus
dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Hasil validasi silabus berdasarkan perhitungan di atas
diperoleh sebeesar 85%. Nilai tersebut berada pada interval
81%-100% dengan kategori sangat layak, artinya silabus
dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
4. Hasil Uji T, dengan menggunakan SPSS versi 24, diperoleh
hasil sig(2-tailed) kurang dari 0,005 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata,
sehingga melalui model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran rencana anggaran biaya di SMK Negeri 1 Glagah
Banyuwangi.
B. Saran
Berdasarkan atas kesimpulan yang sudah dikemukakan, maka
saya sampaikan saran sebagai berikut:
1. Tidak ada metode yang tepat dalam pelaksanaan
pembelajaran, sehingga para pendidik agar lebih kreatif
dalam mengembangkan model pembelajaran.
2. Perlunya pengembangan metode pembelajaran agar siswa
lebih terinspirasi dan semangat dalam belajar.

41
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, A. E. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Dengan Media Maket Untuk
Menghitung Rencana Anggaran Biaya Kelas XI SMK Negeri
3 Surabaya. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan, 2(2),
2018.
Amin, I. M. (2018). Penerapan Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa: Studi Pada
Mata Pelajaran Estimasi Rencana Anggaran Biaya Kelas XI
Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 1
Petasia Morowali Utara. Jurnal UNY, 2018.
Anonim. (2013). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
70ahun 2013. In Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 70
Tahun 2013.
Arends, R. (2008). Learning to Teach.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Boud, D. and F. G. (2010). the Challenge of Problem Based Learning.
London: Kogan page.
Fathurrohman, M. (2019). Model-model pembelajaran Inovatif.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Firmansyah, Adi A.Y, Widodo A.P, S. A. (2013). Rancang Bangun
Aplikasi Rencana Anggaran Biaya Dalam Pembangunan
Rumah. In Jurnal Sistem Informasi VOL. (Vol. 11). Jakarta: PT
Bina Pustaka
Hamzah, U. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di
Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hariyanto. (2014). Asessmen Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hosnan. (2016). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad 21. Jakarta:PT Bina Pustaka
Huda, M. (2015). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nurhadi. (2003). Pendekatan Konstekstual (Contextual Teaching and
Learning). Jakarta: Depdiknas.
Sanjaya. (2008). Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar.
Jakarta: Prenada.
Siswoyo, D. (2011). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

42
Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Tambunan, J. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasih
Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Menghitung Rencana Anggaran Biaya Siswa
Kelas XI TKBB SMKN 1 Balige. Jurnal UNIMED, 2017.

43

Anda mungkin juga menyukai