LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun oleh:
Nama : Vera Wati Din
NPM : 183203032
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
2
LAPORAN PENDAHULUAN
GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)
A. Definisi
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah penyakit ginjal tahap akhir yang
dibuktikan dengan penurunan laju filtrasi glomerulus kurang dari 20% dari laju
filtrasi normal. Kerusakan yang terjadi pada ginjal menyebabkan ginjal tidak bisa
melaksanakan fungsinya untuk mengatur keseimbangan cairan dan mengeluarkan
sisa–sisa metabolisme atau racun (Smeltzer and Bare, 2014). Gagal ginjal kronik
adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh desktruksi jaringan dan kehilangan
fungsi ginjal yang berlangsung berangsur–angsur. Keadaan ini dapat terjadi karena
penyakit yang progresif cepat disertai awitan mendadak yang menghancurkan
nefron dan menyebabkan kerusakan ginjal yang irreversibel (Kowalak, 2011).
B. Klasifikasi
GGK dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat laju filtrasi glomerulus
dengan nilai normal 125 ml/min/1,73 m2. Klasifikasi tersebut tercantum pada
Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi GGK menurut Kidney Disease Improving Global Outcome/
KDIGO (2012).
Deraja Deskripsi Laju filtrasi glomelurus (GFR)
t ml/menit/1,73m2
G1 Normal or high 90
G2 Mildly decreased 60 – 89
G3a Mildly to moderately 45 – 59
decreased
G3b Moderately to severely 30 – 44
decreased
G4 Severely decreased 15 – 29
G5 Kidney failure <15
C. Patofisiologi
Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu untuk mengangkut sampah
metabolik di dalam tubuh ataupun melaksanakan fungsinya. Gagal ginjal dapat
disebabkan oleh penyakit sistemik seperti diabetes melitus, hipertensi yang tidak
dikontrol, glomerulonefritis kronis, pielonefritis, gangguan vaskuler, serta agens
3
toksin, sehingga hal ini dapat memengaruhi fungsi kerja ginjal (Smeltzer and Bare,
2014).
Penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan urin 24 jam untuk melihat klirens kreatinin. Seseorang
dikatakan mengalami penurunan laju filtrasi glomerulus jika hasil pemeriksaan
menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada klirens kreatinin dan terjadi
peningkatan pada kadar kreatinin serum dan kadar nitrogen urea darah (BUN)
(Smeltzer and Bare, 2014).
Kadar kreatinin serum merupakan indikator yang sangat sensitif untuk
menunjukkan fungsi renal karena kreatinin serum diproduksi langsung oleh tubuh,
sedangkan hasil dari pemeriksaan kadar nitrogen urea darah (BUN) tidak hanya
dipengaruhi oleh kondisi ginjal tetapi juga masukan protein dalam diet,
katabolisme dan medikasi seperti steroid. Penurunan fungsi ginjal dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan produk akhir metabolisme, yang dapat
memengaruhi semua sistem tubuh, sehingga semakin banyak penumpukan sampah
metabolisme maka gejala yang dirasakan oleh pasien semakin berat (Smeltzer and
Bare, 2014).
Retensi cairan dan natrium disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk
mengonsentrasikan atau mengencerkan urin secara normal, sehingga pasien akan
berisiko mengalami edema yang disebabkan oleh penumpukan cairan dan natrium.
Selain itu pasien juga berisiko untuk mengalami gagal jantung kongestif dan
hipertensi (Kowalak, 2011). Hipertensi dapat terjadi akibat dari aktifnya renin –
angiotensin yang dapat meningkatkan sekresi aldosteron. Tekanan darah yang
secara terus–menerus meningkat dapat memperburuk kondisi pasien (Smeltzer and
Bare, 2014).
Asidosis. Terjadinya asidosis metabolik diakibatkan oleh ketidakmampuan
ginjal untuk mengekskresikan muatan asam (H +) yang berlebihan (Smeltzer and
Bare, 2014). Selain terjadi asidosis juga terdapat anemia, sebagai akibat dari
produksi eritropoietin yang tidak adekuat, memendeknya usia sel darah merah,
defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan akibat status
uremik pasien. Pasien akan merasakan sesak napas, angina dan keletihan. Pada
kondisi ginjal yang sehat, eritropoiten merupakan suatu substansi yang diproduksi
4
oleh ginjal untuk menstimulasi sum–sum tulang agar dapat menghasilkan sel darah
merah (Kowalak, 2011).
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat. Kadar serum kalsium dan fosfat
dalam keadaan normal memiliki hubungan saling timbal balik, jika salah satunya
meningkat yang lainnya akan menurun. Penurunan laju filtrasi glomelurus yang
terjadi menyebabkan terjadinya peningkatan kadar fosfat serum dan penurunan
serum kalsium (Kowalak, 2011). Penurunan kadar serum kalsium menyebabkan
adanya sekresi parathormon dari kelenjar paratiroid. Dampak dari peningkatan
sekresi yaitu terjadi penurunan pada produksi kalsium ditulang, sehingga
perubahan dapat terjadi pada tulang serta dapat menimbulkan penyakit pada
tulang. Seiring dengan berkembangnya gagal ginjal maka terjadi pula penurunan
metabolit aktif vitamin D yang pada keadaan normal dibuat oleh ginjal (Smeltzer
and Bare, 2014).
Penyakit tulang uremik, atau disebut dengan osteodistrofi renal. Kondisi
ini terjadi karena perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan
parathormon. Semakin banyak masalah yang dialami oleh pasien GGK, maka
sangat memengaruhi kualitas hidup pasien. (Smeltzer and Bare, 2014).
5
6
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada pasien yaitu dengan
dialisis. Dialisis adalah suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan
dan produk dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu untuk melaksanakan
fungsinya. Tujuan dari tindakan dialisis yaitu untuk mempertahankan kehidupan
dan kesejahteraan pasien (Smeltzer and Bare, 2014). Metode terapi dialisis
mencakup dialisis peritoneal, hemofiltrasi dan hemodialisis. Untuk penjelasannya
adalah sebagai berikut :
1. Dialisis Peritoneal
Dialisis peritoneal adalah suatu alternatif terapi hemodialisis pada
pasien GGA maupun GGK. Dialisis peritoneal sama seperti hemodialisis tetapi
yang membedakannya yaitu dialisis peritoneal menggunakan peritoneum
sebagai membran semi permiabel. Dialisis peritoneal dapat dilakukan dengan
menginfuskan 1-2 liter cairan dialisis ke dalam abdomen melalui kateter
(Smeltzer and Bare, 2014).
2. Hemofltrasi
Hemofiltrasi digunakan untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan
dalam tubuh. Hemofiltrasi adalah salah satu terapi untuk membersihkan zat
terlarut yang melintasi membran permeabel akibat adanya perbedaan tekanan
gradien dari dalam darah (Smeltzer and Bare, 2014).
3. Hemodialisis
Hemodialisis adalah dialisis yang dilakukan melalui tindakan invasif di
vena dengan menggunakan mesin. Hemodialisis dapat dilakukan pada saat
toksin atau zat racun harus segera dikeluarkan untuk mencegah kerusakan
permanen atau menyebabkan kematian (Smeltzer and Bare, 2014). Pada
awalnya hemodialsis dilakukan melalui daerah femoralis, tetapi untuk
mempermudah maka dilakukan di :
a) Arteriovenosa atau AV fistula yaitu menggabungkan vena dan arteri
b) Double lumen yaitu langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke
jantung) (Nuari dan Widayati, 2017).
7
E. Pengkajian Keperawatan
Data yang dikumpulkan perawat dari klien dengan kemungkinan apendisitis
meliputi : umur, jenis kelamin, riwayat pembedahan dan riwayat medik lainnya
pemberian barium, baik lewat mulut/rektol, riwayat diit terutama makanan yang
berserat.
Pengkajian Primer :
a. Airway
1) Lidah jatuh kebelakang
2) Benda asing/ darah pada rongga mulut
3) Adanya secret
b. Breathing
1) pasien sesak nafas dan cepat letih
2) Pernafasan Kusmaul
3) Dispnea
4) Nafas berbau amoniak
c. Circulation
1) TD meningkat
2) Nadi kuat
3) Disritmia
4) Adanya peningkatan JVP
5) Terdapat edema pada ekstremitas bahkan anasarka
6) Capillary refill > 3 detik
7) Akral dingin
8) Cenderung adanya perdarahan terutama pada lambung
d. Disability : Pemeriksaan neurologis è GCS menurun bahkan terjadi
koma, Kelemahan,keletihan, Konfusi, Disorientasi, Kejang, Kelemahan
pada tungkai
A : Allert, sadar penuh, respon bagus
V : Voice Respon, kesadaran menurun, berespon terhadap suara
P : Pain Respons, kesadaran menurun, tidak berespon terhadap suara,
berespon thd rangsangan nyeri
8
U : Unresponsive, kesadaran menurun, tdk berespon thd suara, tdk
bersespon thd nyeri
Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan atau penenganan
pada pemeriksaan primer.
Pemeriksaan sekunder meliputi :
1. AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event
2. Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
3. Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang
a. Keluhan Utama : Badan lemah, cepat lelah, nampak sakit, pucat keabu-
abuan, kadang-kadang disertai udema ekstremitas, napas terengah-engah.
b. Riwayat kesehatan : Faktor resiko (mengalami infeksi saluran nafas atas, infeksi
kulit, infeksi saluran kemih, hepatitis, riwayat penggunaan obat nefrotik, riwayat
keluarga dengan penyakit polikistik, keganasan, nefritis herediter).
c. Anamnesa
1) Oliguria/ anuria 100 cc/ hari, infeksi, urine (leucosit, erytrosit, WBC, RBC)
2) Cardiovaskuler: Oedema, hipertensi, tachicardi, aritmia, peningkatan kalium
3) Kulit : pruritus, ekskortiasis, pucat kering.
4) Elektrolit: Peningkatan kalium, peningkatan H+, PO, Ca, Mg, penurunan
HCO3
5) Gastrointestinal : Halitosis, stomatitis, ginggivitis, pengecapan menurun,
nausea, ainoreksia, vomitus, hematomisis, melena, gadtritis, haus.
6) Metabolik : Urea berlebihan, creatinin meningkat.
7) Neurologis: Gangguan fungsi kognitif, tingkah laku, penurunan kesadaran,
perubahan fungsi motorik
8) Oculair : Mata merah, gangguan penglihatan
9) Reproduksi : Infertil, impoten, amenhorea, penurunan libido
10) Respirasi : edema paru, hiperventilasi, pernafasan kusmaul
9
M. Diagnosa keperawatan utama mencakup antara lain:
1. Nyeri akut b/d agen cidera biologis (00132)
2. Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme regulasi dan
kelebihan asupan cairan (00026)
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan mengabsorpsi nutrisi (00002)
4. Ketidakefektifan pola nafas b/d keletihan dan nyeri (00032)
5. Penurunan curah jantung b/d perubahan afterload dan preload
(00029)
6. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (00092).
10
N. Rencana Keperawatan
11
Tambahan (1306) 6. Monitor vital sign sebelum dan 5. Respon klien terhadap
1. Pasien tidak merasakan kecemasan sesudah pemberian analgesik prosedur dapat dijadikan
2. Pasien tidak mengalami ketakutan pertama kali serta teknik relaksasi bahan evaluasi efektifitas
terhadap prosedur dan alat yang yang sudah diajarkan. untuk penanganan nyeri
digunakan selama tindakan Label: Pemberian Analgesik (2210) selanjutnya.
3. Pasien tidak mengalami keputusasaan 6. Vital sign dilakukan untuk
4. Pasien tidak merasakan kesedihan 1. Tentukan lokasi, karakteristik, mengetahui penurunan
yang berlebihan kualitas, dan derajat nyeri sebelum tanda-tanda vital hasil dari
5. Tidak terdapat ketakutan nyeri yang pemberian obat penanganan nyeri.
tidak dapat ditahan 2. Cek instruksi dokter tentang jenis
6. Rasa tidak berharga obat, dosis, dan frekuensi
7. Tidak adanya gangguan pada 3. Cek riwayat alergi
konsentrasi 4. Pilih analgesik yang diperlukan
8. Tidak mengalami kekhawatiran untuk atau kombinasi dari analgesik
ditinggalkan. ketika pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal.
Label: Terapi Relaksasi (6040)
1. Lakukan pengkajian tingkat nyeri
yang dirasakan oleh pasien
2. Kaji intervensi relaksasi masa lalu
yang sudah digunakan ketika nyeri
3. Jelaskan rasionalisasi dan manfaat
relaksasi serta jenis relaksasi yang
digunakan.
4. Ajarkan teknik relaksasi yang
12
direncanakan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien
5. Evaluasi dan dokumentasikan
respon terhadap terapi relaksasi.
2. Kelebihan volume cairan b/d Setelah dilakukan tindakan keperwatan Label : Monitor Cairan (4130) 1. Ukur berat badan pasien dan
gangguan mekanisme regulasi dan selama …x… jam, diharapkan masalah 1. Observasi berat badan pasien asupana intake dan output
kelebihan asupan cairan (00026) keperawatan klien dengan kelebihan 2. Observasi asupan dan pengeluaran untuk mengetahui
volume cairan, dapat teratasi dengan 3. Monitor tekanan darah, denyut keseimbangan cairan
kriteria hasil : jantung, dan status pernapasan. 2. Kaji kondisi turgor kulit
Label : Keseimbangan Cairan (0601) 4. Kaji turgor kulit pasien pasien untuk mengetahui
5. Kaji jumlah dan jenis intake atau tingkat kelembaban pasien
1. Tekanan darah pasien dalam rentang asupan cairan serta kebiasaan 3. Pemberian obat farmakologi
normal yaitu 120/80 mmHg eliminasi. untuk membantu dalam
2. Keseimbangan intake dan output 6. Berikan agen farmakologis untuk proses pengeluaran cairan
dalam 24 jam meningkatkan pengeluaran urin 4. Kolaborasikan dengan dokter
3. Berat badan stabil 7. Berikan dialysis dan catat reaaksi pada kondisi pasien tertentu.
4. Hematokrit dalam rentang normal pasien
5. Pasien tidak mengalami kehausan 8. Konsultasikan ke dokter jika
yang berlebihan pengeluaran urin kurang dari
6. Pasien tidak mengalami pusing yang 0,5ml/kg/jam atau asupan cairan
berlebihan orang dewasa kurang dari 2000
7. Pasien tidak mengalami kram otot dalam 24 jam.
8. Pasien tidak mengalami asites
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan Label: Manajemen Nutrisi (1100) 1. Kaji asupan nutrisi pasien
dari kebutuhan tubuh b/d selama …x…jam, masalah keperawatan untuk pemenuhan nutrisi
ketidakmampuan mengabsorpsi klien dengan ketidakseimbangan nutrisi 1. Observasi kalori dan asupan nutrisi 2. Berikan pengetahuan
nutrisi (00002) kurang dari kebutuhan tubuh dapat 2. Observasi berat badan kepada keluarga dan pasien
teratasi dengan kriteria hasil : 3. Ajarkan kepada pasien terkait terkait dengan pemenuhan
dengan pemenuhan makanan sesuai nutrisi sesuai usia.
13
Label: Status Nutrisi: Asupan makan dengan usia.
dan cairan (1020) 4. Anjurkan kepada pasien untuk
1. Intake nutrisi pasien lewat mulut pemenuhan nutrisi
2. Intake cairan lewat mulut 5. Edukasikan kepada keluarga untuk
3. Pasien tidak mengalami hidrasi mendukung pemenuhan kebutuhan
4. Berat dan tinggi badan pasien dalam nutrisi pasien.
rentang normal sesuai masa
pertumbuhannya
5. Intake kalori, protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral, zat
besi, kalsium, dan sodium.
4. Ketidakefektifan pola nafas b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Label : Monitoring Pernafasan (3350) 1. Kaji kecepatan, irama,
hiperventilasi, keletihan dan nyeri selama …x…jam, diharapkan masalah 1. Observasi kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan
(00032) keperawatan klien dengan kedalaman, dan kesulitan bernafas. bernafas untuk mengetahui
ketidakefektifan pola nafas dapat teratasi 2. Observasi suara nafas tambahan pola pernafasan klien
dengan kriteria hasil : seperti ngorok atau mengi 2. Memposisikan pasien
3. Observasi pola nafas (misalnya miring ke samping
Label : Status Pernafasan (0415). bradipneu, takipneu, hiperventilasi, 3. Berikan bantuan terapi
1. Frekuensi pernafasan pasien dalam pernapasan kusmaul) nebulizer ataupun oksigen
rentang normal yaitu 16-24 4. Observasi saturasi oksigen pada untuk mengatasi masalah
kali/menit. pasien sesuai dengan anjuran ketidakefektifan pola
2. Irama pernafasan pasien reguler. kebutuhan pasien pernafasan pasien.
3. Kedalaman inspirasi pasien dalam 5. Observasi keluhan sesak napas
kondisi normal pasien, termasuk kegiatan yang
4. Tidak terdengar suara tambahan meningkatkan atau memperburuk
pada saat auskultasi. sesak napas tersebut.
5. Saturasi oksigen dalam rentang 6. Observasi hasil foto thoraks.
normal 95 – 100%. 7. Auskultasi suara napas, catat area
6. Pasien tidak menggunakan otot
14
bantu nafas. dimana terjadi penurunan atau tidak
7.Pasien tidak mengalami dispnue adanya ventilasi dan keberadaan
pada saat istirahat dan aktivitas suara napas tambahan.
ringan. 8. Catat perubahan pada saturasi O2,
8. Pasien tidak mengalami demam volume tidal akhir CO2, dan
dipertahankan. perubahan nilai analisa gas darah
9. Pasien tidak mengalami restrraksi dengan tepat.
dinding dada. 9. Posisikan pasien miring ke samping,
Label : Status Pernafasan: Ventilasi sesuai indikasi untuk mencegah
(0403). aspirasi, lakukan teknik log roll, jika
1. Pasien tidak terlihat menggunakan pasien diduga mengalami cedera
otot bantu nafas. leher.
2. Pada saat auskultasi tidak terdengar 10. Berikan bantuan resusitasi jika
suara bunyi tambahan. diperlukan.
3. Tidak terlihat retraksi dinsing dada. 11. Berikan bantuan terapi napas
4. Tidak terlihat pengembangan (oksigenasi atau nebulizer) sesuai
dinding dada yang tidak simetris. kondisi pasien.
5. Pasien tidak mengalami dispnea saat
istrahat dan saat latihan.
6. Frekuensi pernafasan pasien dalam
rentang normal yaitu 16-24
kali/menit.
5. Penurunan curah jantung b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Label : Perawatan Jantung (4040). 1. Kaji episode nyeri pasien,
perubahan afterload dan preload selama …x…jam, diharapkan masalah 1. Observasi episode nyeri pasien dan tanda-tanda vital rutin
(00029) keperawatan klien dengan penurunan (intensitas, lokasi, radiasi, durasi dan untuk mengetahui
curah jantung dapat teratasi dengan faktor yang memicu serta hemodinamik pasien
kriteria hasil : meringankan nyeri dada). 2. Berikan dukungan teknik
2. Observasi EKG, adakah perubahan efektif untuk megurangi
Label : Keefektifan Pompa Jantung
15
(0400) segmen ST, sebagaimana mestinya stress yang dialami oleh
1. Tekanan darah sistol dan diastol 3. Observasi tanda – tanda vital secara pasien
pasien dalam batas normal (120/80 rutin 3. Edukasikan kepada
mmHg). 4. Observasi disritmia jantung, keluarga untuk pembatasan
2. Tekanan vena sentral dalam rentang termasuk gangguan ritme dan aktivitas pasien.
normal konduksi jantung
3. Pasien tidak merasakan nyeri dada 5. Observasi status pernapasan terkait
atau angina dengan adanya gejala gagal jantung
4. Pasien tidak mengalami kelelahan 6. Observasi keseimbangan cairan
5. Pasien tidak tampak sianosis dan (masukan dan keluaran serta berat
pucat. badan harian)
6. Pasien tidak mengalami dyspnea pada 7. Observasi nilai laboratorium yang
saat istirahat tepat (enzim jantung dan nilai
7. Pasien tidak mengalami dyspnea pada elektrolit)
saat melakukan aktivitas ringan 8. Observasi sesak napas, kelelahan,
8. Pasien tidak merasakan mual. takipnea, dan orthopnea.
Label : Status Sirkulasi (0401) 9. Berikan dukungan teknik efektif
1. Tekanan darah rat-rata pasien dalam untuk mengurangi stres
rentang nomal yaitu 120/90 mmHg 10. Berikan terapi relaksasi, seperti
2. Pasien tidak mengalami kelelahan teknik nafas dalam.
3. Pasien tidak terlihat mengalami 11. Edukasikan kepada keluarga untuk
wajah yang pucat membatasi aktivitas pasien jika
4. Saturasi oksigen dalam rentang dirumah dan kondisinya sudah
normal yaitu 95-100 % membaik.
5. Pasien tidak terdengar bunyi suara 12. Kolaborasikan dengan tim spiritual
napas tambahan. untuk pemberian spiritual kepada
pasien untuk mengurangi kecemasan
pasien, sebagaimana mestinya.
16
Label : Monitor tanda – tanda vital
(6680)
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu,
dan status pernapasan.
2. Monitor tekanan darah jika pasien
telah mengkonsumsi obat jika
memungkinkan.
3. Monitor irama dan tekanan jantung.
4. Monitor warna kulit, suhu, dan
kelembapan.
5. Monitor adanya tanda tanda cushing
refleks (tekanan nadi lebar,
bradikardi, dan peningkatan tekanan
darah sistolik).
6. Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan tindakan Label: Manajemen energi (0180) 1. Observasi system
ketidakseimbangan antara suplai keperawatan ..x..jam, diharapkan masalah 1. Observasi sistem kardiorespirasi kardiorespirasi pasien selama
dan kebutuhan oksigen (00092). keperawatan klien dengan intoleransi pasien selama kegiatan (dyspnea) pasien mengalami sesak serta
aktivitas dapat teratasi dengan kriteria 2. Observasi status fisiologis pasien kelelahan.
hasil : yang menyebabkan kelelahan sesuai 2. Edukasikan kepada pasien
konteks usia dan perkembangan. dan keluarga untuk pasien
Label: Tolerasi terhadap aktivitas 3. Ajarkan pasien mengenai melakukan aktivitas fisik
(0005) pengelolaan kegiatan dan sesuai dengan kemampuan
1. Saturasi oksigen pasien dalam rentang manajemen waktu untuk mencegah
normal (95-100%). kelelahan
2. Frekuensi nadi ketika beraktivitas 4. Anjurkan aktivitas fisik sesuai
dalam rentang normal. dengan kemampuan
3. Frekuensi pernafasan ketika 5. Edukasi kepada keluarga ataupun
beraktivitas dalam rentang normal pasien erkait tanda dan gejala dari
4. Pasien mudah dalam melakukan
17
aktivtas sehari-hari (ADLs). kelelahan
6. Kolaborasikan dengan ahli gizi
terkait cara meningkatkan asupan
energi dari makanan
18
DAFTAR PUSTAKA
Kidney Disease Improving Global Outcome/KDIGO., 2012. Clinical Practice Guideline for
the Evaluation and Management
Kowalak., 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Editor Bahasa Indonesia, Renata Komalasari &
Anastasia Onny Tampubolon. Jakarta:EGC.
Smeltzer and Bare., 2014. Textbook of Medical – Surgical Nursing. Third Edition. Volume 2.
Brunner & Suddarth’s, Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins, a Walter
Kluwer Business.
University IOWA., NIC and NOC Project., 2013, Nursing outcome Classifications,
Philadelphia, USA.
19
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Disusun oleh:
Nama : Vera Wati Din
NPM : 183203032
20
LEMBAR PENGESAHAN
21
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JEND ACHMAD YANI YOGYAKARTA
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk RS :
Klien mengatakan pada tanggal 27 April 2019, klien menjalani hemodialisis rutin
yaitu pada hari Rabu dan Sabtu yang sudah terjadwal. Setelah pulang dari
hemodialisis, tempat penusukan terapi hemodialisis ditangan sebelah kiri
mengeluarkan banyak darah, sehingga klien mengalami lemas. Selain itu juga klien
merasakan nyeri, mual, muntah, demam dan pusing.
22
2. Keluhan utama saat
Klien mengatakan nyeri, P : Post hemodialysis H ke 2, Q : Seperti teriris-iris, R :
tangan sinistra, S : 3, T : menetap. Selain itu klien juga merasakan demam, pusing,
dan mual muntah.
3. Riwayat kesehatan masa lalu :
Keluarga dan klien mengatakan sebelumnya klien sudah pernah mengalami sakit
yang harus dirawat di Rumah Sakit yaitu hipertensi semenjak 12 tahun yang lalu.
Klien mulai menjalani hemodialysis pada tahun 2014.
4. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga mengatakan orang tua klien (Ibu) memiliki riwayat penyakit keturunan
yaitu hipertensi.
5. Penyakit keturunan : Ada
DM
Asma
Hipertensi
Jantung
6. Riwayat kecelakaan atau pembedahan sebelumnya :
Klien mengatakan klien tidak pernah kecelakaan dan melakukan operasi sebelumnya.
7. Riwayat Alergi dan pengobatan yang pernah di peroleh :
Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan.
8. Genogram
Keterangan :
: klien Tn. C
: perempuan
: laki-laki
: perempuan meninggal
: laki-laki meninggal
: garis perkawinan
23
: garis keturunan
: tinggal satu rumah
C. PENGKAJIAN FISIK
1. Sistem Pernafasan
Dispnea : Tidak
Sputum : Tidak
Riwayat penyakit Bronktis : Tidak; Asthma: Tidak; TBC: Tidak; Emphysema:
Tidak; Pneumonia : Tidak
Merokok : Iya, terakhir mengkonsumsi rokok pada 12 tahun yang lalu.
Respirasi : 20 x/menit; regular dan dangkal.
Penggunaan otot bantu pernapasan: Tidak
Fremitus :Tidak
Nasal flaring :Tidak
Sianosis : Tidak
Pemeriksaan Thorax
a. Inspeksi :
Pengembangan dada tampak simetris, tidak tampak menggunakan otot bantu
pernapasan dada, tidak tampak adanya lesi, RR : 20 x/menit (reguler dan
dangkal),
b. Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan, nyeri tekan tidak dirasakan.
c. Perkusi : Suara sonor dikedua lapang paru.
d. Auskultasi : Suara napas vesikuler. Rhonki-/-, wheezing -/-.
2. Sistem Kardiovaskular
Riwayat Penyakit : Hipertensi: Iya; Penyakit gangguan jantung: Tidak
Edema kaki : Tidak
Plebitis : Tidak
Claudicasio : Tidak
Dysreflexia :Tidak
Palpitasi : Tidak; Sinkop: Tidak
Rasa kebas/kesemutan: Iya
Batuk darah : Tidak
24
TD : 175/100 mmHg, pengukuran di: lengan atas bagian kanan
Posisi pengukuran: Tidur
Nadi : 90 x/menit diukur di radial
Kualitas nadi : Kuat
CRT : 2 detik.
Homans sign : Negatif
Abnormalitas kuku: Tidak ada kelainan pada kuku
Perubahan kulit : Tidak ada perubahan, warna kulit merata
Membran mukosa: Lembab
Pemeriksaan Kardio
a. Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
b. Palpasi : Ictus cordis di intercostal 5 dan 6 midcklavikula sinistra, tidak
ada nyeri tekan.
c. Perkusi : Suara jantung redup
d. Auskultasi : Suara s1 dan s2 terdengar lup dup, tidak ada suara tambahan.
3. Sistem Gastrointestinal
Antropometri
a. BB : 59 kg TB : 160 cm IMT : 23,04
Gizi kurang
Gizi cukup
Gizi lebih
b. Berat badan: 59 Kg, ada perubahan BB: Tidak ada
IMT Status Gizi Kategori
Biokimia
Hb : 7,3 gr/dl
25
Hmt : 24 %
Albumin : -
Serum glukosa: -
Clinical sign
a. Turgor kulit : Elastis
b. Membran mukosa: Kering (pucat)
c. Edema : Tidak
d. Ascites : Tidak; Derajat:-
e. Pembesaran tiroid: Tidak
f. Kondisi gigi dan mulut : Tampak bersih
g. Kondisi lidah : Bersih
h. Halitosis: Tidak
i. Hernia: Tidak
j. Massa abdomen :Tidak
k. Bising usus: 15 x/menit
l. Data tambahan dalam Pemeriksaan abdomen:
Inpeksi: Bentuk simetris, tidak ada luka, warna kulit merata, tidak ada kelainan
bentuk, dan tidak ada benjolan.
Auskultasi: Bising usus terdengar 15 x/menit
Perkusi: Suara perut tympani
Palpasi: Tidak terdapat nyeri palpasi perut
Diet : Cukup energi, rendah protein, dan rendah garam
a. Pola makan sebelum dirawat: 3x/sehari; waktu: pagi, sang, dan malam
b. Ada larangan/pantangan makanan: Tidak
c. Penggunaan suplemen makanan: Tidak
d. Kehilangan nafsu makan: Tidak
e. Mual/Muntah: Iya
f. Alergi makanan:Tidak
g. Dada serasa terbakar sesaat setelah makan: Tidak
h. Masalah dalam menelan: Tidak
i. Gigi Palsu: Tidak
j. Penggunaan diuretik: Tidak
k. Pola makan selama sakit/dirawat : 3x/sehari; waktu: pagi, sang, dan malam
26
l. Kebutuhan cairan selama sakit: 1770 k/kal, kebutuhan cairan 1770 x 1ml=
1770= 1,8 L
m. Balance cairan selama 24 jam
Intake Output Balance cairan
Parenteral: 1500 cc Urine : 700 cc Input – output :
Makan + minum : 50 IWL : 15cc x 59 = 885cc 1750-1635 = 115
+200cc cc
Feses : 50 cc
Muntah : - cc
Drain : - cc
Darah :- cc
Total : 1750 cc Total : 1635 cc Total: +115
4. Sistem Neurosensori
Merasa pusing/mau pingsan: Iya
Sakit kepala : Iya
Kesemutan/Kebas/lemah : Tidak
Riwayat stroke : Tidak
Kejang : Tidak
Kehilangan daya penglihatan : Tidak
Glaukoma : Tidak; Katarak:Tidak; Alat bantu pengelihatan:Tidak
Kehilangan daya pendengaran: Tidak
Alat bantu dengar : Tidak
Pengecap : baik, tidak ada keluhan pada pengecapan
Pengidung : baik, tidak ada keluhan pada penciuman
Peraba : baik, tidak ada keluhan pada perabaan
Status mental : baik, tidak ada keluhan pada status mental
Orientasi : T, W, O baik, pasien dapat mengenali orang, tempat
dan waktu.
Tingkat kesadaran :
GCS : E: 4, M:6, V:5 Total: 15 (CM)
Afek (gambarkan) : baik, tidak adda keluhan
Memori : mampu mengingat dengan baik
Pupil : mengecil jika terkena cahaya
Facial droop : Tidak ada kelemahan otot wajah
27
Postur tubuh : baik, tidak ada kelainan postur tubuh
Reflek tendon : ada
Paralisis : Tidak ada
Pengkajian nyeri post Hemodialisis
Klien mengatakan nyeri, P : Post hemodialysis H ke 2, Q : Seperti teriris-iris, R :
tangan sinistra, S : 3, T
5. Sistem Muskuloskeletal
Kegiatan utama sebelum sakit: Pegawai Swasta
Kegiatan senggang: berkumpul dengan keluarga
Kondisi keterbatasan: Tidak ada keterbatasan. Klien mengatakan selama dirawat
di Rumah Sakit, klien membutuhkan keluarga untuk membantu klien dalam
perawatan diri yaitu menggantikan baju, mengambil makanan, membantu ke
kamar mandi, dan membersihkan tubuh klien.
Tidur malam: Pasien mengatakan istirahat dengan cukup, 6-7jam
Kesulitan untuk tidur: Pasien mengatakan tidak da kesulitan untuk tidur
Sulit bangun tidur: Tidak
Perasaan tidak tenang saat bangun tidur: Tidak
Rentang gerak : Aktif
Kekuatan otot :5 5
5 5
Deformitas : Tidak ada deformitas
Postur : Postur tubuh baik, tidak ada kelainan bentuk
Gaya Berjalan : Normal, berjalan dengan tegak
Kemampuan ADL’s. Menurut Sugiarto (2005), pemenuhan ADLs klien termasuk
dalam kategori ketergantungan ringan dengan nilai 10 (rentang nilai 9-11)
(Menggunakan kode 2 = independen, 1 = butuh bantuan, 0 = dependen)
0 1 2
Buang air besar √
Buang air kecil √
Menggunakan toilet √
Berdandan √
Makan √
Berpakaian √
Berpindah tempat √
Mobilisasi √
28
Naik tangga √
Mandi √
6. Sistem Integumen
Riwayat alergi : Pasien mengatakan tidak ada alergi makan ataupun obat
Riwayat imunisasi : Pasien mengatakan imunisasi lengkap
Perubahan sistem imun: Tidak ada perubahan system imun
Transfusi darah : Pasien mengatakan sudah pernah dilakukan tranfusi darah
sebelumnya
Temperatur kulit : hangat, S: 38,0 C
Diaphoresis : Tidak ada keringat berlebihan
Integritas kulit : Elastis
Ulcer : Tidak ada
Luka bakar : Tidak ada
Pressure Ulcer : Tidak ada
Edema : Tidak ada
7. Sistem Eliminasi
a. Fecal
1) Frekuensi BAB : pasien mengatakan 1x sehari
2) Karakteristik feses : lembek
3) Penggunaan laxative : tidak
4) Perdarahan per anus : tidak
5) Hemoroid : tidak ada
b. Bladder
1) Inkotinensia : tidak
2) Urgensi : tidak
3) Retensi urin : tidak
4) Frekuensi BAK : 6-7 x/sehari
5) Karakteristik urin : kuning jernih
6) Volume urin : 1000cc
7) Nyeri/terbakar/kesulitan BAK : Tidak
8) Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak
29
8. Sistem Reproduksi
Keluhan sistem reproduksi : Tidak ada keluhan
Akseptor KB :-
Kegiatan sexual teratur : Klien mengatakan semenjak klien menjalani
hemodialysis pada tahun 2014, klien jarang melakukan aktivitas seksual. Bias
dihitung sebulan 1-2 kali.
Perempuan
a. Usia menarche :-
b. Durasi menstruasi :-
c. Periode menstruasi :-
d. Waktu menstruasi terakhir :-
e. Hamil :-
f. Perdarahan di waktu menstruasi : -
g. Menopouse :-
h. Vaginal discharge :-
i. Pemeriksaan payudara :-
j. Pemeriksaan lain :-
k. Terapi hormonal :-
Laki – laki:
a. Penis discharge: Klien mengatakan tidak mengalami masalah dengan masalah
genetalia dan reproduksi.
b. Gangguan prostat: Tidak
c. Sirkumsisi: Tidak
d. Vasektomi: Tidak
e. Gangguan pada alat kelamin: Tidak
D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Nilai / kepercayaan
Agama yang dianut : Islam
Kegiatan keagamaan yang di jalani : Sholat
Nilai/kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan : tidak ada
Gaya hidup : Klien mengatakan semenjak menjalani hemodialysis, klien selalu
melakukan anjuran dari dokter seperti minimal melakukan jalan santai sekali dalam
30
seminggu dengan jarak dekat rumah, dan mengkonsumsi makanan sesuai dengan
anjuran.
Perubahan gaya hidup : tidak ada
2. Koping / stress
Pasien merasa stress : Pasien mengatakan tidak merasakan cemas dengan kondisi
penyakitnya.
Faktor penyebab stress : Tidak ada
Cara mengatasi permasalahan : Pasien mengatakan jika ada masalah selalu cerita
dengan keluarga untuk mencari jalan keluarnya
Status emosional : baik
Mudah tersinggung : tidak
3. Hubungan
Tinggal dengan : Istri dan anak-anak
Orang yang mendukung : Orang tua, saudara dan anak-anak
Penyakit memengaruhi hubungan keluarga/orang lain : tidak ada
Kegiatan di masyarakat : mengikuti acara-acara bapak-bapak di kelurahan tempak
klien tinggal.
4. Persepsi Diri
Yang dirasakan terkait hospispitalisasi : tidak ada
Perilaku pasien sesuai dengan situasi : Ya
E. DEFISIT PENGETAHUAN/PENDIDIKAN KESEHATAN PASIEN
Bahasa utama : bahasa jawa
Daftar kebutuhan pendidikan selama di rawat : tidak ada
F. DISCHARGE PLANNING (DISIAPKAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
PASIEN)
Pemberian Discharge planning tentang Nutrisi yang baik pada pasien Gagal Ginjal
Kronik yaitu pengurangan konsumsi makanan yang mengandung kadar kolestrerol
tinggi.
G. Data Penunjang
Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal dlm satuan Interpretasi
29/4/19 Hematologi Rutin
Jam 12.22
Hemoglobin 7,3 14,0-18,0 (gr/dl) L
Hematokrit 24 42-52 (%) L
Lekosit 9,3 4,5-11,5 (ribu/uL) N
Eritrosit 3,54 4,2-5,4 (ribu/uL) L
Trombosit 282 150-440 (ribu/uL) N
N
31
MPV 9,5 7,2-11,0 (fL) N
PDW 9,6 9-13 (fL)
Index Eritrosit H
32
lambung.
Ringer Laktat IV 500 ml Untuk mengganti
kehilangan cairan dan
elektrolit tubuh.
Asam Folat Oral 3x5 mg Membantu tubuh untuk
memproduksi dan
mempertahankan sel-sel
baru, serta membantu
mencegah perubahan
DNA.
Sistenol Oral 3x500 mg Obat yang digunakan
sebagai penurun demam
yang disertai batuk pada
gejala influenza.
Lenal Ace Oral 3x169 mg Obat yang digunakan
untuk membantu
memenuhi kalsium
didalam tubuh.
Tidak : 0
4. IV or Akses IV (Intravena atau Akses Intravena) 25
Ya : 25
5. Gaya berjalan
Normal/bed rest/kursi roda 0
Lemah 0 0
Gangguan 0
6. Status mental
Orientasi pada kemampuan sendiri 0 0
Overestimates atau forgets limitations 0
TOTAL 50
Jumlah total skor dari pengkajian Skala Morse (Fall Morse Scale) dapat dilihat sebagai
berikut :
33
Skor Skala Morse
Level Risiko Tindakan
(Fall Morse Scale)
Risiko Rendah 0 – 24 Lakukan intervensi pencegahan risiko jatuh
rendah
Risiko Sedang 25 – 50 Lakukan intervensi pencegahan risiko
jatuh sedang
Risiko Tinggi ≥ 51 Lakukan intervensi pencegahan risiko jatuh
tinggi
34
1. ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1. Ds : Nyeri akut Agen cedera fisik
Klien mengatakan merasakan nyeri ditempat tusukan (AV fistula)
post hemodialisis H ke 2 ditangan sinistra.
Do :
Pasien tidak tampak kesakitan
P : Post hemodialysis H ke 2, Q : Seperti teriris-iris,
R : tangan sinistra, S : 3, T
2. Ds: - Hipertermia Proses Penyakit
Do :
Tampak teraba kulita pasien hangat.
TD : 175/100 mmHg, N; 90x/mnt, S: 38,0 C, RR:
20x/mnt, IMT : 23,04 (kategori gizi cukup)
3. Ds: Defisit Perawatan Kelemahan dan
Klien mengatakan selama dirawat di Rumah Sakit, diri: Mandi, nyeri
klien membutuhkan keluarga untuk membantu klien berpakaian,
dalam perawatan diri yaitu menggantikan baju, toileting, dan
mengambil makanan, membantu ke kamar mandi, dan makan.
membersihkan tubuh klien.
Do :
Berdasarkan data kemampuan pemenuhan ADls,
pasien masuk dalam kategori pemenuhan ADls dengan
ketergantungan ringan
0 1 2
Buang air besar √
Buang air kecil √
Menggunakan √
toilet
Berdandan √
Makan √
Berpakaian √
Berpindah tempat √
Mobilisasi √
Naik tangga √
Mandi √
4. Ds : - Risiko jatuh Anemia
35
Do :
Pemenuhan ADLs dengan kategori ketergantungan
ringan
Pasien termasuk dalam kategori risiko jatuh rendah
dengan nilai yag didapatkan yaitu 50, berdasarkan
pengkajian menggunakan instrument Fall Morse Scale
5. Ds: Risiko Hipertensi
Klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi Ketidakefektifan
semenjak 12 tahun yang lalu. Perfusi jaringan
Saat ini klien mengeluhkan merasakan pusing, dan otak
sakit kepala.
Keluarga klien mengatakan orang tua (Ibu) klien
memiliki riwayat penyakit keturunan yaitu hipertensi
Do:
TD : 175/100 mmHg, N; 90x/mnt, S: 38,0 C, RR:
20x/mnt
6. Ds: Risiko Disfungsi ginjal
Klien mengatakan sudah menjalani hemodialisis ketidakseimbangan dan muntah
semenjak tahun 2014. Klien saat ini mengeluhkan elektrolit
merasakan mual dan muntah
Do:
TD : 175/100 mmHg, N; 90x/mnt, S: 38,0 C, RR:
20x/mnt
36
RENCANA KEPERAWATAN (RENPRA)
39
N Indikator Level Target 3. Pasangkan siderail ditempat tidur pasien
o sekarang
1 Meminta Bantuan 1 5 4. Ajarkan pasien meminta bantuan keluarga
2 Menempatkan penghalang untuk 2 5 untuk mencegah jatuh
mencegah jatuh
3 Tempatkan benda-benda milik 1 5 5. Edukasikan kepada keluarga untuk membantu
pasien dekat pasien
pasien dalam pemenuhan kebutuhan untuk
4 Pastikan tempat tidur dalam 4 5
posisi rendah dan terkunci mencegah jatuh
5 Pasangkan pengaman sisi tempat 3 5
tidur
Keterangan:
1=Tidak pernah menunjukkan
2=Jarang menunjukkan
3=Kadang-kadang menunjukkan
4=Sering menunjukkaan
5=Secara konsisten menunjukkan
5. Risiko Ketidakseimbangan elektrolit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dirawat di Label : Monitor Cairan
d/d disfungsi ginjal dan muntah Rumah Sakit, diharapkan masalah keperawatan klien dengan 1. Observasi intake dan output pasien
(00195) risiko ketidakseimbangan elektrolit dapat teratasi dengan 2. Observasi adanya edema di bagian
kriteria hasil : ekstremitas pasien
Label: Keseimbangan Cairan 3. Batasi masukan cairan pada kondisi
Indikator Level awal target hiponatremi dengan serum Na <130 mEq/l
Tidak terjadi edema, 1 5 4. Berikan diuretic sesuai anjuran
dan efusi
5. Kolaborasikan dengan tenaga kesehatan
Tidak terdapat bunyi 2 5 lainnya jika terjadi tanda-tanda kelebihan
nafas tambahan, dank
40
lien tidak mengalami cairan
sesak napas.
Tidak mengalami 1 5
kelelahan, kecemasan,
dan kebingungan.
Tekanan darah dalam 2 5
batas normal
Tidak terjadi 1 5
peningkatan distensi
vena jugularis
Keterangan:
1=Tidak pernah menunjukkan
2=Jarang menunjukkan
3=Kadang-kadang menunjukkan
4=Sering menunjukkaan
5=Secara konsisten menunjukkan
6. Risiko ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dirawat di Label : Monitor Tekanan Intrakranial (TIK) (2590)
jaringan otak d/d hipertensi(00201) Rumah Sakit, diharapkan masalah keperawatan klien dengan 1. Observasi status neurologis pasien
risko ketidakefektifan perfusi jaringan otak dapat teratasi 2. Observasi suhu pasien
3. Berikan antibiotik
dengan kriteria hasil :
4. Letakkan kepala dan leher pasien dalam posisi
Label: Perfusi jaringan : Serebral (0416)
netral, hindari fleksi pinggang yang berlebihan.
Indikator Level awal target
5. Berikan agen farmakologis untuk mempertahankan
Tekanan darah sistol 2 5
dalam keadaan normal. TIK dalam jangkauan tertentu
41
6. Kolaborasikan dengan dokter jika terjadi
Tekanan darah diastole 2 5 peningkatan TIK yang tidak bereaksi sesuai dengan
dalam keadaan normal.
peraturan perawatan.
Sakit kepala 2 5 Label : Monitor tanda – tanda vital (6680)
lelah 2 5 1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
lesu 2 5
Keterangan : pernapasan.
2. Monitor tekanan darah jika pasien telah
1=Tidak pernah menunjukkan
2=Jarang menunjukkan mengkonsumsi obat jika memungkinkan.
3=Kadang-kadang menunjukkan 3. Monitor irama dan tekanan jantung.
4=Sering menunjukkaan
5=Secara konsisten menunjukkan 4. Monitor warna kulit, suhu, dan kelembapan.
5. Monitor adanya tanda tanda cushing refleks
(tekanan nadi lebar, bradikardi, dan peningkatan
tekanan darah sistolik).
42
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari 1
Tgl 29/04/19, jam 19.30
HARI, IMPLEMENTASI
DIAGNOSA
NO TANGGAL, EVALUASI Paraf
KEPERAWATAN
DAN JAM
1 Nyeri akut b/d Senin, 1. Melakukan pengkajian nyeri secara Jam 19.30 Vera
agen cedera fisik komprehensif termasuk lokasi, S: Wati
29/04/19
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas Klien mengatakan merasakan nyeri didaerah post Din
dan faktor presipitasi dan reaksi non hemodialisis di tangan sinistra dengan skala nyeri 3. O :
17.00 Tidak tampak kesakitan
verbal klien terhadap nyeri.
O:
17.05 2. Memberikan berikan posisi semifowler TD : 175/90 mmHg, N; 90x/mnt, S; 37,8 C, RR; 20x/mnt
kepada pasien untuk memberikan A : Masalah keperawatan belum teratasi yang dibuktikan dengan:
17.10 kenyaman terhadap pasien. No Indikator Level Target Level
3. Menyampaikan informasi tentang nyeri awal sekarang
seperti penyebab nyeri, berapa lama 1 Mengakui nyeri. 2 5 5
nyeri akan berkurang. 2 Menggambarkan 2 5 2
4. Melakukan pemberian obat paracetamol faktor penyebab
17.00
nyeri.
untuk membantu mengurangi nyeri dan 3 Mampu 1 4 2
mencegah terjadinya infeksi. mengontrol
nyeri dengan
teknik non
farmakologi.
4 Melaporkan 1 5 1
bahwa nyeri
berkurang
43
Jam 17.10 3. Memberikan paracetamol 3x500 mg secara Klien tampak teraba masih hangat
TD : 175/90 mmHg, N; 90x/mnt, S; 37,8 C, RR; 20x/mnt
17.00 oral A : Masalah keperawatan teratasi sebagian, yang dibuktikan dengan
4. Mengedukasikan kepada keluarga untuk No Indikator Level Target Level
17.15 awal sekarang
melakukan kompres air hangat terhadap 1 Pasien tidak 2 5 5
merasakan
pasien. panas atau
terjadi
17.20 penurunan
suhu tubuh.
2 Pasien tidak 2 5 5
merasakan
merinding saat
kedinginan
3 Pasien dapat 2 5 5
melaporkan
kenyamanan
suhu yang
dirasakan
4 Pasien tidak 2 5 4
merasakan
sakit kepala
dan pusing.
44
eliminasi) awal sekarang
3. Mengedukasikan kepada keluarga terkait 1 Makan 3 5 3
dengan pembatasan aktivitas yang 2 Berpakaian 3 5 4
dilakukan oleh klien 3 Toileting 3 5 3
4 Mandi 3 5 3
4. Mengedukasikan kepada keluarga untuk
membantu pasien dalam pemenuhan
P : lanjutkan intervensi indicator 1,2,3,4
mandi, toileting, makan, dan berpakaian
4 Risiko Jatuh d/d Senin, 1. Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang S : - Vera
anemia O: Wati
29/04/19 mempengaruhi risiko jatuh Klien terpasang kateter dan infus Din
2. Meletakkan benda-benda dalam jangkauan Hasil pengkajian skoring jatuh klien masuk kategori sedang
17.00 Kebutuhan ADLs pasien dalam kategori butuh bantuan
yang mudah bagi pasien. A : Masalah teratasi sebagian
17.10 No Indikator Level Target Level
3. Memasangkan siderail ditempat tidur awal sekarang
17.15 pasien 1 Meminta 1 5 3
Bantuan
17.20 4. Mengajarkan pasien meminta bantuan 2 Menempatkan 2 5 3
penghalang
keluarga untuk mencegah jatuh untuk mencegah
17.25
5. Mengedukasikan kepada keluarga untuk jatuh
3 Tempatkan 1 5 3
membantu pasien dalam pemenuhan benda-benda
milik pasien
kebutuhan untuk mencegah jatuh
dekat pasien
4 Pastikan tempat 4 5 3
tidur dalam
posisi rendah
dan terkunci
5 Pasangkan 3 5 5
pengaman sisi
tempat tidur
45
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
5 Risiko Senin, 1. Mengobservasi adanya edema di bagian S:- Vera
O: Wati
Ketidakseimban 29/04/19 ekstremitas pasien Klien tampak sudah mengkonsumsi obat Din
gan elektrolit 2. Memberikan lenal ace untuk memenuhi Tampak tidak terdapat edema di ekstremitas atas maupun
Jam 17.00 bawah
d/d disfungsi kebutuhan kalsium didalam tubuh TD : 175/90 mmHg, N; 90x/mnt, S; 37,8 C, RR; 20x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian yang dibuktikan dengan :
ginjal dan dengan dosis 3x169 mg secara oral
muntah No Indikator Level Target Level
awal sekarang
1 Tidak terjadi 1 5 3
edema, dan
efusi
2 Tidak terdapat 2 5 3
bunyi nafas
tambahan, dank
lien tidak
mengalami
sesak napas.
3 Tidak 1 5 4
mengalami
kelelahan,
kecemasan, dan
kebingungan.
4 Tekanan darah 2 5 3
dalam batas
normal
5 Tidak terjadi 1 5 5
peningkatan
distensi vena
46
jugularis
P : Lanjutkan intervensi, kelola indicator 1,2,3,4, dan 5
6 Risiko Senin, 1. Mengobservasi status neurologis pasien S: Vera
Pasien mengatakan masih merasakan pusing, dan sakit kepala Wati
ketidakefektifan 29/04/19 2. Mengobservasi suhu pasien
O: Din
perfusi jaringan 3. Memberikan obat antibiotic yaitu ceftriaxone TD : 175/90 mmHg, N; 90x/mnt, S; 37,8 C, RR; 20x/mnt
Jam 17.00 A : Masalah keperawatan belum teratasi yang dibuktikan dengan
2x100 mg secara IV
otak d/d No Indikator Level Target Level
4. Meletakkan kepala dan leher pasien dalam awal sekarang
hipertensi 1 Tekanan darah 2 5 2
posisi netral, hindari fleksi pinggang yang
sistol dalam
berlebihan. keadaan
normal.
2 Tekanan darah 2 5 2
diastole dalam
keadaan
normal.
3 Sakit kepala 2 5 2
4 lelah 2 5 3
5 lesu 2 5 3
P : Lanjutkan intervensi, kelola indicator 1,2,3,4, dan 5
HARI KE 2
30/04/19, jam 15.00
HARI, IMPLEMENTASI
DIAGNOSA
NO TANGGAL, EVALUASI Paraf
KEPERAWATAN
DAN JAM
1 Nyeri akut b/d 30/04/19 1. Melakukan pengkajian nyeri secara Jam 17.00 Vera
agen cedera fisik komprehensif termasuk lokasi, S : Wati
47
15.00 karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang dengan skala Din
dan faktor presipitasi dan reaksi non nyeri 3 menjadi 1
15.00 verbal klien terhadap nyeri. O:
2. Melakukan pemberian obat ketorolax TD : 150/80 mmHg, N; 87x/mnt, S; 36,8 C, RR; 18x/mnt
A : Masalah keperawatan teratasi sebagian yang dibuktikan dengan:
untuk membantu mengurangi nyeri dan
No Indikator Level Target Level
mencegah terjadinya infeksi. awal sekarang
15.10 3. Mengedukasikan kepada pasien untuk 1 Mengakui nyeri. 5 5 5
tetap melakukan teknik relaksasi nafas 2 Menggambarkan 2 5 5
dalam jika masih merasakan nyeri faktor penyebab
nyeri.
3 Mampu 2 4 4
mengontrol
nyeri dengan
teknik non
farmakologi.
4 Melaporkan 1 5 4
bahwa nyeri
berkurang
48
merasakan
merinding saat
kedinginan
3 Pasien dapat 2 5 5
melaporkan
kenyamanan
suhu yang
dirasakan
4 Pasien tidak 2 5 5
merasakan
sakit kepala
dan pusing.
49
15.40 2. Memasangkan siderail ditempat tidur Dilakukan tranfusi 2 kolf sebelum menjalani hemodialisis
Hb klien post tranfusi 9,8
15.45 pasien A : Masalah teratasi
3. Mengedukasikan kepada keluarga untuk No Indikator Level Target Level
15.50 awal sekarang
membantu pasien dalam pemenuhan 1 Meminta 3 5 5
Bantuan
15.55 kebutuhan untuk mencegah jatuh 2 Menempatkan 3 5 5
penghalang
untuk mencegah
jatuh
3 Tempatkan 3 5 5
benda-benda
milik pasien
dekat pasien
4 Pastikan tempat 3 5 5
tidur dalam
posisi rendah
dan terkunci
5 Pasangkan 5 5 5
pengaman sisi
tempat tidur
P : Hentikan intervensi
5 Risiko 30/04/19 1. Mengobservasi adanya edema di bagian S : - Vera
O: Wati
Ketidakseimban Jam 16.00 ekstremitas pasien Klien tampak sudah mengkonsumsi obat Din
gan elektrolit 2. Memberikan lenal ace untuk memenuhi Klien post menjalani hemodialisis
Tampak tidak terdapat edema di ekstremitas atas maupun
d/d disfungsi kebutuhan kalsium didalam tubuh bawah
A : Masalah teratasi
ginjal dan dengan dosis 3x169 mg secara oral
muntah No Indikator Level Target Level
awal sekarang
1 Tidak terjadi 1 5 5
50
edema, dan
efusi
2 Tidak terdapat 3 5 5
bunyi nafas
tambahan, dank
lien tidak
mengalami
sesak napas.
3 Tidak 4 5 5
mengalami
kelelahan,
kecemasan, dan
kebingungan.
4 Tekanan darah 3 5 5
dalam batas
normal
5 Tidak terjadi 5 5 5
peningkatan
distensi vena
jugularis
P : Pemberian discharge planning untuk menjaga pola hidup sehat
6 Risiko Senin, 1. Mengobservasi status neurologis pasien S: Vera
Pasien mengatakan sudah tidak merasakan pusing dan sudah Wati
ketidakefektifan 29/04/19 2. Mengobservasi suhu pasien
tidak merasakan sakit kepala, setelah menjalani hemodialisis Din
perfusi jaringan Jam 17.00 3. Memberikan obat antibiotic yaitu ceftriaxone dan tranfusi darah 2 kolf
O:
2x100 mg secara IV
otak d/d TD : 150/80 mmHg, N; 87x/mnt, S; 36,8 C, RR; 18x/mnt
A : Masalah keperawatan teratasi
hipertensi No Indikator Level Target Level
awal sekarang
1 Tekanan darah 2 5 5
51
sistol dalam
keadaan
normal.
2 Tekanan darah 2 5 5
diastole dalam
keadaan
normal.
3 Sakit kepala 2 5 5
4 lelah 3 5 3
5 lesu 3 5 3
P : Lanjutkan intervensi, kelola indicator 1,2,3,4, dan 5
HARI KETIGA
01/05/19
Jam 20.00
HARI, IMPLEMENTASI
DIAGNOSA
NO TANGGAL, EVALUASI Paraf
KEPERAWATAN
DAN JAM
52
3 Mampu 4 4 4
mengontrol
nyeri dengan
teknik non
farmakologi.
4 Melaporkan 4 5 5
bahwa nyeri
berkurang
P : Hentikan intervensi
2 Defisit perawatan 01/04/19 1. Melakukan pelesan infus S: Vera
diri: mandi, Klien mengatakan merasakan senang dan nyaman dengan Wati
makan, Jam 19.35 telah dilepaskan infus Din
berpakaian, dan O:
eliminasi b/d Klien tampak bahagia
nyeri dan Klien tampak paham dengan edukasikan yang diberikan
Klien tampak bias melakukan pemenuhan ADLs setelah
kelemahan
dilepaskan kateter dan infus
A : masalah keperawatan teratasi
P : Hentikan intervensi
3 Risiko 01/05/19 1. Mengobservasi status neurologis pasien S: Vera
Pasien mengatakan sudah tidak merasakan pusing dan sudah Wati
ketidakefektifan 2. Mengobservasi suhu pasien
Jam 19.45 tidak merasakan sakit kepala Din
perfusi jaringan O:
TD : 130/80 mmHg, N; 80x/mnt, S; 36, 2 C, RR; 20x/mnt
otak d/d A : Masalah keperawatan teratasi
No Indikator Level Target Level
hipertensi awal sekarang
53
1 Tekanan darah 2 5 5
sistol dalam
keadaan
normal.
2 Tekanan darah 2 5 5
diastole dalam
keadaan
normal.
3 Sakit kepala 2 5 5
4 lelah 3 5 5
5 lesu 3 5 5
P : Pemberian discharge planning kepada keluarga terkait dengan
menjaga pola hidurp klien dan mengkonsumsi obat sesuai anjuran
dokter, serta melakukan pemeriksaan kesehtan kembali sesuai jadwal
yang sudah diberikan.
54
55