Anda di halaman 1dari 34

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

EVALUASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING SARKAWI, S. Kom, MPH

Disusun oleh Kelompok 7


1. Jesica Mulyadi
2. Mutia Putri Cahyani
3. Mutiara Miftahul Jannah
4. Ria Utami
5. Yolanda Vebyola

POLITEKNIK KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai
Psikologi Pada Wanita Dalam Persalinan

Makalah ini merupakan suatu bentuk kegiatan tugas wajib diikuti oleh mahasiswa
program DIV kebidanan Saya menyadari sepenuhnya penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saya mohon maaf dan selalu menerima kritik serta saran yang
bersifat membangun dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua . Terima
kasih.

Bengkulu, Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

EVALUASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN.......................................................................i


KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
A. PENGERTIAN.....................................................................................................................3
B. TUJUAN EVALUASI SIK..................................................................................................4
C. MODEL DAN METODE EVALUASI................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................23
A. KESIMPUAN.....................................................................................................................23
B. SARAN...............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25

iii
BAB I

PEMBUKAAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya dapat terwujud, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui pengelolaan


pembangunan kesehatan yang disusun dalam Sistem Kesehatan Nasional. Komponen
pengelolaan kesehatan tersebut dikelompokkan dalam tujuh subsistem, yaitu : upaya kesehatan,
penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia
kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, manajemen, informasi, dan regulasi
kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup
serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat. Namun, seringkali para
pembuat kebijakan di bidang kesehatan mengalami kesulitan dalam hal pengambilan keputusan
yang tepat karena keterbatasan atau ketidaktersediaan data dan informasi yang akurat, tepat, dan
cepat. Data dan informasi merupakan sumber daya yang sangat strategis dalam pengelolaan
pembangunan kesehatan yaitu pada proses manajemen, pengambilan keputusan, kepemerintahan
dan penerapan akuntabilitas.

Kebutuhan akan data dan informasi disediakan melalui penyelenggaraan Sistem


Informasi Kesehatan, yaitu dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis data serta penyajian
informasi. Saat ini Sistem Informasi Kesehatan (SIK) masih terfragmentasi serta belum mampu
menyediakan data dan informasi yang handal, sehingga SIK masih belum menjadi alat
pengelolaan pembangunan kesehatan yang efektif. Perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) yang pesat memberikan kemudahan dalam pengguatan dan pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan. Saat ini sudah ada kebutuhan-kebutuhan untuk memanfaatan TIK

1
dalam SIK (eHealth) agar dapat meningkatkan pengelolaan dan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Oleh karena itu SIK saat ini menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan, baik di tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota, rumah sakit, puskesmas dan lain sebagainya. Oleh karena itu
pada bab selanjutnya akan dibahas tentang SIK lebih khususnya di dinas kesehatan provinsi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Evaluasi Sistem Informasi Kesehatan?
2. Sebutkan Dasar Hukum Penyelengaraan SIK?
3. Bagaimana Cara Melakukan Evaluasi SIK?
4. Apa Saja Yang perlu diperhatikan dalam proses evaluasi?

C. TUJUAN
1. Agar Mahasiswa Mengetahui Apa itu Efaluasi Sistem Informasi Kesehatan
2. Agar Mahasiswa Mengetahui Dasar Hukum Penyelengaraan SIK
3. Agar Mahasiswa Mengetahui Bagaimana Cara Melakukan Evaluasi SIK
4. Agar Mahasiswa Mengetahui Apa Saja Yang perlu diperhatikan dalam proses
evaluasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Sistem informasi secara teknis didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang


saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan, koordinasi, dan
pengawasan, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis
permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit, dan menciptakan produk baru (Laudon &
Laudon, 2007).

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu yang menyediakan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan, perencanaan program kesehatan, monitoring pelaksanaan dan evaluasi
di setiap jenjang administrasi kesehatan. Dasar hukum pelaksanaan SIK di Indonesia adalah PP
Nomor 46 tahun 2014 tentang SIK. Penyelengaraan SIK mencakup:

i. pelaksanaan SIK, yang meliputi data kesehatan, informasi kesehatan, indikator


kesehatan, sumber data dan informasi, pengumpulan data dan informasi,
pengolahan data dan informasi, penyimpanan data dan informasi, keamanan dan
kerahasiaan informasi.

ii. pengelolaan SIK

iii. sumber daya SIK

iv. pengembangan SIK.

v. penyebarluasan dan penggunaan Data dan Informasi Kesehatan.

3
Evaluasi adalah sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang
menetapkan pekerjan antara hasil yang benar-benar dicapai dengan pekerjaan yang seharusnya
dapat dicapai menurut rencana serta menilai perbedaan kemudian penilaian digunakan untuk
langkah selanjutnya (Scott,2002).

B. TUJUAN EVALUASI SIK

Evaluasi SIK bertujuan untuk memastikan bahwa SIK berjalan secara efisien, mampu
mengumpulkan informasi yang relevan dan berkualitas sebagai dasar pengambilan keputusan
oleh pemangku kebijakan. Hasil penilaian SIK sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja
SIK secara terus-menerus. Untuk mengevaluasi SIK dalam rangka memperkuat SIK di tingkat
nasional, maka dibentuklah HMN pada tahun 2005 yang merupakan hasil kesepakatan global.
HMN telah mengembangkan referensi standar untuk pengembangan SIK yang selanjutnya
disebut HMN Framework. Komponen dan standar yang mempengaruhi kinerja dari SIK
diantaranya adalah sumber daya SIK, indikator, sumber data, manajemen data, produk informasi,
diseminasi dan penggunaan data.

Evaluasi SIK dapat dilakukan dengan cara berbeda-beda tergantung dari tujuan
evaluasi. Evaluasi SIK dapat dilakukan oleh salah satu dari :

a Tim Audit khusus,  yang dikumpulkan  untuk maksud  tersebut yang diambil
diantara para eksekutif organisasi yang bersangkutan.

b Tim audit intern, yang mengerjakan unit operasional.

c Organisasi konsultasi di luar  organisasi.

Evaluasi dapat dilakukan pada serangkaian tingkat yang berbeda yaitu:

4
a Evaluasi system informasi secara menyeluruh

b Evaluasi sistem perangkat keras/perangkat lunak

c Evaluasi aplikasi

Yang perlu diperhatikan, bahwa proses evaluasi bukan hanya menitik beratkan pada
penentuan kelemahan dan keunggulan SIM saja, tetapi lebih dari itu adalah pada usaha - usaha
perbaikan yang perlu dilakukan. Evaluasi fungsi SIM adalah meliputi hal-hal sebagai berikut :

a Evaluasi perangkat keras/perangkat lunak  yang masih berlaku

Tujuannya adalah menentukan hal-hal berikut:

1) Apakah ada sumber daya baru  yang diperlukan

2) Apakah ada sumber daya perangkat keras/perangkat lunak baru yang harus
diganti

3) Apakah pengaturan kembali  akan memperbaiki daya guna

4) Apakah tambahan sumber daya akan memperbaiki ketepatgunaan system

Contoh tindakan yang merupakan hasil evaluasi ini adalah :  

Penambahan sumber daya baru, Penggantian saluran data berkecepatan


rendah menjadi berkecepatan tinggi, Penambahan kapasitas memori  utama,
Peniadaan suatu saluran data yang tidak terpakai, Penambahan pada unit memori,
Perubahan dalam organisasi memori, Perubahan dalam perangkat 
lunak manajemen  data, Perubahan “spooling” perangkat lunak.

5
Metode  dan sarana yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

1) Monitor perangkat keras : merupakan  peralatan monitor yang dipasang


pada perangkat keras untuk mengukur kehadiran atau ketiadaan denyutan
listrik.

2) Monitor perangkat lunak : merupakan  suatu program komputer untuk


mengukur  hasil kerja tiap  program aplikasi dalam lingkungan
pengoperasian system

3) Sistem log dan  observasi : adalah suatu sistem yang dapat  mengindikasi
adanya ketidakefisienan operator, atau kegagalan mesin. Sistem log
merupakan suatu sistem yang dapat  dipakai untuk mengembangkan  suatu
penjadwalan kerja yang efisien.

4) Analisis penjadwalan : Diperlukan terutama untuk penjadwalan kerja secara


efisien berdasarkan  sumber daya  yang diperlukan untuk  setiap pekerjaan,
kendala waktu, permintaan masukan/ keluaran  dan adanya  suatu  prioritas
terhadap pekerjaan tertentu.

b Evaluasi perangkat keras/perangkat lunak baru atau pengganti

Pendekatan yang umum dapat dilakukan  pada evaluasi ini terdiri atas langkah-
langkah seperti :

1) Studi Kelayakan

Merupakan suatu studi yang dilaksanakan untuk penyelidikan sistem


yang ada, menilai  kebutuhan  sistem perangkat keras/lunak baru atau
pengganti, menilai  biaya efektivitas sistem yang diusulkan dan menilai 
dampak  sistem  yang diusulkan pada organisasi.

6
2) Penyiapan spesifikasi dan penawaran

Merupakan suatu daftar  kebutuhan  yang secara spesifik merumuskan


apa yang harus dikerjakanoleh sistem perangkat keras/lunak. Sedangkan
penawaran adalah diperlukan karena lazimnya  beberapa pensuplai  akan
menyampaikan  penawaran-penawaran yang perlu  dipertimbangkan  secara
kuantitatif, kualitatif dan subyektif.

c Evaluasi Aplikasi Sistem Informasi

Suatu  aplikasi sistem informasi dapat dievaluasi menurut beberapa ukuran, yaitu

1) Kelayakan teknis (Technical Feasilibility)

Evaluasi kelayakan teknis  menilai apakah  aplikasi sistem  informasi


dapat dikerjakan  dengan teknologi  yang tersedia pada organisasi atau perlu 
pengadaan baru. Dan jika perlu pengadaan baru  apakah  dapat diperoleh  dengan
mudah dan cepat.

2) Kelayakan ekonomis (Economic Feasibility)

Evaluasi kelayakan ekonomismenilai apakah manfaat aplikasi  sistem


informasi melebihi biaya-biaya  yang harus  dikeluarkan  dan apakah sistem 
mampu  memberikan  penambahan manfaat.

3) Kelayakan hukum (Law Feasibility)

Evaluasi  kelayakan hukum menilai apakah  aplikasi sistem informasi layak 


dioperasikan tanpa bertentangan dengan batasan hukum yang berlaku. Hal ini
penting karena adakalanya  suatu sistem informasi memerlukan  beberapa
komponen yang untuk pengadaannya memerlukan pertimbangan hukum terlebih

7
dahulu atau bahkan bertentangan dengan  hukum sehingga teknologi tersebut
tidak dapat  diterapkan atau perlu diganti.

4) Kelayakan jadwal (Schedule Feasibility)

Evaluasi kelayakan jadwal  menilai apakah  aplikasi sistem informasi dapat


dioperasikan dalam batasan waktu tertentu yang ditetapkan.

C. MODEL DAN METODE EVALUASI

Menurut Surachman (2008) dan Vaidya (2007) bahwa model dan metode yang
digunakan untuk mengevaluasi penerapan sistem informasi yang digunakan oleh sebuah
organisasi atau instansi publik diantaranya End User Computing Satisfaction (EUCS)
dikembangkan oleh Doll dan Torkzadel (1998), Task Technology Fit (TTF) dikembangkan oleh
Goodhue dan Thompson (1995), Technology of Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh
Davis (1989), IS Success Model dikembangkan oleh DeLone dan McLean (1992, 2002, 2003,
2004), Human Organization Technology (HOT) Fit Model dikembangkan oleh Yusof et al.
(2006), PIECES (Performance, information, economics, control , efficiency, dan service ) model
yang dikembangkan oleh James Wetherbe .

Ada beberapa model yang biasa dan sering digunakan dalam evaluasi sistem informasi, di
antaranya adalah :

a. Technology Acceptance Model (TAM)

Model ini telah banyak digunakan dalam penelitian sistem informasi untuk
mengetahui reaksi pengguna terhadap sistem informasi (Landry et. al., 2006).
Metode TAM ini pertama sekali dikenalkan oleh Davis pada tahun 1989.

8
TAM adalah teori sistem informasi yang membuat model tentang bagaimana
pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model ini mengusulkan
bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu sistem yang baru,
sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan
akan menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam hal: usefulness (pengguna
yakin bahwa dengan menggunakan sistem ini akan meningkatkan
kinerjanya), ease of use (di mana pengguna yakin bahwa menggunakan sistem ini
akan membebaskannya dari kesulitan, dalam artian bahwa sistem ini mudah
dalam penggunaannya).

TAM yang memiliki elemen yang kuat tentang perilaku (behavioural),


mengasumsikan bahwa ketika seseorang membentuk suatu bagian untuk
bertindak, mereka akan bebas untuk bertindak tanpa batasan (gambar 1). Beberapa
penelitian telah mereplikasi studi Davis untuk memberi bukti empiris terhadap
hubungan yang ada antara usefulness, ease of use dan system use (Furneaux,
2006).

b. End User Computing (EUC) Satisfaction

Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam


disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user computing, sejumlah studi
telah dilakukan untuk meng-capture keseluruhan evaluasi di mana pengguna akhir

9
telah menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi (misalnya kepuasan)
dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini. (Doll et al. 1995 disitasi
oleh Chin et al., 2000)

Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh. Evaluasi dengan


menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna
akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu dan
kemudahan penggunaan dari sistem. Model ini telah banyak diuji cobakan oleh
peneliti lain untuk menguji reliabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada
perbedaan bermakna meskipun instrumen ini diterjemahkan dalam berbagai
bahasa yang berbeda.

c. Task Technology Fit (TTF) Analysis

Inti dari Model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk formal yang
dikenal sebagai Task-Technology Fit (TTF), yang merupakan kesesuaian dari
kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan
teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan (Goodhue &
Thompson 1995, disitasi oleh Dishaw et al., 2002). Model TTF memiliki 4
konstruk kunci yaitu Task Characteristics, Technology Characteristics, yang
bersama-sama mempengaruhi konstruk ketiga TTF yang balik mempengaruhi
variabel outcome yaitu Performance atau Utilization (Gambar 2). Model TTF

10
menempatkan bahwa teknologi informasi hanya akan digunakan jika fungsi dan
manfaatnya tersedia untuk mendukung aktivitas pengguna.

Model evaluasi ini pertama kali dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson
pada tahun 1995. Teori ini berpegang bahwa teknologi informasi memiliki
dampak positif terhadap kinerja individu dan dapat digunakan jika kemampuan
teknologi informasi cocok dengan tugas-tugas yang harus dihasilkan oleh
pengguna (Furneaux, 2006).

d. Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model

Yusof et al. (2006) memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan
untuk melakukan evaluasi sistem informasi yang disebut Human-Organization-
Technology (HOT) Fit Model. Model ini menempatkan komponen penting dalam
sistem informasi yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan
Teknologi (Technology). dan kesesuaian hubungan di antaranya.

Komponen Manusia (Human) menilai sistem informasi dari sisi penggunaan


sistem (system use) pada frekwensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem

11
informasi. System use juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who
use it), tingkat penggunanya (level of user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan
sikap menerima (acceptance) atau menolak (resistance) sistem. Komponen ini
juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction). Kepuasan
pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam
menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi. User
satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap
pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal.

Komponen Organisasi menilai sistem dari aspek struktur organisasi dan


lingkungan organisasi. Struktur organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki,
perencanaan dan pengendalian sistem, strategi , manajemen dan komunikasi.
Kepemimpinan, dukungan dari top manajemen dan dukungan staf merupakan
bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem. Sedangkan lingkungan
organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetisi,
hubungan interorganisasional dan komunikasi.

Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas


informasi (information quality) dan kualitas layanan (service quality). Kualitas
sistem dalam sistem informasi di institusi pelayanan kesehatan menyangkut
keterkaitan fitur dalam sistem termasuk performa sistem dan user interface.
Kemudahan penggunaan (ease of use), kemudahan untuk dipelajari (ease of
learning), response time, usefulness, ketersediaan, fleksibilitas, dan sekuritas
merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas sistem. Kualitas
informasi berfokus pada informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
termasuk rekam medis pasien, laporan dan peresepan. Kriteria yang dapat
digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah kelengkapan,
keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dan data entry.
Sedangkan kualitas layanan berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima
oleh service provider sistem atau teknologi. Service quality dapat dinilai dengan
kecepatan respon, jaminan, empati dan tindak lanjut layanan.

12
e. Is Success Model

Model yang parsimoni (Jogiyanto, 2007). Berdasarkan teori-teori dan hasil-


hasil penelitian sebelumnya yang telah dikaji, DeLone dan McLean kemudian
mengembangkan suatu model parsimoni dengan nama Model Kesuksesan Sistem
Informasi DeLone dan McLean (D&M IS Success Model) (DeLone dan McLean,
1992), yang ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 1

Model DeLone dan McLean merefleksi ketergantungan dari enam


pengukuran kesuksesan sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau
komponen atau pengukuran dari model ini adalah :

1) Kualitas Sistem (system quality)

2) Kualitas Informasi (information quality)

3) Penggunaan (use)

4) Kepuasan Pengguna (user satisfaction)

5) Dampak Individual (individual impact)

13
6) Dampak Organisasi (organization impact)

Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari
dimensi-dimensi model. Model ini tidak mengukur ke enam dimensi pengukuran
kesuksesan sistem informasi secara independen tetapi mengukurnya secara
keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya. Dari model proses dan kausal ini,
maka dapat dijelaskan bahwa Kualitas Sistem (system quality) dan Kualitas
Informasi (information quality) secara mandiri dan bersama-sama mempengaruhi
baik Penggunaan (use) dan Kepuasan Pengguna (user satisfaction). Besarnya
Penggunaan dapat mempengaruhi Kepuasan Pengguna secara positif atau negatif.
Penggunaan dan Kepuasan Pengguna mempengaruhi Dampak Individual
(individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi Dampak Organisasional
(organizational impact). 2.2.2. Pengukur-Pengukur Kesuksesan Sistem Informasi
Pada Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone & McLean (D&M IS Success
Model) ini, Kualitas Sistem (system quality) mengukur kesuksesan Teknis,
Kualitas Informasi (information quality) mengukur kesuksesan Semantik, dan
Penggunaan (use), Kepuasan Pemakai (user satisfaction), Dampak Individual
(individual impact) dan Dampak Organisasional (organizational impact)
mengukur kesuksesan Efektivitas sesuai dengan yang diusulkan oleh Shannon dan
Weaver (1949).

f. PIECES

Menurut Wukil Ragil (2010:17), metode PIECES adalah metode analisis


sebagai dasar untuk memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik.
Dalam menganalisis sebuah sistem, biasanya akan dilakukan terhadap beberapa
aspek antara lain adalah kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi
dan pelayanan pelanggan. Analisis ini disebut dengan PIECES Analysis
(Performance,Information, Economy, Control, Eficiency and Service).

14
Analisis  PIECES  ini sangat penting untuk dilakukan sebelum
mengembangkan sebuah sistem informasi karena dalam analisis ini biasanya akan
ditemukan beberapa masalah utama maupun masalah yang bersifat gejala dari
masalah utama. Metode ini menggunakan enam variable evaluasi yaitu :

1) Performance (kinerja)

Kinerja merupakan variable pertama dalam metode analisis PIECES.


Dimana memiliki peran penting untuk menilai apakah proses atau
prosedur yang ada masih mungkin ditingkatkan kinerjanya, dan melihat
sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem informasi dalam
berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini
kinerja diukur dari:

a) Troughput, yaitu jumlah pekerjaan/output/deliverables yang dapat


dilakukan/ dihasilkan pada saat tertentu

b) Response time, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan


serangkaian kegiatan untuk menghasilkan output / deliverables
tertentu.

c) Audibilitas, yaitu kecocokan dimana keselarasan terhadap standar


dapat diperiksa.

d) Kelaziman komunikasi, yaitu tingkat dimana interface standar,


protokol, dan bandwith digunakan.

e) Kelengkapan, yaitu derajat di mana implementasi penuh dari fungsi


yang diharapkan telah tercapai.

f) Konsistensi, yaitu penggunaan desain dan teknik dokumentasi yang


seragam pada keseluruhan proyek pengembangan perangkat lunak.

15
g) Toleransi kesalahan, yaitu kerusakan yang terjadi pada saat program
mengalami kesalahan.

h) Generalitas, yaitu luas aplikasi potensial dari komponen program.

Masalah organisasi yang terkait dengan performance adalah :

a) Produksi – jumlah kerja selama periode waktu tertentu. Pada bagian


ini dideskripsikan situasi saat ini tentang jumlah kerja yang
dibutuhkan untuk melakukan serangkaian kerja tertentu dalam satuan
orang jam, orang hari, atau orang bulan. Misalnya : untuk
memproses 1 berkas yang masuk kepada organisasi dibutuhkan
berapa orang jam ? kemudian hal ini dianalisis apakah hasil kerja
yang demikian ini sudah bagus atau perlu ada peningkatan kinerja.

b) Waktu respons – penundaan rata-rata antara transaksi atau


permintaan dengan respons ke transaksi atau permintaan tersebut.
Pada bagian ini dideskripsikan situasi saat ini tentang waktu respons
yang terjadi ketika ada suatu transaksi yang masuk hingga transaksi
tersebut direspons untuk diproses. Penundaan ini bisa jadi karena
antrian dalam pemrosesan transaksi-transaksi sebelumnya.

2) Information (informasi)

Berfungsi untuk untuk menilai informasi yang dihasilkan dari data


yang digunakan, terdiri dari:

a) Accuracy (akurat), dimana informasi atas hasil evaluasi memiliki


tingkat ketepatan tinggi.

b) Relevansi Informasi, dimana informasi yang dihasilkan sesuai


dengan kebutuhan.

16
c) Penyajian Informasi, dimana informasi disajikan dalam bentuk
yang sesuai.

d) Fleksibilitas data, dimana informasi mudah disesuaikan dengan


kebutuhan.

e) Kelaziman data, yaitu penggunaan struktur dan tipe data standar


pada seluruh program.

f) Ekspandibilitas, yaitu tingkat dimana arsitektur, data atau desain


prosedural dapat diperluas.

Hal ini dapat diukur dengan :

a) Keluaran (outputs): Suatu sistem dalam memproduksi keluaran.

b) Masukan (inputs): Dalam memasukkan suatu data sehingga


kemudian diolah untuk menjadi informasi yang berguna.

Masalah yang berkaitan dengan informasi :

a) Output

Kurangnya informasi, kurangnya informasi yang diperlukan,


kurangnya informasi yang relevan – 3 hal yang telah disebutkan
itu bersumber pada kurangnya informasi bagaimanapun
bentuknya. Pada bagian ini dideskripsikan situasi saat ini
tentang kurangnya informasi yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan, baik itu dalam hal jumlah informasi
maupun dalam hal macam informasinya.

17
Terlalu banyak informasi (kelebihan informasi) – yang
dimaksud terlalu banyak informasi di sini adalah banyaknya
informasi yang berserakan, belum terkumpul, belum terformat,
dan masih tercampurnya antara informasi yang relevan dan yang
tidak relevan dengan masalah yang harus diambil keputusannya,
sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk memilah
dan memilih informasi yang relevan, selain itu juga informasi
yang sama disampaikan berulang-ulang. Pada bagian ini
dideskripsikan situasi saat ini tentang terlalu banyaknya
informasi yang demikian itu, pada bagian mana terjadi produksi
informasi yang berlebihan, dan penyebab terjadinya produksi
informasi yang berlebihan tersebut.

Informasi tidak dalam format yang berguna – yang dimaksud


informasi tidak dalam format yang berguna adalah bahwa
informai tersebut sudah tersedia, hanya saja bentuk dan
formatnya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga
mempersulit pembacaan informasi tersebut dan memerlukan
waktu yang lebih lama untuk memahami dan memanfaatkan
informasi tersebut. Pada bagian ini dideskripsikan situasi saat ini
tentang informasi-informasi yang tersedia tidak dalam format
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.

Informasi tidak akurat – yang dimaksud informasi tidak akurat


adalah bahwa informasi tersebut tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Tidak akuratnya informasi tersebut dapat
disebabkan oleh berbagai hal. Pada bagian ini dideskripsikan
situasi saat ini tentang informasi yang tidak akurat tersebut,
deskripsi tentang ketidak akuratannya beserta dengan penyebab-
penyebab ketidak akuratannya.

18
Informasi sulit diproduksi – yang dimaksud informasi yang sulit
diproduksi adalah bahwa informasi tersebut tidak mudah dalam
proses produksinya, ini terjadi karena berbagai sebab,
diantaranya data yang tidak lengkap baik dalam jumlah maupun
macamnya, sumber informasi yang sulit didapatkan
informasinya, format informasi yang terlalu sulit dipahami dan
diproduksi informasinya, pemrosesan data melalui prosedur
yang rumit, dan masih banyak lagi penyebab yang lainnya. Pada
bagian ini dideskripsikan situasi saat ini tentang informasi yang
sulit diproduksi, letak kesulitan produksinya, dan penyebab
kesulitan produksinya.

Informasi yang tidak tepat waktunya untuk penggunaan


selanjutnya – yang dimaksud informasi yang tidak tepat
waktunya untuk penggunaan selanjutnya adalah bahwa
informasi tersebut datang tidak pada waktu yang tepat, baik
dalam hal waktu datangnya ataupun situasi yang terjadi ketika
informasi tersebut datang. Pada bagian ini dideskripsikan situasi
saat ini tentang ketidak tepatan waktu datangnya informasi
tersebut, letak ketidak tepatan datangnya informasi, dan
penyebab informasi yang tidak datang pada waktu yang tepat.
b) Input
Secara umum masalah yang teridentifikasi sama dengan
output, hanya arah alirannya saja yang berbeda, berikut ini
penjelasan tentang masalah yang telah teridentifikasi tersebut.
Data tidak di-capture – pada bagian ini dideskripsikan situasi
saat ini tentang data apa yang tidak di-capture, dampak yang
ditimbulkan, penyebab data tidak di-capture
Data tidak di-capture pada waktunya untuk berguna – pada
bagian ini dideskripsikan situasi saat ini tentang data apa yang
tidak di-capture pada waktunya, waktu yang tepat untuk meng-

19
capture data, dampak yang ditimbulkan, penyebab data tidak
di-capture pada waktu yang berguna.
Data tidak di-capture secara akurat – pada bagian ini
dideskripsikan situasi saat ini tentang data apa yang tidak di-
capture secara akurat, kriteria data yang di-capture secara
akurat, dampak yang ditimbulkan, penyebab data yang di-
capture tidak akurat.
Data sulit di-capture – pada bagian ini dideskripsikan situasi
saat ini tentang data apa yang sulit di-capture, dampak yang
ditimbulkan, bagaimana cara capturenya, penyebab kesulitan
dalam meng-capture data.
Data di-capture secara berlebihan (terjadi perluangan capture
data yang sama) – pada bagian ini dideskripsikan situasi saat
ini tentang data apa yang dicapture secara berlebihan, macam
data yang dicapture, dampak yang ditimbulkan, penyebab
capture data secara berlebihan.
Data di-capture terlalu banyak – pada bagian ini dideskripsikan
situasi saat ini tentang data apa yang dicapture terlalu banyak
jumlahnya dan macamnya, dampak yang ditimbulkan,
penyebab data yang di-capture terlalu banyak.
Data ilegal di-capture – pada bagian ini dideskripsikan situasi
saat ini tentang data ilegal apa yang di-capture, dampak yang
ditimbulkan, penyebab data ilegal di-capture.
Data Tersimpan : Data disimpan secara berlebihan dalam
banyak file dan database – pada bagian ini dideskripsikan
situasi saat ini tentang data apa saja yang disimpan secara
berlebihan, artinya data yang sama disimpan berulang-ulang
pada banyak file ataupun database, data-data itu disimpan
dalam file atau database apa saja, penyebab data disimpan
secara berlebihan, dan dampak yang ditimbulkan ketika data
disimpan secara berlebihan.Item-item data sama memiliki nilai

20
berbeda dalam file-file berbeda (integrasi data yang buruk) –
pada bagian ini dideskripsikan situasi saat ini tentang item-
item data apa saja yang sama tetapi memiliki nilai yang
berbeda dalam file-file berbeda akibat integrasi data yang
buruk, penyebab item-item data yang sama dapat memiliki
nilai yang berbeda pada file yang berbeda, dan dampak yang
ditimbulkan ketika hal tersebut terjadi.
Data tersimpan tidak akurat – pada bagian ini dideskripsikan
situasi saat ini tentang data apa saja yang tersimpan tidak
akurat (tidak sama dengan kenyataannya), penyebab data yang
tersimpan tidak akurat, dan dampak yang ditimbulkan ketika
hal tersebut terjadi.
Data tidak aman dari kecelakaan atau vandalisme – pada
bagian ini dideskripsikan situasi saat ini tentang data apa saja
yang tidak aman dari kecelakaan atau vandalisme, penyebab
data tidak aman, dan dampak yang ditimbulkan ketika hal
tersebut terjadi.
Data tidak diorganisasikan dengan baik – pada bagian ini
dideskripsikan situasi saat ini tentang data apa saja yang tidak
terorganisasi dengan baik, penyebab data tidak terorganisasi
dengan baik, dan dampak yang ditimbulkan ketika hal tersebut
terjadi.
Data tidak fleksibel – tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan
informasi baru dari data tersimpan. Pada bagian ini
dideskripsikan situasi saat ini tentang data apa saja yang tidak
fleksibel untuk menghasilkan informasi baru, penyebab data
tidak fleksibel, dan dampak yang ditimbulkan ketika hal
tersebut terjadi.
Data tidak dapat diakses – pada bagian ini dideskripsikan
situasi saat ini tentang data apa saja yang tidak dapat diakses,

21
penyebab data tidak dapat diakses, dan dampak yang
ditimbulkan ketika hal tersebut terjadi.

3) Economic (ekonomi)
Berfungsi untuk menilai kinerja sistem informasi yang dihasilkan
berdasarkan nilai ekonomis, terdiri dari :
a) Reusabilitas, tingkat dimana sebuah program atau bagian dari
program tersebut dapat digunakan kembali di dalam aplikasi yang
lain.
b) Sumber Daya, jumlah sumber daya yang digunakan dalam
pengembangan sistem, meliputi sumber daya manusia serta sumber
daya ekonomi.

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan
manfaatnya (nilai gunanya) atau diturunkan biaya penyelenggaraannya.

Biaya tidak diketahui – pada bagian ini dideskripsikan situasi


saat ini tentang biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
informasi, melakukan proses bisnis, dan mengambil keputusan
tidak diketahui jumlahnya dan pos pembiayaannya. Selain itu
juga dideskripsikan penyebab biaya tidak diketahui, dan
dampak yang ditimbulkan ketika hal tersebut terjadi.

Biaya tidak dapat dilacak ke sumber – pada bagian ini


dideskripsikan situasi saat ini tentang biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi informasi, melakukan proses bisnis, dan
mengambil keputusan tidak dapat dilacak ke sumbernya
sehingga tidak dapat diketahui keakuratan biayanya. Selain itu
juga dideskripsikan penyebab biaya tidak dilacak ke

22
sumbernya, dan dampak yang ditimbulkan ketika hal tersebut
terjadi.

Biaya terlalu tinggi – pada bagian ini dideskripsikan situasi


saat ini tentang biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
informasi, melakukan proses bisnis, dan mengambil keputusan
terlalu tinggi dan banyaknya pos pembiayaan. Selain itu juga
dideskripsikan penyebab biaya terlalu tinggi, dan dampak yang
ditimbulkan ketika hal tersebut terjadi.

4) Control (pengendalian)
Berfungsi untuk menilai tingkat keamanan dari sistem informasi,
yang terdiri dari :
a) Integritas, tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh
orang yang tidak berhak dapat dikontrol.
b) Keamanan, yaitu mekanisme yang mengontrol atau melindungi
program dan data.

Pada bagian ini dideskripsikan situasi saat ini tentang kendali


terhadap aliran data dan informasi ketika keamanan atau kendali terlalu
lemah sehingga data dan informasi rentan terhadap pemanfaatan oleh
pihak-pihak yang tidak berwenang terhadap pemanfaatan data dan
informasi tersebut. Juga ketika keamanan atau kendali terhadap aliran data
dan informasi terlalu ketat sehingga sistem menjadi terbebani oleh
prosedur keamanan atau kendali tersebut dan juga mengganggu
kenyamanan para pengguna dan pengambil manfaat dari data dan
informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut.

Keamanan atau kontrol terlalu lemah :

Input data tidak diedit dengan cukup

23
Kejahatan terhadap data

Etika dilanggar pada data atau informasi – mengacu pada data atau
informasi yang mencapai orang-orang yang tidak mempunyai
wewenang

Data tersimpan secara berlebihan tidak konsisten dalam file-file


atau database-database yang berbeda

Peraturan atau panduan privasi dilanggar (atau dapat dilanggar)

Error pemrosesan terjadi (oleh manusia, mesin, atau perangkat


lunak)

Error pembuatan keputusan terjadi


Keamanan atau kontrol berlebihan:
Red tape (prosedur) birokratis memperlamban system
Pengendalian mengganggu para pelanggan atau karyawan
Pengendalian berlebihan menyebabkan penundaan pemrosesan

5) Efficiency (efisiensi)
Berfungsi untuk menilai tingkat kemudahan penggunaan dari
sistem informasi yang digunakan, yang terdiri dari:
a) Usabilitas, usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari,
mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan
output suatu program.
b) Perbaikan, usaha yang diperlukan untuk mencari dan membetulkan
kesalahan pada sebuah program.

24
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya pada bab informasi, di
mana data yang secara berlebihan di-inputkan dan diproses juga informasi
yang dihasilkan secara berlebihan akan membuat sistem tidak efisien
dalam penggunaan sumberdaya. Sumber daya dapat berupa sumber daya
prosesor, memory, ruang penyimpanan, listrik, personil, dan lain – lain.

Inefisiensi sistem yang berlangsung dapat berupa :

Orang, mesin, atau komputer membuang waktu

Data secara berlebihan di-input atau disalin

Data secara berlebihan diproses

Informasi secara berlebihan dihasilkan

Orang, mesin, atau komputer membuang material dan persediaan

Usaha yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan

Material yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan

6) Service (layanan)
Berfungsi untuk mengetahui bagaimana sistem informasi
meningkatkan kepuasan pelanggan, pegawai dan manajemen.
a) Akurasi, yaitu ketelitian komputasi dan kontrol
b) Reliabilitas, tingkat dimana sebuah program dapat dipercaya
melakukan fungsi yang diminta.
c) Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana sebuah program dapat
dipahami tanpa kesukaran.

25
Pada bagian ini dideskripsikan situasi saat ini tentang layanan yang
disediakan oleh sistem yang berjalan saat ini. Sederetan kelemahan
layanan sistem telah teridentifikasi di bawah ini, kemudian dideskripsikan
juga penyebab kelemahan sistem tersebut, dan dampak yang ditimbulkan
ketika hal tersebut terjadi. Berikut ini kelemahan layanan sistem yang
teridentifikasi :

Sistem menghasilkan produk yang tidak akurat

Sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten

Sistem menghasilkan produk yang tidak dapat dipercaya

Sistem tidak mudah dipelajari

Sistem tidak mudah digunakan

Sistem canggung untuk digunakan

Sistem tidak fleksibel terhadap situasi baru atau tidak umum

Sistem tidak fleksibel untuk berubah

Sistem tidak kompatibel dengan sistem-sistem lain.

Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi
(information quality) dan kualitas layanan (service quality). Kualitas sistem dalam sistem
informasi di institusi pelayanan kesehatan menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem
termasuk performa sistem dan user interface. Kemudahan penggunaan (ease of use),
kemudahan untuk dipelajari (ease of learning), response time, usefulness, ketersediaan,
fleksibilitas, dan sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas
sistem. Kualitas informasi berfokus pada informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
termasuk rekam medis pasien, laporan dan peresepan. Kriteria yang dapat digunakan

26
untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan
waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dan data entry. Sedangkan kualitas layanan
berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima oleh service provider sistem atau
teknologi. Service quality dapat dinilai dengan kecepatan respon, jaminan, empati dan
tindak lanjut layanan. (Eris)

27
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPUAN

Evaluasi adalah sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang
menetapkan pekerjan antara hasil yang benar-benar dicapai dengan pekerjaan yang
seharusnya dapat dicapai menurut rencana serta menilai perbedaan kemudian penilaian
digunakan untuk langkah selanjutnya (Scott,2002).

Evaluasi SIK bertujuan untuk memastikan bahwa SIK berjalan secara efisien, mampu
mengumpulkan informasi yang relevan dan berkualitas sebagai dasar pengambilan
keputusan oleh pemangku kebijakan. Hasil penilaian SIK sangat dibutuhkan dalam
meningkatkan kinerja SIK secara terus-menerus. Untuk mengevaluasi SIK dalam rangka
memperkuat SIK di tingkat nasional, maka dibentuklah HMN pada tahun 2005 yang
merupakan hasil kesepakatan global. HMN telah mengembangkan referensi standar untuk
pengembangan SIK yang selanjutnya disebut HMN Framework. Komponen dan standar
yang mempengaruhi kinerja dari SIK diantaranya adalah sumber daya SIK, indikator,
sumber data, manajemen data, produk informasi, diseminasi dan penggunaan data.

Menurut Surachman (2008) dan Vaidya (2007) bahwa model dan metode yang
digunakan untuk mengevaluasi penerapan sistem informasi yang digunakan oleh sebuah
organisasi atau instansi publik diantaranya End User Computing Satisfaction (EUCS)
dikembangkan oleh Doll dan Torkzadel (1998), Task Technology Fit (TTF) dikembangkan
oleh Goodhue dan Thompson (1995), Technology of Acceptance Model (TAM)
dikembangkan oleh Davis (1989), IS Success Model dikembangkan oleh DeLone dan
McLean (1992, 2002, 2003, 2004), Human Organization Technology (HOT) Fit Model
dikembangkan oleh Yusof et al. (2006), PIECES (Performance, information, economics,
control , efficiency, dan service ) model yang dikembangkan oleh James Wetherbe .

28
B. SARAN

Sebaiknya buku buku yang di perpustakaan fakultas ilmu kesehatan agar di tambah
lebih banyak lagi ,karena kami mengalami kesulitan dalam mencari referensi. Bagi
teman–teman agar lebih aktif dalam mengerjakan tugas perkuliahan .

Bagi dosen ,agar kami diberi waktu yang lebih lama dalam menyusun sehingga tidak
terburu buru.

29
DAFTAR PUSTAKA

DeLone, W.H., McLean, E.R., 1992. Information systems success: the quest for the
dependent variable. Information System Research 3 (1), 60-95.

Ghozali, Imam., 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least
Square. Edisi Dua, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Jogiyanto, H.M., 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Andi Offset,

Yogyakarta.

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain. Andi Yogykarta

Whitten, Jeffrey L, Bentley D. Lonnie, Ho I. M Thomas, System Analysis &Design Methods,

(St. Louis: Times Mirror/Mosby College Publishing,1986), hal.107-113

Bayu, Andika dan Izzati, Muhimmah, 2013, Evaluasi Faktor-Faktor Kesuksesan

Implementasi Sistem Informasi manajemen Rumah Sakit di PKU Muhammadiyah


Sruweng dengan Menggunakan Metode Hot-Fit, Seminar Nasional Informatika Medis
(SNIMed) IV, p. 78, 2013, 9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.

Davis, B., Gordon, 1999, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, PT Pustaka

Binamon Pressindo, Jakarta.

30
Janson, M. A., and Subramanian, A. 1996, Packaged Software: Selection and Implementation

Policies, INFOR 34(2), 133-151. Jogiyanto, 2005, Sistem Teknologi Informasi:

Pendekatan Terintegrasi Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan


Pengelolaan, ANDI, Yogyakarta. Jogiyanto, 2007, Model Kesuksesan Sistem Teknologi
Informasi, ANDI, Yogyakarta.

31

Anda mungkin juga menyukai