Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

DASAR-DASAR ORGANISASI
INFORMASI
"Layanan Jasa Informasi"
Disusun Demi Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Dasar-dasar Organisasi Informasi

DosenPembimbing:

Dr.AndiIbrahim, S.Ag,S.S.,M.Pd

DisusunOleh:

KelompokVIIkelas1AP2

 Nur Fadilah(40400121037)
 Agus Faisal(40400121066)
 EmyYusria(40400121070)

JURUSAN

ILMUPERPUSTAKAANFAKULTASAD

ABDANHUMANIORA

UNIVERSITASISLAMNEGERIALAUDDINMAKASSAR20

21
KATAPENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur bagi Allah SWT Yang Maha Penyang, Maha Pengasih
danMahaPemberiPertolongansehingganpenulisdapatmenyelesaikanMakalahyangberjudul“Dasar-
DasarOrganisasiInformasi”ShalawatdansalamselalusenantiasatercurahkepadajunjunganNabi
Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya serta orang orang
yangmengikutiajaranya.
TerimakasihkamiucapkankepadaBapakDr.AndiIbrahim,S.S.,M.Pdyangtelahmembantuka
mi baik secaramoralmaupun materi.
Kamimenyadari,bahwamakalahyangkamibuatinimasihjauhdarikatasempurnabaikdarisegi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkankritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis
bisamenjadilebih baiklagidi masamendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untukperkembangandan peningkatan ilmu pengetahuan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
sertadalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhaisegala usahakita. Aamiin.

Gowa,13September2021

TimPenulis

2
DAFTARISI

JUDUL
KATAPENGANTAR….................................................................................................................2
DAFTARISI...................................................................................................................................3
BABIPENDAHULUAN
A. LatarBelakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah…...........................................................................................................5
C. TujuanPenulisan…..............................................................................................................5
BABIIPEMBAHASAN
A. Definisi InformasiMenurutBeberapaAhli...........................................................................6
B. ManfaatInformasi................................................................................................................7
C. OrganisasiInformasi........................................................................................................7-8
D. KonsepDasar OrganisasiInformasi......................................................................................9
E. FungsiOrganisasiInformasi..................................................................................................9
F. Jenis-JenisInformasi......................................................................................................9-11
G. KarakteristikInformasi................................................................................................11-12
H. Ciri Informasi...............................................................................................................12-13
I. Komponen-KomponenInformasi.................................................................................13-14
J. KegiatanOrganisasiInformasi............................................................................................15
K. LayananOrganisasiInformasi......................................................................................15-16
L. PeranPerpustakaan DalamOrganisasi Informasi.........................................................17-18
BABIIIPENUTUP
A. Kesimpulan…....................................................................................................................19
B. Saran…..............................................................................................................................19
DAFTARPUSTAKA....................................................................................................................20
A. LatarBelakang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap organisasi yang tumbuh dan berkembang menghasilkan informasi dan data. Datatersebut
bersumber dari aktifitas rutin yang dilakukan oleh segenap staf yang terlibat dalam organisasi.
Informasi merupakan sebuah entitas yang berfungsi untuk menjadi sebuah kekuatan seklaigus
sumber kebingungan bagi banyak orang. Setiap hari kita ditantang untuk berhadapan dengan
informasi yang melimpah ruah dan melaju dengan kencang, dalam berbagai format yang terhitung
pula jumlahnya. Keterampilan dasar dalam melek informasi yang tidak lain adalah kemampuan
untuk mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi dari berbagai sumber secara efektif,
menjadi sebuah keahlian yang teramat pentingdanharusdikuasai
olehsemuapihakbaikpustakawanmaupun pengguna.

Lalulintas informasi pada era internet seperti sekarang ini tidak lagi dapat dihindari kepadatannya.
Informasi tercipta dalam hitungan jam, menit, bahkan detik sekalipun. Disadari sepenuhnya
bahwa setiap informasi memiliki nilai guna bagi pemustaka, maka perlu penilaian, penyaringan,
penyeleksian, dan atau pengorganisasian dalam raangka menyesuaikan informasi yang akan
digunakan dengan kebutuhan. Bisa dikatakan setiap saat informasi berubah baik dari segi jumlah
maupun substansinya. Hal ini didukung dengan keberadaan computer dan internet yang keduanya
saling membutuhkan. Keduanya, yaitu kumputer dan internet ini bermutualisme dengan kuat
membentuk suatu “chemistry” yang luar biasa kuatnya.

Di era perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini, membuat kebutuhan informasi dan ilmu
pengetahuan berkembang dengan pesat. Seiring perkembangan teknologi informasi saat ini yang
semakin pesat, kebutuhan akan informasi sangat penting peranannya dalam kehidupan. Mengingat
bahwa perpustakaan sebagai layanan jasa informasi dan pusat pengetahuan tidak lepas dari fungsi
untuk menyediakan sarana informasi.

Perpustakaan sebagai pusat informasi dan masyarakat yang membutuhkan informasi ibarat dua sisi
mata uang yang saling berhubungan yang tak dapat dipisahkan. Dalam hal ini maka perpustakaan
harus mampu memberikan pelayanan baik kepada pemustaka dalam memenuhi kebutuhannya. Hal
ini dapat terwujud apabila perpustakaan sudah siap melayani dengan sumber informasi yang
memadai bagi pemustaka.
Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang dapat menyediakan dan memenuhi permintaan
informasi secara cepat dan tepat. Perpustakaan menyiapkan strategi yang lebih dinamis untuk
mengedepankan informasi. Hal ini merupakan tugas perpustakaan, memberikan pelayanan jasa
informasi kepada pemustaka.
Pelayanan informasi di sebuah perpustakaan merupakan tujuan utama dari semua penyelenggaraan
kegiatan perpustakaan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya perhatian dan tanggung jawab
dari seluruh pustakawan untuk memberikan pelayanan yang baik sebagai mana telah ada di dalam
kode etik pustakawan agar tercipta suasana yang kondusif.
B. Pengertian Informasi.
1. Fungsi Informasi.
2. Manfaat Informasi.
3. Jenis-jenis Informasi.
4. Ciri Informasi.
5. Jenis-jenis Layanan Informasi.
6. Evaluasi Layanan Perpustakaan.

C. TujuanPenulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Informasi
Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah diproses dan diolah sedemikian rupa
menghasilkan sesuatu yang bisa dipahami dan memberikan manfaat bagi penerimanya. Data dan
fakta adalah “bahan baku" informasi, tetapi tidak semuanya bisa diolah menjadi informasi.

Istilah “informasi" berasal dari bahasa Perancis kuno, “informacion," yang mengambil dari bahasa
Latin, informare yang artinya “aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan".

Pengertian Informasi Menurut Para Ahli

Menurut Raymond McLeod


Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk baru yang memiliki makna bagi
penerimanya dan bermanfaat untuk mengambil keputusan saat ini atau di masa depan.

Menurut Jogiyanto H.M.


Informasi adalah hasil pengolahan data menjadi bentuk yang lebih bermanfaat bagi si penerima dan
menggambarkan peristiwa nyata yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan.

Menurut The Liang Gie


Informasi atau keterangan adalah rangkaian kata, kalimat, gambar, atau tanda tulis lainnya yang
mengandung buah pikiran maupun pengetahuan yang dapat digunakan oleh pemimpin dalam
membuat keputusan yang tepat berdasarkan fakta.

Menurut Firmanzah
Informasi adalah data dan angka yang sudah diberi nilai dan makna.

Menurut Tata Sutabri


Informasi adalah data yang sudah diklasifikasikan atau diolah dan diinterpretasikan untuk
dipergunakan dalam pengambilan keputusan.

B. Fungsi Informasi
Informasi memiliki fungsi penting dalam kehidupan manusia, terutama di era informasi saat ini.
Setidaknya ada tujuh fungsi informasi bagi manusia seperti diuraikan di bawah ini.

1. Sumber Berita
Sebagai sumber berita, informasi disampaikan melalui media-media pemberitaan, seperti televisi,
radio, website/blog, atau portal berita daring.
2. Sumber Pengetahuan Baru
Meskipun sudah umum dan banyak diketahui orang lain, sebuah informasi bisa menjadi sumber
pengetahuan bagi orang lainnya yang belum pernah mendapatkan informasi tersebut.

8
3. Memberikan Kepastian
Informasi yang lengkap dan valid dari sumber tepercaya akan memberikan kepastian sehingga
Anda dapat mengambil keputusan dengan yakin dan tepat.
4. Hiburan
Sebuah informasi tidak harus selalu bersifat serius. Informasi juga bisa disajikan dengan cara
yang menghibur, misalnya dengan menggunakan narasi yang menarik dan dilengkapi gambar,
foto, atau video.
5. Alat untuk Menyosialisasikan Kebijakan
Sebuah kebijakan perlu disosialisasikan sebelum diberlakukan agar dipahami dengan baik dan
benar. Informasi yang benar bisa menjadi alat yang efektif dalam mengomunikasikan kebijakan
tersebut.
6. Alat untuk Memengaruhi Masyarakat
Informasi tidak saja berguna bagi penerima, tetapi juga pihak yang menyampaikannya. Informasi
yang baik bisa memengaruhi masyarakat untuk setuju dengan si penyampai informasi, misalnya
untuk membeli sebuah produk atau dalam memilih pemimpin.
7. Dasar dalam Menyampaikan Opini
Media sosial membuat siapa saja bisa dengan mudah menyampaikan pendapatnya. Sayangnya,
banyak opini yang tidak sesuai dengan fakta. Opini yang baik adalah yang didasarkan pada
informasi yang berasal dari sumber tepercaya.

C. Manfaat Informasi
Sesuai definisinya, setiap informasi haruslah memberikan manfaat. Adapun manfaat tersebut bisa
sangat beragam, diantarnya sebagai berikut:
1. Meminimalkan risiko Anda mengambil keputusan yang salah.
2. Memberikan gambaran yang tepat dan faktual sesuai dengan kondisi yang ada saat ini.
3. Menyajikan tren atau kecenderungan tentang suatu hal di masa mendatang.
4. Mengurangi potensi keresahan akibat kondisi yang tidak pasti.
5. Menjadi dasar dalam menentukan solusi dari sebuah permasalahan.
6. Mengefektifkan alur kerja dalam sebuah organisasi.
7. Mempertahankan citra positif perusahaan dan meningkatkan kepercayaan.
8. Membantu menyusun materi promosi agar lebih jelas dan terarah.
9. Menjadi dasar pertanggungjawaban atas sebuah keputusan atau tindakan yang sudah dilakukan.
10. Memberikan bukti valid (bukan kesan, opini, atau isu) kepada pihak lain.

D. Jenis-jenis Informasi
Ada bermacam-macam jenis informasi dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Salah
satunyamelalui kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Jenis informasi untuk kegiatan manusia
menurutSoetaminah(1991) terdiriatashal-hal berikut.
1) Informasi untuk kegiatan politik. Informasi ini digunakan oleh para politikus dalam melakukan
kegiatan politiknya. Misalnya, informasi yang didapat oleh anggota partai politik A
mengenaiakan adanya reshuffle kabinet. Kemudian, informasi ini digunakan oleh partai
politiknya untuk menyusun strategi mendekati kepala negara agar mendapatkan kursi dikabinet.
Akan tetapi, oleh partai politik B yang juga mendengar informasi itu, digunakan untuk
melemahkan kinerja pemerintahan agar menggoyangkan kabinet yang sedang berjalan dan
9
mereka berusaha menggulingkan pemerintahan.
2) Informasi untuk kegiatan pemerintahan. Informasi ini digunakan para pejabat untuk menyusun
rencana, membuat keputusan, dan kebijakan-kebijakan pemerintah. Misalnya, informasi dari
para menteri kepada presiden tentang daerah yang terkena bencana alam. Informasi ini
digunakan oleh presiden untuk menyusun strategi membuat kebijakan tentang penanggulangan
bencana alam secara menyeluruh.
3) Informasi untuk kegiatan soaial. Informasi ini digunakan oleh pemerintah untuk menyusun
rencana-rencana, membuat keputusan dan kebijakan, serta menentukan program kerja, antara
lain untuk program-program kerja kesehatan, pendidikan atau diluar kegiatan utama dari
departemen yang membawahinya.
4) Informasi untuk dunia usaha. Informasi yang dibutuhkan untuk dunia usaha mencakup masalah-
masalah: a) pemupukan modal usaha melalui pinjaman dari bank; b) investasi; c) lokasi pabrik;
d) berbagai macam hal yang terkait dengan produksi; e) persaingan, ahli teknologi, dan lain-
lain.
5) Informasi untuk kegiatan militer. Informasi ini diperlukan oleh pejabat militer agar selalu
mengikuti informasi kemiliteran yang meliputi perubahan sisitem persenjataan, perubahan
system logistic perubahan system administrasy, perencanaan strategi, dan pembinaan pasukan.
6) Informasi untuk penelitian. Untuk melakukan penelitian, seorang peneliti perlu mengetahui
berbagai macam penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain, termasuk hasilnya. Hal ini
perlu dilakukan untuk menhindari duplikasi penelitian. Disamping itu, peneliti harus
mengetahui dari mana sumber-sumbe rinformasi itu diperoleh, misalnya melalui jurnal-jurnal,
baik tercetak maupun online.
7) Informasi untuk pengajar. Pengajar, baik guru maupun dosen, membutuhkan informasi untuk
menambah pengetahuan mereka. Untuk memperluas cakrawala pengetahuan, mereka dapat
membacanya dari buku-buku, majalah, atau hasi-hasil penelitian, baik itu cetak maupun
elektronik.
8) Informasi untuk tenaga lapangan. Tenaga lapangan, baik penyuluh pertanian maupun penyuluh
kesehatan, adalah orang-orang yang bekerja memberikan informasi kepada masyarakat. Oleh
karena itu, mereka butuh informasi yang praktis dan mudah, misalnya petunjuk bergambar
untuk identifikasi hamapadi atau petunjuk bergambar untuk membersihkan sarang nyamuk, cara
memberantas sarang-sarang nyamuk, dan sebagainya.Petunjuk-petunjuk itu bisa mereka
dapatkan dari buku-buku praktis.
9) Informasi untuk individu adalah informasi yang dibutuhkan seseorang sesuai dengan statusnya
dalam masyarakat, pendidikannya, dan kegiatannya. Sebagai contoh, seseorang yang
membutuhkan informasi untuk membantu kegiatannya dalam dunia perdagangan, misalanya
informasi tentang kurs dollar ke rupiah; Orang yang ingin bepergian ke Arab Saudi, misalnya
kurs real kerupiah; atau informasi tentang keberangkatan pesawa tterbang, keretaapi dan
sebagainya.
10) Informasi untuk pelajar dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa membutuhkan informasi guna
mengembangkan pengetahuannya. Mereka mencari informasi dari buku teks, buku wajib,
majalah dan sebagainya guna memperoleh tamabahan pengetahuan.

Terkait dengan hal itu, ada pembagian jenis informasi lain yang terkait dengan dokumentasi, yaitu
informasi yang terekam dan informasi tak terekam. Informasi terekam adalah informasi yang dapat
direkam melalui berbagai alat atau media,antara lain mediagrafis, media elektronik, dan media
10
audiofisual, tak terkecuali media cetak. Selanjutnya, jenis informasi ini disebut dokumen.
Contohnya, informsi tentang suatu artikel, tentang suatu objektertentu dimasukkan dalam jurnal
ilmiah, kemudian di simpan dalam CD –ROM. Sementaraitu, informasi yang tak terekam
merupakan informasi yang belum atau tidak dapat di rekamkarena situasi dan kondisi serta nilai
kepentingan yang dikandung informasi itu. Misalanya,informasi informal mengenai kecelakaan
kereta api atau pesawat.

D. Ciri Informasi
Sejumlah informasi yang biasa kita dengarkan atau kita peroleh kadang memiliki karakteristik yang
berbeda, tentunya hal itu disesuaikan dengan sumber informasi, bentuk dan jenis informasi serta
untuk apa informasi itu kita cari. Dalam membantu dan untukmengenali bagaimana informasi itu
bisa kita kenali, maka berikut penjelasan mengenai ciri-ciri informasi.
Deni Darmawan (2001) menjelaskan 5 ciri dari informasi yang bisa memberikan makna bagi
pengguna, diantaranya:

1) Amount of Information (Kuantitas Informasi), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh
suatu prosedur pengolahan informasi mampu memenuhi kebutuhan banyaknya informasi.
2) Quality of Information (Kualitas Informasi), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh
sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan kualitas informasi.
3) Recency of Information (Informasi Aktual), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh sistem
pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi baru.
4) Relevanceof Information (Informasi yang relevan atau sesuai), dalam arti bahwa informasi yang
oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi.
5) Accuracy of Information ( Ketepatan Informasi), dalam arti bahwa informasi yang oleh sistem
pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi.
6) Autehnticity of Information ( Kebenaran Informasi), dalam arti bahwa informasi yang dikelola
oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi yang benar.

Ciri-ciri dari informasi ini idealnya dimiliki oleh informasi yang dibutuhkan ketika kita akan
merumuskan atau membuat kebijakan tertentu, sehingga tindakan atau aktivitas yang diambil sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan pemakaian informasi yang dimaksud.

E. Komponen-Komponen Informasi
Sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya,
jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika dianalisis
berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar 8 komponen.

Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal
keluaran sebuah proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk kedalam komponen awal ini
adalah informasi yang disampaikan oleh pihak pertama.
2) Bar of Informatione, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu
jenisinformasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga
informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca Headline dalam sebuah surat
kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya,

11
sehingga maksud dari informasi yang ada pada head line tadi bisa dipahami secara utuh.
3) Branch of Informationl, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumny
telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang telah
ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti Matematika bentuknya adalah hasil dari
sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, biasanya disebut
dengan hasil perhitungan. Adapun dalam bidangsosial,misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan
dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.
4) Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi,
biasanya informasi ini merupakan informasi pelengkap terhadap informasi lain. Misalnya
informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan untuk
menyelesaikan suatu proses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh
informasi-informasi pengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.
5) BudofInformation, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi micro, tetapi keberadaannya
sangat penting sehingga dimasa yang akan datang, dalam jangka waktu yang akan datang
informasi ini akan berkembang dan dicari serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuai
kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen ini adalah informasi tentang masa
depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif
dariseseorang dan lingkungan.
6) Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih
mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi
ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang menjelaskan
cuaca, musim, yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.

F. Peran Perpustakaan Dalam Organisasi Informasi


Perkembangan zaman saat ini ditandai dengan terjadinya perubahan yang sangat cepatdalam
segala bidang kehidupan masyarakat. Perpustakaan sebagai lembaga yang orientasinya melayani
masyarakat pengguna, harus tanggap dengan perubahan tersebut kalau tidak ingin ditinggalkan
penggunanya. Perpustakaan harus cepat beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi,
bukannya mengisolir dalam dunianya sendiri.

Perpustakaan tidak perlu mengubah fungsi utama, melainkan harus menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Sehingga perpustakaan harus bekerja keras meningkatkan efisiensi dalam
menjalankan fungsi sebagai pengelolainformasi.

Setiap perpustakaan memiliki tanggung jawab dengan tuntutan profesionalisme di bidang


pengelolaan informasi, guna menjawab perkembangan zaman dan merespons serta berusaha
memenuhi kebutuhan pemakai. Hal tersebut tidak sederhana dan tidak pernah berakhir, tetapi
akan terus berubah, inovasi dan menyesuaikan dengan lingkungan kehidupan masyarakat.

Dalam dunia yang bergerak serba cepat setiap organisasi pengelola informasi, termasuk
perpustakaan harus berjuang untuk mampu bertahan atau tetap eksis. Namun lebih dari pada itu,
sebaiknya terus berusaha untuk memupuk kemampuan agar memiliki daya dan kekuatan dalam
menjalankan seluruh aktivitasnya. Pada sisi lain, perpustakaan tidak dapat terhindar dari
persaingan yang ketat dan kompleks. Cara yang dapat ditempuh misalnya dengan memanfaatkan
12
secara cermat dan tepat guna teknologi, terutama teknologi informasi dan teknologi
telekomunikasi, membuka jaringan yang luas, mudah, dan berdaya guna.

Meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan danpelatihan, mengikuti temu karya
ilmiah, mengadakan studi banding, patokduga (benchmarking) ke berbagai perpustakaan yang
sudah maju dan menjalin kerja sama dengan pusat informasi dan dokumentasi. Perpustakaan
seharusnya melakukan pembelajaran organisasi, sehingga terjadi suatu pengetahuan organisasi
sesuai dengan kebutuhan. Sebuah perpustakaan perlu berpegang pada tugas pokok dan fungsinya
sebagai lembaga informasi, sehingga dituntut untuk sanggup berprakarsa melakukan perubahan
sebelum lembaga lain berubah. Perpustakaan berperan sebagai lembaga yang mengorganisasikan
informasi-informasi yang ada diperpustakaan dengan cara sedemikian rupa sehingga mudah untuk
ditemukan kembali. Dari sini dapat dirincikan, bahwa setidaknya perpustakaan memiliki peran
dalam organisasi informasi sebagai:
 Lembaga penyimpanan/storage data (informasi).
 Lembaga mengolah dan mengorganisasikan informasi.
 Lembaga penyebaran informasi.

Tersedianya berbagai sumber informasi dan dengan kecanggihan teknologi informasi komunikasi
memudahkan pengguna untuk dapat langsung mengakses informasi tanpa bantuan perpustakaan.
Lalu muncul suatu pertanyaan, apalagi yang harus dilakukan oleh perpustakaan?

Sintha Ratnawati, mengutip pendapat dari J. Thompson (1982) untuk menjawab pertanyaan ini
dengan merumuskan peran perpustakaan diabad 21sebagai berikut:
1) Memberikan fasilitas akses terhadap sumber elektronik bagi mereka yang tidak memiliki
akses itu secara fisik, termasuk reproduksinya. Wang (1995) menyebutkan sebagai alasan
finansial. Ketidakmampuan seseorang untuk membeli semua sumber informasi yang
dibutuhkannya membuat ia menggunakan jasa perpustakaan yang relatif murah.
2) Membimbing pengguna mencari dan memiliki sumberi nformasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan berdasarkan kemampuan profesionalisme yang dimiliki staf perpustakaan.
Asumsi yang dipakai adalah tidak semua pencari informasi adalah pengguna dan
tidaksemua pengguna dapat memenuhi kebutuhan informasinya sendiri, terutama bila
subyek itu diluar bidang yang dikuasai.
3) Mengoleksi, mengatalog, dan mengindeks bahan pustaka. Keterampilan mengorganisasi
informasi ini akan memberikan kemudahan untuk mengaksesnya, baik untuk informasi
dalam bentuk tercetak maupun versi elektronik.

F. Jenis-jenis Layanan Informasi


1) Layanan Sirkulasi

Layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka adalah jenis layanan yang paling
dasar yang dilaksanakan oleh semua perpustakaan.

Tujuan utama bahan pustaka dikelola, tentunya bukan hanya untuk dijadikan arsip belaka,
yang tersimpan rapi di almari atau laci kabinet. Suatu kumpulan dokumen atau bahan
13
pustaka cetak maupun non cetak, diatur agar mudah dicari kembali dan tentunya agar dapat
dipinjam. Dalam pengelolaan sistem peminjaman bahan pustaka , hal-hal yang perlu
dipikirkan adalah:

Sistem Layanan

Ada dua macam sistem layanan , yang masing-masing memiliki keuntungan dan
kerugiannya, yaitu:
a) Sistem Terbuka
yang berarti pengguna dapat mencari dan mengambil sendiri bahan pustaka yang ingin
dibaca atau dipinjamnya.

Keuntungan:
 Lebih banyak bahan pustaka dalam subyek yang sama/berkaitan yang dapat
ditemukan oleh
pengguna jika dapat mencari sendiri di rak.
 ruangan yang dibutuhkan akan sangat besar untuk dapat menampung seluruh koleksi

 kemungkinan terselipnya bahan pustaka ditempat yang keliru, dan ketidak rapian
pengaturan akan sangat besar, karena dipakai oleh banyak pengguna yang tidak akan
dapat banyak diharapkan untuk dapat menjaga kerapian dalam pengaturan di rak.

Kerugian:
 jika koleksi sudah sangat banyak, pengguna harus berjalan cukup jauh untuk dapat
menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan

 ruangan yang dibutuhkan akan sangat besar untuk dapat menampung seluruh koleksi

 kemungkinan terselipnya bahan pustaka ditempat yang keliru, dan ketidak rapian
pengaturan akan sangat besar, karena dipakai oleh banyak pengguna yang tidak akan
dapat banyak diharapkan untuk dapat menjaga kerapian dalam pengaturan di rak.

b) Sistem Tertutup
yang berarti adanya petugas atau staff khusus yang mencarikan dan mengambilkan
bahan pustaka yang akan dibaca atau dipinjam pengguna. Pengguna harus
menggunakan katalog untuk dapat menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan.

Keuntungan:
 Menghemat ruangan
 Lebih aman dalam menyimpan bahan-bahan pustaka yang langka dan penting atau
yang bersifat dokumentasi seperti karya disertasi, naskah kuno dan sebagainya.

c) Sistem Penyimpanan Cadangan


sama prinsipnya dengan sistem tertutup. Sistem ini hanya baik untuk koleksi yang
jarang dipakai, yang direncanakan untuk disiangi. Karena ruang yang terbatas,
14
beberapa koleksi tertentu yang jarang dipakai dapat ditempatkan tersendiri, dan
diambilkan petugas jika diperlukan.

Jenis Sistem Peminjaman


Dari masa ke masa, telah dikembangkan sistem-sistem peminjaman yang bertujuan untuk
makin mempermudah dan memperlancar prosedur peminjaman, ekonomis serta menjamin
kerapian administrasi peminjaman.

Sistem peminjaman apapun yang dikembangkan, mulai dari sistem manual yang
menggunakan buku, kartu hingga sistem berbasis komputer, harus mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan utama:
1. Siapa yang meminjam bahan pustaka tertentu dan kapan kembali? (file kartu buku)
2. Bahan pustaka apa saja yang sedang dipinjam oleh orang tertentu (file kartu peminjam)
3. Bahan pustaka apa saja yang harus kembali pada tanggal tertentu ( file tanggal kembali)

Beberapa sistem yang telah banyak diterapkan di perpustakaan adalah:

a. Sistem Buku Besar


Dalam sistem ini, dipergunakan buku besar untuk melakukan pencatatan peminjaman dan
pengembalian, yang memuat kolom: nama peminjam, alamat, tanggal peminjaman, nomor
buku, nomor panggil buku, pengarang, judul, edisi, tanda tangan peminjam, tanggal harus
kembali dan tanggal pengembalian sebenarnya. Tiap anggota disediakan halaman tersendiri,
secara berurutan, untuk transaksi peminjamannya. Buku besar dilengkapi indeks nama
peminjam, yang disusun menurut abjad, untuk mengidentifikasi, pada halaman berapa
pencatatan peminjaman untuk peminjam tertentu:

b. Sistem Brawne
Setiap anggota memperoleh tiket peminjam berupa kantong, berjumlah sesuai dengan jumlah
bahan pustaka yang menjadi jatahnya. Tiket memuat informasi tentang: nama dan alamat
peminjam, serta masa berlaku tiket.

Setiap bahan pustaka dilengkapi dengan kartu bahan pustaka yang memuat informasi: nomor
panggil, nomor induk, pengarang, judul, edisi dan tahun terbit. Kartu bahan pustaka dimasukkan
dalam kantong yang lekat pada bagian akhir dari bahan pustaka bersama dengan slip tanggal harus
kembali.

Bila peminjam ingin meminjam, kartu bahan pustaka dicabut dari kantong, dan dimasukkan ke
dalam tiket peminjam, yang kemudian disusun menurut nomor panggil . Bila anggota
mengembalikan bahan pustaka , kartu bahan pustaka dikembalikan ke kantong , sedangkan tiket
dikembalikan ke anggota.

15
c) Sistem Newark
Masing-masing anggota dilengkapi dengan kartu peminjam/anggota, yang memuat informasi
tentang: nama, alamat, nomor pendaftaran, tanggal berakhir nya keanggotaan, , tanda tangan,
kolom tanggal pinjam, dan tanggal harus kembali. Sistem ini juga menggunakan kartu bahan
pusaka yang berisi keterangan mengenai nomor induk, nomor panggil, pengarang, judul, nama
peminjam atau tanda tangan, serta tanggal harus kembali. Kantong dan slip tanggal kembali
dilekatkan di bagian belakang dokumen.

Bila peminjam ingin meminjam, kartu bahan pustaka dicabut dari kantong, setelah diisi nama
peminjam dan tanggal kembali, kartu bahan pustaka akan dijajarkan berdasarkan tanggal harus
kembali.

d) Sistem Berbasis Komputer


Perbagai sistem diatas masing-masing mempunyai kelemahan dan keuntungannya sendiri,
sehingga banyak pula sistem lain yang dikembangkan dengan menggunakan kombinasi 3 sistem
diatas, yang dapat menjawab 3 pertanyaan diatas. Kombinasi sistem ini tentunya berdampak pada
adanya jajaran-jajaran kartu yang lebih banyak. Sistem peminjaman berbasis komputer merupakan
alternatif terbaru dalam pengembangan sistem peminjaman yang dapat memberikan catatan
pengontrolan peminjaman dari segala aspek serta sering dilengkapi "barcode" untuk pengontrolan
secara cepat dan tepat.

Jenis Jenis Kegiatan

1) Seorang petugas peminjaman melakukan tugas antara lain:


Menerima pendaftaran , perpanjangan dan pemberhentian keanggotaan termasuk
pembuatan kartu anggota/peminjam.
2) Melaksanakan pencatatan peminjaman, perpanjangan dan pengembalian
3) Melakukan tagihan bagi keterlambatan termasuk mengenakan sanksi bagi mereka
yang
melakukan pelanggaran peraturan
4) Mengatur kembali koleksi yang dikembalikan ke tempat masing-masing
5) Membuat laporan peminjaman
6) Melakukan tugas-tugas tambahan sebagai bagian dari layanan bagi pengguna.

Peraturan Peminjaman

Baik lembaga perpustakaan formal, ataupun lembaga non perpustakaan yang memiliki
koleksi bahan pustaka dalam jenis apapun, jika memutuskan untuk memperbolehkan
koleksinya dipinjam oleh calon peminjam dari luar maupun dalam lembaga sendiri, perlu
membuat ketentuan-ketentuan. Ketentuan. ketentuan yang dibuat berbeda antara satu

16
lembaga dengan lembaga yang lain, sesuai dengan tujuan , jenis kegiatan serta kondisi
lembaga tersebut .

Ketentuan yang tertuang dalam peraturan tertulis ini merupakan salah satu upaya agar
koleksi bahan pustaka tetap utuh, mudah dilacak keberadaannya, serta menjaga
kekonsistenan dan keadilan dalam
layanan. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dan tercakup dalam
peraturan adalah sebagai berikut:
1) Keanggotaan (siapa yang berhak meminjam) menggunakan bahan pustaka)
Dalam hal ini, perlu dijelaskan siapa yang berhak menjadi anggota (berhak
meminjam)dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, serta masa berlaku
keanggotaan.
Contoh:
Anggota:
semua staf
rekanan

Persyaratan:
Mengisi formulir keanggotaan
Menunjukkan kartu anggota ) kartu pengenal
Meminjam atas nama sendiri dan seterusnya.
2) Hak dan kewajiban anggota / peminjam
Hak dan kewajiban disini menyangkut hal-hal yang berkenaan dengan fasilitas
layanan yang boleh diperoleh, jumlah peminjaman serta batas waktu untuk sekali
peminjaman, termasuk kewajiban -kewajiban sebagai anggota.
Contoh:
Meminjam ditempat
Meminjam di bawah pulang
Boleh meminjam paling banyak 2 buku untuk sekali pinjam
Boleh meminjam paling lama 2 minggu untuk sekali pinjam
Mengembalikan tepat waktu
Menjaga keutuhan dokumen, dan seterusnya.

3) Fasilitas Layanan
Di dalam peraturan perlu dicantumkan, jenis layanan apa saja yang tersedia, sekaligus
dengan ketentuan-ketentuan khusus yang berkenaan dengan masing-masing jenis fasilitas.
Contoh:
buku, brosur, majalah boleh dipinjam dibawa rumah
peta, surat dan perangkat lunak hanya dipinjam selama jam kerja
layanan fotokopi, pinjam buku dan penelusuran informasi ke lembaga lain, dan seterusnya.

4) Jam Layanan
Bagi suatu lembaga perpustakaan formal, jam layanan perlu dicantumkan secara resmi,
sehingga peminjam tidak harus kembali dengan kecewa, karena tidak mengetahui dengan
tepat, kapan boleh meminjam. Bagi lembaga non perpustakaan, layanan dapat dibuka selama
17
jam kantor dibuka, karena layanan dilakukan tidak secara khusus, tetapi memungkinkan
koleksinya dimanfaatkan oleh staf di bagiannya sendiri maupun staff dari bagian lain.

Dengan mempertimbangkan segala aspek, serta pengadaan survai, perpustakaan dapat


menetapkan jam buka perpustakaan yang benar-benar dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin oleh pengguna, karena penetapan ini akan menyangkut pengeluaran untuk listrik,
maupun tenaga. Selain jam buka resmi, perpustakaan dapat mengadakan jam-jam pelayanan
tambahan, baik untuk seluruh jenis pelayanan, hanya untuk fasilitas ruang baca saja,atau
beberapa jenis pelayanan lain.

5) Sanksi
Sebagai upaya menjaga kedisiplinan, yang mengarah pada ketaatan pada asas keutuhan
koleksi, serta keadilan bagi seluruh calon peminjam, perlu dipikirkan sanksi jika ada
pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan.
Contoh:
denda untuk keterlambatan
tidak boleh meminjam buku, jika dalam jangka waktu tertentu belum mengembalikan
pinjaman
mengganti pinjaman yang hilang, dan seterusnya.

2. Layana koleksi tandon/ khusus


Menyediakan bahan pustaka adalah tugas layanan pengguna, tetapi kebijaksanaan dalam memberi
batas waktu peminjaman untuk beberapa koleksi tertentu adalah hal yang perlu dipikirkan dan
sering dilaksanakan oleh perpustakaan. Hal ini sebenarnya bukan untuk membatasi hak seseorang
untuk dapat memperoleh informasi yang diperlukan, tetapi justru untuk memberi keadilan agar
informasi dapat selalu tersedia bagi semua pihak. Pengguna harus mempunyai kepastian bahwa
bahan pustaka tertentu akan selalu tersedia kapanpun ia membutuhkan.

Selain buku referensi dan jurnal atau koleksi lain yang terbatas peminjamannya seperti bahan
pandang dengar, dikenal pula istilah "koleksi tandon" yang jenis, batas peminjaman maupun
sistimpeminjamannya dapat berbeda-beda sesuai dengan kebijaksanaan masing-masing
perpustakaan.

Macam-macam bahan pustaka yang dapat menjadi koleksi tandon:


1) Dokumen dari lembaga induk seperti: laporan kegiatan, laporan proyek, laporan
penelitian, standar kerja, laporan tahunan , memorandum, notulen, dokumen paten,
dokumen presentasi, denah perusahaan, pamflet/brosur dsb.
2) Buku-buku standar, spesifikasi, katalog perdagangan, klipping
3) Koleksi karya mahasiswa berupa tugas akhir/skripsi/laporan kerja praktek, seminar
mahasiswa, tugas, laporan studi ekskursi dan sejenisnya
4) Koleksi dosen, baik berupa skripsi/disertasi, makalah, hasil penelitian, maupun hasil
seminar rutin untuk kegiatan jurusan
5) Koleksi buku wajib /buku penuntun untuk staf pengajar/karyawan yang jumlahnya
terbatas tetapi banyak dibutuhkan
18
6) Koleksi makalah seminar, lokakarya, proceedings dan sejenisnya baik yang diperoleh
dari staf yang mengikuti pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh pihak luar,
ataupun yang diselenggarakan oleh instansi sendiri.
7) Koleksi buku-buku yang dianggap langka dan penting
8) Koleksi pribadi yang "dipinjamkan" ke perpustakaan.

3. Layanan Koleksi Oangang dengar


Dengan semakin berkembangnya media informasi, sumber informasi tidak lagi dapat dibatasi
dalam bentuk buku atau majalah saja. Koleksi pandang dengar seperti slide, film, kaset
audio, kaset video, filmstrip, peta, foto,mikrofische, CD-Rom dll. merupakan koleksi
pelengkap yang dapat menunjang kebutuhan informasi dari lembaga bersangkutan.
Ketentuan akan jenis dan ruagn lingkup layanan, akan
menentukan besar dan kondisi ruangan , peralatan , perabotan serta keahlian staf yang
dibutuhkan.

4. Layanan Referensi

Istilah referensi berkembang dari tujuan utama perpustakaan yaitu memberikan informasi. Karena
informasi yang dimiliki sering kurang memenuhi kebutuhan, perpustakaan mengarahkan mereka
lebih
lanjut pada lembaga ataupun sumber lain yang lebih tepat, bahkan dapat bertindak lebih jauh hingg
pustakawanlah yang membuat perjanjian dengan lembaga lain tersebut untuk memperoleh bahan-
bahan yang dibutuhkan untuk kepentingan si penanya.

Di dalam memasuki era informasi, layanan referensi memainkan peranan yang penting sebagai
jembatan antara pengguna dan sumber informasi maupun informasi itu sendiri. Fungsi utama dari
perpustakaan adalah menghemat waktu dan tenaga dari semua anggota lembaga induk dalam
memperoleh informasi. Melalui layanan referensi ini, perpustakaan dituntut untuk menggali ,
menelusur keberadaan informasi dari manapun, menyuguhkan dalam format cetak atau non cetak
sesuai dengan permintaan pengguna. Format yang diminta juga dapat berkisar dalam bentuk data
bibliografi, catatan hingga ringkasan, laporan, ulasan maupun tabulasi.

Dalam melayani kebutuhan pengguna yang heterogen dari segi kesadaran akan informasi,
kebutuhan, maupun tingkat pengertian, perpustakaan diharapkan pula untuk dapat memberikan jasa
referensi yang beraneka ragam, sesuai dengan tujuan dan kebutuhan masing-masing. Layanan yang
diberikan dapat bervariasi dari sekedar menjawab pertanyaan, mengarahkan ke sumber lain,
menuntun cara menggunakan perpustakaan, menelusur informasi bagi kepentingan pengguna baik
atas permintaan ataupun inisiatif perpustakaan serta mengadakan kegiatan-kegiatan promosi untuk
tujuan penjangkauan masyarakat pengguna yang lebih luas.

Di dukung oleh seluruh fasilitas, hubungan dengan pihak-pihak lain yang berkaitan serta seluruh
koleksi perpustakaan, jenis-jenis layanan referensi diatas dapat dilaksanakan secara menyeluruh
oleh suatu unit layanan referensi atau terpisah-pisah menjadi beberapa unit yang lebih khusus seperti
yang akan dikemukakan pada pokok-pokok bahasan berikut ini. Demikian pula, semua jenis layanan
referensi tersebut dapat ditangani oleh satu atau beberapa ahli secara keseluruhan atau secara
19
sendiri-sendiri.

5) Promosi dan Pameran Perpustakaan


Sebagai usaha"penjangkauan" agar perpustakaan makin dimanfaatkan, perpustakaan dapat
mengadakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Pameran bahan pustaka baru
b) Pameran yang diselenggarakan dalam rangka menunjang kegiatan lembaga induk baik
berupa seminar, lokakarya ataupun acara lain. Pada kesempatan ini perpustakaan dapat
memamerkan jasa layanan dan koleksi dengan topik yang berkaitan.
c) Pemuatan Informasi Perpustakaan dalam publikasi lembaga induk ataupun yang diterbitkan
oleh perpustakaan sendiri.. Informasi dapat berupa jasa layanan yang tersedia, cara
menggunakan perpustakaan dan bahan pustaka, kegiatan, ulasan suatu artikel, buku atau
topik yang sedang diteliti dan sebagainya.
d) Pembuatan poster-poster
e) Pengaturan ruangan dan perabot yang nyaman dan serasi, disertai kejelasan rambu-rambu
dalam memberikan informasi.
f) Survai kebutuhan dan kepuasan pelanggan yang dapat dilakukan melalui kuesioner,
wawancara, pendekatan pribadi , “user profile” dan sebagainya..
g) Kelengkapan koleksi serta unjuk kerja pustakawan itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan
pengguna.

6) Layanan Bimbingan /Pendidikan Pengguna


Ada tiga jenis bantuan pada pengguna, yaitu membantu mereka menggunakan perpustakaan;
membantu mereka menggunakan bahan pustaka ; dan menggunakan bahan pustaka untuk mereka.
Persepsi dari kebanyakan pengguna adalah anggapan bahwa asalkan perpustakaan menyediakan
koleksi yang luas, menunjukkan bagaimana mereka dapat menemukan koleksi tersebut,
menyediakan sistem peminjaman untuk mereka lalu biarlah mereka bekerja sendiri, hanya berharap
ada petugas perpustakaan yang selalu siap sedia jika mereka mengalami kesulitan. Mereka tak
menyadari apa yang dapat terlewatkan serta betapa tidak efisiennya mereka bekerja.

Pada ujung yang lain, para peneliti/dosen/eksekutif yang begitu sibuk ,berharap perpustakaanlah
yang harus mengerjakan semuanya untuk mereka, menyediakan informasi, menelusur dan
mencarikan jawaban-jawaban bagi mereka. Mereka inipun akan kehilangan banyak, jika mereka
harus bergantung pada orang lain untuk mencarikan informasi bagi mereka. Mungkin suatu
informasi tertentu bagi pustakawan atau orang lain tidak relevan, tapi bagi mereka malah dapat
menimbulkan ide baru, demikian pula sebaliknya. Para spesialis itu sendiri sebenarnya yang paling
tahu kapan harus meneruskan atau menghentikan penelusuran. Hal ini bukannya ingin memperkecil
arti layanan informasi, tetapi tetap harus dipegang prinsip bahwa apapun pelayanan yang diberikan,
pengguna harus diberi kesempatan atau diharapkan untuk dapat melakukan penelusuran sendiri.
Perpustakaan tidak dapat bertanggung jawab penuh atas penelusuran yang dilakukan, tetapi pada
kenyataannya banyak pengguna yang tak dapat melakukan penelusuran sendiri.

Dengan tujuan untuk membantu pengguna mengurangi terlewatnya informasi serta ketidak-efektifan
dalam penelusuran, perpustakaan mulai memikirkan bentuk-bentuk layanan bimbingan atau
pendidikan pengguna yang diberikan baik secara formal ataupun informal; dengan metode ceramah,
20
tour, pembagian buku pegangan/leaflet, pelatihan , diskusi, seminar bahkan kuliah, dengan
menggunakan alat pandang dengar seperti slide, video dsb; serta materi yang berbeda bagi tiap jenis
pengguna.

7) Layanan Penyebera Informasi Mutakhir


Layanan ini atau yang sering dikenal dengan istilah "Jasa Kesiagaan Informasi" (Current Awareness
Service) adalah suatu bentuk layanan yang memungkinkan pengguna mengikuti perkembangan
informasi terbaru yang dibutuhkan sesuai dengan bidang ilmu masing-masing secara teratur.
Layanan yang diberikan antara lain adalah sebagai berikut:

 Penyebaran daftar perolehan bahan pustaka baru


Informasi rutin akan adanya bahan pustaka baru yang diperoleh perpustakaan, akan memudahkan
pengguna dalam mengikuti perkembangan. Informasi berupa daftar publikasi dapat disajikan dalam
buletin lembaga induk, maupun publikasi rutin dari perpustakaan sendiri, yang dapat ditempel
diperpustakaan atau disebarkan ke seluruh anggota. Bahan pustaka yang dicakup tidak saja berupa
buku, tetapi dapat berupa daftar isi majalah/jurnal, , laporan, bahan pandang dengar dsb, yang dapat
disajikan dalam bentuk daftar bibliografi ataupun disertai dengan ulasan singkat.

 Penerbitan bibliografi secara berkala atau atas permintaan


Informasi tentang penerbitan dalam topik-topik tertentu sering sangat membantu dalam menunjang
kegiatan lembaga/oraganisasi induk. Penyusunan bibliografi ini dapat dilakukan baik atas
permintaan karena sedang dikerjakannya suatu proyek tertentu, ataupun atas inisiatif perpustakaan
yang mengikuti kegiatan dari lembaga yang dilayani. Bibliografi dapat dibuat secara berkala
ataupun sekali terbit, untuk keperluan lembaga itu sendiri ataupun untuk lingkup yang lebih luas
diluar lembaga. Dengan adanya alat-alat penelusuran secara “online” , yang disediakan oleh pusat-
pusat jasa maupun jaringan internet, semakin mudah kegiatan ini dilakukan.

 Penerbitan bulletin sari karangan dan indeks


Ledakan informasi di segala bidang, serta makin terbatasnya waktu, makin menyulitkan pengguna
terutama peneliti dan pengambil keputusan untuk dapat membaca keseluruhan informasi di dalam
bidangnya. Pembuatan ataupun melanggan sari karangan ataupun indeks dalam bidang-bidang
tertentu dapat membantu pengguna mengikuti perkembangan tanpa harus membaca seluruh
dokumen.

 Jasa Penyebaran Informasi Terseleksi (Selective Dissemination of Information) dan


sebagainya.
Pendekatan individual pada tiap pengguna baik secara informal maupun formal, dapat membantu
pustakawan dalam mengenali kebutuhan masing-masing pengguna. Dengan mengenal kebutuhan
spesifik dari masing-masing pengguna, perpustakaan dapat membantu pengguna dalam menghemat
waktu dan tenaga dalam memilih sumber informasi dari seluruh sumber informasi . Secara rutin
perpustakaan dapat membagikan sumber informasi terseleksi tersebut pada masing-masing
pelanggan samapai ada perubahan minat.

 Jasa penyusunan paket informasi secara berkala atau atas permintaan


Dalam jenis perpustakaan tertentu seperti perpustakaan khusus, perpustakaan diharapkan dapat
21
bertindak sebagi ahli yang tidak hanya menyajikan sumber informasi tetapi merangkum informasi
yang dibutuhkan dalam kemasan baru, baik dalam bentuk data statistik, rangkuman maupun ulasan,
untuk dapat dipakai dalam menunjang pengambilan keputusan, melakukan kegiatan baru dsb.
Dalam jenis perpustakaan tertentu seperti perpustakaan khusus, perpustakaan diharapkan dapat
bertindak sebagi ahli yang tidak hanya menyajikan sumber informasi tetapi merangkum informasi
yang dibutuhkan dalam kemasan baru, baik dalam bentuk data statistik, rangkuman maupun ulasan,
untuk dapat dipakai dalam menunjang pengambilan keputusan, melakukan kegiatan baru dan
sebagainya.

 jasa peminjaman jurnal secara bergilir


Sering sekali para peneliti, pengajar, pengambil keputusan tak punya waktu untuk membaca artikel
majalah/jurnal di dalam perpustakaan. Untuk memastikan tiap pengguna dapat memiliki kesempatan
yang sama dalam membaca jurnal yang sesuai dengan kebutuhannya, perpustakaan dapat
mengedarkan jurnal baru dalam batas waktu tertentu secara bergiliran dengan mengikuti daftar
peminat dari tiap-tiap judul jurnal.

8) Jasa Penelusuran literatur


Penyusunan materi untuk seminar, pidato, melakukan penelitian, menulis artikel, ataupun
peluncuran produk baru, membutuhkan teknik tersendiri untuk mengumpulkan informasi yang tepat.

Semakin banyaknya informasi serta ketersediaan alat-alat penelusuran, baik dalam bentuk cetak ,
non cetak , seperti CD-Rom maupun “ pangkalan-pangkalan data online” yang disediakan oleh
pusat-pusat jasa penelusuran seperti Dialog, BRS ataupun internet, makin mempermudah akses ke
informasi. Perkembangan pelbagai jenis alat penelusuran ini juga sekaligus memerlukan keahlian
dan ketrampilan tersendiri dalam menyusun strategi penelusuran untuk masing-masing alat
penelusuran seperti Chemical Abstracts, Compendex, ABI, bahkan Netsearch dll. yang dapat
memuat data bibiliografi, data ataupun teks.

Jika pada masa lampau peran perpustakaan lebih banyak dituntut secara pasif, adanya peranan aktif
dari perpustakaan untuk selalu mengikuti perkembangan alat penelusuran dan jaringan pusat-pusat
informasi dalam bidang-bidang tertentu, menempatkan perpustakaan pada peranan yang
sejajar,mendampingi para peneliti dalam menelusur infomasi. Dengan keahlian dan ketrampilan
yang dipunyai, perpustakaan dapat menjadi pemandu maupun penyedia hubungan dalam
menemukan infomasi yang diperlukan pengguna secara manual maupun “online”.

9) Layanan Pinjam Antar Perpustakaan


Jasa pinjam antar perpustakaan banyak dikenal dalam dunia perpustakaan terutama dalam tingkat
lokal (dalam kota yang sama). Layanan semacam ini dapat pula dilakukan dalam bentuk pengiriman
fotocopy bahan yang diperlukan oleh pengguna dari perpustakaan lain. Untuk dapat menyediakan
layanan jenis ini, perlu dirintis kerjasama dengan perpustakaan-perpustakaan terkait dengan
ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Alat telekomunikasi seperti
telepon, faxcimile, dan internet merupakan media yang sangat membantu dalam memperlancar dan
mempercepat layanan.

22
10) Layanan kepada Masyaraka
Sebagai bagian dari masyarakat, sering suatu lembaga merasa terpanggil untuk ikut
mengembangkan ilmu pengetahuan melalui layanan terhadap masyarakat. Layanan yang
menjangkau pengguna di luar lembaga yang dilayani dapat diberikan, baik secara lokal, regional
maupun nasional. Tentunya layanan yang disediakan tak boleh sampai merugikan pengguna dari
lembaga induk itu sendiri.

Layanan yang diberikan dapat bervariasi dari penyediaan fasilitas ruang baca dengan batas-batas
tertentu, jasa silang layan atau pinjam antar perpustakaan hingga fasilitas peminjaman bahkan segala
layanan informasi dan referensi yang tersedia.

G. Evaluasi Layanan Perpustakaan


Untuk mengevaluasi keberhasilan suatu bentuk layanan, perpustakaan dapat sekedar menggunakan
intuisi , menganalisa data-data statistik atau kedua-duanya.

Evaluasi dapat berupa evaluasi langsung yang menyangkut personalia, anggaran, ataupun koleksi
yang dipakai untuk menunjang layanan. Evaluasi dapat juga berupa evaluasi tidak langsung yang
berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas dari layanan tersebut terhadap tiap pengguna.

Secara ideal evaluasi perlu diadakan baik yang langsung maupun tidak langsung. Sedangkan
seberapa dalam evaluasi diadakan tergantung pada sikap staf terhadap evaluasi tersebut, serta waktu,
uang dan keahlian yang ada.

Evaluasi itu sendiri dapat dilaksanakan untuk bermacam-macam tujuan antara lain:
1. Mengetahui sampai dimana perkembangan layanan
2. Mencari cara - cara yang lebih tepat untuk dapat mengembangkan lebih jauh
3. Untuk menentukan kebutuhan diadakannya perubahan tujuan dari layanan.

Langkah-langkah dalam evaluasi:


1. Menentukan tujuan daripada evaluasi
2.Mempunyai bahan pembanding : keadaan yang ada dengan yang ideal yang ingin dicapai ( buku
standar, buku pedoman, perpustakaan lain dsb)
3. Metode yang dipakai dalam mengumpulkan data
4.Bagaimana metode tersebut dilaksanakan, pelaksana, batas waktu, biaya dsb.
5. Proses dilaksanakan dengan mengadakan perubahan-perubahan metode dsb
6. Data dianalisa, diambil kesimpulan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi
7. Dibuat rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan program.

Teknik Evaluasi
Didalam proses evaluasi terdapat pelbagai pendekatan yang masing-masing mempunyai kebaikan
dan kelemahannya :
23
1. Wawancara
2. kuesioner
3. Observasi langsung melalui kegiatan sehari-hari
4. Survai pendapat
5. Pengambilan sampel
6. Data statistik
7. Studi kasus.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Informasiadalahhasilakhirdariserangkaianprosesaktifitaspengumpulandata,pengolahan,
dan penginterpretasian yang dengannya dapat digunakan sebagai alasan untukmembuat
keputusan pengembangan suatu organisasi. Organisasi informasi diartikan sebagaikegiatan
mengelola, menyusun, mengolah, dan atau menata suatu data, ilmu pengetahuan,
daninformasilainnyasedemikanrupasehinggamudahuntukditemukankembali,dapatdimengertid
anbermanfaatbagipenerimasebagaiupaya pengembanganilmupengetahuan.

Organisasi informasi memiliki banyak fungsi namun yang paling mendasar dan perlu
kitaketahuiadalahmenjadialatbantudalampemilihandokumen,penataandokumen,danpenelusura
n dokumen. Suatu informasi terdiri dari data data yang telah diambil
kembali,diolahatausebaliknyayangdigunakanuntuktujuainformative,membuatkesimpulan,arg
mentasiatau sebagai dasaruntuk pengambilakeputusan.

Informasisangatlahpentingdalammenunjangpengetahuandanskill,denganinformasikita
dapat dengan mudah mengetahui apa yang terjadi di lingkungan sekitar bahkan
dunia.Dengan adanya perpustakaan yang berbasi teknologi digital semakin mempermudah
kitadalammemperoleh informasi.

B. Saran
24
Semogamakalhinibisamembuatpembacalebihbanyakmengertitentanginformasi,organisa
si informasi, konsep organisasi informasi, manfaat informasi, serta peranperpustakaan
dalam organisasi informasi, sehingga dapat menjadi bahan referensi
danmemudahkanpembacadalam prosespembelajaranatau pekerjaan.

25
DAFTARPUSTAKA

Davis,M.Mark&Jeanette,2003,Managing,Services,UsingTechnologitoCreateVolume,NewYork,McGraw-
hlm.16
Pidarta,Mode(1998),ManajemenPendidikanIndonesia,Jakarta,PT.BinaAksara, hlm.23
RiskaAzizahdkk,JurnalAdpendKontribusiMutuInformasiterhadapEfektifitas
KerjaPegawaiBidangPendidikanMenengahdanTinggiDiDinasPendidikanProvinsiJawa Barat.
SoejonoTrimo,dariDokumentasiKeSistemInformasiManajemen,RemajaKarya,Bandung,hal.2
Hellprin(1991)dalammakalahPutuL.Pendit
SuwarnoWiji.2016.Organisasiinformasiperpustakaan.Jakarta:PTRajaGrafindoPersadaAbdulKa
dir,Triwahyudi,2003,TeknologiInformasi,Yogyakarta:Kanisius.
MichaelSSunggiardi,2006AsiadanPerkembanganTekologiKomunikasiInformasi.Nasution(199
4) TeknologiPendidikan. Jakarta:BumiAksara.
Salisbury,DavidF(1996).FiveTechnologiesforEducationChange.NewJersey.EducationalTechnology
Publications.
Wulandari, Ratih Florentina, dkk. (2007). Dasar-dasar Informasi. Jakarta: Universitas
Terbuka.Soetminah.
(1992).PerpustakaankepustakawanandanPustakawan.Yogyakarta:PenerbitKanisius.
Yusup, Pawit M. (2002). “Hubungan Komunikasi, Informasi, dan Perpustakaan:
PengenalanStudi Ilmu Informasi dan Perpustakaan,” Jurnal Komunikasi dan Informasi.
Bandung: FikomUmpad,hal.88-102.
Choudhury, GG and Choudhur, Sudatta. 2003. Introduction to digital libraries. London:
FacetPublising
Bodnar, George H, and William S.Hopwood, 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Buku I.
Jakarta:PenerbitSalembaEmpat.
Taylor, ArleneG.2004.TheOrganizationofInformation,Wesport:libraryUlimitedInc.

Anda mungkin juga menyukai