Anda di halaman 1dari 26

PRODUKTIVITAS PENGARANG DAN KOLABORASI PENGARANG

Disusun Demi Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Bibliometrika

Dosen: Ayu Trysnawati, S.IP.,M..IP

Disusun Oleh Kelompok 3


Anggota Kelompok

Arini Sahar 40400121039

Siti Alfadila 40400121044

Sitti Nurhalisah Aprianti 40400121049

Muh Taufiq Hidayat 40400121054

Jihan Nur Fauziyah 40400121059

Nurul Anugrah 40400121065

Emy Yusria 40400121070

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Prokdutiivtas Pengarang dan Kolaborasi

Pengarang” dapat kami selesaikan dengan baik. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan

yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa

sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada dosen pada

mata kuliah Ayu Trysnawati, S.IP.,M..IP ., dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang

membantu kami dalam berbagai hal.

Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai produktivitas dan kolaborasi

pengarang.

Kamis, 29 September 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................... 3
A. Produktivitas Pengarang........................................................................................................ 3
1. Pengertian Produktivitas Pengarang ................................................................................ 3
2. Teknik Mengukur Produktivitas ....................................................................................... 4
3. Menganalisis Data .............................................................................................................. 6
B. Kolaborasi ............................................................................................................................... 7
1. Pengertian Kolaborasi ........................................................................................................ 7
2. Unsur-Unsur Kolaborasi .................................................................................................... 9
3. Manfaat Kolaborasi ......................................................................................................... 10
4. Jenis Kolaborasi ............................................................................................................... 13
5. Faktor-Faktor Kolaborasi ................................................................................................ 14
6. Proses Penentuan Tingkat Kolaborasi ............................................................................ 17
7. Interpretasi Tingkat Kolaborasi ...................................................................................... 17
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 19
B. Saran ...................................................................................................................................... 19
DAFATAR PUSTAKA .................................................................................................................... 20
LAMPIRAN ...................................................................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan pendidikan pada suatu bidang ilmu pengetahuan mendorong munculnya

karya-karya tulis yang dipublikasikan dalam berbagai bentuk karena pengetahuan yang diperoleh

seseorang dari pendidikan tidak bisa diketahui apabila belum dipublikasikan. Aktivitas ini

merupakan bagian dari proses komunikasi ilmiah yang bisa mempercepat perkembangan ilmu

pengetahuan. Konsep pengetahuan tidak terlepas dari proses penyebaran pengetahuan

(dissemination) itu sendiri. Dalam konsep yang sederhana, pengetahuan mengalir dari sumber atau

pemilik pengetahuan (knowledge source) ke pencari pengetahuan (knowledge seeker).

Garcia-Lopez (1999) mengemukakan bahwa hasil dari aktivitas ilmiah hanya dapat

diketahui ketika pengarang mengomunikasikan penemuannya dalam sebuah publikasi di antara

komunitas ilmuwan. Perkembangan ilmu pengetahun sering dihubungkan dengan produktivitas

ilmiah, yaitu kemampuan dalam menghasilkan sesuatu yang bersifat ilmiah. Produktivitas ilmiah

dapat diukur melalui indikator bibliometrika.

Informasi yang terdapat dari berbagai sumber tersebut adalah hasil karya dari para ilmuwan

yang terdiri dari berbagai bidang ilmu yang ahli di bidangnya masing-masing. Hasil karya para

ilmuwan tersebut hisa berupa artikel yang dimuat pada jumal baik tercetak maupun elektronik,

penemuan-penemuan ilmiah, penelitian yang menghasilkan ilmu baru yang sesuai dengan

perkembangan zaman dan teknologi, kernudian menghasilkan buku sebagai sumber informasi yang

bisa dinikmati oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi.

Dalam menghasilkan suatu karya atau penemuan-penemuan baru seorang ilmuwan tidak

selalu bekerja secara sendiri-sendiri atau individual akan tetapi seringkali bekerja dengan ilmuwan-

ilmuwan ataupun tenaga ahli lain, terutama dalam pengernbangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ilmuwan merupakan sekelompok masyarakat yang bekerja sama untuk meneliti dan menguak

misteri alam kemudian menyajikannya kepada masyarakat luas untuk menambah ilmu pengetahuan

1
dan informasi sebagai kebutuhan penunjang bagi masyarakat luas. Ilmu pengetahuan dan informasi

sangat cepat berkembang dan sangat cepat menyebar dikalangan masyarakat luas, oleh sebab itulah

kerja sama para ilmuwan untuk menghasilkan ilmu pengetahuan baru sangat dibutuhkan.

Sebuah hasil penelitian akan lebih sempurna apabila dihasilkan dan diteliti oleh ilmuwan

secara bersama-sama atau berkolaborasi sebab masing-masing ilmuwan memiliki kelebihan ilmu

sesuai dengan keahlian bidang ilmu masingI2 masing. Apabila para ilmuwan berkumpul untuk

meneliti sualu perkembangan ilmu pengetahuan yang baru akan menrbuat ilmu pengetahuan

berkembang dengan cepat dan akan menghasilkan karya yang sempurna yang dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Produktivitas Pengarang ?

2. Apa yang dimaksud Kolaborasi Pengarang ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud Produktivitas Pengarang.

2. Untuk mengetahui yang dimaksud Kolaborasi Pengarang.

D. Manfaat

1. Memperoleh wawasan dan pengetahuan mengenai produktivitas pengarang.

2. Memperoleh wawasan dan pengetahuan mengenai kolaborasi pengarang.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Produktivitas Pengarang

1. Pengertian Produktivitas Pengarang

Produktivitas sering diartikan keinginan untuk berbuat lebih baik dalam hal apapun

untuk menciptakan suatu perubahan. Semakin produktif seseorang maka hasil yang didapatkan

juga akan semakin baik. Begitu juga halnya dengan peneliti yang sering menghasilkan suatu

karya ilmiah maka peneliti tersebut akan lebih dikenal dan perkembangan ilmu yang ditelitinya

dapat semakin berkembang semakin seringnya pengarang berkolaborasi dengan pengarang

lain dalam melakukan suatu penelitian maka produktivitasnya bisa semakin tinggi dan

semakin bermutu. Hal ini dapat dilihat dari pendapat Sormin (2009:6) yang menyatakan:

Semakin sering peneliti berkolaborasi maka kualitas dan kuantitas karya tulis

ilmiah yang dipublikasikan akan semakin bermutu. Hal tersebut dapat terjadi

karena adanya dorongan atau motivasi pertukaran ide dan interaksi antara

peneliti bersangkutan dengan ilmuwan lain yang mampu menambah wawasan dan

perspektif baru bagi peneliti yang melakukan kolaborasi.

Di samping itu, kolaborasi juga mampu mendorong kreativitas dari peneliti untuk terus

berkreasi dalam penelitian dan penulisan. Setyaningsih (2004:9) menyatakan:

Produktivitas penulis disebut juga produktivitas ilmiah. Maksudnya adalah

seorang peneliti dikatakan memiliki produktivitas tinggi bila peneliti banyak

menghasilkan karya ilmiah dan karya ilmiah tersebut diterbitkan pada suatu

jurnal. Semakin banyak karya yang di terbitkan dalam jurnal maka banyak orang

yang akan membaca hasil karyanya dan akan dimanfaatkan oleh orang lain

sebagai referensi penelitian yang baru.

Hal yang hampir senada dengan pendapat diatas dinyatakan oleh Mustangimah yang

dikutip oleh Sembiring (2006:16), bahwa produktivitas pengarang adalah “banyaknya karya

tulis yang dihasilkan oleh seseorang secara individual dalam subjek tertentu dan diterbitkan

3
pada jurnal-jurnal ilmiah dalam subjek yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu”.

Sedangkan pengertian produktivitas secara umum yaitu :

Suatu perbandingan antara kuantitas dan kualitas kinerja seseorang pada saat ini

dengan upaya (amal perbuatan) yang sudah dilakukan seiring dengan berjalannya

waktu. Konsep produktivitas ini lebih lengkap (komprehensif) daripada konteks

ekonomi yang hanya dikaitkan dengan materi atau uang (Hernowo, 2006).

Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas bahwa produktivitas pengarang adalah

banyaknya karya yang dihasilkan oleh seseorang dalam subjek bidang ilmu tertentu baik dalam

bentuk tercetak maupun elektronik yang diterbitkan pada jurnal ilmiah.

Sikap yang produktif merupakan komitmen untuk maju dan lebih baik. Dengan hal

demikian seseorang selalu melakukan perbaikan dan peningkatan dalam hal apapun. Sikap ini

mendorong untuk menjadi dinamis, inovatif, dan terbuka pada hal-hal yang baru.

Begitu juga halnya dengan pengarang yang menghasilkan karya ilmiah, mereka akan

terus memperbaiki atau memperbaharui penelitiannya pada bidang ilmu tertentu atau mereka

akan lebih termotivasi lagi untuk lebih sering menulis baik itu dengan berkolaborasi atau

melakukan penelitian secara individu. Semakin sering mereka menulis dan banyaknya karya

mereka yang dipublikasikan dalam bentuk tercetak atau elektronik maka dari hal tersebut dapat

dikatakan bahwa pengarang tersebut cukup produktif dalam menghasilkan karya ilmiah.

2. Teknik Mengukur Produktivitas

Kolaborasi pengarang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas seorang

peneliti dalam menghasilkan suatu karya ilmiah. Untuk mengukur produktivitas tersebut

dibutuhkan suatu teknik yang tepat. Pengarang yang dapat menghasilkan beberapa artikel

ilmiah dalam subjek tertentu dalam bentuk tercetak dan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah

atau media yang lain maka hal tersebut dapat menunjukkan bahwa pengarang tersebut cukup

produktif dalam menulis.

Menurut Karisiddappa dalam Sembiring (2006:11) menyatakan, “the scientific

productivity of authors in the content of R&D is normally measured in terms of their

4
published scientific output (research papers, reports, book and monographs) and technical

output (patents, processes, innovation, etc)”. Pendapat tersebut berarti bahwa produktivitas

ilmiah seorang pengarang dalam konteks R&D biasanya diukur dalam bentuk hasil terbitan

ilmiah mereka (karya ilmiah, laporan tahunan, buku dan monograf) dan hasil secara teknis

(hak paten, proses, inovasi dan lain sebagainya).

Pendapat yang sesuai juga dinyatakan oleh Dewiyana (2009:35) yang menyatakan bahwa:

Produktivitas seorang pengarang dapat dilihat dari hasil karyanya yang telah

diterbitkan. Nilai produktivitas pengarang dapat memberikan gambaran bagi kita

tentang pengarang yang paling produktif dalam menghasilkan karya untuk kurun waktu

tertentu. Jurnal ilmiah sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena memiliki informasi

terbaru yang diperoleh dari hasil penelitian dari para peneliti. Pada suatu jurnal

ilmiah, setiap artikel yang terkandung didalamnya ditulis oleh pengarang-pengarang

yang berkompeten di masing-masing disiplin ilmu.

Mengukur produktivitas pengarang (Linsey yang di kutip oleh Gupta, Kumar dan

Karisiddappa ,1997:293) dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu:

1. Normal count = Complete count adalah salah satu cara menetapkan berap banyak

artikel yang ditulis pengarang. Pada kepengarangan ganda, setiap pengarang

dianggap menulis satu artikel.

2. Adjusted count = Fractional count adalah salah satu cara menetapkan berapa

banyak artikel yang ditulis pengarang. Pada kepengarangan ganda, seorang

pengarang dianggap menulis satu artikel dibagi dengan jumlah pengarang.

3. Straight count = Senior count = Primary count adalah salah satu cara menghitung

berapa artikel yang ditulis pengarang. Pada kepengarangan ganda, yang

diperhitungkan hanya pengarang utama saja, sedangkan penulis kedua dan

seterusnya diabaikan.

Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam kajian bibliometrika dikenal tiga hukum

dasar dan salah satunya Hukum Lotka. Hukum tersebut digunakan untuk menganalisis

5
produktivitas pengarang yang dihasilkan pengarang dalam kurun waktu tertentu.

Alfred James Lotka (1880-1949), seorang ahli kimia, demografi, ekologi, dan

matematika yang lahir di Lviv (Lemberg), Ukraina. Tahun 1902 ia menulis sejumlah artikel

sepanjang awal dekade abad 20, dan tahun 1925 menulis sejumlah teori oscillasi kimia dan

buku biologi. Lotka juga membuat sebuah program komputer yang sesuai untuk hukum

distribusi. Pada dasarnya, program ini mengikuti metodologi Nicholl yaitu penggunaa secara

maksimum emungkinan pendekatan estimasi parameter dan uji Kolmogrov-Sminorv (

Setyaningsih, 2004- 16).

Rumus umum yang menyatakan hubungan antara frekuensi dari nama-nama pengarang

(Y) yang membuat karya tertentu (X), yang kemudian disebut sebagai hukum kuadrat terbalik

adalah:

𝑪
(1) . f (x) = 𝑿𝒏

Dimana f(x) adalah jumlah penulis dengan x artikel, x = 1,2,3,....C dan n merupakan

parameter yang dihitung dengan persamaan berikut :

𝑪
(2) ∑∞
𝒙−𝟏 =1
𝑿𝒏

Persamaan 1 umumnya ditulis sebagai berikut:


𝑪
(3) 𝒚𝒙 = 𝑿𝟐

Dimana x adalah banyaknya artikel yang disumbangkan oleh penulis secara individual. yx

adalah banyaknya penulis yang memberikan kontribusi sebanyak x artikel. C adalah penulis

yang memberikan kontribusi 1 artikel yang merupakan konstanta pada model tertentu.

3. Menganalisis Data

Penulis melakukan evaluasi produktivitas pengarang dengan melihat jumlah karya

mereka. Analisis data untuk mengetahui produktivitas pengarang dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Nama pengarang disusun berdasarkan tahun terbit dan jumlah artikel yang dihasilkan

6
secara individu ataupun berkolaborasi.

2. Rekapitulasi total keseluruhan nama pengarang yang telah disusun berdasarkan tahun

terbit dengan jumlah karya yang dihasilkannya baik secara individu ataupun

berkolaborasi.

3. Identifikasi pengarang individu atau pengarang kolaborasi yang lebih produktif dalam

menghasikan karya ilmiah.

B. Kolaborasi

1. Pengertian Kolaborasi

Kajian kolaborasi digunakan untuk mengetahui produktivitas penulis dan untuk

menghitung tingkat kolaborasi. Pendekatan lainnya digunakan untuk membandingkan tingkat

kolaborasi antar lembaga dan antar disiplin ilmu dalam suatu negara serta kondisi yang

melatarbelakangi penulis dalam melakukan kolaborasi. Istilah kolaborasi merupakan

terjemahan dari kata collaboration yang artinya kerjasama antara lebih dari satu orang atau

lebih dari satu lembaga dalam sebuah kegiatan, baik kegiatan penelitian maupun pendidikan

(Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh Prihantono, 2002:1).

Menurut Gupta yang dikutip oleh Purnomowati (2005:2), menyatakan bahwa

kolaborasi adalah :

1. Derajad kolaborasi (degree of collaboration) yaitu proporsi artikel pengarang

ganda dalam keseluruhan artikel contoh.

2. Index kolaborasi (collaboration index) yaitu rata-rata jumlah pengarang per artikel

untuk keseluruhan artikel contoh.

3. Koefisien kolaborasi (collaboration coefficient) yaitu rata-rata proporsi jumlah

artikel dengan tiap nomor pengarang.

Kolaborasi biasanya dilakukan jika dalam melakukan suatu hal tidak dapat dikerjakan

seorang diri, sehingga dibutuhkan orang lain dalam melakukan kegiatan tersebut. Misalnya

dalam menulis sebuah karya tulis, seorang penulis membutuhkan orang lain untuk

7
memberikan bantuan dapat berupa dana, ide atau gagasan dan lain sebagainya. Dengan

berkolaborasi mungkin hasil yang didapatkan lebih baik daripada dikerjakan seorang diri.

Menurut Stack dalam Togatorop (2009:9) menyatakan bahwa “collaboration is key in

the research and development of information product and service that meet scientific

researchers needs” yang diterjemahkan sebagai berikut yaitu kolaborasi merupakan kunci

dalam penelitian dan pengembangan produk dan layanan informasi yang mempersatukan

kebutuhan para peneliti ilmiah.

Katz dan Martin yang dikutip oleh Sormin (2009:2). Memberikan batasan bahwa seorang

peneliti dapat dikatakan atau disebut berkolaborasi (kolaborator) apabila orang tersebut bekerja

sama dalam suatu penelitian dan ikut memberikan kontribusi penting berkali-kali; namanya

muncul dalam proposal penelitian asli; bertanggung jawab pada satu atau lebih elemen utama

penelitian, pelaksanaan eksperimen, analisis dan interpretasi data, penulisan laporan hasil

penelitian; bertanggung jawab pada tahap-tahap penting penelitian (pencetus ide, hipotesis asli,

atau interpretasi teori); dan sebagai pemilik proposal proyek asli atau penyandang dana,

meskipun kontribusi utamanya hanya pada manajemen penelitian (misalnya ketua tim) bukan

pada penelitiannya. Cuningham yang dikutip oleh Purnomowati, (2005:17) berpendapat:

Bahwa proporsi tinggi pada karya pengarang bersama adalah ciri ilmu

pengetahuan alam dan fisika karena mahalnya kerumitan dan mahalnya

instrumen. Sebaliknya proporsi kepengarangan tunggal lebih tinggi pada ilmu-

ilmu sosial atau kemanusiaan dan filsafat.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kolaborasi

pengarang adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan untuk

menciptakan suatu karya yang bernilai tinggi. Kolaborasi pengarang dilakukan karena tidak

selamanya suatu penelitian dapat dapat dikerjakan secara individu, melainkan membutuhkan

beberapa pihak untuk bekerja sama yang dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian yang

dilakukan sehingga menghasilkan penelitian yang baik.

8
2. Unsur-Unsur Kolaborasi
Unsur-unsur kolaborasi terdiri dari :

a. Adanya kerjasama antara dua orang atau lebih.

b. Mempunyai tujuan tertentu.

c. Adanya kerjasama.

Setiap unsur yang ada mempunyai keterkaitan antara unsur yang satu dengan unsur yang

lainnya. Sehingga dalam berkolaborasi mempunyai tujuan yang sama dari awal hingga akhir.

Menurut Suaraatr yang dikutip oleh Togatorop (2009:10), unsur-unsur dalam kolaborasi

terdiri dari :

a. Keyakinan orang, artinya bagaimana anda dapat mempengaruhi orang, kalau tidak ada

keyakinan orang manfaat yang akan ditarik dari visi anda untuk mewujudkan kerjasama.

Oleh karena itu harus ditumbuhkan prinsip kolaborasi kedalam sikap dan perilaku.

b. Lakukan assesmen, artinya setelah timbulnya keyakinan orang akan pentingnya

kolaborasi, maka perlu diikuti adanya satu pengawasan secara berkesinambungan untuk

mengadakan penilaian apakah penerimaannya karena keterpaksaan atau datang dari

dalam diri yang bersangkutan untuk melakukan kolaborasi sebagai suatu kebutuhan.

c. Budaya organisasi, artinya semua anggota dalam organisasi memenuhi norma, nilai,

wewenang dan ganjar yang telah disepakati bersama dalam bersikap dan berperilaku

karena dengan budaya itulah dapat menuntun kita melaksanakan kolaborasi sebagai

keyakinan dan kebutuhan.

d. Reaktif Adaptif, artinya setiap individu, kelompok dan organisasi harus mampu

menggerakkan dalam tindakan pada saat yang mana dapat melaksanakan pikiran yang

reaktif dan atau adaptif. Ukurannya dikaitkan dengan waktu dan tingkat masalah yang

dihadapi, oleh karena itu dengan kolaborasi yang di topang oleh keyakinan, kebutuhan

dan budaya akan dapat memusatkan bertindak kapan reaktif dan atau adaptif.

e. Sistem integrasi, artinya setiap individu, kelompok dan organisasi mampu bergerak

dalam satu tindakan berdasarkan unsur keyakinan, kebutuhan, budaya, tindakan


9
kedalam satu sistem yang dapat menyatukan penggabungan unsur yang ada agar

pelaksanaan kolaborasi menjadi satu kesatuan yang bulat.

Berdasarkan keterangan yang ada di atas tersebut, setiap unsur mempunyai keterkaitan

antara satu dengan yang lain. Kolaborasi dapat terjalin dengan baik jika setiap anggota yang

berkolaborasi dapat bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan suatu kegiatan.

3. Manfaat Kolaborasi
Setiap orang yang bekerja baik itu bekerja sendiri atau bersama-sama pasti

menginginkan manfaat dari apa yang mereka pekerjaan. Tentu saja manfaat itu harus berguna

bagi semua pihak. Seperti halnya dengan berkolaborasi, kolaborasi dilakukan karena

mempunyai manfaat dan keuntungan bagi yang melakukan kolaborasi. Seperti dijelaskan oleh

Katz dan Martin yang dikutip oleh Sormin (2009:1), “manfaat kolaborasi antara lain

terciptanya kesempatan untuk berbagi pengetahuan, keahlian dan teknik tertentu dalam sebuah

ilmu”.

Togatorop menyatakan (2009:12) kolaborasi dilakukan dalam rangka

memperoleh keuntungan sebagai berikut :

a. Meningkatkan ruang lingkup kegiatan.

b. Mengurangi biaya dan resiko.

c. Meningkatkan kemapuan secara kompleks.

d. Meningkatkan kapasitas belajar anggota.

e. Dampak kesejahteraan interval (pembiayaan).

f. Fleksibilitas dan efisiensi pada pembelian dan penggunaan peralatan.

g. Mengurangi keterlambatan waktu untuk menimbulkan kesempatan atau tantangan.

Menurut pendapat lain menyatakan keuntungan dari melakukan kolaborasi adalah :

a. pengetahuan dan keahlian. Upaya untuk memperbaharui pengetahuan yang dimiliki

seseorang sangat memakan waktu dan terbentur beberapa masalah.

Didokumentasikannya sebagian ilmu dan perkembangan terbarunya menyebabkan

pengetahuan menjadi bersifat tacit, tidak menyebar dan tetap dalam kondisi seperti itu

10
sampai ilmuwan yang menguasainya mempunyai waktu untuk menuliskan dan

mempublikasikan.

b. Pertukaran ide dari berbagai ilmu yang akan menambah wawasan dan perspektif baru

seseorang, sehingga dapat mendorong tumbuhnya kreatifitas. Efeknya akan lebih

tinggi jika terjadi diantara orang- orang dari berbagai latar belakang ilmu yang

berbeda.

c. Membuka kesempatan persahabatan intelektual. Peneliti akan membangun hubungan

tidak hanya dengan kelompoknya yang terlibat dalam penelitian yang sedang

dilakukan, tetapi juga akan berupaya memasuki jaringan yang lebih luas dalam

komunikasi penelitian.

d. Peningkatan produktivitas: Kolaborasi menstimulasi peneliti untuk berkarya bersama

secara produktif. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara

produktivitas dan kolaborasi (Sormin, 2009:1).

Menurut Australian Goverment (2002:2), manfaat kolaborasi adalah :

1. The sharing and tranfer of knowledge, skills and tecniques, including social and

team management skills.

2. The creation of critical mass in research skills, facilities and larger infrastructure.

3. Enhanced capability for creation of new knowledge.

4. Decreased lead time for research outputs and their practical application.

5. Cross-fertilisation of ideas which can generate new insights to provide better

outcomes.

6. Enhanced intellectual companionship and peer recognition.

7. The opportunity to increase the visibility of work including dissemination of

information and knowledge through formal and informal networks, publication and

route to end use activities.

8. The earlu integration of researchers and industry to ascertain the capacity of local

industry to commercialise likely research out comes


11
9. Prestige and influence.

Manfaat kolaborasi tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut :

1. Berbagi dan bertukar pengetahuan, keahlian dan teknik, termasuk sosial dan ahli

manajemen.

2. Kreasi dari kritik massa dalam kemampuan penelitian, fasilitas dan infrastruktur

yang lebih besar.

3. Mempertinggi kemampuan untuk berkreasi pada pengetahuan yang baru.

4. Mempersingkat waktu untuk hasil penelitian dan aplikasi praktis mereka.

5. Penggabungan ide yang dapat menghasilkan wawasan baru untuk

memberikan hasil yang lebih baik.

6. Meningkatkan kerjasama intelektual dan saling mengakui.

7. Penghargaan dan pengaruh.

8. Mempercepat integrasi penelitidan industri untuk mengetahui kapasitas dari industri

lokal untuk mengkomersilkan seperti hasil penelitian.

9. Kesempatan untuk meningkatkan cara pandang dari informasi dan pengetahuan

melalui jaringan kerja formal dan informal, publikasi dan petunjuk akhir untuk

melakukan aktivitas.

Dengan adanya kolaborasi terdapat pembagian kerja dan pembagian kerja menurut

keahlian masing-masing setiap anggota yang berkolaborasi. Dari beberapa manfaat kolaborasi

diatas maka kolaborasi bermanfaat untuk meningkatkan adanya kerjasama antar peneliti dalam

berbagai disiplin ilmu yang dapat memunculkan ide-ide baru, dengan kolaborasi tersebut suatu

penelitian ataupun kegiatan dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan hasil yang lebih

baik dibandingkan jika dikerjakan secara individu.

Sedangkan fungsi kolaborasi menurut Ginting (2004:11) yaitu :

1. Memberikan sumbangan dalam bentuk ilmu pengetahuan dan tindakan yang sifatnya

12
intelektual maupun material.

2. Dapat mengatasi permasalahan yang kompleks baik dalam lingkup kecil maupun

dalam lingkup yang besar.

4. Jenis Kolaborasi

Jenis kolaborasi yang umum terjadi di kalangan peneliti dapat dikelompokkan dalam

beberapa bidang.. Menurut Subramanyam yang dikutip oleh Prihanto (2002:2) jenis

kolaborasi terdiri dari :

a. Kolaborasi dosen dengan mahasiswa

Jenis kolaborasi ini paling sering muncul atau paling lazim dikalangan akademis. Dalam

ha ini seorang dosen memberikan ide-ide, gagasan dan bimbingan serta biaya penelitian

yang bisa dilakukan dalam bentuk proyek penelitian kepada mahasiswa yang melakukan

proyek penelitian tersebut. Hasil atau laporan penelitiannya akan memuat atau

mencantumkan nama dosen dengan mahasiswa. Hal ini dalam proses pembuatan karya

tersebut telah terjadi kolaborasi diantar keduanya.

b. Kolaborasi sesama rekan

Jenis kolaborasi ini paling lazim dijumpai pada pusat-pusat penelitian (research centre).

Dalam kolaborasi ini beberapa rekanan atau kolega bekerja sama dalam sebuah proyek

penelitian atau lebih. Masing- masing ilmuwan memberikan sumbangan keahlian

mereka dalam berbagai aspek proyek penelitian.

c. Kolaborasi penyelia (supervisor) dengan asistennya

Kolaborasi jenis ini biasa dilakukan antara peneliti senior dengan peneliti junior

(asistennya). Kasus yang paling umum pada kolaborasi ini biasanya dilakukan oleh

peneliti di laboratorium. Pada penelitian dilaboratorium biasanya seorang peneliti

dibantu oleh laboran teknisi.

d. Kolaborasi peneliti dengan konsultan

Kolaborasi semacam ini biasa dilakukan dalam penelitian yang berskala besar. Untuk

peneliti perorangan atau tim, dapat bekerjasama dengan konsultan atau lembaga

13
konsultan khusus dalam hal pengumpulan data serta pengolahan dan analalisis data.

e. Kolaborasi antar lembaga

Ilmuan atau peneliti yang bekerja pada lembaga induk yang berbeda bekerjasama dalam

melakukan proyek penelitian berguna untuk masing- masing lembaga tersebut.

Kolaborasi antar lembaga ini terjadi mungkin dikarenakan rumitnya proyek penelitian

yang dihadapai ataupun karena para peneliti dari sebuah lembaga memerlukan peralatan

yang mahal atau memerlukan jasa khusus yang hanya dapat diperoleh dari lembaga lain.

f. Kolaborasi internasional

Kolaborasi internasional adalah kolaborasi yang paling tinggi nilainya. Kolaborasi

internasional adalah kolaborasi yang dilakukan dan melibatkan hubungan internasional

atau antar beberapa negara yang berkaitan dengan penelitian.

Melihat uraian tersebut setiap melakukan kolaborasi semua pihak yang terlibat dalam

kegiatan tersebut dapat memberikan kontribusi mereka baik berupa ide ataupun berupa dana

dan dilakukan atas keinginan bersama dan keputusan bersama sehingga menguntungkan bagi

semua pihak yang terlibat. Setiap pihak yang terlibat dalam kolaborasi pasti hanya ingin

berkolaborasi dengan pihak yang dapat memberikan kontribusi yang menguntungkan dalam

hal apapun. Karena ketika suatu pihak tidak dapat memberikan kontribusi dalam penelitian

yang sedang dilakukan, maka tidak akan menguntungkan bagi pihak yang lainnya yang dapat

memberikan kontribusi terhadap penelitian yang dilakukan.

5. Faktor-Faktor Kolaborasi
Kolaborasi merupakan kerja sama antar peneliti dalam suatu bidang tertentu untuk

menghasilkan suatu karya ilmiah. Mereka berkolaborasi dalam melakuka n kegiatan tersebut

pasti mempunyai latar belakang atau faktor yang mendorong mereka untuk berkolaborasi.

Misalnya saja penelitian tersebut tidak dapat dikerjakan sendiri karena alasan penelitian

tersebut mempunyai masalah yang kompleks dan alasan lainnya. Banyak keuntungan yang

diperoleh dengan berkolaborasi diantaranya adanya pertukaran ide dari berbagai ilmu yang

akan menambah wawasan baru bagi seseorang. Di samping karena keuntungan yang dapat
14
diperoleh, seperti dijelaskan oleh Beaver yang dikutip oleh Sormin (2009:2) berbagai alasan

lain yang mendorong peneliti berkolaborasi, yaitu:

1. Akses untuk keahlian.

2. Akses untuk peralatan, sumber daya atau bahan yang tidak dimiliki.

3. Akses keuangan.

4. Untuk mendapatkan penghargaan (prestise) pada peningkatan keahlian.

5. Efisiensi dalam arti koordinasi diantara berbagai peneliti dari latar belakang.

6. Mendapatkan kemajuan dengan cepat.

7. Mengatasi masalah yang besar, lebih penting, lebih sulit, lebih global dapat diatasi.

8. Menambah atau meningkatkan produktivitas.

9. Menciptakan jaringan informasi antarpeneliti.

10. Sebagai alat belajar kemampuan atau teknik baru.

11. Untuk memuaskan keingintahuan yang berhubungan dengan keahlian.

12. Berbagi pikiran dan perasaan dengan orang lain.

13. Untuk mengurangi kesalahan dan pendapat yang salah atau kekeliruan.

14. Target penelitian yang lebih terfokus, sehingga tidak terjadi penelitian dengan subjek

yang sama diteliti didua tempat.

15. Mengurangi kesendirian (isolasi).

16. Untuk mendidik (siswa, diri sendiri).

17. Meningkatkan pengetahuan dan terus belajar.

18. Untuk kesenangan dan hiburan.

Kesuksesan sebuah kolaborasi dapat ditentukan berdasarkan beberapa kriteria yang ada.

Menurut Stack yang dikutip oleh Togatorop (2009:17) ada 3 kriteria yang menentukan suksesnya

sebuah kolaborasi yaitu:

1. Goals/planning, collaboration goals and the plan for reaching them must be shared by

all participating organizations. The collaboration must also be aligned with the

missiosand visions of all participating organizations. Resources must be identified to

accomplish the plan, and the plan must be frequently reviewed and updated as new
15
infromation becomes available.

2. Trust, the professional relationship between collaborators must be based on mutual

respect and an interest in collaborating in a win-win manner. A collaboration may take

years to develop to the point that all participants possess the trust needed to share

organization-related information and maximize their core competencies.

3. Impact, the result of collaboration must be that all participating organization can be

better serve their customer. However, collaborators must be flexible in realizing mutual

benefit. Although a collaboration must provide tangible benefit to each organization, it

must also focus on complementary core competencies and strength in order to generate

a win for all customers.

Terjemahan dari 3 kriteria yang menentukan suksesnya sebuah kolaborasi yaitu :

1. Tujuan atau pencapaian, tujuan dan perencanaan kolaborasi dalam penelitian harus

ditukar oleh semua anggota partisipan organisasi. Kolaborasi harus disesuaikan dengan

visi dan misi semua partisipan atau anggota organisasi. Sumber-sumber harus

diidentifikasikan untuk melaksanakan rencana, dan rencana harus sering ditinjau dan

diperbaharui sebagai informasi baru.

2. Kepercayaan, hubungan kerja yang potensial antara kolaborator harus didasarkan atas

rasa saling menghormati dan ketertarikan dalam kegiatan kolaborasi sebagai pemenang.

Sebuah kegiatan kolaborasi dapat berlangsung dalam beberapa tahun untuk

mengembangkan poin yang dimiliki seluruh anggota dalam bertukar informasi yang

berhubungan dengan organisasi dan memaksimalkan kompetensi utama mereka.

3. Akibat, hasil dari kolaborasi menjadikan semua anggota organisasi dapat melayani

pelanggan mereka lebih baik. Kolaborator harus fleksibel dalam menyadari keuntungan-

keuntungan. Meskipun kolaborasi menyediakan keuntungan yang terhitung untuk setiap

organisasi, kolaborasi harus fokus dalam melengkapi kompetensi utama dan kekuatan

untuk menghasilkan seorang pemenang untuk pelanggan.

16
Berkolaborasi dalam melakukan penelitian harus ada rasa tanggung jawab pada setiap

anggotanya. Sehingga kolaborasi dapat saling menguntungkan tanpa ada pihak yang merasa

dirugikan karena pada dasarnya kolaborasi terjadi karena adanya kesepakatan dari awal untuk

menghasilkan sebuah penelitian yang baik.

6. Proses Penentuan Tingkat Kolaborasi


Untuk mengukur tingkat kolaborasi dalam bidang ilmu tertentu dapat digunakan rumus

sebagai berikut :

Nm
C=

Nm  Ns

Keterangan :

C = kolaborasi peneliti dalam suatu disiplin ilmu, nilai C berada pada

interval nol sampai dengan satu [0-1].

Nm = total hasil penelitian dari peneliti dalam suatu disiplin ilmu pada tahun

tertentu yang dilakukan secara berkolaborasi.

Ns = total hasil penelitian dari peneliti dalam suatu disiplin ilmu pada tahun

tertentu yang dilakukan secara individual.

7. Interpretasi Tingkat Kolaborasi


Interpretasi tingkat kolaborasi dapat disimbolkan dengan C. Interpretasi nilai C yang

merupakan tingkat kolaborasi peneliti tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Apabila nilai C sama dengan 0 (C = 0) maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian

seluruhnya dilakukan secara individual (peneliti tunggal),berarti tidak ada satupun

hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Berarti pelaksanaan penelitian

sama sekali tidak memerlukan bantuan atau pendekatan dari disiplin ilmu lain atau

lembaga penelitian lain, dan memang masih dapat dilakukan secara individual.

2. Apabila nilai C lebih besar dari 0 dan kurang dari setengah (0 < C < 0,5) maka dapat

dikatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan secara individual lebih besar
17
dibanding dengan hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Jadi

pelaksanaan penelitian tidak semuanya memerlukan bantuan atau pendekatan dari

disiplin ilmu lain atau lembaga penelitian lain.

3. Apabila nilai C sama dengan setengah (C = 0,5) maka dapat dikatakan bahwa

banyaknya hasil penelitian dilakukan secara individu sama banyaknya dengan

penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Jadi pelaksanaan penelitian pada

bidang tersebut sama-sama memerlukan bantuan dari disiplin ilmu lain atau lembaga

penelitian lain.

4. Apabila C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu (0,5 < C < 1) maka dapat

dikatakan bahwa penelitian tersebut lebih banyak dilakukan secara berkolaborasi

daripada yang dilakukan secara individu. Artinya penelitian pada bidang tersebut

sangat memerlukan bantuan dari pihak lain atau ahli lain.

5. Apabila nilai C = 1, maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian seluruhnya

dilakukan secara berkolaborasi. Artinya bahwa pelaksanaan penelitian tersebut

benar-benar membutuhkan bantuan dan atau pendekatan dari disiplin ilmu, lembaga

penelitian lain dan atau ahli lain dan sebagainya, (Subramanyam yang dikutip oleh

Sormin, 2009:3).

18
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Semakin produktif seseorang maka hasil yang didapatkan juga akan semakin baik. Begitu

juga halnya dengan peneliti yang sering menghasilkan suatu karya ilmiah maka peneliti tersebut

akan lebih dikenal dan perkembangan ilmu yang ditelitinya dapat semakin berkembang, semakin

seringnya pengarang berkolaborasi dengan pengarang lain dalam melakukan suatu penelitian

maka produktivitasnya bisa semakin tinggi dan semakin bermutu.

Kajian kolaborasi digunakan untuk mengetahui produktivitas penulis dan untuk menghitung

tingkat kolaborasi. Pendekatan lainnya digunakan untuk membandingkan tingkat kolaborasi antar

lembaga dan antar disiplin ilmu dalam suatu negara serta kondisi yang melatarbelakangi penulis

dalam melakukan kolaborasi.

Kolaborasi pengarang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas seorang peneliti

dalam menghasilkan suatu karya ilmiah. Untuk mengukur produktivitas tersebut dibutuhkan suatu

teknik yang tepat. Pengarang yang dapat menghasilkan beberapa artikel ilmiah dalam subjek

tertentu dalam bentuk tercetak dan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah atau media yang lain maka

hal tersebut dapat menunjukkan bahwa pengarang tersebut cukup produktif dalam menulis.

B. Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna bila terdapat kekeliruan dalam pembuatannya kami

meminta maaf sekiranya pembaca dapat memberikan kritik yang membangun agar pembuatan

makalah selanjutnya akan lebih baik dari sebelumya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca serta menambah pengetahuan bagi pembacanya.

19
DAFATAR PUSTAKA

Farida Mutia.2010. Kolaborasi dan Produktivitas Pengarang Bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi:

Studi Kasus Pada Jurnal Online D-Lib Magazine Dan Jurnal Information Research Tahun

2006-2009. Medan, Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara.

Liswa, H., Nining, S., & Amelia, F. (2022, April 21). Kolaborasi dan Produktifitas Pengarang Artikel

Jurnal Khizanah Al-Hikmah: Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Tahun

2013-2020. (N. I. Pradhana, Ed.) Khizanah Al-Hikmah, volume 22 No. 2 (2022), 10.

doi:https://doi.org/10.24843/PJIIB.2022.v22.i02

Arlianis.2019, Januari.Tingkat Kolaborasi Pengarang Artikel Pada Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan Tahun 2015-2018.Padang. Perpustakaan UNP, Padang.

https://repository.unp.ac.id/id/eprint/23293. Diakses pada tanggal 29 September 2022

Nelisa Melta. 2012. Produktifitas Pengarang Artikel, Bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi di

Indonesia Tahun 1978-2007: Analisis Bibliometrika Menggunakan Hukum Lotka. Jurnal

BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi. Jakarta. https://doi.org/10.14203/j.baca.v30i2.55.

Diakses tanggal 29 September 2022.

Santi Anadia. 2020. Analisis Keusangan Literatur dan Tingkat Produktivitas Pengarang Berdasarkan

Hukum Lotka pada Jurnal Manajemen dan Keuangan pada Periode Tahun 2015-2019. Jurnal

PUBLIS. Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Volume 4 No. 1 (2020).

https://journal.umpo.ac.id/index.php/PUBLIS/article/view/2631/1657. Diakses tanggal 29

September 2022.

20
LAMPIRAN

Kolaborasi dan Produktivitas Pengarang Artikel Jurnal Khizanah Al-


Hikmah:Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Tahun
2013 – 2020

1
Liswa Hayani, 2Nining Sudiar, 3Vita Amelia

Fakultas Ilmu Budaya Universitas


Lancang Kuning Pekanbaru,
Indonesia
1
email: liswahayani27@gmail.com
2
sudiar.nining@gmail.com,
3
vita.amelia@unilak.ac.id

Abstark
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tingkat kolaborasi dan produktivitas penulis
dalam artikel Jurnal Khizanah Al-Hikmah : Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan
2013-2020. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh artikel yang terbit pada jurnal
artikel Jurnal Khizanah Al-Hikmah : Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan dalam
kurun waktu delapan tahun terakhir 2013-2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa Hasil menunjukkan bahwa jumlah artikel dari tahun 2013-2020 sebanyak 142 artikel.
Tingkat kolaborasi rata-rata sebesar 0,40. Jumlah penulis sebanyak 245 orang. Pengarang yang
paling produktif adalah Taufik Mathar dan Tupan dengan jumlah artikel sebanyak 7 artikel.
Dijumpai 5 besar instansi penyumbang artikel berturut- turut adalah UIN Alauddin Makassar
(25,31%), Universitas Padjajaran (13,47%), PDII LIPI (11,84%), Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga (6,53%), Universitas Brawijaya (4,9%). Afiliasi yang berstatus negeri 95,51% dan swasta
4,49%. Disimpulkan sebagian besar artikel ditulis secara kolaborasi yaitu sebanyak 56 artikel,
afiliasi penulis terbanyak berasal dari instansi bidang perpustakaan perguruan tinggi (81,63%).

Kata kunci : Kolaborasi, Produktivitas Penulis, Jurnal Khizanah Al-Hikmah, Karya Ilmiah

1. Produktivitas Penulis

Produktivitas penulis mempunyai tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang berbagai

hal seperti mengenai kepenulisan, jenis kelamin penulis, jumlah artikel, jumlah penulis, peringkat

produktivitas penulis. Peringkat produktivitas penulis dapat dilihat dari nama penulis, karya tulis

(judul), presentase, dan peringkat produktivitas penulis.

21
Sebagaimana dinyatakan oleh Mustangimah, 2002 dalam (Widuri dan Prasetyadi, 2018)

produktivitas penulis adalah banyaknya karya tulis yang dihasilkan oleh seseorang secara individual

dalam subjek tertentu dan diterbitkan pada jurnal-jurnal ilmiah dalamsubjek yang bersangkutan dalam

kurun waktu tertentu.

Produktivitas penulis itu sendiri didefinisikan perbandingan antar hasil yang dicapai antara

jumlah artikel dan penulis (Rahayu, 2015:3). Produktivitas seorang penulis dapat diukur dari hasil

karyanya yang diterbitkan. Menurut Lotka, 1926 dalam (Anwar, 2013), produktivitas penulis

adalah jumlah karya tulis yang telah ditulis seseorang tentang topik tertentu dalam periode waktu

tertentu dan dalam jurnal ilmiah tentang subjek tertentu. Nilai produktivitas penulis dapat

memberikan kami ide oleh penulis paling produktif dalam menghasilkan karya untuk jangka waktu

tertentu. Penulis bisa dilihat produktivitasnya contonya saja dosen memiliki kewajiban untuk

melakukan publiksasi, salah satu publikasinya yaitu jurnal.

2. Kolaborasi Pengarang

Kolaborasi adalah keterlibatan bersama dalam upaya terkoordinasi untuk memecahkan

masalah secara bersama-sama. Interaksi kolaboratif ditandai dengan tujuan bersama, struktur yang

simeteris dengan negosiasi tingkat tinggi melalui intertivitas dan adanya saling ketergantungan.

Sebagaimana dinyatakan oleh Sutarsyah (2014) menjelaskan beberapa keuntungan yang diperoleh

penulis bila berkolaborasi, yakni memungkinkan adanya kesempatan berbagi pengetahuan, keahlian,

dan teknik-teknik tertentu dalam sebuah ilmu. Kolaborasi adalah suatu kegiatan yang meliputikerja

sama dengan orang lain yang bertanggung jawab atas beberapa aspek, tetapi tidak keseluruhan isinya.

Jika dilihat dari kolaborasi penulis, tidak bertanggung jawab atas isi buku itu secara keseluruhan.

Menurut Anom, 2012 dalam (Suryantini dan Nurdiana, 2016) mengatakan

keterbatasan penulis individu dapat mendorong penelitian secara berkolaborasi. Kolaborasi

tertulis diperlukan untuk penelitian karena penelitian tidak selalu dilakukan secara individu.

Untuk itu diperlukan kerjasama antara peneliti dan instansi baik dari segi ide, dana, fasilitas

dan peralatan. Sutarsyah (2014) menjelaskan keuntungan penulis bekerja sama, yaitu

kemungkinan untuk bertukar pengetahuan, keahlian dan teknik tertentu dalam suatu ilmu.

22
Keuntungan lain adalah membantu memecahkan masalah yang kompleks dan dengan

demikian menghasilkan karya ilmiah berkualitas.

23

Anda mungkin juga menyukai