Disusun Demi Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Bibliometrika
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Prokdutiivtas Pengarang dan Kolaborasi
Pengarang” dapat kami selesaikan dengan baik. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan
yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada dosen pada
mata kuliah Ayu Trysnawati, S.IP.,M..IP ., dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai produktivitas dan kolaborasi
pengarang.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
karya-karya tulis yang dipublikasikan dalam berbagai bentuk karena pengetahuan yang diperoleh
seseorang dari pendidikan tidak bisa diketahui apabila belum dipublikasikan. Aktivitas ini
merupakan bagian dari proses komunikasi ilmiah yang bisa mempercepat perkembangan ilmu
(dissemination) itu sendiri. Dalam konsep yang sederhana, pengetahuan mengalir dari sumber atau
Garcia-Lopez (1999) mengemukakan bahwa hasil dari aktivitas ilmiah hanya dapat
ilmiah, yaitu kemampuan dalam menghasilkan sesuatu yang bersifat ilmiah. Produktivitas ilmiah
Informasi yang terdapat dari berbagai sumber tersebut adalah hasil karya dari para ilmuwan
yang terdiri dari berbagai bidang ilmu yang ahli di bidangnya masing-masing. Hasil karya para
ilmuwan tersebut hisa berupa artikel yang dimuat pada jumal baik tercetak maupun elektronik,
penemuan-penemuan ilmiah, penelitian yang menghasilkan ilmu baru yang sesuai dengan
perkembangan zaman dan teknologi, kernudian menghasilkan buku sebagai sumber informasi yang
Dalam menghasilkan suatu karya atau penemuan-penemuan baru seorang ilmuwan tidak
selalu bekerja secara sendiri-sendiri atau individual akan tetapi seringkali bekerja dengan ilmuwan-
ilmuwan ataupun tenaga ahli lain, terutama dalam pengernbangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ilmuwan merupakan sekelompok masyarakat yang bekerja sama untuk meneliti dan menguak
misteri alam kemudian menyajikannya kepada masyarakat luas untuk menambah ilmu pengetahuan
1
dan informasi sebagai kebutuhan penunjang bagi masyarakat luas. Ilmu pengetahuan dan informasi
sangat cepat berkembang dan sangat cepat menyebar dikalangan masyarakat luas, oleh sebab itulah
kerja sama para ilmuwan untuk menghasilkan ilmu pengetahuan baru sangat dibutuhkan.
Sebuah hasil penelitian akan lebih sempurna apabila dihasilkan dan diteliti oleh ilmuwan
secara bersama-sama atau berkolaborasi sebab masing-masing ilmuwan memiliki kelebihan ilmu
sesuai dengan keahlian bidang ilmu masingI2 masing. Apabila para ilmuwan berkumpul untuk
meneliti sualu perkembangan ilmu pengetahuan yang baru akan menrbuat ilmu pengetahuan
berkembang dengan cepat dan akan menghasilkan karya yang sempurna yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Produktivitas Pengarang
Produktivitas sering diartikan keinginan untuk berbuat lebih baik dalam hal apapun
untuk menciptakan suatu perubahan. Semakin produktif seseorang maka hasil yang didapatkan
juga akan semakin baik. Begitu juga halnya dengan peneliti yang sering menghasilkan suatu
karya ilmiah maka peneliti tersebut akan lebih dikenal dan perkembangan ilmu yang ditelitinya
lain dalam melakukan suatu penelitian maka produktivitasnya bisa semakin tinggi dan
semakin bermutu. Hal ini dapat dilihat dari pendapat Sormin (2009:6) yang menyatakan:
Semakin sering peneliti berkolaborasi maka kualitas dan kuantitas karya tulis
ilmiah yang dipublikasikan akan semakin bermutu. Hal tersebut dapat terjadi
karena adanya dorongan atau motivasi pertukaran ide dan interaksi antara
peneliti bersangkutan dengan ilmuwan lain yang mampu menambah wawasan dan
Di samping itu, kolaborasi juga mampu mendorong kreativitas dari peneliti untuk terus
menghasilkan karya ilmiah dan karya ilmiah tersebut diterbitkan pada suatu
jurnal. Semakin banyak karya yang di terbitkan dalam jurnal maka banyak orang
yang akan membaca hasil karyanya dan akan dimanfaatkan oleh orang lain
Hal yang hampir senada dengan pendapat diatas dinyatakan oleh Mustangimah yang
dikutip oleh Sembiring (2006:16), bahwa produktivitas pengarang adalah “banyaknya karya
tulis yang dihasilkan oleh seseorang secara individual dalam subjek tertentu dan diterbitkan
3
pada jurnal-jurnal ilmiah dalam subjek yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu”.
Suatu perbandingan antara kuantitas dan kualitas kinerja seseorang pada saat ini
dengan upaya (amal perbuatan) yang sudah dilakukan seiring dengan berjalannya
ekonomi yang hanya dikaitkan dengan materi atau uang (Hernowo, 2006).
banyaknya karya yang dihasilkan oleh seseorang dalam subjek bidang ilmu tertentu baik dalam
Sikap yang produktif merupakan komitmen untuk maju dan lebih baik. Dengan hal
demikian seseorang selalu melakukan perbaikan dan peningkatan dalam hal apapun. Sikap ini
mendorong untuk menjadi dinamis, inovatif, dan terbuka pada hal-hal yang baru.
Begitu juga halnya dengan pengarang yang menghasilkan karya ilmiah, mereka akan
terus memperbaiki atau memperbaharui penelitiannya pada bidang ilmu tertentu atau mereka
akan lebih termotivasi lagi untuk lebih sering menulis baik itu dengan berkolaborasi atau
melakukan penelitian secara individu. Semakin sering mereka menulis dan banyaknya karya
mereka yang dipublikasikan dalam bentuk tercetak atau elektronik maka dari hal tersebut dapat
dikatakan bahwa pengarang tersebut cukup produktif dalam menghasilkan karya ilmiah.
peneliti dalam menghasilkan suatu karya ilmiah. Untuk mengukur produktivitas tersebut
dibutuhkan suatu teknik yang tepat. Pengarang yang dapat menghasilkan beberapa artikel
ilmiah dalam subjek tertentu dalam bentuk tercetak dan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah
atau media yang lain maka hal tersebut dapat menunjukkan bahwa pengarang tersebut cukup
4
published scientific output (research papers, reports, book and monographs) and technical
output (patents, processes, innovation, etc)”. Pendapat tersebut berarti bahwa produktivitas
ilmiah seorang pengarang dalam konteks R&D biasanya diukur dalam bentuk hasil terbitan
ilmiah mereka (karya ilmiah, laporan tahunan, buku dan monograf) dan hasil secara teknis
Pendapat yang sesuai juga dinyatakan oleh Dewiyana (2009:35) yang menyatakan bahwa:
Produktivitas seorang pengarang dapat dilihat dari hasil karyanya yang telah
tentang pengarang yang paling produktif dalam menghasilkan karya untuk kurun waktu
tertentu. Jurnal ilmiah sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena memiliki informasi
terbaru yang diperoleh dari hasil penelitian dari para peneliti. Pada suatu jurnal
Mengukur produktivitas pengarang (Linsey yang di kutip oleh Gupta, Kumar dan
1. Normal count = Complete count adalah salah satu cara menetapkan berap banyak
2. Adjusted count = Fractional count adalah salah satu cara menetapkan berapa
3. Straight count = Senior count = Primary count adalah salah satu cara menghitung
seterusnya diabaikan.
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam kajian bibliometrika dikenal tiga hukum
dasar dan salah satunya Hukum Lotka. Hukum tersebut digunakan untuk menganalisis
5
produktivitas pengarang yang dihasilkan pengarang dalam kurun waktu tertentu.
Alfred James Lotka (1880-1949), seorang ahli kimia, demografi, ekologi, dan
matematika yang lahir di Lviv (Lemberg), Ukraina. Tahun 1902 ia menulis sejumlah artikel
sepanjang awal dekade abad 20, dan tahun 1925 menulis sejumlah teori oscillasi kimia dan
buku biologi. Lotka juga membuat sebuah program komputer yang sesuai untuk hukum
distribusi. Pada dasarnya, program ini mengikuti metodologi Nicholl yaitu penggunaa secara
Rumus umum yang menyatakan hubungan antara frekuensi dari nama-nama pengarang
(Y) yang membuat karya tertentu (X), yang kemudian disebut sebagai hukum kuadrat terbalik
adalah:
𝑪
(1) . f (x) = 𝑿𝒏
Dimana f(x) adalah jumlah penulis dengan x artikel, x = 1,2,3,....C dan n merupakan
𝑪
(2) ∑∞
𝒙−𝟏 =1
𝑿𝒏
Dimana x adalah banyaknya artikel yang disumbangkan oleh penulis secara individual. yx
adalah banyaknya penulis yang memberikan kontribusi sebanyak x artikel. C adalah penulis
yang memberikan kontribusi 1 artikel yang merupakan konstanta pada model tertentu.
3. Menganalisis Data
mereka. Analisis data untuk mengetahui produktivitas pengarang dilakukan dengan langkah-
1. Nama pengarang disusun berdasarkan tahun terbit dan jumlah artikel yang dihasilkan
6
secara individu ataupun berkolaborasi.
2. Rekapitulasi total keseluruhan nama pengarang yang telah disusun berdasarkan tahun
terbit dengan jumlah karya yang dihasilkannya baik secara individu ataupun
berkolaborasi.
3. Identifikasi pengarang individu atau pengarang kolaborasi yang lebih produktif dalam
B. Kolaborasi
1. Pengertian Kolaborasi
kolaborasi antar lembaga dan antar disiplin ilmu dalam suatu negara serta kondisi yang
terjemahan dari kata collaboration yang artinya kerjasama antara lebih dari satu orang atau
lebih dari satu lembaga dalam sebuah kegiatan, baik kegiatan penelitian maupun pendidikan
kolaborasi adalah :
2. Index kolaborasi (collaboration index) yaitu rata-rata jumlah pengarang per artikel
Kolaborasi biasanya dilakukan jika dalam melakukan suatu hal tidak dapat dikerjakan
seorang diri, sehingga dibutuhkan orang lain dalam melakukan kegiatan tersebut. Misalnya
dalam menulis sebuah karya tulis, seorang penulis membutuhkan orang lain untuk
7
memberikan bantuan dapat berupa dana, ide atau gagasan dan lain sebagainya. Dengan
berkolaborasi mungkin hasil yang didapatkan lebih baik daripada dikerjakan seorang diri.
the research and development of information product and service that meet scientific
researchers needs” yang diterjemahkan sebagai berikut yaitu kolaborasi merupakan kunci
dalam penelitian dan pengembangan produk dan layanan informasi yang mempersatukan
Katz dan Martin yang dikutip oleh Sormin (2009:2). Memberikan batasan bahwa seorang
peneliti dapat dikatakan atau disebut berkolaborasi (kolaborator) apabila orang tersebut bekerja
sama dalam suatu penelitian dan ikut memberikan kontribusi penting berkali-kali; namanya
muncul dalam proposal penelitian asli; bertanggung jawab pada satu atau lebih elemen utama
penelitian, pelaksanaan eksperimen, analisis dan interpretasi data, penulisan laporan hasil
penelitian; bertanggung jawab pada tahap-tahap penting penelitian (pencetus ide, hipotesis asli,
atau interpretasi teori); dan sebagai pemilik proposal proyek asli atau penyandang dana,
meskipun kontribusi utamanya hanya pada manajemen penelitian (misalnya ketua tim) bukan
Bahwa proporsi tinggi pada karya pengarang bersama adalah ciri ilmu
pengarang adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan untuk
menciptakan suatu karya yang bernilai tinggi. Kolaborasi pengarang dilakukan karena tidak
selamanya suatu penelitian dapat dapat dikerjakan secara individu, melainkan membutuhkan
beberapa pihak untuk bekerja sama yang dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian yang
8
2. Unsur-Unsur Kolaborasi
Unsur-unsur kolaborasi terdiri dari :
c. Adanya kerjasama.
Setiap unsur yang ada mempunyai keterkaitan antara unsur yang satu dengan unsur yang
lainnya. Sehingga dalam berkolaborasi mempunyai tujuan yang sama dari awal hingga akhir.
Menurut Suaraatr yang dikutip oleh Togatorop (2009:10), unsur-unsur dalam kolaborasi
terdiri dari :
a. Keyakinan orang, artinya bagaimana anda dapat mempengaruhi orang, kalau tidak ada
keyakinan orang manfaat yang akan ditarik dari visi anda untuk mewujudkan kerjasama.
Oleh karena itu harus ditumbuhkan prinsip kolaborasi kedalam sikap dan perilaku.
kolaborasi, maka perlu diikuti adanya satu pengawasan secara berkesinambungan untuk
dalam diri yang bersangkutan untuk melakukan kolaborasi sebagai suatu kebutuhan.
c. Budaya organisasi, artinya semua anggota dalam organisasi memenuhi norma, nilai,
wewenang dan ganjar yang telah disepakati bersama dalam bersikap dan berperilaku
karena dengan budaya itulah dapat menuntun kita melaksanakan kolaborasi sebagai
d. Reaktif Adaptif, artinya setiap individu, kelompok dan organisasi harus mampu
menggerakkan dalam tindakan pada saat yang mana dapat melaksanakan pikiran yang
reaktif dan atau adaptif. Ukurannya dikaitkan dengan waktu dan tingkat masalah yang
dihadapi, oleh karena itu dengan kolaborasi yang di topang oleh keyakinan, kebutuhan
dan budaya akan dapat memusatkan bertindak kapan reaktif dan atau adaptif.
e. Sistem integrasi, artinya setiap individu, kelompok dan organisasi mampu bergerak
Berdasarkan keterangan yang ada di atas tersebut, setiap unsur mempunyai keterkaitan
antara satu dengan yang lain. Kolaborasi dapat terjalin dengan baik jika setiap anggota yang
berkolaborasi dapat bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan suatu kegiatan.
3. Manfaat Kolaborasi
Setiap orang yang bekerja baik itu bekerja sendiri atau bersama-sama pasti
menginginkan manfaat dari apa yang mereka pekerjaan. Tentu saja manfaat itu harus berguna
bagi semua pihak. Seperti halnya dengan berkolaborasi, kolaborasi dilakukan karena
mempunyai manfaat dan keuntungan bagi yang melakukan kolaborasi. Seperti dijelaskan oleh
Katz dan Martin yang dikutip oleh Sormin (2009:1), “manfaat kolaborasi antara lain
terciptanya kesempatan untuk berbagi pengetahuan, keahlian dan teknik tertentu dalam sebuah
ilmu”.
pengetahuan menjadi bersifat tacit, tidak menyebar dan tetap dalam kondisi seperti itu
10
sampai ilmuwan yang menguasainya mempunyai waktu untuk menuliskan dan
mempublikasikan.
b. Pertukaran ide dari berbagai ilmu yang akan menambah wawasan dan perspektif baru
tinggi jika terjadi diantara orang- orang dari berbagai latar belakang ilmu yang
berbeda.
tidak hanya dengan kelompoknya yang terlibat dalam penelitian yang sedang
dilakukan, tetapi juga akan berupaya memasuki jaringan yang lebih luas dalam
komunikasi penelitian.
1. The sharing and tranfer of knowledge, skills and tecniques, including social and
2. The creation of critical mass in research skills, facilities and larger infrastructure.
4. Decreased lead time for research outputs and their practical application.
outcomes.
information and knowledge through formal and informal networks, publication and
8. The earlu integration of researchers and industry to ascertain the capacity of local
1. Berbagi dan bertukar pengetahuan, keahlian dan teknik, termasuk sosial dan ahli
manajemen.
2. Kreasi dari kritik massa dalam kemampuan penelitian, fasilitas dan infrastruktur
melalui jaringan kerja formal dan informal, publikasi dan petunjuk akhir untuk
melakukan aktivitas.
Dengan adanya kolaborasi terdapat pembagian kerja dan pembagian kerja menurut
keahlian masing-masing setiap anggota yang berkolaborasi. Dari beberapa manfaat kolaborasi
diatas maka kolaborasi bermanfaat untuk meningkatkan adanya kerjasama antar peneliti dalam
berbagai disiplin ilmu yang dapat memunculkan ide-ide baru, dengan kolaborasi tersebut suatu
penelitian ataupun kegiatan dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan hasil yang lebih
1. Memberikan sumbangan dalam bentuk ilmu pengetahuan dan tindakan yang sifatnya
12
intelektual maupun material.
2. Dapat mengatasi permasalahan yang kompleks baik dalam lingkup kecil maupun
4. Jenis Kolaborasi
Jenis kolaborasi yang umum terjadi di kalangan peneliti dapat dikelompokkan dalam
beberapa bidang.. Menurut Subramanyam yang dikutip oleh Prihanto (2002:2) jenis
Jenis kolaborasi ini paling sering muncul atau paling lazim dikalangan akademis. Dalam
ha ini seorang dosen memberikan ide-ide, gagasan dan bimbingan serta biaya penelitian
yang bisa dilakukan dalam bentuk proyek penelitian kepada mahasiswa yang melakukan
proyek penelitian tersebut. Hasil atau laporan penelitiannya akan memuat atau
mencantumkan nama dosen dengan mahasiswa. Hal ini dalam proses pembuatan karya
Jenis kolaborasi ini paling lazim dijumpai pada pusat-pusat penelitian (research centre).
Dalam kolaborasi ini beberapa rekanan atau kolega bekerja sama dalam sebuah proyek
Kolaborasi jenis ini biasa dilakukan antara peneliti senior dengan peneliti junior
(asistennya). Kasus yang paling umum pada kolaborasi ini biasanya dilakukan oleh
Kolaborasi semacam ini biasa dilakukan dalam penelitian yang berskala besar. Untuk
peneliti perorangan atau tim, dapat bekerjasama dengan konsultan atau lembaga
13
konsultan khusus dalam hal pengumpulan data serta pengolahan dan analalisis data.
Ilmuan atau peneliti yang bekerja pada lembaga induk yang berbeda bekerjasama dalam
Kolaborasi antar lembaga ini terjadi mungkin dikarenakan rumitnya proyek penelitian
yang dihadapai ataupun karena para peneliti dari sebuah lembaga memerlukan peralatan
yang mahal atau memerlukan jasa khusus yang hanya dapat diperoleh dari lembaga lain.
f. Kolaborasi internasional
Melihat uraian tersebut setiap melakukan kolaborasi semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan tersebut dapat memberikan kontribusi mereka baik berupa ide ataupun berupa dana
dan dilakukan atas keinginan bersama dan keputusan bersama sehingga menguntungkan bagi
semua pihak yang terlibat. Setiap pihak yang terlibat dalam kolaborasi pasti hanya ingin
berkolaborasi dengan pihak yang dapat memberikan kontribusi yang menguntungkan dalam
hal apapun. Karena ketika suatu pihak tidak dapat memberikan kontribusi dalam penelitian
yang sedang dilakukan, maka tidak akan menguntungkan bagi pihak yang lainnya yang dapat
5. Faktor-Faktor Kolaborasi
Kolaborasi merupakan kerja sama antar peneliti dalam suatu bidang tertentu untuk
menghasilkan suatu karya ilmiah. Mereka berkolaborasi dalam melakuka n kegiatan tersebut
pasti mempunyai latar belakang atau faktor yang mendorong mereka untuk berkolaborasi.
Misalnya saja penelitian tersebut tidak dapat dikerjakan sendiri karena alasan penelitian
tersebut mempunyai masalah yang kompleks dan alasan lainnya. Banyak keuntungan yang
diperoleh dengan berkolaborasi diantaranya adanya pertukaran ide dari berbagai ilmu yang
akan menambah wawasan baru bagi seseorang. Di samping karena keuntungan yang dapat
14
diperoleh, seperti dijelaskan oleh Beaver yang dikutip oleh Sormin (2009:2) berbagai alasan
2. Akses untuk peralatan, sumber daya atau bahan yang tidak dimiliki.
3. Akses keuangan.
5. Efisiensi dalam arti koordinasi diantara berbagai peneliti dari latar belakang.
7. Mengatasi masalah yang besar, lebih penting, lebih sulit, lebih global dapat diatasi.
13. Untuk mengurangi kesalahan dan pendapat yang salah atau kekeliruan.
14. Target penelitian yang lebih terfokus, sehingga tidak terjadi penelitian dengan subjek
Kesuksesan sebuah kolaborasi dapat ditentukan berdasarkan beberapa kriteria yang ada.
Menurut Stack yang dikutip oleh Togatorop (2009:17) ada 3 kriteria yang menentukan suksesnya
1. Goals/planning, collaboration goals and the plan for reaching them must be shared by
all participating organizations. The collaboration must also be aligned with the
accomplish the plan, and the plan must be frequently reviewed and updated as new
15
infromation becomes available.
years to develop to the point that all participants possess the trust needed to share
3. Impact, the result of collaboration must be that all participating organization can be
better serve their customer. However, collaborators must be flexible in realizing mutual
must also focus on complementary core competencies and strength in order to generate
1. Tujuan atau pencapaian, tujuan dan perencanaan kolaborasi dalam penelitian harus
ditukar oleh semua anggota partisipan organisasi. Kolaborasi harus disesuaikan dengan
visi dan misi semua partisipan atau anggota organisasi. Sumber-sumber harus
diidentifikasikan untuk melaksanakan rencana, dan rencana harus sering ditinjau dan
2. Kepercayaan, hubungan kerja yang potensial antara kolaborator harus didasarkan atas
rasa saling menghormati dan ketertarikan dalam kegiatan kolaborasi sebagai pemenang.
mengembangkan poin yang dimiliki seluruh anggota dalam bertukar informasi yang
3. Akibat, hasil dari kolaborasi menjadikan semua anggota organisasi dapat melayani
pelanggan mereka lebih baik. Kolaborator harus fleksibel dalam menyadari keuntungan-
organisasi, kolaborasi harus fokus dalam melengkapi kompetensi utama dan kekuatan
16
Berkolaborasi dalam melakukan penelitian harus ada rasa tanggung jawab pada setiap
anggotanya. Sehingga kolaborasi dapat saling menguntungkan tanpa ada pihak yang merasa
dirugikan karena pada dasarnya kolaborasi terjadi karena adanya kesepakatan dari awal untuk
sebagai berikut :
Nm
C=
Nm Ns
Keterangan :
Nm = total hasil penelitian dari peneliti dalam suatu disiplin ilmu pada tahun
Ns = total hasil penelitian dari peneliti dalam suatu disiplin ilmu pada tahun
1. Apabila nilai C sama dengan 0 (C = 0) maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian
sama sekali tidak memerlukan bantuan atau pendekatan dari disiplin ilmu lain atau
lembaga penelitian lain, dan memang masih dapat dilakukan secara individual.
2. Apabila nilai C lebih besar dari 0 dan kurang dari setengah (0 < C < 0,5) maka dapat
dikatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan secara individual lebih besar
17
dibanding dengan hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Jadi
3. Apabila nilai C sama dengan setengah (C = 0,5) maka dapat dikatakan bahwa
bidang tersebut sama-sama memerlukan bantuan dari disiplin ilmu lain atau lembaga
penelitian lain.
4. Apabila C lebih besar dari setengah dan kurang dari satu (0,5 < C < 1) maka dapat
daripada yang dilakukan secara individu. Artinya penelitian pada bidang tersebut
benar-benar membutuhkan bantuan dan atau pendekatan dari disiplin ilmu, lembaga
penelitian lain dan atau ahli lain dan sebagainya, (Subramanyam yang dikutip oleh
Sormin, 2009:3).
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semakin produktif seseorang maka hasil yang didapatkan juga akan semakin baik. Begitu
juga halnya dengan peneliti yang sering menghasilkan suatu karya ilmiah maka peneliti tersebut
akan lebih dikenal dan perkembangan ilmu yang ditelitinya dapat semakin berkembang, semakin
seringnya pengarang berkolaborasi dengan pengarang lain dalam melakukan suatu penelitian
Kajian kolaborasi digunakan untuk mengetahui produktivitas penulis dan untuk menghitung
tingkat kolaborasi. Pendekatan lainnya digunakan untuk membandingkan tingkat kolaborasi antar
lembaga dan antar disiplin ilmu dalam suatu negara serta kondisi yang melatarbelakangi penulis
dalam menghasilkan suatu karya ilmiah. Untuk mengukur produktivitas tersebut dibutuhkan suatu
teknik yang tepat. Pengarang yang dapat menghasilkan beberapa artikel ilmiah dalam subjek
tertentu dalam bentuk tercetak dan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah atau media yang lain maka
hal tersebut dapat menunjukkan bahwa pengarang tersebut cukup produktif dalam menulis.
B. Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna bila terdapat kekeliruan dalam pembuatannya kami
meminta maaf sekiranya pembaca dapat memberikan kritik yang membangun agar pembuatan
makalah selanjutnya akan lebih baik dari sebelumya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
19
DAFATAR PUSTAKA
Farida Mutia.2010. Kolaborasi dan Produktivitas Pengarang Bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi:
Studi Kasus Pada Jurnal Online D-Lib Magazine Dan Jurnal Information Research Tahun
Liswa, H., Nining, S., & Amelia, F. (2022, April 21). Kolaborasi dan Produktifitas Pengarang Artikel
Jurnal Khizanah Al-Hikmah: Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Tahun
2013-2020. (N. I. Pradhana, Ed.) Khizanah Al-Hikmah, volume 22 No. 2 (2022), 10.
doi:https://doi.org/10.24843/PJIIB.2022.v22.i02
Nelisa Melta. 2012. Produktifitas Pengarang Artikel, Bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi di
Santi Anadia. 2020. Analisis Keusangan Literatur dan Tingkat Produktivitas Pengarang Berdasarkan
Hukum Lotka pada Jurnal Manajemen dan Keuangan pada Periode Tahun 2015-2019. Jurnal
PUBLIS. Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Volume 4 No. 1 (2020).
September 2022.
20
LAMPIRAN
1
Liswa Hayani, 2Nining Sudiar, 3Vita Amelia
Abstark
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tingkat kolaborasi dan produktivitas penulis
dalam artikel Jurnal Khizanah Al-Hikmah : Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan
2013-2020. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh artikel yang terbit pada jurnal
artikel Jurnal Khizanah Al-Hikmah : Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan dalam
kurun waktu delapan tahun terakhir 2013-2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa Hasil menunjukkan bahwa jumlah artikel dari tahun 2013-2020 sebanyak 142 artikel.
Tingkat kolaborasi rata-rata sebesar 0,40. Jumlah penulis sebanyak 245 orang. Pengarang yang
paling produktif adalah Taufik Mathar dan Tupan dengan jumlah artikel sebanyak 7 artikel.
Dijumpai 5 besar instansi penyumbang artikel berturut- turut adalah UIN Alauddin Makassar
(25,31%), Universitas Padjajaran (13,47%), PDII LIPI (11,84%), Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga (6,53%), Universitas Brawijaya (4,9%). Afiliasi yang berstatus negeri 95,51% dan swasta
4,49%. Disimpulkan sebagian besar artikel ditulis secara kolaborasi yaitu sebanyak 56 artikel,
afiliasi penulis terbanyak berasal dari instansi bidang perpustakaan perguruan tinggi (81,63%).
Kata kunci : Kolaborasi, Produktivitas Penulis, Jurnal Khizanah Al-Hikmah, Karya Ilmiah
1. Produktivitas Penulis
hal seperti mengenai kepenulisan, jenis kelamin penulis, jumlah artikel, jumlah penulis, peringkat
produktivitas penulis. Peringkat produktivitas penulis dapat dilihat dari nama penulis, karya tulis
21
Sebagaimana dinyatakan oleh Mustangimah, 2002 dalam (Widuri dan Prasetyadi, 2018)
produktivitas penulis adalah banyaknya karya tulis yang dihasilkan oleh seseorang secara individual
dalam subjek tertentu dan diterbitkan pada jurnal-jurnal ilmiah dalamsubjek yang bersangkutan dalam
Produktivitas penulis itu sendiri didefinisikan perbandingan antar hasil yang dicapai antara
jumlah artikel dan penulis (Rahayu, 2015:3). Produktivitas seorang penulis dapat diukur dari hasil
karyanya yang diterbitkan. Menurut Lotka, 1926 dalam (Anwar, 2013), produktivitas penulis
adalah jumlah karya tulis yang telah ditulis seseorang tentang topik tertentu dalam periode waktu
tertentu dan dalam jurnal ilmiah tentang subjek tertentu. Nilai produktivitas penulis dapat
memberikan kami ide oleh penulis paling produktif dalam menghasilkan karya untuk jangka waktu
tertentu. Penulis bisa dilihat produktivitasnya contonya saja dosen memiliki kewajiban untuk
2. Kolaborasi Pengarang
masalah secara bersama-sama. Interaksi kolaboratif ditandai dengan tujuan bersama, struktur yang
simeteris dengan negosiasi tingkat tinggi melalui intertivitas dan adanya saling ketergantungan.
Sebagaimana dinyatakan oleh Sutarsyah (2014) menjelaskan beberapa keuntungan yang diperoleh
penulis bila berkolaborasi, yakni memungkinkan adanya kesempatan berbagi pengetahuan, keahlian,
dan teknik-teknik tertentu dalam sebuah ilmu. Kolaborasi adalah suatu kegiatan yang meliputikerja
sama dengan orang lain yang bertanggung jawab atas beberapa aspek, tetapi tidak keseluruhan isinya.
Jika dilihat dari kolaborasi penulis, tidak bertanggung jawab atas isi buku itu secara keseluruhan.
tertulis diperlukan untuk penelitian karena penelitian tidak selalu dilakukan secara individu.
Untuk itu diperlukan kerjasama antara peneliti dan instansi baik dari segi ide, dana, fasilitas
dan peralatan. Sutarsyah (2014) menjelaskan keuntungan penulis bekerja sama, yaitu
kemungkinan untuk bertukar pengetahuan, keahlian dan teknik tertentu dalam suatu ilmu.
22
Keuntungan lain adalah membantu memecahkan masalah yang kompleks dan dengan
23