Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PARAGRAF DAN PENALARAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing:

Disusun Oleh: Kelompok 4

1. FITRIANI ; 40400121061
2. TITI RESNAWATI ; 40400121068
3. HIKMAH JUHURIA ; 40400121055
4. RINI SUSILAWATI ; 40400121042
5. NUR INAYAH ; 40400121040

KELAS 1 AP 2
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahi wabaraakatu.
Bismillahirrahmanirrahiim…
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Penalaran Paragraf Bahasa Indonesia dan Penerapannya" dengan tepat
waktu Makalah ini disusun sebagai bentuk proses belajar mengembangkan
kemampuan mahasiswa. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan,oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak agar bias menjadi bekal dalam pembuatan
makalah kami di kemudian hari dengan lebih baik lagi.

Kami berharap semoga dengan selesainya makalah ini,dapat bermanfaat bagi


pembaca dan teman-teman,khususnya dalam memperluas wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang “Penalaran Bahasa Indonesia dan Penerapannya”Atas
perhatian dan kerja sama teman-teman beserta pembimbing,kami ucapkan terima
kasih.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh


DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………

Kata Pengantar…………………………………………………………………… i

Daftar Isi…………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………. 1

1.3 Tujuan………………………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………… 2

2.1 Pengertian Paragraf…………………………………………………………… 2

2.2 Tujuan Penggunaan Paragraf…………………………………………………. 2

2.3 Jenis-Jenis paragraf…………………………………………………………… 2

2.4 Syarat-syarat Paragraf………………………………………………………… 4

2.5 Pengertian Penalaran Paragraf………………………………………………… 5

2.6 Jenis-Jenis Penalaran Paragraf………………………………………………… 6

BAB III PENUTUP……………………………………………………………… 8

3.1 Simpulan………………………………………………………………………. ..8

3.2 Saran…………………………………………………………………………... 8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Paragraf ( alinea) merupakan kumpulan suaatu kesatuan pikiran yang lebih


tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Tetapi kalimat yang bukan sekedar
berkumpul melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam satu
rangkaian yang membentuk suatu kalimat.
Dengan paragraf kita dapat membedakan permulaan tema dan akhirnya.
Tanpa paragraf kita kesulitan dalam memahami sebuah bacaan,karena kita terpaksa
membaca terus bacaan tersebut tanpa tahu dimna kita harus berhenti. Lain halnya
kalau dalam bacaan tersebut sudah diberikan pembagian atas paragraf-paragraf.
Kita berhenti sebentar sesudah sebuah paragraf tersebut berhenti.

1.2 Rumusan Masalah

1.) Apakah Pengertian Paragraf ?


2.) Apa saja tujuan penggunaan paragraf ?
3.) Apa saja jenis-jenis dari paragraf?
4.) Bagaimana syarat-syarat dari paragraf yang baik?
5.) Apakah pengertian penalaran paragraf?
6.) Apa saja jenis-jenis dari penalaran paragraf?

1.3 Tujuan

1.) Mengetahui pengertian dari paragraf.


2.) Mengetahui tujuan penggunaan paragraf.
3.) Mengetahui jenis-jenis dari paragraf.
4.) Mengetahui syarat-syarat dari paragraf yang baik.
5.) Mengetahui pengertian penalaran paragraf
6.) Mengetahui jenis-jenis dari penalaran paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf

Menurut Hasnah Faizah menyatakan bahwa paragraf adalah suatu penuangan


ide penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain yang
berkaitan dan hanya memiliki suatu topik atau tema.
Paragraf tidak lain dari kesatuan pemikiran yang biasa terdapat pada kalimat
utama ditambah dengan kalimat penjelas. Ia merupakan himpunan dari kalimat-
kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan
(Nursalim, 2005: 49).
Jadi, paragraf merupakan kumpulan kalimat yang saling berkaitan dan hanya
memiliki satu tema kemudian terdapat didalamnya kalimat utama dan kalimat
penjelas.

 Pengertian paragraf menurut Pendapat Para Ahli

Pengertian paragraf dari beberapa ahli antara lain, paragraf adalah bagian dari
suatu karangan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan
informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya Ramlan (dalam Rohmadi dan
Nasucha, 2010: 23). Jadi, menurut Ramlan sebuah paragraf selalu memiliki ide
pokok yang merupakan inti dari informasi yang diungkapkan dalam paragraf.
Sehubungan dengan itu Handayani dkk, (2013: 97-98) juga mengatakan perihal
pentingnya ide dalam sebuah paragraf. Ia menyatakan paragraf (alenia) adalah
serangkaian kalimat yang saling bertalian untuk membuat sebuah gagasan/ide.
Menurut Akhadiah (dalam Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. 2009: 33)
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah pikiran. Dalam
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat
dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik,
kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini
saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-
sama menjelaskan satu unit pokok pikiran (Wiyanto, 2004:20). Penulis merangkai
paragraf demi paragraf untuk menyampaikan keseluruhan pokok pikiran dengan
mudah, agar penulis dapat menyusun paragraf-paragraf secara sistematis dan logis,
diperlukan sejumlah unsur pendukung yaitu transisi, kalimat topik, kalimat
penjelas dan kalimat penegas. Meskipun, tidak semua paragraf mengandung empat
unsur, tiga unsur atau dua unsur saja, bahkan hanya mengandung satu unsur.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, terlihat pada dasarnya mereka mempunyai
pandangan yang sama mengenai paragraf. Bahwa paragraf selalu mempunyai ide
pokok/gagasan utama yang digunakan untuk membangun kesatuan kalimat dalam
suatu paragraf
.
2.2 Tujuan pengguna paragraf
Nursalim mengemukakan bahwa dalam membentuk sebuah paragraf sekurang-
kurangnya mempunyai tujuan:
- Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu tema
dengan tema yang lain. Bila terdapat dua tema, maka paragraf itu harus
dipecahkan menjadi dua paragraf.
- Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk
memungkinkan kita berhenti lebih lama dari pada perhentian akhir kalimat.
Dengan perhentian yang lebih lama ini konsentrasi terhadap tema paragraf lebih
terarah.

2.3 Jenis-Jenis Paragraf


.
- Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka adalah paragraf yang berada diawal bacaan. Paragraf ini
bertujuan untuk membuka atau mengantarkan suatu karangan atau pokok pikiran
dalam bagian karangan. Oleh karena itu, sifat-sifat paragraf semacam ini harus
mampu menarik minat dan perhatian pembaca serta sanggup menyiapkan pikiran
pembaca kepada yang akan diuraikan. Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih
baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan
pembaca. Untuk menarik minat pembaca ada beberapa cara yang dianjurkan
diantaranya:
1.) Mulailah dengan sebuah kutipan, pribahasa, atau anekdot.
2.) Menunjukkan mengapa subjek itu sangat penting.
3.) Menyatakan maksud dan tujuan dari karangan itu.
Adapun menurut Rohmadi dan Nasucha (2010:39) mengemukakan Paragraf
pembuka dapat disebut paragraf pendahuluan (introduction). Fungsinya sebagai
pengantar untuk sampai kepada pokok pembicaraan dalam karangan. Karangan
atau esai yang baik harus memiliki paragraf pembuka yang terletak pada awal
karangan.Jumlah paragraf pembuka harus satu dan tidak boleh lebih dari satu.
Paragraf pembuka lebih dari satu, maka pokok pembicaraannya menjadi tidak
jelas. Paragraf pembuka yang pendeklebih baik, yakni sekitar empat kalimat.

- Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah sebuah paragraf yang terdapat antara paragraf
pembuka dan paragraf penutup. Dalam membentuk paragraf penghubung harus
diperhatikan agar hubungan antara paragraf tersebut teratur, serta disusun secara
logis. Sifat paragraf penghubung tergantung pada jenis karangannya. Dalam
karangan yang bersifat deskriptif, naratif,dan eksposisi paragraf-paragraf itu harus
disusun berdasarkan suatu perkembangannya yang logis.

- Paragraf penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri sebuah
karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf penutup mengandung
kesimpulan-kesimpulan pendapat dari hal yang telah diuraikan dalam paragraf-
paragraf penghubung. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf penutup
harus merupakan suatu simpulan yang bulat dan betul-betul mengakhiri uraian,
serta menimbulkan kesan yang mendalam kepada para pembacanya.
Berdasarkan tema atau kalimat utamanya,paragraf dapat dibedakan atas :

1.) Paragraf Deduktif


Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan pernyataan umum ke
pernyataan khusus. Kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf.
Contoh :
Brokoli termasuk sayuran dengan kandungan anti oksidan tinggi sehingga cara
memasaknya harus benar. Usahakan agar teksturnya matang tapi jangan sampai
mengurangi atau menghabiskan kandungan gizinya. Sayuran ini lebih tepat
dimasak jenis reebus setengah matang sebelum dikonsumsi. Segera tiriskan dan
siram dengan air dingin agar tetap warnanya tetap cantik, dan bentuknya tidak
hancur. Cara memotong brokoli harus benar yaitu mengikuti tangkainya. Selain
mempengaruhi kesegaran tangkai brokoli juga berfungsi untuk menambah selera
makan.
2.Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan pernyataan khusus ke
pernyataan umum. Dan kalimat utamanya berada di akhir paragraf.
Contoh :
Peremajaan pohon durian semula dilakukan dengan teknik satu pohon. Satu
cabang di ujung batang disisakan untuk tempat tumbuh tunas baru. Ternyata hal ini
mempunyai banyak kekuraangan. Selain mudah tumbang juga lama berbuah.
Setelah mencoba teknik tiga batang bahwa pohon lebih kokoh, cepaat berbuah,
sehingga teknik peremajaan tiga pohon atau menara kaki tiga menjadi pilihan
terbaik saat ini.
 Paragraf Campuran
 Paragraf campuran adalah gabungan antara paragraf deduktif dan
paragraf induktif. Kalimat utamanya berada diawal paragraf tetapi
diulang kembali diakhir paragraf.
 Contoh :
 Bisnis tanaman hias tidak lepas dari faktor spekulatif. Dengan sedikit
modal kita dapat menghasilkan banyak keuntungan dalam waktu
singkat. Namun, ada kalanya modal besar akan hilang karena perubahan
harga yang tidak terprediksi. Khususnya untuk beberapa jenis tanaman
terlalu mempunyai harga stabil, tetapi untuk jenis yang lain selalu naik
turun mengikuti pasar. Kalau anda menyukai bisnis jenis ini berarti anda
siap dengan segala jenis spekulasinya.
 Paragraf Merata
 Paragraf merata adalah paragraf yang kalimat utamanya terdapat dalam
keseluruhan paragraf tersebut. Paragraf ini tiap kalimat mempunyai
kedudukan dan kekuatan yang sama dalam mendukung gagasan utama.
 Contoh :
 Pada pagi yang cerah itu Masirah melompat-lompat menyusuri
pematang. Dikanan kirinya terbentang luas tembakau yang sudah selutut
tingginya. Daunnya hijau lebar-lebar, tanda subur karena cukup
pupuknya. Sekali-sekali ia berhenti melayangkan pandangannya
kedanau diujung ladang. Sudah sejak matahari terbit suaminya
menyirami tembakau. Sekarang tentu sedang beristirahat, karena tidak
seorangpun tampak diladang. Dibayangkannya betapa suaminya akan
terkejut gembira karena ia datang agak pagi kali ini. Lagi pula dalam
bakul yang dijinjingnya terdapat makanan kesenangan suaminya. Sayur
asam, sambal terasi, petai bakar, dan ikan tawes asin, ditambah dengan
nasi putih yang masih panas, yang berasnya baru ditumbuk kemarin.
Masirah tersenyum bahagia.

Pikiran utama dalam paragraf diatas menjelaskan kegembiraan Masirah melihat


ladang dan bertemu suaminya dipagi hari.

Kalimat utama dan kalimat penjelas, masing-masing memiliki fungsi yang


berbeda. Kalimat utama berfungsi sebagai tumpuan atau sandaran bagi kalimat-
kalimat penjelas. Sebaliknya kalimat penjelas berfungsi menjelaskan hal-hal yang
belum jelas pada kalimat utama.

2.4 Syarat-syarat Paragraf

Syarat-syarat pembentukan paragraf adalah :


 Kesatuan
 Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina
paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema
tertentu.
 Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat– kalimat dalam
paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik
(Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. 2009: 35). Semua kalimat berfokus
pada topik dan mencegah masuknya hal- hal yang tidak relevan.
 Menurut Marsa (2009: 9) kesatuan dalam sebuah paragraf hanyaterbentuk
apabila informasi-informasi dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh
gagasan utama. Agar kesatuan dapat dicapai penulis senantiasa
mengevaluasi kalimat-kalimat yang ditulisnya itu erat hubungannya
dengan gagasan utama. Apabila tidak erat hubungannya, kalimat-kalimat
itu sebaiknya dihilangkan atau disajikan secara khusus, misalnya menjadi
sisipan dalam kalimat lain.
 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kesatuan dalam sebuah paragraf itu, kalimatnya harus saling berkaitan
yang membentuk satu kesatuan dan hanya terdapat satu gagasan pokok.
 Koherensi atau Kepaduan
 Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi
atau kepaduan. Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah
kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu.
 Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulanatau tumpukan kalimat yang
masing–masing berdiri sendiriatau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-
kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik.
 Pembaca dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis
tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan.
Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi,
Kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat
dengan kalimat (Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. 2009: 37).
 Kepaduan antar kalimat dalam paragraf itu meliputi dua macam, yaitu
kepaduan bentuk dan kepaduan makna. Kepaduan makna adalah
kepaduan informasi yang disebut koherensi dan kepaduan dibidang
bentuk disebut kohesi.Paragraf yang memiliki kepaduan informasi
bersifat kohesi dan kesesuaian di bidang bentuk disebut kohesif. Wacana
yang baik dalam sebuah paragraf apabila memiliki dua kepaduan tersebut,
yaitu kohesif dan koheren (Rohmadi dan Nasucha, 2010: 46).

Adapun Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan :


 Repetisi atau Pengulangan kata Kunci
 Mengulang kata kunci yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah
paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul pada awal paragraf,
kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya. Pengulangan ini
berfungsi memelihara kepaduan semua kalimat (Nasucha, Rohmadi dan
Wahyudi. 2009: 37-38).
 Kata Ganti
 Kepaduan sebuah paragraf dapat dibina dengan menggunakan kata ganti.
Kata yang mengacu kepada manusia, benda, biasnya untuk menghindari
kebosanan, diganti dengan kata ganti. Pemakaian kata ganti dalam
paragraf berfungsi menjaga kepaduan antara kalimat- kalimat yang
membina paragraf (Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. 2009:38).
 Kata Transisi
 Kata transisi adalah kongjuktor atau perangkaian, baik yang digunakan
untuk menghubungkan unsur-unsur dalam sebuah kalimat maupun untuk
menghubungkan kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf (Marsa, 2009:
13). Melalui penggunaan kata-kata ini, hubungan antara satu gagasan
dengan gagasan yang lain dalam sebuah paragraf dapat diyatakan dengan
tegas. Kalimat-kalimatnya mungkin sama, tetapi kata transisi tertentu dan
susunan tertentu akan mengubah informasi atau gagasan yang
ditampilkan.

2.5 Pengertian Penalaran Paragraf


Penalaran sering diidentikkan sama dengan jalan pikiran. Jalan pikiran turut
menentukan baik atau tidaknya kalimat seseorang, mudah tidaknya pikirannya
dapat dipahami. Penalaran atau jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang
berusaha untuk menghubung-hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada
kesimpulan yang masuk akal, dengan demikian kalimat-kalimat yang diucapkan
harus bisa dipertanggungjawabkan dari segi akal yang sehat atau harus sesuai
dengan penalaran. (Hasna Faiza, 2009:84).

2.6 Jenis-Jenis Penalaran Paragraf


Model Penalaran Berdasarkan Arah atau Alur
A. Penalaran Deduktif
Pada dasarnya merupakan penguraian atau pembuktian sebuah kesimpulan
kedalam data-data khusus. Pola penalaran ini diterapkan dalam penulisan paragraf
deduktif, yaitu pada paragraf yang kesimpulannya ditulis pada awal.
B. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses pengambilan kesimpulan secara umum
berdasarkan data-data empiris yang ditemukan. Penalaran induktif yang
digolongkan menjadi tiga, yaitu generalisasi, analogi, dan sebab akibat dapat
diterapkan dalam penulisan paragraf induktif. Contoh penalaran induktif antara
lain:
1.) Generalisasi
Pegawai negeri dilingkungan pemerintahan daerah kota semarang setiap hari
kamis harus memakai pakaian batik dan lurik, Demikian juga pegawai negeri
dilingkungan pendidikan kota semarang maupun provinsi jawa tengah. Bahkan
pegawai negeri diinstansi dimana saja dijawa tengah memakai batik atau lurik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pegawai negeri dijawa tengah memakai
batik atau lurik dihari kamis.
2.) Analogi
Sebuah peribahasa mengatakan bahwa semakin tinggi pohon, semakin kencang
pula anginnya, pernyataan ini sesuai dengan perjalanan karir manusia.Ketika
seseorang telah menduduki jabatan, selalu ada orang yang tidak menyukai.
Ketidaksukaan ini dapat dilampiaskan dalam berbagai bentuk,misalnya: fitnah,
ancaman, kekerasan, atau pemerasan.
Dapat dikatakan bahwa jabatan seseorang dan ujian yang dihadapi sama dengan
ketinggian pohon dan angin yang menerpanya.
3.) Sebab akibat
Bersamaan dengan naiknya tarif semua angkutan umum, harga sebagian besar
bahan pangan naik. Harga kebutuhan pokok pun merayap mengikuti. Semua
penjual dipasar melakukan tindakan pengamanan dengan menyesuaikan harga jual
terbarunya. Bahkan, label pada semua barang ditoko mulai diubah. Demikianlah
dampak hebat pengurangan subsisi BBM yang sangat dirasakan oleh masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan naiknya tarif BBM mengakibatkan turut
naiknya harga kebutuhan pokok
.
Model Penalaran Berdasarkan Urutan Pengembangan Paragraf
 Model Urutan Waktu atau Kronoligis
 Urutan kronologis dalam tulisan secara eksplisit dinyatakan dengan
kata-kata seperti saat, tahun sebelumnya, tahun itu, sejak abad, dan
seiring berjalannya waktu.
 Model Urutan Kepentingan
 Hal ini terkait dengan urutan kepentingan gagasan yang dikemukakan.
 Arah pembicaraannya adalah dari yang paling penting sampai kepada
yang paling tidak penting, dan sebaliknya.

Model penelaran berdasarkan isi karangan


Isi karangan dapat menampilkan fakta berupa benda, kejadian, gejala,sifat,
atau ciri sesuatu. Model penalaran ini dapat diklasifikaasikan menjadi :
 Generalisasi dan spesifikasi Generalisasi
Yaitu pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar
gejala yang diamati. Pengembangan karangan generalisasi ditunjang oleh
fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan
spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.
 Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan fakta-fakta berdasarkan kriteria
tertentu. Dalam pengembangan karangan, Klasifikasi dapat merupakan topik
karangan atau paragraf, dapat pula dipergunakan sebagai dasar untuk
menentukan urutan pembicaraa.
 Perbandingan dan pertentangan
Perbandingan dan pertentangan merupakan dua hal yang berbeda tetapi
erat hubungannya. Keduanya sering kali terdapat dalam satu karangan.
Perbandingan adalah pernyataan mengenai persamaan dan kemiripan,
sedangkan pertentangan adalah pernyataan tentang perbedaan.
 Hubungan Sebab Akibat
Hubungan sebab akibat merupakan hubungan ketergantungan antara dua
hal atau lebih, Artinya, suatu akibat hanya akan terjadi bila ada sebabnya.
Dengan kata lain, sebab selalu mendahului akibat. Oleh karena itu, hubungan
sebab akibat menampakkan persamaan dengan urutan waktu/kronologis.
Namun tidak semua urutan kronologis merupakan hubungan sebab akibat.
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Dari pembahasan ini dapat kami tarik kesimpulan bahwa:
1.) Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berkaitan dan hanya memiliki
satu tema kemudian terdapat didalamnya kalimat utama dan kalimat penjelas.
2.) Tujuan penggunaan paragraf adalah memudahkan pengertian dan pemahaman
dengan menceritakan suatu tema dengan tema yang lain. Tujuan lainnya
adalah memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal,
untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama dari pada perhentian kalimat
terakhir.
3.) Ada banyak jenis-jenis paragraf yang dapat kita pelajari antara lain paragraf
pembuka, paragraf penghubung, paragraf penutup, dan paragraf merata.
Kemudian berdasarkan kalimat utamanya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
paragraf deduktif, induktif dan campuran.
4.) Paragraf yang baik dan efektif memenuhi syarat seperti kesatuan koherensi
dan perkembangan paaragraf, yaitu yang memenuhi unsur kesatuan, dan
koherensi paragraf yang benar.
5.) Penalaran paragraf adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan dari
kalimat yang dibaca.
6.) Jenis-jenis dalam penalaran dapat diklasifikasikan berdasarkan arah atau alur
penalaran yakni penalaran deduktif dan penalaran induktif. Model penalaran
juga dapat diklasifikasikan berdasarkan urutan pengembangan paragraf.
Selain itu, model penalaran juga dapat diklasifikasikan berdasarkan isi
karangan. Dalam model penalaran ini terdapat model generalisasi dan
spesifikasi, klasifikasi, perbandingan dan pertentangan, dan hubungan sebab
akibat.

3.2 SARAN
Kaidah penalaran paragraf bahasa indonesia sangat penting diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari karena kita tahu di dalam kehidupan kita sebagai mahasiswa
tidak lepas dari konsep penulisan karya tulis yang didalamnya tentu terdiri dari
paragraf. Sebagai masyarakat ilmiah, jangan sampai kita bersikap tidak peduli
terhadap praktik kaidah penalaran paragraf bahasa indonesia mulai dari sekarang.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Faizah,H. (2009). Bahasa indonesia. Pekan baru; Cendekia Insani

Nursalim. (2005). Pengantar Bebahasa Indonesia Berbasis Kompetensi. Pekanbaru; infinite

Syakir, A. (1992). Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung; ITB Bandung

Anda mungkin juga menyukai