Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu menulis dengan menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar
BAB 1
METODE PENULISAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
SESUAI PERMENDIKBUD NOMOR 50 TAHUN 2015
A. PEMAKAIAN HURUF
1. Huruf Abjad
Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt
2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf,
yaitu a, e, i, o, dan u.
2
Keterangan:
* Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
a. Diakritik (é) dilafalkan [e].
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Misalnya:
Kami menonton film seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
Misalnya:
Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf,
yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf Misalnya Pemakaian dalam Kata
Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga gudeg
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
3
q qariah iqra -
r raih bara putar
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi lava molotov
w wanita hawa takraw
x xenon - -
y yakin payung -
z zeni lazim juz
Keterangan:
* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf x pada
posisi awal kata diucapkan [s].
4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
Huruf Misalnya Pemakaian dalam Kata
Diftong Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai - balairung pandai
au autodidak taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot amboi
6. Huruf Kapital
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Apa maksudnya? Ayah bekerja di kantor.
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
4
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Alessandro Volta
André Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel
Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt
(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang
bermakna "anak dari", seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama
kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
Mutiara dari Selatan
c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
"Besok pagi," kata dia, "mereka akan berangkat."
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci,
dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
e. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang.
5
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora
e. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang
dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.
Silakan duduk, Prof.
Mohon izin, Jenderal.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata
turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
6
h. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal
h. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis
dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem
Sungai Musi Pegunungan Himalaya
Teluk Benggala Tanjung Harapan
Terusan Suez Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci Kelurahan Rawamangun
Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf
kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak
ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
7
(3) Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat
dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu,
gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik
Yogyakarta, dan batik Madura.
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film
Jepang.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian
Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden
serta Pejabat Lainnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama
majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan
untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
8
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
St. sutan
Tb. tubagus
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang
dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.
Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"
"Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
"Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?"
"Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak."
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
7. Huruf Miring
a. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi
Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
b. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.
9
c. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atau bahasa asing.
Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang
berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.
Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.
Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing
atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang
akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara
langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
8. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti "dan".
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian- bagian karangan, seperti
judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya:
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh satu bahasa standar dan
ratusan bahasa daerah ditambah beberapa bahasa asing, terutama bahasa Inggris
membutuhkan penanganan yang tepat dalam perencanaan bahasa. Agar lebih jelas,
latar belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada
paparan berikut.
1.1.1 Latar Belakang
Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap yang
beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat
bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap bahasa daerah, dan (3)
sangat bangga terhadap bahasa Indonesia.
1.1.2 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan
terhadap ketiga bahasa yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan
digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang diambil.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa masyarakat
Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap bahasa Indonesia,
bahasa daerah, dan bahasa asing.
10
B. PENULISAN KATA
1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi ke sekolah.
Buku itu sangat tebal.
2. Kata Berimbuhan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
mempermudah
gemetar
lukisan
kemauan
perbaikan
Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
sukuisme
seniman
kamerawan
gerejawi
b. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya:
adibusana infrastruktur proaktif
aerodinamika inkonvensional purnawirawan
antarkota kontraindikasi saptakrida
antibiotik kosponsor semiprofesional
awahama mancanegara subbagian
bikarbonat multilateral swadaya
biokimia narapidana telewicara
dekameter nonkolaborasi transmigrasi
demoralisasi paripurna tunakarya
dwiwarna pascasarjana tritunggal
ekabahasa pramusaji tansuara
ekstrakurikuler prasejarah ultramodern
Catatan:
(1)Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan
yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
11
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
non-ASEAN
anti-PKI
(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat
Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
(3)Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat
Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya.
Misalnya:
anak-anak biri-biri lauk-pauk berjalan-jalan
buku-buku cumi-cumi mondar-mandir mencari-cari
hati-hati kupu-kupu ramah-tamah terus-menerus
kuda-kuda kura-kura sayur-mayur porak-poranda
mata-mata ubun-ubun serba-serbi tunggang-langgang
Catatan:
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
Misalnya:
surat kabar surat-surat kabar
kapal barang kapal-kapal barang
rak buku rak-rak buku
kereta api cepat kereta-kereta api cepat
4. Gabungan Kata
a. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar model linear
kambing hitam persegi panjang
orang tua rumah sakit jiwa
simpang empat meja tulis
mata acara cendera mata
b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-istri pejabat anak istri-pejabat
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
buku-sejarah baru buku sejarah-baru
12
c. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat
awalan atau akhiran.
Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
sebar luaskan
d. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan
penghancurleburan
pertanggungjawaban
e. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Misalnya:
acapkali hulubalang radioaktif
adakalanya kacamata saptamarga
apalagi kasatmata saputangan
bagaimana kilometer saripati
barangkali manasuka sediakala
beasiswa matahari segitiga
belasungkawa olahraga sukacita
bilamana peribahasa sukarela
bumiputra perilaku syahbandar
darmabakti hulubalang wiraswata
dukacita kacamata radioaktif
padahal puspawarna
5. Pemenggalan Kata
a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
1) Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya:
bu-ah
ma-in
ni-at
sa-at
2) Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
Misalnya:
pan-dai
au-la
sau-da-ra
sur-vei
am-boi
13
3) Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf
kon-sonan itu.
Misalnya:
ba-pak
la-wan
de-ngan
ke-nyang
mu-ta-khir
mu-sya-wa-rah
4) Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya:
Ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
som-bong
swas-ta
5) Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
ul-tra
in-fra
ben-trok
in-stru-men
Catatan:
Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Misalnya:
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
kong-res
makh-luk
masy-hur
sang-gup
b. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan
unsur pembentuknya.
Misalnya:
ber-jalan mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu memper-tanggungjawabkan
di-ambil mempertanggung-jawabkan
14
ter-bawa mempertanggungjawab-kan
per-buat me-rasakan
makan-an merasa-kan
letak-kan per-buatan
pergi-lah perbuat-an
apa-kah ke-kuatan
kekuat-an
Catatan:
1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan
dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup
me-ma-kai
me-nya-pu
me-nge-cat
pe-mi-kir
pe-no-long
pe-nga-rang
pe-nge-tik
pe-nye-but
2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
si-nam-bung
te-lun-juk
3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir
baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan ….
Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau
mengambil makanan itu.
c. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur
itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:
biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
biodata bio-data bi-o-da-ta
fotografi foto-grafi fo-to-gra-fi
fotokopi foto-kopi fo-to-ko-pi
introspeksi intro-speksi in-tro-spek-si
introjeksi intro-jeksi in-tro-jek-si
15
d. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di
antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
Lagu "Indonesia Raya" digubah oleh Wage Rudolf
Supratman.
Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.
e. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak
dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
Ia bekerja di DLL-
AJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.
Ng. Rangga Warsita.
6. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana mencarinya.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.
7. Partikel
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku.
16
Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.
c. Partikel per yang berarti "demi", "tiap", atau "mulai" ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
8. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid
Suman Hs. Suman Hasibuan
W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman
M.B.A. master of business administration
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
S.E. sarjana ekonomi
S.Sos. sarjana sosial
S.Kom. sarjana komunikasi
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
Sdr. saudara
Kol. Darmawati Kolonel Darmawati
b. 1) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
UI Universitas Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO World Health Organization
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
2) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
PT perseroan terbatas
MAN madrasah aliah negeri
17
SD sekolah dasar
KTP kartu tanda penduduk
SIM surat izin mengemudi
NIP nomor induk pegawai
c. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
hlm. halaman
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
sda. sama dengan di atas
ybs. yang bersangkutan
yth. yang terhormat
ttd. tertanda
dkk. dan kawan-kawan
d. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat
masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
s.d. sampai dengan
e. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik.
Misalnya:
Cu kuprum
cm sentimeter
kVA kilovolt-ampere
l liter
kg kilogram
Rp rupiah
f. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
BIG Badan Informasi Geospasial
BIN Badan Intelijen Negara
LIPI Ilmu Pengetahuan Indonesia
LAN Administrasi Negara
PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
g. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Bulog Badan Urusan Logistik
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
18
c. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf
supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10 triliun.
d. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu
serta (b) nilai uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
10 liter
2 tahun 6 bulan 5 hari
1 jam 20 menit
Rp5.000,00
US$3,50
£5,10
¥100
e. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau
kamar.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15 atau
Jalan Tanah Abang I/15
Jalan Wijaya No. 14
Hotel Mahameru, Kamar 169
Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201
f. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
Markus 16: 15—16
g. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
1) Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas (12)
tiga puluh (30)
lima ribu (5.000)
2) Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengah atau seperdua (1/2)
seperenam belas (1/16)
tiga perempat (3/4)
dua persepuluh (2/10)
tiga dua-pertiga (3 2/3)
satu persen (1%)
satu permil (1o/oo)
20
Catatan:
(1)Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung
dalam suatu perincian.
Misalnya:
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
a) lambang kebanggaan nasional,
b) identitas nasional, dan
c) alat pemersatu bangsa;
2) bahasa negara ….
(2)Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu
angka (seperti pada Misalnya 2b).
(3)Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan,
grafik, atau gambar.
Misalnya:
Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia
Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
Bagan 2 Struktur Organisasi
Bagan 2.1 Bagian Umum
Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia
Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia
Gambar 1 Gedung Cakrawala
Gambar 1.1 Ruang Rapat
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik
atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
00.00.30 jam (30 detik)
d. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul
tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.
23
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
halaman 1305.
Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,
ilustrasi, atau tabel.
Misalnya:
Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
Gambar 3 Alat Ucap Manusia
Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat
serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330
Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV
Rawamangun
Jakarta Timur
Indrawati, M.Hum.
Jalan Cempaka II No. 9
Jakarta Timur
21 April 2013
Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)
2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Satu, dua, ... tiga!
b. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
24
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat,
seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan
meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar
di luar negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi
bintang pelajar
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi
sarjana.
e. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh,
atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, jalannya licin!
Nak, kapan selesai kuliahmu?
Siapa namamu, Dik?
Dia baik sekali, Bu.
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, "Kita harus berbagi dalam hidup ini."
"Kita harus berbagi dalam hidup ini," kata nenek saya, "karena manusia adalah
makhluk sosial."
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa
kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang
mengikutinya.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
"Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
"Wow, indahnya pantai ini!" seru wisatawan itu.
25
g. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan
Matraman, Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang
i. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah
Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.
j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta:
Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia
(Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta:
UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Bambang Irawan, M.Hum.
Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas
Agung).
l. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
27,3 kg
Rp500,50
Rp750,00
m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan
aposisi.
26
Misalnya:
Di daerah kami, Misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan
suara.
Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib
menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.
Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda
koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa
melalui tes.
n. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam
kalimat majemuk.
Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita
pendek.
b. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya:
Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
(3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
c. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam
kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan
jeruk.
Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
27
Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut
melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia)
LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)
P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
f. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
di-sowan-i (bahasa Jawa, "didatangi")
ber-pariban (bahasa Batak, "bersaudara sepupu")
di-back up
me-recall
pen-tackle-an
g. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek
bahasan.
Misalnya:
Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.
6. Tanda Pisah (—)
a. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa
itu sendiri.
Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
b. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain.
Misalnya:
Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama
bandar udara internasional.
Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus
digelorakan.
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti
'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
Misalnya:
Tahun 2010—2013
Tanggal 5—10 April 2013
Jakarta—Bandung
7. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"?
30
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
8. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang
kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
Bayarlah pajak tepat pada waktunya!
Masa! Dia bersikap seperti itu?
Merdeka!
9. Tanda Elipsis (...)
a. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan
ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah….
..., lain lubuk lain ikannya.
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat
buah).
b. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Misalnya:
Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?‖
Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.‖
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat
buah).
10. Tanda Petik ("…")
a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
"Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya.
"Kerjakan tugas ini sekarang!" perintah atasannya. "Besok akan dibahas dalam
rapat."
Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, "Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan."
b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
31
Misalnya:
Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 125 buku itu.
Marilah kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!
Film ―Ainun dan Habibie‖ merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah
novel.
Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia"
dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta
seminar.
Perhatikan "Pemakaian Tanda Baca" dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
"Tetikus" komputer ini sudah tidak berfungsi.
Dilarang memberikan "amplop" kepada petugas!
11. Tanda Petik Tunggal ('…')
a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan
lain.
Misalnya:
Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
"Kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang!', dan rasa letihku lenyap seketika,"
ujar Pak Hamdan.
"Kita bangga karena lagu 'Indonesia Raya' berkumandang di arena olimpiade
itu," kata Ketua KONI.
b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan
kata atau ungkapan.
Misalnya:
tergugat 'yang digugat'
retina 'dinding mata sebelah dalam'
noken 'tas khas Papua'
tadulako 'panglima'
marsiadap ari 'saling bantu'
tuah sakato 'sepakat demi manfaat bersama'
policy 'kebijakan'
wisdom 'kebijaksanaan'
money politics 'politik uang'
12. Tanda Kurung ((…))
a. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.
b. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat.
32
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali)
ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar
dalam negeri.
c. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di
dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya:
Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.
Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.
d. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai
penanda pemerincian.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga
kerja.
Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan
(1) akta kelahiran,
(2) ijazah terakhir, dan
(3) surat keterangan kesehatan.
13. Tanda Kurung Siku ([…])
a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah
asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa
Indonesia.
Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan secara
khidmat.
b. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.
14. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2012/2013
a. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi 'mahasiswa dan mahasiswi'
dikirimkan lewat darat/laut 'dikirimkan lewat darat atau lewat laut'
buku dan/atau majalah 'buku dan majalah atau buku atau majalah'
harganya Rp1.500,00/lembar 'harganya Rp1.500,00 setiap lembar'
33
c. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah
asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.
Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.
Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (')
Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya:
Dia 'kan kusurati. ('kan = akan)
Mereka sudah datang, 'kan? ('kan = bukan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
5-2-'13 (‘13 = 2013)
qā‘idah ( ) قاعدةkaidah
‘uzr () عذر uzur
ma‘ūnah () معونة maunah
3. ‘ain ( عArab) di akhir suku kata menjadi k
’i‘ tiqād ( ) إعتقادiktikad
mu‘jizat () معجزة mukjizat
ni‘mat () نعمة nikmat
rukū‘ () ركوع rukuk
simā‘ ( ) سماعsimak
ta‘rīf () تعريف takrif
4. aa (Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
octaaf oktaf
5. ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e
aerobe aerob
aerodinamics aerodinamika
6. ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin hemoglobin
haematite hematit
7. ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison
8. au tetap au
audiogram audiogram
autotroph autotrof
tautomer tautomer
hydraulic hidraulik
caustic kaustik
9. c di depan a, u, o, dan konsonan menjadi k
calomel kalomel
construction konstruksi
cubic kubik
coup kup
classification klasifikasi
crystal kristal
10. c di depan e, i, oe, dan y menjadi s
central sentral
cent sen
circulation sirkulasi
coelom selom
cybernetics sibernetika
cylinder silinder
11. cc di depan o, u, dan konsonan menjadi k
accomodation akomodasi
acculturation akulturasi
35
acclimatization aklimatisasi
accumulation akumulasi
acclamation aklamasi
12. cc di depan e dan i menjadi ks
accent aksen
accessory aksesori
vaccine vaksin
13. cch dan ch di depan a, o, dan konsonan menjadi k
saccharin sakarin
charisma karisma
cholera kolera
chromosome kromosom
technique teknik
14. ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon eselon
machine mesin
15. ch yang lafalnya c menjadi c
charter carter
chip cip
16. ck menjadi k
check cek
ticket tiket
17. ç (Sanskerta) menjadi s
çabda sabda
çastra sastra
18. ḍad ( ضArab) menjadi d
’afḍal ( ) أفضل afdal
ḍa’īf () ضعيف daif
farḍ () فرض fardu
hāḍir () حاضر hadir
19. e tetap e
effect efek
description deskripsi
synthesis sintesis
20. ea tetap ea
idealist idealis
habeas habeas
21. ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer stratosfer
systeem sistem
22. ei tetap ei
eicosane eikosan
eidetic eidetik
einsteinium einsteinium
36
23. eo tetap eo
stereo stereo
geometry geometri
zeolite zeolit
24. eu tetap eu
neutron neutron
eugenol eugenol
europium europium
25. fa ( فArab) menjadi f
'afḍal ( ) أفضلafdal
‘ārif () عارف arif
faqīr ( ) فقيرfakir
faṣīh () فصيح fasih
mafhūm ( ) مفهومmafhum
26. f tetap f
fanatic fanatik
factor faktor
fossil fosil
27. gh menjadi g
ghanta genta
sorghum sorgum
28. gain ( غArab) menjadi g
gā’ib ( ) غائبgaib
magfirah ( ) مغفرةmagfirah
magrib () مغرب magrib
29. gue menjadi ge
igue ige
gigue gige
30. ḥa ( حArab) menjadi h
ḥākim () حاكم hakim
iṣlāḥ () إصالح islah
siḥr ( ) سحرsihir
31. hamzah ( ءArab) yang diikuti oleh vokal menjadi a, i, u
’amr () أمر amar
mas’alah ( ) مسألةmasalah
’iṣlāḥ () إصالح islah
qā’idah ( ) قاعدةkaidah
’ufuq ( ) أفق ufuk
32. hamzah ( ءArab) di akhir suku kata, kecuali di akhir kata, menjadi k
ta’wīl ( ) تأويلtakwil
ma’mūm () مأموم makmum
mu’mīn () مؤمن mukmin
33. hamzah ( ءArab) di akhir kata dihilangkan
imlā’ () إمالء imla
istinjā’ () إستنجاء istinja/tinja
munsyi’ () منشىء munsyi
wuḍū’ () وضوء wudu
37
46. ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi
spectograph spektograf
47. ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
psychic psikis
psychosomatic psikosomatik
48. pt tetap pt
pterosaur pterosaur
pteridology pteridologi
ptyalin ptialin
49. q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi
equator ekuator
50. qaf ( قArab) menjadi k
‘aqīqah ( ) عقيقةakikah
maqām () مقام makam
muṭlaq () مطلق mutlak
51. rh menjadi r
rhapsody rapsodi
rhombus rombus
rhythm ritme
rhetoric retorika
52. sin ( سArab) menjadi s
asās ( ) أساسasas
salām ( ) سالمsalam
silsilah ( ) سلسةsilsilah
53. śa ( ثArab) menjadi s
Aśiri ( ) أثيرى asiri
'adiś ( ) حديثhadis
śulāśā () ا لثّل ثاء selasa
wāriś () وارث waris
54. ṣad ( صArab) menjadi s
‘aṣr ( ) عصر asar
Muṣībah () مصيبة musibah
khuṣūṣ () خصوص khusus
ṣaḥḥ ( ) صحsah
55. syin ( شArab) menjadi sy
‘āsyiq () عاشق asyik
‘arsy () عرش arasy
syarṭ ( ) شرطsyarat
39
66. ui tetap ui
conduite konduite
equinox ekuinoks
equivalent ekuivalen
67. uo tetap uo
fluorescein fluoresein
quorum kuorum
quota kuota
68. uu menjadi u
lectuur lektur
prematuur prematur
vacuum vakum
69. v tetap v
evacuation evakuasi
television televisi
vitamin vitamin
70. wau ( وArab) tetap w
jadwal ( ) جدولjadwal
taqwā ( ) تقوىtakwa
wujūd () وجود wujud
71. wau ( وArab, baik satu maupun dua konsonan) yang didahului u dihilangkan
nahwu () نحو nahu
nubuwwah ( ) نب ّو ة nubuat
quwwah ( ) ق ّو ة kuat
72. aw (diftong Arab) menjadi au, termasuk yang diikuti konsonan
awrāt ( ) عورة aurat
hawl () هول haul
mawlid () مولد maulid
walaw ( ) ولو walau
73. x pada awal kata tetap x
xanthate xantat
xenon xenon
xylophone xilofon
74. x pada posisi lain menjadi ks
executive eksekutif
express ekspres
latex lateks
taxi taksi
75. xc di depan e dan i menjadi ks
exception eksepsi
excess ekses
excision eksisi
excitation eksitasi
76. xc di depan a, o, u, dan konsonan menjadi ksk
excavation ekskavasi
excommunication ekskomunikasi
excursive ekskursif
exclusive eksklusif
77. y tetap y jika lafalnya y
41
yakitori yakitori
yangonin yangonin
yen yen
yuan yuan
78. y menjadi i jika lafalnya ai atau i
dynamo dinamo
propyl propil
psychology psikologi
yttrium itrium
79. ya ( يArab) di awal suku kata menjadi y
‘ināyah ( ) عنايةinayah
yaqīn ( ) يقينyakin
ya‘nī ( ) يعنيyakni
80. ya ( يArab) di depan i dihilangkan
khiyānah ( ) خيانةkhianat
qiyās ( ) قياسkias
ziyārah ( ) زيارةziarah
81. z tetap z
zenith zenit
zirconium zirkonium
zodiac zodiak
zygote zigot
82. zai ( زArab) tetap z
ijāzah () إجازة ijazah
khazānah () خزانة khazanah
ziyārah ( ) زيارةziarah
zaman () زمن zaman
83. żal ( ذArab) menjadi z
ażān () أذان azan
iżn () إذن izin
ustāż ( ) أستاذustaz
żāt () ذات zat
84. ẓa ( ظArab) menjadi z
ḥāfiẓ ( ) حافظhafiz
ta‘ẓīm ( ) تعظيمtakzim
ẓālim () ظالم zalim
85. Konsonan ganda diserap menjadi konsonan tunggal, kecuali kalau dapat
membingungkan.
Misalnya:
accu aki
'allāmah alamah
commission komisi
effect efek
ferrum ferum
gabbro gabro
42
kaffah kafah
salfeggio salfegio
tafakkur tafakur
tammat tamat
'ummat umat
86. Perhatikan penyerapan berikut!
'Allah Allah
mass massa
massal massal
Catatan:
Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia tidak perlu
lagi diubah.
Misalnya:
bengkel nalar Rabu dongkrak
napas Selasa faedah paham
Senin kabar perlu sirsak
khotbah pikir soal koperasi
populer telepon lahir
Selain kaidah penulisan unsur serapan di atas, berikut ini disertakan daftar istilah asing
yang mengandung akhiran serta penyesuaiannya secara utuh dalam bahasa Indonesia.
1. -aat (Belanda) menjadi -at
advocaat advokat
2. -age menjadi -ase
percentage persentase
etalage etalase
3. -ah (Arab) menjadi -ah atau -at
'aqīdah ( )عقيدةakidah
'ijāzah ()إجازة ijazah
‘umrah ()عمرة umrah
'ākhirah ()آخرة akhirat
'āyah ()أية ayat
ma‘siyyah ( )معصيّة maksiat
'amānah ()أمانة amanah, amanat
hikmah ()حكمة hikmah, hikmat
‘ibādah ( )عبادةibadah, ibadat
sunnah ()سنة sunah, sunat
sūrah ( ) سورةsurah, surat
4. -al (Inggris), -eel dan -aal (Belanda) menjadi -al
structural, structureel struktural
formal, formeel formal
normal, normaal normal
5. -ant menjadi -an
accountant akuntan
consultant konsultan
informant informan
6. -archy (Inggris), -archie (Belanda) menjadi arki
43
egoist egois
hedonist hedonis
publicist publisis
18. -ive (Inggris), -ief (Belanda) menjadi -if
communicative,communicatief komunikatif
demonstrative, demonstratief demonstratif
descriptive, descriptief deskriptif
19. -logue (Inggris), -loog (Belanda) menjadi -log
analogue, analoog analog
epilogue, epiloog epilog
prologue, proloog prolog
20. -logy (Inggris), -logie (Belanda) menjadi -logi
technology, technologie teknologi
physiology, physiologie fisiologi
analogy, analogie analogi
21. -oid (Inggris), oide (Belanda) menjadi -oid
anthropoid, anthropoide antropoid
hominoid, hominoide hominoid
22. -oir(e) menjadi -oar
trotoir trotoar
repertoire repertoar
23. -or (Inggris), -eur (Belanda) menjadi -ur, -ir
director, directeur direktur
inspector, inspecteur inspektur
amateur amatir
formateur formatur
24. -or tetap -or
dictator diktator
corrector korektor
distributor distributor
25. -ty (Inggris), -teit (Belanda) menjadi -tas
university, universiteit universitas
quality, kwaliteit kualitas
quantity, kwantiteit kuantitas
26. -ure (Inggris), -uur (Belanda) menjadi -ur
culture, cultuur kultur
premature, prematuur prematur
structure, struktuur struktur
27. -wi, -wiyyah (Arab) menjadi -wi, -wiah
Dunyāwī ( ) دنياوىduniawi
kimiyāwī ( ) کيمياوىkimiawi
lugawiyyah ( ) لغوىّةlugawiah
45
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu menulis berita dan editorial secara
baik dan benar
BAB 2
BERITA DAN EDITORIAL
A. Materi Pokok
1. Berita
a. Pengertian
Berita adalah peristiwa/kejadian yang terkini (aktual). Suatu peristiwa
bisa disebut berita apabila sudah dilaporkan. Berita merupakan fakta atau
informasi dari peristiwa yang disiarkan. Peristiwa yang masih terserak di
lapangan dan belum disiarkan, tidak bisa disebut berita.
b. Struktur Penyampaian Berita
Penyampaian berita berkerangka pada enam pokok penting: what (apa),
who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), dan how
(bagaimana).
Keenam pertanyaan tersebut lazim ditempatkan di bagian awal
pemberitaan sebagai bagian yang secepatnya harus diketahui pemirsa. Bagian
awal berita sering pula disebut pokok berita atau lead. Pokok berita memaparkan
klimaks kejadian secara ringkas, lengkap, dan jelas. Jadi, pokok berita sifatnya
ringkas, tetapi menjawab segenap pertanyaan 5W + 1H: apa peristiwanya, siapa
yang mengalami, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana suasana atau
akibatnya.
Bagian awal berita itu adala pokok berita. Bagian berikutnya sampai
selesai adalah bagian uraian yang menerangkan kejadian-kejadian yang
mendahului klimaks: duduk perkaranya, penjelasan secara luas, perhitungan-
perhitungan dengan angka, dan segabainya. Itulah susunan piramida terbalik,
yang memudahkan orang lekas menangkap pokok berita. Bahkan bila tidak
sempat membaca seluruh berita, cukuplah menyimak lead-nya saja sebab lead
itu sudah mencakup seluruh berita.
c. Pokok-Pokok Berita
Pokok-pokok berita terangkum dalam rumus 5W + 1H (who, what,
where, when, why, how). Pokok-pokok berita itu terdapat pada lead atau kepala
berita. Adapun penyajian berita selajutnya, disebut dengan tubuh dan ekor
berita.
46
Kepala berita
(Lead)
Tubuh berita
Ekor
2. Editorial
Editorial atau tajuk rencana adalah karangan pokok dalam surat kabar atau
majalah. Editorial dapat pula didefinisikan sebagai kolom khusus dalam surat kabat
yang berisikan tanggapan media yang bersangkutan terhadap satu peristiwa aktual.
Tanggapan tersebut bisa berupa dukungan, pujian, kritikan, bahkan cemoohan.
Tajuk banyak mengemukakan pendapat-pendapat atau opini. Pendapat-
pendapat itu berdasarkan analisis terhadap peristiwa atau fakta yang terjadi, yang
menjadi sorotan penting media itu.
Wacana berjudul “Pendidikan & Kapitalisme” di bawah ini merupakan
contoh editorial. Perhatikan cara penyajian wacana tersebut. Walaupun disajikan
dalam media massa, tajuk berbeda dengan berita. Tajuk mengemukakan tanggapan
redaktur dari media yang bersangkutan berkenaan dengan peristiwa, kejadian, atau
persoalan aktual. Biasanya tajuk berisikan pesan, sikap, kritikan, ulasan, sambutan.
Tajuk berjudul “Pendidikan & Kapitalisme” merupakan tanggapan terhadap
fenomena kapitalisme pendidikan di Indonesia. Media yang bersangkutan
mengungkapkan penyesalan dan kritikan terhadap fenomena tersebut. Perhatikan,
misalnya, kalimat berikut,
1) Kapital hanya bicara soal untung dan uang yang berkuasa atas segalanya.
Nilai-nilai lain, terkadang harus menyisih. Tapi, harus diakui kapitalisme
adalah sistem yang sudah mendunia.
2) Keterpakuan terhadap kapital, selama ini menjadi penyebab keterlenaan yang
panjang dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya. Ini yang harus jadi
perhatian kita semua.
48
Contoh Editorial
Pendidikan vs Kapitalisme
Apa mau dikata, pendidikan sendiri kini sudah merupakan bagian dari
dunia capital itu sendiri. Sifat ingin memperoleh nilai berlebih sudah tertanam.
Semakin seseorang siap berinvestasi dengan kapital yang dimilikinya,
dipastikan dirinya akan menciptakan nilai berlebih dari dunia pendidikan di
masa yang akan datang. Bagi yang enggan menanam kapital, jangan bermimpi
mendapat nilai berlebih.
Fenomena semacam ini yang akan terus mewarnai dunia pendidikan di
sini. Perlu perjuangan ekstrakeras untuk melawan arus besar ini. Bahkan
pemerintah, dengan UU di pundaknya, seakan-akan tak mampu mencegah.
Sebaliknya dengan dalih keterbatasan dana, seolah-olah melakukan
pembenaran terhadap arus modal yang tak peduli sisi lain, kecuali demi
kepentingan modal itu sendiri. Bahkan, mungkin juga ikut menikmati iklim
kapitalisme yang merambah dunia pendidikan?
Pertanyaannya adalah bagaimana menyikapi kondisi yang ada, yang
sudah menjalar ke segala sisi kehidupan? Kompromi, mungkin itulah salah satu
cara untuk saat ini. Mencoba berdamai dengan kapitalisme karena kapitalisme
adalah kenyataan objektif sekarang ini. Menentang gelombang yang superkuat
itu perlu persiapan dan langkah antisipatif yang pas.
Namun, berkompromi bukan berarti melupakan nilai-nilai lain yang lebih
dalam, dari sekadar bicara modal: moral, etika atau lainnya, yang sering terlibas
oleh kekuatan kapital. Keterpakuan terhadap kapital, selama ini menjadi
penyebab keterlenaan yang panjang dalam membangun manusia Indonesia
seutuhnya. Ini yang harus jadi perhatian kita semua. (Sumber: Pikiran Rakyat,
18 September 2004).
50
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu menjelaskan isi tabel dan grafik
secara baik dan benar
BAB 3
TABEL DAN GRAFIK
A. Materi Pokok
1. Tabel
a. Pengertian
Tabel adalah daftar yang berisi ikhtisar informasi dan mengungkapkan
nama atau jumlah. Tabel terdiri atas kolom-kolom dan baris-baris. Kolom
berjejer dari kiri ke kanan, sedangkan baris tersusun dari atas ke bawah.
b. Kegunaan Tabel
Sajian informasi yang menggunakan tabel lebih mudah dibaca dan
disimpulkan. Namun untuk sampai pada pengungkapan kembali isi tabel, kita
tidak sekadar cukup untuk melihat-lihatnya. Kita harus memahaminya dengan
baik tentang :
1) Masalah utama dalam tabel
2) Informasi yang dianggap penting dengan yang tidak penting.
3) Bagian yang perlu disampaikan terlebih dahulu dengan yang harus
diakhirkan,
4) Simpulan dari tabel tersebut.
Contoh 1
Nama Kabupaten/ Kota Luas Wilayah (Km2)
1. Kabupaten Bolaang Mongondow 8.358,04
2. Kabupaten Minahasa Selatan 2.079,10
3. Kabupaten Minahasa 973,81
4. Kabupaten Minahasa Utara 937,65
5. Kabupaten Sangihe 1.013,03
6. Kepulauan Talaud 1.250,92
7. Kota Tomohon 146,60
8. Kota Manado 157,91
9. Kota Bitung 304,00
Jumlah 15.221,06
Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Luas wilayah Sulawesi Utara sekitar 15.221,06 km2 dan meliputi enam
kabupaten dan tiga kota: Kabupaten Bolaang Mondow, Kabupaten Minahasa
Selatan, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten
Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kota Tomohon, Kota
Manado dan Kota Bitung. Molongondow merupakan kabupaten terluas yakni
8.358,04 km2 atau sekitar 54,91% dari luas wilayah Sulawesi Utara.
51
Contoh 2
Jumlah Transmigran Umum dan Transmigran Swakarsa
Tahun 1984/1985 – 1989/2000 (KK)
Pelita IV
Jenis
1984/1985 1985/1986 1986/1987 1987/1988 1988/1999 1989/2000
Transmigran umum 51.558 76.682 46.351 23.134 27.607 10.558
Transmigran khusus 50.330 87.665 126.508 140.813 117.412 15.975
Jumlah 101.88 166.347 172.859 163.974 145.109 26.533
Dengan melihat tabel di atas, kita bisa melihat dengan jelas data (jumlah
transmigran), baik transmigran umum atau transmigran swakarsa dari tahun
1984/1985 sampai tahun 1989/2000. Dengan menggunakan tabel, kita dapat
memahami suatu bahasan lebih jelas dibandingkan bila kita hanya membaca
uraiannya.
2. Grafik
Grafik merupakan sebuah gambar yang terdiri atas garis dan titik-titik
koordinat. Dalam grafik terdapat dua jenis garis koordinat, yakni garis koordinat X
yang berposisi horisontal dan garis koordinat Y yang berposisi vertikal. Pertemuan
antara setiap titik X dan Y membentuk baris-baris dan kolom-kolom. Contoh grafik.
Contoh 1
Grafik Angkatan Kerja di indonesia Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 1989
Jumlah angkatan kerja (dalam
30
25
persentase)
20
15
10
5
0
Tidak sekolah Tidak tamat Tamat SD Tamat SLTP Tamat SMU Perguruan
SD Tinggi
Dari grafik di atas, data angkatan kerja di Indonesia menurut tingkat pendidikan
pada tahun 1989 dapat dengan mudah diketahui. Hal ini tidaklah sama bila data
diuraikan dalam paragraf.
Contoh 2
Sebaran Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003
800,000
700,000
600,000
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
0
Bolaang Mins el Minut Sangihe Manado Bitung
Mongondow Tom ohon Talaud
52
146
144
142
140
138
136
134
132
130
23/6 24/6 25/6 26/6 27/6
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu melakukan diskusi dan seminar
secara baik dan benar
BAB 4
DISKUSI DAN SEMINAR
A. Materi Pokok
1. Diskusi
a. Pengertian
Diskusi adalah bentuk tukar pikiran di antara dua orang atau lebih tentang
suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Masalah dalam Diskusi
Tujuan utama berdiskusi ialah memecahkan masalah. Hal-hal yang perlu
diperhatikan ketika menentukan masalah untuk diskusi adalah sebagai berikut :
1) Menarik para peserta
2) Sesuai dengan kapasitas pengetahuan para peserta
3) Memiliki kejelasan
4) Sesuai dengan waktu dan situasi
c. Para Pelaksana Diskusi
Diskusi merupakan bentuk pemecahan masalah yang melibatkan banyak
orang. Untuk melancarkan proses pemecahan masalah, orang-orang tersebut perlu
diatur berdasarkan peran yang saling menunjang dan menentukan. Secara umum
peran-peran pelaksana diskusi terdiri atas pimpinan diskusi, sekretaris atau notulis,
peserta diskusi dan narasumber (pemrasaran).
1) Pimpinan Diskusi
Seorang pemimpin diskusi memiliki tugas sebagai berikut :
a) Menyampaikan masalah-masalah yang akan didiskusikan
b) Menyampaikan tata tertib diskusi
c) Membuka dan menutup jalannya diskusi
d) Mengatur jalannya diskusi
e) Menjaga agar diskusi berlangsung sesuai dengan peraturan dan jadwal yang
ditentukan.
f) Menyampaikan simpulan-simpulan diskusi.
2) Sekretaris
Tugas umum sekretaris diskusi adalah mendampingi ketua terutama dalam
urusan tulis-menulis. Secara khusus, sekretaris diskusi mempunyai tugas sebagai
berikut :
a) Mencatat nama peserta serta tanggapan-tanggapan yang disampaikan.
b) Mencatat hal-hal khusus yang terjadi selama diskusi.
c) Membuat catatan dan simpulan-simpulan sementara diskusi
d) Membuat laporan diskusi secara lengkap setelah diskusi itu berakhir.
54
3) Peserta
Kehadiran peran serta para peserta merupakan hal yang sangat esensial
bagi suatu diskusi. Diskusi yang tidak dihadiri para peserta sama artinya dengan
diskusi itu tidak ada. Dari para peserta diskusi itulah, pendapat-pendapat,
pemecahan masalah, dan simpulan itu dapat dirumuskan. Untuk itu, tentu para
peserta itu tidak sekadar hadir, tetapi diperlukan peran aktif mereka selama
proses diskusi berlangsung.
Peran aktif serta berbagai sumbangan pemikiran dari para peserta itu akan
sesuai dengan harapan apabila mereka mempersiapkan diri dengan baik. Para
peserta mempelajari mengetahui dan mempelajari betul-betul masalah yang
akan didiskusikan. Sebelum diskusi berlangsung, mereka mempersiapkan diri
dengan membaca berbagai sumber pustaka, wawancara dengan pihak-pihak lain,
atau bahkan melakukan serangkaian penelitian. Dari persiapan-persiapan seperti
itulah, pendapat, pemecahan masalah, serta kesimpulan yang berbobot akan
didapatkan. Apabila tidak, maka jalannya diskusi akan lebih banyak diisi dengan
perdebatan-perdebatan kosong yang kebenarannya tidak bisa dipertanggung-
jawabkan.
Dalam diskusi setiap peserta memiliki kesempatan sama untuk
menyampaikan pendapat, menambahkan bukti dan alasan, menyanggah,
memberi tanggapan dan saran, serta partisipasi aktif lainnya. Pendapat-pendapat
yang disampaikan harus ditunjang oleh alasan, fakta, contoh, atau pendapat
pakar.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pendapat
adalah sebagai berikut :
a) Pendapat disampaikan dengan jelas, lancar, dan tidak bertele-tele.
b) Pendapat disampaikan dengan jujur, sopan, dan bijaksana.
c) Pendapat disampaikan setelah disilakan moderator.
d. Pelaksanaan Diskusi
Secara umum, proses diskusi dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Mula-mula dibicarakan latar belakang masalah yang akan dibicarakan.
2) Setelah itu dibicarakan penyebab yang menimbulkan masalah itu serta tujuan-
tujuan yang diharapkan.
3) Lalu dibicarakan kemungkinan-kemungkinan pemecahannya. Tiap-tiap
pemecahan dipertimbangkan baik-buruknya untuk kemudian disimpulkan
kemungkinan yang terbaik.
4) Di akhir kegiatan tersebut, moderator dengan dibantu notulen diharapkan untuk
menyusun laporan atas jalannya diskusi tersebut.
55
2. Seminar
Seminar merupakan pertemuan berkala yang diadakan oleh seseorang dalam
rangka penyelesaian suatu tugas. Tujuannya untuk menemukan cara atau jalan keluar
atas masalah yang mungkin timbul selama penyelesaian tugas-tugasnya itu. Masalah-
masalah yang ada kemudian dibahas dari berbagai aspek dan sudut pandang. Terjadilah
pada kesempatan itu, tukar pikiran di antara penyaji dengan peserta seminar (penguji).
Misalnya, kita diberi tugas oleh seorang guru untuk melakukan pengamatan
terhadap suatu perusahaan. Setelah pengamatan itu dilakukan, kita perlu menyusun
dalam bentuk laporan makalah untuk kemudian kita seminarkan. Berdasarkan makalah
itulah, kita jelaskan ihwal pelaksanaan pengamatan yang telah dilakukan itu. Para
peserta, misalnya dewan guru dan para peserta lainnya memberikan tanggapan-
tanggapannya, mungkin itu berupa pertanyaan, koreksi, masukan, atau kritik.
Seandainya terdapat kekeliruan atau pun kekurangan pada makalah itu, kita perlu
menyempurnakannya sesuai dengan permintaan dari pihak penanggap.
Agar penyajian itu berlangsung sukses, perlu kita perhatikan rambu-rambu
penyusunan makalah yang baik.
a. Makalah merupakan hasil kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan kegiatan
lapangan.
b. Makalah disusun dengan sistematika berikut :
1) Pendahuluan, mengemukakan persoalan yang akan dibahas.
2) Isi pembahasan, menguraikan jawaban atau pembahasan atau persoalan-
persoalan yang dirumuskan. Bagian ini boleh saja terdiri atas lebih dari satu bab.
3) Simpulan, adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil pembahasan
yang dilakukannya dalam bagian isi. Dalam mengambil simpulan tersebut,
penulis harus kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian
pendahuluan.
Menyajikan makalah tidak berarti membacakan isi makalah itu secara
keseluruhan. Dalam kesempatan itu kita hanya menyampaikan garis-garis besarnya dan
penemuan-penemuan yang diangap penting. Data atau alat-alat bukti yang berupa
gambar, tabel, bagan, atau hal-hal lainnya, penting dikemukakan untuk meyakinkan
para peserta.
3. Menyampaikan Pendapat dalam Berdiskusi/Seminar
Penyampaian pendapat, saran, sanggahan, dan yang lainnya harus disampaikan
secara argumentatif. Sertakalah pada setiap pendapat yang kita kemukakan itu alasan-
alasan yang meyakinkan dan data yang lengkap. Kalau kita sandingkan dengan kegiatan
tulis-menulis, berpendapat dalam diskusi sama dengan mengarang teks argumentasi.
Sampaikanlah pendapat itu kepada para peserta diskusi sehingga mereka meyakini
kebenarannya.
56
Setiap kali kita berpendapat sertakanlah bukti yang akurat, baik itu berdasarkan
pengalaman, penelitian, ataupun hasil membaca dari berbagai sumber.
Dari dua contoh pendapat di bawah ini, manakah yang paling meyakinkan.
a. Menurut penelitian Dr. Ahmadi pada sejumlah kesenian rakyat di daerah Jawa
Barat, sebagian besar dari kesenian-kesenian tersebut berisi pesan-pesan keagamaan
ataupun pesan-pesan moral. Kesenian-kesenian tersebut tidak semata-mata untuk
tujuan hiburan, tetapi lebih banyak diisi dengan petatah-petitih kepada
masyarakatnya untuk selalu eling kepada Tuhan dan berbuat kebaikan kepada
sesama.
b. Sepertinya kesenian rakyat di daerah Jawa Barat banyak menyampaikan pesan-
pesan keagamaan ataupun pesan-pesan moral. Kesenian-kesenian di daerah tersebut
tidak hanya ditujukan untuk kepentingan hiburan, tetapi ditujukan pula untuk
menyampaikan misi keagamaan dan kemanusiaan.
Agar mudah dipahami, gagasan atau pendapat harus dipola dengan baik; dengan
kata lain, organisasinya harus jelas. Organisasi penyampaian gagasan dapat memiliki
berbagai pola, yang di antaranya adalah pola deduktif dan induktif.
Pola deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama kemudian
memperjelasnya dengan keterangan penunjang, ilustrasi, dan bukti-bukti. Sebaliknya,
dalam pola induktif kita mengemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik
simpulannya. Bila kita menyatakan dulu mengapa perlu menghindari rokok lalu
menguraikan alasan-alasannya, berarti kita menggunakan pola deduktif. Akan tetapi,
bila kita menceritakan sekian banyak contoh penyakit yang timbul akibat merokok dan
kemudian kita menyimpulkan bahwa merokok itu berbahaya, berarti kita telah
mengembangkan pola induktif. Kedua pola ini tidaklah saling bertentangan, tapi justru
dapat saling menguatkan.
Semua gagasan atau pendapat, juga perlu ditunjang oleh keterangan yang baik dan
relevan dengan yang disampaikan itu. Keterangan-keterangan tersebut bisa berupa
contoh atau tanda-tanda penguatan. Tujuannya, untuk menambah kesan, menambah
daya tarik, dan mempermudah pengertian.
Di bawah ini adalah uraian singkat tentang teori Eisntein.
Tahun 1905, Albert Einstein menyatakan persamaan terkenal yang
menunjukkan penggunaan praktis energi atom. Persamaan itu ialah E = mc 2,
yang berarti E adalah energi, m itu massa, dan c adalah kecepatan cahaya
(186,280 mil per detik). Persamaan ini menyatakan bahwa materi dan energi
adalah hal yang sama dan bahwa yang satu dapat diubah menjadi yang lain. Ini
berarti bahwa sejumlah kecil massa dapat diubah menjadi sejumlah energi yang
luar biasa.
Uraian di atas diungkapkan dalam bahasa sederhana. Setelah pernyataan
persamaan E = mc2, penyaji memberikan penjelasan. Walaupun demikian, kita
hanya memperoleh gambaran sedikit saja tentang teori ini. Dengan
menggunakan penanda contoh dan pengutamaan, uraian tersebut dapat dibuat
sebagai berikut :
57
Hukum kekekalan tenaga dan massa itu disimpulkan oleh Einstein ke dalam
suatu rumusnya yang terkenal: E = mc2. E artinya tenaga, m berarti berat atau
massa zat, dan c sama dengan kecepatan cahaya (300.00 km per detik) menurut
hukum ini, bila suatu zat atau benda apapun jenisnya yang ada di alam ini –
diubah menjadi tenaga akan terjadilah tenaga yang sangat besar. Satu gram saja
dari benda, bila diubah menjadi tenaga, maka tenaganya akan sama besar
dengan tenaga hasil pembakaran 20 juta ton batu bara. Satu kilogram saja,
anak-anak dacin di toko Tionghoa itu misalnya, kita mengubahnya menjadi
tenaga, maka ia akan sanggup menjalankan seluruh industri, lokomotif-
lokomotif, kapal-kapal, dan menerangi seluruh rumah di tanah air kita ini
selama bertahun-tahun.
Penanda-penanda pengutamaan dan penanda contoh, digunakan seorang
penyaji untuk menjadikan pendapatnya lebih jelas. Dalam paragraf itu kita
menemukan kata misalnya dan partikel –lah, yang keduanya merupakan jenis
penanda yang berfungsi menguatkan dan lebih menjelaskan suatu paparan.
Dengan penanda-penanda itulah, uraian di atas lebih mudah dipahami daripada
uraian sebelumnya.
58
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu melakukan wawancara secara baik
dan benar
BAB 4
WAWANCARA
A. Pengertian
Wawancara (interview) adalah tanya jawab dengan maksud memperoleh data
untuk keperluan tertentu. Tanya jawab itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara,
yakni orang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan yang diwawancara (narasumber),
yakni orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.
Wawancara merupakan bagian yang penting untuk memperoleh informasi dibalik
pengalaman partisipan. Interviewer bisa memengaruhi tingkat kedalaman informasi
tentang suatu topik. Wawancara digunakan sebagai tindak lanjut terhadap responden
untuk menginvestigasi respon mereka. (McNamara, 1999)
Wawancara banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara dalam
penelitian kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan mengartikan tema pusat dari
subjek yang ada di dunia. Arti penting dari proses interview adalah untuk mengerti
makna dari apa yang diucapkan interviewe. (Kvale, 1996)
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab
dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu
penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari
adalah antara lain:
• Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-mengenal sebelumnya.
• Responden selalu menjawab pertanyaan.
• Pewawancara selalu bertanya.
• Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu
bersifat netral.
• Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya.
Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.
B. Jenis-jenis Wawancara
Kegiatan wawancara dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya adalah
sebagai berikut :
a. Wawancara secara serta-merta (wawancara tidak terstruktur), dilakukan secara
spontan dan dilakukan dalam situasi yang alamiah. Hubungan pewawancara dengan
yang diwawancarai berlangsung secara wajar. Pertanyaan dan jawaban berjalan
sebagaimana layaknya obrolan sehari-hari.
59
C. Tahap-tahap Wawancara
Secara umum, langkah-langkah wawancara adalah sebagai berikut :
a. Menentukan topik-topik persoalan yang akan ditanyakan.
b. Mengembangkan pokok-pokok persoalan itu ke dalam bentuk daftar pertanyaan.
c. Menentukan narasumber.
d. Melaksanakan wawancara sesuai dengan yang telah direncanakan.
Pelaksanaan wawancara dibagi ke dalam tiga tahap :
1) Tahap pembukaan
Pewawancara memperkenalkan diri sekaligus mengemukakan maksud dan
tujuannya.
2) Tahap inti
Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan secara sistematis. Kemukakan pertanyaan-
pertanyaan secara jelas dan singkat. Jumlah pertanyaan hendaknya disesuaikan
dengan situasi dan waktu. Di samping memerlukan kemampuan mendengar yang
akurat, pewawancara hendaknya memiliki kemampuan berkomunikasi (bertanya)
yang baik.
3) Tahap akhir
Akhiri kegiatan wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Tetaplah
pelihara hubungan baik dengan narasumber.
e. Mencatat hasil wawancara
f. Melaporkan dan membahas hasil wawancara
4. Melaksanakan 3. Menentukan
wawancara narasumber
60
Yang paling penting dalam hal hubungan antara pengamat denagn yang diamati
adalah si pengamat harus dapat meyakinkan objek atau harus dapat memberikan alasan-
alasan yang tepat mengapa ia harus mengadakan pengamatan terhadap perilaku atau
fenomena yang ingin diamati. Dalam partisipasi langsung untuk pengamatan kejadian
atau fenomena maka adalah sangat penting bagi si peneliti untuk membuat dirinya dapat
diterima dalam anggota kelompok di mana pengamatan akan dilakukan.
E. Pelatihan Wawancara
Pelatihan wawancara dilakukan untuk memberikan bekal keterampilan kepada
pewawancara untuk mengumpulkan data dengan hasil baik. Karena tidak ada ukuran
standar untuk survey ataupun pewawancara, maka tidak ada pula program pelatihan
yang baku. Sifat, materi, dan lamanya program pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan
survey yang akan dilakukan. Misalnya tergantung pada jumlah dan kualitas
pewawancara, waktu yang disediakan, mudah atau sukarnya kuisioner yang harus
dipelajari dan juga besarnya anggaran yang tersedia (Masri Singarimbun dan Sofian
Effendi, 1989). Pada prinsipnya yang harus diberikan selama masa pelatihan formal
adalah:
1. Penjelasan tujuan penelitian
2. Penjelasan tujuan tugas pewawancara dan menekankan pentingnya peranan
pewawancara
3. Penjelasan tiap nomor pertanyaan dalam kuisioner, baik konsep yang terkandung di
dalamnya maupun tujuan pertanyaan tersebut. Pewawancara harus mengetahui
dengan tepat maksud semua pertanyaan, agar dapat mengumpulkan informasi yang
tepat dan jelas.
4. Penjelasan cara mencatat jawaban responden.
5. Penjelasan cara pengisian dan arti dari semua tanda-tanda pengisian kuisioner.
6. Pengertian yang mendalam mengenai pedoman wawancara, untuk mengurangi
sejauh mungkin kegagalan dalam mendekati responden. Pedoman wawancara
mencakup etika, sikap, persiapan, dan taktik wawancara.
7. Prosedur wawancara, dari mulai memperkenalkan diri sampai dengan meninggalkan
respponden.
8. Orientasi tentang masalah apa yang dapat timbul di lapangan dan bagaimana
mengatasinya.
9. Pelatihan wawancara
10. Diskusi tentang masalah pelatihan wawancara tersebut.
Pelatihan biasanya diarahkan pada cara-cara berkomunikasi dan cara memperoleh
informasi secara lebih mendalam serta cara-cara untuk menciptakan suasana wawancara
yang kondusif untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Selain itu, cara untuk melakukan pencatatan jawaban subjek juga perlu dilatih, terutama
62
mengenai hal-hal apa saja yang perlu dicatat dan tidak. Hal lain yang perlu ditekankan
pada pelatihan adalah kewajiban pewawancara untuk menyampaikan ucapan terima
kasih dan meminta maaf apabila ada hal-hal yang tidak berkenan selama wawancara
berlangsung dan meminta kesediaan subjek untuk diwawancara kembali seandainya
masih diperlukan. Pada pelatihan juga perlu ditekankan agar pewawancara memeriksa
kelengkapan maupun kejelasan jawaban atas tiap pertanyaan yang diberikan oleh subjek
sebelum mengakhiri wawancara. Pewawancara perlu dilatih untuk agar bersikap faktual,
tidak menggunakan sudut pandang pewawancara untuk melakukan penilaian atas
jawaban subjek.
Pada pelatihan yang berkaitan dengan cara pencatatan jawaban subjek, pencatatan
sebaiknya dilakukan dengan segera, tapi jangan sampai menimbulkan kesan yang tidak
baik bagi subjek. Hasil pelatihan terhadap pewawancara sebaiknya diujicobakan terlebih
dahulu untuk memperoleh umpan balik guna memperbaiki kualitasnya. (Lerbin R.
Aritonang, 2007)
Pewawancara pada suatu penelitian dapat terdiri atas suatu atau beberapa orang.
Wawancara itu seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang telah terlatih. Hal itu
terutama dibutuhkan pada wawancara mendalam dan wawancara kelompok focus.
Pewawancara itu biasanya dipilih dari orang-orang yang memiliki disiplin psikologi
yang telah memperoleh pelatihan tambahan pada waktu kuliah (Lerbin, 2007).
Pelatihan biasanya diarahkan pada cara-cara berkomunikasi dan cara memperoleh
informasi secara lebih mendalam serta cara-cara untuk menciptakan suasana wawancara
yang kondusif untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Selain itu, cara untuk melakukan pencatatan jawaban subjek juga perlu dilatih,
terutamamengenai hal-hal apa saja yang perlu dan tidak perlu untuk dicatat, bagaimana
cara mencatatnya dengan mudah, dan dalam keadaan yang bagaimana pencatatan
dilakukan.
Hal lain yang perlu ditekankan pada pelatihan adalah kewajiban pewawancara
untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan meminta maaf seandainya ada hal-hal
yang tidak berkenan selama wawancara berlangsung serta meminta kesediaan subjek
untuk diwawancarai kembali seandainya masih diperlukan.
Dalam mengajukan pertanyaan, pewawancara jangan bersikap seperti polisi, hakim
ataupun pihak yang paling mengetahui mengenai topik yang dijelaskan. Demikian juga
dengan nada bicara pewawancara. Dalam keadaan tertentu, pewawancara perlu juga
dilatih mengenai cara-cara mendorong subjek untuk memberikan jawaban maupun
mengorek lebih mendalam informasi yang dibutuhkan, termasuk motivasi subjek serta
kejelasan maksud dari subjek atas jawaban yang diberikannya.
Pada pelatihan perlu juga ditekankan agar pewawancara memeriksa kelengkapan
maupun kejelasan jawaban atas tiap pertanyaan yang diberikan oleh subjek sebelum
mengakhiri wawancara. Pada wawancara, pewawancara sering kali harus memberikan
penilaian sendiri atas jawaban yang diberikan subjek. Sehubungan dengan itu,
pewawancara perlu dilatih agar bersikap faktual, tidak menggunakan sudut pandang
pewawancara untuk melakukan penilaian atas jawaban subjek.
63
Pada pelatihan yang berkaitan dengan cara pencatatan jawaban subjek, pencatatan
sebaiknya dilakukan dengan segera, tetapi jangan sampai menimbulkan kesan yang tidak
baik bagi subjek. Hasil pelatihan terhadap pewawancara sebaiknya diujicobakan lebih
dulu untuk memperoleh umpan balik guna memperbaiki kualitasnya. Wawancara
dilakukan setelah persiapan, untuk itu dimantapkan.
Dalam persiapan wawancara, sampel responden, kriteria-kriteria responden,
pewawancara, serta interview guide, telah disiapkan dahulu (Nazir, 1988). Interview
guide sudah harus disusun dan pewawancara harus mengerti sekali akan isi serta makna
dari interview guide tersebut. Segala pertanyaan yang ditanyakan haruslah tidak
menyimpang dari panduan yang telah digariskan dalam interview guide tersebut.
Pelatihan wawancara harus diadakan sebelum wawancara diadakan.
Umumnya pewawancara memegang peranan yang amat penting dalam memulai
wawancara. Pewawancara harus dapat menggali keterangan-keterangan dari responden,
dan harus dapat merasa serta membawa responden untuk memberikan informasi, baik
dengan jalan:
1. Membuat responden merasa bahwa dengan memberikan keterangan tersebut
responden telah melepaskan kepuasannya karena suatu tujuan tertentu telah tercapai.
2. Menghilangkan pembatas antara pewawancara dan responden sehingga wawancara
dapat berjalan lancar.
3. Keterangan diberikan karena kepuasannnya bertatap muka dan berbicara dengan
pewawancara.
Umumnya urutan-urutan prosedur dalam memulai wawancara adalah sebagai
berikut:
1. Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian.
2. Menjelaskan mengapa responden terpilih untuk diwawancarai.
3. Menjelaskan institusia atau badan apa yang melaksanakan penelitian tersebut.
4. Menerangkan bahwa wawancara tersebut merupakan suatu hal yang confidensial.
Penjelasan tentang kegunaan dan tujuan penelitian dapat memberikan motivasi
kepada responden untuk berwawancara. Kesangsian responden serta rasa curiga tentang
keterlibatan atau pemilihan responden untuk menjawab pertanyaan dapat dihilangkan
dengan menjelaskan bagaimana caranya dan mengapa responden yang bersangkutan
terpilih sebagai responden. Penjelasan tentang institusi atau badan yang melaksanakan
penelitian dapat membuat responden percaya bahwa keterangan-keterangan yang
diberikan akan digunakan untuk keperluan yang objektif pula. Sifat wawancara yang
konfidensial akan lebih mendorong responden untuk memberikan keterangan tanpa
sembunyi-sembunyi dan mendorong responden memberikan keterangan secara jujur.
64
F. Pedoman Wawancara
Kesan pertama dari penampilan pewawancara, yang pertama diucapkan dan
dilakukan pewawancara, sangatlah untuk merangsang sikap kerja sama dari pihak
responden. Berdasarkan pengalaman Michigan Survey Research Center diketahui,
bahwa responden lebih mengingat pewawancara dan cara dia mewawancarai daripada isi
wawancara. Karena itu, segala cara untuk mendapatkan sambutan simpatik dan sikap
kerjasama dari responden sebaiknya dipahami dan dilatih dengan seksama. Dalam
melaksanakan tugas wawancara, pewawancara harus selalu sadar bahwa dialah yang
membutuhkan dan bukan sebaliknya (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989).
Pedoman untuk mencapai tujuan wawancar dengan baik adalah:
65
Komunikasi dua arah umumnya lebih efektif dari komunikasi satu arah.
Komunikasi satu arah dicirikan oleh pesan-pesan yang pada dasarnya berjalan ke satu
arah saja, misalnya, dari pewawancara ke yang diwawancarai. Pengirimnya tidak begitu
tertarik pada respon-respon, pertanyaan-pertanyaan, komentar-komentar, atau reaksi-
reaksi dari si penerima. Sebagai akibatnya, dalam sebuah situasi satu arah si
pewawancara tidak merasa bahwa sudah terjadi saling pengertian atau bahwa pesannya
sudah efektif karena tidak ada umpan balik (feedback). (Banyak orang yang merasa
nyaman dengan situasi satu arah karena hal ini efisien dalam hal menghemat waktu dan
mereka tidak harus merasa khawatir tentang reaksi mereka terhadap pertanyaan-
pertanyaan atau komentar-komentar).
Hindari keliru mengasumsikan objek sudah tahu dengan pasti hasil-hasil yang
mereka inginkan, si penerima pasti juga tahu. Sehingga, mereka seringkali mengabaikan
untuk memberikan rincian-rincian penjelas. (Robert Kahn dan Charles Channel, 2003)
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu berpidato secara baik dan benar
BAB 5
PIDATO
1. Pengertian
Pidato adalah penyajian lisan kepada sekelompok masa. Seorang berbicara secara
langsung di atas podium atau mimbar dan isi pembicaraannya diarahkan pada orang
banyak.
Berpidato memerlukan sejumlah kemahiran dasar, yakni:
a. Mampu mengungkapkan pikiran secara lisan dengan lancar,
b. Menguasai bahasa secara baik dan benar,
c. Keberanian tampil di depan umum.
2. Ciri-ciri Pidato yang baik
Pidato yang baik memiliki ciri-ciri berikut:
a. Mengandung tujuan yang jelas
b. Isi pidato mengandung kebenaran
c. Cara penyampaiannya sesuai dengan kondisi pendengar.
d. Penyampaian jelas dan menarik.
3. Metode Berpidato
Menurut metode penyampaiannya, pidato terbagi ke dalam empat jenis:
a. Metode Impromtu
Pidato impromtu disebut juga metode pidato spontan atau pidato serta merta. Pidato
impromtu disampaikan dengan tanpa persiapan. Pembicara secara langsung
berbicara berdasarkan kemampuan seadanya.
b. Metode Membaca Naskah
Pidato tersebut sering pula disebut pidato manuskrip. Pidato ini umumnya dilakukan
oleh pejabat negara. Pidato membacakan naskah dilakukan untuk menghindari
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
c. Metode Menghapal
Metode menghapal disebut juga memoriter. Metode ini dilakukan dengan penuh
persiapan. Naskah yang akan dipidatokan dipersiapkan lebih dahulu kemudian
dihapalkan kata demi kata.
d. Metode Ekstemporan
Metode ekstemporan dilakukan dengan cara menuliskan pokok-pokok pikiran
(outline) yang akan dipidatokan. Juru pidato kemudian menyampaikan masalah
yang telah disampaikan itu dengan kata-katanya sendiri. Ia menggunakan catatan itu
untuk mengingatkannya tentang urutan dan ide-ide penting yang hendak
disampaikannya.
70
Impromtu
Menghapal
c. Mensortir materi
1) Pilihlah materi yang terbaik.
2) Pisahkan materi yang pokok dengan materi penunjang,
d. Pemahaman dan penghayatan materi
1) Mengkaji materi secara kritis.
2) Meninjau kelayakan materi dengan khalayak (audien).
3) Meninjau materi yang kemungkinan menimbulkan pro dan kontra.
4) Menyusun sistematika materi.
5) Menguasai materi pidato berdasarkan jalan pikiran yang logis.
e. Menyusun materi pidato secara sistematis
f. Latihan berpidato
1) Menguasai secara utuh materi yang sudah dipersiapkan.
2) Penghayatan terhadap suasana dan audien yang akan dihadapi.
g. Menyampaikan pidato dengan memerhatikan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang
tepat.
Contoh 2
Saudara-saudara yang kami hormati,
Ikan hias merupakan komoditi estetis yang berfungsi menambah kesegaran,
keindahan dan kesejukan lingkungan. Nilai estetis yang dihasilkan tergantung pada jenis,
warna, ukuran dan bentuk tubuh ikan. Jenis ikan arwana misalnya, mempunyai warna dan
bentuk tubuh yang indah sekali ditambah lagi mempunyai nilai mistis yang tinggi, sehingga
harganya pun menjadi cukup mahal, bahkan sampai mencapai jutaan rupiah. Dengan nilai
jual yang cukup tinggi tersebut dapat dijadikan peluang oleh pembudidaya, pengusaha,
eksportir dalam pengembangan usahanya.
Perkembangan budidaya dan bisnis ikan hias di Jawa Barat menunjukkan tren yang
meningkat. Permintaan dari pembeli pada tahun 1999 mencapai 98.084.500 ekor dengan
nilai mencapai Rp. 3.064.777.500,-. Pada tahun 2000 permintaan mencapai 119.008.230
ekor dengan nilai Rp. 11.900.823.000,- meningkat hampir 400%.
73
Rumah tangga perikanan (RTP) budidaya ikan hias air tawar di Jawa Barat telah
tumbuh sejak tahun 1982 terutama di Kab/Kota Bogor, Bekasi, Cianjur, Sukabumi,
Bandung, Garut, Karawang, dan Purwakarta. Pertumbuhannya meningkat tajam pada tahun
1986, yaitu 217 RTP dengan luas kolam 37,83 Ha dibanding tahun 1982 hanya 38 RTP dan
Kolam 9,03 ha, dan terus meningkat setiap tahunnya. Selain untuk memenuhi kebutuhan
lokal dan antarpulau, ekspor ikan hias dilakukan diantaranya ke Amerika Serikat, Negara-
negara di Eropa, Asia Barat dan Asia Tenggara. Negara-negara tersebut menyerap 70%
impor ikan hias dunia dan diperkirakan akan terus meningkat.
Kami yakin bahwa Propinsi-propinsi dilingkungan Mitra Praja Utama, yaitu
Propinsi Lampung, Banten, DKI, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB
dan Jawa Barat, tentunya memiliki unggulan-unggulan dalam produksi ikan hias. Dan
melalui temu usaha ini masing-masing pengusaha dari tiap propinsi dapat saling tukar
menukar informasi pada sesi kontak bisnis. Oleh karena itu, melalui temu usaha ikan hias
ini diharapkan pertumbuhan bisnis ikan hias dapat terus berkembang dengan tetap
memerhatikan peluang-peluang pasar ekspor serta peluang pasar yang baru.
Dengan adanya koordinasi dalam pembudidayaan dan pemasaran ikan hias, serta
terjalinnya kemitraan dalam pengembangan ikan hias, maka akan terwujudnya jejaring
bisnis atau networking yang fungsional di antara para pengusaha ikan hias di seluruh
Indonesia. Dengan networking itulah kita dapat meningkatkan usaha ikan hias sebagai
sektor industri andalan yang dapat ikut memacu pertumbuhan ekonomi nasional (Sumber:
Humas Pemda Jabar dalam www.jabar.go.id dengan beberapa penyesuaian)
Contoh 3
Bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara-saudara yang kami hormati,
Tidak beberapa lama lagi kita akan memperingati Hari Pendidikan Nasional yang
jatuh pada tanggal 2 Mei. Pada tanggal tersebut Bapak Ki Hajar Dewantara, tokoh
pendidikan nasional kita, yang telah berjasa mendirikan Perguruan Taman Siswa, itu
dilahirkan. Kita tetapkan hari lahir beliau sebagai Hari Pendidikan Nasional karena
beliaulah yang menjadi pelopor, mendorong bangsa Indonesia untuk maju melalui
pendidikan secara formal.
Kita tahu bahwa pada masa itu bangsa Indonesia masih diliputi kebodohan akibat
politik penjajah Belanda yang menutup pintu pendidikan bagi bangsa pribumi. Hanya
orang-orang tertentulah yang bisa menikmati pendidikan secara formal meski itu pun tidak
sampai seutuhnya. Tetapi dengan berdirinya Perguruan Taman Siswa, maka bangsa
Indonesia baru bisa menikmati pendidikan secara formal dengan tanpa membedakan
pangkat dan derajat seseorang.
Saudara-saudara sebangsa dan setanag air.
Berbicara mengenai pendidikan, hal itu bagi kita merupakan prioritas utama.
Pendidikan adalah perkara besar yang harus benar-benar diperhatikan. Bahkan pendidikan
itu merupakan amanat Allah yang harus dilaksanakan oleh setiap orangtua kepada anak-
74
anaknya. Orangtua tidak boleh lalai sedikit pun terhadap pendidikan anak-anaknya. Karena
anak adalah generasi yang bakal mengganti kedudukan orangtua. Bila anak-anak kita ini
dibiarkan bodoh, jangan harapkan negara kini bisa maju dan kuat.
Anak-anak adalah buah hati kita, sebagai tumpuan harapan di kemudian hari. Kalau
anak-anak itu terlantar, tidak terdidik, bagaimana jadinya. Kita sebagai orangtua yang akan
merugi, bahkan negara kita tercinta ini akan terjajah lagi oleh bangsa lain, baik itu dalam
hal perekonomian, teknologi, kebudayaan, maupun dalam pertahanan keamanannya.
Karena itu, orangtua mempunyai tugas berat di dalam membentuk kepribadian anak. Anak
tumbuh menjadi orang yang berbudi luhur, cerdas, dan terampil terletak pada orangtua
dalam memerhatikan pendidikan anaknya. Kalau orangtua tidak benar-benar mendidik
anaknya berarti ia telah menerlantarkan amanat Allah yang dibebankan kepadanya dan
sudah barang tentu ia akan menanggung dosanya.
Menurut seorang filosof Imam Ghazali, bahwa anak itu merupakan suatu amanat
dari Allah yang diberikan kepada orangtuan atau walinya. Hati anak yang masih suci itu
bagaikan mutiara yang indah dan mahal harganya. Bilamana ia sejak kecil telah dididik dan
dibiasakan kepada kebaikan, sudah pasti dia akan tumbuh dengan mencintai pada semua
yang baik. Sebaliknya jika anak itu selalu dididik dan dibiasakan kepada keburukan,
dibiarkan saja tanpa diberi pengertian kepada kebaikan, niscaya pada akhirnya dia akan
menjadi orang yang jahat, yang korup.
Saudara-saudara yang kami hormati,
Sehubungan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional ini, marilah kita sebagai
warga negara mengambil hikmahnya. Lebih-lebih lagi negara kita sekarang ini sedang
bersusah payah untuk bangkit dari krisis dan kebangkrutan. Agar krisis ini dapat kita lalui
dengan selamat, maka hendaklah kita perluas ilmu pengetahuan, meningkatkan keahlian
dan keterampilan.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Demikianlah kalau kita mau berperan serta dalam pembangunan nasional, maka
ilmu harus lebih dulu dipersiapkan dengan matang melalui berbagai pendidikan. Dengan
demikian, pembangunan akan terarah dengan baik. Apabila para pelaksana pembangunan
bangsa ini berilmu, termasuk juga ilmu-ilmu keagamaan, maka kecil kemungkinan untuk
terjadinya penyelewengan. Semoga semangat dan jiwa Hari Pendidikan Nasional ini dapat
menggugah hati kita semua untuk lebih memerhatikan pendidikan kepada anak-anak kita
dan seluruh generasi muda agar mereka ini menjadi orang-orang yang berilmu yang
berguna bagi masyarakat, bangsa dan negaranya.
75
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu menulis surat secara baik dan
benar
BAB 6
SURAT
1. Pengertian
Surat adalah tulisan yang berisi pesan, informasi, dan lainnya secara tertulis dari
seseorang atau lembaga kepada seseorang atau lembaga lainnya.
2. Jenis-jenis Surat
Berdasarkan kepentingan atau tujuannya, surat terbagi ke dalam tiga jenis
a. Surat pribadi
Yaitu surat yang ditulis atas nama pribadi atau perorangan. Fungsinya, bisa
ditujukan kepada perorangan atau instansi. Yang termasuk ke dalam surat pribadi,
antara lain, surat perkenalan, surat undangan pernikahan, dan lamaran kerja.
Contoh:
Bandung, 16 Desember 2016
Yth. Ibu Fatria S. Muhammadi, S.Pd.
Guru Wali Kelas XA
SMA Negeri 2 Bandung
Dengan hormat,
Salam sejahtera, semoga Ibu senantiasa berada dalam rahmat dan
perlindungan-Nya. Saya, Lida Halida Mahmud, Kelas IA, mohon izin untuk
tidak masuk sekolah. Permohonan ini dengan berat hati saya sampaikan
sehubungan dengan keperluan keluarga yang tidak bisa saya tinggalkan.
Saya beserta keluarga harus menengok paman di Jakarta yang kini tengah
terbaring di rumah sakit karena kecelakaan lalu lintas. Selama tiga hari saya
berada di sana, mulai tanggal 17 – 19 Desember 2006.
Saya mohon doa dari ibu dan teman-teman, mudah-mudahan paman
saya bisa segera sembuh dan saya bisa kembali ke sekolah dengan sehat wal
afiat.
Hormat saya,
Ttd.
Lida Halida Mahmud
76
Dengan hormat,
Menunjuk iklan Bapak/Ibu pada Harian Republika tanggal 20
September 2003, saya bermaksud melamar pekerjaan untuk jabatan manajer
marketing.
Saat ini saya bekerja pada bagian pemasaran di PT Panci Nusantara
& Co Surabaya. Hasrat saya untuk pindah bekerja pada perusahaan Bapak
telah saya bicarakan dengan pimpinan tempat saya bekerja sekarang, yang
dalam hal ini Bapak Ir. Agus Subarkah. Demi karier dan masa depan saya,
beliau sangat menyokong dan beliau kemudian menjadi salah seorang
referensi saya dalam lamaran ini.
Sebagai bahan pertimbangan bersama surat lamaran ini saya
lampirkan fotokopi ijazah magister manajemen, kartu identitas, sertifikat
bond A dan bond B, dua lembar pas foto, serta daftar riwayat hidup.
Atas pertimbangan dan kesempatan yang diberikan oleh PT Indah
Raya kepada saya, saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat kami,
Ttd.
Rizal Afrianto, M.M.
77
Dengan hormat,
Saya seorang wanita lulusan Akademi Komputer LIKMI Semarang
tahun 1996. Saya mengajukan lamaran ini untuk bidang programer seperti
yang dimaksud dalam iklan Bapak/Ibu pada Harian Suara Merdeka, 15 Juli
1997
Selain menguasai bidang komputer, saya pun menguasai bidang
korespondensi karena pernah kuliah di akademi kesekretarisan selama satu
tahun dan aktif berbahasa Inggris. Pengalaman kerja saya selama dua tahun
sebagai tenaga administrasi pada PT Wahana Persada Bogor.
Saya sangat berminat bekerja pada PT New Ratna Motor karena
Semarang adalah kota kelahiran saya dan sekaligus bisa berkumpul bersama
keluarga.
Sebagai bahan pertimbangan, bersama surat lamaran ini saya
lampirkan dua lembar fotokopi ijazah, sertifikat kursus bahasa Inggris,
keterangan pengalaman kerja, serta dua lembar pas foto 4 x 6 cm.
Atas besarnya perhatian Bapak/Ibu, saya sampaikan terima kasih
yang sedalam-dalamnya.
Hormat saya,
Ttd.
Sinta
b. Surat dinas
Yaitu surat yang menyangkut persoalan-persoalan kedinasan. Surat ini dibuat atas
nama suatu instansi, baik pemerintah maupun swasta, dan ditujukan kepada instansi
lain ataupun perorangan. Contohnya: surat tugas, surat pengantar, surat keputusan.
78
Contoh:
1 September 2016
Nomor : 506/C12/LL/2016
Lampiran : Jadwal
Hal : Bantuan tenaga penatar
Ttd.
Isnoerwati S. SE., Ph.D.
NIP. 131283174
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Dikdasmen
2. Direktur Tendik, selaku Ketua Sekretariat TKPP
3. Direktur Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia
4. Dekan FPBS Universitas Pendidikan Indonesia
5. Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
79
Dengan hormat,
Dengan berakhirnya ujian nasional tahun 2001/2002 bagi siswa-siswi
kelas 3 maka, dengan ini kami sampaikan beberapa yang perlu diketahui oleh
orangtua/wali siswa kelas 3 antara lain sebagai berikut.
1. Amplop kelulusan paling lambat diserahkan kepada wali kelas tanggal 1 Juni
2002.
2. Penyelesaian administrasi sekolah mulai dari tanggal 3 Juni sampai dengan 8
Juni 2002.
3. Pengembalian buku perpustakaan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
4. Tanggal 10 Juni – 15 Juni 2002 seluruh siswa diwajibkan hadir ke sekolah
untuk mengetahui informasi-informasi penting di antaranya
penandatanganan DANUM (Daftar nilai ujian nasional).
5. Tanggal 17 Juni 2002 Pukul 15.00 WIB, upacara pelepasan kelas 3 Tahun
Pelajaran 2001/2002.
6. Sekolah melarang keras aksi corat-coret dan konvoidi jalan raya. Apabila
terjadi hal tersebut maka sekolah akan menangguhkan STTB dan tidak
memberikan Surat Kelakuan Baik.
7. Tanggal 23 Juni 2002: acara syukuran pelepasan kelas 3 di Lembaga, siswa
berangkat bersama dari sekolah Pukul 14.00 WIB (Pembagian undangan/
tiket masuk).
8. Selama tidak ada aktivitas sekolah tanggung jawab dan pengawasan
diserahkan kepada orangtua masing-masing.
Demikian informasi yang kami sampaikan. Atas kerja sama yang baik,
c.kami sampaikan
Surat terima
Niaga atau Suratkasih.
Dagang
Adalah surat yang ditulis untuk kepentingan-kepentingan
Bandung, 31 bisnis. Contohnya: surat
Mei 2016
Kepala
penawaran, surat permintaan, surat penagihan, surat Sekolah barang, surat kuasa.
pengiriman
Ttd.
Drs. Nyoto Arbadi
NIP. 130895833
Tembusan :
1. Ketua DPP YWKA
2. Ketua Bidang Pendidikan DPP YWKA
3. Kandepdiknas Kota Bandung
80
Surat kuasa ini kami buat dengan sebenar-benarnya agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Dengan hormat,
Ttd. Ttd.
1 Februari 2016
Nomor : 321/IMN/Pen/2/2016
Hal : Penawaran Jasa Traveler
Dengan hormat,
Kabar gembira bagi Saudara yang mempunyai kegiatan terjadwal
dalam mengadakan studi tour. Kami telah hadir di kota Saudara untuk
melayani jasa angkutan khusus untuk wisata.
Jika Saudara memerlukan kemudahan dalam menyelenggarakan studi
tour hubungi kami segera, karena kami siap mengantar dengan bus mewah
dan menyediakan hotel di kota-kota seluruh Indonesia termasuk kunjungan
ke tempat wisata sesuai selera Saudara. Selain harganya yang relatif murah,
fasilitas berkualitas, dan jaminan kenyamanan perjalanan kami, juga
memberikan bonus bagi panitia dan tiket cuma-cuma kepada 10 orang
panitia.
Jika Saudara memesan sebelum akhir tahun baru, kami akan
memberikan potongan harga sebesar 10%. Untuk itu, segera hubungi alamat
di atas sebelum pesanan penuh.
Kami menunggu kehadiran Saudara di kantor kami dan nikmatilah
keramahan pelayanan kami segera.
Hormat kami,
PT Indah Megah Nusantara
Ttd.
Haris Meliala, S.E.
Manajer Pemasaran
82
Dengan ini menerangkan bahwa kedua belah pihak telah sepakat sebagai
berikut
Pasal 1
PENJUAL menjual kepada PEMBELI, sebagaimana PEMBELI
membeli dari PENJUAL, sebuah rumah tempat tinggal milik PENJUAL
yang terletak di Blok Sukamaju, Desa Mulyasari, Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Tasikmalaya, yang benar-benar milik PENJUAL.
Pasal 2
Dalam jual beli ini termasuk pula penyerahan hak milik PENJUAL atas
tanah tempat didirikannya rumah tinggal sebagaimana dinyatakan dalam
pasal 1 serta pekarangannya, dengan konvensi Persil No. 10 D/II.C.no.933ª,
sertifikat nomor 135, tanggal 27 Oktober 1982 dan surat-surat ukur nomor
3998/1982 tanggal 6 Desember 1982.
Pasal 3
Perjanjian jual beli ini diadakan dengan harga sebesar Rp.
105.000.000,00 (seratus lima juta rupiah). Jumlah tersebut telah dibayar oleh
PEMBELI kepada PENJUAL secara dicicil dan pelunasannya pada waktu
penandatanganan perjanjian ini dengan diberi tanda penerimaan tersendiri.
Pasal 4
Penyerahan rumah tinggal beserta tanah dan pekarangannya akan
diselenggarakan selambat-lambatnya satu hari setelah penandatanganan
perjanjian ini, yaitu dengan jalan menyerahkan kunci-kunci rumah tinggal
tersebut oleh PENJUAL kepada PEMBELI.
Pasal 5
Mulai saat penyerahan kunci-kunci, maka segala risiko dan tanggung
jawab berkenaan dengan jual beli ini beralih kepada PEMBELI, termasuk
pembayaran pajak-pajak dan lain-lain.
83
Pasal 6
Segala tunggakan pajak dan lain-lain sampai saat penyerahan kunci-
kunci tetap merupakan tanggungan PENJUAL.
Pasal 7
PENJUAL menjamin kepada PEMBELI bahwa rumah tinggal tersebut
tidak diberati oleh hipotek, tuntutan ahli waris, atau dibebani dengan hal-hal
lainnya; untuk itu, PENJUAL akan melepaskan PEMBELI dari segala
tuntutan yang bersangkutan dengan hal itu.
Pasal 8
Pembalikan nama (persil) atas nama PEMBELI akan diselenggarakan
oleh PEMBELI dan segala ongkos yang bertalian dengan balik-nama itu
serta perjanjian ini seperti bea balik-nama, bea materai, dibayar dan menjadi
beban PEMBELI.
Pasal 49
Bila terjadi perselisihan, kedua pihak berjanji tidak akan membawa
perselisihan itu ke muka pengadilan sebelum diusahakan penyelesaiannya
secara damai.
Pasal 10
Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap dua, yang
kedua-duanya mempunyai kekuatan yang sama.
Ttd. Ttd.
Saksi-saksi:
1. .........................................................................
2. .........................................................................
84
3. Bagian-bagian Surat
Bagian-bagian surat meliputi hal-hal berikut :
a. Kepala Surat
Kepala surat berfungsi sebagai identitas diri bagi suatu instansi, yang meliputi :
1) Nama instansi.
2) Lembaga atau logo instansi
3) Alamat.
4) Kode pos.
5) Nomor telepon.
6) Nomor faksimile atau e-mail
b. Tempat dan Tanggal Surat
Tempat dan tanggal surat merupakan keterangan yang menjelaskan lokasi dan
waktu ditulisnya surat. Apabila lokasi penulisan surat sudah dinyatakan dalam
kepala surat, maka tempat surat tidak perlu disebutkan lagi.
Contoh :
Medan, 1 Maret 2016
Denpasar, 21 April 2016
Nganjuk, 24 Oktober 2016
c. Nomor Surat
Nomor surat biasanya meliputi
1) Nomor urut penulisan surat,
2) Kode surat,
3) Angka tahun.
Nomor surat disesuaikan atau ditulis berdasarkan ketentuan yang berlaku di dalam
instansi yang bersangkutan.
Contoh :
Nomor : 111/OSIS.KS/III/2016
Nomor : 001/Pramk/XI/2016
d. Lampiran
Lampiran merupakan penjelas atau jumlah dokumen yang disertakan dalam surat
tersebut.
Contoh :
Lampiran : satu berkas/eks
Lampiran : tiga lembar
e. Hal
Hal surat berarti soal atau perkara yang dibicarakan surat.
Contoh:
Hal : Undangan Rapat Karang Taruna
Hal : Permohonan Kegiatan Bulan Ramadhan
85
f. Alamat Surat
Ada dua macam alamat, yaitu alamat luar dan alamat dalam.
1) Alamat Luar
Alamat luar adalah alamat yang berada pada sampul surat.
Alamat luar harus lengkap dan jelas.
Contoh :
Yth. Kepala SMA Indah Nusa 2 Nganjuk
Jalan Dr. Setiabudhi 229 Nganjuk
Contoh:
Yth. Ibu Dina Aliamansyah
d.a. SMA Persaudaraan Kebangsaan
Jln. Ir. H. Juanda 21A Kediri
2) Alamat Dalam
Alamat dalam ditulis langsung pada kertas surat. Fungsinya sebagai pengontrol
bagi penerima surat, bahwa dirinyalah yang berhak menerima surat itu.
Penulisan alamat dalam surat tidak perlu didahului kata kepada.
Contoh:
Yth. Kepala SMA Indah Nusa 2 Nganjuk
Jalan Dr. Setiabudhi 229 Nganjuk
Contoh:
Yth. Ibu Dina Aliamansyah
d.a. SMA Persaudaraan Kebangsaan
Jalan Ir. H. Juanda 21A Kediri
g. Salam Pembuka
Salam pembuka lazim digunakan dalam surat pribadi. Penulisan alamat surat
dimulai dengan huruf kapital dan di akhiri dengan tanda koma.
Contoh:
Dengan hormat,
Salam Pramuka,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
h. Isi Surat
Isi surat merupakan bagian terpenting dari keseluruhan bagian surat. Hal ini karena
bagian tersebut merupakan wadah dari segala persoalan yang hendak disampaikan
penulisnya.
Isi surat dinas terbagi atas tiga bagian.
1) Alinea Pembuka
Alinea pembuka berfungsi sebagai pengantar atau pendahuluan atas pokok
persoalan yang hendak disampaikan.
86
Contoh:
a) Dengan ini kami beritahukan bahwa ........
b) Dengan ini kami menyatakan bahwa ........
2) Alinea Isi
Alinea ini merupakan tempat menampung maksud-maksud pokok dari penulis
surat. Bagian isi bisa lebih dari satu alinea. Setiap alineanya menyatakan satu
maksud atau pesan-pesan pokok.
3) Alinea Penutup
Alinea penutup umumnya berisi ucapan terima kasih atau ungkapan
pengharapan.
Contoh:
a) Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
b) Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu dalam acara kami.
i. Salam Penutup
Salam penutup yang biasa digunakan adalah hormat saya, hormat kami, salam
kami, atau wassalam.
j. Nama Jelas Pengirim dan Tanda Tangan
Pengirim surat adalah pihak yang menulis atau yang menyampaikan surat.
Contoh:
Ketua OSIS,
Ttd.
Dina Apriliani
Contoh:
Kepala Sekolah,
Ttd.
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu merangkum materi yang telah
dibacanya secara baik dan benar
BAB 7
RANGKUMAN
1. Pengertian
Rangkuman sering pula disebut ikhtisar, yakni penyajian singkat dari suatu
karangan. Namun, rangkuman lebih identik dengan ringkasan untuk karangan yang
lebih panjang, misalnya yang berbentuk buku. Ide-ide pokok yang tersebar dalam
banyak bab atau beberapa buku, disatukan ke dalam satu bentuk karangan yang ringkas.
Adapun ikhtisar merupakan ringkasan untuk karangan-karangan singkat, misalnya
untuk satu atau dua bab.
2. Manfaat Rangkuman
Rangkuman besar sekali manfaatnya, yakni sebagai sarana untuk membantu kita
dalam mengingat isi sebuah buku atau suatu uraian yang begitu panjang. Rangkuman
memuat ide-ide pokok yang mewakili setiap bagian bacaan aslinya. Dengan membaca
rangkuman, kita seakan-akan memahami keseluruhan buku secara utuh.
3. Langkah-langkah
Langkah-langkah menyusun rangkuman adalah sebagai berikut :
a. Membaca naskah asli sekitar satu atau dua kali.
b. Mencatat gagasan utama
c. Menceritakan gagasan utama itu dengan menggunakan kata-kata sendiri.
4. Contoh Rangkuman
Contoh 1
Sebagai contoh perhatikan cuplikan berikut.
Lebih dari seratus ribu pemudik, Sabtu (22/11) memadati sejumlah
terminal bus antarkota antarprovinsi, stasiun kereta apa, dan Bandara
Internasional Soekarno Hatta. Mereka meninggalkan Kota Jakarta untuk mudik
ke kampung halaman atau mengisi liburan panjang Lebaran.
Di Stasiun KA Senen, sampai pukul 21.30, sekitar 22.00 penumpang telah
diberangkatkan dengan 19 KA. Adapun pada pukul 22.35, diberangkatkan kereta
tambahan KA Progo.
Sejak tiba di Stasiun Senen, semua KA itu langsung diserbu penumpang.
KA Kertajaya yang seharusnya berangkat pukul 16.55 terpaksa diberangkatkan
pukul 01.25 karena penumpangnya sudah penuh.
KA Kertajaya tak mampu mengangkut penumpang. Akibatnya, ratusan
calon penumpang tertahan di stasiun. Namun, pada pukul 20.45 mereka diangkut
dengan KA Tawang Jaya jurusan Surabaya, yang diteruskan ke Surabaya
(Kompas, 23/11/2013).
88
Teks di atas dapat dinyatakan kembali dalam susunan yang lebih ringkas, seperti
berikut.
Cerita yang akan kuceritakan ini, sebenarnya merupakan cerita yang sudah
”lumrah” bagi masyarakat Bali.
Penampakan berbagai hal-hal aneh, sebagai salah satu bagian dari aktivitas
”dunia malam”, sudah seringkali terjadi di Bali. Hal-hal aneh tersebut bisa
berwujud binatang jadi-jadian seperti kera, babi, anjing, bola api, dsb. yang tentu
saja apabila secara ilmiah tidak bisa diterima oleh alam pikiran biasa.
Cerita yang alami ini, terjadi pada tahun 1980-an. Saat itu aku, istri, dan
keluargaku dalam perjalanan pulang setelah menghadiri upacara nyiramang
(upacara memandikan jenazah sebagai rangkaian upacara ngaben) di rumah
salah seorang keluarga di daerah Karang Asem.
Setelah rangkaian upacara tersebut selesai dan mengingat malam semakin
larut, kami sekeluarga kemudian pamit untuk pulang. Saat itu kami sekeluarga
mengendarai sepeda motor. Rombongan yang terdiri dari lima sepeda motor
tersebut, kemudian berangkat dari tempat berlangsungnya upacara.
Dalam perjalanan, aku dan istriku tidak mempunyai perasaan apa-apa.
Pikiranku saat itu hanyalah satu, yakni cepat sampai di rumah untuk kemudian
bisa beristirahat. Selang beberapa lama, sekitar 10 kilometer dari tempat
berlangsungnya upacara tersebut, tiba-tiba saja aku melihat sebuah cahaya yang
mirip lampu senter.
Dari jarak yang tidak terlalu jauh, aku menyaksikan cahaya tersebut
tampak melewati/menyeberang melintasi jalan di depanku. Semakin didekati,
cahaya itu semakin jelas. Cahaya tersebut kemudian jatuh di sebuah got di
seberangnya untuk kemudian diam. Dari dalam got tersebut aku menyaksikan
cahaya tersebut berkelap-kelip secara terus-menerus.
Dengan spontan aku kemudian mengurangi laju motorku untuk mencari
tahu lebih jauh tentang cahaya tersebut. Sepeda motor lainnya yang berada di
belakangku juga ikut mengurangi laju kendaraan mereka. Sambil berjalan secara
perlahan, mereka kemudian bertanya-tanya tentang apa yang terjadi. Salah
seorang anggota keluarga kemudian menyarankan untuk tetap melanjutkan
perjalanan, mengingat lokasi tempat jatuhnya cahaya tersebut merupakan
kuburan yang cukup angker. Berdasarkan anjuran tersebut, akhirnya kami pun
langsung melanjutkan perjalanan tanpa menoleh-noleh ke belakang lagi
(Sumber: BaliAge.com).
89
Contoh 3
Wartawan : Bagaimana kondisi anemia bagi kaum perempuan?
dr. Risa Anwar : Perempuan memang paling rentan terhadap anemia, terutama
anemia karena kekurangan zat besi. Darah memang sangat
penting bagi perempuan. Hal ini terutama pada saat hamil, zat
besi itu dibagi dua, yaitu bagi si ibu dan janinnya. Bila si ibu
anemia, bisa terjadi abortus, lahir prematur, dan juga
kematian ibu melahirkan. Padahal, kita ingat, di Indonesia,
angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi masih
cukup tinggi. Bahkan, bagi janin, zat besi juga dibutuhkan,
terutama juga ada kaitannya dengan kecerdasan.
Wartawan : Apakah bisa mengetahui anemia lewat gejalanya saja?
dr. Risa Anwar : Ya, bisa. Untuk mengetahui apakah dirinya anemia atau tidak,
bisa dilihat dari situ, yaitu 5L, letih, lelah, lemah, lesu, dan
lunglai. Sering pula terjadi rasa pusing dan mata berkunang-
kunang. Bila sudah demikian, maka bisa langsung meminum
asupan zat besi. Apalagi, untuk sediaan itu banyak dijual
bebas. Namun, untuk lebih pastinya, lebih baik periksa ke
dokter. Dilihat kadar Hemoglobinnya. Biasanya, bagi
perempuan, baru dibilang anemia kalau Hb kurang dari 12
mg, dan laki-laki kurang dari 15 mg. Bahkan, bila seseorang
diharuskan untuk dosis zat besi yang tinggi seperti lewat
suntikan, jelas rekomendasi dokter perlu sekali.
90
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu menulis resensi buku secara baik
dan benar
BAB 8
RESENSI
1. Pengertian
Resensi adalah karangan yang berisi komentar ataupun bahasan terhadap kualitas,
kelebihan dan kelemahan dari suatu buku. Yang dikomentari bisa mengenai.
a. Kualitas,
b. penggunaan bahasa,
c. format dan struktur pengujian,
d. manfaat buku tersebut bagi pembaca.
Bila buku itu merupakan novel, maka objek penilaiannya itu adalah hal-hal yang
berkenaan dengan tema, seting, alur, penokohan, unsur-unsur ekstrinsik, ataupun unsur-
unsur lainnya.
2. Unsur-unsur Resensi Buku
Resensi buku haruslah mengemukakan unsur-unsur berikut.
a. Identitas buku, yang meliputi :
1) judul buku,
2) nama pengarang,
3) tahun terbit,
4) nama penerbit, dan
5) kota penerbit
b. pokok-pokok isi buku.
c. keunggulan isi buku
d. kekurangan isi buku
e. saran-saran yang mungkin ditambahkan pada isi buku.
Contoh 1 (nonfiksi)
Strategi Mengikis Ketidakadilan terhadap Perempuan
Oleh E. Kosasih, M.Pd.
Judul buku : Kesetaraan Gender dalam Bidang Pendidikan
Penulis : Dr. Ace Suryadi, M.Sc. dan Drs. Encep Idris
Penerbit : PT Genesindo (Epsilon Grup), Mei 2004
Tebal : 248 halaman
Catatan awal tahun 2004 Komnas Perempuan menunjukkan peningkatan serius
dalam jumlah kasus kekerasan berbasis gender yang menimpa perempuan. Pada tahun
2001 terdapat 3.169 kasus yang dilaporkan ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK.
92
Pada tahun 2002 angka itu meningkat menjadi 5.163 kasus dan tahun 2003 ada 5.934
kasus. Dari jumlah tersebut, 54 persen terjadi di lingkungan komunitas, termasuk di
dalamnya di daerah konflik bersenjata, dan sisanya berlangsung di lingkungan korban.
Dari jumlah itu, pengaduan paling banyak menyangkut kasus-kasus tekanan terhadap
perempuan berkenaan dengan masalah ekonomi, psikis, fisik dan seksual (Pikiran
Rakyat, 19/7/2004).
Terjadinya kekerasan terhadap perempuan sudah berlangsung dari waktu ke waktu
diberbagai tempat. Marginalisasi gender (perempuan) tidak saja terjadi di tempat
pekerjaan, tetapi juga dalam rumah tangga, masyarakat, kultur, dan bahkan dalam
negara.
Menurut Mansour Fakih (dalam Yoce A. Darma, 2004) bahwa kekerasan gender
itu dapat berupa pemerkosaan, termasuk dalam perkawinan. Seorang suami seseorang
melakukan paksaan untuk mendapatkan pelayanan seksual tanpa kerelaan sang istri.
Suami atau ayah melakukan pemukulan atau serangan fisik, termasuk tindak kekerasan
dalam bentuk penyiksaan terhadap anak-anak.
Kekerasan tersebut dapat pula berbentuk penyiksaan pada organ alat kelamin
(genital mutilation), misalnya penyunatan pada anak perempuan. Hal ini seperti yang
biasa dilakukan di negara Oman. Di negara ini bayi perempuan disunat sampai dibuang
genital sensitive-nya.
Bias gender yan dialami perempuan tidak sebatas kekerasan, tetapi juga dalam
bentuk marginalisasi atau proses pemiskinan perempuan dalam ekonomi, subordinasi
dalam keputusan politik, dan ketimpangan dalam bidang pendidikan.
Kondisi tersebut yang tampaknya melatarbelakangi Suryadi dan Idris dalam
penyusunan buku ini. Keduanya kemudian membeberkan banyak fakta kesenjangan
gender di bidang pendidikan. Fakta-fakta itu menunjukkan angka partisipasi perempuan
hampir di semua jenjang dan program pendidikan masih tertinggal.
Gejala kesenjangan gender juga muncul pada perlakuan dalam proses
pembelajarannya itu sendiri yang kurang sensitif gender. Siswa laki-laki selalu
ditempatkan dalam posisi yang lebih menentukan, misalnya, dalam memimpin
organisasi siswa, ketua kelas, diskusi kelompok, ataupun dalam pemberian kesempatan
bertanya dan mengemukakan pendapat. Padahal siswa perempuan lebih bisa survive
dalam bersekolah ketimbang siswa laki-laki. Hal ini ditunjukkan oleh angka pertahan
(retention rate) yang lebih tinggi pada semua jenjang pendidikan. Angka putus sekolah
siswa perempuan selalu lebih kecil. Siswa perempuan juga lebih bisa menyelesaikan
sekolah daripada siswa laki-laki.
Menurut Suryadi & Idris, fakta-fakta tersebut berkaitan dengan banyak faktor,
terutama perilaku masyarakat yang lebih mementingkan pendidikan anak-anak laki-laki
ketimbang anak perempuan. Faktor budaya juga berpengaruh terutama pada pemilihan
93
jurusan oleh para peserta didik itu sendiri. Bila laki-laki lebih banyak memilih bidang
ilmu keras (hard sciences) yang menyiapkan mereka menjadi tenaga produksi utama,
maka perempuan lebih banyak memilih bidang-bidang ilmu perilaku, seperti
pendidikan, psikologi, dan kesejahteraan sosial.
Faktor lain yang juga besar pengaruhnya adalah mentalitas para pengelola dan
pelaksana pendidikan yang masih berwarna laki-laki. Kultur birokrasi masih
menempatkan perempuan dalam posisi yang kurang menguntungkan, khususnya dalam
pengambilan keputusan di bidang pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya
proporsi perempuan yang berkedudukan sebagai pejabat struktural, baik itu di tingkat
strategis sampai pada tingkat operasional. Proporsi kepala sekolah perempuan misalnya,
secara konsisten jauh lebih kecil pada setiap jenjang pendidikan. Akibatnya, keputusan-
keputusan yang diambil kurang mendapat masukan dari perempuan; kebijakan yang
diambil cenderung kurang memperhatikan kesetaraan gender. Hal ini terbukti bahwa
kesenjangan gender dalam bidang pendidikan, masih terus terjadi.
Kesenjangan juga dipengaruhi oleh isi kurikulum dan buku-buku pelajaran yang
belum berlandaskan peran gender secara seimbang. Para penulis buku pelajaran yang
dominan laki-laki pada setiap mata pelajaran dan jenjang pendidikan, menyebabkan
proses pembelakaran menjadi bias laki-laki. Potensi siswa perempuan da lulusannya
pada akhirnya menjadi sulit berkembang. Hal tersebut juga menyebabkan masyarakat
perempuan tidak mempunyai mentalitas sebagai warga negara yang produktif.
Dalam salah satu babnya, Suryadi & Idris juga menyinggung rendahnya upah
pekerja perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini terutama terjadi di sektor
pertanian, pertambangan dan galian, industri pengolahan, listrik, gas & air bersih, dan
pada sektor perdagangan besar. Nasib kaum perempuan yang bertempat tinggal di
pedesaan jauh lebih parah lagi. Perbandingan rata-rata upah pekerja laki-laki dan
perempuan sebesar 60,46% dan 39,54%. Kesenjangan gender dalam sistem pengupahan
lebih mencolok bagi perempuan yang berpendidikan rendah, yaitu mencapai
perbandingan 65,68% untuk laki-laki dan 35,32% untuk perempuan. Dari fakta-fakta
yang dikemukakan buku tersebut, jelaskah bahwa semakin rendah tingkat pendidikan
semakin besar kesenjangan gender dalam pengupahan. Pasar kerja yang menggunakan
tenaga berpendidikan rendah sangat tidak menghargai hasil kerja kaum perempuan.
Keadaan yang juga sangat mencolok juga terjadi pada peran perempuan dalam
jabatan-jabatan struktural di semua lembaga pemerintahan, baik departemen maupun
nondepartemen. Selain peranannya masih kecil, untuk semua jabatan struktural tidak
ada yang didominasi perempuan. Jabatan stuktural yang dikelompokkan berdasarkan
eselon tidak ada yang didominasi perempuan. Tidak terkecuali peran perempuan
sebagai wakil rakyat, yang juga masih kecil dan bahkan kian menyusut. Bila pada
94
periode 1992-1997 masih terdapat 12% perempuan sebagai DPR, pada periode 1997-
1999 menurun menjadi 11,20%, kemudian pada periode 1999-2004 menurun lagi
menjadi 8,80%.
Menurut Suryadi & Idris kenyataan tersebut tidak lepas dari pengaruh budaya
tradisional masyarakat yang mengkonstruksikan peran perempuan sebagai pendamping
laki-laki. Budaya yang patriatisme itu membuat perempuan kurang peduli bahkan
kurang tanggap untuk mengembangkan potensi dirinya. Mereka cenderung nrimo.
Karena itulah, upaya sistematis dan berkelanjutan tentang kesetaraan gender
menjadi semakin mendesak. Perempuan sebagai mitra sejajar; harus mendapat
kesempatan yang sama untuk berkembang sehingga pada gilirannya mereka dapat
memberikan andil secara maksimal dalam segenap aspek kehidupan.
Program kesetaraan gender melalui pendidikan dipandang sangat efektif dalam
proses pembudidayaan dan pelembagaan watak masyarakat. Penelitian-penelitian
menunjukkan bahwa program kesetaraan gender melalui bidang pendidikan
memberikan dampak yang signifikan dalam pelurusan bias gender di masyarakat.
Secara keseluruhan buku ini menawarkan beberapa program kesetaraan cukup
strategis. Program-program tersebut meliputi program pemerataan kesempatan belajar,
kesetaraan gender dalam kurikulum dan proses pendidikan, serta penyeimbangan
gender menurut jurusan, program studi, dan bidang keahlian.
Adapun program aksinya yang dapat diterapkan, antara lain, penyelenggaraan
pelatihan dan penerangan umum melalui media massa dan media lainnya tentang
kesetaraan gender bagi pengelola pendidikan, pengumuman dan pengolahan data
pendidikan sebagai bahan evaluasi kesetaraan gender setiap waktu, pengembangan data
base untuk mengidentifikasi jurusan yang dominan gender, memperbaiki sistem
penerimaan kepala sekolah dan pengawas dalam mewujudkan proporsi dan
keseimbangan berdasarkan gender serta perlunya pertimbangan unsur gender dalam
pengangkatan pejabat struktural di lingkungan Depdiknas.
Program-program tersebut memang lebih banyak ditawarkan kepada pemerintah,
khususnya Depdiknas dan dinas pendidikan. Program-program tersebut bisa diandalkan
karena Ace Suryadi adalah Kepala Pusat Informatik untuk Pengelolaan Pendidikan dan
Kebudayaan pada Balitbang Dikbud. Adapun Ecep Idris juga staf di Pusat Informatika
Balitbang Depdikbud yang banyak terlibat dalam kegiatan studi kesenjangan gender.
Walaupun demikian, pembahasan kedua penulis tersebut masih bersifat makro.
Karena itu, diperlukan analisis lanjutan agar program-program kesetaraan gender yang
ditawarkan itu lebih aplikatif, sesuai dengan persoalan daerah dan kondisi masing-
masing lembaga.*
95
Contoh 2 (fiksi)
Hikayat Hang Tuah, antara Sejarah dan Mitos
Judul buku : Hikayat Hang Tuah
Penerbit : Balai Pistaka, Jakarta (Cetakan ke-3, 1956)
Tebal : 511 halaman
Nama Hang Tuah bisa dipastikan tak asing di telinga banyak orang. Sama halnya
dengan banyak tokoh yang dianggap berperan dalam sejarah bangsa ini, nama Hang
Tuah pun diabadikan pada ruas-ruas jalan di Jakarta dan di beberapa daerah lain lagi.
Bahkan, nama Hang Tuah juga diabadikan pada kapal perang pertama milik Indonesia.
Pemberian nama itu untuk mengenang kejayaan Hang Tuah yang selalu mencapai
kemenangan di laut. Namun, tidak seperti tokoh-tokoh bersejarah lainnya, tak banyak
yang tahu siapa Hang Tuah yang diabadikan namanya itu? Apa perannya dalam sejarah
negeri ini?
Memang, bisa dikatakan, keterangan tentang siapa dan apa kiprah Hang Tuah
tidak ditemukan dalam literatur-literatur sejarah. Beberapa waktu lalu pernah diangkat
kisah-kisah tokoh melayu, termasuk Hang Tuah ini, dalam berbagai versi seperti
sandiwara radio maupun tayangan sinema di televisi. Tetap saja, Hang Tuah hanya
dikenal sebatas tokoh terkenal dari daerah Melayu.
Tak banyak yang tahu kisah Hang Tuah yang dituliskan dalam sebuah buku
berjudul Hikajat Hang Tuah tercatat sebagai karya sastra melayu klasik yang paling
panjang. Salah satu versi Hikajat Hang Tuah adalah setebal 593 halaman. Buku
berisikan Hang Tuah ini dikenal sejak abad ke-18, dan sejak saat itu disebutkan sangat
menarik perhatian para peneliti barat. Hikajat Hang Tuah kemudian sangat terkenal,
terbit dalam berbagai versi, dan sekitar 20 buku tersimpan di berbagai perpustakaan di
dunia.
Pada buku Hikajat Hang Tuah terbitan Balai Pustaka, kisah iblis tokoh yang di
Malaysia dianggap sebagai salah satu pahlawan nasional ini diuraikan dalam 24 bab
panjang. Pada pengantar disebutkan, buku tersebut disalin dari salah satu naskah tulis
tangan huruf Arab. Pada sampul bagian dalam tertulis: ”Inilai Hikajat Hang Tuah jang
amat setiawan kepada tuannja dan terlalu sangat berbuat kebadjikan kepada tuannja”.
Kisah dimulai dengan bab yang menguraikan asal muasal raja-raja di Malaka atau
Melayu. Dengan diantar oleh kata-kata: ”Sekali peristiwa......”, diceritakan tentang
seorang raja keindraan (kayangan-red) Sang Partala Dewa, yang akan mempunyai
seorang anak dan dia akan menjadi raja di Bukit Seguntang. Keturunan-keturunan sang
dewa inilah dengan segala kemuliaan yang dimiliki kemudian menjadi raja-raja di tanah
Melayu.
Hang Tuah diceritakan sebagai anak Hang Mahmud. Dikisahkan, setelah
mendengar kabar gembira tentang negeri Bintan sudah mempunyai seorang raja yang
96
tak lain adalah cucu dari Sang Partala Dewa, Hang Mahmud pun bergegas mengajak
istri dan anaknya pindah ke sana. Di Bintan, Hang Tuah muda bertemu dan bersahabat
dengan Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Kelima pemuda itu
diceritakan selalu bersama-sama, seperti lima orang bersaudara.
Suatu hari, Hang Tuah mengusulkan pada keempat sahabatnya untuk pergi
berlayar dan merantau bersama-sama. Empat sahabatnya pun setuju, dan mereka
berangkat berlayar. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dan menundukkan tiga
perahu yang ternyata adalah musuh Bintan dan Siantan. Kawanan tersebut tak lain
adalah kaki tangan Patih Gajah Mada dari Majapahit yang ingin memperluas kekuasaan
dengan merompak di Tanah Palembang. Akhirnya, lima sekawan itu diangkat menjadi
abdi salah seorang pemimpin di negeri Bintan, yang dipanggil Bendahara Paduka Raja.
Dari sinilah kisah perjuangan Hang Tuah yang akhirnya justru mendapat gelar
laksamana dari Raja Majapahit dimulai.
Dalam buku, terutama melalui tokoh Hang Tuah dan Patih Gajah Mada,
dikisahkan adanya persaingan kejayaan antara Malaka dan Majapahit. Gajah Mada
tidak digambarkan sebagai tokoh yang mulia dan bijaksana. Ia digambarkan dalam
sosok yang begitu berkuasa dan ambisius. Beberapa kali ia menyusun rencana untuk
menghabisi Hang Tuah yang dianggap sebagai batu pengahalang rencananya untuk
menguasai Malaka. Berbicara soal musuh, dalam perjalanan tugas sebagai abdi yang
setia dan disegani, Hang Tuah pun di negerinya sendiri beberapa kali harus dibuang,
bahkan hendak dibunuh akibat fitnah. Fitnah itu sedemikian rupa sehingga salah
seorang sahabatnya, yaitu Hang Jebat pun berkhianat.
Hang Tuah memang membawa Malaka pada kejayaan. Tidak hanya ia berhasil
membendung serangan dari Majapahit. Ke mana ia diutus dan apapun tugas yang
diemban, selalu membuahkan hasil. Namun, dengan masuknya orang-orang Eropa,
terutama Belanda, akhirnya kejayaan Malaka dihancurleburkan. Pada bagian akhir
dikisahkan, Malaka jatuh ke tangan orang-orang dari Johor dan Belanda. Hang tuah
sendiri dikisahkan masih hidup dan tinggal di negeri Batak, menjadi wali agama dan
raja.
Demikian cuplikan kisah tokoh bernama Hang Tuah dari salah satu versi terbitan
Balai Pustaka. Tak ada yang tahu, siapa sesungguhnya pengarang Hikajat Hang Tuah.
Tahun persis kapan pertama kali kisah ini muncul pun hingga kini tak bisa dipastikan.
Tak ubahnya karya-karya sastra kuno umumnya, kisah Hang Tuah ini pun diduaga
pertama kali dikenal berupa cerita lisan. Kemudian, dalam bentuk naskah tertulis,
Hikajat Hang Tuah diduga pertama kali ditulis pada abad ke-16.
Menurut Prof Dr Sulastin Sutrisno (lihat Ketika Hang Tuah Menjadi Disertasi)
yang pernah mengangkat Hikajat Hang Tuah menjadi disertasi, siapa pengarang
sesungguhnya memang sulit dipastikan. Namun, yang jelas, karya tersebut mengundang
97
kekaguman sendiri. Sebagau sebuah kisah fiktif, Hikajat Hang Tuah sarat dengan
muatan sejarah. Nama-nama kerajaan dan tokoh memang lekat dengan apa yang
tercantum dalam catatan-catatan sejarah. Bahkan ada dugaaan, pengarang Hang Tuah
tidak hanya berpengetahuan luas karena sarat dengan muatan sejarah, namun juga
banyak menggunakan sumber sastra lain. Dugaan ini muncul karena pada beberapa
bagian, terdapat kemiripan dengan cerita-cerita klasik lain, seperti Kisah Panji, Hikajat
Sri Rama, dan sebagainya.
Salah seorang ahli sastra, Sir Richard Windstedt, menyebutkan, karya sasatra
klasik seperti Hikajat Hang Tuah ini identik dengan syair-syair bermuatan kisah
kepahlawanan yang banyak dihasilkan di Jawa pada abad ke-11. Karya-karya ini
dikatakan mengubah sejarah menjadi mitos, atau sebaliknya mengubah mitos menjadi
sejarah. Dalam Hikajat Hang Tuah, nuansa fiktif maupun mitos di antaranya terwakili
melalui ketiadaan keterangan waktu dalam setiap peristiwa, kehadiran negeri
kahyangan yang dipimpin Sang Pertala Dewa maupun perubahan wujud Hang Tuah
menjadi harimau dalam sebuah perkelahian (hal 164).
Tokoh Hang Tuah sendiri pun tak bisa dipastikan sebagai tokoh mitos atau
sejarah, meskipun dalam Sejarah Melayu (Malay Annals) disebutkan Hang Tuah mati
di abad ke-15. Kitab tersebut, Sejarah Melayu – disusun oleh Mansur Shah, salah
seorang penguasa di Malaka – yang mencantumkan riwayat Hang Tuah pun diragukan
oleh berbagai kalangan. Sir Richard Winstedt menyebutkan, Mansur Shah, dalam
Sejarah Melayu, mampu mengangkat legenda tentang seorang pejuang bernama Hang
Tuah yang tumbuh saat terjadi perang antara Jawa dan Tamil. Akan tetapi, seperti
dikatakan di atas, hampir tidak ada dibedakan yang mana sejarah dan yang mana mitos.
Namun, untuk tokoh seperti Hang Tuah, siapa lagi yang peduli bahwa itu mitos atau
sejarah selama dia menjadi ilham etika publik? (nova christina/Litbang Kompas).
Contoh 3
Sketsa Yogya dalam Sebuah Novel
Oleh: Binhad Nurrohmat
Judul Novel : Suatu Hari di Yogya
Pengarang : N Marewo
Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, September 1998
Tebal : ix + 108 halaman
Banyak pengarang yang sadar atau tidak, memiliki hasrat yang kuat untuk
mengangkat kehidupan nyata (realitas faktual) ke dalam dunia novel. Ini sebuah
kelaziman, sebab hasrat melihat realitas dalam dunia yang lain memang merupakan
naluri manusia, dan pengarang yang baik tidak tabu mengangkat realitas faktual ke
dalam novelnya selama hal itu sekadar tumpuan dan bukanlah semata-mata fakta
98
Teknik alur kisah dalam novel ini tidak njlimet, tetapi sangat sederhana dan
mudah diikuti. Namun perlu dikatakan di sini dan ini patut disayangkan,dalam beberapa
dialog para tokohnya muncul kesan ”pemaksaan” berupa adanya dialog-dialog yang
panjang dan tampak seperti sekadar ingin ”berkhotbah”. Hal itu tentunya akan
cenderung menghilangkan kesan kewajaran sebuah dialog.
Contoh 4
Legenda Cinta Layla-Majnum
Judul Novel : Layla-Madjnoen (Tjeritera di Tanah Arab); Laila Majnun Karya
Nizami; Layla Majnun, Roman Cinta Paling Populer & Abadi
Penulis : Hamka (Hadji Abdul Malik Karim Amrullah)
Penerbit : Balai Poestaka, 1932; Ilman Books, 2002; Navila, 2002
Tebal : 74 halaman; 222 halaman; 200 halaman
Kalau ada kisah cinta abadi antara seorang perempuan dan laki-laki yang menjadi
legenda di dunia Timur, itulah legenda Layla dan Majnun. Kisah ini begitu melegenda
sehingga muncul banyak versi menyangkut lika-liku hubungan cinta Layla dan Majnun.
Ada anggapan bahwa kisah cinta Layla-Majnun ini hampir-hampir menyerupai
cerita Romeo and Juliet karya sastrawan Inggris, William Shakespeare, terutama dalam
hal tragedi yang menyelubungi hubungan cinta sepasang kekasih. Meski demikian,
cerita Romeo and Juliet adalah salah satu karya yang ditulis oleh tangan William
Shakespeare pada abad ke-16. Sementara itu Layla dan Majnun merupakan sebuah
cerita yang dikisahkan dari mulut ke mulut dan baru pada abad ke-12 dituliskan oleh
seorang penyair dari Azerbaijan, Nizami Ganjavi, dalam bentuk syair. Versi Nizami
inilah yang kemudian merupakan cerita yang paling populer.
Menurut Jean-Pierre Guinhut, seorang orientalis dan ahli mengenai kebudayaan
dan filsafat Timur yang juga pernah menjadi Duta Besar Perancis untuk Azerbaijan,
pengaruh cerita Layla-Majnun ini melampaui tradisi Timur. Jika melihat kembali ke
masa Abad Pertengahan, yaitu sekitar abad ke-11-13, banyak dari karya sastra Barat
saat itu memiliki jejak sastra oriental yang kemudian memengaruhi karya-karya sastra
seperti cerita kepahlawanan Jerman abad ke-13 berjudul Tristan und Isolde yang ditulis
oleh Gottfried von Strassburg atau dongeng Perancis, Aucassin et Nicolette.
Sampai saat ini, kisah Layla-Majnun merupakan cerita yang paling populer di
Timur Tengah maupun Asia Tengah, di antara bangsa-bangsa Arab, Turki, Persia,
Afgan, Tajiks, Kurdi, India, Pakistan, dan Azerbaijan. Kepopuleran kisah ini memberi
inspirasi banyak seniman, baik pelukis, pemusik, maupun pembuat film, menciptakan
beragam karya seni yang menggambarkan kisah-kisah Layla dan Majnun.
Di dalam buku terbitan Balai Postaka ini dikisahkan tentang Qais dan Layla yang
hidup di negeri Nedjd, salah satu wilayah di tanah Arab. Mereka adalah sepasang
100
remaja yang sejak kecil sering bermain bersama dan ketika menginjak remaja pergi
belajar di sekolah yang sama. Qais berwajah tampan, sementara Layla adalah gadis
rupawan yang menjadi dambaan setiap laki-laki. Keduanya saling jutuh cinta, namun
adat melarang mereka mengekspresikan gelora cinta secara terbuka. Maka, perasaan
keduanya hanya ditumpahkan dalam bentuk syair ketika mereka mempunyai
kesempatan bertatap muka secara diam-diam.
Suatu ketika Qais memutuskan untuk ikut bersama ayahnya, Al-Mulawwah,
berniaga ke negeri lain agar kelak ia memiliki bekal pengetahuan sendiri tentang
perniagaan. Untuk itu, pamitlah ia kepada Layla dan memberikan seuntai kalung
mutiara sebagai tanda kesetiaannya. Qais meminta Layla untuk melepaskan sebuah
mutiara dari untaiannya apabila waktu sudah menunjukkan bulan baru. Meskipun
sangat sedih, Layla merelakan kekasihnya pergi mencari pengalaman.
Sepeninggal Qais, Layla hanya bermenung diri dan menciptakan syair sebagai
pelambang rindu. Suatu hari, ayah Layla, Al-Mahdi, pulang ke rumah bersama seorang
tamu bernama Sa’d bin Munif, yang diajak menginap. Tamu itu seorang saudagar kaya
raya yang berasal dari Irak. Ketika berjumpa Layla, Sa’d bin Munif langsung jatuh cinta
dan melamar Layla kepada ayahnya. Tanpa sepengetahuan Layla, Al-Mahdi menerima
lamaran tersebut karena tergiur oleh mas kawin 1.000 dinar dan harta kekayaan Sa’d
bin Munif. Layla tak berdaya melawan perintah ayahnya karena adat memang
menyatakan bahwa laki-laki berkuasa atas perempuan.
Sementara itu, Qais yang telah memasuki bulan ke-9 ikut berniaga ke negeri-
negeri seperti Damsjik, Jerusalem, Hims, Halab, Anthakijah, Irak, Koefah, hingga
Basrah tidak dapat lagi menahan rindunya terhadap Layla. Wajahnya tampak muram
dan badannya semakin kurus. Ayah Qais melihat kesedihan anaknya dan menanyakan
ada apakah gerangan yang telah mengganggu pikirannya. Akhirnya Qais berterus terang
tentang kisah cintanya dengan Layla. Demi mendengar penuturan anaknya, Al-
Mulawwah Sa’d bin Munif memutuskan segera kembali ke kampung halamannya dan
berjanji akan melamar Layla untuk Qais.
Ketika sampai kampung halaman, Al-Mulawwah bergegas menemui ayah Layla
dan menawarkan 100 unta sebagai pengganti uang 1.000 dinar yang telah diberikan
Sa’d bin Munif. Akan tetapi, dengan sombongnya, ayah Layla menolak lamaran Al-
Mulawwah. Tak berapa lama kemudian, pesta perkawinan Layla dan Sa’d bin Munif
diselenggarakan secara besar-besaran. Maka, hancur luluhlah hati Qais. Tak ada satu
obat pun yang bisa menyembuhkan sakitnya ini, meskipun orangtuanya telah
mendatangkan banyak tabib ternama. Sejak itu Qais tidak mau berbicara kepada orang
lain, ia sibuk dengan dirinya sendiri dan sering kali terlihat berbicara sendiri. Karena
perilaku aneh inilah orang sekampungnya memanggil Qais dengan Majnun, yang
berarti kurang sempurna pikirannya.
101
Akan halnya Layla, meskipun kini telah menjadi istri Sa’d bin Munif, ia tetap
mencintai Qais. Menurut Layla, secara fisik ia boleh menjadi istri Sa’d bin Munif Sa’d
bin Munif, tetapi jiwanya tetap untuk Qais. Dalam ungkapannya, di dunia Qais dan
Layla bukanlah pasangan suami istri, tetapi di akhirat mereka menjadi pasangan abadi.
Karena tak kuat menanggung penderitaan cinta ini, Layla sakit dan selalu memanggil
nama Qais. Akhirnya Qais pun dipanggil untuk menemui Layla. Ketika mereka
bertemu, Layla memberi pesan terakhir bahwa mereka akan bertemu nanti di akhirat
sebagai sepasang kekasih. Demi melihat kekasihnya meninggal, putus asalah Qais. Tak
ada lagi keinginannya untuk hidup. Sehari-hari kerjanya hanya duduk di pusara Layla
hingga akhirnya Qais meninggal. Jasad Qais pun dibaringkan di samping pusara Layla.
Kira-kira 10 tahun kemudian, beberapa musafir menziarahi kubur mereka berdua.
Di atas pusara itu telah tumbuh dua rumpun bambu yang pucuknya saling berpelukan.
Maka, masyhurlah kisah ini sebagai kisah Layla-Majnun.
Tujuh puluh tahun setelah penerbitan buku ini oleh Balai Poestaka, pada tahun
2002 kisah ini dibukukan kembali oleh dua penerbit, Ilman Books dan Navila, masing-
masing dengan judul Layla Majnun dan Layla Majnun, Roman Cinta Paling Populer &
Abadi. Di dalam kedua buku itu disebutkan bahwa kisah yang ditulis merupakan
saduran karya Nizami dari buku berbahasa Arab dengan judul Qays bin Al Mulawah,
Majnun Layla dan versi bahasa Inggris berjudul Laili and Majnun: A Poem serta Layla
and Majnun By Nizami.
Meskipun ketiga buku tersebut sama mengungkap tragedi kisah cinta Layla dan
Majnun, tetapi terdapat beberapa perbedaan menyangkut detail cerita. Pertama, di
dalam buku terbitan Balai Poestaka disebutkan bahwa Qais adalah anak saudagar
bernama Al-Mulawwah, yang sering bepergian ke negeri-negeri lain untuk berniaga.
Sementara di dalam dua buku yang terbit tahun 2002 hanya disebutkan bahwa Qais
adalah anak semata wayang seorang saudagar bernama Syed Omri atau Sayid. Ayah
Qais dikabarkan telah lama menanti kehadiran anak semata wayangnya untuk
meneruskan garis keturunan keluarga.
Perbedaan kedua, di buku Balai Poestaka, suami Layla dikabarkan pergi dari
negeri Nedjd setelah kematian Layla. Sementara terbitan 2002, suami Layla, Ibnu
Salam, meninggal lebih dahulu dibandingkan dengan Layla. Beberapa perbedaan ini
disebabkan, pertama, banyaknya penyair ataupun sastrawan yang menuliskan kisah
Layla-Majnun. Kedua, lebih banyak lagi penulis yang menyadur kisah Layla-Majnun
berdasarkan syair yang ditulis para penyair atau sastrawan tadi.
Kepopuleran kisah Layla-Majnun ini membuat dua buku terbitan tahun 2002 itu
mengalami cetak ulang beberapa kali. Bahkan, buku terbitan Navila menjadi buku
paling laris dengan mencetak rekor memasuki cetakan ke-18 pada bulan Mei 2004.
sementara buku terbitan Ilman Books telah masuk periode cetakan ke-6 pada tahun
2004 ini.
102
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu menulis proposal kegiatan secara
baik dan benar
BAB 9
PROPOSAL KEGIATAN
1. Pengertian
Proposal merupakan suatu program kegiatan yang sifatnya sebagai usulan.
Proposal merupakan usulan tertulis untuk melakukan suatu kegiatan yang ditujukan
kepada pihak tertentu.
Proposal disebut pula dengan usul kegiatan. Proposal disusun apabila kita hendak
melakukan suatu kegiatan dan kegiatan itu perlu mendapat persetujuan (donator).
Dalam usulan tersebut perlu diterangkan segala rencana yang akan dilakukan dengan
jelas dan selengkap-lengkapnya.
2. Fungsi Proposal
Proposal ditujukan untuk didapatkannya persetujuan atau bantuan dari pihak lain,
Misalnya, sekolah akan mengadakan lomba menulis puisi dan berpidato. Untuk
kegiatan tersebut, panitia memerlukan dukungan dan bantuan sejumlah pihak. Oleh
karena itu, panitia harus membuat proposalnya.
3. Syarat-syaratProposal
Agar usulan kegiatan itu diterima donatur, proposal itu harus memenuhi
persyaratan berikut:
a. Memiliki struktur dan logika yang jelas. Hindarilah kata-kata seperti mungkin,
sebaiknya, ataupun kata-kata lainnya yang menunjukkan sikap ragu-ragu. Untuk itu,
gunakanlah kata-kata harus, akan, dan kata-kata lainnya yang bersifat meyakinkan.
b. Hasil kegiatan itu harus terukur. Gunakan angka-angka yang pasti dan bukan
perkiraan.
c. Rumuskanlah jenis kegiatan secara jelas, inovatif dan terperinci dan yang betul-
betul dapat dikuasai atau dikerjakan.
d. Hubungan kegiatan dengan dana yang diperlukan harus rasional, antara dana dan
kegiatan anda.Mengapa Anda meminta dari donatur tersebut,
e. Apakah misalnya karena mereka membantu kegiatan regional, tidak mengada-ada.
4. Sistematika Proposal
Sistematika ataupun unsur-unsur dalam proposal berbeda-beda. Hal tersebut
bergantung padajenis kegiatannya.
Berikut sistematika proposal untuk kegiatan penelitian ilmiah.
a. Latar belakang masalah
b. Tema
104
c. Tujuan Kegiatan
d. Ragam Acara / Rencana Kegiatan
e. Kepanitiaan
f. Rencana Anggaran
g. Penutup
I. Latar Belakang
Kegiatan filateli merupakan salah satu bentuk kegiatan yang mesti dilakukan
secara kontinu khususnya di Propinsi Bali. Filateli bermanfaat dalam menambah
pengetahuan dan wawasan tentang ilmu pengetahuan, sejarah, budaya maupun
lingkungan hidup. Filateli juga menambah wawasan dan memupuk persahabatan
antarbangsa dan budaya melalui kegiatan tukar-menukar koleksi atau korespondensi.
Oleh karena itu, untuk lebih memperkenalkan filateli di kalangan masyarakat
serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kegiatan filateli, maka
Perkumpulan Filatelis Indonesia menganggap penting untuk menyelenggarakan
Pameran Regional Filateli yang kemudian kami bertajuk Bali Ecophilex 2016.
II. Tema
Melalui kegiatan filateli kita tingkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup
dan pembangunan nasional.
III. Tujuan
1. Mempromosikan segala aspek filateli di Bali pada umumnya dan Kabupaten
Gianyar pada khususnya.
2. Memperluas dan mengembangkan ikatan persaudaraan dan kerja sama yang erat
antar filatelis se-Propinsi Bali.
3. Memperkenalkan kepada masyarakat luas mengenai perkembangan filateli dalam
seluruh aspeknya.
4. Membangkitkan minat filatelis untuk mengikuti kompetisi filateli.
5. Menunjukkan kepada masyarakat umum khususnya kaum generasi muda di
Gianyar, bahwa filateli merupakan sarana pendidikan, memperkaya khazanah
nilai budaya, bersifat historis, serta daya tariknya sebagai suatu kegemaran
universal yang menyenangkan dan bersifat aktif rekreatif.
105
V. Kepanitiaan
(Terlampir)
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu menulis laporan dan notula rapat
secara baik dan benar
BAB 10
LAPORAN DAN NOTULA RAPAT
1. Laporan
a. Pengertian
Laporan merupakan sajian fakta secara objektif mengenai suatu peristiwa.
Laporan kemudian diartikan sebagai suatu cara komunikasi untuk menyampaikan
hal-hal penting kepada seseorang atau suatu badan hukum sehubungan dengan tugas
yang dibebankan kepadanya.
b. Fungsi Laporan
Laporan merupakan media komunikasi ke atas dalam suatu organisasi.
Dengan adanya laporan itu, seorang pemimpin dapat memberikan umpan balik atas
kegiatan yang telah dilaksanakan. Pimpinan dapat mengevaluasi dan
menindaklanjuti kegiatan itu, baik itu dalam tataran perencanaan,
pengkoordinasasian, pengambilan keputusan, pengawasan, dan pengendalian.
Laporan juga berguna untuk kepentingan-kepentingan berikut:
1) mengatasi suatu masalah,
2) mengambil suatu keputusan yang lebih efektif,
3) mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah,
4) mengadakan pengawasan dan perbaikan, dan
5) menemukan teknik-teknik baru.
c. Syarat-syarat Laporan
Sebuah laporan akan dianggap baik atau buruk tergantung dari
keberhasilannya dalam memenuhi fungsinya sesuai dengan hasil-hasil yang
diharapkan. Hasil yang diharapkan itu hanya mungkin dicapai apabila sifat laporan
itu baik. Laporan yang baik harus ditulis dalam bahasa yang benar dan jelas. Bahasa
yang baik dan jelas dapat menimbulkan pengertian yang tepat, bukan kesan atau
sugesti. Isinya pun harus disusun dengan sistematika yang logis. Fakta-fakta atau
bahan-bahan yang disajikan harus dapat menimbulkan kepercayaan, terutama bila
laporan itu dimaksudkan untuk bahan pengambilan suatu tindakan.
Di samping itu, sebuah laporan harus pula mengandung sifat-sifat berikut:
1) Laporan itu harus mengandung imaginasi. Pelapor dalam hal ini harus
mengetahui secara tepat tentang pihak yang menerima laporannya.
108
2) Laporan harus sempurna dan lengkap. Hal ini berarti dalam laporan itu tidak
boleh ada hal penting yang terabaikan. Laporan yang baik jugatidak boleh
memasukkan hal-hal yang menyimpang, mengandung prasangka atau
pemihakan.
3) Laporan harus disajikan secara menarik. Suatu laporan dikatakan menarik bukan
karena penerima laporan memerlukan laporan itu, tetapi karena nilai lebih yang
tersaji dalam laporan itu, baik dalam hal bahasa yang jelas, isinya yang
berbobot, ataupun sistematikanya yang logis dan gampang dicerna.
d. Sistematika Laporan
Karangan ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur
kelengkapan akademis secara lengkap. Unsur-unsur karangan ilmiah bentuk formal,
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Judul
2) Tim Pembimbing
3) Kata Pengantar
4) Abstrak
5) Daftar Isi
6) Bab Pendahuluan
7) Bab Telaah Kepustakaan / Kerangka Teoritis
8) Bab Metode Penelitian
9) Bab Pembahasan Hasil Penelitian
10) Bab Simpulan dan Rekomendasi
11) DaftarPustaka
12) Lampiran-lampiran
13) Riwayat Hidup
2. Notula
Notula termasuk ke dalam jenis laporan. Hanya saja laporan tersebut khusus
ditujukan untuk kegiatan-kegiatan diskusi, yang salah satunya berupa rapat. Laporan
rapat disajikan dengan sistematika berikut.
a. Judul/tema diskusi
b. Waktu dan tempat pelaksanaan
c. Peserta diskusi
d. Pembicara atau pemakalah
e. Moderator
f. Pokok-pokok acara
g. Keputusan-keputusan penting
h. Simpulan
i. Tindak lanjut
j. Lampiran-lampiran
109
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu menulis karya ilmiah secara baik
dan benar
BAB 11
KARYA ILMIAH
A. Pengertian
Karya ilmiah adalah tulisan atau karangan yang disusun dengan metode ilmiah.
Adapun yang dimaksud dengan metode ilmiah itu sendiri adalah metode berpikir yang
menggunakan daya nalar dan berdasarkan bukti atau fakta-fakta.
Karya ilmiah adalah hasil pemikiran seorang ilmuwan (yang berupa hasil
pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan
penengatahuan orang sebelumnya(Setiawan, 2010 : 51).
Dalam wacana yang lain dijelaskan bahwa karya ilmiah adalah hasil pemikiran
ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis,
benar dan bertanggung jawab, serta menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jadi,
karya ilmiah ditulis bukan sekedar untuk mempertangungjawabkan penggunaan sumber
daya penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi juga untuk mempertanggungjawabkan
penulisan karya ilmih tersebut secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena suatu
karya ilmiah dibaca dan dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak
terbatas sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
(Akhadiah, 1991: 24).
Karya ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti. Jadi, bukan sekedar
pertanggungjawaban peneliti dalam penggunaan sumber daya (uang, alat, bahan) yang
digunakan dalam penelitian. Untuk memenuhi standar ilmiah, sebuah karya harus
memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah kriteria metodologis, dalam hal ini
karya ilmiah harus disusun dengan menggunakan metodologi ilmiah.
Brotowidjojo (1985:8-9) mengemukakan bahwa “karya ilmiah adalah karya ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar”. Dengan demikian, penggunaan metodologi yang benar menjadi salah
satu unsur terpenting dalam penyusunan karya ilmiah (Bambang Dwiloka dan Rati
Riana, 2005: 1-6).
Dalam modul lain, disebutkan bahwa karya tulis ilmiah adalah serangkaian
kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis
secara sistematis menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Atau ada juga yang
menyatakan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan
kriteria ilmiah. (Agus Haryanto, 2016)
Karya ilmiah memenuhi syarat-syarat keilmiahan pada suatu ilmu tertentu yang
dikuasai oleh penulisnya. Hasil penulisan ilmiah harus bersifat sistematis artinya
disusun dalam suatu urutan teratur, sehingga pembaca mudah memahami hasil
penulisan tersebut. Tulisan ilmiah juga harus disusun secara logis dan benar. Oleh
karena itu, untuk mencapai keilmiahan yang logis dan benar itu, seorang penulis karya
ilmiah harus memiliki landasan teori yang kuat. Landasan teori yang kuat akan
menyebabkan keilmiahan yang ditampilkan tidak menyimpang dari suatu disiplin ilmu
tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Akhadiah, 1988: 20).
110
c. Tulisan disusun secara sistematis dan logis, yang ditandai oleh hubungan antar
bagian-bagian tulisan itu yang membentuk suatu kesatuan (kohesif) dan kepaduan
(koheren).
d. Ragam bahasa yang digunakan bersifat lugas.
1) Menggunakan kalimat secara efektif
2) Menghindari kalimat yang bermakna ambigu (bermakna ganda)
3) Menghindari penggunaan kata konotatif.
C. Syarat-syarat Ilmiah
Sebuah karya ilmiah dikatakan sebagai tulisan ilmiah apabila memenuhi syarat-
syarat penulisan ilmiah sebagai berikut :
1. Komunikatif, artinya uraian yang disampaikan dapat dipahami pembaca.
2. Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat denotatif, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran ganda bagi pembacanya.
3. Bernalar, artinya tulisan itu harus sistematis, berurutan secara logis, ada kohesi dan
koherensi, dan mengikuti metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara objektif,
benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Ekonomis, artinya kata atau kalimat yang ditulis hendaknya diseleksi sedemikian
rupa sehingga tersusun secara padat berisi.
5. Berdasarkan landasan teoritis yang kuat, artinya suatu hasil karya ilmiah bukan
subjektifitas penulisnya, tetapi harus berlandaskan teori-teori tertentu yang dikuasai
secara mendalam oleh penulis.
6. Tulisan harus relevan dengan ilmu tertentu, artinya tulisan harus ditulis oleh
seseorang yang menguasai suatu bidang ilmu tertentu.
7. Memiliki sumber penopang mutakhir, artinya tulisan ilmiah harus menggunakan
landasan teori berupa teori mutakhir (terbaru).
8. Bertanggung jawab, artinya sumber data, buku acuan dan kutipan harus
bertanggung jawab dengan menyebutkan sumber tulisan dalam karya ilmiahnya
(Suparno dan M Yunus, 2007: 20).
D. Kriteria Ilmiah
M. Nazir, (1988) menjelaskan bahwa karya ilmiah disusun dengan menggunakan
metode ilmiah, yaitu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Adapun kriteria metode ilmiah
adalah :
1. Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda)
2. Bebas dari prasangka (tidak subyektif)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah
berdasarkan analisis yang logis)
4. Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan)
5. Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)
6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating)
Metode ilmiah juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat
untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
112
Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan
yang dapat memberikan informasi tentang pokok masalah yang hendak ditulis.
Sember kepustakaan dapat berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur,
surat keputusan, situs web, atau undang-undang.
b. Pembatasan Topik dan Penentuan Judul
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, kita
tinggal menguji sekali lagi; apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan
terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang. Jika sudah dilakukan
pembatasan topik, judul karya ilmiah bukanlah hal yang sulit ditentukan karena
pada dasarnya langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan topik sama
saja dengan langkah-langkah dalam penentuan judul. Perbedaannya adalah
pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah, sedangkan
penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah penulisan karya ilmiah.
Jika sudah ada topik yang terbatas, karya ilmiah sudah dapat mulai digarap
walaupun judul belum ada.
Selain dengan pembatasan topik, penentuan judul karya ilmiah dapat pula
ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa,
bagaimana, di mana dan kapan. Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu harus
dijawab pada penentuan judul. Dalam sebuah judul, adakalanya dibatasi dengan
memberi sub judul. Sub judul selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi
sebagai penjelas atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul
utama dan sub judul harus dibubuhan tanda baca titik dua (:)
c. Pembuatan Kerangka Karya (outline)
Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan karya adalah proses
penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis
dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan. Penyusun karya ilmiah dapat
membuat ragaan buram, yakni ragaan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan
sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragaan
kerja, yaitu ragaan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragaan
buram. Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusunan untu mengembangkan
karya (Moeliono, 1998:1; Arifin, 2003:15).
Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan judul subbab
sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan judul subbab itu merupakan
pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang ditentukan. Jika ragaan telah
selesai dibuat, langkah berikutnya adalah pembuatan rencana daftar isi karya
ilmiah. Kita perlu membuat rencana daftar isi yang lengkap, pada bagian awal
dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar
(jika ada), daftar lampiran (jika ada). Bab Pedahuluan/Bab I terdiri atas latar
belakang masalah, identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian. Kemudian dalam bagian terakhir daftar isi
dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran (jika
ada).
Pada dasarnya, penulis karya ilmiah mempunyai hak prerogatif untuk menyusun
daftar isinya sendiri. Akan tetapi, paling sedikit sebuah karya ilmiah berisi tiga
bab, yaitu pendahuluan, isi atau analisis, dan penutup. Jika isi atau analisis itu
agak luas, kita dapat memecah isu itu menjadi dua atau lebih bab sehingga kaya
ilmiah menjadi empat bab atau lebih.
114
2. Pengumpulan Data
Dalam diskursus ilmu penelitian, data dapat dikumpulkan melalui pengamatan
(observasi), wawancara atau eksperimen (percobaan). Adapun langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam pengumpulan data adalah :
a. Pencarian informasi/keterangan dari bahan bacaan, seperti buku, surat kabar dan
majalah yang relevan dengan topik tulisan.
b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan
ditulis.
c. Pengamatan langsung ke obyek yang akan diteliti.
d. Percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium
3. Pengorganisasian dan Pengonsepan
Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data
tersebut. Penyusun harus menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuk.
Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun
harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang
ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis
dengan teknik statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah
itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.
4. Pemeriksaan/Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu memeriksanya. Tentu
ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang-ulang. Buanglah
penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat
menunjang pembahasan. Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakup
pemeriksaan isi karya dan cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa
yang digunakan.
e. Penyajian/Pengetikan.
Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian
dan kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata letak unsur-unsur dalam karya
ilmiah. Misalnya penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar,
unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur
dalam daftar pustaka.
4. Tesis
Tesis adalah karangan ilmiah yang ditulis mahasiswa S-2 untuk memperoleh
gelar master atau magister. Tesis memiliki taraf keilmiahan yang lebih tinggi
ketimbang skripsi. Tesis ditulis secara lebih teliti dan mendalam, baik itu dari segi
permasalahannya, kajian teoritik, maupun pembahasannya. Pernyataan, pendapat,
atau teori yang dikemukakan harus didukung argumen yang kuat.
5. Disertasi
Disertasi adalah karangan ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa S-3 untuk
memperoleh gelar doktor. Doktor adalah gelar akademis tertinggi yang diberikan
oleh suatu perguruan tinggi.Oleh karena itu, disertasi memiliki tingkat keilmiahan
yang lebih berbobot ketimbang skripsi atau tesis. Dalam disertasi, permasalahan
yang dikaji lebih kompleks, lebih mendalam, lebih problematik, dan lebih
komprehensif.
I. Sistematika Penulisan
Karangan ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Secara umum,
bentuk penyajian karangan ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis.
1. Bentuk Populer
Karangan ilmiah bentuk ini bentuknya manasuka. Karangan ilmiah bentuk ini
bisa diungkapkan dalam bentuk surat atau esey. Ragam bahasanya bersifat santai
(populer). Karangan ilmiah populer umumnya dijumpai dalam media massa, seperti
koran atau majalah. Istilah populer digunakan untuk menyatakan topik yang akrab,
menyenangkan bagi populus (rakyat) atau disukai oleh orang kebanyakan, karena
gayanya yang menarik dan bahasanya mudah dipahami. Kalimat-kalimatnya
sederhana, lancar, namun tidak berupa senda gurau dan tidak pula bersifat fantasi
(rekaan).
2. Bentuk Semiformal
Secara garis besar karangan ilmiah bentuk ini terdiri dari:
1) halaman judul,
2) kata pengantar,
3) daftar isi,
4) pendahuluan,
5) pembahasan,
6) simpulan, dan
7) daftar pustaka.
Bentuk karangan ilmiah semacam ini umumnya digunakan dalam berbagai
jenis laporan dan makalah.
3. Bentuk Formal
Karangan ilmiah bentuk formal disusun degan memenuhi unsur-unsur
kelengkapan akademis secara lengkap. Unsur-unsur karang ilmiah bentuk formal,
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Judul
2) Tim Pembimbing
3) Kata Pengantar
118
4) Abstrak
5) Daftar Isi
6) Bab Pendahuluan
7) Bab Telaah Kepustakaan / Kerangka Teoritis
8) Bab Metode Penelitian
9) Bab Pembahasan Hasil Penelitian
10) Bab Simpulan dan Rekomendasi
11) Daftar Pustaka
12) Lampiran-Lampiran
13) Riwayat Hidup
Ada yang menyebutkan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam karya
tulis ilmiah berupa penelitian yaitu :
a. Bermakna isinya
b. Jelas uraiannya
c. Berkesatuan yang bulat
d. Singkat dan padat
e. Memenuhi kaidah kebahasaan
f. Memenuhi kaidah penulisan dan format karya ilmiah
g. Komunikasi secara ilmiah
J. Teknik Penulisan
Beberapa hal yang perlu dipahami tentang teknik penulisan adalah sebagai
berikut :
Penulisan karya ilmiah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
Informasi disajikan dengan bahasa yang lugas, sederhana, tepat dan langsung pada
persoalan yang dibicarakan.
Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan daerah, dengan huruf miring
(italic), seperti kata istinbath al-ahkam (istinbâth al-ahkâm), drop out (drop out),
gugur gunung (gugur gunung).
Untuk menghindari subyektivitas, penulisan karya ilmiah tidak diperbolehkan
menggunakan kata saya, aku, kami atau kita kecuali dalam kata pengantar;
Contoh:
Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging
Issues. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L. & Weeks, K. 1985b. Planning Career Ladders: Lessons from the
States. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
2. Buku yang berisi kumpulan artikel (Ada editornya)
Penulisan acuan sama dengan penulisan acuan dari buku ditambah dengan tulisan
(Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di antara nama
penulis dan tahun penerbitan.
Contoh:
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching
English As A Second Language. New York: Praeger.
Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang
Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
3. Acuan dari Artikel dalam Jurnal
Nama penulis ditulis paling depan diikuti tahun penerbitan dan judul artikel yang
ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap awal kata. Nama jurnal
ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap katanya ditulis dengan
huruf besar kecuali kata hubung. Bagian akhir ditulis berturut-turut tahun ke
berapa atau volume (kalau ada), nomor berapa (dalam kurung), dan nomor
halaman dari artikel tersebut.
Contoh:
Ahmad, S. 1994. Peranan Ibu dalam Mempersiapkan Generasi Pembangunan
Abad XXI. Bungawellu: Jurnal Kajian Wanita,1(1), 1 - 22.
4. Acuan dari Internet
a) Artikel dalam jurnal
Nama penulis ditulis seperti acuan dari jurnal cetak, diikuti secara berturut-
turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal dicetak miring dengan diberi
keterangan dalam kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan
alamat sumber acuan disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara
tanda kurung.
Contoh:
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya.
Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id,
Diakses 20 Januari 2000).
b) Karya Individual
Nama penulis ditulis seperti acuan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-
turut oleh tahun, judul karya dicetak miring dengan diberi keterangan dalam
kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber acuan disertai dengan
keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals,
1990-95: The Calm before the Storm (Online), (http://journal.ecs.soton. ac.uk/
survey/survey.html, Diakses 1Juni 1996).
123
c) Bahan Diskusi
Nama penulis ditulis seperti acuan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-
turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama bahan diskusi
dicetak miring, dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri
dengan alamat e-mail sumber acuan tersebut disertai dengan keterangan kapan
diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites.
NETTRAIN Discussion List,(Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu,
Diakses 22 November 1995).
d) E-mail Pribadi
Nama pengirim (jika ada) ditulis paling depan disertai keterangan dalam
kurung (alamat e-mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal,
bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak miring), nama yang dikirimi disertai
keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirimi).
Contoh:
Naga, Dali. S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 Oktober 1997. Artikel untuk JIP. E-
mail kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id).
5. Acuan Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM
Penulisannya pada daftar acuan sama dengan acuan dari artikel dalam jurnal
cetak ditambah dengan penyebutan CD-Romnya dalam kurung.
Contoh:
Krashen, S., Long, M. & Scaecella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attainment
in Second Language Acquisition. TESOL Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM
Quarterly-Digital, 1997).
6. Acuan dari Karya Terjemahan
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli (kalau
tahun tidak tercantum ditulis "tanpa tahun", judul terjemahan, nama penerjemah,
tahun terjemahan, tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan.
Contoh:
Berg, A. & Muscat, R. 1975. Faktor Gizi. Terjemahan oleh Sediaoetama, A. D.
1987. Jakarta: Bhratara Karya. Boserup, E. 1970. Peranan Wanita dalam
Perkembangan Ekonomi. Terjemahan oleh Joebhaar,M. & Sunarto. 1984.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
7. Acuan dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Nama penyusun paling awal, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul
skripsi atau disertasi dicetak biasa diikuti dengan pernyataan Skripsi, Tesis atau
Disertasi dicetak miring, kemudian pernyataan Tidak diterbitkan. Nama kota
tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh:
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar
Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi. Tidak diterbitkan. Malang: Program
Pascasarjana IKIP Malang.
124
b) Dokumen yang Ditulis Atas Nama Lembaga dengan atau Tanpa Penerbit
Nama lembaga penanggungjawab ditulis paling awal, diikuti dengan tahun,
judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama
lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut, atau nama
penerbit (kalau ada)
Contoh:
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1992. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Jakarta: Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1991 tentang Pendidikan Tinggi.
Jakarta: Balai Pustaka.(Parera, 1993: 34 – 40)
Sebagai catatan, kaidah penulisan daftar pustaka dalam penulisannya tetap
mengacu pada bahasa selingkung di perguruan tingi masing-masing. Maksudnya,
bahwa setiap perguruan tinggi memiliki acuan tersendiri yang biasanya tercantum di
dalam buku panduan penulisan skripsi, tesis maupun disertasi. Dengan demikian
mahasiswa dalam penulisan notasi ilmiah maupun daftar pustaka harus berpegangan
dari buku acuan tersebut. Adapun kaidah di atas adalah kaidah umum yang bisa
dipakai diberbagai perguruan tinggi.
Penulisan daftar pustaka berdasarkan urutan abjad:
Contoh:
Aminudin. 1989. Semantik, Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru.
Badudu, J.S. 1981. Sari Kesusastraan Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Chaniago, NurArifin, dkk. (2000). Kamus Sinonim Antonim Bahasa Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia.
Curtis, Dan B. Dkk. (1998). Komunikasi Bisnis dan Profesional (terjemahan).
Bandung: Rosda Karya.
Dardjowidjojo, Soenjono. 1995. Pelba 8 (Penyebaran Bahasa Indonesia pada
Masa Purba, Skemata dalam Bahasa Indonesia, Wanita dalam Bahasa).
Yogyakarta: Kanisius.
DePorter, Bobi & Mike Hernacki (1999). Quantum Leraning, Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan (terjemahan). Bandung: Mizan.
Farbey, A.D. (1997). How to Produce Successful Advertising (terjemahan). Jakarta:
Gramedia.
Iskandar, Eddy D. (2000). Menulis Skenario. Bandung: Rosda Karya.
Keraf. Gorys (1979). Komposisi. Ende: Nusa Indah.
Dst.
126
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa mampu menulis artikel, kritik dan esai
secara baik dan benar
BAB 12
ARTIKEL, KRITIK DAN ESAI
A. Materi Pokok
1. Artikel
Artikel adalah karya tulis lengkap yang dimuat di koran, majalah, atau internet.
Bila kita menulis masalah komunikasi, misalnya, dan dimuat di koran atau di media
lainnya, maka tulisan itu disebut dengan artikel.
Contoh :
Berbagai Gejala Strategi Komunikasi Verbal
dalam Tulisan Ilmiah Populer
oleh Iyo Mulyono
Pendahuluan
Tulisan ini disusun karena adanya dorongan yang berawal dari ketertarikan diri
saya terhadap beberapa artikel atau tulisan semiilmiah lainnya seperti laporan
perjalanan atau feature. Setelah tulisan-tulisan itu saya baca dan saya cermati, benak
saya mencatat bahwa ketertarikan tersebut disebabkan karena informasinya dan
terutama karena gaya pengungkapannya yang dalam tulisan ini disebut gejala strategi
komunikasi verbal. Ketertarikan tersebut berkembangmenjadi kekaguman akan
kemampuan penulis artikel tersebut yang kemudian menjadi dorongan untuk mencoba
mendeskripsikan sisi strategi komunikatif yang dimainkannya walaupun sebatas gejala-
gejalanya.
Data-data atau lebih tepat disebut contoh-contoh gejala yang disajikan dalam
tulisan ini dipetik dari tulisan yang tersebar di harian umum dan majalah khususnya
Tempo. Contoh-contoh ditampilkan dalam satuan konteks paragraf atau kalimat. Karena
itu, tulisan ini akan terkesan lebih banyak mengandungcontoh daripada penguraian atau
pembahasan.
Selain penyajian contoh seperti yang dikemukakan di atas, sistem dan bahasa
penyajiannya pun tidak sepenuhnya menunjukkan sifat artikel ilmiah. Unsur emosional
masih terasa terangkat dalam ungkapan tertentu. Dan hal itu saya sadari benar.
Malahan, ada pesan sampingan dari saya, yakni layakkah pembahasan seperti ini
dikembangkan untuk tulisan ilmiah dalam jurnal baik lokal maupun nasional.
127
Strategi Komunikatif
Strategi komunikatif merupakan salah satu kompetensi komunikatif yang diangkat
Michael Canale dalam Richards (Ed. 1983 : 6-27). Tiga komponen kompetensi yang
lain adalah kompetensi gramatikal, kompetensi sosiolinguistik, dan kompetensi bidang
wacana.
Kompetensi strategi komunikatif merupakan kompetensi yang berurusan dengan
keberlangsungan komunikasi pada saat seseorang mendapatkan kesulitan atau
berurusan dengan keinginan seseorang untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.
Richards (Ed. 1983 : 10-11) mencatat dua alasan seseorang menggunakan strategi
komunikatif. Pertama, untuk memelihara keberlangsungan komunikasi, karena adanya
kesulitan gramatikal, sosiolinguistik, dan kesulitan bidang wacana. Misalnya, seorang
pembelajar asing, karena lupa atau tidak mengetahui kata gado-gado, maka dia
memparafrasekannya dengan makanan yang terbuat dari berbagai jenis sayuran. Kedua,
alasan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi. Sebuah komunikasi kadar
kekomunikatifannya bisa meningkat karena penutur atau penulis memetik ungkapan
baik dari bahasa yang bersangkutan maupun dari bahasa lain: bahasa daerah atau bahasa
asing. Panjang pendeknya kalimat, keras lunaknya tekanan kata, pengaturan intonasi,
penggunaan kiasan, dan lain-lain relatif berpengaruh terhadap efektivitas, komunikasi.
Dalam hubungannya dengan pembelajar bahasa kedua atau bahasa asing, tentang
strategi komunikatif ini dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
(1) Alasan penggunaan strategi yangpertama akan dimunculkan oleh pembelajar bahasa
yang mengalami kesulitan gramatikal, sosiolinguistik, dan kesulitan bidang
pengembangan wacana. Pembelajaran tipe ini (untuk keterampilan berbicara)
cenderung masih berada di level lanjut (advanced) ke bawah.
(2) Alasan penggunaan strategi komunikatif yang kedua akan muncul dari pembelajar
bahasa atau pengguna bahasa level lanjut dan terutama level superior (unggul).
Mereka memilih dan mengoperasionalkan strategi komunikatif dan bukan karena
adanya kesulitan (walaupun tidak tertutup kemungkinan karena hal itu) melainkan
terutama karena adanya kesadaran bahwa strategi komunikatif itu dapat
meningkatkan kadar kebagusan dan keefektifan komunikasi. Salah satu ciri
kemampuan berbicara level unggul adalah mainpu menggunakan strategi wacana
dengan bagus (Brown, 1994:10).
(3) Jika pembelajar bahasa level superior dalam berbicara sudah dituntut mampu
menggunakan strategi komunikatif tertentu, maka penuturasli selayaknya cekatan
dan mahir dalam operasionalisasi berbagai strategi komunikatif untuk kepentingan
efektivitas teratur.
128
menembus pasar India. Selain meledak filmnya, Jurasic Park yang kaos dan mainannya
bertebaran di Indonesia itu, sama sekali tidak laku di negara yang jumlah penduduknya
sudah mendekati hitungan miliar itu. Berkali-kali mereka banting tulang mencoba
menembus pasar India yang besar itu. Berkali-kali pula mereka melakukan uji coba dan
mencermati format film India. Dalam mencermati film India itu para pengusaha
Holywood memang berhasil menyimpulkan ciri utama film India, yakni lagu dan tarian.
Maka jika di Barat ada ungkapan say it with flower, di Indonesia menurut orang yang
sama sekali tidak bisa dipercaya – ada ungkapan say it with envelope, maka di India ada
ungkapan say it with song and dance. Sebab, dalam film India memang semua hal
dikemukakan lewat lagu dan tarian, baik tokohnya sedang gembira maupun sedih,
sedang jatuh cinta atau patah hati, bahkan juga sedang berkelahi atau tawuran.
(“Dubbing dan Bahasa Indonesia Kita” oleh Agus R. Sardjono, Pilihan Rakyat).
Petikan 3
Bumi kita ini punya titik-titik ekstrim, seperti suhu terendah, terpanas, tertinggi,
dan banyak lagi. Nah, titik tertinggi adalah Pegunungan Himalaya yang memiliki
puncak-puncak tertinggi di dunia. Paling tinggi adalah Puncak Everest. Uniknya puncak
tertinggi pegunungan yang menjadi bagian negara Nepal itu suka berubah-ubah karena
pengaruh gerakan kulit bumi, meski perubahan ukuran tinggi itu tidak mencolok.
(”Tunanetra Menakhlukkan Himalaya” oleh Agah Nugraha).
Petikan 4
Demam chikunguya mampir di Bogor (Tempo, 12-2001). Penyakit “misterius”
menyergap Kosasih, MA 42 tahun. Sabtu pagi Kosasih masih tampak segar bugar.
Menjelang siang, warga kampung Kedungpandak, Bogor, Jawa Barat itu mulai
merasakan gejala tak beres: badan lemas dan kedua kakinya sulit digerakkan. (”Demam
Cikunguya Mampir di Bogor”, Tempo 2001).
Petikan 5
Raja tanpa kabinet atau bintang film tanpa pengagum tidak berbeda dengan ikan
hidup di luar air. Profesor tanpa mahasiswa atau pelawak tanpa penonton sama halnya
dengan pohon jeruk yang ditanam di laut. Pameran tanpa pengunjung atau pasar tanpa
pembeli sama halnya dengan tanaman hidup di atas batu. Begitulah, setiap orang
mendapatkan harga diri dalam hubungan dengan lingkungannya. (”Harga Diri
Seseorang Berhubungan dengan Lingkungannya” oleh M.A. Brower)
Petikan 6
Emas memang menggiurkan. Bagi masyarakat, dia menjadi bahan perhiasan yang
utama. Perhiasan emas merupakan simbol status sosial yang penting. Para raja sejak
zaman Firaun sangat mendambakannya. Kina dalam masa krisis moneter dan ekonomi,
ia juga merupakan bentuk kekayaan yang menarik untuk disimpan masyarakat daripada
uang disimpan di bank. Lebih aman, kata orang (”Emas dan Minamata” oleh Otto
Soemarwoto).
130
Petikan 7
Pada hari kedua, ketika pesta siap dimulai, terdengar ledakan bergelegar. Ruang
diskotek bergetar. Staf diskotek berhamburan ke luar. Mereka terpana melihat langit
yang mendadak terbakar. Empat kilometer dari tempat itu dua bom meledakkan Sari
Club dan Paddy’s Club, dua bar terkemuka di Kuta.
Ultimate Explosion pun dibatalkan. Keesokan harinya sejumlah polisi mendatangi
Diskotek Skandal, dan membawa pergi Andrea Sortani, pemodal tempat hiburan itu.
Lelaki muda Italia yang sudah lama menetap di kawasan Sanur itu meringkuk di
tahanan kepolisian tanpa status yang jelas: saksi atau tersangka (”Sandi, Sorban, dan
Poster Teroris”, Tempo).
Gejala strategi komunikatif yang menonjol dalam Petikan 1 adalah alih kode
sekaligus penggunaan slogan atau ungkapan seperti the ugliest aspect; Garbage today,
gold tomorrow; al-dien, al-dunya, dan al-daulah. ”Gejala dalam rangkaian pilihan kata
menimbulkan perasaan nyaman sewaktu membacanya, seperti rangkaian,”
......pengurangan kesenjangan kaya-miskin masih saja menjadi kepedulian utama dan
landasan kebijakan pemerintah dalam mengelola kotanya.” Begitupun diksi yang
cermat dapat kita rasakan kehadirannya, seperti dalam petikan,” ........kepopuleran itu
terdegradasi dengan kekeliruan penanganan pemukiman kumuh liar akibat cara-cara
yang tidak manusiawi.....” Gejala lain muncul dalam bentuk susunan bentuk pararel
(parallelism structure) seperti petikan, ”Warga permukiman liar perkotaan memang
memiliki keterbatasan dalam tingkat pendidikan dan keterampilan, tetapi memiliki
keunggulan dalam keuletan dan ketangguhan untuk bertahan hidup..... Hal ini bukannya
tidak mungkin dilaksanakan asal kita semua memiliki komitmen, niat, tekad yang sama
untuk menanggulanginya.
Petikan 2 memiliki kesamaan dengan Petikan 1 dalam penggunaan strategi alih
kode yang sekaligus berupa ungkapan, seperti say it with flower, say it with envelope,
say it with song and dance. Gejala strategi komunikatif yang lain muncul dalam bentuk
repetisi dan pilihan kata yang menimbulkan kesan terbentuknya irama dan kemerduan,
seperti, ”Berkali-kali mereka banting tulang berkali-kali pula mereka melakukan, baik
tokohnya sedang gembira atau sedih, sedang jatuh cinta atau patah hati, bahkan juga
sedang berkelahi atau tawuran.”
Gejala strategi komunikatif Petikan 2 muncul juga dalam bentuk ungkapan dan
kiasan, seperti banting tulang, berbagai film yang meledak dan sukses ..... tak berdaya
menembus pasar......, dan dalam bentuk parafrase” .... tidak laku di negara yang jumlah
penduduknya sudah mendekati hitungan miliar itu”
Bentuk parafrase sebgai gejala strategi komunikatif juga dimanfaatkan Tempo
seperti tertera dalam Petikan 3 dan 4. Pegunungan Himalaya diparafrasekan menjadi
pegunungan yang menjadi bagian negara Nepal; (Nama) Kosasih diparafrasekan
menjadi warga kampung Kedungpandak, Bogor, Jawa Barat.
131
2. Kritik
Kritik sering diartikan sebagai celaan atau kecaman. Akan tetapi, kritik dapat pula
bermakna analisis, bahasan, atau ulasan terhadap suatu karya, misalnya puisi, cerpen,
atau pementasan drama.
Sebagai suatu bentuk karangan, kritik haruslah disampaikan secara objektif dan
berdasarkan kerangka keilmuan yang jelas.
Contoh:
The Bow: Pernyataan Cinta Nyaris Tanpa Kata-kata
Pemain:
1. Jeon-Seongt-hwan
2. Han-Yeo-reum
3. Seo Ji-seok
Sutradara:
Kim Ki-duk
Korea Selatan, 2005
Kebayang nggak sih, bertahun-tahun hidup di tengah lautan tanpa pernah bicara
atau bersosialisasi dengan orang lain? Kira-kira beginilah cerita yang akan digambarkan
oleh sutradara kawakan Kim Ki-duk dalam film unik yang menceritakan kehidupan
132
seorang kakek yang hidup berdua dengan seorang gadis berusia 17 tahun di atas kapal
miliknya di tengah laut.
Diceritakan bertahun-tahun yang lalu, si kakek menemukan seorang anak berusia
tujuh tahun yang terpisah dari kedua orang tuanya. Tidak diceritakan apa yang
menyebabkan hilangnya anak ini. Singkatnya, si kakek kemudian membawa dan
merawat anak perempuan ini seperti anaknya sendiri di rumahnya di atas perahu yang
terapung jauh dari daratan.
Kakek ini memang hidup sendiri di kapalnya. Setiap beberapa hari, sebagai mata
pencahariannya, ia membawa beberapa pemancing dari daratan yang menyewa lokasi
memancing di kapalnya. Meskipun demikian, ia melarang anak perempuan itu untuk
ikut ke daratan. Ternyata, mereka berdua telah sepakat untuk menikah tepat pada saat si
gadis berumur 17 tahun. Untuk itu, si kakek membubuhkan satu tanda setiap hari pada
kalender sampai tiba waktunya hari pernikahan mereka.
Setelah tumbuh dewasa, anak ini tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang
cantik, namun kuper, karena memang tidak pernah bergaul dengan orang lain. Karena
kepolosannya, anak ini sering jadi objek pelecehan seksual para pemancing yang iseng
menggodanya. Tapi untunglah ada si kakek yang selalu menjaganya dengan cara
langsung mengusir pemancing yang berniat iseng.
Demikianlah selama sepeluh tahun mereka menjalani kehidupan rutin yang
tenang, sampai suatu ketika datanglah pemuda ganteng yang terpikat pada kecantikan si
gadis. Tampaknya, si gadis pun naksir pada pemuda ini. Sang kakek rupanya mulai
menyadari suatu perubahan terjadi pada ’calon istrinya’ tersebut, maka ia berusaha
mengancam si pemuda agar tidak menggoda anak gadis tersebut. Tapi ternyata,
dorongan cinta di antara keduanya terlalu kuat, bahkan si gadis pun mulai berani
melawan kehendak si kakek.
Karena rasa takut yang berlebihan, si kakek berusaha memajukan hari pernikahan
mereka sesegera mungkin, dengan cara memberikan lebih banyak tanda di kalender. Ia
bahkan mulai membeli perlengkapan untuk upacara pernikahan.
Satu hari menjelang pernikahan, si pemuda datang lagi ke kapal untuk membujuk
si kakek agar melepaskan gadis itu, dengan mengatakan bahwa ia telah mengetahui
orangtua si gadis yang masih mencari anak mereka yang hilang bertahun-tahun yang
lalu. Akhirnya si gadis memutuskan untuk pergi dengan pemuda tersebut ke daratan.
Untuk mencegah hal ini, si kakek berniat bunuh diri, dengan cara mengikatkan tali
tambat perahu ke lehernya.
Karena merasa kasihan dan rasa cintanya yang besar pada si kakek yang telah
merawatnya hingga dewasa, si gadis akhirnya kembali untuk menikah dengan si kakek.
Film ini berakhir dengan adegan mistis, ketika akhirnya perahu si kakek tenggelam ke
dasar samudera. Sementara si gadis yang telah menjadi istrinya kembali ke daratan
bersama pemuda tersebut.
133
Film yang cukup ’disturbing’ karya Kim Kiduk ini diwarnai dengan shoot-shoot
pemandangan laut yang indah. Tak banyak kata-kata atau fakta yag diungkap oleh Kim
dalam film ini, tapi secara visual film ini cukup layak untuk ditonton bila kamu sudah
17 tahun, tapinya! (Kompas, RD).
3. Esai
Esai merupakan karangan yang berisi uraian populer dan santai. Usulan-usulannya
bersifat pribadi, akrab, dan asyik dibaca layaknya obrolan biasa. Masalah yang
dibicarakannya bisa berkenaan dengan masalah sastra, filsafat, ekonomi, politik,
hukum, sosial, kesehatan, dan hal-hal lainnya.
Contoh:
Si Kontet yang Makin Dicari
Punya bentuk unik dan makin dicari. Ada dua pilihan mendapatkannya. Gerilya
bagian satu per satu, atau membelinya utuh. Tetapi, kendala mengendarai justru
menjadi halangan utama. Kenalan yuk sama sepeda ”low rider”.
Sepeda itu lebih cocok dipakai anak kecil dibandingkan orang dewasa. Ukurannya
mungil dan berbentuk enggak seperti sepeda biasa. Tampilannya semarak. Rangkanya
dicat meriah, bahkan ada yang di-chrome dengan finishing perak mengilat, atau emas
yang kiclong.
Setang sepedanya pun dibikin ala motor gede, dengan style choopper (itu lho
setang motor yang tegak ke atas hingga kala mengendarainya posisi tangan hampir
tegak lurus ke atas). Bahan untuk membuat setang sepedanya pun bukan dari besi biasa.
Rantai kapal, sampai besi tempa untuk bahan dasar pagar rumah bisa dijadikan aksesosi
sepeda.
Semua sepeda ”ajaib” itu terjejer rapi di halaman rumah Beri, di kawasan Pondok
Indah. Siang itu bareng seorang kawannya, Rezi, keduanya lagi asyik berdiskusi tentang
ke empat sepeda yang mereka bangun sendiri.
”Gue sih sudah lama banget pengen punya sepeda kayak gini,” beber Beri.
Maklum sepeda yang kental dengan gaya hidup orang kulit hitam di Amrik itu punya
bentuk yang seru.
”Biasanya sepeda jenis ini yang memakai anak geng kulit berwarna hitam di
Amerika,” jelas Rezi.
Tren yang sudah ada dari zaman dulu itu makin naik seiring dengan seringnya
video klip yang kental nuansa hi hop atau punk-nya di puter di televisi. Macam video
klip Anthem-nya Good charlote, atau malah Muka Tebal-nya Superman is Dead.
Enggak heran kalau sepeda seperti ini selalu dikaitkan dengan komunitas kulit berwarna
di Amerika.
Sayangnya, buat memiliki sepeda ini susahnya minta ampun. Enggak ada satu
toko sepeda pun di Indonesia yang menjual sepeda jenis ini. ”Waktu gue lagi di
Amerika, gue enggak menemukan toko yang menjual sepeda seperti ini,” ungkap Beri.
134
Toh dari semua keasyikan membangun si kontet, ada satu kendala yang enggak
Beri suka. Berhubung sepeda ini didesain sangat pendek, mau enggak mau mengayuh
pedalnya memang agak ribet. “Kalau sudah ketemu tanjakan malas banget rasanya.
Jadi, gue enggak pernah main jauh-jauh. Paling sekitaran rumah,” tukas Beri.
“Soalnya, kalau di Amerika sendiri, nih sepeda memang bukan di desain untuk di
kayuh, melainkan di dayung menggunakan kaki. Karena negro-negro di Amerika
menggunakan sepeda ini hanya di seputaran blok rumah mereka,” tambah Rezi lagi.
Selain Beri, masih ada beberapa kelompok lain yang hobi mendandani sepeda low
rider seperti ini. “Biasanya mereka nongkrong di Circle K Jalan KH Ahmad Dahlan.
Mereka serius benar. Soalnya sepeda itu memang dipakai jalan,” jelas Beri.
Atau malah di Bandung. Komunitas streetball yang ada di sana cukup akrab
dengan komunitas sepeda low rider. “Biasanya kami ngumpulnya setiap hari Rabu
malam. Gabung sama anak-anak break dance dan streetball,” beber Insane dedengkot
streetball dari tim Future asal Bandung.
Dengan bentuknya yang unik, sepeda seperti ini memang asyik untuk dikoleksi.
Tinggal pilih caranya, mau yang instan apa yang gerilya? Pilihan ada di tangan kita
(Adhityaswara Nuswandana, Kompas)
136
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa memahami dan mampu menulis puisi
secara baik dan benar
BAB 13
PUISI
1. Pengertian
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan
padat makna. Puisi pada umumnya berisi curahan perasaan, pikiran, ataupun imajinasi
seseorang.
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi penyair. Karena itu,
jenis karya sastra yang satu ini tidak akan jauh dari gambaran jiwa, perasaan, ataupun
pikiran penyairnya. Misalnya, bila karya itu diciptakan oleh seorang remaja, dunia
keremajaan itulah yang akan banyak terekspresi di dalamnya. Puisi remaja tidak akan
jauh dari gelora jiwa yang tengah membara, mimpi, dan pencarian hidup.
2. Ciri-ciri Puisi
Ciri-ciri puisi adalah sebagai berikut:
a. Dalam puisi terdapat pengonsentrasian atau pemadatan segala unsur kekuatan
bahasa.
b. Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, dan diatur
sebaik-baiknya dengan memerhatikan irama dan bunyi.
c. Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan
pengalaman dan bersifat imajinatif.
d. Bahasa yang dipergunakannya bersifat konotatif.
e. Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tiografi, diksi, majas, rima, dan irama) serta
struktur batin (makna, tema puisi).
3. Unsur-unsur Puisi
Secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam, yakni struktur
fisik dan struktur batin.
4. Jenis-jenis Puisi
Berdasarkan urutan perkembangannya, puisi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Puisi Lama
Karangan yang termasuk ke dalam puisi lama adalah mantra, pantun, pantun
kilat, talibun, seloka, Gurindam, syair.
1) Mantra adalah bentuk puisi yang berupa gubahan bahasa, yang diresapi oleh
kepercayaan akan dunia gaib. Irama bahasa sangatlah dipentingkan dengan
maksud untuk menciptakan nuansa magis. Mantra timbul dari hasil imajinasi
atas dasar kepercayaan animisme.
137
2) Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri dari empat baris dengan memiliki
sampiran dan isi. Sampiran berfungsi sebagai penyelaras rima. Sementara itu,
kedua baris terakhir merupakan isinya, yang mungkin di dalamnya berupa
nasihat, berisi kerinduan, sindiran, teka teki, ataupun guyonan.
3) Karmina atau pantun kilat adalah pantun yang terdiri atas dua baris: baris
pertama merupakan sampiran dan baris kedua isinya.
4) Gurindam adalah bentuk puisi yang terdiri atas dua baris yang berirama. Baris
pertama umumnya berupa sebab (hukum, pendirian), sedangkan baris kedua
merupakan jawaban atau dugaan.
5) Syair adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris, tidak memiliki sampiran,
dan berima akhir a-a-a-a.
b. Puisi Baru
Penulisannya masih banyak dipengaruhi puisi lama, terutama syair. Namun,
syarat-syarat penyusunannya sudah lebih longgar. Tidak terikat lagi oleh susunan
suku kata, irama, ataupun sampiran dan isi. Hanya saja dalam hal jumlah baris, puisi
baru masih memiliki persyaratan. Karena itu, penamaannya berdasarkan jumlah
barisnya, yakni.
1) distikhon, puisi dua seuntai.
2) terzina, puisi tiga seuntai,
3) kuatren, puisi empat seuntai
4) kuint, puisi lima seuntai,
5) sektet, puisi enam seuntai,
6) septima, puisi tujuh seuntai,
7) Oktaf/stanza, puisi delapan seuntai,
8) Soneta, puisi yang terdiri atas empat belas baris dengan pola 4-4-3-3/4442.
9) Puisi kontemporer
c. Puisi Modern
Dalam puisi ini, berbagai ikatan yang berlaku dalam puisi lama benar-benar
dipentingkan. Puisi modern tidak lagi mengutamakan
Contoh :
Rumah
___kepada sajak
inilah lorong yang kusebut, joe
selalu pertemuan itu kupilih di sini. melihatku
dalam berbagai usia
d. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah puisi yang wujudnya lebih mengutamakan
permainan bunyi daripada arti. Puisi-puisi Sutardji Calzoum Bahri merupakan puisi
yang mewakili jenis puisi kontemporer.
Contoh :
Amuk
ngiau! kucing dalam darah dia menderas
lewat dia mengalir ngilu ngia dia bergegas
lewat dalam aortaku dalam rimba
darahku dia besar dia bukan harimau bukan
singa bukan hiena bukan leopar dia
macam kucing bukan kucing tapi kucing
ngia dia lapar dia menambah rimba afrikaku
dengan cakarnya dengan amuknya
dia meraung dia mengerang jangan beri
daging dia tak mau daging jesus jangan
beri roti dia tak mau roti ngiau
(Sutardji C.B.)
5. Membahas Isi Puisi
Untuk membahas isi sebuah puisi, kita dapat melakukannya dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
a. Yang kita lakukan dalam hal ini adalah memahami bentuk puisi, bait-bait dan lirik-
lirik, serta memahami secara global tentang tema yang dikemukakan penyair dalam
puisinya itu.
b. Untuk melengkapi pemahaman global suatu puisi, perlu kita melengkapinya dengan
penelahaan atas diri penyair itu dan latar belakang sejarah ketika puisi itu
diciptakan. Dengan dilengkapi data tentang kedua hal tersebut, maka totalitas
makna puisi akan lebih mudah ditafsirkan.
139
c. Struktur fisik dan struktur batin puisi ditelaah unsur-unsurnya. Kedua struktur itu
harus mempunyai kepaduan dan mendukung totalitas makna puisi. Telaah ini
berfokus pada penafsiran makna puisi itu sampai kepada unsur yang sekecil-
kecilnya. Ditelaah tentang bagaimna struktur fisik digunakan untuk mengungkapkan
struktur batin dan bagaimana struktur batin itu dikemukakan. Telaah yang demikian
akan menghasilkan pemahaman puisi secara mendalam.
d. Setelah menelaah dan mendalami struktur puisi hingga unsur-unsurnya, kita
merumuskan kesimpulannya. Kesimpulan tersebut bisa berupa jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan seperti berikut.
1) Apakah amanat (pesan) yang disampaikan penyair?
2) Mengapa penyair menggunakan bahasa yang demikian (hubungannya dengan
perasaan dan nada).
3) Apakah arti puisi itu bagi pembaca?
4) Bagaimana sikap kita terhadap apa yang dikemukakan penyair?
5) Bagaimana penyair dalam menciptakan puisinya itu, apakah cukup mahir?
140
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa memahami dan memiliki pengetahuan
tentang cerita rakyat dan sastra Melayu klasik
BAB 14
CERITA RAKYAT DAN SASTRA MELAYU KLASIK
1. Cerita Rakyat
a. Pengertian
Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat.
Cerita rakyat bersifat turun-temurun. Penyampaiannya melalui lisan. Karena itulah,
cerita rakyat sering pula disebut sebagai sastra lisan.
b. Jenis-jenis
1) Dongeng Binatang
Dongeng binatang atau fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa
binatang dengan peran layaknya manusia. Binatang-binatang itu dapat bicara,
makan, minum, berkeluarga, sebagaimana halnya manusia.
Fabel tidak hanya dikenal di masyarakat Nusantara, melainkan hampir
dikenal di seluruh dunia. Bila pelaku populer fabel pada masyarakat Melauy itu
adalah kancil, maka di Jawa Barat adalah kera, di Eropa srigala, dan di Kamboja
kelinci.
2) Legenda
Legenda atau dongeng tentang asal-usul, terbagi ke dalam tiga jenis, yakni
sebagai berikut:
a) Cerita asal usul tumbuh-tumbuhan, misalnya asal-usul padi, asal-usul pohon
jagung, asal usul pohon pisang.
b) Cerita asal usul binatang, contohnya asal usul pertengkaran kucing dengan
anjing, asal usul kuda tidak bertanduk, asal usul ikan mas berdarah merah.
c) Cerita asal usul terjadinya suatu tempat, misalnya asal usul Gunung
Tangkubanperahu, asal usul Danau Toba.
3) Dongeng Pelipur Lara
Cerita-cerita ini bersifat komedi, isinya dipenuhi dengan kisah-kisah lucu.
Contohnya:
a) Si Kabayan,
b) Cerita Pak Belalang,
c) Cerita Lebai Malang,
d) Cerita Abu Nawas,
e) Cerita Si Bakhil.
141
Contoh 2
Buaya Ajaib
(Cerita rakyat Irian Jaya)
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang lelaki bernama Towjatuwa di tepian
sungai Tami daerah Irian Jaya. Lelaki itu sedang gundah, oleh karena istrinya yang
hamil tua mengalami kesulitan dalam melahirkan bayinya. Untuk membantu
kelahiran anaknya itu, ia membutuhkanoperasi yang menggunakan batu tajam dari
sungai Tami.
Ketika sedang sibuk mencari batu tajam tersebut, ia mendengar suara-suara
aneh di belakangnya. Alangkah terkejutnya Towjatuwa ketika ia melihat seekor
buaya besar di depannya. Ia sangat ketakutan dan hampir pingsan. Buaya besar itu
pelan-pelan bergerak ke arah Towjatuwa. Tidak seperti buaya lainnya, binatang ini
memiliki bulu-bulu dari Kaswari di punggungnya. Sehingga ketika buaya itu
bergerak, binatang itu tampak sangat menakutkan.
Namun saat Towjatuwa hendak melarikan diri, buaya itu menyapanya dengan
ramah dan bertanya apa yang sedang ia lakukan. Towjatuwa pun menceritakan
keadaan istrinya. Buaya ajaib ini pun berkata: ”Tidak usah khawatir, saya akan
datang ke rumahmu nanti malam. Saya akan menolong istrimu melahirkan.”
Towjatuwa pulang menemui istrinya. Dengan sangat berbahagia, ia pun
menceritakan perihal pertemuannya dengan seekor buaya ajaib.
Malam itu, seperti yang dijanjikan, buaya ajaib itu pun memasuki rumah
Towjatuwa. Dengan kekuatan ajaibnya, buaya yang bernama Watuwe itu menolong
proses kelahiran seorang bayi laki-laki dengan selamat. Ia diberi nama Narrowra.
Watune meramalkan bahwa kelak bayi tersebut akan tumbuh menjadi pemburu
yang handal.
143
tewas seketika. Yang seorang menerjang dengan sebuah tikaman. Dengan gesit
Laksamana menghindar seraya menebaskan kerisnya. Tak ayal lagi, prajurit itu
mengerang. Lehernya hampir putus. Begitulah, pertempuran sengit itu terjadi.
Walaupun seorang diri Laksamana dapat menghadapi prajurit-prajurit itu dengan
mudah mayat-mayat bergelimpangan. Tidak kurang dari tujuh puluh mayat terkapar
di tempat itu. Masih tujuh orang prajurit yang tersisa. Nyali mereka perlahan
memudar melihat rekan-rekannya sudah tidak bernyawa.
Laksamana melompat keluar terowongan. Prajurit-prajurit segera
memburunya. Tujuh orang prajurit itu berkeliling bersiap-siap untuk menyerang.
Sementara itu, dengan tajam, Laksanama mengawasi ketujuh prajurit itu dengan
pedangnya yang siap menerjang. Laksamana dengan secepat kilat menyerang
ketujuh prajurit itu. Tak ada lagi kesempatan untuk mengelak, Ketujuh prajurit itu
mengalami nasib yang sama dengan teman-temannya. Mereka berjatuhan dengan
lehernya yang nyaris putus.
Pada saat itulah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, Hang Lekiu datang.
Mereka mendapat titah Raja Malaka akan membantu Laksamana. Hanya memang
kedatangan mereka terlambat. mereka hanya menjumpai Laksamana yang kelelahan
dengan musuh-musuhnya yang sudah tidak lagi berdaya. Laksamana duduk di
sebuah kedai untuk menghilangkan lelahnya.
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa memahami isi novel dan cerpen yang
dibacanyanya secara baik dan benar
BAB 15
NOVEL DAN CERPEN
A. Materi Pokok
1. Pengertian
Novel adalah karangan yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan
seseorang atau beberapa orang tokoh. Sementara itu, cerita pendek adalah karangan
pendek yang pada umumnya mengisahkan masalah yang sederhana dan diceritakan
secara singkat.
2. Unsur-unsur
Struktur novel atau cerpen dibentuk oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
a. Unsur Instrinsik
1) Tema, adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita.
2) Alur (plot), merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan
sebab akibat.
3) Latar atau seting, merupakan tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam
suatu cerita.
4) Penokohan, adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
5) Sudut padang (point of view), adalah posisi pengarang dalam membawakan
cerita.
6) Amanat, merupakan ajaran moral atau pesan dikatis yang hendak disampaikan
pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu.
b. Unsur Ekstrinsik
1) Latar belakang pengarang, seperti pendidikan, kondisi keluarga, jenis kelamin,
dan usia.
2) Waktu dan tempat penulisan karya sastra itu
3. Nilai-nilai dalam Cerpen/Novel
Nilai bermakna sesuatu yang penting dan berguna bagi manusia. Dalam karya
sastra, misalnya cerpen, nilai-nilai budaya, sosial, ataupun moral.
a. Nilai-nilai budaya berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya cipta
manusia.
b. Nilai-nilai sosial berkaitan dengan tata laku hubungan antara sesama manusia
(kemasyarakatan).
c. Nilai-nilai moral yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi
dasar kehidupan manusia dan masyarakatnya.
147
Nilai sebuah cerita tidak hanya ditentukan oleh keindahan bahasa dan
kompleksitas jalinan cerita. Nilai atau sesuatu yang berharga dalam cerpen juga berupa
pesan atau amanat. Wujudnya seperti yang dikemukakan di atas: ada yang berkenaan
dengan masalah budaya, sosial, atau moral. Rinciannya pesan-pesan itu mungkin
berupa kesetiaan, kemanusiaan, kepasrahan kepada Tuhan, cinta yang tulus, hingga
pesan tentang kematian. Hanya saja kadang-kadang kita tidak mudah untuk merasakan
kehadiran pesan-pesan ini. Karya-karya semacam itu perlu kita hayati benar-benar.
Untuk menafsirkan nilai-nilai tertentu, kita dapat melakukannya dengan jalan
mengajukan sejumlah pertanyaan, misalnya
a. Mengapa pengarang membuat jalan cerita seperti itu.
b. Mengapa seorang tokoh dimatikan sementara yang lain tidak.
Penafsiran-penafsiran itu akan membawa kepada simpulan akan nilai tertentu
yang disajikan pengarang.
4. Daya Tarik Cerpen/Novel
Daya tarik sebuah cerpen/novel bisa dilantarkan pada berbagai hal. Seperti halnya
ketertarikan kita pada seseorang yang bisa disebabkan oleh penampilan, tutur kata,
kepintaran, keluarga, atau kekayaannya. Mungkin karena hal itu disebabkan oleh hal
sepele, misalnya karena ia memiliki tahi lalat yang mirip dengan yang dipunyai ibu kita.
Demikian halnya ketertarikan kita pada cerpen; hal itu bisa karena:
a. temanya yang langka,
b. alurnya yang mendebarkan,
c. cara penyelesaian cerita yang penuh kejutan,
d. tokoh-tokohnya yang penuh simpatik dan heroik,
e. latarnya yang penuh pesona, atau
f. rangkaian katanya yang memikat.
5. Menulis Cerita
Penulis yang baik adalah orang yang dapat menjadikan sesuatu yang sederhana,
yang tidak begitu berarti, menjadi suatu karya yang menarik dan bermanfaat bagi
pembacanya. Ide-ide penulisannya, baik itu dalam bentuk puisi, cerpen, novel, atau
karya lainnya, cukup digali dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kesehariannya.
Selain mudah diperoleh, ide-ide semacam itu begitu diakrabi sehingga mudah pula
untuk dikembangkan.
Tugas kita sebagai pengarang adalah memerlakukan objek yang akan ditulis
sesuai dengan emosi dan nurani kita sendiri. Unsur emosi memang penting dalam
menulis karangan. Kata-kata yang tidak mampu membangkitkan suasana ”emosi”,
sering membuat karangan itu terasa hambar dan tidak menarik. Namun demikian, kata-
kata tersebut tidak harus dibuat-buat. Kata-kata atau ungkapan yang kita pilih adalah
kata-kata yang mempribadi. Kata-kata itu dibiarkan mengalir sesuai dengan pribadi
148
kita. Dengan cara demikian, akan terciptalah sebuah karya yang segar, menarik, dan
alamiah.
Pukul sebelas Tito pulang ketika lampu sudah padam. Langsung menggeletak di
tikar, seperempat jam kemudian muncul Rohanah. Rois memang tidak pulang,
Keduanya sama dijejali pikiran tentang film. Terlebih Tito, ia yang tak pernah
seberani kawan sebayanya, adegan-adegan itu terasa menyiksa.
Cuplikan di atas merupakan paragraf dari cerita pendek Lampor karya cerpenis
Joni Ariadinata. Oleh HU. Kompas cerpen tersebut dianugrahi hadiah sastra sebagai
cerpen terbaik. Cerpen tersebut menarik karena memang apa yang ditulisnya itu
bukanlah semata-mata karangan yang bersumber dari khayalan. Sumber penulisannya
adalah kehidupan pengarang sendiri. Joni Ariadinata, sang pengarang, adalah seorang
penarik becak yang sekaligus mantan buruh kasar. Pengalamannya yang kental dengan
dunia pinggiran, diekspresikan melalui karyanya itu.
Kekentalan penghayatan juga diungkapkan pengarang melalui bahasa yang sesuai
dengan golongan sosialnya.
“Keparat! Kali ini kowe yang harus dinas mengerti? Hey kowe yang harus
ngemis!” Sumirah berteriak-teriak. Lantas berjingkat pulang. “Betul-betul
keparat tak tahu diuntung”.
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa memahami isi drama yang
dilihat/dibacanyanya secara baik dan benar
BAB 16
DRAMA
1. Pengertian
Drama merupakan bentuk kisahan yang menggambarkan kehidupan dan watak
manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan. Drama dapat pula diartikan
sebagai karya sastra yang diproyeksikan di atas pentas. Berbeda dengan karya sastra
lainnya, seperi puisi dan prosa, drama terbentuk atas dialog-dialog. Karena
diproyeksikan untuk pementasan, drama sering pula disebut sebagai seni pertunjukan
atau teater.
Karena itu, drama dapat pula diartikan sebagai bentuk karya sastra yang
menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi elalui lakuan
dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh beda dengan lakuan serta dialog
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Unsur-unsur Dalam
Drama adalah bentuk karya sastra yang tersusun dari unsur intrinsik dan
ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah drama dan berada di
dalam drama itu sendii, seperti tokoh, dialog, alur, latar, dan sebagainya. Adapun unsur
ekstrinsik adalah unsur faktor yang berada di luar drama, namun berkaitan dengan
cerita drama tersebut. Unsur yang dimaksud, antara lain adalah sosial budaya, politik,
dan hankam.
Berikut diuraikan unsur-unsur intrinsik drama.
a. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita
melalui rumitan ke arah klimaks dan selesaian. Alur drama pada umumnya tersusun
atas konflik awal, perkembangan konflik dan penyelesaian. Adapun yang dimaksud
dengan konflik adalah terjadinya tarik-menarik antara kepentingan berbeda. Dengan
konflik tersebut, alur berkembang. Dalam drama alur itu terbagi atas susunan babak
dan adegan.
Seperti juga bentuk-bentuk sastra lainnya, naskah drama di atas bergerak dari
suatu permulaan, melalui suatu bagian tengah, menuju suatu akhir. Dalam drama,
bagian ini dikenal sebagai eksposisi, komplikasi, dan resolusi (denouement).
150
Untuk sampai pada ulasan seperti itu, mau tidak mau kita harus mengikuti
pertunjukkan itu secara intensif dari awal hingga selesai. Dalam kegiatan ini kita tidak
hanya berperan sebagai penikmat, tetapi juga sebagai juri. Kita harus berusaha menilai
jalannya pertunjukkan itu dari berbagai aspek secara seimbang. Selama proses itu, kita
tidak hanya getol mencermati cacatnya pertunjukkan itu, tetapi harus pula telaten dalam
melihat kelebihan-kelebihannya. Dengan cara demikian, ulasan yang kita sampaikan
bisa berimbang dan lebih jujur.
153
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa memiliki pengetahuan tentang jenis kata
BAB 17
JENIS – JENIS KATA
2. Penjelasan
a. Kata benda
1) Pengertian Kata benda
Kata benda adalah nama dari suatu benda atau segala yang di bendakan. Kata
benda di sebut jenis kata ini juga substansi atau nomina.
Ada beberapa ciri yang menjadi jenis kata ini, antara lain :
a) Dapat menggunakan imbuhan
Contoh :
ke- : kehendak, kekasih, ketua
per-, pe- : pelajar, perenang, peternakan
-an : anggapan, harapan, undangan
pe-an : pendidikan, penjajahan, penjilidan
per-an : perbaikan ; perbudakan, perburuan
ke-an : ketekunan, kerajinan, kegagalan
b) Dapat didahului kata depan
Contoh :
Di halaman
Ke kota
dari jakarta
ke sungai
c) Dapat di dahului si, sang.
Contoh :
si gundul
si pengirim
sang kancil
sang raja
d) Dapat didahului kata bukan
Contoh :
dua orang
sepuluh ekor
tiga bungkus
155
c) Kata Kerja Pasif ialah kata kerja yang menyatakan perbuatan yang dila-kukan
oleh objek.
Contoh :
Majalah itu dibelinya di toko buku
Hadiah itu diterima dari pamannya
Mursud terjatuh dijalan raya
d) Kata Kerja Finit ialah kata kerja yang dipakai untuk menyatakan perbuatan.
Kata ini tidak menduduki predikat dalam kalimat
Contoh :
Memasak adalah pekerjaan yang menyenangkan
Jalan pagi menyehatkan badan
Mengarang itu sebenarnya tidak sulit
e) Kata Kerja Reflesif ialah kata kerja yang menyatakan perbuatan yang me-
ngenai pelakunya sendiri.
Contoh :
Ibu sedang berhias dikamarnya
Rupanya Anton belum berbaju
Mereka siap berpakaian
f) Kata Kerja Resiprok ialah kata kerja yang menyatakan perbuatan yang ber-
lawanan.
Contoh :
Mereka berdiskusi diruang kelas
Kedua pemuda itu berpandangan lama sekali
Keduanya dorong-mendorong.
g) Kata Kerja Aus ialah kata kerja yang tidak berimbuhan
Contoh :
Ayah berangkat bekerja sore ini
Hasan terlambat pergi tidur
159
c. Kata Sifat
1. Pengertian Kata sifat ialah kata-kata keadaan atau ajektiva.
Kata sifat ialah kata-kata yang menyebutkan sifat atau keadaan suatu benda. Kata
sifat juga disebut kata keadaan atau ajektiva.
Ada beberapa hal yang menandai kata sifat, antara lain :
a) Dapat didahului oleh kata-kata :
amat : amat besar, amat panjang, amat lancip, amat tinggi
sangat : sangat pandai, sangat kecil, sangat sederhana
paling : paling tinggi, paling rajin, paling bersih
terlalu : terlalu tipis, terlalu luas, terlalu kotor
agak : agak sempit, agak baik, agak mewah.
b) Dapat diikuti oleh kata-kata
sekali : panjang sekali, lebar sekali, bulat sekali
benar : cepat benar, rajin benar, kecil benar
c) Dapat diulang dengan mendapatkan imbuhan se-nya
Contoh :
Seindah-indahnya
Sependek-pendeknya
Setipis-tipisnya
d) Memberikan sifat suatu benda
Contoh :
Anak kecil itu pemberani
Irwan dibelikan ayahnya sepeda baru
Mesjid diseberang jalan itu megah benar
2. Tingkat Kata Sifat
Kata sifat mengenal tiga macam tingkatan, yaitu :
a) Tingkat positif, yaitu tingkat baik
Contoh :
Nyoman anak yang pandai di kelasnya
Ahmad rajin
160
Contoh :
Si miskin itu selalu mengembara
Besar ular itu sebatang pohon kelapa
Luas tanahnya seluas tanah ayahku
d. Kata Keterangan
1. Pengertian Kata Keterangan
Kata keterangan ialah kata yang memberi keterangan kata kerja, kata bilangan,
kata keterangan, atau kata tambahan. Kata keterangan ialah kata yang memberi
keterangan kata benda. Jenis kata ini disebut juga adverbia
2. Fungsi Kata Keterangan
Berdasarkan difinisi di atas, maka kata keterangan mempunyai fungsi :
a) Menerangkan kata kerja
Contoh :
Burhan sedang menyelesaikan tugasnya
Ratna telah menerima surat Bapak
Paman akan datang pagi ini
b) Menerangkan kata sifat
Contoh :
Gunung itu tinggi sekali
Rahmat anak yang paling rajin
Perempuan itu sangat tua
c) Menerangkan kata bilangan
Contoh :
Persoalan yang dihadapinya sangat banyak
Sedikit sekali prestasi yang mereka raih
Setoran itu kurang sedikit
d) Menerangkan kata keterangan
Contoh :
Budi berlari dengan cepat sekali
Binatang itu berjalan amat lambat
Dewi berpikir amat cepat
162
Contoh :
Sebuah rumah
Sebatang pohon
Sebutir telur
Sebilah pisau
Secarik kertas
Seekor kera
Selembar benang
Setangkai bunga
g. Kata Depan
1. Pengertian Kata Depan
Semua kaya yang merangkaikan kata dengan kata didalam kalimat disebut kata
depan. Biasanya terletak di depan kata benda. Kata depan juga preposisi.
2. Macam-macam kata depan
Ada beberapa macam kata depan yang perlu diketahui yaitu :
a) Kata depan sejati : di, ke, dan dari
Contoh :
Kapal terbang itu tiba di solo tadi pagi
Mereka pergi ke rumah hasan
Siapa yang pulang dari Medan ?
b) Kata depan tunggal, yaitu kata depan yang tidak di bentuk dari kata depan
sejati, seperti : bagi, untuk, antara, demi, tentang, sebab, serta.
Contoh :
Hamid membuat surat untuk ibu
Mereka berbicara tentang kenakalan remaja
Istirahat itu dilakukan demi kesehatanya
c) Kata depan gabungan, yaitu semua kata depan yang dibentuk dari kata depan
sejati. Termasuk kelompok in, antara lain : di dalam, di luar, di depan, kepada,
ke depan ke samping, dari pada, dari depan, dan sebagainya.
167
Contoh :
Surat itu dikirimkan kepada pamanya
Mira lebih pandai dari pada lukiman
3. Perbedaan kata depan dan awalan
Ada kalanya kita mengalami kesulitan dalam membedakan kata depan dengan
awalan, terutama bentuk di dan ke. Untuk itu marilah kita pahami perbedaannya :
Kata Depan di :
- Menunjukkan tempat
- Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
- Tidak dapat diganti dengan awalan me
Awalan di- :
- Membentuk kata kerja pasif
- Ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
- Dapat diganti dengan awalan me
contoh :
Kata Depan Di Awalan Di
Di rumah dilihat (melihat)
Di dalam dibuka (membuka)
Di sekolah dihormati (menghormati)
Di bawah dilantik (melantik)
Kata Depan ke :
- Menunjukkan tempat
- Ditulis dari kata yang mengikutinya
- Bisa diganti di
Awalan ke- :
- Membentuk kata depan atau kata bilangan
- Ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
168
Dang merduwati
i. Kata Seru
Semua kata yang digunakan untuk menyatakan perasaan disebut kata seru.
Timbulnya kata seru sangat erat hubungannya dengan situasi yang termasuk
kelompok ini antara lain: aduh, kasihan, ah, wah, celaka, ampun, alhamdulillah,
masya Alloh, astaga dan sebagainya, kata seru disebut juga injeksi.
Contoh :
Aduh, sial betul kita hari ini !
Masya Allah, mengapa jadi begitu !
Astaga, mengapa kau begitu, mir !
Menurut jenis
Kata benda
Kata kerja
Kata sifat
Kata ganti
Kata bilangan
Kata keterangan
Kata sambung
Kata depan
Kata sandang
Kata seru
170
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa memiliki pengetahuan dan memahami
tentang pembentukan kata dalam bahasa Indonesia
BAB 18
PEMBENTUKAN KATA
1. Kata Berimbuhan
1. Pengertian kata berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mendapat imbuhan atau afiks.
Imbuhan dapat terletak di awal, di tengah maupun di akhir kata. Dalam bahasa
Indonesia, imbuhan berfungsi sebagai pembentuk kata-kata baru. Proses melekatnya
imbuhan pada kata dasar disebut afiksasi. Proses melekatnya imbuhan pada kata
dasar disebut afiksasi.
Contoh kata berimbuhan :
Melukis
Berderung
Lukisan
2. Macam-macam imbuhan
Di tinjau dari letaknya, imbuhan dapat dibagi menjadi empat macam, yakni :
a) Awalan adalah imbuhan yang terdapat pada awal kata.
Awalan disebut juga prefiks. Proses melekatnya awalan pada kata dasar disebut
prefeksasi.
Contoh awalan :
Me-pada : membaca, mengail, melukis
ber-pada : berbakti, berderma, berdendang
di-pada : di antar, diminta, di tolong
b) Sisipan adalah imbuhan yang terdapat pada tengah kata.
Sisipan disebut juga infiks. Proses melekatnya sisipan pada kata dasar di sebut
infiksasi.
Contoh sisipan :
- el- pada : geletar
- er- pada : gerigi
- em- pada : gemetar, gemuruh
c) Akhiran adalah imbuhan yang terdapat pada akhir kata.
Akhiran disebut juga sufiks. Proses melekatnya akhiran pada kata dasar di sebut
sufiksasi.
171
Contoh akhiran :
- an pada : makanan, tawanan, idaman
-I pada : lunasi, kemiri, sempuli
- kan pada : bawakan, ambilkan, tanyakan
d) Konfiks adalah imbuhan yang terdapat pada awal dan akhiran kata. Konfiks
merupakan gabungan awalan dan akhiran, tetapi melekat secara serempak. Proses
melekatnya kofiks pada kata dasar disebut konfiksasi.
Contoh konfiks :
Ke-an pada : kedudukan, keadaan, kehadiran
Pe-an pada : pemasaran, pengangkatan, pemberian
Per-an pada : perguruan, pertanian,perhatian
3. Fungsi dan nosi imbuhan
Jalan itu lebar sekali.
Orang itu berjalan amat cepat.
Kata jalan menunjukkan benda (tempat yang biasa dilalui) sedangkan
berjalan menunjukan perbuatan. Dengan kata lain jalan termasuk kata benda,
sedangkan berjalan termasuk kata kerja.
Perubahan kata benda (jalan) menjadi kata kerja (berjalan) disebabkan oleh
adanya awalan ber. Karena itu, dapat dikatakan bahwa awalan ber-fungsi
membentuk kata kerja.
Di samping mempengaruhi jenis kata, imbuhan juga mempengaruhi arti
kata. Coba perhatikan contoh berikut :
Dewi suka makan durian.
Nenek itu menjual makanan.
Kata makan berbeda artinya dengan makanan. Buktinya kedua kata tersebut
tidak dapat dipertukarkan. Makanan artinya yang dimakan. Jadi, arti an pada
makanan adalah yang di-, arti yang timbul akibat proses afikasi disebut nosi. Agar
lebih jelas, coba perhatikan tabel berikut di bawah ini: Prefiks atau awalan
PREFIKS ATAU AWALAN
Awalan Fungsi Nosi Contoh
me - membentuk kata a. menjadi menguning, membantu,
kerja aktif
(intransif) meninggi, meluas
b. mengisap mengganja, merokok
c. mengumpulkan merotan, mendamar
d. memberi mengecat, mengapur, menyampuli
172
KONFIKS
Konfiks Fungsinya Nosinya Contoh
(ber-an) membentuk kata kerja a. saling berkenalan, berpandangan
b. berulang-ulang berkilauan, bercucuran
(ke-an) membentuk kata a. menyatakan tempat kecamatan
benda
b. menyatakankumpulan kepulauan
c. menyatakan hal kemiskinan, kemanusiaan
d. menyatakan sifat keberanian, kebencian
e. hasil kemajuan, kehancuran
174
2. Kata Ulang
a. Pengertian Kata Ulang (Reduplikasi)
Kata ulang adalah kata yang telah mengalami proses perulangan atau reduplikasi.
Yang dimaksud reduplikasi adalah proses pembentukan kata ulang. Adakalanya
perulangan itu sebagian saja, adakalanya seluruhnya, dan ada yang mengalami
perubahan bentuk, ada pula yang tidak.
Contoh :
Baik-baik
Duduk-duduk
Sesama
Tetamu
Lauk-pauk
Bolak-balik
b. Macam-macam kata ulang
Berdasarkan bentuknya, kata ulang dapat dibedakan menjadi
1. Dwipurwa ialah kata ulang atas suku awal.
Dalam kata ulang ini suku pertamanya yang mengalami perulangan.
Contoh :
Jaka-jajaka-jejaka
Luhur-luluhur-leluhur
Laki-lalaki-lelaki
2. Dwilingga ialah kata ulang yang mengalami perulangan seluruh kata da-sar.
Jenis kata ulang ini disebut juga kata ulang sejati atau kata ulang murni.
Contoh :
Ramai-ramai
Murid-murid
Tahu-tahu
3. Dwilingga salin suara atau kata ulang berubah bunyi ialah kata ulang yang
mengalami perulangan seluruh kata dasar, tetapi terdapat fonem yang berubah.
Kata ulang ini disebut juga kata ulang variasi fonem .
Contoh :
Gerak-gerik
Beras-petas
176
Sayur-mayur
4. Kata ulang berimbuhan ialah kata ulang yang didalam terdapat perulang-an
kata dasar dengan memperoleh imbuhan jenis kata ulang ini ada tiga macam,
yaitu :
a. Kata dasar yang berupa kata berimbuhan itu diulang seluruhnya.
Contoh :
Ketinggian-ketinggian
Kedudukan-kedudukan
Perumahan-perumahan
b. Kata dasar yang berupa berimbuhan itu diulang sebagian saja.
Contoh :
Tertawa-tawa
Berderet-berderet
Berdorong-dorong
c. Kata dasar yang berupa asal ulang dengan mendapat imbuhan :
Contoh :
Mobil-mobilan
Tembak-menembak
Setidak-tidaknya
5. Kata ulang semu ialah kata ulang yang tidak mempunyai bentuk dasar yang
diulang. Walaupun bentuknya mirip dwilingga, tetapi kata ulang semu bukan
dwilingga.
Contoh :
Biri-biri
Kupu-kupu
Kunang-kunang
Ubur-ubur
Lumba-lumba
c. Arti perulangan
Proses perulangan menimbulkan beberapa macam arti, antara lain :
a. Menyatakan banyak
Contoh :
Buku-buku = banyak buku
Pulau-pulau = banyak pualu
177
3. Kata Majemuk
a. Pengertian kata Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang membentuk arti
baru. Bagian-bagian dalam kata majemuk tidak mendukung diri-sendiri, tetapi
semuanya mendukung arti secara kata majemuk disebut juga kompositum. Proses
penggabungan dua buah kata tau lebih terbentuk kata majemuk di sebut komposisi.
Proses ini juga proses penyewaan atau proses pemajemukan. Jadi, jelaslah bahwa
kompositum merupakan proses pembentukan kata majemuk, sedangkan
kompositum merupakan hasil komposisi.
b. Ciri-ciri Kata Majemuk
Ada beberapa ciri yang menandai kata mejemuk, antara lain :
1) Pada umumnya kata majemuk terdiri dari kata asal
Contoh :
Medan tempur bukan medan pertempuran
Siap tempur bukan persiapan tempur
Daya juang bukan daya berjuang
2) Susunlah kata dalam majemuk tidak bisa dibalik
Contoh :
Rumah sakit tidak mungkin sakit rumah
Kereta api tidak mungkin api kereta
179
Gelap gulita
5) Dwandwa : kalau penggabungan itu mempunyai derajat yang sama (bersifat
kopulatif). Kalau kita hubungkan dengan sifat majemuk sebagai telah disebut
diatas, maka kata majemuk Dwandwa ini bersifat eksosentris : laki-bini, tua
muda, besar-kecil, sanak-saudara dan sebagainya.
6) Tatpurusa : yaitu kata majemuk yang bagiannya yang keda memberi penjelasan
pada bagian yang pertama. Sifatnya endosentris. Yang termasuk golongan ini
hanyalah kata-kata majemuk yang hanya yang kedua terdiri kata benda, kata
kerja atau kata tugas.
Matahari saputangan
Rumah makan kamar tidur
Rumah sakit dan lain-lain
7) Kamardharaya : bagian kedua menjelaskan bagian yang pertama tetapi bagian
majemuk semacam ini juga bersifat endosentris, misalnya orang tua
Rumah besarnya (= rumah adat)
Hari besar, dan lain-lain
8) Di samping itu ada macam-macam kata majemuk lain yang lebih sesuai dengan
struktur bahasa sansekerta, a. l. Bahuvrihi. Kata majemuk itu sebenarnya adalah
majemuk dwandwa atau tatpurusa, tetapi berfungsi untuk menjelaskan satu kata
benda lain.
4. A n e k s i
a. Pengertian Aneksi
Aneksi gabungan dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan rapat, tetapi tidak
menimbulkan satu pengertian baru.
b. Ciri-ciri Aneksi yaitu :
1. Gabungan dua kata atau lebih yang rapat
2. Tidak menimbulkan satu pengertian baru
3. Sifat rapatnya masih longgar bila dibandingkan kata majemuk (masih dapat
diceraikan atau disisipi oleh kata depan, kata yang, sufiksnya)
c. Jenis-jenis Aneksi misalnya : Aneksi substantif, aneksi dengan kata ganti, aneksi
ajektif, aneksi dengan kata kerja, aneksi dengan kata depan. tetapi di sini hanya di
paparkan aneksi substantif.
1. Aneksi Subyektif :
Aneksi yang menyatakan bahwa kata yang kedua adalah pelaku atau penyebab
terhadap kata yang pertama.
181
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa memiliki pengetahuan tentang makna kata
yang baik
BAB 19
MAKNA KATA
3. Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang sama atau hampir sama maknanya, tetapi bentuk
katanya berbeda.
Contoh:
hewan ↔ binatang
pintar ↔ pandai
berita ↔ kabar
hutan ↔ rimba
184
4. Antonim
Antonim adalah kata-kata yang berbeda atau berlawaan maknanya.
Contoh:
siang ↔ malam
tinggi ↔ pendek
awal ↔ akhir
5. Homonim
Homonim adalah kata-kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi
memiliki makna yang berbeda.
Contoh :
genting : 1. gawat, 2. atap
bisa : 1. racun, 2. dapat
6. Homograf
Homograf adalah kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya
berbeda.
Contoh :
a. seri I = berseri-seri, gembira
seri II = bermain seri, seimbang
b. teras I = pejabat teras, inti
teras II = teras rumah, bagian halaman
7. Homofon
Homofon adalah kata yang cara pelafalannya sama, tetapi penulisan dan
maknanya berbeda.
Contoh :
a. kol I = sayur kol, tanaman
kol II = naik colt, kendaraan
b. bang I = Bang Ahmad, kakak
bang II = bunga bank, lembaga penyimpanan uang
8. Polisemi
Polisemi adalah kata yang memiliki banyak makna.
Contoh : jatuh, sakit
a. Ari jatuh dari bangku.
Rupanya ia jatuh hati pada jejaka itu.
b. Nenek dibawa ke dokter karena sakit
Bangsa ini sedang sakit
9. Perluasan Makna
Perluasan makna (generalisasi), terjadi apabila cakupan makna suatu kata lebih
luas dari makna asalnya.
Contoh kata Makna asal Makna baru
berlayar mengarungi lautan dengan mengarungi lautan dengan
kapal layar berbagai jenis kapal
ibu emak setiap perempuan dewasa,
nyonya
185
11. Ameliorasi
Ameliorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi daripada
kata lain yang sudah ada sebelumnya.
Kata Baru Kata Lama
istri bini
pembantu babu
12. Peyorasi
Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilainya menjadi lebih rendah
daripada sebelumnya.
Contoh kata Makna asal Makna baru
fundamentalis orang yang berpegang orang yang hidup eksklusif,
teguh pada prinsip mengutamakan kekerasan
gerombolan orang-orang yang berjalan kelompok pengacau
secara bergerombolan
13. Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua
indra yang berlainan.
Contoh kata Makna asal Makna baru
a. Suaranya sangat indah indra penglihatan indra pendengaran
b. Sikapnya memang kasar pada indra peraba indra penglihatan
siapapun
14. Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
Contoh kata Makna asal Makna baru
amplop wadah untuk memberi uang suap
buaya binatang buas orang jahat
186
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa memiliki pengetahuan dan memahami
tentang ungkapan, peribahasa dan majas secara baik
BAB 20
UNGKAPAN, PERIBAHASA DAN MAJAS
Materi Pokok
1. Ungkapan
Ungkapan atau idiom perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk
menyatakan sesuatu maksud dalam arti kiasan. Ungkapan dibentuk oleh kata-kata yang
polanya terbentuk secara tetap. Kata-kata itu tidak bisa diubah-ubah susunannya dan
tidak bisa pula disisipi dengan kata lain. Makna dari masing-masing kata itu melebur
membentuk makna baru.
Ada dua ciri ungkapan
a. Susunan katanya bersifat beku atau tetap
Misalnya, ungkapan rumah sakit tidak bisa diubah menjadi rumah yang sakit,
perumahan sakit, atau rumah orang sakit. Kalupun dipaksakan, maknanya akan
berbeda dengan makna asalnya.
b. Bermakna kias atau tidak sebenarnya
Misalnya, ungkapan rumah sakit tidak berarti ’rumah yang sakit’. Rumah sakit
dalam hal ini berarti ’tempat yang biasa digunakan untuk merawat orang-orang
sakit’.
2. Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau perkataan yang tetap susunannya dan biasanya
mengiaskan maksud tertentu.
Dari definisi tersebut, dapat dirumuskan bahwa ciri-ciri pribahasa adalah sebagai
berikut:
a. Merupakan kalimat atau perkataan yang tetap susunannya
b. Mengandung makna kias.
Contoh peribahasa lainnya:
Peribahasa Makna
1. Menerka ayam di dalam telor 1) Memastikan sesuatu yang tidak mungkin
dapat ditentukan
2. Ayam dapat, musang pun dapat. 2) Berhasil menangkap pencuri berikut
dengan barang-barang curiannya.
3. Tangan mencencang, bahu 3) Siapa yang berbuat, dia yang bertanggung
memikul jawab.
187
25. Enau memanjat sigai 25) Seorang wanita yang mencari laki-laki
26. Enggan seribu daya, mau sepatah 26) Orang yang banyak berdalih karena tidak
kata. menyukai sesuatu.
27. Seperti sirih pulang ke gagangnya 27) Kembali pada keadaan aslinya.
28. Gajah pengangkut lada. 28) Perihal orang yang tak kenal lelah.
29. Gagak putih bangau hitam 29) Menantikan sesuatu yang tak pernah ada.
30. Belum bergigi sudah hendak 30) Belum memiliki kekuasaan sudah hendak
menggigit. bertindak
31. Kalah jadi abu menang jadi arang 31) Menang kalah sama-sama rugi
32. Seludang menolak mayang 32) Perihal seseorang yang selalu
menyombongkan diri sendiri.
33. Langkas buah pepaya. 33) Perihal sesuatu yang sangat mustahil.
34. Kucing jantan belang tiga. 34) Sesuatu yang baik berpenampilan bagus.
35. Mahal dibeli sukar dicari 35) Sesuatu yang sukar didapat.
36. Bagi beliung dengan asahan 36) Tidak bisa dipisahkan
37. Berbenak ke empu kaki 37) Tak mempedulikan baik buruknya
38. Seperti menegakkan benang basah 38) Suatu pekerjaan yang sia-sia
39. Jika benih yang baik jatuh menjadi 39) Orang yang baik, kemanapun perginya
pulau. akan bersifat baik pula.
40. Berani malu takut mati 40) Jika berani memerintahkan hendaknya
berani melakukan juga.
41. Tak ada beras yang akan ditanak 41) Tidak ada kelebihan yang pantas
dikemukakan.
42. Indah kabar dari rupa 42) Kabar biasanya melebihi kenyataannya
43. Intan berlian jangan dipijakkan 43) Untung dan malang tidak dapat ditolak
44. Diperbesar isap hitam di bibir. 44) Orang yang pendiriannya tidak tetap.
45. Seiring bertukar jalan, seia 45) Beberapa pendapat, tapi maksudnya
bertukar sebut. sama.
46. Jerih menentrang boleh, rugi 46) Memberikan pertolongan untuk
menantang laba mendapatkan pertolongan.
47. Ada hari ada nasi 47) Selama hidup selalu ada rezeki
48. Harta pulang ke tuan 48) Pakaian yang cocok dikenakan oleh
pemakainya.
49. Anak kuda bulu kasap 49) Seorang pemuda yang selalu periang.
50. Sudah jatuh tertimpa tangga 50) Mendapat kemalangan yang bertubi-tubi.
dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan gaya bahasa
tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale [et al] dalam
Tarigan, 1986:5). Gaya bahasa juga berarti cara mempergunakan bahasa secara
imajiantif, bukan dalam pengertian yang benar-benar secara kalamiah (Warriner [et al]
dalam Tarigan, 1986:5).
Gorys Keraf mengatakan, “gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran
melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis
(pemakai bahasa). Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut:
kejujuran, sopan-santun, dan menarik” (Keraf, 1985:113).
Gaya bahasa juga berarti; 1) pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang
dalam bertutur atau menulis, 2) pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek
tertentu, 3) keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan 4) cara khas
dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis atau lisan (KBBI,
1995:297).
P. Suparman Natawidjaja (1986:73) mengatakan, “gaya bahasa adalah pernyataan
dengan pola tertentu, sehingga mempunyai efek tersendiri terhadap pemerhati. Dengan
pola materi akan menimbulkan efek lahiriah (efek bentuk), sedangkan dengan pola arti
(pola makna) akan menimbulkan efek rokhaniah (sic!)”.
Masih menurut Suparman, yang dimaksud gaya bahasa di sini adalah gaya bahasa
sebagai pernyataan berbentuk kalimat, bukan yang berbentuk paragraf. Itu berarti fabel
tidak termasuk macam gaya bahasa karena penyajiannya dalam bentuk paragraf atau
cerita.
Berikut disajikan contohnya.
1) Dengan pola materi
Ayah membeli lima ekor kambing.
Ekor menunjukkan bagian dari materi (badan) kambing. Yang dibeli tentu bukan
ekornya saja, melainkan seluruh tubuh kambing tersebut.
2) Dengan pola arti
Anak Anda kurang pandai dalam ilmu pasti.
Kata kurang menunjukkan sifat atau keadaan kepandaian anak itu. Gaya bahasa ini
memperlemah arti tidak pandai (=bodoh) menjadi kurang pandai. Kata tidak
menunjukkan hal yang positif (tegas), sedangkan kata kurang menunjukkan
kerelatifan.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka pengertian gaya bahasa/majas
(figurative language) adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan
efek tertentu.
Henry Guntur Tarigan mengklasifikasikan gaya bahasa menjadi empat, yaitu gaya
bahasa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan pertautan (Tarigan, 1986: ix-xi).
190
f) Epitet
g) Antonomasia
h) Erotesis
i) Paralelisme
j) Elipsis
k) Gradasi
l) Asindeton
m) Polisindeton
4) Gaya bahasa perulangan
a) Aliterasi
b) Asonansi
c) Antanaklasis
d) Kiasms
e) Epizeukis
f) Tautotes
g) Anafora
h) Epistrofa
i) Simploke
j) Mesodiplosis
k) Epanalepsis
l) Anadiplosis
J.S. Badudu (1983b:70) membedakan gaya bahasa atas; gaya bahasa
perbandingan, gaya bahasa sindiran, gaya bahasa penegasan, dan gaya bahasa
pertentangan.
1) Gaya bahasa perbandingan
a) Metafora
b) Personifikasi
c) Asosiasi
d) Alegori
e) Parabel
f) Simbolik
g) Tropen
h) Metonimia
i) Litotes
j) Sinekdoke
k) Eufemisme
l) Hiperbolisme
m) Alusio
n) Perifrasis
o) Antonomasia
192
7) Anafora adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama
pada setiap baris atau setiap kalimat.
Contoh:
Lupakah engkau bahwa merekalah yang mengasuh dan membesarkanmu?
Lupakah engkau bahwa keluarga itulah yang menyekolahkanmu sampai ke
perguruan tinggi? Lupakah engkau bahwa mereka pulalah yang mengawinkanmu
dengan gadis pujaanmu itu? Lupakah engkau?
8) Anakronisme adalah cara menyebutkan sesuatu hal atau uraian yang tidak sesuai
dengan sejarah. Sesuatu yang disebutkan dalam cerita itu belum ada pada masa itu.
Dalam hal ini pengarang tidak teliti sehingga menempatkan sesuatu tidak pada
tempatnya. Ini sebenarnya tidak termasuk gaya bahasa, tetapi kesalahan atau
ketidaktelitian penulis dalam menggunakan data (pen.), sehingga memperlihatkan
sesuatu yang bertentangan dengan sejarah, atau apa yang di sebutkan belum ada
pada zaman itu.
Contoh:
- Kalau dalam karangan dikatakan bahwa saat perang dunia I, Amerika dan
sekutunya mengebom Irak habis-habisan adalah tidak tepat karena waktu
perang dunia I belum ada bom dan bukan Irak musuh Amerika waktu itu.
- Dalam “Yulius Caesar” Shakespere menuliskan "Jam berbunyi tiga kali",
padahal ada zaman itu belum ada jam.
9) Anastrof adalah semacam gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan pembalikan
susunan kata yang biasa dalam kalimat (lihat Inversi).
Contoh:
- Diceraikannya istrinya tanpa kompromi.
- Ditebasnya pohon-pohon di belakang rumahnya itu sampai habis karena
dianggap menimbulkan berbagai persoalan.
10) Antanaklasis adalah gaya bahasa yang mengandung ulangan kata yang sama
dengan makna yang berbeda (homonim).
Contoh:
- Giginya tanggal dua pada tanggal dua bulan ini.
- Tambang besar ini akan dibawa ke daerah tambang.
11) Antifrasis adalah gaya bahasa berupa penggunaan sebuah kata dengan makna
kebalikannya.
Contoh:
- Mari kita sambut kedatangan siswa teladan (maksudnya siswa paling malas).
- Hebat, memang kau orang pintar (maksudnya orang bodoh).
196
12) Antiklimaks adalah gaya bahasa yang merupakan acuan yang berisi gagasan-
gagasan yang diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan kurang
penting (kebalikan dari klimaks/gaya menurun)
Contoh:
- Pembangunan besar-besaran dilaksanakan di kota, di desa, dan di dusun-dusun
terpencil.
- Banyak sekali hewan ternakmu, ada sapi, kambing, angsa, ayam.
- Tidak saja di ibu kota, kota besar, di desa pun ia terkenal.
13) Antisipasi adalah gaya bahasa yang berwujud penggunaan terlebih dahulu satu
atau beberapa kata sebelum gagasan atau pun peristiwa yang sebenarnya (lihat
prolepsis).
Contoh:
- Kami sangat bergembira, minggu depan kami memperoleh hadiah dari Bapak
Bupati.
- Mobil yang malang itu ditabrak oleh truk pasir dan jatuh ke jurang.
14) Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan atau komparasi
antara dua antonim. Atau gaya bahasa yang menggunakan paduan kata yang
berlawanan arti.
Contoh:
- Dia bergembira ria atas kegagalanku dalam ujian itu.
- Kecantikannyalah yang justru mencelakakannya.
- Susah senang, jatuh bangun, maju mundurnya ada dalam tanggunganku.
15) Antonomasia adalah gaya bahasa yang merupakan penggunaan gelar resmi atau
jabatan sebagai pengganti nama diri. Apabila seseorang kita namai atau kita
panggil bukan dengan nama aslinya, melainkan dengan nama panggilan yang
disebabkan oleh sifat atau keadaan yang dimiliki atau ciri tubuhnya.
Contoh:
- Si Gemuk, - Si Botak, - Si Kacamata, - Si Jangkung
16) Apofasis adalah gaya bahasa yang berupa penegasan sesuatu tetapi justru
tampaknya disangkalnya (lihat preterisio).
Contoh:
- Saya tidak ingin mengungkapkan di dalam rapat ini bahwa sebenarnya anakmu
itu sudah berbadan dua; sudah hamil.
- Saya sebenarnya malu mengatakannya; saya termasuk orang yang kurang
paham mengenai persoalan itu.
197
17) Apostrof adalah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir
kepada yang tidak hadir.
Contoh:
Wahai roh-roh nenek moyang kami yang bertahta di segenap penjuru, datanglah,
bantulah kami dalam menyelesaikan persoalan kami ini!
18) Asindeton adalah gaya bahasa yang berupa acuan padat; beberapa
kata, frase, atau klausa sederajat tidak dihubungkan dengan kata penghubung,
tetapi biasanya dipisahkan dengan tanda koma. Atau cara menyebutkan
beberapa hal atau benda berturut-turut tanpa menggunakan kata sambung.
Contoh:
- Tujuan instruksional, materi pelajaran, kualitas guru, metode yang serasi, media
pengajaran, pengelolaan kelas, minat murid, evaluasi yang akurat, turut
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar.
- Meja, kursi, almari telah habis terjual.
19) Asonansi adalah sejenis gaya bahasa repetisi berupa perulangan vokal yang sama.
Contoh:
Dara damba daku, datang dari danau, duga dua duka, diam di diriku.
20) Asosiasi adalah gaya bahasa yang memberikan perbandingan terhadap suatu benda
yang sudah disebutkan. Perbandingan itu menimbulkan asosiasi terhadap benda
tadi sehingga gambaran tentang benda atau hal yang disebutkan tadi menjadi lebih
jelas (lihat juga perumpamaan/simile).
Contoh:
- Jadikanlah jiwamu seperti karang di tengah lautan, jangan seperti air di daun
talas.
- Mengapa kau seperti bulan kesiangan?
- Mukanya pucat, bagai bulan kesiangan
- Suaranya merdu, bagai buluh perindu
21) Batos adalah sejenis gaya bahasa antiklimaks yang mengandung penukikan tiba-
tiba dari gagasan yang sangat penting ke suatu gagasan yang sama sekali tidak
penting.
Contoh:
- Dia memang raja uang di desa ini, seorang budak hawa nafsu dan keserakahan.
- Negara kita memang kaya sehingga banyak orang miskin terlantar di mana-
mana.
198
34) Eufemisme adalah gaya bahasa berupa pengungkapan yang lebih halus sebagai
pengganti pengungkapan yang dirasakan kasar, yang dianggap merugikan, atau
tidak menyenangkan. Atau menghaluskan, menggantikan sebuah kata dengan kata
lain yang lebih luas, sopan juga agar terhindar dari tabu/malu.
Contoh:
- Ibunya telah berpulang ke rahmatullan minggu lalu (meninggal).
- Maaf, anak ibu memang kurang pandai sehingga kenaikan kelasnya tertunda
(kurang pandai= bodoh, kenaikan kelas tertunda= tidak naik kelas).
- Putra Bapak kurang pintar
- Jangan keluar malam, ada datuk
35) Fabel adalah sejenis alegori yang di dalamnya binatang-binatang dapat bertingkah
laku atau berbuat seperti manusia. Contoh yang terkenal adalah cerita kancil dan
buaya, kancil dan siput.
36) Gradasi adalah gaya bahasa yang mengandung rangkaian atau urutan kata atau
istilah yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai satu atau beberapa ciri
semantik secara umum dan yang di antaranya paling sedikit satu ciri diulang-ulang
dengan perubahan yang bersifat kuantitatif.
Contoh:
Kita malah berbangga hati dengan kemiskinan kita karena kita tahu bahwa
kemiskinan yang kita alami merupakan jalan perjuangan untuk mencapai
kemuliaan, dan kemuliaan itu adalah akhir dari perjuangan panjang.
37) Hipalase adalah gaya bahasa yang merupakan kebalikan dari suatu hubungan
alamiah antara dua komponen gagasan.
Contoh:
Kami tetap menagih bekas mertuamu utang kepada pamanmu (Maksudnya, Kami
tetap menagih utang bekas mertuamu kepada pamanmu).
38) Hiperbaton adalah menyatakan sesuatu dengan kata yang mengandung aspek
progresif, terus mendaki dan tidak terikat oleh waktu. Selain peningkatan sifat,
juga sering menggunakan kata tugas; makin, terus, sampai, tetap, bertambah,
bahkan.
Contoh:
- Hatinya makin terpaut pada gadis gunung itu, bahkan makin melestari.
- Sekarang aku mengalaminya, mengalaminya, dan terus mengalaminya entah
sampai kapan akan berakhir.
201
Contoh:
- Terang benar bulan malam ini.
- Besar sekali gajinya.
- Tak terkabul permintaannya.
- Cerah sekali kali ini.
45) Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus, menyatakan sesuatu dengan
makna yang bertentangan dengan maksud berolok-olok. Atau cara menyindir
dengan mengatakan kebalikan dari keadaan sebenarnya, dengan maksud untuk
menyindir atau bersendau gurau.
Contoh:
- Saya percaya benar kepadamu, tak pernah kau tepati janjimu.
- Aduh, rapinya kamar ini. (Padahal segalanya berhamburan)
- Hampir saja kau terlambat. (Padahal telah sangat terlambat)
46) Katabasis adalah sejenis gaya bahasa antiklimaks yang mengurutkan sejumlah
gagasan yang semakin kurang penting; merupakan kebalikan dari anabasis.
Contoh:
Istrinya adalah wanita yang cantik, pintar, pendiam, dan buta huruf.
47) Kiasmus adalah gaya bahasa yang berisi perulangan dan sekaligus pula
merupakan inversi hubungan antara dua kata dalam satu kalimat.
Contoh:
- Mengapa kamu menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah?
- Banyak orang pintar merasa bodoh dan yang bodoh merasa dirinya paling
pintar. Aneh bukan?
48) Klimaks (kebalikannya antiklimaks) adalah gaya bahasa yang berupa susunan
ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan (gaya meningkat).
Contoh:
- Setiap guru yang berdiri di kelas haruslah mengetahui, memahami, menguasai,
serta menghayati bahan pelajaran yang diajarkan.
- Mulai dari bayi yang masih dalam gendongan, anak-anak, bapak-ibu, sampai
kakek-nenek pun ikut menyaksikan atraksi yang menghebohkan itu.
- Penjajahan adalah kemelaratan, penderitaan, penderitaan, pemerasan,
penindasan.
203
Contoh:
- Generasi muda adalah tulang punggung pembangunan bangsa dan negara.
- Belajarlah sungguh-sungguh selagi muda agar kelak menjadi orang yang
berguna dan tidak menjadi sampah masyarakat.
- Dewi malam baru keluar dari peraduannya
- Sekarang ia hanya sebagai sampah masyarakat
54) Metonimia adalah gaya bahasa yang memakai ciri atau nama hal yang ditautkan
dengan nama orang, barang, atau hal sebagai penggantinya. Atau menggantikan
benda yang dimaksud hanya dengan menyebutkan nama atau merk benda itu.
Contoh:
- Dia baru mempelajari Archimedes.
- Jangan lupa ya, Sasa satu bungkus, Anak Pintar satu bungkus, dan Kapal Api
selera ayahmu.
- Adik disuruh ayah, membeli Gudang Garam.
- Belikan saya Bentoel !
55) Oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan
mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase yang sama.
Contoh:
- Olah raga mendaki gunung memang menarik hati walaupun sangat berbahaya.
- Kadang-kadang kita membenci sesuatu yang sebenarnya layak dicintai.
56) Okupasi adalah pernyataan yang mengemukakan tanggapan atas sesuatu hal
disertai kontradiksinya. Atau gaya bahasa yang mengandung pengakuan terhadap
sesuatu yang bersifat tidak baik, tetapi kemudian diberikan sangkalan sendiri.
Contoh:
- Merokok memang merusak kesehatan, tetapi selalu didalihkan sebagai alat
pergaulan.
- Minum air mentah banyak bahayanya, tipus, kolera, disentri, diare, tetapi
sekedar penyejuk muka tak apalah.
- Ganja dapat merusak jiwa dan hidup manusia, tetapi anak-anak banyak yang
menggemarinya.
57) Oratoris adalah penggunaan kalimat tanya tidak bertanya, yang dipakai dalam
pidato.
Contoh:
- Maukah kita dijajahi, saudara-saudara!
205
58) Parabel adalah suatu cerita yang mengajak para pembaca atau penyimak
membandingkan situasi yang khusus atau yang umum dalam kehidupannya
dengan situasi yang dilukiskan dalam cerita itu. Gaya bahasa parabel terkandung
dalam seluruh karangan. Secara halus dalam karangan itu tersimpul falsafah hidup,
pedoman hidup, misalnya dalam buku Bhagawat Gita, Bayan Budiman,
Mahabarata.
59) Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan
fakta-fakta yang ada (gaya pertentangan). Yang dipertentangkan sebenarnya
berlainan persoalannya. Misalnya satu masalah lahiriah, satu masalah batiniah.
Bandingkan paradoks dengan antitesis.
Contoh:
- Teman karib ada kalanya menjadi musuh sejati.
- Aku merasa kesepian di tengah keramaian ini.
- Hidupnya mewah, tetapi tidak berbahagia.
60) Paralelisme adalah gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam
pemakaian kata-kata atau frase-frase yang menduduki fungsi yang sama dalam
bentuk gramatikal yang sama. Paralelisme digunakan dalam puisi. Paralelisme
pada awal baris disebut anafora, paralelisme pada akhir baris disebut epifora.
Contoh:
1. Anafora
Junjunganku,
Apatah kekal
Apatah tetap
Apatah tak bersalin rupa
Apatah boga sepanjang masa
Oleh Amir Hamzah
2. Epifora
Kalau kau mau, aku akan datang
Kalau kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau kehendaki, aku akan datang
61) Paralipsis adalah gaya bahasa yang berupa formula yang dipergunakan sebagai
sarana untuk menerangkan bahwa seseorang tidak mengatakan apa yang tersirat
dalam kalimat itu sendiri.
206
Contoh:
- Semoga Tuhan menolak doa kita ini, eh maaf, mengabulkannya.
- Saya sendiri sebenarnya berani menghadapi penjahat besar itu, oh salah,
maksud saya tidak berani.
62) Paronomasia/pun adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata yang
berbunyi sama tetapi bermakna lain.
Contoh:
- Oh, adindaku sayang, akan kutanam bunga tanjung di tanjung hatimu.
- Ban tuan ini sebaiknya diberikan sebagai bantuan dalam lomba balap sepeda
besok.
63) Pemeo adalah kata-kata yang menjadi populer, kemudian selalu diucapkan
kembali baik yang mengandung dorongan semangat maupun yang mengandung
ejekan.
Contoh:
- Sekali merdeka, tetap merdeka.
- Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
64) Perifrasis adalah gaya bahasa yang mirip pleonasme, tetapi kata-kata yang
berlebihan itu pada dasarnya dapat digantikan dengan sebuah kata saja. Atau gaya
penguraian; sepatah kata diucapkan dengan sesuatu rangkaian kata/kalimat yang
berpengertian sama.
Contoh:
- Anak yang telah menyelesaikan kuliahnya dengan baik pada Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Uncen itu telah
mengajar di SMA di kota kami (maksudnya anak yang telah lulus di Uncen itu
mengajar di SMA di kota kami).
- Penjahat itu telah ditangkap. (Yang mengganggu keamanan penduduk telah
ditangkap).
- Materialistis = memertuhankan harta benda.
65) Personifikasi atau penginsanan adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat
insani kepada barang yang tidak bernyawa atau ide yang abstrak. Atau gaya
bahasa perorangan, benda mati diumpamakan seperti orang atau benda yang
bernyawa, dapat bergerak.
Contoh:
- Angin malam meraung-raung, menusuk-nusuk hati dan jiwaku, perasaanku
semakin dibuatnya hancur.
207
- Urip dan Yakop bersiul-siul menyambut pagi yang penuh harapan (Urip dan
Yakop adalah jenis burung).
- Angin berbisik-bisik ditelingaku
- Nyiur melambai-lambai seakan memanggilku
66) Perumpamaan atau simile adalah gaya bahasa berupa perbandingan dua hal yang
hakekatnya berbeda tetapi sengaja dianggap sama. Kalimatnya dapat
mengungkapkan keadaan atau kelakuan seseorang dengan mengambil
perbandingan dari alam sekitar; senantiasa didahului dengan kata-kata pembanding
seperti, laksana, umpama, sebagai, bagai
Contoh:
- Mereka bersua seperti air dengan minyak.
- Dia itu seperti air di daun talas.
67) Pleonasme adalah gaya bahasa berupa pemakaian kata yang mubazir atau
berlebihan yang sebenarnya tidak perlu. Atau gaya penegasan dengan
menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu karena sifat yang
terkandung pada kata itu sudah ada pada kata sebelumnya
Contoh:
- Saya telah menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepala saya sendiri.
- Kejadian itu saya catat dengan tangan kanan saya ini.
- Naik ke atas, maju ke muka, dsb.
68) Polisindeton adalah gaya bahasa berupa penghubungan beberapa kata, frase, atau
klausa yang berurutan dengan kata sambung (kebalikan asindeton).
Contoh:
- Kakek dan neneknya serta bapak dan ibunya telah tiada.
- Mula-mula dipanggilnya anak itu, lalu disuruhnya duduk, kemudian
dinasihatinya.
69) Preterito adalah menyatakan sesuatu dengan menyembunyikan persoalan yang
dikemukakan karena dianggap sudah tahu. Atau gaya yang tidak mengemukakan
sesuatu dengan jelas, agar pembaca menerka/mengungkapkan hal yang
tersembunyi itu.
Contoh:
- Akan hal kedatangan saya kemari, tidak perlu saya kemukakan, sama seperti
yang kita sepakati kemarin.
208
- Saya rasa kau tahu, apa yang akan terjadi jika kau tidak melunasi utang-
utangmu.
- Apa gunanya kuterangkan lagi! Bukanlan hal itu sudah jelas ?
70) Prolepsis adalah gaya bahasa yang berwujud penggunaan terlebih dahulu satu atau
beberapa kata sebelum gagasan atau peristiwa yang sebenarnya terjadi (lihat
antisipasi).
71) Propinsionalistis (kedaerahan) adalah gaya bahasa yang menjelaskan sesuatu
dengan kata-kata kedaerahan. Jika digunakan pada tempatnya akan melahirkan
stilistika yang khas.
Contoh:
- Kalau tidak becus jangan menjadi pemimpin.
- Alangkah tengiknya lelucon tuan, ya.
72) Repetisi adalah gaya bahasa yang mengandung perulangan kata atau kelompok
kata yang sama berkali-kali. Repetisi digunakan dalam prosa/pidato.
Contoh:
Selama nafasku masih mengalun, selama darah masih mengalir di tubuhku, selama
jantungku masih berdenyut, aku tidak akan menghentikan usahaku ini.
73) Resensi adalah pernyataan yang dikemukakan disertai dengan penilaian atas
pernyataan itu.
Contoh:
- Engkau akan biasa dengan kekerasan. Manusia punya tenaga menyesuaikan diri
amat besar. Tidak saja membunuh pada garis kewajiban, tetapi juga membunuh
di luar garis kewajiban. Pada kekejaman dan darah. (Jalan Tak Ada Ujung, oleh
Mochtar Lubis)
- Hidup itu memang aneh. Aku sendiri tidak mengerti mengapa sampai terjadi
demikian.
74) Retoris adalah gaya penegasan dengan mempergunakan kalimat tanya tidak
bertanya/tidak membutuhkan jawaban, sering bersifat mengejek atau menyatakan
kesangsian, dalam wujud tulisan.
Contoh:
- Inilah yang dinamai bekerja? (pekerjaan sangat tak sempurna).
75) Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran kasar, mengandung olok-olok dan
menyakiti hati. Sindiran yang paling kasar, sebab merupakan cetusan dari suatu
kejengkelan, kebencian atau kemarahan.
209
Contoh:
- Meminang anak gadis orang memang mudah dan menyenangkan, tetapi
memeliharanya setengah mati.
- Kehadiranmu membuatku muak!
- Bangsat!, - Bedebah!, - Monyet!, - Setan!.
76) Satire adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan menertawakan atau menolak
sesuatu; berupa sajak atau karangan yang berupa kritik menyerang, baik sebagai
sindiran ataupun terang-terangan.
77) Sensasi adalah menyatakan sesuatu dengan istilah yang merangsang perhatian.
Contoh:
- Amerika memang ingin menjadi polisi dunia.
- Rekor-rekor nasional atletik bertumbangan.
78) Silepsis adalah gaya bahasa yang berupa konstruksi yang secara gramatikal benar,
tetapi secara semantik salah.
Contoh:
Makna dan sikap hidup kita akan mencerminkan kepribadian kita.
79) Simbolik adalah gaya bahasa kiasan yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambangan.
Contoh:
- Bunglon lambang orang yang tidak berpendirian tetap
- Melati lambang kesucian
- Lintah darat lambang pemeras
- Kekasih lambang Tuhan.
80) Simploke adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan pada awal
dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh:
Kau katakan aku ini brengsek, kujawab biarin!
Kau katakan aku ini jelek, kujawab biarin!
Kaukatakan aku ini penakut, aku jawab biarin!
Memang biarin orang lain menghinaku asalkan aku tidak menghina orang lain.
81) Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti
nama keseluruhan, atau sebaliknya. (Sinekdok totem pro part untuk
menyebutkan sesuatu secara keseluruhan, tetapi yang dimaksud sebagian;
sinekdoke pars pro toto untuk menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud
keseluruhan).
210
Contoh:
1) Sinekdoke totem pro part:
- Tadi malam berlangsung pertandingan seru antara Inggris dan Italia.
- Amerika menyerang Irak habis-habisan dalam perang Teluk beberapa tahun
yang lalu.
- Kaum wanita memperingati hari Kartini.
- Jakarta sibuk menerima tamu.
2) Sinekdoke pars pro toto:
- Setiap kepala memperoleh jatah raskin 10 kg.
- Tolong potongkan ayam dua ekor untuk acara selamatan nanti malam.
- Telah lama tak kelihatan batang hidungnya
82) Sinisme adalah gaya bahasa berupa sindiran yang berbentuk kesangsian yang
mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sinisme adalah
sindiran yang lebih kasar. Cara menyindir yang lebih kasar dari pada ironi.
Contoh:
- Memang Andalah tokohnya yang dapat menghancurkan desa ini dalam sekejap
mata.
- Memang Pak Dukunlah orangnya yang dapat menghidupkan orang mati,
apalagi mematikan orang hidup.
- Harum benar baumu.
83) Sinonimis adalah menegaskan sesuatu dengan mendampingkan sinonim pokok
pikiran dari pernyataan atau penjelas dari pokok pikirannya.
Contoh:
- Seperti biasa, aku merasa bosan untuk tinggal di rumah. Aku ingin keluar.
- Bagaimana akan menggantinya, sedangkan dia hanya seorang budak yang
sebagai milik orang semata.
84) Tautologi adalah gaya bahasa berupa penggunaan kata yang berlebihan yang pada
dasarnya merupakan perulangan dari kata yang lain (lihat pleonasme). Penegasan
dengan mengulang sepatah kata atau sinonim.
Contoh:
- Kami tiba di rumah pukul 04.00 subuh.
- Orang yang meninggal itu menutup mata untuk selama-lamanya.
- Kehendak serta keinginanya tak dapat dicegah lagi.
211
85) Tautotes adalah gaya bahasa repetisi berupa pengulangan sebuah kata berkali-kali
dalam sebuah konstruksi.
Contoh:
- Kakanda mencintai adinda, adinda mencintai kakanda, kakanda dan adinda
saling mencintai, kakanda dan adinda menjadi satu.
86) Tropen adalah gaya bahasa kiasan yang mempergunakan kata-kata yang tepat dan
sejajar artinya dengan pengertian yang dimaksudkan. Atau gaya bahasa yang
digunakan untuk menyatakan sesuatu keadaan yang sedang berlaku tanpa
menyebutkan alat apa yang dipergunakan.
Contoh:
- Besok Presiden akan terbang ke Surabaya.
- Seharian ia hanya berkubur dalam kamarnya.
87) Zeugma adalah gaya bahasa yang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan
cara menghubungkan sebuah kata dengan dua (atau lebih) kata lain yang pada
hakekatnya hanya sebuah saja yang mempunyai hubungan dengan kata yang
pertama. Dalam zeugma terdapat gabungan gramatikal dua buah kata yang
mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan (bandingkan dengan silepsis).
Contoh:
- Paman saya memarahi anak itu dengan membelalakkan mata dan telinganya.
- Anak itu memang rajin dan malas di sekolah.
212
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa memiliki pengetahuan dan memahami isi
paragraf yang dibacanyanya secara baik dan benar
BAB 21
PARAGRAF
1. Pengertian
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan pokok pembahasan. Paragraf umumnya terdiri atas beberapa kalimat. Kalimat-
kalimat itu saling bertalian dengan mengusung sebuah gagasan tertentu.
2. Unsur-unsur Paragraf
Secara umum, paragraf dibentuk oleh dua unsur, yakni gagasan utama dan
beberapa gagasan penjelas. Gagasan utama merupakan gagasan yang menjadi dasar
pengembangan suatu paragraf. Dengan demikian, fungsinya sebagai pokok, patokan,
atau dasar acuan suatu paragraf. Sementara itu, gagasan penjelasan merupakan gagasan
yang berfungsi menjelaska suatu gagasan utama. Penjelasannya itu dalam bentuk
uraian-uraian kecil, contoh-contoh atau ilustrasi, kutipan-kutipan, dan sebagainya.
Perhatikan penggalan wacana di bawah ini!
Kalau kita amati, sekarang ini muncul gejala serba ingin tampil beda dalam
berbagai bidang kehidupan. Keinginan untuk tampil beda itu kita
terjemahkan dengan mencari “jalur lain” atau yang disebut indie. Hal ini,
tanpa kita sadari, semua remaja melakukan itu. Yang terjadi adalah kita,
teman kita, saudara, hingga orang lain yang kita temui di mal, bergaya
sama. Mereka juga mendengarkan musik indie dan nonton film indie. He-
he-he, kok buntutnya jadi kompak, ya?
Padahal, inti dari indie itu kan independen. Mandiri, tidak sama dengan orang
lain. Akan tetapi, kalau semua kompak tampil beda, ya, kesannya malah
kia mengikuti tren juga. Tren indie, he-he-he.....
Gagasan utama dan gagasan pendukung kedua paragraf di atas adalah sebagai
berikut:
213
2 Inti dari indie itu kan Mandiri, tidak sama dengan orang lain
independen Akan tetapi, kalau semua kompak tampil
beda, ya, kesannya malah kita mengikuti
tren juga.
3. Jenis-Jenis Paragraf
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal
paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam
kalimat pertama.
Contoh:
Dalam hal ini, pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat, tetapi
biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya. Yang perlu
dilakukan adalah menyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan
mendorong industri-industri yang mampu survive pada nilai tukar yang
ada, yakni sektor agribisnis. Bagi sektor agrobisnis, semakin melemah
rupiah asal stabil, akan semakin baik. Apabila sektor ini sudah berjalan
dengan baik, tidak mustahil negara kita akan menjadi salah satu negara
yang ekonominya tertangguh di dunia.
Aku mau membantah. Tapi, sebelum aku dapat memilih kata-kata, dia
berkata lagi. ”Seperti tadi saja. Kalau bukan aku yang menyapamu, kau
takkan tahu siapa aku, bukan? Sedangkan matamu melihatku tadi, kau
seolah-olah melihat pengemis yang dijijiki. Alangkah cepatnya segalanya
berubah. Lebih cepat lagi seseorang melupakan seseorang lainnya meski
pernah orang itu dicintainya.” (Angin dari Gunung”, A.A. Navis).
216
b. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis karangan yang menggambarkan suatu hal, baik
itu benda, peristiwa, keadaan, ataupun manusia. Dengan paragraf ini, pembaca
dapat seolah-olah menyaksikan atau merasakan hal yang diceritakan itu.
Gambaran itu harus kita sajikan sehidup-hidupnya, hingga pembaca seolah-
olah dapat melihat apa yang dilihat dan dapat merasakan apa yang dirasakan. Jadi
pembaca diajak mengalami apa yang dialami penulis.
Cara supaya lukisan itu hidup, maka apa yang dilihat, yang didengar dan yang
dirasakan ditulis dengan teliti.
Mari kita amati warung kopi, tidak jauh dari tempat tinggal kita. Yang mula-
mula tampak tidak banyak warung kecil dan beberapa orang duduk di bangku. Ada
yang minum dan ada yang asyik bercakap-cakap. Tetapi makin lama kita
memperhatikan makin banyak yang akan kita lihat. Misalnya, tampak bahwa
penjaga warung sedang menggoreng pisang di atas tungku batu. Agaknya kayu
bakarnya kering benar karena api berkobar besar. Dua orang duduk di bangku asyik
bercakap-cakap sambil makan juadah. Seorang menghirup kopinya yang panas.
Seorang lagi duduk bersandar, menikmati rokoknya. Di meja tampak beberapa
piring panganan.
Demikianlah makin lama kita mengamati warung itu makin bertambah banyak
hal kecil-kecil yang tampak. Hal kecil-kecil itu kita sebut perincian. Misalnya
tingkah laku dan pakaian-dua orang bercakap-cakap, kucing dibawah bangku,
tempat cucian di belakang warung dan lain-lain.
217
Contoh:
c. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu
hal atau objek dengan sejelas-jelasnya. Paragraf eksposisi menggunakan contoh,
grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya untuk memperjelas masalah
yang dikemukakan.
Contoh:
Dalam paparan ingin dijelaskan sesuatu kepada pembaca. Semua fakta dan
bahan yang dapat dikumpulkan disusun supaya masalah, persoalan yang dihadapi
jelas bagi pembaca. Penelitian dan pengamatan sangat diperlukan untuk melengkapi
fakta dan bahan lain, selain itu diperlukan pula keterampilan menganalisis dan
membuat sintesis.
Jadi dengan paparan ingin diberikan penjelasan atau keterangan tentang suatu
masalah. Misalnya ; -) menjelaskan bagaimana terjadinya minyak bumi, -) memberi
petunjuk tentang apa yang harus dilakukan jika ada rumah terbakar, -)
mengembangkan gagasan akan membuat jalan raya melintasi Kalimantan untuk
membuka daerah pedalaman.
218
Sering kali paparan itu pendek dan sederhana, misalnya; petunjuk bagaimana
menggunakan obat mata atau dimana letak sekolah kita. Tidak jarang paparan itu
panjang dan sukar, misalnya; menguraikan teori gagasan baru. Tetapi panjang atau
pendek, sukar atau mudah setiap paparan harus dipersiapkan dengan seksama.
Sebelum memaparkan sesuatu, kita sendiri harus memahaminya terlebih dahulu,
jika paparan kita menjadi kabur.
Gagasan demi gagasan kita susun secara teratur, hingga mudah diikuti. Supaya
paparan kita bertambah jelas, sering kita menyertakan gambar, denah, peta, dan
lain-lain. Ada orang mengatakan satu gambar sama nilainya dengan seribu kata.
Contoh ;
d. Paragraf Argumentasi
Argumen bermakna ’alasan’. Argumentasi berati ’pemberian alasan yang kuat
dan meyakinkan’. Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah paragraf yang
mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-
alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk memengaruhi pembaca agar
mereka menyetujui pendapat, sikap, atau keyakinan.
219
Contoh:
a. Selokan ini harus segera akan kita bersihkan, karena air yang- menggenang akan
menjadi tempat nyamuk bersarang dan bertelur. (satu kalimat)
b. Selokan ini sudah kotor. Rumput liar rimbun sekali dan sampah berserak-serak.
Nyamuk senang bersarang dan bertelur disini, karena airnya lama tergenang.
Maka kita harus membersihkannya segera, supaya airnya lancar jalannya dan
tidak sempat menggenang. Dengan demikian nyamuk tidak akan bersarang dan
bertelur di sini. (beberapa kalimat).
220
e. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk memengaruhi
emosionalitas pembaca. Paragraf ini juga membutuhkan data dan contoh-contoh
konkret untuk memengaruhi pembaca.
Contoh:
Kompetensi :
Setelah mempelajari materi di bawah ini siswa memiliki pengetahuan tentang kalimat dan
mampu menulis kalimat secara baik dan benar
BAB 23
KALIMAT
A. Kalimat
1. Pengertian Kalimat
Banyak sekali batasan tentang kalimat. Secara garis besar batasan itu dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a) Menurut maknanya, kalimat ialah kesatuan bahasa yang terkecil yang mengandung
pikiran yang terlengkap
b) Menurut strukturnya, kalimat ialah satu bagian ujaran yang didahului oleh
kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu telah
selesai.
Contoh :
Kopi itu telah habis diminum kawan saya
Perempuan itu tidak berubah kelakuanya
Pantai Parangtritis banyak dikunjungi oleh wisatawan
2. Arti atau makna kalimat dipengaruhi oleh :
a) Bentuk kata adalah wujud kata itu sendiri. Bentuk kata sangat menentukan arti
kalimat. Maksudnya, perbedaan bentuk kata dapat menyebabkkan perbedaan
maksud kalimat.
Contoh :
Kakak Herman dipanggil Edi
Kakak Herman memanggil Edi
b) Intonasi adalah lagu kalimat. Intonasi juga berfungsi menentukan arti ka-limat.
Contoh :
Kakak/Herman memanggil Edi
Kakak Herman/memanggil Edi
222
c) Situasi adalah keadaan pada waktu kalimat tersebut diucapkan. Munculnya suatu
kalimat berhubungan erat dengan situasi/. Oleh karena itu, perbedaan situasi
menyebabkan perbedaan makna kalimat.
Contoh :
Dina sakit. (memberi tahu)
Dina sakit ? (sangsi)
Dina sakti ! (seruan)
3. Hakikat kalimat Bahasa Indonesia (BI)
a. Kalimat itu kita ucapan (kita ujarkan)
b. Kalimat itu mengandung arti (makna)
c. Kalimat itu dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan kalimat yang lain
d. Kalimat itu terdiri dari urutan frase/kelompok kata (bersistem)
e. Kalimat itu mempunyai jeda
f. Kalimat Itu Tidak Menjadi Bagian Kalimat Yang Lebih Besar
g. Kalimat itu diakhiri dengan berhentinya lagu (intonasi)
Keterangan :
1. Yang tidak dapat berdiri sendiri bukanlah kalimat
2. Kalimat-kalimat tersebut membentuk sebuah rangkaian gagasan yang saling
berhubungan
3. Kalimat paling sedikit terdiri atas dua frase.
4. Kalimat itu tidak dibentuk dengan menjajarkan begitu saja kata yang satu dengan
kata lain, tetapi merangkaikan frase yang satu dengan yang lain.
5. Jeda membatasi subjek dengan kalimat
Misalnya : buku tebal
buku/tebal
6. Kalimat yang menjadi satu bagian yang lebih besar disebut : K l a u s e
Misalnya: Setelah tiga jam mereka berjalan kaki, mereka tidak melihat apa-apa,
sebab hari sudah menjadi gelap.
B. Kelompok Kata
1. Pengertian Kelompok Kata
Kelompok kata adalah kesatuan dua buah kata atau lebih yang tidak mempunyai
bagian subjek dan predikat. Kelompok kata disebut juga frase/frasa. Kelompok kata
dipelajari dalam sintaksis karena kelompok kata menyangkut hubungan antar kata.
223
Contoh :
terlalu sopan
mudah sekali
sedang berpidato
buku kecil
2. Ciri-ciri Frase adalah :
a. Di awali, di apit, atau di akhiri jeda
b. Berfungsi gramatikal
c. Tidak mempunyai jeda
d. Terdiri atas satu kata/beberapa kata
e. Merupakan bagian (bagian) kalimat
f. Anggota frase tidak dapat digantikan, dipindahkan, atau dihilangkan
g. Dapat dipindah-pidahkan tanpa menimbulkan perubahan makna (dapat di
permutasikan)
Keterangan :
1. Pada awal kalimat frase diakhiri jeda, pada tengah kalimat frase diapit jeda, dan
pada akhir kalimat frase diawali jeda
2. Fungsi frase dapat berupa; subjek, predikat, objek, keterangan
3. Hubungan antar anggota frase tidak dapat diganggu sebab frase itu sebuah sistim
4. Karena frase itu bagian (suku) kalimat, maka frase tidak dapat berdiri sendiri
sebagai kalimat.
5. Perpindahan frase dalam kalimat disebut “permutasi“
3. Beberapa Jenis Frase :
a. Frase Nomina (FN) : Frase yang berintikan nomina (kata benda)
b. Frase Verba (FV) : Frase yang berintikan berba (kata kerja)
c. Frase Ajektive (FA) : Frase yang berintikan berba (kata sifat)
d. Frase Numeral (FNU) : Frase yang berintikan numeral (kata bilangan)
e. Frase Preposisi (FP) : Frase yang berintikan preposisi (kata depan)
224
Misalnya :
a. Tentara Vietnam/menyerang Thailand
FN FV
b. Mereka /Orang Surabaya
FN FN
c. Tanah air kami ini/kaya raya
FN FA
d. Jumlah pengikut ujian /150 orang
FN FN
e. Mokhtar Koesoemo Atmadja/ke Bangkok
FN FP
D. Jabatan Kalimat
1. Pengertian Jabatan kalimat
Setiap kata dalam kalimat biasanya menduduki jabatan atau fungsi tertentu. Jabatan
kalimat itu meliputi subjektif predikat, objek, dan keterangan. Sebuah kalimat
paling sedikit harus mempunyai subjek dan predikat. Jika sebuah kalimat tidak
mempunyai subjek atau predikat, kalimat tersebut dianggap kurang sempurna.
2. Subjektif (S)
Subjek disebut juga pokok kalimat. Untuk mencari subjek biasanya di gunakan kata
tanpa apa atau siapa. Ada beberapa ciri yang menandai subjek, antara lain :
a) Berupa kata benda
Contoh :
Ani meniduri adiknya di kamar tidur
Ayah mengizinkan saya menonton film
Kamu harus memakai pakaian seragam
b) Dapat di ikuti oleh ini atau itu
Contoh :
Perbuatan itu menurunkan martabatnya
Murid-murid itu rajin belajar
Daerah ini pernah dikunjungi presiden
c) Dapat diikuti oleh pun
Contoh :
Tuti pun belajar dimuka rumah
Saya pun mendengarkan keterangan yang panjang lebar itu
Marlan pun berangkat ke jakarta
Macam-macam Subjek
a) Subjek pelaku ialah yang melakukan perbuatan. Subjek jenis ini selalu terdapat
dalam kalimat aktif
Contoh :
Penduduk bergotong-gotong membangun masjid
Rakyat berbondong-bondong datang ke balai desa
Bu Guru sedang menulis dipapan tulis
226
b) Subjek penderita ialah subjek yang dikenai perbuatan subjek ini selalu ter- dapat
dalam kalimat pasif
Contoh :
Padi itu sedang dijemur supaya kering
Perusahaan itu didirikan oleh pemerintah
Buku itu kupinjam kemarin sore
2. Predikat (P)
Predikat juga disebut-sebutan. Biasanya predikat memberi penjelasan mengenai
subjek.
Menurut sifat predikat dapat dibedakan menjadi :
a) Predikat verbal ialah pedikat yang terdiri dari kata kerja. Biasanya predikat jenis
ini menyatakan perbuatan atau tindakan.
Contoh :
Kalian boleh mengunjungi tempat ini sekarang
Ahmad berlibur ke Jakarta
Ia mengerjakan tugasnya dengan baik
b) Predikat nominal ialah predikat yang terdiri dari kata-kata selain kata kerja. Atau
kata bilangan. Biasanya, predikat nominal menjelaskan subjek.
Contoh :
Tulisan anak itu rapi dan bagus (kata sifat)
Pemandangan itu sangat indah (kata sifat)
Ali seorang pedagang kopra. (kata benda)
Minyak tanah itu bahan cair. (kata benda)
Kerbau pak Mardi dua ekor. (kata bilangan)
Kelereng Budi sangat banyak. (kata bilangan)
3. Objek (O)
Objek di sebut juga pelengkap. Biasanya objek berupa kata benda atau kata ganti.
Letaknya kebanyakanya dibelakang predikat. Objek kalimat aktif dapat menjadi
subjek kalimat pasif atau sebaliknya.
227
a) Keterangan tempat
Dina mempunyai beberapa pencil di dalam tas
Di jalan itu ada beberapa polisi lalu lintas
Budi menuangkan air ke dalam botol
Bagian kalimat yang dicetak tebal di atas menerangkan tepat. Karena itu, disebut
keterangan tempat. Biasanya keterangan ini didahului oleh kata depan di, ke dari
dan pada
b) Keterangan waktu
Layang-layang itu dibuat Iwan tadi siang
Lukman membeli sepatu ditoko kemarin
Ketika ayah datang ibu sedang menyiapkan makan
c) Keterangan sebab
Bagian kalimat yang menjelaskan sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa
keterangan sebab. Keterangan ini biasanya di dahului oleh kata depan karena,
oleh karena, sebab.
Contoh :
Anak lelaki itu tidur nyenyak sebab terlalu lelah
Karena datang terlambat, Mariana di panggil Bu Guru
Oleh karena sakit, Burhan di rawat dirumah sakit
d) Keterangan akibat
Bagian kalimat yang menjelaskan akibat berlangsung nya sesuatu peristiwa,
disebut keterangan akibat. Pada umumnya, jenis keterangan ini didahului oleh
kata sehingga, hingga, sampai.
Contoh :
Ali tertidur hingga pekerjaan rumahnya tidak selesai
Mereka berbincang-bincang sampai larut malam
Murni kurang tidur sehingga kelihatan pucat
229
e) Keterangan syarat
Bagian kalimat yang menjelaskan syarat terjadinya suatu peristiwa disebut
keterangan syarat. Kata-kata yang sering digunakan dalam keterangan ini antara
lain : bila, apabila, jika, kalau.
Contoh :
Dia akan tetap sehat bila tidak merokok
Rudi mempu mengerjakan jika mau belajar
Apabila Darmawan rajin belajar, Darmawan pasti naik kelas
f) Keterangan tujuan
Contoh :
Agar selamat kita harus berhati-hati dijalan
Ayah selalu berolah raga supaya badan tetap sehat
Harga barang itu diturunkan agar cepat laku
Bagian kalimat yang dicetak tebal di atas menerangkan tujuan perbuatan, karena
itu disebut keterangan tujuan. Biasanya keterangan tujuan dimulai dengan kata
agar atau supaya.
5. Uraian Jabatan Kalimat
Dari uraian mengenai jabatan kalimat diatas, jelaslah bahwa setiap kalimat terbagi
menjadi beberapa bagian. Setiap bagian kalimat menduduki jabatan tertentu. Oleh
karena itu, setiap kalimat dapat diuraikan menurut jabatanya.
Contoh :
Hari ini Toni berpakian seragam
hari ini = keterangan
Toni = subjek
Tidak berpakaian seragam = predikat
Hasil wawancara belum dimuat dalam surat kabar
hasil wawancara = subjek
belum dimuat = predikat
dalam surat kabar = keterangan
230
E. Alat Kalimat
Alat kalimat mempunyai peranan yang amat penting dalam pembentukan kalimat.
Bahasa bukanlah sekedar kumpulan kata. Kata-kata harus dirangkai menjadi bermacam-
macam kesatuan yang lebih besar ; frase, kalimat dan lain-lain.
Menurut bermacam-macam hubungan makna pula. Untuk itu diperlukan sarana yang
disebut Alat Kalimat. Jadi alat kalimat inilah yang merangkaikan bermacam-macam kata
itu serta menentukan hubungan makna rangkaian yang terjadi yang disebut makna
struktural.
1. Urutan kata :
Yang menempatkan kata menurut urutan waktu dan tempat. Susunan ini menujukan
makna struktural, yang memberitahu kepada kita kata mana yang menunjukan pelaku,
yang dilakukan, yang menerima perlakuan, yang diterangkan yang menerangkan dan
sebagainya. Ada urutan yang erat, yang tidak dapat diubah sama sekali tanpa
mengubah makna atau tanpa merusak tata kalimat. Apa pula urutan yang langgar.
2. Bentuk Kata
Yang ditandai oleh imbuhan/afiks, dan perulangan kata. Bentuk kata menunjukan
makna struktural yang bermacam-macam seperti; perulangan, ketidak sengajaan,
derajat paling, prosen, hasil keanehan. Bentuk kata juga membentuk kata dengan
jenis teretentu.
3. Intonasi
Yakni sistem pertentangan dalam nada, tekanan, dan peralihan Dari intonasi kita
dapat mengetahui apakah kita menghadapi berita, pertanyaan, perintah dan
sebagainya.
4. Kata tugas
Yang berupa sejumlah kecil kata yang pada umumnya tidak dapat menerima
imbuhan, tidak bermakna leksikal, namun kehadiranya sangat diperlukan dalam
pembentukan kalimat. (kata depan dan kata penghubung) kata tugas penghubung
penegasan, pembatasan, pemilihan, perlawanan, persyaratan, sebab, akibat dan
sebagainya.
234
H. Gatra
Gatra ialah kata kelompok kata (frase) dalam kalimat yang mendukung suatu fungsi. Ciri
dari gatra yaitu rekontruksi : penataan/perpindahan unsur-unsur pembentuk kalimat yang
tidak menyebabkan perubahan makna.
Rekontruksi dapat dibedakan atas :
1. Permuatasi (rekontruksi)
2. Transformasi, perubahan bentuk kalimat. Misalnya; dari kalimat aktif ke kalimat
pasif.
Macam-macam gatra :
1. Gatra inti : - gatra pangkal / gatra diterangkan / gatra digolongkan
(subjek)
- gatra perbuatan/gatra menerangkan/gatra mengge-
lengkan (predikat)
2. Gatra tambahan : - gatra pelengkap penderita
- gatra pelengkap penyerta
- gatra pelengkap pelaku
- gatra keterangan waktu
- gatra keterangan tempat, dan sebagainya.
235
G. Jenis Kalimat
Kalimat dapat ditinjau dari beberapa sudut, oleh karena itu tiap kalimat dapat
mempunyai beberapa nama, bergantung dari sudut mana kalimat itu ditinjau.
Berdasarkan lagu (isi atau maksud) kalimat tunggal dapat digolongkan menjadi 3
golongan besar, yaitu :
1. Kalimat berita biasa : a. langsung
A. Kalimat Berita b. tak langsung
3. Kalimat pengandaian
4. Kalimat ingkar
1. Kalimat Tanya Biasa
2. Kalimat Permintaan
3. Kalimat pengharapan
4. Kaliamat Izin
5. Kalimat Ajakan
c. Kalimat perintah 6. Kalimat Larangan
7. Kalimat peringatan
8. Kalimat penyeru
9. Kalimat Ejekan
Contoh-contoh :
236
A. Kalimat Berita : ialah kalimat yang berisikan suatu berita sedang intonasi (lagu)
netral (biasa).
Misalnya : 1. a. Ayah berpesan, “Belajarlah engkau rajin-rajin“
b. Ayah berpesan agar saya belajar rajin-rajin
2. Bila belajar giat, engkau pasti naik kelas
3. Bila Kartini masih hidup, pasti akan bangga melihat kemajuan
kaum wanita sekarang.
4. Saya tidak pernah mengirimkan surat kepadanya
B. Kalimat Tanya ialah kalimat yang mengandung suatu permintaan agar diberitahu
sesuatu yang belum ketahui (yang diketahui oleh orang lain).
Ciri-ciri kalimat tanya :
- menggunakan lagu tanya
- menggunakan kata tanya
- menggunakan akhiran tanya (kah, tah)
- menggunakan tanda tanya.
(tidak memerlukan jawab), ialah kalimat tanya yang tidak bertanya (tidak
memerlukan jawab), yakni kalimat tanya retoris dan kalimat tanya oratoris.
Kalimat tanya retoris (dipakai oleh pengarang dalam gaya bahasa karangannya :
Apa mau dikata, bila ini sudah garis hidupmu ?). Kalimat tanya oratoris
(pertanyaan yang biasa dipakai dalam pidato-pidato Orasi = pidato. Contoh,
Maukah kita dijajah lagi, saudara-saudara ?)
C. Kalimat Perintah :
1. Kalimat perintah biasa : mengandung suatu perintah yang diucapkan oleh orang
yang lebih berkuasa/tua dari pada yang diperintah.
Biasanya sangat pendek : Pergi (lah) !
Tulis (lah) !
Berhati-hatilah !
Belajar lah !
237
9. Kalimat Ejekan.
Arti perintah menjadi terbaik, yaitu menjadi suatu yang tidak akan dilakukan.
A. Kalimat Tunggal
a. Penggabungan
1. Kalimat majemuk b. Pemilihan
setara c. perlawanan
d. sebab akibat
B. Kalimat Panjang : Kalimat yang secara potensial dapat dipecah la-gi atas kontur-
kontur yang lebih kecil.
- Ia mengambil buku itu.
- Dia ada didalam.
9. Ditinjau Berdasarkan Jumlah Unsur Pusat (Unsur Inti) Yang menjadi Bentuk
Suatu Kalimat
A. Kalimat Minor : Kalimat yang hanya mengandung satu unsur pu sat.
- Diam !
- Yang akan datang !
- Sangat Mahal !
B. Kalimat Mayor : Kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung- dua unsur
pusat (inti).
- Dia mengambil buku itu (buku itu = unsur tambahan)
- Dia ada di dalam (di dalam = unsur tambahan)
10. Ditinjau Berdasarkan ; (a) tata urut kata, (b) jumlah kata (ada tidaknya
unsur tambahan yang melengkapi kedua unsur pusat) dan (c) intonasi
(intonasi yang netral), kalimat dibedakan atas :
A. Kalimat Inti :
Jenis kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua unsur pusat (tanpa unsur
tambahan).
- Ayah datang
- Adik bermain-main.
B. Kalimat Luas :
Kalimat yang mengandung dua unsur pusat disertai satu atau lebih unsur
tambahan.
- Ayah baru saja datang dari kantor
- Adik sedang bermain-main dihalaman
247
C. Kalimat Tranpornational :
Suatu struktur kalimat baru, hasil perubahan dari struktur-struktur kalimat lain,
balik kalimat inti maupun kalimat luas, tercakup juga perubahan intonasinya.
- Ayah datang ?
- Baru saja ayah datang darui kantor.
11. Tambahan :
A. Kalimat Efektif : (Mantap)
Yaitu kalimat yang sanggup menyampaikan pesan pembicaraan/ penulis kepada
pendengar/pembaca tepat seperti yang dimaksud kanya.
Ciri-cirinya :
1. Sesuai dengan struktur bahasa Indonesia baku.
2. Mempunyai kesatuan pikiran yang utuh.
3. Hubungan antara kalimat harus jelas.
4. Hubungan antara bagian kalimat harus logis
5. Setiap kata harus berfungsi
6. Pemilihan kata harus cermat
7. Sesuai dengan ragam : formal, berkelakar, akrab, dsb.
8. Bervariasi
9. Kalimat panjang dan bertele-tele harus dihindari
10. Tepat penggunaan kata sambung.
Contoh : a. Berdasarkan pertimbangan kesetiaan kawan kita semua harus
bertanggung jawab. (tidak efektif)
b. Berdasarkan pertimbangan kesetiakawanan, kita harus ikut
bertanggung jawab. (efektif)
B. Kalimat Bervariasi :
Yaitu kalimat yang didalamnya terkandung variasi-variasi lain baik bentuk,
struktur, maupun penjelasan, serta gaya bahasa tanpa mengubah makna pokok.
Ujud kalimat bervariasi di antaranya :
1. Kalimat majemuk (khususnya kalimat majemuk bertingkat)
2. Kalimat yang bergaya bahasa
3. Pencampuran beberapa bentuk
248
BAB 24
KALIMAT EFEKTIF
5. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
6. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S),
predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki
keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
7. Kevariasian
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Variasi tidak
lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara
minat dan perhatian orang. Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa
macam cara, yaitu:
a) Variasi sinonim kata
Penjelasan-penjelesan yagn berbentuk kelompok kata pada hakikatnya tidak
mengubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Seribu puspa di taman bungan seribu wangi menyegar cita (BKI).
Demikian pula puspa dan wangi sebenarnya menyatakan yang sama.
b) Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan dengan
jelas pikiran pengarang, serta pilihan yang tepat dari struktur panjangnya sebuah
kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan.
c) Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kali¬mat berturut-turut
dapat menimbulkan kelesuan.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
253
16. Karena dia tidak mengikuti kuliah Dia tidak dapat menjawab pertanyaan
dengan baik, dia tidak dapat menjawab itu, karena tidak mengikuti kuliah.
pertanyaan itu.
17. Peserta ospek serentak berdiri setelah Peserta ospek serentak berdiri setelah
mereka mengetahui bahwa Direktur mengetahui direktur Stikes Karya
Stikes Karya Husada Kediri di Pare Husada Kediri di Pare datang.
datang.
18. Mahasiswa peserta praktek di rumah Mahasiswa peserta praktik di rumah
sakit berangkat dengan mengendarai sakit berangkat menggunakan bus.
kendaraan bus.
19. Rambutnya berwarna putih di bagian Di bagian pelipis, rambutnya berwarna
pelipisnya. putih.
20. Sejak dari kemarin pasien itu mengalami Sejak kemarin pasien itu mengalami
deman tinggi. deman tinggi.
21. Perawat itu hanya membawa peralatan Perawat itu hanya membawa peralatan
yang penting saja. yang penting.
22. Pada saat awan mulai menyelimuti Awan mulai menyelimuti puncak
puncak gunung, banyak tenaga medis gunung, banyak tenaga medis yang takut
yang takut turun ke bawah. turun.
23. Dalam situasi seperti itu banyak pasien- Dalam situasi seperti itu banyak pasien
pasien yang belum ditangani oleh tenaga yang belum ditangani.
medis.
24. Mahasiswa perguruan tinggi yang Mahasiswa itu menerima penghargaan.
terkenal itu menerima penghargaan.
25. Yang diceritakan menceritakan tentang Ia menceritakan tentang kondisi para
kondisi para pasien-pasien yang terkena pasien yang terkena flu burung, HIV dan
flu burung, HIV, dan demam berdarah. demam berdarah.
26. Dokter itu segera mengubah rencananya Dokter segera mengubah rencana setelah
setelah dia mengetahui kondisi pasien mengetahui kondisi pasien makin
makin menurun. menurun.
27. Menteri kesehatan menjelaskan bahwa Menteri kesehatan menjelaskan, bahwa
penanggulangan daripada meluasnya flu penanggulangan meluasnya flu burung
burung harus diutamakan. harus diutamakan.
28. Makalah ini akan membahas tentang Makalah ini tentang cara menangani
cara menangani pasien demam berdarah pasien demam berdarah yang benar.
yang benar.
29. Untuk mempersingkat waktu, kita Untuk menyingkat waktu, kita teruskan
teruskan acara ini. acara ini.
30. Saran yang di kemukakannya kami akan Saran yang dikemukakannya akan kami
pertimbangkan. pertimbangkan.
31. Sejak dari pagi dia bermenung Sejak pagi dia bermenung
255
BAB 25
BAHASA INDONESIA BAKU
7. Kalimat baku tidak mencampur adukan dua pola struktur yang berbeda
Misalnya : - Harga minyak dibekukan ataukah kenaikan secara luwes.
- Cara menulisnya dibekukan ataukah dari bawah ke atas.
Yang baku : - Harga minyak dibekukan ataukah dinaikan secara luwes
- Rapat Cara menulisnya dari bawah keatas
8. Kontaminasi (perancuan) struktural merupakan kalimat yang tidak ba-ku.
Misalnya : Dalam rapat itu membicarakan kenaikan harga
Kalimat tersebut perancuan dari :
- Dalam rapat itu dibicarakan kenaikan harga
- Rapat itu membicarakan kenaikan harga.
9. Subjek tidak diawali : bagi, untuk, dengan, sebagai, pada, ke pada dalam, di, ke,
dari, dalam.
Misalnya : Kepada para pemenang diberi hadiah.
Yang baku : Para pemenang diberi hadiah
10. Unsur-unsur gramatikal yang berasal dari dialek setempat dan bahasa daerah
terhindari pemakainya.
Misalnya : Duduk (lah) yang baik !
Yang baku : Duduk (lah) baik-baik !
11. Pola frase verbal (aspek + agend + verba) terpakai secara tertib
Misalnya : surat itu saya sudah baca
Yang baku : surat itu sudah saya baca
12. Hubungan antara kata kerja transitif dengan objek penderita tidak tersisipi
(terpisah) oleh kata depan (preposisi)
Misalnya : Dengan ini kami mengharapkan atas kehadiran Ibu
Yang baku : Dengan ini kami mengharapkan kehadiran Ibu.
13. Kata-kata tanya : apa, apakah, mana, dimana, yang mana, siapa, yang berfungsi
predikat dalam kalimat tanya terpakai secara tepat.
257
4. Kerangka acuan
Kerangka acuan tidak lain adalah ukuran yang disepakati secara umum tentang tepat
tidaknya pemakaian bahasa Indonesia dalam situasi tertentu. Fungsi tersebut akan
terpenuhi jika pembinaan suatu tolak (model) diusahakan diberbagai bidang, seperti :
surat-menyurat, bentuk surat keputusan dan akta-akta, risalah dan laporan, undangan,
iklan, pengumuman, ceramah, dan pidato.
13. Pemerintah daerah DKI Jakarta / pada 25 April lalu menaikkan PKB (Pajak Kendaraan
Bermotor) secara diam-diam///. Kenaikan PKB tersebut / dirasakan sangat fantastis /
karena mencapai 100% lebih//, sehingga dapat membuat panik///.
Pemda DKI Jakarta / sibuk merencanakan pemasukan dana melalui pajak
kendaraan bermotor//, ternyata pajak hotel senilai miliaran rupiah / dibiarkan tidak
tertagih///.
Untuk menggabungkan dua paragraf di atas digunakan kata penghubung ………..
a. sementara itu
b. jika
c. bahkan
d. sebab
14. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain.
Bahasa lain itu dapat berupa bahasa daerah dan dapat juga berupa bahasa asing.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas
tiga golongan besar.
Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf di atas termasuk paragraf …….
a. deduktif b. induktif c. deduktif- induktif d. deskriptif
15. Nasib petani garam makin terpuruk saja. Setelah harga garam yang terus anjlok, kini
lahan garam mereka diterjang air pasang. Musibah ini menimpa petani Desa Pinggir
Papas Kecamatan Kalianget, Sumenep.
Pola pengembangan paragraf di atas termasuk jenis …..
a. narasi b. deskriptif c. argumentasi d. persuasi
16. Manakah kalimat yang baku?
a. Presiden mengunjungi beberapa negara-negara Asean.
b. Kota dimana saya pernah tinggal, sekarang sedang dilanda banjir.
c. Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
d. Dalam pertemuan itu membicarakan kenaikan pangkat pegawai.
17. …….
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
…….
Penggalan karya tulis di atas merupakan bagian dari …….
a. pendahuluan
b. kata pengantar
c. penutup
d. isi
263
Pilih dan berilah tanda (X) kata-kata yang baku di bawah ini!
21. a. zaman b. jaman
22. a. standarisasi b. standardisasi
23. a. aktivitas b. aktifitas
24. a. nasihat b. nasehat
25. a. shalat b. salat
26. a. kredit b. kridit
27. a. sekadar b. sekedar
28. a. ijin b. izin
29. a. kualitas b. kwalitas
30. a. bagaimanapun b. bagaimana pun
31. a. seksama b. saksama
32. a. Jumat b. Jum’at
33. a. tanda tangan b. tandatangan
34. a. tiga persepuluh b. tiga per sepuluh
35. a. pertanggungjawaban b. pertanggung jawaban
36. a. subunit b. sub unit
37. a. kongres b. konggres
38. a. terima kasih b. terimakasih
39. a. teoritis b. teoretis
40. a. mengkambinghitamkan b. mengambinghitamkan
264
Berilah tanda (X) pada huruf B jika pernyataan benar, dan S jika pernyataan salah!
41. B – S Disebabkan karena naiknya harga BBM, harga beras ikut naik.
42. B – S Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau dan tiap
Misalnya: Harganya Rp500,00/eksemplar
43. B – S Kenaikan gajinya tahun ini tidak lebih dari Rp. 200.000,-
44. B – S Rapat guru hari ini berlangsung pukul 09.30 s/d 12.00.
45. B – S Kami beri tahukan bahwa pada tanggal 16 Juli 2007 siswa harus masuk sekolah.
46. B – S Pilihan kata dalam kalimat berikut ini benar:
Indosiar menyiarkan secara langsung perlombaan tinju profesional secara rutin.
Salah satu pertandingan yang banyak peminatnya adalah baca puisi.
47. B – S Tanda koma yang digunakan untuk memisahkan nama orang dari gelar
akademik yang mengiringinya harus memakai spasi.
Misalnya: Abdul Kadir, M.A., S.H.
48. B – S Pada awal kalimat tidak digunakan angka, tetapi digunakan huruf untuk
menyatakan suatu bilangan.
Misalnya: Seratus dua puluh mahasiswa IKIP Jakarta ber-KKN ke Jember.
49. B – S Kata depan di-, ke-, dan dari dituliskan terpisah yang kata yang mengikutinya
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata,
seperti kepada dan daripada
Misalnya: ke sampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
50. B – S Banyak perguruan tinggi yang bekerja sama dengan pihak swasta untuk
membantu siswa yang kurang mampu.
Pilihlah kalimat yang benar di bawah ini dengan cara memberi tanda (X)
1. Anggaran tahun ini sangat tinggi sekali.
2. Dalam pertemuan itu membicarakan pembangunan desa terpencil.
3. Bapak berangkat ke sekolahan SD Mangundikaran I pagi ini.
4. Pembangunan yang mana dananya berasal dari bantuan asing sedang berjalan.
5. Sehubungan dengan peraturan pemerintah terbaru maka kehadiran karyawan harus
dibuktikan dengan daftar hadir.
6. Sekedar cindera mata, benda antik ini diserahkan bupati.
7. Waktu dan tempat saya persilakan.
8. Tidak ada sejarahnya, orang digigit ular mati.
9. Membicarakan masalah itu perlu keterlibatan semua pihak.
10. Tugas karyawan adalah merupakan kewajiban pimpinan untuk mengaturnya.
265
(2) Semakin sering sekali banyak bencana-bencana yang terjadi di sekitar kita
menyebabkan rusaknya alam-alam dan lingkungan-lingkungan membuat tidak asri.
Semua itu terjadi akibat ulah para manusia-manusia yang sangat tidak mengerti
sekali masalah tentang akibat dari rusaknya alam. Mereka menebangi kayu tanpa
berpikir panjang tentang akibatnya. Padahal, jika bencana datang maka mereka pun
juga akan terkena bencana tersebut di atas.
Catatan :
Seringkali dijumpai kesalahan dalam penggunaan kata dalam bahasa Indonesia. Misalnya
kata tolak ukur yang seharusnya tolok ukur, merubah seharusnya mengubah.
Selain bentuk penulisannya yang salah, ada juga yang salah dalam mengartikannya.
Misalnya kata "acuh" yang seringkali diartikan "tidak peduli". Padahal sebenarnya kata
"acuh" dalam bahasa Indonesia berarti peduli.
Contoh kalimat:
1. Ia senang karena merasa diacuhkan oleh teman-temannya.
2. Ia sedih karena merasa diacuhkan oleh teman-temannya.
BAB 26
KEDUDUKAN, FUNGSI DAN PERAN BAHASA INDONESIA
A. Pengertian Bahasa
Yang kita dengar istilah “bahasa“ sebenarnya sama dengan “taal“ dalam bahasa
Belanda, “language“ dalam bahasa Inggris, “langue“ dalam bahasa Perancis, “sprache“
dalam bahasa Jerman, “kokugo“ dalam bahasa Jepang, “lughatun“ dalam bahasa Arab,
dan “bhasa“ dalam bahasa Sanksekerta. Tetapi apakah sebenarnya bahasa itu ?
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran, peralatan dan kehendak, dengan
menggunakan lambang-lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia, dan
antara lambang dengan yang dilambangkan itu bersifat mana suka (arbitrer)
Definisi di atas mengandung pokok pikiran sebagai berikut :
a. Bahasa itu alat komunikasi
Seseorang menyampaikan pikiran, perasaan dan kehendaknya kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya. Ini berarti bahwa bahasa itu
dipakai sebagai alat komunikasi/alat berhubungan antara anggota masyarakat yang
satu dengan anggota masyarakat yang lain.
b. Hanya bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang disebut bahasa
Alat komunikasi antar anggota masyarakat dapat berupa : isyarat, bunyi
lonceng, peluit, sirine, bel dsb. Tetapi semua macam sarana komunikasi itu bukan
bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia.
Memang tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia
merupakan bahasa, misalnya bersin, juga dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia, akan
tetapi tidak termasuk bahasa karena tidak menyampaikan maksud apa-apa. Demikian
pula dengan bentuk mendehem, bunyi-bunyi ini mungkin bisa dimasukkan ke dalam
bahasa apabila telah memperoleh pengertian konvensional di masyarakat,
umpamanya bahasa ringan berarti peringatan, meskipun kedudukannya tidaklah sama
benar dengan bahasa yang sebenarnya.
c. Lambang-lambang bunyi itu berarti mana suka
Lambang adalah sesuatu yang adanya hanya merupakan wakil dari sesuatu yang
lain. Dalam pengertian lambang tercakup dua aspek, yaitu sesuatu sebagai wakil dan
sesuatu sebagai yang diwakili. Umpamanya pohon beringin (wakil) dan pemerintahan
yang sifatnya memberi perlindungan (yang di wakili).
Dalam bahasa sesuatu yang menjadi wakil itu berupa bunyi yang di hasilkan
oleh alat-alat ucap, dan yang diwakili itu dapat berupa benda, perkara, hal, sifat,
peristiwa dan lain-lain, kalau anda mengucapkan bunyi (uang) itu hanya merupakan
lambang/wakil dari benda yang ada dalam saku tadi.
292
Kalau kita perhatikan antara lambang dengan yang dilambangkan, nyata sekali
bahwa keduanya tidak ada hubungan. Amatilah keadaan sekeliling mengapa benda ini
dilambangkan dengan bunyi (meja), benda itu dengan bunyi (kaca); mengapa
kegiatan ini dilambangkan dengan bunyi (makan) dan seterusnya, semuanya tak dapat
dijelaskan. Jelaslah bahwa lambang-lambang itu diciptakan secara suka saja
(arbitrer).
B. Fungsi Bahasa
Manusia adalah mahkluk sosial, yaitu mahkluk yang hidup berkelompok. Dalam
kegiatan kelompok itu, manusia selalu bergantung pada pemakaian bahasa tidak ada
kegiatan yang tanpa memakai bahasa.
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi adalah fungsi umum. Maka kita dapat
mengatakan bahwa bahasa mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Untuk tujuan praktis, yaitu untuk mengadakan hubungan antar manusia dalam
kehidupan sehari-sehari.
b) Untuk tujuan artistik, yaitu manusia mengolah dan mempergunakan seindah-
indahnya untuk kebutuhan seninya.
c) Menjadi kunci untuk mempelajari pengetahuan-pengetahuan yang lain.
d) Tujuan filologis, yaitu untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelediki latar
belakang sejarah manusia, sejarah budaya dan adat istiadat.
e) Tujuan politis, bahasa sebagai alat pemersatu bangsa dan untuk menyelenggarakan
administrasi pemerintahan.
f) Tujuan edukatif, bahasa sebagai alat untuk menyimpan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Sementara itu Santoso, dkk. (2004) berpendapat bahwa bahasa sebagai alat
komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut:
a) Fungsi informasi
b) Fungsi ekspresi diri
c) Fungsi adaptasi dan integrasi
d) Fungsi kontrol sosial
Menurut Hallyday (1992) Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi untuk keperluan:
a) Fungsi instrumental, bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
b) Fungsi regulatoris, bahasa digunakann untuk mengendalikan prilaku orang lain
c) Fungsi intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
d) Fungsi personal, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
e) Fungsi heuristik, bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
f) Fungsi imajinatif, bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
g) Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi
Perincian fungsi-fungsi bahasa tersebut merupakan fungsi umum semua bahasa. Di
samping itu setiap bahasa mempunyai fungsi khusus dengan kepentingan nasional dari
suatu bangsa.
293
C. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah dan Bahasa Asing
a. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional.
Kedudukan sebagai bahasa nasional ini dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak
dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kemudian ini
dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu, yang mendasari bahasa
Indonesia itu, telah dipakai sebagai “Lingua franca“ selama berabat-abat sebelumnya
di seluruh tanah air kita. Dengan demikian, pengumandangan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional di dalam Sumpah Pemuda 1928 itu tidak menimbulkan
kesukaran apa-apa.
Dalam kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
(1) Lambang kebanggaan nasional.
(2) Lambang identitas nasional.
(3) Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan
kebangsaan Indonesia.
(4) Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya.
Selain berkedudukan sebagai bahasa negara. Hal ini sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam UUD 1945, bab XV, Pasal 36 yang menyatakan “Bahasa
negara ialah bahasa Indonesia“.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia fungsi sebagai :
(1) Bahasa resmi kenegaraan.
(2) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
(3) Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintahan.
(4) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Catatan :
a. Bahasa Negara : Yaitu bahasa yang digunakan oleh negara (jawatan-jawatan
pemerintahan dan rakyat) untuk memberi isi kepada kebangsaan.
b. Bahasa Nasional : Yaitu bahasa yang dipakai oleh negara sebagai bahasa
persatuan dalam lingkungan politik, sosial, dan kebudayaan.
c. Bahasa kebudayaan : Yaitu bahasa yang digunakan dalam lapangan ke-
budayaan ilmu dan teknologi.
d. Bahasa pengantar : Yaitu bahasa yang digunakan dalam menyampaikan
pelajaran di sekolah-sekolah.
e. Bahasa pergaulan : Yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari di
kalangan masyarakat.
294
f. Bahasa ibu : Yaitu bahasa yang pertama kali dikuasai dalam dan
dipergunakan oleh setiap orang untuk berkomunikasi.
g. Bahasa kedua : Yaitu bahasa yang dipergunakan sebagai alat komunikasi umum
(dalam tingkat nasional).
h. Bahasa asing : Yaitu selain bahasa ibu dan bahasa kedua.
i. Bahasa resmi : Yaitu bahasa yang dipergunakan dalam melaksanakan tugas-
tugas pemerintahan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
j. Bahasa daerah : Yaitu bahasa yang disamping bahasa Indonesia atau nasi-onal
di pakai sebagai bahasa perhubungan intra daerah.
Bahasa Indonesia dengan perlahan-lahan tetapi tetap dan pasti, tumbuh dan
berkembang terus. Malahan perkembangannya pada akhir-akhir ini boleh dikatakan
sangat pesat.
Apabila kita ingat bahwa jumlah pemakai bahasa Jawa hampir separuh penduduk
Indonesia dan kesusastraan Jawa jauh lebih maju dibandingkan dengan kesusastraan
Melayu, maka terpilihnya bahasa Melayu menjadi bahasa nasional dalam kongres
pemuda tahun 1928 agak mengherankan. Tentu ada faktor-faktor lain yang menentukan
terpilihnya bahasa Melayu menjadi bahasa nasional.
Menurut Prof. Drs. Slamet Muljana dan empat faktor yang menjadi penyebar
yaitu:
a. Faktor sejarah
Berdasarkan bukti-bukti tertulis, bahasa yang dipergunakan oleh Sriwijaya pada
abat ke-7 adalah bahasa Melayu, yaitu Melayu kuno. Ini dapat ditemukan :
1. Prasasti Kota Kapur (di Bangka, 686)
2. Prasasti karang Birahi (di Jambi, 686)
3. Prasasti kedukan Bukit (di Palembang 683)
4. Prasasti Talang Tuo (di Palembang 684)
Dari Sriwijaya inilah bahasa Melayu tersebar di daerah-daerah lain di
Nusantara, karena Sriwijaya pada waktu itu bukan saja sebagai pusat politik dan
perdagangan, tetapi juga pusat ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan agama
Budha.
Pada abat XV Malaka menjadi pusat perdagangan dan penyebar agama Islam,
bahasa Melayu disebarkan ke seluruh Nusantara terutama di kota-kota pelabuhan.
Bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung antara individu.
Dalam masa penjajahan Belanda bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa
pengantar di sekolah-sekolah untuk mendidik calon pegawai negeri bangsa bumi
putra. Dengan demikian kedudukan bahasa Melayu semakin penting dan semakin
banyak pemakainya, yaitu dipakai oleh penduduk yang tersebar di seluruh Nusantara.
b. Faktor kemudahan bahasa
Ditinjau dari segi fonologi, morfologi, dan sintaksis, bahasa Melayu
mempunyai sistem yang sederhana, sehingga mudah dipelajari oleh orang lain.
Bahasa Melayu tidak mengenal tingkat-tingkat kehalusan bahasa (speech level)
seperti bahasa Jawa.
c. Faktor psikologi
Suku bangsa Jawa dan Sunda dengan suka rela menerima bahasa Melayu
menjadi bahasa nasional berdasarkan keinsyafan akan manfaat segera memiliki
bahasa nasional. Seandainya orang Jawa “ngotot “ agar bahasa Jawa diangkat
menjadi bahasa nasional, kemungkinan bahasa Melayu tidak menjadi bahasa
nasional, karena jumlah orang Jawa hampir separuh penduduk Indonesia.
298
F. Kesamaan Bahasa
Bahasa dipakai oleh segolongan orang, suku bangsa atau oleh bangsa-bangsa.
Suatu bangsa mempunyai nenek moyang bahasa. Beberapa bahasa yang memiliki
kesamaan-kesamaan berarti berasal dari suatu nenek moyang bahasa yang sama. Bahasa-
bahasa yang mempunyai kesamaan-kesamaan itu disebut serumpun.
Hasil penelitian Wihelm Van Humbolt, sarjana besar berkembang Jerman
membuktikan bahwa bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa Austronesia (latin :
austro=selatan ; nesia, dari kata “nesos“ =kepulauan/pulau-pulau). Yang di maksud
ialah pulau-pulau di sebelah selatan benua Asia.
Secara geografis, bahasa-bahasa austronesia terbentang dari pulau Formusa
(Taiwan) di utara sampai New Zealand di selatan. Dari pulau Madagaskara di barat
sampai pulau Paas (Pasca) di timur (Samudra Pasifik, sebelah barat chili, Amerika
selatan). Jadi termasuk di dalamnya bahasa-bahasa di philipina, Malaysia, Indonesia,
dan pulau-pulau di lautan Teduh.
299
H. Tahun-tahun Penting
Tahun-tahun yang penting yang mengandung arti dalam perkembangan bahasa
Indonesia ialah :
1. Tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A.Van Ophuysen.
2. Tahun 1908 pemerintah Belanda mendirikan suatu badan penerbitan buku-buku
bacaan yang diberi nama “Commisio voor de Volslektuur“ (Taman bacaan yang di
tahun 1917 menjadi “Balai Pustaka”)
3. Pada tanggal 25 juli 1918 pemerintahan Belanda menetapkan undang-undang isinya
mengijinkan pemakaian bahasa Melayu sebagai bahasa resmi dalam Dewan Rakyat
(Volsraad).
4. Pada tanggal 28 Oktober 1928 bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa persatuan.
300
5. Tahun 1933 resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang bernama
“Angkatan Pujangga Baru“ dipimpin oleh Sultan Takdir Alisyahbana. Pada
angkatan ini bahasa Melayu keminangkabau-minangkabauan telah berkembang
menjadi bahasa Melayu modern yakni bahasa Indonesia.
6. Tahun 1938 kongres bahasa Indonesia I di Solo.
7. Tahun 1942-1945 masa pendudukan Jepang, bahasa Indonesia menjadi bahasa
utama dalam pergaulan dan dalam acara resmi.
8. Tahun 1945 bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi atau bahasa negara. (Pada
tanggal 18 Agustus 1945)
9. Tahun 1954 (28 Oktober-2 Nopember) konggres bahasa Indonesia II di Medan.
10. Tanggal 19 Maret 1947 berlakunya Ejaan suwandi atau Ejaan Republik.
11. Pada tanggal 17 Agustus 1972 diresmikan oleh Presiden RI tentang EYD.
12. Pada tahun 1975 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan meresmikan berlakunya
“Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan” dan “Pedoman
Pembentukan Istilah“.
13. Tahun 1978 konggres Bahasa Indonesia III di Jakarta.
BAB 27
KETERAMPILAN BERBAHASA
Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang
bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada tiga jenis situasi
berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara
interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang
memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan menyimak, dan juga
memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta lawan
bicara memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian, ada pula situasi
berbicara yang semiinteraktif, misalnya alam berpidato di hadapan umum secara
langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi
terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari
ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan
betul-betul bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara.
Seorang pembicara harus dapat:
1) Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat
membedakannya.
2) Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga
pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara.
3) Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
4) Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi
komunikasi, termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara pembicara dan
pendengar.
5) Berupaya agar kalimat-kalimat utama (the main sentence constituents) jelas bagi
pendengar.
6) Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-
ide utama.
7) Berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah
mengikuti pembicaraan.
BAB 28
bahasanya itu dapat menyinggung perasaan orang lain atau tidak. Ia tidak peduli apakah
bahasanya itu tertib atau tidak. Yang penting orang lain memahami tuturannya. Contoh
konkret adalah seorang mahasiswa yang berbicara di kelas dengan menggunakan bahasa
Indonesia dialek Cina Peranakan dengan pilihan kata ndak, isa, tak ambik, enti, entar, gitu,
dikasih, bikin bersih, bukan gitu, dikerjai, dan sejenisnya. Dengan pilihan kata semacam itu
sang dosen dapat tersinggung karena merasa diremehkan, dianggap kelas sebagai tempat
santai atau semacam itu. Sang mahasiswa mungkin berpikir bahwa bentuk tuturan itu tidak
penting karena yang penting adalah asal komunikatif.
Sikap suka menerabas terpantul pada sikap orang yang merasa dapat memperoleh
kemahiran berbahasa tanpa bertekun. Orang semacam itu tidak melihat manfaat
penambahan kosakata dan ragam fungsional yang disebut laras bahasa (Moeliono, 1987).
Usaha semacam itu menurut dia akan mempersulit diri saja. Segala macam perekayasaan
bahasa itu dianggapnya semakin mempersulit bahasa Indonesia dan menjadikan bahasa
Indonesia tidak menarik, sulit, rumit, dan terikat pada terlalu bayak aturan yang
membingungkan. Misalnya, ketika terjadi perubahan bentuk serapan bahasa Belanda ke
bentuk serapan bahasa Inggris seperti formil, strukturil, evaluir, legalisir, analisa, sintesa
menjadi formal, struktural, evaluasi, legalisasi, analisis, sintesis, orang yang mempunyai
sikap suka menerabas akan berperilaku acuh tak acuh dan bahkan menjadi sangat sinis
terhadap perekayasaan semacam itu. Mereka beranggapan bahwa bentuk analisa dan
sejenisnya itu sudah lazim dipakai. Mengapa kita harus mengubahnya menjadi analisis dan
sejenisnya?
Sikap tuna harga diri terwujud dalam perilaku berbahasa yang beranggapan bahwa
bahasa asing seperti bahasa Inggris dan juga bahasa etnisnya sendiri lebih bergengsi, lebih
bermutu daripada bahasa Indonesia. Masih banyak orang beranggapan bahwa
menggunakan bahasa asing lebih bergengsi daripada menggunakan bahasa Indonesia.
Sikap menjauhi disiplin tercermin pada perilaku orang yang merasa tidak perlu
mutlak mengikuti kaidah bangsa. Bagaimana pun, bahasa itu untuk manusia dan bukan
manusia untuk bahasa. Anjuran penggunaan bahasa Indonesia secara bertaat asas
ditafsirkan sebagai pemaksaan, pemerkosaan hak asasi manusia. Manusialah yang
mengatur bahasa. Mengapa kita sebagai manusia mesti harus diatur-atur ketika berbahasa?
Orang semacam itu lupa bahwa tidak ada satu wilayah pun di dunia ini yang dapat berjalan
tanpa aturan termasuk aturan berbahasa.
Sikap tidak bertanggung jawab tercermin pada seringnya orang berkilah bahwa ia
bukanlah pakar bahasa Indonesia, ia bukan guru bahasa Indonesia. Jadi, kalau ia berbahasa
Indonesia tidak benar dan tidak baik itu merupakan hal yang biasa. Urusan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah urusan pakar bahasa dan guru bahasa. Lagi
310
pula urusan kebahasaan itu belum merupakan hal yang mendesak benar di negara kita.
Masih banyak hal yang perlu diselesaikan, yakni pangan, papan, sandang. Mengapa kita
harus memikirkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar?
Sikap latah atau suka ikut-ikutan terwujud dalam perilaku orang yang suka
mengambil alih diksi dan gaya bahasa yang mutakhir tanpa kritik. Jika seorang memimpin
mengucapkan –ken, semangkin, ampat, anem, ibukota daripada Indonesia, dan sebagainya,
para pemimpin yang lain lalu ikut-ikutan menggunakan bentuk-bentuk itu. Dengan berbuat
semacam itu seakan-akan kedudukannya atau martabatnya sebagai pemimpin akan lebih
sah.
2. Pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa asing secara bersamaan dengan struktur bahasa
asing. Di Surabaya dapat kita jumpai bentuk-bentuk Sejahtera Garden, BRI Tower, Tata
Bank, dan sebagainya. Bentuk-bentuk itu menggunakan struktur asing. Dalam
penyusunan frase, bentuk itu menggunakan susunan MD (Menerangkan –Diterangkan)
yang berbeda dengan kebanyakan sistem frase bahasa Indonesia yang menggunakan
hukum DM (Diterangkan – Menerangkan). Bentuk-bentuk itu, demi kecintaan,
kebanggaan dan kesetiaan kita terhadap bahasa Indonesia. Perlu diubah menjadi Taman
Sejahtera, Menara BRI, Bank Tata, dan sebagainya.
3. Pemakaian kosakata asing digabung dengan kosakata bahasa Indonesia dengan struktur
bahasa Indonesia. Gejala semacam itu dapat dilihat pada bentuk-bentuk : pelengkapan
baby, susu baby, discount 5%, pameran home exibition, dan sebagainya. Bentuk itu akan
lebih tepat apabila diubah menjadi perlengkapan bayi, susu bayi, rabat 5%, pameran
rumah dan sebagainya.
Kita harus bangga menjadi bangsa Indonesia dan harus bangga menggunakan
bahasa Indonesia seperti yang diamanatkan dalam kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menyatakan bahwa :
“Kebanggaan pada bahasa Indonesia dapat diwujudkan antara lain: dengan kesediaan untuk
mengembangkannya agar setara dengan bahasa dunia yang lain. Kebanggaan itu juga akan
nyata jika kita bersedia menghubungkan bahasa nasional itu dengan semua hasil
pembangunan. Gedung jangkung diberi nama Indonesia, kawasan perumahan diberi nama
Indonesia, jalan tol yang besar diberi nama Indonesia. Jika hal itu terjadi, maka yang
bangga bukan saja kaum pemodal yang berhasil membangunnya, melainkan juga orang
kebanyakan di tepi jalan yang mengidentikkan gedung yang mewah dengan
keindonesiaannya. Ia tidak perlu berpikir lagi bagi kedai tempat minum kopi disebut
warkop sedangkan tempat yang sama di hotel berbintang disebut coffee shop”.
(Djojonegoro, 1985)
Pernyataan itu bukan tidak beralaskan. Sekarang ini penggunaan bahasa Indonesia
untuk papan nama toko, perusahaan, kawasan, iklan dan sebagainya begitu menjamur. Oleh
sebab itu, Menteri Dalam Negeri menginstruksikan supaya pemakaian bahasa asing pada
papan nama toko, perusahaan, kawasan, serta iklan-iklan harus diganti dengan bahasa
Indonesia.
Sikap bangga berbahasa Indonesia itu dapat diwujudkan dalam bentuk
menempatkan bahasa Indonesia pada tempat yang utama dan tidak sebaliknya
menempatkan bahasa Indonesia di posisi kedua atau ketiga. Kita tidak menolak bahasa
asing, tapi bahasa Indonesia harus diutamakan. Jika kita ingin menggunakan bahasa asing
untuk dikonsumsi orang asing kita dapat menempatkan di bawah nama Indonesia atau di
313
belakang nama Indonesia dengan huruf yang relatif lebih kecil. Dengan demikian nama
Indonesia tetap ditonjolkan. Misalnya, dalam pintu masuk toko atau plaza tercantum kata
open atau close. Selayaknya kataitu diganti dengan buka atau tutup; dan kalau kata asing itu
mau dipertahankan maka dituliskan sebagai berikut :
Buka / open Tutup / close
atau
Buka Tutup
Open Close
Dalam rangka menegakkan disiplin penggunaan bahasa Indonesia, pe,perintah
sekarang membuat gebrakan baru dengan menginstruksikan kepada pengusaha untuk
mengubah nama asingnya. Pemerintah daerah benar-benar tanggap dan sudah mulai
menentukan sikap dan bekerja. Dibentuklah panitia yang bertugas untuk menggarap
pengindonesiaan nama-nama asing tersebut. Kegiatan semacam itu sebenarnya merupakan
bagian dari sebuah kerangka kerja yang sangat besar yang disebut perencanaan bahasa atau
rekayasa bahasa, yaitu sebuah usaha sadar dan disengaja yang didukung oleh lembaga
pemerintah yang berlangsung secara terus menerus, berjangka panjang dan difungsikan
untuk mengubah fungsi bahasa dalam masyarakat serta untuk memecahkan masalah
komunikasi dalam masyarakat (Sadtono, 1988 ; Fishman, 1974; Jernudd dan Rubin, 1971).
Gebrakan-gebrakan semacam itu jelaslah tidak boleh hanya seperti pepatah panas-panas
tahi ayam. Ia harus berkesinambungan. Apalah artinya sebuah nama asing diubah sekarang,
tetapi esok hari akan tumbuh seribu nama asing? Maka tak kurang penting sebenarnya
adalah menumbuhkan sikap positif dalam berbahasa Indonesia, terutama untuk cinta
terhadap bangsa Indonesia, bangsa ber bahasa Indonesia dan untuk selalu setia terhadap
bahasa Indonesia. (Djojonegoro, 1995; Moeliono , 1987). Sikap tunaharga diri itu harus
benar-benar kita kikir habis.
Mengapa sebenarnya orang-orang suka menggunakan bahasa asing ? Ada beberapa
alasan yang dapat dikemukakan, yakni :
1. Alasan Ekonomis
Nama asing memang memudahkan untuk berkomunikasi dengan badan-badan dagang
di luar negeri. Komunikasi dengan perekonomian luar negeri akan bertam,bah lancar
dan jelas itu akan berdampak ekonomi secara luas. Keperluan dagang mengorbankan
semangat nasionalisme yang dilandasi oleh unifikasi, otentifikasi, dan modernisasi.
2. Alasan Kebahasaan
Nama asing lebih ekonomis ditinjau dari segi jumlah huruf-hurufnya. Hal itu kita akui,
karena bahasa Inggris memang lebih ringkas daripada bahasa Indonesia.
314
3. Alasan Sosial
Nama asing masih dianggap sebagai nama yang bergengsi tinggi. Dengan
menggunakan nama asing, seakan-akan harga diri kita ikut terangkat naik, meski
sebenarnya hal itu hanya semu saja. Hal itu tidak lepas dari pandangan masyarakat yang
masih terlalu berpikir bahwa asing itu lebih bergengsi dan bermutu.
Dalam rangka menepis sikap negatif tuna harga diri dan menepis pemakaian bahasa
asing yang berlebihan itu, Pusat Pembinaan Bahasa sebagai tempat lembaga resmi yang
ditunjuk pemerintah yang ditugasi untuk merekayasa bahasa Indonesia mencoba
memberikan tuntunan pengindonesiaan nama-nama asing itu, khususnya untuk nama-
nama badan usaha, kawasan, dan bangunan. (Pusat Pembinaan Bahasa, 1995).
Tuntunan itu berangkat dari Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pengindonesiaan itu
tetap memprioritaskan bahasa Indonesia, baik yang masih hidup maupun yang sudah
tidak lazim lagi dipakai. Baru kemudian penggunaan bahasa serumpun, baik yang
masih hidup maupun yang tidak lazim lagi, dan terakhir adalah mengadaptasi istilah
asing dengan mengutamakan bahasa Inggris. Pertimbangan nilai rasa tetap ada, yakni
istilah itu harus bersifat eufoni (sedap didengar) serta tidak berkonotasi buruk.
Berdasarkan pada ketentuan itu dalam tuntunan Pusat Pembinaan Bahasa itu akan
muncul kosakata bahasa Sanskerta, Kawi, Jawa dan bentuk-bentuk adaptasi di samping
bentuk bahasa Indonesianya.
315
PAKET 1
UJIAN NASIONAL
BAHASA INDONESIA
PETUNJUK UMUM
1. Periksalah Naskah Soal yang Anda terima sebelum mengerjakan soal yang meliputi:
a. Kelengkapan jumlah halaman beserta urutannya.
b. Kelengkapan nomor soal beserta urutannya.
c. Kesesuaian Nama Mata Uji dan Program Studi yang tertera pada kanan atas
Naskah Soal dengan Lembar Jawaban Ujian Nasional. (LJUN).
d. LJUN yang masih menyatu dengan naskah soal
2. Laporkan kepada pengawas ruang ujian apabila terdapat lembar soal, nomor soal yang
tidak lengkap atau tidak urut, Serta LJUN yang rusak, robek atau terlipat untuk
memperoleh gantinya.
3. Tulislah Nama dan Nomor Peserta Ujian Anda pada kolom yang disediakan di
halaman pertama soal ujian.
4. Gunakan pensil 2B untuk mengisi LJUN dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tuliskan Nama Anda pada kotak yang disediakan, lalu hitamkan bulatan di
bawahnya sesuai dengan huruf di atasnya.
b. Tuliskan Nomor Peserta dan Tanggal Lahir pada kolom yang disediakan, lalu
hitamkan bulatan di bawahnya sesuai huruf/angka di atasnya
c. Tuliskan Nama Sekolah, Tanggal Ujian, dan bubuhkan Tanda Tangan Anda pada
kotak yang disediakan.
d. Salinlah kalimat berikut pada tempat yang disediakan dalam LJUN: "Saga
mengerjakan ujian dengan jujur"
5. Jika terjadi kesalahan dalam mengisi bulatan, hapus sebersih mungkin dengan karet
penghapus kemudian hitamkan bulatan yang menurut Anda benar.
6. Pisahkan LJUN dari Naskah Soal secara hati-hati dengan cara menyobek pada tempat
yang telah ditentukan.
7. Waktu yang tersedia untuk menger akan Naskah Soal adalah 120 menit.
8. Naskah terdiri dari 50 butir soal yang masing-masing dengan 5 (lima) pilihan jawaban.
9. Dilarang menggunakan kalkulator, HP, Label matematika atau alai bantu hitung
lainnya.
10. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ruang ujian.
11. Lembar soal boleh dicorat-coret, sedangkan LJUN tidak boleh dicorat-coret.
SELAMAT MENGERJAKAN
Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
Kerjakan dengan jujur, karena kejujuran adalah cermin kepribadian.
316
Makna istilah endemis dan infeksi pada paragraf di atas adalah ....
A. 'wabah' dan 'masuknya bibit penyakit'
B. 'rawan' dan 'berkurangnya bibit penyakit'
C. 'bahaya' dan 'berkembangnya bibit penyakit'
D. 'ancaman' dan 'keluamya bibit penyakit'
Tanggapan logis yang sesuai dengan isi paragraf tersebut adalah ...
A. Kabut asap yang melanda wilayah Kalimantan Selatan sudah dapat diatasi oleh
pemerintah pusat.
B. Jumlah titik panas api yang semakin berkurang merupakan indikasi keberhasilan
penanggulangan kebakaran lahan.
C. Kondisi kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Selatan semakin memperburuk
kualitas lahan pertanian.
D. Penanggulangan kebakaran lahan dan hutan menjadi efektif jika dilakukan oleh semua
lapisan masyarakat.
seorang tokoh besar yang namanya melambung tinggi karena cita-cita dan perjuangannya
untuk perdamaian. Mandela menjadi inspirasi dan nurani dunia bagi gerakan yang menentang
diskriminasi. Dengan tegas Mandela menolak dominasi kulit putih atau pun dominasi kulit
hitam. Atas perjuangannya, Mandela mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian dan
Tanda Kehormatan dari kalangan masyarakat dunia.
Ringkasan yang tepal sesuai Began kutipan teks cerita sejarah tersebut adalah ...
A. Wafatnya Nelson Mandela membuat seluruh dunia berduka. Atas perjuangannya, beliau
mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian dan Tanda Kehormatan.
B. Nelson Mandela memiliki nama kecil Rolihlala Mandela, meninggal karena penyakit
infeksi paru-paru. Sebelum meninggal Mandela memberikan penghargaan Nobel
Perdamaian dan Tanda Kehormatan bagi seluruh dunia.
C. Mandela menjadi inspirasi bagi penentang apartheid di Afrika Selatan karena menolak
dominasi kulit putih. Atas jasa-jasanya di bidang perdamaian, Nelson Mandela
mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian dan Tanda Kehormatan.
D. Ketegasan Nelson Mandela memberantas politik apartheid menyebabkan ia menderita
penyakit infeksi paru-paru hingga wafat pada usia 95 tahun dan mendapatkan
penghargaan Nobel Perdamaian dan Tanda Kehormatan.
"Ya, Hanafi. Di dalam sakit serupa ini, sebaik-baiknyalah jika orang dipelihara oleh istrinya
sendiri."
Hanafi memandang kepada ibunya, lalu berkata,"Jemukah Ibu memelihara? Lebih baik aku
masuk rumah sakit di Padangpanjang." (Salah Asuhan, Abdoel Moeis)
Watak tokoh saya dalam penggalan teks cerita sejarah di atas ialah ....
A. penyabar, pejuang
B. religius, dermawan
C. pantang menyerah, religious
D. nasionalis, religius
Tahapan alur yang terdapat pada penggalan novel tersebut adalah ....
A. pengenalan cerita
B. pengungkapan peristiwa
C.menuju konflik
D.klimaks
320
Unsur intrinsik yang menonjol pada penggalan novel di atas adalah ...
A. tokoh B. bahasa C. amanat D. latar
Bukti latar tempat berupa stasiun pada kutipan novel tersebut terdapat pada nomor ....
A. (1) B. (4) C. (3) D. (5)
Sewaktu is lahir masih ada seperangkat gamelan di rumah itu. Dan kelahiran dia yang
diharapkan bapaknya adalah kelahiran yang sangat bahagia bagi keluarga. Bapaknya ingin
anaknya yang lahir itu perempuan. Dan benarlah! Rupa-rupanya dewa-dewa wayang juga ikut
mendengarkan permintaan dalang itu dari dalam petinya.
Ringkasan yang tepat sesuai dengan isi kutipan cerita tersebut adalah….
A. Haji Saleh dalam hidupnya hanya selalu beribadah dan menyembah Tuhan sehingga
dianggap salah.
B. Haji Saleh terlalu mementingkan diri sendiri sehingga taat bersembahyang, namun akhimya
kucar-kacir dan masuk neraka.
C. Haji Saleh melupakan kehidupan kaumnya sendiri, melupakan kehidupan anak dan istri
sendiri, sehingga mereka kucar-kacir selamanya.
D. Beribadah dan menyembah Tuhan tidak salah, tetapi kesalahan Haji Saleh ialah karena
menelantarkan anak dan istrinya.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf eksposisi rumpang di atas adalah ...
A. Untuk beraktivitas dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat mengalami
kesulitan.
B. Bahkan di beberapa tempat mulai bermunculan penyakit sesak napas akibat asap.
C. Penebangan dan perambahan hutan untuk perumahan marak di mana-mana.
323
Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf n.arasi rumpang tersebut adalah ...
A. Siang dan malam aku menyelesaikan pekerjaan di barak tentara itu.
B. Senapan yang telah usang itu disimpan di gudang penyimpanan senjata.
C. Urusan menyiapkan makanan di dapur menjadi bagianku pula.
D. Pakaian yang aku kenakan merupakan pemberian atasanku.
28. Bacalah teks pantun berikut ini dengan saksama!
Jika berjalan ke padang datar
Jangan tergesa pulang ke rumah
Jika kalian ingin jadi pintar
.....
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks pantun rumpang di atas adalah ...
A. Belajar jangan hanya setengah
B. Bekerja giat agar tidak susah
C. Jangan tegakkan benang basah
D. Jangan tergesa pulang ke rumah
29. Bacalah penggalan teks ulasan berikut dengan saksama!
Novel Ayah masih menggunakan Belitong sebagai latar cerita utama. Ceritanya tentang empat
sahabat bernama Sabari, Ukun, Tamat, dan Toharun. Keempatnya bersekolah di sekolah yang
sama. Andrea Hirata membangun kisah dengan menceritakan keseharian keempat sahabat itu
dan latar belakang keluarganya masing-masing. Mirip dengan tokoh-tokoh di Laskar Pelangi,
masing-masing dari keempat sahabat tadi punya karakter yang unik. [...] .
Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf ulasan novel rumpang tersebut adalah ….
A. Tak jarang mereka juqa begitu polos dan naif, namun kadang bisa cerdas juga.
B. Tetapi suasana yang terdapat di dalam novel terlalu natural yang murah dimengerti.
C. Dengan adanya peristiwa-peristiwa yang saling berkaitan, jalannya cerita menjadi padat.
D. Novel dengan tebal lebih dari 500 halaman ini berisi kisah-kisah anak Belitong.
30. Bacalah teks prosedur berikut dengan saksama!
Petunjuk Membuka Sistem Operasi Berbasis Teks
(1) Tekan tombol power pada CPU.
(2) Masukkan password jika komputer tersebut meminta Anda memasukkan password.
(3) [...I
(4) Klik tombol start, lain pilih command prompt.
324
Kata yang tepat untuk mengganti kata-kata bergaris bawah dalam paragraf di atas adalah ....
A. mereproduksi, mutakhir, intern
B. melestarikan, kontemporer, domestik
C. memproteksi, modern, asing
325
Variasi kalimat di atas yang tujuannya sama secara tepat adalah ...
A. Menteri menjelaskan tentang pembangunan kawasan perbatasan yang dilakukan demi
prinsip pemihakan, percepatan, dan pemberdayaan masyarakat di perbatasan.
B. Bahwa pembangunan kawasan perbatasan dilakukan melalui prinsip pemihakan,
percepatan, dan pemberdayaan masyarakat, menteri perlu menjelaskan di perbatasan.
C. Menteri perlu menjelaskan pembangunan kawasan perbatasan dilakukan di perbatasan
melalui prinsip pemihakan, percepatan, dan pemberdayaan masyarakat pedesaan.
D. Menteri menjelaskan bahwa melalui prinsip pemihakan, percepatan, dan pemberdayaan
masyarakat diperbatasan, dilakukan pembangunan kawasan perbatasan.
35. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
(1) Sebagai penggantinya pemerintah menghimbau kepada masyarakat agar menggunakan
sepeda sebagai sarana transportasi.
(2) Banyaknya kendaraan bermotor di jalan raga mengakibatkan kemacetan lalu limas dan
polusi.
(3) Agar kualitas udara di perkotaan meningkat, pemerintah mengharapkan agar masyarakat
tidak berkendaraan bermotor melalui jalan tertentu.
(4) Warga masyarakat menjadi lebih sehat karena dapat bersepeda sambil berolahraga.
(5) Dengan mengunakan sepeda diharapkan lingkungan perkotaan terbebas dari polusi.
Kalimat-kalimat tersebut dapat disusun menjadi paragraf deduktif dengan urutan ....
A. (2) (3) (1) (5) (4)
B. (2) (1) (4) (3) (5)
C. (3) (2) (1) (4) (5)
D. (3) (1) (2) (5) (4)
Kalimat yang menggunakan ejaan tidak baku ditandai dengan nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
39. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
(1) Setidaknya sejak lima tahun lalu, memasuki bulan November hingga Maret adalah masa
paceklik. (2) Selama masa itu benar-benar tak ada penghasilan bagi sebagian warga Kabupaten
Enrekang. Sulawesi Selatan. (3) Masa-masa itu yaitu masa ketiga cengkeh bahkan kopi usai
dipanen. (4)) Hasil panen tersebut sudah habis untuk memenuhi kebutuhan makan dan
kebutuhan lainnya. (5) Akhirnya banyak penduduk yang menjadi buruh bangunan dan tenaga
serabutan untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Kalimat yang menggunakan konjungsi yang tidak tepat ditandai dengan nomor ....
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4)
Agar menjadi paragraf yang koheren, kalimat yang harus dihilangkan adalah nomor ....
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4)
Makna istilah destinasi dan ekowisata pada paragraf tersebut adalah ....
A. tujuan, wisata lingkungan
B. harapan, wisata hutan
C. kenangan, wisata ekonomi
D. kesempatan, wisata khusus
327
Analisis kandungan nilai gizi brownies ubi ungu pada industri rumah tangga di yogyakarta
49. Penulisan kata sapaan pada kalimat langsung berikut yang tepat adalah
A. "Selamat siang pak Ardi, apakah ada tugas untuk saya?" tanya lwan.
B. "Sudah dua hari ini saya tidak bertemu Saudara Anda," kata Pak Banu.
C. "Sejak saya lulus dari SMK, saya belum pernah bertemu Kakak Anda," kata Bu Ina.
D. "Minggu depan saya menemui Saudara lagi di kantor," kata pejabat itu
50. Pemakaian huruf kapital yang tidak tepat terdapat pada kalimat ....
A. Banyak penambangan pasir di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
B. Di kebun Pak Paiman terdapat tanaman petal Cina dan jambu Bangkok.
C. Tiap pagi ibu saya berjalan-jalan di Jalan Sultan Hasanuddin.
D. Perusahaan itu memberi saya batik Pekalongan untuk hadiah ulang tahun.
C. Kepada:
Yth. Bapak Direktur CV. Buana Mulya
Jalan Makmur 34
YOGYAKARTA
D. Kepada
Yth: Bapak Direktur C.V. Buana Mulya
Jln. Makmur 34
Yogyakarta
52. Penulisan kalimat yang sesuai dengan EYD ialah
329
A. Akan kaulihat bahwa di matamu ada aku, dan di mataku ada kamu.
B. Orang itu hilir mudik kesana keman mencari sesuatu disepanjang jalan itu.
C. Kebun buah itu ada diantara pegunungan Menoreh dan sungai Progo.
D. Skenario film itu masih memiliki kelemahan disana sini sehingga masih akan di revisi.
53. Kalimat yang menggunakan tanda baca secara tepat adalah ...
A. Potensi laut Indonesia meliputi: aneka jenis ikan, terumbu karang, dan kerang laut.
B. Buah-buahan asli Indonesia sangat beragam: jambu, apel, jeruk, durian, dan manggis, dll.
C. Laporan pertanggung-jawaban pengelolaan hutan di-Indonesia harus diaudit.
D. Rapat anggota tahunan (R.A.T.) akan berlangsung tanggal 5-10 Mei 2016.
Perbaikan kata yang tercetak miring pada paragraf di atas adalah ....
A. industri, tehnologi, kompetitif
B. industri, teknologi, kompetitif
C. industri, tecnologi, kompetitiv
D. industri, teknology, kompetisi
KUNCI JAWABAN
No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB
1 A 11 C 21 B 31 B 41 D 51 B
2 A 12 D 22 B 32 C 42 A 52 A
3 C 13 D 23 D 33 B 43 B 53 B
4 C 14 C 24 C 34 D 44 D 54 D
5 D 15 D 25 B 35 A 45 B 55 B
6 D 16 B 26 A 36 D 46 C
7 D 17 B 27 C 37 D 47 B
8 A 18 A 28 A 38 B 48 C
9 A 19 D 29 A 39 C 49 D
10 C 20 A 30 A 40 C 50 B
330
PAKET 2
UJIAN NASIONAL
BAHASA INDONESIA
PETUNJUK UMUM
12. Periksalah Naskah Soal yang Anda terima sebelum mengerjakan soal yang meliputi:
e. Kelengkapan jumlah halaman beserta urutannya.
f. Kelengkapan nomor soal beserta urutannya.
g. Kesesuaian Nama Mata Uji dan Program Studi yang tertera pada kanan atas
Naskah Soal dengan Lembar Jawaban Ujian Nasional. (LJUN).
h. LJUN yang masih menyatu dengan naskah soal
13. Laporkan kepada pengawas ruang ujian apabila terdapat lembar soal, nomor soal yang
tidak lengkap atau tidak urut, Serta LJUN yang rusak, robek atau terlipat untuk
memperoleh gantinya.
14. Tulislah Nama dan Nomor Peserta Ujian Anda pada kolom yang disediakan di
halaman pertama soal ujian.
15. Gunakan pensil 2B untuk mengisi LJUN dengan ketentuan sebagai berikut:
e. Tuliskan Nama Anda pada kotak yang disediakan, lalu hitamkan bulatan di
bawahnya sesuai dengan huruf di atasnya.
f. Tuliskan Nomor Peserta dan Tanggal Lahir pada kolom yang disediakan, lalu
hitamkan bulatan di bawahnya sesuai huruf/angka di atasnya
g. Tuliskan Nama Sekolah, Tanggal Ujian, dan bubuhkan Tanda Tangan Anda pada
kotak yang disediakan.
h. Salinlah kalimat berikut pada tempat yang disediakan dalam LJUN: "Saga
mengerjakan ujian dengan jujur"
16. Jika terjadi kesalahan dalam mengisi bulatan, hapus sebersih mungkin dengan karet
penghapus kemudian hitamkan bulatan yang menurut Anda benar.
17. Pisahkan LJUN dari Naskah Soal secara hati-hati dengan cara menyobek pada tempat
yang telah ditentukan.
18. Waktu yang tersedia untuk menger akan Naskah Soal adalah 120 menit.
19. Naskah terdiri dari 50 butir soal yang masing-masing dengan 5 (lima) pilihan jawaban.
20. Dilarang menggunakan kalkulator, HP, Label matematika atau alai bantu hitung
lainnya.
21. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ruang ujian.
22. Lembar soal boleh dicorat-coret, sedangkan LJUN tidak boleh dicorat-coret.
SELAMAT MENGERJAKAN
Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
Kerjakan dengan jujur, karena kejujuran adalah cermin kepribadian.
331
Kenaikan upah berdasarkan PP 78/2015 yang mengacu pada besaran inflasi dan
pertumbuhan ekonomi sebenarnya sudah merupakan terobosan yang adil untuk
menyeimbangkan kepentingan pekerja dan sekaligus kepentingan pengusaha. Jadi, sudah
selayaknya semua pihak menerima peraturan pemerintah itu.
Kepentingan pekerja diwakili inflasi, sedangkan kepentingan pengusaha diwakili
pertumbuhan ekonomi. Saat usaha tidak tumbuh, namun inflasi naik, pengusaha mendapat
kenaikan sesuai tingkat inflasi. ....
A. personifikasi
B. hiperbola
C. litotes
D. paradoks
Unsur intrinsik yang menonjol pada penggalan novel tersebut adalah ....
A. tema
B. amanat
C. tokoh
D. latar
16. Bacalah penggalan cerita berikut dengan saksama!
Selama berada di Selopeteng, Panepi menggunakan waktu malamnya untuk mengajari bapak-
bapak mengaji dan sore hari ia habiskan untuk mengajari anak-anak. Sementara pagi hingga
siang hari waktu yang ada lebih banyak ia gunakan untuk mengurusi burung tekukur
piaraannya. Sedangkan untuk bertahan hidup, ia menggantungkan dari hasil sawah dan ladang
yang ia kerjakan di sela-sela mengurusi piaraannya itu.
Simpulan yang tersirat pada teks cerita tersebut adalah ...
335
Isi yang tersurat dari teks cerita tersebut adalah seorang pemimpin yang ….
A. membiarkan cadangan makanan membusuk di gudang
B. mengangkut bahan makanan dan menyimpannya di lumbung
C. menyiapkan cadangan makanan sela musim kemarau
D. memperhatikan kesejahteraan rakyatnya ketika ditinggal pergi
A. konsumerisme, pramugari
B. komanditer, kopilot
C. komunikatif, pilot
D. komersial, maskapai
Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf eksposisi tersebut adalah ...
A. Racun gajah pada umumnya terbuat bahan-bahan kimia obat pembasmi hama.
B. Gajah tersebut di datangkan dari pusat konservasi gajah di Lampung.
C. Dari mulut gajah tersebut keluar busa dan tubuhnya pun membiru.
D. Para pengunjung mulai berdatangan sehingga menghabat pemeriksaan.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf narasi rumpang tersebut adalah ...
A. Kelakuannya membanggakan hati.
B. Wajahnya seperti pinang dibelah dua.
C. Benar-benar orang bermuka dua.
D. la adalah kutu buku di sekolah kami.
Hal yang menjadikan film Laskar Pelangi menarik adalah para pemain yang dipilih merupakan
anak–anak asli Belitung, daerah yang menjadi latar dari novel aslinya. [ ...] Ikal oleh Zulfani.
Lintang diperankan oleh Ferdian. Mahar diperankan oleh Verrys Yamarno, dan begitu juga
dengan tokoh–tokoh lainnya. Dipilihnya anak-anak asli Belitung ini memberikan kesan yang
mendalam karena kemampuan mereka dalam berakting yang sangat natural dan juga didukung
oleh gaya dan logat mereka yang merupakan penduduk asli.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks ulasan tersebut adalah ...
A. Mereka memerankan tokoh–tokoh yang ada dalam cerita tersebut.
B. Anak-anak ini rata-rata adalah pelajar SMP Belitung.
C. Logat daerah para pernain menambah alami film ini.
D. Pemilihan pemain dilakukan di Belitung tempat film ini di buat.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi rumpang dalam prosedur di atas ialah ...
A. Pilih obat-obatan generik yang akan digunakan untuk meringankan biaya perawatan wajah
yang terkena bekas jerawat.
B. Sayur dan buah yang akan dikonsumsi sebaiknya adalah sayuran yang segar dan tidak
menggunakan pupuk kimia.
C. Bersihkan bekas jerawat secara teratur dengan menggunakan sabun muka untuk
mengurangi kuman di wajah.
D. Kontaminasi biasanya diakibatkan oleh kuman yang masuk ke pori-pori melalui debu yang
terbawa angin.
Urutan kalimat yang tepat agar menjadi paragraf deduktif adalah ....
A. (1), (3), (2), (4), (5)
B. (1): (3), (4), (2), (5)
C. (2), (3), (5), (1), (4)
D. (3), (2), (1), (5), (4)
36. Bacalah teks berikut dengan saksama!
(1) Sasaran kegiatan
340
Kata penghubung yang tidak tepat pada paragraf tersebut terdapat dalam kalimat nomor....
A. (1) B. (2) C. (4) D. (5)
40. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
(1) Proses saintifikasi jamu pada saat ini belum optimal. (2) Hal ini ditandai oleh minimnya
341
jumlah jamu yang telah dibuktikan secara ilmiah. (3) Potensi keanekaragaman bahan baku
tersedia berlimpah di alam Indonesia. (4) Kondisi ini disebabkan oleh lemahnya manajemen
riset jamu. (5) Ketidakadaan kebijakan yang mengatur tentang jamu juga semakin
memperparah keadaan ini.
Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat rumpang tersebut adalah ...
A. motivasi, egoistis
B. inspirasi, kreatif
C. legitimasi, futuristis
D. inovasi, parsial
Kata yang tepat untuk melengkapi matriks rumpang tersebut adalah ....
A. (1) menipu, (2) penulis, (3) penerjemahan, (4) temuan, (5) tidak ada
B. (1) menipu, (2) penulis, (3) penterjemahan, (4) pertemuan, (5) pertenisan
C. (1) menipu, (2) penulis, (3) penterjemahan, (4) temuan, (5) pertenisan
D. (1) menipu, (2) petulis, (3) penerjemahan, (4) temuan, (5) petenisan
B. Istri pamanku yang menjadi polisi lalulintas itu sakit parah dan akan segera dioperasi oleh
dokter bedah.
C. Istri dari paman yang menjadi polisi lalulintas itu, sakit parah dan akan segera dioperasi
oleh dokter bedah
D. Istri paman yang menjadi polisi lalulintas itu sakit parah, dan akan segera dioperasi oleh
dokter bedah.
Agar paragraf tersebut menjadi paragraf yang baik, kalimat yang harus dihilangkan ditandai
dengan nomor ....
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4)
Perbaikan kesalahan penggunaan kata/frasa dalam paragraf di atas adalah sebagai berikut,
kecuali ....
A. intermediasi diganti interkoneksi
B. pemasokan listrik diganti pasokan listrik
C. aliran arus listrik diganti aliran listrik
D. belum tersedia diganti belum disediakan
Perbaikan kata-kata yang salah dalam paragraf tersebut adalah sebagai berikut, kecuali
….
Kata yang salah Perbaikan
A. pelatihan pelatihan
B. ketrampilan keterampilan
C. produktifitas produktivitas
D. pengetrapan penerapan
Penulisan judul yang tepat sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah ....
A. Pembuatan Alat Penyaring Limbah Detergen untuk Mengatasi Pencemaran Limbah di
Kota
B. Pembuatan Alat Penyaring Limbah Detergen Untuk Mengatasi Pencemaran Limbah Di
Kota
C. Pembuatan Alat Penyaring LIMBAH Detergen untuk Mengatasi Pencemaran Limbah di
Kota
D. Pembuatan ALat Penyaring Limbah Detergen untuk Mengatasi Pencemaran Limbah
Dikota.
Penulisan gelar dan nama yang tepat dalam kalimat tersebut adalah ....
A. Profesor. DR. Hanan Najib Husain, M.HUM.
B. Prof. Dr. Hanan Najib Husain. M.Hum.
C. Profesor. Dr. Hanan Najib Husain. M.hum.
D. Prof. Doktor. Hanan Najib Husain, M.Hum.
melalui Selat Sunda. Adapun hasil pertanian berupa pisang Ambon dan Jambu Bangkok
dijual di pasar setempat.
B. produk kelompok usaha ini, yaitu batik Pekalongan, akan dikirim ke Pulau sumatera
melalui Selat Sunda. Adapun hasil pertanian berupa pisang ambon dan jambu bangkok
dijual di pasar setempat.
C. Produk kelompok usaha ini, yaitu batik Pekalongan, akan dikirim ke pulau Sumatera
melalui selat Sunda. Adapun hasil pertanian berupa pisang ambon dan jambu bangkok
dijual di pasar setempat.
D. Produk kelompok usaha ini, yaitu batik pekalongan, akan dikirim ke pulau Sumatera
melalui selat Sunda. Adapun hasil pertanian berupa pisang Ambon dan jambu Bangkok
dijual di pasar setempat.
Penulisan catatan kaki yang benar berdasarkan data di atas adalah ...
A. Lili Sulastri, Masalah dan Upaya Pembangunan Agribisnis (Jakarta: Gramedia, 2000),
hlm.14.
B. Sulastri Lili, Masalah Dan Upaya Pembangunan Agribisnis (Gramedia: Jakarta, 2000),
hlm.14
C. Sulastri, Lili, 2000, Masalah Dan Upaya Pembangunan Agribisnis (Jakarta: Gramedia,
hlm.14).
D. Lili Sulastri, 2000, Masalah dan Upaya Pembangunan Agribisnis (Jakarta: Gramedia),
hlm.14.
55. Penulisan tanda baca pada kalimat-kalimat di bawah ini yang tepat adalah ….
A. "Selamat, Saudara ditenma bekerja di perusahaan ini," ucap direktur.
345
B. Shinta dan Saudaranya tinggal di rumah itu sejak tahun 2.000 s/d 2.015.
C. Ibu membeli: buah-buahan mangis, mangga dan apel.
D. Kata dr Dahlan.Sp.A.: "Rumah sakit ini berada di tengah Kota Palu!”
KUNCI JAWABAN
No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB
1 C 11 A 21 B 31 A 41 B 51 B
2 A 12 D 22 C 32 B 42 B 52 B
3 C 13 C 23 A 33 B 43 A 53 C
4 C 14 C 24 D 34 C 44 A 54 A
5 C 15 B 25 C 35 D 45 D 55 A
6 C 16 A 26 A 36 D 46 C
7 D 17 D 27 C 37 D 47 D
8 D 18 A 28 D 38 D 48 D
9 D 19 C 29 A 39 D 49 A
10 B 20 C 30 C 40 C 50 A
346
PAKET 3
UJIAN NASIONAL
BAHASA INDONESIA
PETUNJUK UMUM
23. Periksalah Naskah Soal yang Anda terima sebelum mengerjakan soal yang meliputi:
i. Kelengkapan jumlah halaman beserta urutannya.
j. Kelengkapan nomor soal beserta urutannya.
k. Kesesuaian Nama Mata Uji dan Program Studi yang tertera pada kanan atas
Naskah Soal dengan Lembar Jawaban Ujian Nasional. (LJUN).
l. LJUN yang masih menyatu dengan naskah soal
24. Laporkan kepada pengawas ruang ujian apabila terdapat lembar soal, nomor soal yang
tidak lengkap atau tidak urut, Serta LJUN yang rusak, robek atau terlipat untuk
memperoleh gantinya.
25. Tulislah Nama dan Nomor Peserta Ujian Anda pada kolom yang disediakan di
halaman pertama soal ujian.
26. Gunakan pensil 2B untuk mengisi LJUN dengan ketentuan sebagai berikut:
i. Tuliskan Nama Anda pada kotak yang disediakan, lalu hitamkan bulatan di
bawahnya sesuai dengan huruf di atasnya.
j. Tuliskan Nomor Peserta dan Tanggal Lahir pada kolom yang disediakan, lalu
hitamkan bulatan di bawahnya sesuai huruf/angka di atasnya
k. Tuliskan Nama Sekolah, Tanggal Ujian, dan bubuhkan Tanda Tangan Anda pada
kotak yang disediakan.
l. Salinlah kalimat berikut pada tempat yang disediakan dalam LJUN: "Saga
mengerjakan ujian dengan jujur"
27. Jika terjadi kesalahan dalam mengisi bulatan, hapus sebersih mungkin dengan karet
penghapus kemudian hitamkan bulatan yang menurut Anda benar.
28. Pisahkan LJUN dari Naskah Soal secara hati-hati dengan cara menyobek pada tempat
yang telah ditentukan.
29. Waktu yang tersedia untuk menger akan Naskah Soal adalah 120 menit.
30. Naskah terdiri dari 50 butir soal yang masing-masing dengan 5 (lima) pilihan jawaban.
31. Dilarang menggunakan kalkulator, HP, Label matematika atau alai bantu hitung
lainnya.
32. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ruang ujian.
33. Lembar soal boleh dicorat-coret, sedangkan LJUN tidak boleh dicorat-coret.
SELAMAT MENGERJAKAN
Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
Kerjakan dengan jujur, karena kejujuran adalah cermin kepribadian.
347
Pemyataan yang sesuai dengan opini penulis pada paragraf tersebut adalah ...
A. Penanganan bencana di negara kita masih lemah.
B. Bantuan harus segera dikirimkan kepada korban bencana.
C. Pemerintah memberikan bantuan kepada korban bencana secara merata.
D. Laporan multimedia dapat membantu dalam penanganan bencana.
(2) la sudah mengembangkan temuannya itu secara diam-diam sejak beberapa puluh tahun
yang lalu demi kepentingan umat manusia agar dianugerahi umur panjang. awet muda, dan
badan sehat. (3) Profesor Manfred mengembangkan terapinya yang dikenal dengan terapi
oksigen. (4) Professor tersebut menjelaskan bahwa proses penuaan manusia terutama
disebabkan oleh degenerasi paru-parunya. (5) Proses itu terus bertambah sejalan dengan
usianya yang semakin bertambah.
Keberhasilan pengembangan ilmu baru di dunia kedokteran didukung oleh fakta pada kalimat
nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (4) dan (5)
Ringkasan yang tepat sesuai dengan teks berita tersebut adalah ...
A. Peloncat indah Indonesia mengikuti kejuaraan renang di Barcelona, Spanyol.
B. Shenny dan Sukran memiliki latar belakang masing-masing dalam kegagalan mereka.
C. Kejuaraan renang FINNA World Swimming Championship diselenggarakan di Barcelona,
Spanyol
D. Tidak satu pun atlet Indonesia yang lolos ke babak utama kejuaraan renang Barcelona.
Pernyataan yang sesuai dengan isi tersirat teks cerita di atas ialah
A. Aids adalah penyakit yang paling berbahaya.
B. HIV merupakan penyakit yang paling ditakuti di dunia.
C. Beribu-ribu manusia meninggal karena penyakit AIDS.
D. Takut kehilangan jabatan lebih berbahaya daripada HIVIAIDS.
Berdasarkan peristiwa dalam kutipan novel di atas, dapat disimpulkan bahwa ...
A. masyarakat sangat membenci kehariiran Wak Katok di kampungnya
B. Wak Katok adalah orang yang menjadi sumber masalah
C. Pak Balam adalah seorang yang emosional
D. Wak Katok sangat ditakuti oleh kawan-kawannya
Kesesuaian latar waktu dan tempat yang tepat dalam teks tersebut adalah
A. zaman Belanda dengan logat bicaranya
B. zaman Belanda dengan sekolah Mulo
C. tingkah laku orang tua dengan budaya Belanda
D. menyesuaikan budaya Belanda dengan tingkah laku tokoh
Pembuktian latar di sebuah kapal dalam teks tersebut terdapat pada kalimat ....
A. (1),(2), dan (3)
B. (1),(3), dan (4)
C. (1),(3), dan (5)
D. (2), (3), dan (5)
Peristiwa yang dialami tokoh dalam kutipan cerpen di atas mengingatkan kita kepada peristiwa
....
A. jatuhnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak
B. kabut asap di Sumatera karena pembakaran hutan
C. banjir di daerah-daerah karena gundulnya hutan di sekitamya
D. gempa bumi yang menghancurkan Yogyakarta pada tahun 2006
Ulasan tentang keunggulan kutipan novel di atas yang tepat ialah ...
A. Deskripsi latar sangat realistis sehingga seolah-olah pembaca di bawa ke lokasi yang
sesungguhnya.
B. Teori baru transfer pricing dalam novel tersebut merupakan usaha jangka panjang yang
menarik, tetapi tidak wajar.
C. Ceritanya sangat sederhana karena beralur maju, sehingga mudah diikuti dan digemari
pembaca.
D. Tokoh dalam cerita ini ulet dan sangat cerdas sehingga memberi motivasi belajar kepada
pembaca.
Perbedaan penqqunaan bahasa Pada kedua kutipan novel tersebut adalah ....
Kutipan Novel 1 Kutipan Novel 2
A. menggunakan bahasa sastra lama dan menggunakan bahasa arkais (sastra lama) dan
mudah dipahami sulit dipahami
B. menggunakan bahasa arkais menggunakan bahasa modem dan mudah
sastra lama) dan sulit dipahami dipahami
C. sulit dipahami karena menggunakan mudah dipahami karena menggunakan
bahasa modem bahasa arkais (sastra lama)
D. menggunakan bahasa sehari-hari menggunakan ungkapan yang klise dan
dan sulit dipahami mudah dipahami
Ringkasan yang sesuai dengan penggalan teks cerpen di atas ialah ...
A. Hari itu kami bagaikan di neraka karena harus kehilangan orang tua dan menjadi yatim
piatu.
B. Kami menjadi anak-anak yatim piatu karena kami kehilangan orang tua akibat dari
kecelakaan lalu lintas Jakarta.
C. Orang tua kami meninggal karena kecelakaan sehingga kami menjadi anak-anak yatim
piatu yang harusberjuang sendiri.
D. Kami kehilangan ayah dan ibu karena kecelakaan lalu lintas yang menimpa orang tua
kami.
354
Istilah yang tepat untuk mengisi bagian rumpang dalam paragraf di atas ialah ....
A. memberikan, renovasi, inovatif
B. mengalokasikan, riset, invensi
C. menyumbang, alokasi, invensi
D. mengalokasikan, relokasi, inovatif
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks eksposisi di atas ialah ...
A. Semua energi yang dihasilkan dari tubuh akan berubah menjadi cairan sehingga dengan
mudah diolah dalam lambung.
B. Sebagian dari energi kimiawi yang disediakan oleh nasi itu diubah menjadi energi panas
yang membuat tubuh tetap hangat.
C. Sebagian dari energi karbohidrat dari dalam tubuh diubah menjadi energi yang dapat
menjaga kekebalan tubuh.
D. Sebagian energi kimia berubah menjadi kumpulan darah yang akan mengalirkan energi di
dalam tubuh manusia.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks deskripsi di atas ialah ...
A. Pelan-pelan air mata meluncur membasahi pipinya.
B. Udara membawa kristal, menebar di sepanjang halaman.
C. Lantas is menarik gorden, memandang keluar jendela.
D.Salju menaburi jalanan asrama mahasiswa yang tegak di tengah kota.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks narasi di atas ialah ...
A. Terminal adalah sebuah prasarana transportasi untuk menurunkan dan menaikkan
penumpang atau baring.
B. Seharusnya terminal ini menyediakan layanan telekomunikasi agar penumpang mudah
mencari transportasi selain bus.
C. Situasi sekitar terminal terlihat begitu riuh dan ramai dengan langkah-langkah kaki para
penumpang bus.
D. Saya langsung lari menuruti petunjuk petugas untuk mengejar bus yang menunggu di
bawah.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi penggalan teks ulasan di atas ialah ...
A. Novel Ayat-Ayat cinta memberi arahan kepada pembaca dalam berbagai cabang ilmu
hukum.
B. Setelah membaca Ayat-Ayat Cinta, timbul semangat untuk menjadi lebih dekat kepada
Sang Pencipta.
C. Tokoh cerita yang didominasi orang Timur Tengah membuat cerita ini menjadi asing bagi
banyak pembaca.
D. Pembaca harus memiliki pengetahuan keagamaan yang memadai agar bisa memahami
novel ini.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang pada teks prosedur di atas ialah ...
A. Pendonor meminum vitamin, Ialu disuntik dengan jarum yang steril.
B. Pendonor tidur telentang dan darahnya diambil melalui jarum dan selang.
C. Pendonor memasuki ruangan isolasi khusus untuk diambil darahnya.
D. Pendonor disuntik dengan jarum steril dan darahnya disimpan di kantong darah.
Urutan Peristiwa yang tepat dari teks biografi yang acak di atas ialah ....
A. 1-2-4-3-5
B. 1-5-2-3-4
C. 1-5-3-2-4
D. 1-2-3-4-5
Kata bergaris bawah pada kalimat di atas dapat diparafrasa dengan frasa/ungkapan....
A. tulang punggung, mandi keringat, bapak asuh
B. tulang leher, membanting tulang, kepala keluarga
C. tulang punggung, membanting tulang, kepala keluarga
D. tulang kepala, membanting tulang, kepala keluarga
34. Cermatilah kutipan pamraf berikut!
357
Cantik sekali. Banyak lelaki yang menghampirinya, demikian juga aku. Sering pikiranku
terganggu oleh kehardiran bayangan kecantikannya. Sangat ingin aku memilikinya. Namun,
mungkinkah itu? Karena aku hanyalah anak seorang pengamen dengan segala keterbatasan.
Kalau aku bercerita kepada Leman, pastilah mereka mengatakan bahwa hal itu sama saja
dengan mengharap cinta yang tidak mungkin terbalas.
Kalimat bergaris bawah dalam teks di atas dapat diparafrasa dengan peribahasa ....
A. bagai kacang lupa akan kulitnya
B. bagai pungguk merindukan bulan
C. bagai kera mendapat bunga
D. bagai tong kosong nyaring bunyinya
berfluktuasi.
B. Diproyeksikan PDB Indonesia stabil, tidak seperti halnya PDB China dan AS yang
berfluktuasi.
C. Diproyeksikan PDB AS lebih stabil dibandingkan dengan PDB China dan Indonesia.
D. Diproyeksikan PDB Indonesia selalu meningkat tajam seperti halnya China dan AS.
Paragraf yang paling sesuai dengan data pada label tersebut adalah ...
A. Pertumbuhan produksi perikanan setiap tahunnya relatif stabil, pertumbuhan produksi
pertambangan juga dikategorikan stabil, sedangkan pertumbuhan bidang perdagangan
mengalami kenaikan sangat baik.
B. Dari tahun ke tahun presentase pertumbuhan volume produksi dari masing-masing bidang
usaha setiap tahunnya mengalami fluktuasi, terutama bidang usaha perikanan dan
pertambangan.
C. Pertumbuhan volume produksi usaha perikanan setiap tahunnya mengalami fluktuasi,
sedangkan pertumbuhan produksi pertambangan relatif konstan. Sementara itu, sektor
perdagangan mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun.
D. Proyeksi pertumbuhan volume produksi pada bidang usaha perikanan setiap tahunnya
tidak stabil, sedangkan produksi pertambangan mengalami fluktuasi. Sementara itu,
bidang usaha perdagangan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Penggunaan kata yang tidak tepat dan pengganti yang tepat dalam paragraf di atas adalah
A. miskin diganti melarat, kolot diganti kuno
B. sistem diganti cara, mereka lakukan diganti ia kerjakan
C. kolot diganti pritnitif, pertanian diganti perkebunan
D. kolot diganti konservatif, resolusi diganti altematif
Kata penghubung yang tidak tepat dalam paragraf di atas terdapat dalam kalimat ....
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (3)
40. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
(1) Kondisi kota-kota besar pascaperang mengalami perkembangan yang amat pesat. (2) Pada
359
beberapa sektor, terutama sektor industri, beberapa kota besar telah mengalami kemajuan yang
luar biasa. (3) Masa-masa rekonstruksi, setelah kota-kota dilanda peperangan telah menjadi
tujuan bagi masyarakat desa yang ingin mengadu nasib di kota. (4) Urbanisasi menjadi akibat
kemajuan kota yang pesat. (5) Selain itu, beroperasinya kembali perusahaan-perusahaan besar
telah menjadi faktor yang turut memengaruhi peningkatan jumlah penduduk di kota.
Istilah-istilah yang tepat untuk melengkapi rumpang-rumpang dalam paragraf di atas ialah ....
A. potensi, inovasi, subsidi
B. energi, rehabilitasi, donasi
C. potensi, renovasi, subsidi
D. kreafifitas, rehabilitasi, donasi
Kata-kata bentukan yang tepat untuk menggantikan kata-kata dalam kurung di atas adalah ....
A. bermukim, perubahan, berpakaian, menghasilkan
B. bermukim, pengubahan, berpakaian, menghasilkan
C. dimukimkan, perubahan, pakaian, berhasil
D. bermukim, pengubahan, pemakaian, dihasilkan
44. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
(1) Kondisi kendaraan yang tidak layak sering menyebabkan kecelakaan lalu lintas di jalan
raga. (2) Keadaan ban yang sudah menipis dapat menyebabkan ban pecah pada saat
360
kendaraannya melaju. (3) Jika kanvas rem tidak berfungsi maksimal. (4) Ada pula rem
kendaraan blong karena minyak rem bocor. (5) Kelelahan logam atau disebut dengan istilah
aus juga menyebabkan bagian kendaraan patah.
Kalimat yang strukturya rancu dalam paragraf tersebut terdapat pada nomor ....
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4)
Agar menjadi kalimat yang logis, perbaikan kalimat di atas ialah ...
A. Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami menyampaikan terima kasih banyak kepada
semua pihak yang telah membantu kelancaran acara ini.
B. Pada acara yang berbahagia ini, saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran acara ini.
C. Pada situasi yang berbahagia ini, saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kelancaran acara ini.
D. Pada kesempatan yang membahagiakan ini, saya menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kelancaran acara ini.
49. Berikut ini adalah identitas buku sumber untuk menulis karangan!
Judul Penulis Kota Penerbit Tahun
Mengentaskan anak
Rahman Muzakir Jayapura Bintang 2009
putus sekolah
Membina akhlak dari
Dr. Suendah Rohe Jayapura Gemerlap 2014
hati ke hati
Berdasarkan data buku tersebut, penulisan daftar pustaka yang tepat adalah ....
A. Rahman, Muzakir. 2008. Mengentaskan anak putus sekolah. Jayapura: Bintang.
Rohe, S. 2009. Membina akhlak dari hati ke hati. Jayapura: Gemerlap.
B. Muzakir, Rahman. 2008. Mengantaskan Anak Putus Sekolah. Jayapura: Bintang,
Rohe, Suaendah. 2009. Membina Akhlak dari Hati ke Hati. Jayapura: Gemerlap.
C. Rahman Muzakir. 2008. Mengentaskan Anak Putus Sekolah. Jayapura: Bintang.
Rohe, S. 2009. Membina Akhlak dari Hati ke Hati. Jayapura: Gemerlap.
D. Muzakir Rahman. 2008. Mengentaskan Anak Putus Sekolah. (Jayapura: Bintang).
Rohe, S. 2009. Membina Akhlak dari Hati ke Hati. (Jayapura: Gemerlap).
Penulisan kalimat yang tidak sesuai dengan EYD adalah nomor ....
A. (1), (2), (3)
B. (1), (2), (5)
C. (2), (3), (4)
D. (2), (3), (5)
Penggunaan ejaan yang tidak tepat terdapat dalam kalimat nomor ....
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (2), dan (4)
C. (2), (3), dan (4)
D. (2), (3), dan (5)
B. Sidang penetapan nama-nama pengurus partai periode 2009,2014 berlangsung dari pukul
09.00,14.00.
C. Sidang penetapan nama-nama pengurus partai periode 2009-2014 berlangsung dari pukul
09.00-14.00.
D. Sidang penetapan nama-nama pengurus partai periode 2009,2014 berlangsung dari pukul
09.00, 14.00.
Apakah kalian dengar suara tok, tok, tok seperti orang mengetuk pintu? tanya riani kepadaku.
363
No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB
1 D 11 B 21 D 31 B 41 B 51 A
2 A 12 A 22 A 32 B 42 C 52 C
3 B 13 D 23 C 33 C 43 A 53 C
4 A 14 D 24 B 34 B 44 C 54 D
5 A 15 B 25 B 35 D 45 B 55 D
6 D 16 B 26 A 36 A 46 D
7 D 17 B 27 D 37 C 47 D
8 B 18 D 28 B 38 D 48 B
9 D 19 C 29 B 39 C 49 B
10 B 20 B 30 B 40 D 50 B
364
PAKET 4
UJIAN NASIONAL
BAHASA INDONESIA
PETUNJUK UMUM
34. Periksalah Naskah Soal yang Anda terima sebelum mengerjakan soal yang meliputi:
m. Kelengkapan jumlah halaman beserta urutannya.
n. Kelengkapan nomor soal beserta urutannya.
o. Kesesuaian Nama Mata Uji dan Program Studi yang tertera pada kanan atas
Naskah Soal dengan Lembar Jawaban Ujian Nasional. (LJUN).
p. LJUN yang masih menyatu dengan naskah soal
35. Laporkan kepada pengawas ruang ujian apabila terdapat lembar soal, nomor soal yang
tidak lengkap atau tidak urut, Serta LJUN yang rusak, robek atau terlipat untuk
memperoleh gantinya.
36. Tulislah Nama dan Nomor Peserta Ujian Anda pada kolom yang disediakan di
halaman pertama soal ujian.
37. Gunakan pensil 2B untuk mengisi LJUN dengan ketentuan sebagai berikut:
m. Tuliskan Nama Anda pada kotak yang disediakan, lalu hitamkan bulatan di
bawahnya sesuai dengan huruf di atasnya.
n. Tuliskan Nomor Peserta dan Tanggal Lahir pada kolom yang disediakan, lalu
hitamkan bulatan di bawahnya sesuai huruf/angka di atasnya
o. Tuliskan Nama Sekolah, Tanggal Ujian, dan bubuhkan Tanda Tangan Anda pada
kotak yang disediakan.
p. Salinlah kalimat berikut pada tempat yang disediakan dalam LJUN: "Saga
mengerjakan ujian dengan jujur"
38. Jika terjadi kesalahan dalam mengisi bulatan, hapus sebersih mungkin dengan karet
penghapus kemudian hitamkan bulatan yang menurut Anda benar.
39. Pisahkan LJUN dari Naskah Soal secara hati-hati dengan cara menyobek pada tempat
yang telah ditentukan.
40. Waktu yang tersedia untuk menger akan Naskah Soal adalah 120 menit.
41. Naskah terdiri dari 50 butir soal yang masing-masing dengan 5 (lima) pilihan jawaban.
42. Dilarang menggunakan kalkulator, HP, Label matematika atau alai bantu hitung
lainnya.
43. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ruang ujian.
44. Lembar soal boleh dicorat-coret, sedangkan LJUN tidak boleh dicorat-coret.
SELAMAT MENGERJAKAN
Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
Kerjakan dengan jujur, karena kejujuran adalah cermin kepribadian.
365
4. Bacalah kutipan berikut dengan teliti untuk menjawab soal nomor 4 dan 5!
(1) Sebagian besar orang mengatakan bahwa sayang sekali bila program akselerasi ditutup
padahal program ini sudah banyak membuat siswa berhasil menyelesaikan studi dengan cepat
sampai jenjang perguruan tinggi. (2) Mereka mengatakan bahwa siswa-siswa dari program
akselerasi juga dapat menyesuaikan diri dengan siswa-siswa dari program regular. (3) Selain
itu, dapatlah dikatakan bahwa biaya pendidikan lebih ekonomis, praktis, dan efisien.
Inti kalimat (1) dari paragraf tersebut ialah ...
A. Sebagian besar orang mengatakan sayang sekali.
B. Siswa-siswa dari program akselerasi sudah banyak yang berhasil.
C. Siswa program akselerasi berhasil menyelesaikan studi.
D. Sayang sekali bila program akselerasi ditutup.
366
Simpulan tentang perlunya kita menggunakan energi nuklir didukung oleh fakta dalam kalimat
….
A. (1) dan (3)
B. (2) dan (4)
C. (3) dan (5)
D. (5) dan (6)
Makna simbolik dalam kutipan teks cepen di atas terdapat dalam kalimat...
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4)
Resnaga : ya?
Kartika : Kartika, kau baik-baik saja kan?
Resnaga : Apa maksudmu?
Aku mengkhawatirkanmu. Lagipula ... bukankah Kartini sudah tiada?
Kartika : Bagaimana bisa kau merasakan belaiannya?
Beliau masih hidup, kok! Beliau sengaja datang dan jauh untuk
menemaniku. Ah, sudahlah. Pasti kau tak akan percaya.
(Kartini Berdarah, Amanatia Junda S.)
Kesesuaian latar tempat dan suasana yang tampak dalam teks tersebut adalah ....
A. kota Jakarta dengan jam bubar sekolah
B. kota Jakarta dengan hiruk pikuknya
C. jalan berlubang dengan lautan manusia
D. jalan Katamso dengan angkot yang mengulur waktu
Isi cerita tersebut yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari ialah
A. suka meminta maaf kepada teman lama yang ditipu
B. suatu saat kebiasaan menipu akan terbongkar juga
C. suka menyantuni anak yatim karena banyak donatur
D. menyesali perbuatan jahat karena yang tertipu istri teman
Perbedaan penggunaan gaya bahasa / majas dalam kedua kutipan puisi di atas
adalah ....
Kutipan Puisi 1 Kutipan Puisi 2
371
A. personifikasi hiperbola
B. metafora similie
C. similie personifikasi
D. paradoks repetisi
23. Bacalah penggalan novel berikut!
Wardojo dengan cepat membuka pintu dan masuk kamar. Di dalam kamar R.A. Woengoe yang
bisa menyenangkan mata itu, ia mendapati dua gadis manis yang sudah selesai berdandan.
Mereka masing-masing berdiri di depan lemari kaca sedang mematut-matut diri. Di dalam
kamar itu R.M. Wardojo duduk di atas kursi beludru sambil melihat-lihat gambar-gambar yang
menghias kamar itu. Meski mata R.M. Wardojo tidak melihat wajah R.A. Biroe, gadis manis
itu, tetap hatinya selalu memikirkan dirinya.
(Student Hidjo, Mas Marco Kartodikromo)
Istilah yang tepat untuk mengisi rumpang dalam paragraf di atas ialah
A. (1) kimiawi dan (2) mekanis
B. (1) mekanis dan (2) kimiawi,
C. (1) kimia dan (2) alternative
D. (1) fisika dan (2) kimia
Kalimat yang tepat untuk melengkapi penggalan teks eksposisi di atas ialah ...
A. Gigi goyang adalah tanda-tanda dari penderita diabetes mellitus.
B. Diabetes mellitus diperparah oleh goyangnya gigi.
C. Gigi goyang tanda kesembuhan bagi penderita diabetes mellitus.
D. Gigi penderita diabetes mellitus sering berdarah.
hidup di dalamnya. Demikian pula tanaman dan bunga-bunga anggrek, yang banyak
merupakan mahkota di puncak-puncak pohon tinggi. [...] Di bawah, di atas tanah, hidup
harimau kumbang, gajah, dan beruang. Di sepanjang sungai hiduplah tapir, badak, ular, buaya,
rasa, kancil dan ratusan makhluk lain. Dan di dalam tanah serangga berkembang biak.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi penggalan teks deskripsi di atas ialah
A. Di atas gunung, hutan lebat tak bisa diterobos manusia sepanjang masa.
B. Di dalam gua-gua, harimau dan singa dengan tenteram menghuninya berabad-abad
lamanya.
C. Di bagian atas raya hidup siamang, beruk, dan sebangsanya, dan burung-burung.
D. Begitulah keadaan tengah hutan belantara raya yang belum pernah dijamah manusia.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi rumpang dalam penggalan teks narasi di atas ialah ...
A. Memang angka 13 menjadi angka yang sangat dihindari oleh kebanyakan orang untuk
melaksanakan hajat.
B. Angka tiga belas adalah angka sial sehingga banyak orang menghindari angka tersebut
dalam segala urusannya.
C. Dengan terpaksa ia pilih angka tiga belas karena keadaan yang tidak memungkinkan lagi
memilih angka lain,
D. Sangaja ia pilih, hal-hal yang demikian ingin ia buktikan bahwa angka 13 bukanlah angka
yang sial.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi penggalan teks ulasan di atas ialah ....
A. Maryati menjadi maestro seni sulam di samping mendampingi suaminya, Affandi.
B. Kalau Affandi melukis, Maryati menyulam dengan benang warna-warni, indah sekali.
373
Kalimat yang tepat untuk melengkapi penggalan teks prosedur di atas ialah ...
A. Sendok plastik, cutter, gunting, lem, dan satu set lampu beserta kabelnya dapat dibeli di
toko terdekat.
B. Semua bahan yang perlu disiapkan adalah barang-barang bekas: ada botol, sendok, cutter,
dan gunting.
C. Tidak usah repot-repot mencari bahan karena bahan dapat diambil di dapur yaitu bahan-
bahan plastik yang terbuang.
D. Cara pembuatannya yang pertama yaitu siapkan sejumlah sendok plastik bekas secukupnya
lalu potong bagian tangkainya.
Urutan prosedur mengerjakan soal Ujian Nasional yang tepat adalah ....
374
A. (7)-(1)-(2)-(3)-(4)-(5)-(6)
B. (7)-(2)-(1)-(4)-(3)-(5)-(6)
C. (7)-(1)-(2)-(3)-(5)-(4)-(6)
D. (7)-(4)-(1)-(2)-(3)-(5)-(6)
33. Bacalah dengan cermat ilustrasi berikut!
Kebahagiaan itu tidak abadi. la anak seorang saudagar kaya. la dimanja oleh kedua orang
tuanya karena Edi adalah anak semata wayang. Mereka hidup berkecukupan dan sangat
bahagia. Namun, kini mereka menderita karena usahanya bangkrut disebabkan pengaruh krisis
ekonomi dunia.
MW), Jepang (46 MW), Korsel (18 MW), dan Ukraina (13 MW).
Susunan kalimat agar menjadi paragraf yang balk berdasarkan data di atas ialah ....
A. 4-1-5-3-2 B. 4-3-2-1-5 C. 3-2-1-5-4 D. 1-2-3-5-4
36. Perhatikan data berikut!
Perusahaan Asing dalam Perekonornian Indonesia
Migas : 75%
Telekamunikasi : 24-95%
Perbankan : 56%
Kalimat yang salah karena tidak logis dalam teks di atas terdapat pada nomor ...
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4)
Melalui negosiasi yang alot, akhirnya kedua pihak sepakat melakukan rekonsiliasi, Semua
pihak sepakat melupakan dan menutup masa lalu, tidak mencari siapa yang salah dan siapa
yang benar. Mereka akan saling berjabat tangan dan memaafkan secara tulus demi
menyongsong masa depan tanpa dibebani konflik. inilah yang disebut sebagai penyelesaian
win-win solution.
Arti kata bergaris bawah dalam paragraf di atas adalah ....
A. perundingan, pemulihan hubungan, sama-sama menang
B. tawar-menawar, persetujuan, solusi yang adil
C. diskusi, persetujuan, sama-sama untung
D. perundingan, kekeluargaan, tidak memihak
Istilah yang tepat untuk mengisi rumpang dalam paragraf di atas adalah ....
A. sewa, penjualan, klausul
B. komisi, pendapatan, pasal
C. biaya, keuntungan, poin
D. royalti, omset, konsensus
Kata-kata bentukan yang tepat untuk mengisi rumpang-rumpang dalam paragraf di atas adalah
….
A. Menjatuhi,memperjuabelikan, menemui, merubah
B. menjatuhi, memperjual belikan, menemui, merubah
C. menjatuhkan, memperjual belikan, menemui, merobah
D. menjatuhkan, memperjualbelikan, menemukan, mengubah
C. Terjadi tabrakan antara bus yang melaju kencang bersama truk barang dari arah berlawanan
yang berjalan terlalu di sisi kanan. Setelah kejadian itu, truk barang tidak boleh dilarang
melalui jalur tersebut.
D. Terjadi tabrakan antara bus dengan truk barang dari arah berlawanan yang terlalu berjalan
di sisi kanan. Setelah kejadian itu, truk barang dilarang tidak boleh melalui jalur tersebut.
44. Bacalah dengan cermat kalimat berikut!
Untuk mempersingkat waktu, marilah kita lanjutkan acara, yaitu sambutan Ketua RT. Waktu
dan tempat saya persilakan.
Agar menjadi kalimat yang logis perbaikan kalimat diatas ialah ...
A. Untuk memperpendek waktu, marilah acara kita lanjutkan, yaitu sambutan Ketua RT.
Waktu dan tempat saya sampaikan.
B. Untuk menyingkat waktu, marilah acara kita larutkan, yaitu sambutan Ketua RT. Waktu
dan tempat saya sediakan.
C. Untuk menyingkat waktu, marilah acara kita lanjutkan, yakni sambutan Ketua RT. Waktu
dan tempat dipersilakan.
D. Untuk menghemat waktu, marilah acara kita lanjutkan dengan sambutan Ketua RT. Bapak
Ketua RT saya persilakan.
49. Penulisan gelar dalam kalimat berikut ini yang tepat ialah ...
A. Sambutan pertama diberikan oleh Prof. Dr. Sugeng, MSC.
B. Ceramah kesehatan akan disampaikan oleh dr. Budiasih, S.K.M.
C. Ibu Hilda S.H. akan menjadi penasihat hukum Bapak Johan M.Sc.
D. Guru karni, Suhadi,M.PD., pandai membuat robot.
50. Penulisan huruf kapital pada kalimat-kalimat berikut yang benar adalah...
A. Pisang Ambon tidak ditemukan di kota Ambon.
B. Masukkan Gula Jawa ke dalam santan lalu diaduk.
C. Jika pergi ke Bantul, tolong belikan Geplak Bantul!
D. Kapal kami sudah menyeberangi Selat Sunda sebelum senja.
Jalan Perjuangan 41
Cirebon
D. Yth: Bapak Asep Kurniawan, M.Ag.
d/a. lbu Novi Susandari
Jalan Perjuangan 41
Cirebon
53. Bacalah dengan cermat penulisan kalimat berikut!
Apakah paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo akan berhasil
menarik investor asing tanya wartawan itu kepada Prof Dr Hamid Akt.
Penggunaan tanda baca yang tepat untuk penulisan kalimat di atas tampak dalam kalimat ...
A. Apakah paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo akan
berhasil menarik investor asing, tanya wartawan itu kepada Prof. Dr. Hamid, A.Kt.
B. Apakah paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo akan
berhasil menarik investor asing? "tanya wartawan itu kepada Prof Dr Hamill Akt."
C. "Apakah paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo akan
berhasil menarik investor asing" tanya wartawan itu kepada Prof. Dr. Hamid. A.Kt.?
D. "Apakah paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo akan
berhasil menarik investor asing?" tanya wartawan itu kepada Prof. Dr. Hamid, Akt.
Penulisan catatan kaki berdasarkan data di atas yang tepat adalah ...
1
A. P. Puspitasari, Teknologi dan Industri Pedesaan (Medan: Cahaya, 2011), hlm, 15.
2
Andy Sugentar, Perkembangan Kepribadian pada Masa Remaja (Ambon: Cemerlang,
2012), hlm. 94:
1
B. P. Puspitasari, Teknologi Dan Industri Pedesaan (Medan: Cahaya, 2011), him. 15.
2
Andy Sugentar, Perkembangan Kepribadian Pada Masa Remaja (Ambon: Cemerlang,
2012), him. 94.
1
C. P. Puspitasari, Teknologi dan Industri Pedesaan (Cahaya: Medan, 2011), him. 15.
2
Andy Sugentar, Perkembangan Kepribadian pada Masa Remaja (Cemerlang: Ambon,
2012), him. 94.
1
D. Puspitasari, P., Teknologi dan Industri Pedesaan (Medan: Cahaya, 2011), him. 15.
2
Sugentar, Andy, Perkembangan Kepribadian pada Masa Remaja (Ambon: Cemerlang,
2012), him. 94.
Perbaikan penulisan kata-kata bergaris bawah di atas yang tepat ialah ...
A. ... Tuhan Yang MahaKuasa ... kemurahannya ... Prof. Dr. M Rifai Apin ... Lipi ... Saudara
Burhan ... selat Bali ...
380
B. ...Tuhan yang MahaKuasa ... kemurahannya .... Prof. Dr. M Rifai Apin ... L.I.P.I. ... Saudara
Burhan ... SELAT BALI
C. ...Tuhan Yang Mahakuasa ... kemurahan-Nya ... Prof. Dr. M. Rifai Apin ... LIPI ... Selat
Bali ...
D. ...Tuhan yang MahaKuasa ... kemurahanNya ... Prof. Dr. M Rifai Apin ... LIPI. ... Saudara
Burhan ... selat Bali ....
KUNCI JAWABAN
No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB
1 A 11 D 21 B 31 B 41 D 51 C
2 C 12 D 22 A 32 B 42 D 52 A
3 D 13 C 23 C 33 C 43 B 53 D
4 D 14 C 24 A 34 B 44 D 54 A
5 D 15 A 25 A 35 A 45 B 55 C
6 D 16 A 26 C 36 A 46 D
7 D 17 B 27 D 37 D 47 D
8 D 18 B 28 D 38 D 48 A
9 D 19 D 29 D 39 A 49 B
10 D 20 B 30 D 40 A 50 D
381
PAKET 5
UJIAN NASIONAL
BAHASA INDONESIA
PETUNJUK UMUM
45. Periksalah Naskah Soal yang Anda terima sebelum mengerjakan soal yang meliputi:
q. Kelengkapan jumlah halaman beserta urutannya.
r. Kelengkapan nomor soal beserta urutannya.
s. Kesesuaian Nama Mata Uji dan Program Studi yang tertera pada kanan atas
Naskah Soal dengan Lembar Jawaban Ujian Nasional. (LJUN).
t. LJUN yang masih menyatu dengan naskah soal
46. Laporkan kepada pengawas ruang ujian apabila terdapat lembar soal, nomor soal yang
tidak lengkap atau tidak urut, Serta LJUN yang rusak, robek atau terlipat untuk
memperoleh gantinya.
47. Tulislah Nama dan Nomor Peserta Ujian Anda pada kolom yang disediakan di
halaman pertama soal ujian.
48. Gunakan pensil 2B untuk mengisi LJUN dengan ketentuan sebagai berikut:
q. Tuliskan Nama Anda pada kotak yang disediakan, lalu hitamkan bulatan di
bawahnya sesuai dengan huruf di atasnya.
r. Tuliskan Nomor Peserta dan Tanggal Lahir pada kolom yang disediakan, lalu
hitamkan bulatan di bawahnya sesuai huruf/angka di atasnya
s. Tuliskan Nama Sekolah, Tanggal Ujian, dan bubuhkan Tanda Tangan Anda pada
kotak yang disediakan.
t. Salinlah kalimat berikut pada tempat yang disediakan dalam LJUN: "Saga
mengerjakan ujian dengan jujur"
49. Jika terjadi kesalahan dalam mengisi bulatan, hapus sebersih mungkin dengan karet
penghapus kemudian hitamkan bulatan yang menurut Anda benar.
50. Pisahkan LJUN dari Naskah Soal secara hati-hati dengan cara menyobek pada tempat
yang telah ditentukan.
51. Waktu yang tersedia untuk menger akan Naskah Soal adalah 120 menit.
52. Naskah terdiri dari 50 butir soal yang masing-masing dengan 5 (lima) pilihan jawaban.
53. Dilarang menggunakan kalkulator, HP, Label matematika atau alai bantu hitung
lainnya.
54. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ruang ujian.
55. Lembar soal boleh dicorat-coret, sedangkan LJUN tidak boleh dicorat-coret.
SELAMAT MENGERJAKAN
Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
Kerjakan dengan jujur, karena kejujuran adalah cermin kepribadian.
382
Makna ungkapan muka badak dalam kutipan cetpen tersebut adalah ....
A. lemah lembut dan sangat menarik hati tutur katanya
B. tidak memiliki rasa malu
C. pantas mendapat sebuah pujian
D. suka membuat kepada setiap orang
Unsur intrinsik yang domain dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. tema B. alur C. latar D. amanat
Kesesuaian latar budaya dengan tempat dalam kutipan novel tersebut tampak dari deskripsi
tentang ....
A. pakaian adat masyarakat Aceh
B. perlombaan sangkar burung di Bugis
C. kebiasaan laki-laki Aceh memakai destar
D. pakaian adat masyarakat Sumatera Barat
Ketidaksesuaian perilaku tokoh dengan latar budaya Jakarta dalam kutipan cerpen tersebut
adalah ...
A. tidur di atas koper
B. menonton film di bioskop
C. minum sampanye
D. dengki terhadap orang lain
Kalimat yang membuktikan watak tokoh yang rajin terdapat pada kalimat nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (6)
D. (4) dan (5)
20. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Gelombang dahsyat menghantam bibir pantai Lhok Nga. Orang-orang yang di Ahad
pagi biasanya duduk-duduk menikmati hari di pasir pantai berteriak terperanjat. Terkejut
melihat betapa dahsyatnya ombak yang tiba. Badai dan ombak menghancurkan pesisir
Lhok Nga. Alam yang begitu kejam itu merenggut semua kebahagiaan Delisa. (Hafalan
Shalat Delisa, Tere Liye)
Peristiwa dalam kutipan cerita tersebut yang dapat diambil hikmahnya dalam kehidupan
sehari-hari adalah ....
A. Tsunami bisa datang kapan saja sehingga kita harus waspada.
B. Menikmati udara pagi dengan duduk-duduk di pasir pantai di hari Ahad.
C. Alam terkadang begitu kejam merenggut semua kebahagiaan manusia.
D. Gelombang air laut yang dahsyat terjadi di pesisir pantai Lhok Nga.
21. Bacalah penggalan puisi berikut dengan saksama!
Salju
....
Ke manakah jalan
mencari lindungan
ketika tubuh kuyub
dan pintu pun tertutup
Ke manakah lagi
mencari api
ketika bara hati
padam tak berarti
ke manakah pergi
selain mencuci diri (Wing Karjo)
Ulasan yang berisi keunggulan penggalan puisi di atas yang tepat ialah sebagai berikut, kecuali
....
A. Mengandung pesan yang layak direnungkan dan diamalkan.
B. Penggunaan majas personifikasi yang membuat suasana hidup.
C. Rima yang menonjol menambah keindahan puisi.
D. Kalimat-kalimat retoris digunakan secara tepat untuk pengungkapan maksud.
22. Cermati kutipan cerpen berikut!
Aku memberi selamat kepada kedua pengantin. Mereka tersenyum kelihatan agak sungkan.
"Monggo. Den Yanto, silakan duduk."
Aku tertarik pada seorang bocah patah di sebelah Sumarni.
Entah mengapa aku ingin menegurnya. Apakah karna matanya mirip dengan Sri?
388
Perbedaan penggunaan citraan dalam kedua kutipan puisi diatas adalah ....
Kutipan Puisi 1 Kutipan Puisi 2
A. visual (penglihatan) perasa (pencecap)
B. penciuman (pembau) perabaan
C. auditif (pendengaran) visual (penglihatan)
D. perasa (pencecap) penciuman (pembau)
Mungkin Azrial masih sulit melupakan Renggogeni, atau jangan-jangan ia tak sungguh-
sungguh melupakan perempuan itu. (Juru Masak, Damhuri Muhammad)
Ringkasan yang sesuai dengan penggalan teks cerpen di atas ialah ...
A. Berkat kegigihan dan kerja keras selama bertahun-tahun, Azrial kini sudah menjadi juragan,
punya enam rumah makan dan dua puluh empat anak buah.
B. Kini Azrial kerap disebut sebagai orang Lareh Panjang paling sukses di rantau karena dia
memiliki enam rumah makan dan dua puluh empat anak buah.
C. Azrial masih saja membujang, banyak yang ingin mengambilnya jadi menantu, tapi tak
seorang perempuan pun yang mampu luluhkan hatinya.
D. Berkat kegigihan dan kerja keras selama bertahun-tahun, Azrial kini sudah menjadi juragan,
tapi ia masih saja membujang.
Istilah yang tepat untuk mengisi bagian rumpang dalam paragraf di atas ialah ....
A. konsisten, konsekuen, konfirmasi
B. konsekuen, konsisten, klarifikasi
C. konsekuen, kompromi, konfirmasi
D. konsekuen, konsisten, kolaborasi
27. Perhatikan paragraf berikut!
Buah-buahan segar mengandung enzim aktif yang dapat mempercepat reaksi kimia di
dalam tubuh.[…]. Sintesa berperan dalam membangun struktur tubuh dengan mensistesis
molekul-molekul yang lebih besar. Sementara itu, hidrolase berperan dalam memecahkan
molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil sehingga menjadi mudah dicerna tubuh.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks eksposisi di atas ialah ...
A. Sintesa dan hidrolase memiliki peran besar dalam proses reaksi kimia di dalam tubuh.
B. Proses reaksi kimia dalam tubuh memerlukan dua enzim, yaitu sintesa dan hidrolase.
C. Dua jenis enzim utama yang terdapat pada buah-buahan segar adalah sintesa dan hidrolase.
D. Tanga enzim sintesa dan hidrolase, reaksi kimia dalam tubuh tidak akan berjalan dengan
baik.
28. Perhatikan paragraf berikut!
Meja kecil itu unik sekali. Bentuknya bulat lonjong. Di salah satu sisinya terdapat sebuah
laci yang diberi ukiran di bagian tutupnya. Kaki mejanya berjumlah empat.[….]. Antarkaki
dihubungkan dengan anyaman rotan untuk memperkuat berdirinya meja tersebut.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks deskripsi di atas ialah ...
A. Fungsi kaki bagi meja untuk penahan permukan meja kecil.
B. Memang banyak orang membuat kaki meja seperti binatang.
C. Bentuk yang sering digunakan untuk kaki meja beragam.
D. Bentuknya seperti kaki kucing yang mencengkram mangsanya.
29. Perhatikan paragraf berikut!
Kami bertujuh selalu gembira melakukan tugas kami. Tomo jarang kelihatan bersedih
meskipun dua jari tangan kirinya tak ada lagi. Marno tak seribut Tomo atau aku, tetapi masih
ada kelakarnya juga. Ratman masih gugup. Sedikit bedanya dengan Mulyadi, sama kanak-
kanaknya. Geli aku kalau ingat waktu keduanya kembali sesudah dikejar Belanda. Keduanya
menangis dan Mulyadi menyebut-nyebut nama ibunya. […]. (Di Kaki Merapi, Trisno Juwono)
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks narasi di atas ialah ...
A. Mulyadi sekarang masih meraung-raung memanggil ibunya.
390
Kalimat yang tepat untuk melengkapi penggalan teks ulasan di atas ialah ….
A. Kayam merupakan sastrawan yang selalu mengangkat kehidupan para priyayi dalam
ceritanya.
B. Kayam memberi ruang seluas-luasnya kepada pembaca untuk menafsirkannya.
C. Kayam mengangkat tema priyayi dengan penafsiran yang bersumber dari pembacanya.
D. Sosok dan makna priyayi tidak dijelaskan sehingga pembaca sulit memahaminya.
32. Perhatikan penggalan teks biografi berikut!
(1) Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, B.J. Habibie sudah bekerja untuk menghidupi
keluarganya dan membiayai studinya.
(2) Atas kinerja dan kejeniusannya, B.J. Habibie dipercaya sebagai Vice President sekaligus
Direktur Teknologi di MBB serta menjadi penasihat senior bidang teknologi untuk Dewan
Direktur MBB.
(3) Setelah lulus, B.J. Habibie bekerja di MBB Hamburg sebagai Kepala Penelitian dan
Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang.
(4) Dialah satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan
pesawat terbang terkemuka di Jerman.
(5) Kemudian di MBB ia menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat
terbang komersial dan militer.
Urutan peristiwa yang tepat dari teks biografi acak di atas ialah ….
A. (1), (3), (5), (2), (4)
B. (1), (3), (2), (5), (4)
C. (1), (3), (5), (4), (2)
D. (2), (1), (3), (5), (4)
33. Bacalah teks prosedur kompleks di bawah dengan saksama!
391
Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang pada teks prosedur di atas ialah ...
A. Tekan tombol power di stabilizer, keyboard, dan CPU.
B. Pastikan computer terhubung dengan printer.
C. Tekan tombol monitor dan tombol power di CPU.
D. Sambungkan kabel speaker ke soket audio yang ada di CPU.
34. Perhatikan teks prosedur berikut!
Urutan langkah yang tepat dari teks prosedur yang acak di atas ialah ....
A. (1), (2), (3), (4), dan (5)
B. (1), (2), (4), (3), dan (5)
C. (3), (5), (1), (2), dan (4)
D. (2), (1), (4), (3), dan (5)
Kalimat bergaris bawah dalam ilustrasi di atas dapat diparafrasa dengan peribahasa ...
A. Tak emas bungkal diasah, tak kayo jenjang dikeping.
B. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
C. Makan hati berulam jantung.
D. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
38. Perhatikan ilustrasi berikut!
Berkenaan dengan adanya ketentuan baru tentang UMR tahun 2016, Direktur PT ABC
menugaskan Kepala Bagian Personalia agar menghadiri rapat di Disnaker Kabupaten hari
Jumat, 8 Januari 2016 pukul 09.00.
sebagai alat komunikasi. (2) Apabila penggunaan bahasa tidak diperhatikan dengan baik,
komunikasi pun tidak akan lancar. (3) Penelitian membuktikan bahwa 75% waktu bangun kita
berada dalam kegiatan berkomunikasi. (4) Hal tersebut disampaikan oleh Jalaludin Rakhmat
dalam penelitiannya beberapa tahun yang lalu. (5) Begitu pentingnya peranan bahasa dalam
berkomunikasi walaupun dapat dikatakan bahwa komunikasi tidak akan berlangsung dengan
baik tanpa adanya bahasa.
Kata penghubung yang tidak tepat dalam paragraf di atas terdapat dalam kalimat nomor ....
A. (1) B. (2) C. (4) D. (5)
Kata bentukan yang tepat untuk menggantikan kata-kata dalam kurung pada paragraf di atas
berturut-turut adalah ....
A. perkembangan, mengonsumsi, diperhatikan, terkontaminasi
B. pengembangan, mengonsumsi, memperhatikan, berkontaminasi
C. perkembangan, mengkonsumsi, hati-hati, dikontaminasi
D. berkembangnya, konsumsi, kehati-hatian, mengontaminasi
46. Perhatikan kalimat berikut!
Berdasarkan hasil penelitian di banyak negara membuktikan bahwa kesuksesan
seseorang lebih banyak ditentukan oleh karakter, bukan oleh kecerdasan.
Agar menjadi kalimat lengkap, perbaikan kalimat ke-2 paragraf di atas ialah ...
A. Pengaruh akulturasi pada budaya, pola pikir, perilaku, dan gaya hidup, juga dapat
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
B. Selain berpengaruh terhadap akulturasi budaya, pola pikir, perilaku, gaya hidup, dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
C. Kontribusi sektor pariwisata juga berpengaruh terhadap akulturasi budaya seperti pola pikir,
perilaku, dan gaya hidup, juga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
D. Selain berpengaruh terhadap akulturasi budaya, pola pikir, perilaku, dan gaya hidup,
kontribusi pariwisata juga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
49. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
(1) Beberapa analis asing dan domestik di pasar modal berpendapat bahwa
kesimpangsiuran susunan personalia kabinet merupakan faktor utama yang menjadi penyebab
indeks harga saham gabungan (IHSG) terpuruk. (2) Sekalipun demikian, sentimen negatif
bursa regional yang berguguran turut memperparah keadaan pasar saham. (3) Akibatnya, IHSG
pun tidak mampu mengatasi keterpurukannya. (4) Nilai rupiah merosot tajam dari 13.650 per
dolar menjadi 14.060 per dolar. (5) Untuk IHSG anjlok dari 5.500-an ke 4.800-an. (6) Bahkan,
pertengahan Desember 2015 sempat menyentuh angka terendah 4.300.
Perbaikan paragraf di atas yang tepat dapat dilakukan dengan cara berikut, kecuali ....
A. Kalimat 1: "analis asing dan domestik" diganti "analisis asing maupun domestik"
B. Kalimat 2: konjungsi "Sekalipun demikian," diganti "Selain itu,"
C. Kalimat 4: merupakan kalimat sumbang sehingga harus dibuang
D. Kalimat 5: preposisi "Untuk" dibuang karena mengakibatkan kalimat tidak bersubjek
50. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
Keanekaragaman makhluk hidup dan pemandangan alam bawah laut di perairan Pulau
Lumukutan yang menjadi bagian dari Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Bengkayang,
dalam setengah tahun terakhir makin dicintai wisatawan. KKLD Bengkayang berada di sekitar
35 kilometer sebelah barat Pulau Kalimantan di pesisir Pantai Bengkayang. Di situ terdapat
kerumunan pulau, seperti Pulau Lemukutan, Randayan, Penata Besar, Penata Kecil, Baru, dan
Kabung.
Kata bergaris bawah dalam paragraf di atas seharusnya diganti dengan ....
A. makhluk, disenangi, kelompok
B. hayati, diminati, gugusan
C. karang, dikunjungi, deretan
D. ikan, dikenal, bentangan
51. Perhatikan data buku berikut!
Rahayu akan membuat sebuah karya tulis ilmiah. Salah satu buku yang ia gunakan
sebagai referensi adalah buku karya Gorys Keraf yang berjudul Linguistik Bandingan
Tipologis. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1990 oleh PT Gramedia, Jakarta.
396
Penulisan daftar pustaka untuk data buku tersebut berdasarkan EYD terbaru (edisi 2009)
adalah ....
A. Gorys, Keraf. 1990. Linguistik Bandingan Tipologis. PT Gramedia: Jakarta.
B. Keraf, Gorys, 1990, Linguistik Bandingan Tipologis, Jakarta, PT Gramedia.
C. Linguistik Bandingan Tipologis. 1990. Keraf, Gorys. Jakarta: PT Gramedia,
D. Keraf, Gorys. 1990, Linguistik Bandingan Tipologis. Jakarta: PT Gramedia.
52. Penggunaan tanda baca yang tepat terdapat dalam penulisan kalimat ....
A. Maman, sahabat saya, kemarin merayakan pesta ulang tahun pernikahannya yang ke-10.
B. Dalam catatan H. Sampurno, M.B.A. Kepala Badan POM Indonesia memiliki 30000 jenis
tumbuhan.
C. Banyak orang menukarkan uang pecahan 2.000 an beberapa hari menjelang Idul Fitri.
D. Kata ayah kepadaku: "Saya akan ke Jakarta nanti malam menggunakan pesawat Garuda."
53. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
(1) Kata Ranti, "Pesawat hari ini delay 'terlambat' sehingga kemungkinan saya baru sampai di
rumah besok pagi."
(2) Pada liburan panjang tempat-tempat wisata se-Indonesia ramai pengunjung.
(3) Karena dianggap mencemari lingkungan C.V. Molek Indah Abadi diprotes warga.
(4) Tiket kereta dan pesawat Jakarta Surabaya tanggal 24 Desember 2015 s/d 1 Januari 2016
sudah habis.
(5) Kebakaran kemarin menghanguskan berbagai macam barang: mobil, perkakas rumah,
dokumen, dan lain-lain.
Penggunaan tanda baca yang tepat terdapat pada kalimat nomor ...
A.(1), (2), dan (3) B. (1), (2), dan (4)
C. (1), (2), dan (5) D. (2), (3), dan (4)
KUNCI JAWABAN
No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB No. JAWAB
1 C 11 A 21 B 31 B 41 B 51 D
2 D 12 D 22 D 32 A 42 D 52 A
3 B 13 C 23 A 33 C 43 C 53 C
4 B 14 A 24 C 34 D 44 B 54 B
5 B 15 D 25 D 35 C 45 A 55 B
6 D 16 B 26 B 36 A 46 A
7 C 17 C 27 C 37 C 47 D
8 D 18 D 28 D 38 C 48 D
9 D 19 C 29 B 39 D 49 A
10 B 20 A 30 D 40 D 50 B
398
PAKET 6
UJIAN NASIONAL
BAHASA INDONESIA
PETUNJUK UMUM
1. Periksalah Naskah Soal yang Anda terima sebelum mengerjakan soal yang meliputi:
a. Kelengkapan jumlah halaman beserta urutannya.
b. Kelengkapan nomor soal beserta urutannya.
c. Kesesuaian Nama Mata Uji dan Program Studi yang tertera pada kanan atas
Naskah Soal dengan Lembar Jawaban Ujian Nasional. (LJUN).
d. LJUN yang masih menyatu dengan naskah soal
2. Laporkan kepada pengawas ruang ujian apabila terdapat lembar soal, nomor soal yang
tidak lengkap atau tidak urut, Serta LJUN yang rusak, robek atau terlipat untuk
memperoleh gantinya.
3. Tulislah Nama dan Nomor Peserta Ujian Anda pada kolom yang disediakan di
halaman pertama soal ujian.
4. Gunakan pensil 2B untuk mengisi LJUN dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tuliskan Nama Anda pada kotak yang disediakan, lalu hitamkan bulatan di
bawahnya sesuai dengan huruf di atasnya.
b. Tuliskan Nomor Peserta dan Tanggal Lahir pada kolom yang disediakan, lalu
hitamkan bulatan di bawahnya sesuai huruf/angka di atasnya
c. Tuliskan Nama Sekolah, Tanggal Ujian, dan bubuhkan Tanda Tangan Anda pada
kotak yang disediakan.
d. Salinlah kalimat berikut pada tempat yang disediakan dalam LJUN: "Saga
mengerjakan ujian dengan jujur"
5. Jika terjadi kesalahan dalam mengisi bulatan, hapus sebersih mungkin dengan karet
penghapus kemudian hitamkan bulatan yang menurut Anda benar.
6. Pisahkan LJUN dari Naskah Soal secara hati-hati dengan cara menyobek pada tempat
yang telah ditentukan.
7. Waktu yang tersedia untuk menger akan Naskah Soal adalah 120 menit.
8. Naskah terdiri dari 50 butir soal yang masing-masing dengan 5 (lima) pilihan jawaban.
9. Dilarang menggunakan kalkulator, HP, Label matematika atau alai bantu hitung
lainnya.
10. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ruang ujian.
11. Lembar soal boleh dicorat-coret, sedangkan LJUN tidak boleh dicorat-coret.
SELAMAT MENGERJAKAN
Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
Kerjakan dengan jujur, karena kejujuran adalah cermin kepribadian.
399
Perbedaan pola penyajian kedua berita tersebut diawali dengan unsur ....
Konon dalam kelakarnya Gus Dur berkata “Hanya ada 3 polisi jujur di Indonesia :
Patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng. Nama lengkapnya : Hoegeng Imam Santoso,
lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921. Ia dikenal sebagai tokoh kepolisian yang
sangat jujur. Namanya kerap dijadikan simbol keteladanan, kejujuran, di kepolisian.
Ia menjadi Kapolri tahun 1968-1971. Banyak perubahan besar dilakukan di
institusinya.
Hal yang dapat diteladani dari kutipan biografi tersebut adalah ...
A. Berkecimpung dalam bidang politik.
B. Terkenal dalam dunia pendidikan.
C. Pelopor pergerakan kemerdekaan.
D. Semangat dalam menuntut ilmu.
7. Bacalah iklan berikut!
Stop!!!
TV kabel illegal
Pastikan Anda memiliki TV berbayar yang resmi untuk
Memberikan tayangan unggulan keluarga Anda
Sebuah karya seni film atau musik, dapat mendatangkan inpirasi bagi kita. Sebuah
lagu, dapatdiibaratkan sebagai puisi yang dinyanyikan dan sebuah film dapat
dianggap sebagai puisi-puisi yang di visualisasikan. Dengan catatan Anda
mendengarkan lagu dan melihat film sesuai dengan selera/suasana hati Anda. Banyak
penyair besar yang mendapat inspirasi dari lagu/film.
Arah yang paling efektif dari Jakarta menuju ke GG House adalah ....
A. jalan tol-Bogor-Pelabuhan Ratu-Puncak-Bandung→lokasi
B. jalan tol Jagorawi→Puncak-Bandung-tokasi
C. jalan tol Jagorawi→ Bogor-Puncak-Bandung-lokasi
404
Guru
Kaulah yang membimbing kami di sekolah
Dengan ilmu kau berikan kepada kami.
Tak kenal lelah dan tak akan menyerah
Kau bagai orang tua kami di sekolah.
Sebaliknya Maria, seorang yang mudah kagum, yang mudah memuji dan
memuja. Sebelum selesai benar ia berfikir, ucapannya telah keluar menyatakan
perasaannya yang bergelora, baik waktu kegiatan maupun waktu kedukaan. Air
405
mata dan gelak tawa berselisih di mukanya sebagai Siang dan malam. Sebentar ia
iba dan sebentar bergurau kegirangan hatinya yang remaja.
Cara pengarang menggambarkan watak tokoh dalam kutipan cerpen tersebut
adalah ....
A. tindakan tokoh
B. diceritakan tokoh lain
C. diceritakan pengarang
D. dialog antartokoh
(1) Beberapa lama kemudian sejumlah orang berbeda dalam ruangan itu. (2) Tuti
membaca buku sedangkan Maria berbaring di sofa. (3) Kira-kira pukul 20.00
pulanglah Raden Wiriatmaja. (4) Maka pergilah Tuti dan Maria ke belakang
menyediakan makanan. (5) Setelah makan, mereka duduk di beranda dalam. (6) Tuti
terus membaca bukunya sedangkan Maria memutar mesin nyanyi untuk menghibur
hatinya.
Bukti bahwa tokoh Tuti dan Maria perhatian pada orang tua ditandai kalimat
nomor ...
A. 6
B. 5
C. 4
D. 3
Latar waktu yang tergambar dalam kutipan cerita tersebut adalah ...
A. pagi hari
B. sore hari
C. senja hari
D. siang hari
Pagi ini tak bisa lagi Timan tak marah. Kapal gratis ke Muara Baru masih belum bisa
jalan, sementara Rahmat anaknya yang sekolah pada sebuah SD di Pluit tak mau
berangkat dengan bus. Tapi tentu Timan mestinya ngerti. Dengan bus dari Marunda,
406
Perbedaan latar sosial pada kedua kutipan novel tersebut adalah ....
Kutipan Novel 1 Kutipan Novel 2
A. peternak kuda di lapangan kehidupan di pondok pesantren
B. kehidupan di peternak kuda kehidupan masyarakat religius
C. kehidupan anak gembala kehidupan di pondok pesantren
D. kehidupan perambah hutan kchiclupan dalam perayaan agama
Meski saat itu sangat terik, namun teman-teman Ani tetap datang.
407
Minggu, 10 Mei 2013 pukul 10.00 WIB. Ayu Wandira menulis di buku hariannya.
Dia tidak mencluga akan menjadi juara pertama lomba penulisan karya ilmiah
remaja. Dia menerima hadiah dari ketua panitia berupa piala clan uang. Tetuan-teman
dan bapak-ibu guru menyalaminya. Hal itu sangat mengesankannya.
Catatan harian yang paling sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah ....
A. Minggu, 10 Mei 2013, adalah hari yang paling mengesankan baginya. Dia
juara pertama menulis lomba penulisan karya ilmiah remaja. Dia menerima
hadiah dan piala dari Bapak clan Ibu guru. Semua teman-temannya
menyalaminya. Sungguh mengesankan baginya.
408
B. Minggu, 10 Mei 2013, pukul 10.00 WIB. Aku ikut lomba penulisan karya
ilmiah remaja, aku tak mengira kalau aku menjadi juara pertama. Dari
panitia aku menerima, hadiah berupa piala dan uang. Kawan-kawan juga
bapak dan ibu guru menyalamiku. Betapa senangnya aku. Sungguh
pengalaman yang paling mengesankan.
C. Minggu 10 Mei 2013, Ayu ticlak mengira akan menclapat juara pertama
penulisan cerpen. Ayu menerima hadiah berupa piala clan uang. Semua
kawannya dan juga bapak clan ibu guru menyalaminya. Bagi Ayu hal itu
pengalaman yang paling mengesankan baginya.
D. Minggu, 10 Mei 2013 pukul 10.00 WIB. Ayu mengikuti lomba penulisan
karya puisi remaja. Ayu tak mengira kalau aku juaranya. Betapa senangnya
hatinya -saat teman-teman dan guru menyalaminya. Dan yang paling
mengesankan scat Ayu menerima hadiah berupa uang clan piala. Scat di foto
Ayu angkat piala tinggi-tinggi.
Sekolah akan mengadakan kegiatan porseni. Segala persiapan telah dilakukan. Rabu,
23 September 2014 akan diadakan rapat terakhir. Ketua panitia berhalangan hadir,
akhirnya menulis pesan kepada sekretaris panitia agar rapat tetap berjalan.
(1) Situasi semakin mencekam sebab Puncak Merapi sama sekali tidak terlihat karena
tertutup awan tebal.
(2) Seismograf (alai pendeteksi gempa) terns dipasang untuk mengetahui aktivitas
Merapi sudah berkurang atau semakin tinggi.
(3) Kami menyaksikan situasi letusan pertama pukul 06.45 mengarah ke barat daya
dari lokasi pengamatan.
(4) Namun, wedhus gembel (asap tebal) itu terlihat sangat jelas menyusuri lereng
menuju hulu Sungai Krasak, Gendol, clan Boyong.
(5) Akan tetapi, masyarakat Kecamatan Selo masih tenang-tenang saja.
Agar menjadi laporan yang baik, urutan kalimat yang tepat adalah ....
SMP Candrakirana Jakarta akan mengadakan Pentas Seni (pensi). Kegiatan akan
dilaksanakan Sabtu, 30 September 2014 di lapangan upacara. Masing-masing kelas
diharapkan mengisi acara. Agar kegiatan berjalan lancar dan sukses, ketua panitia
menulis pengumuman di mading sekolah.
Pengumuman yang tepat berdasarkan ilustrasi tersebut adalah ...
A. Seluruh siswa SMP Candrakirana wajib mengisi acara pensi di sekolah, kami
tunggu informasinya terakhir tanggal 28 September 2014.
B. Para wali kelas agar tampil pada acara pensi, tanggal. 30 September 2014
yang dilaksanakan oleh sekolah.
C. Para ketua kelas mohon mempersiapkan kelasnya untuk tampil pada acara
pensi, 30 September 2014.
D. Ketua-ketua kelas harap mempersiapkan diri untuk tampil pada acara pensi,
30 September 2014 di sekolah.
Salah satu keluargamu mendapat musibah kebakaran dan berharap kamu bisa
membantunya. Sementara kamu sendiri hidupnya pas-pasan berbeda dengan
temanmu yang serba berkecukupan dan sangat dermawan. Kamu ingin berkirim surat
untuk meminta uluran bantuan temanmu.
Isi surat pribadi yang tepat berdasarkan ilustrasi tersebut adalah ...
A. Sahabatku sekarang ini aku mendapat musibah kebakaran. Aku berharap
dirimu bisa membantuku.
B. Sahabatku, salah satu keluargaku terkena musibah kebakaran, dan is minta
410
bantuanku. Kamu tahu kan aku sendiri hidup pag-pasan. Kalau tidak
keberatan kiranya dirimu mau meringankan beban saudaraku.
C. Sahabat hidupmu serba berkecukupan. Aku minta tolong padamu untuk
membantu saudaraku yang terkena musibah kebakaran.
D. Sahabatku yang baik kali ini aku benar-benar butuh bantuanmu. Keluargaku
terkena musibah, besar harapanku dirimu bersedia untuk membantu
32. Bacalah kutipan surat dinas berikut!
[ ... ]
Sehubungan dengan itu, kami mengundang seluruh seksi, untuk melaporkan kegiatan
seksi masing-masing pada
hari, tanggal : Kamis, 9 Oktober 2014
waktu : 14.00 s.d. 16.00
tempat : Ruang pertemuan OSIS.
Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami sampaikan terima kasih.
SMP Pusponegoro Bojongsari mempunyai lahan yang luas. Namun, lahan tersebut
dibiarkan gersang, tidak ditanami apa-apa. Untuk itu, Rusli meminta kepada sekolah
untuk menghijaukan lahan tersebut.
Jus alpukat sangat bagus untuk dikonsumsi setiap hari. Terlebih bagi Anda
411
1. Sumber karbohidrat
2. Kecantikan wajah dan tubuh
3. Sebagai pengobatan
Halaman sekolah SMA Widya Duta panas menyengat karena tidak ada tanaman
pelindung. OSIS mengadakan program perindangan agar suasana nyaman, tentram,
dan damai. Agar program sukses, OSIS membuat slogan.
Sebuah perusahaan mebel membutuhkan karyawan minimal diploma tiga (D3) teknik
sipil. Umur maksimal 25 tahun clan berpengalaman minimal 3 tahun. Pelamar agar
datang ke PT Angkasa, Jalan Damai 6 Lampung.
Iklan baris yang tepat berdasarkan ilustrasi tersebut adalah ...
A. Dicari : Karyawan D3 teknik spil, U/25, berpengalaman. Lamaran Pt
Angkasa jalan Damai 6 Lampung.
B. PT Angkasa butuh karyawan pria. Mini 25 tahun berpengalaman datang
langsung ke j 1. Damai 6 Lampung.
C. Dbthkan krywn min D3 teknik sipil maks 25 tahun pglmn min 3 tahun dtg
lgsg ke PT Angkasa JI,. Damai 6 Lampung.
D. Cari karyawan pengalaman D3 teknik sipil maks 30 tahun datang langsung
ke jalan Damai 6 Lampung.
Setiap tanggal 22 Desember SMP Darma Raya memperingati hari Ibu. Peringatan
diisi dengan berbagai perlombaan.
Penutup pidato yang tepat sesuai ilustrasi tersebut adalah ...
A. Tidak ada bagi kita untuk tidak memperingati hari Ibu. Hari Ibu akan jatuh
setiap tanggal 22 Desember. Kami pun akan memperingatinya.
B. Perjuangah seorang Ibu untuk membesarkan anak-anaknya tidak cukup
hanya dibalas dengan peringatan hari Ibu. Jauh lebih dalam peringatan ini ini
dimaksud untuk mengenang, mengahrgai dan menghormati seorang ibu.
C. Demikian pidato ini. Semoga peringatan Hari Ibu ini dapat dijadikan momen
rasa cinta kita kepada Ibu. Jika ada yang kurang berkenan, mohon maaf.
D. Tugas seorang ibu memang berat. Dari mengurus kebutuhan sehari-sehari
keluarga sampai mencuci pakaian. Tiap pagi ibu akan bangun lebih awal dan
istirahat tidur terakhir.
41. Bacalah kutipan pidato berikut!
Pemuda tulang punggung bangsa. Mesa depan bangsa ada di tangan pemuda. [...].
Inilah makna dari Hari Sumpah Pemuda
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks pidato tersebut adalah ...
A. Pemuda yang bersekolah tinggi harapan sernua bangsa
B. Banyak pemuda yang terlibat pada hal-hal yang bersifat negatif
C. Pemimpin bangsa saat ini berasal dari pemuda-pemuda pada mesa lalu
D. Gambaran bangsa di mesa depan akan terlihat pada,keadaan pemudanya saat
ini.
42. Bacalah tema karya ilmiah berikut!
Ini hari terakhir Putri latihan nyetir karena rencananya besok dia akan ikut ujian
untuk mendapatkan SIM.
Apotek Sumber Sehat menjual tiga jenis obat sakit kepala, sakit perut dan sakit gigi.
Penggunaan tanda baca yang tepat pada kalimat tersebut adalah ...
A. Apotek Sumber Sehat menjual tiga jenis obat sakit kepala, sakit perut, dan
sakit gigi.
B. Apotek Sumber Sehat menjual tiga jenis obat: sakit kepala, sakit perut, dan
sakit gigi.
C. Apotek Sumber Sehat menjual tiga jenis obat sakit kepala, sakit perut dan
sakit gigi.
D. Apotek Sumber Sehat menjual tiga jenis obat sakit kepala; sakit perut; dan
sakit gigi.
Kami sedang menanti kedatangan gerombolan pelajar dari Jepang yang akan
memandang pertunjukan seni daerah.
Perbaikan pilihan kata yang tepat dari kalimat tersebut adalah ....
A. menanti diganti menunggu
kedatangan diganti kehadiran
B. gerombolan diganti kelompok
memandang diganti menyaksikan
C. gerombolan diganti rombongan
memandang diganti menyaksikan
D. menanti diganti menunggu
memandang diganti melihat
415
Bunda kasihmu
Tiada tara padaku
Kau bimbing aku
Kau rawat diriku
Dengan penuh sabar
Bunda [ ... ]
Larik bermajas yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ....
A. Kasihmu tanpa pamrih
B. Tiada kata jenuh darimu
C. Kasihmu sepanjang jalan
D. Ku akan membalas jasamu
Dialog yang tepat untuk melengkapi kutipan drama tersebut adalah ...
416
A. Jangan begitu, Don! Les itu kebutuhan siapa? Kebutuhan diri sendiri iri
bukan?
B. Ya sudah, main bola saja kamu. Aku akan berangkat les ya. Selamait main
bola.
C. Kan kalau kita berangkat les, kita bisa bermain bola di lapangan itu.
D. Saya memang begun, kamu mau apa, kok les gak kamu jalani dengan
sungguh-sungguh.
50. Perhatikan kutipan naskah drama berikut!
Petunjuk lakuan untuk melengkapi kutipan naskah drama tersebut adalah ....
A. sambil mengusapkeringat
B. sambil mengusap tangan
C. sambil menggaruk kepala
D. sambil memegang hidung
417
PAKET 7
UJIAN NASIONAL
BAHASA INDONESIA
PETUNJUK UMUM
1. Periksalah Naskah Soal yang Anda terima sebelum mengerjakan soal yang meliputi:
a. Kelengkapan jumlah halaman beserta urutannya.
b. Kelengkapan nomor soal beserta urutannya.
c. Kesesuaian Nama Mata Uji dan Program Studi yang tertera pada kanan atas
Naskah Soal dengan Lembar Jawaban Ujian Nasional. (LJUN).
d. LJUN yang masih menyatu dengan naskah soal
2. Laporkan kepada pengawas ruang ujian apabila terdapat lembar soal, nomor soal
yang tidak lengkap atau tidak urut, Serta LJUN yang rusak, robek atau terlipat untuk
memperoleh gantinya.
3. Tulislah Nama dan Nomor Peserta Ujian Anda pada kolom yang disediakan di
halaman pertama soal ujian.
4. Gunakan pensil 2B untuk mengisi LJUN dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tuliskan Nama Anda pada kotak yang disediakan, lalu hitamkan bulatan di
bawahnya sesuai dengan huruf di atasnya.
b. Tuliskan Nomor Peserta dan Tanggal Lahir pada kolom yang disediakan, lalu
hitamkan bulatan di bawahnya sesuai huruf/angka di atasnya
c. Tuliskan Nama Sekolah, Tanggal Ujian, dan bubuhkan Tanda Tangan Anda pada
kotak yang disediakan.
d. Salinlah kalimat berikut pada tempat yang disediakan dalam LJUN: "Saga
mengerjakan ujian dengan jujur"
5. Jika terjadi kesalahan dalam mengisi bulatan, hapus sebersih mungkin dengan karet
penghapus kemudian hitamkan bulatan yang menurut Anda benar.
6. Pisahkan LJUN dari Naskah Soal secara hati-hati dengan cara menyobek pada tempat
yang telah ditentukan.
7. Waktu yang tersedia untuk menger akan Naskah Soal adalah 120 menit.
8. Naskah terdiri dari 50 butir soal yang masing-masing dengan 5 (lima) pilihan
jawaban.
9. Dilarang menggunakan kalkulator, HP, Label matematika atau alai bantu hitung
lainnya.
10. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ruang ujian.
11. Lembar soal boleh dicorat-coret, sedangkan LJUN tidak boleh dicorat-coret.
SELAMAT MENGERJAKAN
Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
Kerjakan dengan jujur, karena kejujuran adalah cermin kepribadian.
418
Perbaikan penulisan ejakan yang salah pada kalimat tersebut adalah ....
Tertulis Perbaikan
A. Minggu minggu
B. lutung Lutung
C. jawa Jawa
D. hutan hutan
420
Pengubahan kutipan cerita tersebut menjadi sudut pandang orang pertama yang tepat
adalah ...
A. Bagi kami, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah
kami rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, kami bisa makan dan
menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangnya. Dulu, ketika kami
menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena
sekarang banyak ojek online di kota ini, Sekarang kami sangat bersyukur dengan
penghasilannya.
B. Bagi dia, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah dia
rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, dia bisa makan dan menabung
buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangnya. Dulu, ketika dia menjadi penarik
becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak
ojek online di kota ini. Sekarang dia sangat bersyukur dengan penghasilannya.
C. Bagiku, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah
kurasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, aku bisa makan dan menabung
buat biaya sekolah Putri, anakku semata wayang. Dulu, ketika aku menjadi penarik
becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak
ojek online di kota ini. Sekarang aku sangat bersyukur dengan penghasilanku.
D. Bagiku, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah kami
rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, kami bisa makan dan menabung
buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangku. Dulu, ketika kami menjadi penarik
becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak
ojek online di kota ini. Sekarang kami sangat bersyukur dengan penghasilan kami.
19. Bacalah kutipan cerita berikut!
423
Mestinya aku hiraukan panggilan orang tadi. Ya, aku kan tidak mengenalnya meskipun
ia menawarkan pemberian sesuatu padaku. Ibarat nasi yang telah menjadi bubur,
kejadian buruk itu telanjur menimpaku.Bukannya sesuatu yang kuterima, ponselku pun
telah berpindah tangan. Lenyap bersama bayangan orang yang telah menipuku.
Amanat pada kutipan cerita tersebutadalah ...
A. Bersikap ramah ketika berbicara dengan orang yang tak dikenal.
B. Hati-hati bila ada tawaran dari orang tak dikenal.
C. Hati-hati jika ada orang menelepon dan menawarkan hadiah.
D. Setiap penawaran dari orang lain harus ditolak dengan halus.
(1) Bupati Bantul dalam sambutannya, selain mengucapkan terima kasih kepada
GNOTA Pusat, juga mengharapkan para siswa-siswi tetap semangat. (2) Beliau
mengimbau para guru tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar. (3) Menurutnya,
bencana gempa harus dijadikan cambuk penyemangat hidup warga. (4) Warga harus
bangkit dari keterpurukan.
Kalimat tidak efektif pada teks tersebut ditandai dengan nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
Perbedaan pola pengembangan kedua kutipan cerita tersebut adalah dimulai dengan ....
Kutipan I Kutipan II
A. aksi tokoh lokasi cerita
B. garis besar cerita ketegangan
C. masalah yang harus diselesaikan garis besar cerita
D. aksi tokoh masalah yang harus diselesaikan
Kutipan I Kutipan II
A. aksi tokoh masalah yang harus diselesaikan
B. garis besar cerita aksi tokoh
C. masalah yang harus diselesaikan pengenalan tokoh
D. pengenalan tokoh garis besar cerita
lumpur itu.
Kebiasaan tokoh pada kutipan cerita tersebut adalah ....
A. kuat mengangkat beban besar
B. merasa binatang paling hebat
C. selalu membanggakan dirinya
D. mudah tergelincir dalam lumpur
PAKET 8
UJIAN NASIONAL
BAHASA INDONESIA
PETUNJUK UMUM
1. Periksalah Naskah Soal yang Anda terima sebelum mengerjakan soal yang meliputi:
a. Kelengkapan jumlah halaman beserta urutannya.
b. Kelengkapan nomor soal beserta urutannya.
c. Kesesuaian Nama Mata Uji dan Program Studi yang tertera pada kanan atas
Naskah Soal dengan Lembar Jawaban Ujian Nasional. (LJUN).
d. LJUN yang masih menyatu dengan naskah soal
2. Laporkan kepada pengawas ruang ujian apabila terdapat lembar soal, nomor soal yang
tidak lengkap atau tidak urut, Serta LJUN yang rusak, robek atau terlipat untuk
memperoleh gantinya.
3. Tulislah Nama dan Nomor Peserta Ujian Anda pada kolom yang disediakan di
halaman pertama soal ujian.
4. Gunakan pensil 2B untuk mengisi LJUN dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tuliskan Nama Anda pada kotak yang disediakan, lalu hitamkan bulatan di
bawahnya sesuai dengan huruf di atasnya.
b. Tuliskan Nomor Peserta dan Tanggal Lahir pada kolom yang disediakan, lalu
hitamkan bulatan di bawahnya sesuai huruf/angka di atasnya
c. Tuliskan Nama Sekolah, Tanggal Ujian, dan bubuhkan Tanda Tangan Anda pada
kotak yang disediakan.
d. Salinlah kalimat berikut pada tempat yang disediakan dalam LJUN: "Saga
mengerjakan ujian dengan jujur"
5. Jika terjadi kesalahan dalam mengisi bulatan, hapus sebersih mungkin dengan karet
penghapus kemudian hitamkan bulatan yang menurut Anda benar.
6. Pisahkan LJUN dari Naskah Soal secara hati-hati dengan cara menyobek pada tempat
yang telah ditentukan.
7. Waktu yang tersedia untuk menger akan Naskah Soal adalah 120 menit.
8. Naskah terdiri dari 50 butir soal yang masing-masing dengan 5 (lima) pilihan jawaban.
9. Dilarang menggunakan kalkulator, HP, Label matematika atau alai bantu hitung
lainnya.
10. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ruang ujian.
11. Lembar soal boleh dicorat-coret, sedangkan LJUN tidak boleh dicorat-coret.
SELAMAT MENGERJAKAN
Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
Kerjakan dengan jujur, karena kejujuran adalah cermin kepribadian.
436
Penggunaan tanda baca pada pada teks tersebut tidak tepat karena ....
A. tanda titik titik (.) tidak diperlukan pada kalimat kedua
B. tanda baca koma (,) ditambahkan setelah kata Indonesia
C. tanda baca titik koma (,) pada kalimat terakhir seharusnya koma (,)
D. tanda titik koma (;) pada kalimat terakhir seharusnya titik dua (:)
Teks laporan yang tepat berdasarkan data hasil pengamatan tersebut adalah ...
A. Kelompok III mengunjungi obyek Wisata Museum Mpu Tantular, pada Rabu. 3
Agustus 2016, pukul 10.00 s/d 14.00 WIB. Museum Mpu Tantular berlokasi di jalan
Raya Buduran, Sidoarjo. Dengan mengamati obyek Wisata sejarah Museum Mpu
Tantular, semakin memperluas wawasan terhadap benda-benda bersejarah dan
mencintai Indonesia yang kaya akan budaya. Mengunjungi Museum Mpu Tantular
sekaligus mengenal peninggalan sejarah.
B. Pada hari Rabu, 3 Agustus 2016, kami mengunjungi Museum Mpu
Tantular.Museum Mpu “Tantular berlokasi di Jalan Raya Buduran Sidoarjo.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengenal peninggalan sejarah. Berdasarkan hasil
pengamatan, di dalam Museum Mpu Tantular terdapat koleksi benda-benda
bersejarah seperti archa menhir, patung ganesha, fosil phitecantropus erectus, jenis-
jenis batuan, fosil hewan purba, dan masih banyak lagi koleksi bersejarah lainnya.
C. Museum Mpu Tantular berlokasi di Jalan Raya Buduran Sidoarjo. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengenal penginggalan sejarah. Berdasarkan hasil pengamatan di
dalam Museum Mpu Tantular terdapat koleksi benda-benda bersejarah, seperti
archa menhir, patung ganesha, jenis-jenis batuan, fosil hewan purba dan masih
banyak lagi koleksi bersejarah lainnya.
D. Pada tanggal 3 Agustus 2016, pukul 10.00 s/d 14.00 WIB. Museum Mpu Tantular
berlokasi di Jalan Raya Buduran - Sidoarjo. Kegiatan ini dilakukan untuk mengenal
peninggalan sejarah. Berdasarkan hasil pengamatan, kegiatan ini dapat memperluas
wawasan tentang benda-benda bersejarah. Selain itu dapat meningkatkan kecintaan
kepada Indonesia.
Kalimat yang menyatakan hubungan pertentangan pada teks tersebut ditandai dengan
nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
445
Perbedaan pola pengembangan kedua kutipan cerita tersebut adalah mulai dengan ....
Kutipan I Kutipan II
A. latar cerita aksi tokoh
B. aksi tokoh masalah yang harus diselesaikan
C. garis besar cerita aksi tokoh
D. aksi tokoh garis besar cerita
Di sekolah mereka, murid-murid sedang heboh mengenai wangi bunga yang sangat
menyengaat saat jam istirahat.
“wangi apaan nih?”
“Ha..kok wanginya kayak melati.”
“Aku heran dari mana sih datangnya wangi melati ini.”
“Gimana kalau kita cari tau dari mana asalnya wangi melati ini. Setuju gak?” tanya
Keisha.
Mereka berencana menyusun strategi yang akan dilakukan nanti malam.
Pernyataan yang sesuai dengan isi kutipan cerita tersebut adalah ....
A. di kelas Keisha ada bunga melati
B. murid-murid menyenangi wangi bunga melati
C. murid-murid mendiskusikan cara merawat bunga melati
D. Keisha dan teman-teman ingin mencari sumber wangi di kelasnya
adalah ....
A. diceritakan langsung oleh pengarang
B. penggambaran lingkungan tokoh
C. diceritakan oleh tokoh lain
D. tingkah laku tokoh
Kutipan I Kutipan II
Kupu-kupu tersadar dari Tersebutlah di padang rumput
pingsannya. Namun ia terkejut saat ia yang indah nan damai, hiduplah seekor
tahu bahwa ia sedari tadi pingsan. kelinci yang sangat nakal. Setiap hari
Tiba-tiba Lalat datang membawa oba- kerjaannya hanya mengusili penghuni
obatan. “Syukurlah kau sudah pulih,” padang rumput. Pada suatu hari, si
ujarnya senang. Kupu-kupu terkejut Kelinci bertemu dengan Pak Kijang.
karena yang menolongnya adalah Dalam hati, Kelinci berpikir saya
hewan yang tadi pagi ia hina. Dia kerjain saja Pak Kijang, tapi bagaimana
merasa berhutang budi padanya. ya? Si Kelinci berpikir sangat keras dan
“Mm.. Terima kasih ya kau mau tiba-tiba ada ide nakal sampai di
menolongku, padahal aku telah kepalanya. Saya akan pura-pura saja
menghinamu...,” ujarnya malu- lari ke arah Pak Kijang sambil berteriak
malu.”Tidak apa kok, sudahlah kau Pak Singa ngamuk... Pak Singa
tiduran saja. Biar aku dapat mengobati ngamuk... Hehehe....
sayapmu yang patah.” Kupu-kupu Maka sambil larilah, si Kelinci
menurut, lalu ia diobati oleh Lalat. berteriak, “Pak Singa ngamuk... Pak
Singa ngamuk...” Akhirnya, Pak Kijang
sekeluarga lari tak beraturan tanpa
arah, sampai anaknya Pak Kijang jatuh
ke jurang dan tewas seketika.
Perbedaan pola pengembangan kedua kutipan cerita tersebut adalah dimulai dengan ....
Kutipan I Kutipan II
A. garis besar cerita masalah yang harus diselesaikan
B. lokasi cerita garis besar cerita
C. lokasi cerita aksi tokoh
D. masalah yang harus diselesaikan garis besar cerita
DAFTAR ISI
MATERI PELENGKAP
Oleh :