DISUSUN OLEH :
211120045
CIMAHI
2021-2022
PROPOSAL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH STUDI KASUS
PASIEN NEFROLITIATIS (BATU GINJAL)
DISUSUN OLEH :
211120045
CIMAHI
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Studi Kasus ini dapat terselesaikan.
Laporan Studi Kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Metedeologi Keperawatan dengan judul“Proposal Penelitian Karya Tulis Ilmiah Studi
Kasus Pasien Nefrolitiasis (Batu Ginjal)”
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada-Nya junjungan Nabi Muhammad.Saw,
semoga atas izin Allah SWTpenulis dan teman-teman seperjuangan semua
mendapatkan syafaatnya nanti. Amin Ya Rabbal Alamin.
Penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat dukungan,dosen
pembimbing dan semangat dari orang terdekat dan orang yang berada disekitar penulis,
sehingga penulis mampu menyelesaikannya.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada :
1. Yth .ibu Siti Nurbayanti,M.Kep.,Ns.,Kep.Mat selaku dosen pembimbing mata kuliah
“Metedeologi Keperawatan “
2. Temen Temen kelas yang sudah memberikan semangat kepada saya untuk
menyelesaikan tugas pembuatan proposal karya tulis ilmiah ini sampai selesai .
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. TUJUAN......................................................................................................2
a. TUJUAN UMUM....................................................................................2
b. TUJUAN KHUSUS.................................................................................2
C. KERANGKA PENELITIAN.....................................................................2
a. Pengumpulan Data..................................................................................2
b. Tempat Dan Waktu.................................................................................3
c. Manfaat....................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
A. Masalah Kesehatan......................................................................................5
a. Definisi......................................................................................................5
b. Etiologi......................................................................................................6
c. Patofisiologi..............................................................................................6
d. PATHWAY..............................................................................................8
e. Manifestasi Klinis....................................................................................9
f. Pemeriksaan Diagnostik.........................................................................9
g. Penatalaksanaan Medis........................................................................10
B. Asuhan Keperawatan Sesuai Teori.........................................................................11
A. Pengkajian.................................................................................................11
B. Diagnosa keperawatan…………………………………………………..16
C. Intervensi Keperawatan...........................................................................16
D. Implementasi…….……………………………………………………….18
E. Evaluasi......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nefroliatisis (Batu ginjal) adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih di
dalam pelvis atau calyces ginjal atau saluran kemih . Batu ginjal di saluran
kemih (Kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang terbentuk di
sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih dan infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu
ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses
pembentukan batu disebut dengan urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).
Penyakit ini rata rata sering di derita oleh laki laki, penyakit ini menyerang
sekitar 4% dari 100 penderita batu ginjal seluruh populasi dengan rasio pria
wanita 4 : 1 dan penyakit ini disertai morbolitas yang besar karena rasa nyeri
yang berbeda didaerah ginjal perbandingan yang sangat signifikan penyakit
batu ginjal paling banyak pada laki-laki dewasa dan penyakit batu ginjal sering
muncul pada daerah pegunungan wilayah yang banyak terdapat kapur dan
lelumutan.
Menurut WHO di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-2% penduduk yang
menderita batu ginjal dari jumlah 100 penderita penyakit ini merupakan
penyakit terbanyak di bidang urulogi. Di Amerika serikat merupakan penyakit
terbanyak yangmengalami penyakit sistem perkemihan terutama batu ginjal dengan
presentase 30% dari jumlah 100.000 jumlah penderita batu ginjal Di Negara
barat lebih 90% batu saluran kemih diterapi secara minimal invasif atau
endourologi, dan sisanya secara medikamentosa maupun operatif. Hal ini
disebabkan cukup banyak komplikasi yang dapat terjadipada operasi terbuka. Hal ini
disebabkan cukup banyak komplikasi yang dapat terjadi pada operasi terbuka. Di
Negara barat terapi dengan minimal invasif atau endourologi seringlebih murah
dibanding operasi terbuka. Sedangkan dinegara berkembang keadaan ini dapat
sebaliknya.
Berdasarkan latar belakang itulah penulis tertarik untuk membuat Laporan Studi
Kasus dengan judul”Asuhan Keperawatan Pada Pasien Nefroliatisis(Batu Ginjal)
1
B. TUJUAN
a. TUJUAN UMUM
b. TUJUAN KHUSUS
B. KERANGKA PENELITIAN
a. Pengumpulan Data
1. Observasi
Akan melakukan Observasi dengan mengadakan pengamatan langsung
dan pencatatan secara sistematis terhadap fokus permasalahan yang diteliti.
Yang bertujuan untuk mengobservasi keadaan pasien dan mendapatkan data
obyektif melalui pemeriksaan fisik pada pasien.
2. Wawancara
2
Akan melakukan Pengumpulan data yang diperoleh melalui tanya jawab
antara tim kesehatan dengan keluarga klien atau dengan klien nya secara
langsung .tujuannya untuk mendapatkan data subjektif atau masalah
Kesehatan klien dan dengan Teknik wawancara ini juga bertujuan untuk
mengenai harga diri rendah dialami klien untuk memberikan asuhan
keperawatan dalam bentuk komunikasi terapeutik.wawancara ini juga
dilakukan untuk mengetahui perkembangan klien.
3. Studi Literature
Pengumpulan data yang diperoleh melalui pencarian sumber berupa
buku,mengakses(browsing internet)yang membuat landasan teoritis berkaitan
dengan nefrolitiasis(Batu Ginjal).
4. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif .pengumpulan data dilakukan
melalui sumber sumber informasi,catatan medik,,hasil pemeriksaan dan
kesehatan lain atau mempelajari dan mengumpulkan semua dokumen atau
catatan yang ada pada status klien sesuai dengan masalah yang dilihat..
Proposal karya tulis ilmiah studi kasus ini akan dilakukan Selama 7hari
,yaitu pada tanggal 09 november 2021 sampai dengan 16 november 2021 di
ruang bedah RSHS.
3
c. Manfaat
3. Bagi perawat
Dapat melakukan Tindakan asuhan keperawatan dengan cara
pelayanan yang profesianal dan baik khususnya pada pasien
Nefroliatisis (Batu Ginjal).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masalah Kesehatan
a. Definisi
5
berikatan dengan ion kalsium (Ca) untuk membentuk kalsium sitrat, sehingga jumlah
kalsium oksalat akan menurun.
b. Etiologi
Batu ginjal merupakan konsisi terdapatnya kristal kalsium dalam ginjal, kristal
tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun kalsium sitrat. Tidak
ada penyebab yang bisa dibuktikan yang sering menjadi predisposisi adalah infeksi
saluran kemih hiperkasiuria, hiperpospaturia, hipervitaminosis D dan hipertiroidism
dan kebanyakan intake kalsium serta alkali cenderung timbul presipitasi garam
kalsium dalam urine.
a. Faktor intrinsik, meliputi:
1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
6
Teori proses pembentukan batu ginjal ;
1. Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal mendukung
terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya
agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.
2. Teori matriks
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5
heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-
kristal sehingga menjadi batu.
3. Teori kurang inhibitor
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya
kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat
mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal.
Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
4. Teori epistaxi
Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secara- bersama-sama, salauh
satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan
luarnya.
5. Teori kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.
7
d. PATHWAY
8
e. Manifestasi Klinis
Gejala yang muncul bervariasi tergantung ukuran pembentukan batu pada ginjal.
Gejala umum yang muncul di antaranya:
1. Adanya nyeri pada punggung atau nyeri kolik yang hebat. Nyeri kolik ditandai
dengan rasa sakit yang hilang timbul di sekitar tulang rusuk dan pinggang
kemudian menjalar ke bagian perut dan daerah paha sebelah dalam.
2. Adanya nyeri hebat biasa diikuti demam dan menggigil.
3. Kemungkinan adanya rasa mual dan terjadinya muntah dan gangguan perut.
4. Adanya darah di dalam urin dan adanya gangguan buang air kecil, penderita juga
sering BAK atau malah terjadinya penyumbatan pada saluran kemih. Jika ini
terjadi maka resiko terjadinya infeksi saluran kemih menjadi lebih besar.
Itulah beberapa tanda dan gejala penyakit batu ginjal. Tetapi Sebagian kasus
malah tidak memperlihatkan gejala apapun, terutama pada batu yang masih kecil,
begitu juga sebaliknya adanya gangguan berkemih belum tentu ada batu ginjal, karena
bisa saja disebabkan pembesaran prostat atau penyempitan saluran kemih. Diagnosa
pasti ada atau tidaknya batu ginjal bisa diketahui melalui pemeriksaan analisis air
kemih rutin (urinalis) dan dengan pemeriksaan rontgen daerah perut dan abdomen
(Santosa, 2005).
f. Pemeriksaan Diagnostik
Selain dari keluhan khas yang didapatkan pada penderita nefrolitiasis, ada
beberapa hal yang harus dievaluasi untuk menegakkan diagnosis, yaitu:
1. Evaluasi skrining yang terdiri dari sejarah rinci medis dan makanan, kimia darah,
dan urin pada pasien.
2. Foto Rontgen Abdomen yang digunakan untuk melihat adanya kemungkinan batu
radio-opak.
3. Pielografi Intra Vena yang bertujuan melihat keadaan anatomi dan fungsi ginjal.
Pemeriksaan ini dapat terlihat batu yang bersifat radiolusen.
4. Ultrasonografi (USG) dapat melihat semua jenis batu.
9
5. CT Urografi tanpa kontras adalah standar baku untuk melihat adanya batu di
traktus urinarius.
g. Penatalaksanaan Medis
Perjalanan penyakit batu ginjal yang asimptomatik dengan ukuran kecil masih
belum jelas dan risiko progresi penyakit masih belum jelas. Hingga saat ini, masih
belum ada konsensus mengenai durasi follow-up, waktu dan tipe intervensi. Pilihan
tata laksana batu ginjal adalah kemolisis atau pengangkatan batu secara aktif.
Tujuan utama tatalaksana pada pasien nefrolitiasis adalah mengatasi nyeri,
menghilangkan batu yang sudah ada, dan mencegah terjadinya pembentukan batu
yang berulang.
1. Konservatif (Observasi)
Terapi konservatif terdiri dari peningkatan asupan minum dan pemberian
diuretik; pemberian nifedipin atau agen alfa-blocker, seperti tamsulosin;
manajemen rasa nyeri pasien, khusunya pada kolik, dapat dilakukan dengan
pemberian simpatolitik, atau antiprostaglandin, analgesik; pemantauan berkala
setiap 1-14 hari sekali selama 6 minggu untuk menilai posisi batu dan derajat
hidronefrosis.
2. Farmakologi
Pelarutan batu dengan tata laksana farmakologis merupakan pilihan terapi hanya
untuk batu asam urat, tetapi informasi mengenai komposisi batu perlu dalam
menentukan pilihan terapi.
3. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
Alat ini ditemukan pertama kali pada tahun 1980 oleh Caussy. Bekerja dengan
menggunakan gelombang kejut yang dihasilkan di luar tubuh untuk
menghancurkan batu di dalam tubuh. Batu akan dipecah menjadi bagian-bagian
yang kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.
ESWL dianggap sebagai pengobatan cukup berhasil untuk batu ginjal berukuran
menengah dan untuk batu ginjal berukuran lebih dari 20-30 mm pada pasien yang
lebih memilih ESWL, asalkan mereka menerima perawatan berpotensi lebih.
4. PCNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy)
10
Merupakan salah satu tindakan endourologi untuk mengeluarkan batu yang
berada di saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke dalam kalises
melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu
menjadi fragmen-fragmen kecil. Asosiasi EropaPedoman Urologi tentang
urolithiasis merekomendasikan PNL sebagai pengobatan utama untuk batu ginjal
berukuran >20mm, sementara ESWL lebih disukai sebagai lini kedua
pengobatan, karena ESWL sering membutuhkan beberapa perawatan, dan
memiliki risiko obstruksi ureter, serta kebutuhan adanya prosedur tambahan. Ini
adalah alasan utama untuk merekomendasikan bahwa PNL adalah baris pertama
untuk mengobati pasien nefrolitiasis.
5. Bedah terbuka
Untuk pelayanan kesehatan yang belum memiliki fasilitas PNL dan ESWL,
tindakan yang dapat dilakukan melalui bedah terbuka. Pembedahan terbuka itu
antara lain pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran
ginjal.
6. Terapi Ekspulsif Medikamentosa (TEM)
Terapi dengan mengunakan medikamentosa ini ditujukan pada kasus dengan batu
yang ukuranya masih kurang dari 5mm, dapat juga diberikan pada pasien yang
belum memiliki indikasi pengeluaran batu secara aktif.
1. Keluhan utama
11
Adalah Menanyakan kepada pasien mengenai keluhan utama yang pasien
rasakan. Biasanya keluhan utama pasien penderita Riwayat batu ginjal
yaitu :
Adanya nyeri pada punggung atau nyeri kolik yang hebat. Klien mengeluh
nyeri hebat biasa diikuti demam dan menggigil. Kemungkinan adanya rasa
mual dan terjadinya muntah serta gangguan perut. Adanya darah di dalam urin
serta gangguan buang air kecil, penderita juga sering BAK .
2. Riwayat penyakit sekarang
Adalah Menanyakan kepada pasien mengenai Riwayat Kesehatan sekarang
mencakup pqrst :
12
Klien pernah mengalami batu ginjal 5 tahun yang lalu. Klien masih
memiliki kebiasaan menahan kencing dan sangat kurang dalam mengonsumsi
air putih. Jenis pekerjaan klien juga mempengaruhi kebiasaan klien yaitu
mengonsumsi kopi 2 sampai 3 gelas setiap hari.
• Riwayat Kesehatan keluarga
Adalah menanyakan pada pasien apakah mempunyai penyakit turunan dari
pihak keluarga atau tidak dan tanyakan apakah dari pihak keluarga ada
yang mempunyai penyakit yang sama atau tidak
13
Perawat melakukan tindakan pemeriksaan fisik kepada pasien dengan metode
(auskultasi,palpasi,perkusi,inspeksi) yang tujuannya untuk mengetahui
keadaan fisik pasien.diantaranya mencakup:
• Keadaan umum pasien
• Kesadaran pasien misalnya composmentis kesadran penuh
• Tanda tanda vital (TD.RR.S,N)
Pemeriksaan fisik dengan Teknik metode I P P A
yaitu (INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI) disini ada contoh
pemeriksaan fisik (head toeto)biasanya perawat lihat kondisi pasien yang
abnormal nya sesuai dengan penyakit yang pasien alami.
Biasanya hasil pemerikasaan fisik penderita batu ginjal yaitu :
a. Kesadaran umum : Prasien terlihat lemas
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital :
d. TD
HR
RR
Suhu
e. Kepala dan rambut
Kaji bentuk kepala, warna rambut, bau, distribusi merata atau tidak, ada
lesi atau tidak, kulit kepala bersih atau tidak.
f. Wajah : Kaji warna kulit, struktur wajah dan ada lesi atau tidak.
g. Mata : Kaji kesimetrisan posisi mata kanan dan kiri, konjungtiva
merah muda, skelera putih, pupil dan isokor, dan respon cahaya.
h. Hidung : Kaji kesimetrisan, tidak ada pembengkakan dan berfungsi
dengan baik.
i. Telinga : Kaji kesimetrisan kiri dan kanan, tidak ada serumen, dan
ketajaman pendengaran.
j. Mulut : Kaji rongga mulut, mukosa, palatum dan tonsil.
k. Leher : Kaji kesimetrisan posisi trachea, denyut nadi.
l. Pemeriksaan thoraks/dada : Kaji dengan inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultrasi..
m. Pemeriksaan abdomen : Kaji dengan inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultrasi.
14
n. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah : Kaji kebersihan, kehangatan,
warna, tugor, kelembaban, kelainan pada kulit, apakah ada gerakan
tangan antara dekstra dan sinistra seimbang atau tidak, kekuatan otot,
dan ada nyeri tekan atau tidak.
- Pemeriksaan labolatorium
Biasanya pasien penderita batu ginjal pemerikasaan laboratorium
mencakup
Hemoglobin
Leukosit
Ureum
Kreatinin
- Data Diagnostik
Biasanya pada pasien penderita peny batu ginjal data diagnostiknya
mencakup :
Evaluasi skrining
Foto Rontgen Abdomen
Pielografi Intra Vena
Ultrasonografi (USG)
CT Urografi tanpa kontras
- Therapy Medis
Biasanya pada pasien penderita peny batu ginjal yaitu diberikan therapy
medis :
Konservatif (Observasi)
Farmakologi
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
PCNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy)
Bedah terbuka
15
Terapi Ekspulsif Medikamentosa (TEM)
B. Diagnosa keperawatan
Yang kita bisa ambil atau lihat dari Analisa data yaitu di masalah ,masalah
tersebut itu sudah sesuai dengan data subjektif dan objektifnya sehingga bisa kita
angkat sebagai diagnose keperawatan
Ada juga rumusnya yaitu
(BERHUBUNGAN DENGAN ATAU DITANDAI DENGAN ATAU
DIBUKTIKAN DENGAN )
Biasanya diagonsa keperawatan pada pasien penderita batu ginjal
diantaranya :
1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien
tentang penyakit yang dideritanya.
2. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya obstruksi yang disebabkan oleh
terbentuknya batu ginjal yang menyumbat ginjal atau ureter.
3. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(disfungsi eliminasi urin) yang ditandai klien ingin buang air kecil, tetapi
urine yang dikeluarkan sedikit dan tidak tuntas.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari klien, dan atau/atau tindakan yang harus dilakukan oleh
perawat. Intervensi dilakukan untuk membantuk klien mencapai hasil yang
diharapkan. Diantaranya mencakup :
16
Diagnose keperawatan (diambil dari diagnose keperawatan) Misalnya
diagnose keperawatan yang kita angkat yaitu .kita msukan dikolom diagnose
keperawatan.
Tujuan yaitu tujuan dari diagnose itu apa dan kriteria hasil seperti apa yang
ingin dicapai
Intervensi yaiu menuliskan tujuan apa yang ingin dicapai pada diagnose yang
diangkat
Rasional berisikan apa saja hasil tujuan yang perawat ingin capai pada pasien
DAN ITU SEMUA DIAMBIL DAN DILIHAT DARI BUKU 3S (SDKI SLKI
SIKI)
CONTOHNYA :
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(disfungsi eliminasi urin) yang ditandai klien ingin buang air kecil, tetapi urine
yang dikeluarkan sedikit dan tidak tuntas.
1. Mencatat kapan
Teurapeutik saja klien
1. Catat waktu- berkemih untuk
waktu dan mengontrol
haluaran kemajuan atau
berkemih penyimpangan
yang terjadi
17
menjelang tidur
D. IMPLEMENTASI
18
E. EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Ahmad dan Marco Manza A.P. (2016). “Nefroliatiasis”. (online). yang direkam pada
April 2016. [diakses pada 10 Agustus 2020]; 5(2). Tersedia :
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1080/920
IAUI. 2018. Panduan Penatalaksanaan Kinis Batu Saluran Kemih (Edisi Pertama). Jakarta :
Ikatan Ahli Urologi Indonesi (IAUI).
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik
(Edisi 1, Cetakan 3 revisi). Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (Edisi 1, Cetakan 2). Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
19
Uswatun Hasanah. (2016). Mengenal Penyakit Batu Ginjal. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera
(online). [diakses pada 9 Agustus 2020; 14(2). Tersedia:
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jkss/article/view/4698
20