Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH STUDI KASUS

PASIEN NEFROLITIATIS (BATU GINJAL)

DISUSUN OLEH :

MEIRA AUDRY AL-ZAHIRA

211120045

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3)

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2021-2022
PROPOSAL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH STUDI KASUS
PASIEN NEFROLITIATIS (BATU GINJAL)

DISUSUN OLEH :

MEIRA AUDRY AL-ZAHIRA

211120045

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3)

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Studi Kasus ini dapat terselesaikan.
Laporan Studi Kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Metedeologi Keperawatan dengan judul“Proposal Penelitian Karya Tulis Ilmiah Studi
Kasus Pasien Nefrolitiasis (Batu Ginjal)”
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada-Nya junjungan Nabi Muhammad.Saw,
semoga atas izin Allah SWTpenulis dan teman-teman seperjuangan semua
mendapatkan syafaatnya nanti. Amin Ya Rabbal Alamin.
Penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat dukungan,dosen
pembimbing dan semangat dari orang terdekat dan orang yang berada disekitar penulis,
sehingga penulis mampu menyelesaikannya.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada :
1. Yth .ibu Siti Nurbayanti,M.Kep.,Ns.,Kep.Mat selaku dosen pembimbing mata kuliah
“Metedeologi Keperawatan “
2. Temen Temen kelas yang sudah memberikan semangat kepada saya untuk
menyelesaikan tugas pembuatan proposal karya tulis ilmiah ini sampai selesai .

Subang, 3 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. TUJUAN......................................................................................................2
a. TUJUAN UMUM....................................................................................2
b. TUJUAN KHUSUS.................................................................................2
C. KERANGKA PENELITIAN.....................................................................2
a. Pengumpulan Data..................................................................................2
b. Tempat Dan Waktu.................................................................................3
c. Manfaat....................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
A. Masalah Kesehatan......................................................................................5
a. Definisi......................................................................................................5
b. Etiologi......................................................................................................6
c. Patofisiologi..............................................................................................6
d. PATHWAY..............................................................................................8
e. Manifestasi Klinis....................................................................................9
f. Pemeriksaan Diagnostik.........................................................................9
g. Penatalaksanaan Medis........................................................................10
B. Asuhan Keperawatan Sesuai Teori.........................................................................11
A. Pengkajian.................................................................................................11
B. Diagnosa keperawatan…………………………………………………..16
C. Intervensi Keperawatan...........................................................................16
D. Implementasi…….……………………………………………………….18
E. Evaluasi......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nefroliatisis (Batu ginjal) adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih di
dalam pelvis atau calyces ginjal atau saluran kemih . Batu ginjal di saluran
kemih (Kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang terbentuk di
sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih dan infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu
ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses
pembentukan batu disebut dengan urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).
Penyakit ini rata rata sering di derita oleh laki laki, penyakit ini menyerang
sekitar 4% dari 100 penderita batu ginjal seluruh populasi dengan rasio pria
wanita 4 : 1 dan penyakit ini disertai morbolitas yang besar karena rasa nyeri
yang berbeda didaerah ginjal perbandingan yang sangat signifikan penyakit
batu ginjal paling banyak pada laki-laki dewasa dan penyakit batu ginjal sering
muncul pada daerah pegunungan wilayah yang banyak terdapat kapur dan
lelumutan.
Menurut WHO di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-2% penduduk yang
menderita batu ginjal dari jumlah 100 penderita penyakit ini merupakan
penyakit terbanyak di bidang urulogi. Di Amerika serikat merupakan penyakit
terbanyak yangmengalami penyakit sistem perkemihan terutama batu ginjal dengan
presentase 30% dari jumlah 100.000 jumlah penderita batu ginjal Di Negara
barat lebih 90% batu saluran kemih diterapi secara minimal invasif atau
endourologi, dan sisanya secara medikamentosa maupun operatif. Hal ini
disebabkan cukup banyak komplikasi yang dapat terjadipada operasi terbuka. Hal ini
disebabkan cukup banyak komplikasi yang dapat terjadi pada operasi terbuka. Di
Negara barat terapi dengan minimal invasif atau endourologi seringlebih murah
dibanding operasi terbuka. Sedangkan dinegara berkembang keadaan ini dapat
sebaliknya.
Berdasarkan latar belakang itulah penulis tertarik untuk membuat Laporan Studi
Kasus dengan judul”Asuhan Keperawatan Pada Pasien Nefroliatisis(Batu Ginjal)

1
B. TUJUAN

a. TUJUAN UMUM

Mampu melaksanakan proposal penelitian karya tulis ilmiah studi kasus


Pasien Nefroliatisis ( Batu Ginjal)

b. TUJUAN KHUSUS

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Nefroliatisis ( Batu


Ginjal)
2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien Nefroliatisis ( Batu
Ginjal)
3. Menyusun rencana keperawatan pada pasien Nefroliatisis ( Batu Ginjal)
4. Melaksanakan Tindakan keperawatan pada pasien Nefroliatisis
( Batu Ginjal)
5. Melakukan evaluasi pada pasien Nefroliatisis ( Batu Ginjal)

B. KERANGKA PENELITIAN

a. Pengumpulan Data

Karena penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode


penelitian kualitatif, maka dikumpulkan dalam aneka macam cara, yakni
observasi, wawancara dan dokumentasi.., Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010: 224). Dalam
penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data yang
meliputi:

1. Observasi
Akan melakukan Observasi dengan mengadakan pengamatan langsung
dan pencatatan secara sistematis terhadap fokus permasalahan yang diteliti.
Yang bertujuan untuk mengobservasi keadaan pasien dan mendapatkan data
obyektif melalui pemeriksaan fisik pada pasien.
2. Wawancara
2
Akan melakukan Pengumpulan data yang diperoleh melalui tanya jawab
antara tim kesehatan dengan keluarga klien atau dengan klien nya secara
langsung .tujuannya untuk mendapatkan data subjektif atau masalah
Kesehatan klien dan dengan Teknik wawancara ini juga bertujuan untuk
mengenai harga diri rendah dialami klien untuk memberikan asuhan
keperawatan dalam bentuk komunikasi terapeutik.wawancara ini juga
dilakukan untuk mengetahui perkembangan klien.
3. Studi Literature
Pengumpulan data yang diperoleh melalui pencarian sumber berupa
buku,mengakses(browsing internet)yang membuat landasan teoritis berkaitan
dengan nefrolitiasis(Batu Ginjal).
4. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif .pengumpulan data dilakukan
melalui sumber sumber informasi,catatan medik,,hasil pemeriksaan dan
kesehatan lain atau mempelajari dan mengumpulkan semua dokumen atau
catatan yang ada pada status klien sesuai dengan masalah yang dilihat..

b. Tempat Dan Waktu

Proposal karya tulis ilmiah studi kasus ini akan dilakukan Selama 7hari
,yaitu pada tanggal 09 november 2021 sampai dengan 16 november 2021 di
ruang bedah RSHS.

3
c. Manfaat

Manfaat penulisan karya ilmiah ini yaitu :


• Manfaat secara teoritis
Menambah keilmuwan sehingga peningkatan ilmu
pengetahuan,menambah wawasan dalam mencari pemecahan
permasalahan pasien Nefroliatisis (Batu Ginjal)
• Manfaat praktik
1. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan pengalaman dan menambah referensi
pengembangan masalah yang dilakukan oleh peneliti

2. Bagi klien dan keluarga


Sebagai tambahan pengetahuan bagi klien dan keluarga untuk
memahami keadaannya,sehingga dapat mengambil keputusan yang
sesuai maslah dan dapat melaksanakan Tindakan yang telah
diberikan perawat.

3. Bagi perawat
Dapat melakukan Tindakan asuhan keperawatan dengan cara
pelayanan yang profesianal dan baik khususnya pada pasien
Nefroliatisis (Batu Ginjal).

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Masalah Kesehatan

a. Definisi

Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit ginjal, dimana


ditemukannya batu yang mengandung komponen kristal dan matriks organik yang
merupakan penyebab terbanyak kelainan saluran kemih. Lokasi batu ginjal khas
dijumpai di kaliks, atau pelvis dan bila keluar akan terhenti dan menyumbat pada
daerah ureter (batu ureter) dan kandung kemih (batu kandung kemih).
Nefrolitiasis berdasarkan komposisinya terbagi menjadi batu kalsium, batu struvit,
batu asam urat, batu sistin, batu xanthine, batu triamteren, dan batu silikat.
Pembentukan batu pada ginjal umumnya membutuhkan keadaan supersaturasi.
Namun pada urin normal, ditemukan adanya zat inhibitor pembentuk batu. Pada
kondisi-kondisi tertentu, terdapat zat reaktan yang dapat menginduksi pembentukan
batu. Adanya hambatan aliran urin, kelainan bawaan pada pelvikalises, hiperplasia
prostat benigna, striktura, dan buli bulineurogenik diduga ikut berperan dalam proses
pembentukan batu.
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun
anorganik yang terlarut dalam urin. Kristal-kristal tersebut akan tetap berada pada
posisi metastable (tetap terlarut)dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan yang
menyebabkan presipitasi kristal. Apabila kristal mengalami presipitasi membentuk
inti batu, yang kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan yang
lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Kristal akan mengendap pada epitel
saluran kemih dan membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran
kemih sehingga nantinya dapat menimbulkan gejala klinis.
Terdapat beberapa zat yang dikenal mampu menghambat pembentukan batu.
Diantaranya ion magnesium (Mg), sitrat, protein Tamm Horsfall (THP) atau
uromukoid, dan glikosaminoglikan. Ion magnesium ternyata dapat menghambat batu
karena jika berikatan dengan oksalat, akan membentuk garam oksalat sehingga
oksalat yang akan berikatan dengan kalsium menurun. Demikian pula sitrat jika

5
berikatan dengan ion kalsium (Ca) untuk membentuk kalsium sitrat, sehingga jumlah
kalsium oksalat akan menurun.

b. Etiologi

Batu ginjal merupakan konsisi terdapatnya kristal kalsium dalam ginjal, kristal
tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun kalsium sitrat. Tidak
ada penyebab yang bisa dibuktikan yang sering menjadi predisposisi adalah infeksi
saluran kemih hiperkasiuria, hiperpospaturia, hipervitaminosis D dan hipertiroidism
dan kebanyakan intake kalsium serta alkali cenderung timbul presipitasi garam
kalsium dalam urine.
a. Faktor intrinsik, meliputi:
1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.

b. Faktor ekstrinsik, meliputi:


1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi
daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat
meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran
kemih.
5. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).
c. Patofisiologi
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah,
jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira
tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan
konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan
organic akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk
pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh
produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat.

6
Teori proses pembentukan batu ginjal ;

1. Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal mendukung
terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya
agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.
2. Teori matriks
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5
heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-
kristal sehingga menjadi batu.
3. Teori kurang inhibitor
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya
kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat
mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal.
Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
4. Teori epistaxi
Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secara- bersama-sama, salauh
satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan
luarnya.
5. Teori kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.

7
d. PATHWAY

(Price & Wilson, 2001)

8
e. Manifestasi Klinis

Gejala yang muncul bervariasi tergantung ukuran pembentukan batu pada ginjal.
Gejala umum yang muncul di antaranya:
1. Adanya nyeri pada punggung atau nyeri kolik yang hebat. Nyeri kolik ditandai
dengan rasa sakit yang hilang timbul di sekitar tulang rusuk dan pinggang
kemudian menjalar ke bagian perut dan daerah paha sebelah dalam.
2. Adanya nyeri hebat biasa diikuti demam dan menggigil.
3. Kemungkinan adanya rasa mual dan terjadinya muntah dan gangguan perut.
4. Adanya darah di dalam urin dan adanya gangguan buang air kecil, penderita juga
sering BAK atau malah terjadinya penyumbatan pada saluran kemih. Jika ini
terjadi maka resiko terjadinya infeksi saluran kemih menjadi lebih besar.
Itulah beberapa tanda dan gejala penyakit batu ginjal. Tetapi Sebagian kasus
malah tidak memperlihatkan gejala apapun, terutama pada batu yang masih kecil,
begitu juga sebaliknya adanya gangguan berkemih belum tentu ada batu ginjal, karena
bisa saja disebabkan pembesaran prostat atau penyempitan saluran kemih. Diagnosa
pasti ada atau tidaknya batu ginjal bisa diketahui melalui pemeriksaan analisis air
kemih rutin (urinalis) dan dengan pemeriksaan rontgen daerah perut dan abdomen
(Santosa, 2005).

f. Pemeriksaan Diagnostik

Selain dari keluhan khas yang didapatkan pada penderita nefrolitiasis, ada
beberapa hal yang harus dievaluasi untuk menegakkan diagnosis, yaitu:
1. Evaluasi skrining yang terdiri dari sejarah rinci medis dan makanan, kimia darah,
dan urin pada pasien.
2. Foto Rontgen Abdomen yang digunakan untuk melihat adanya kemungkinan batu
radio-opak.
3. Pielografi Intra Vena yang bertujuan melihat keadaan anatomi dan fungsi ginjal.
Pemeriksaan ini dapat terlihat batu yang bersifat radiolusen.
4. Ultrasonografi (USG) dapat melihat semua jenis batu.
9
5. CT Urografi tanpa kontras adalah standar baku untuk melihat adanya batu di
traktus urinarius.

g. Penatalaksanaan Medis

Perjalanan penyakit batu ginjal yang asimptomatik dengan ukuran kecil masih
belum jelas dan risiko progresi penyakit masih belum jelas. Hingga saat ini, masih
belum ada konsensus mengenai durasi follow-up, waktu dan tipe intervensi. Pilihan
tata laksana batu ginjal adalah kemolisis atau pengangkatan batu secara aktif.
Tujuan utama tatalaksana pada pasien nefrolitiasis adalah mengatasi nyeri,
menghilangkan batu yang sudah ada, dan mencegah terjadinya pembentukan batu
yang berulang.
1. Konservatif (Observasi)
Terapi konservatif terdiri dari peningkatan asupan minum dan pemberian
diuretik; pemberian nifedipin atau agen alfa-blocker, seperti tamsulosin;
manajemen rasa nyeri pasien, khusunya pada kolik, dapat dilakukan dengan
pemberian simpatolitik, atau antiprostaglandin, analgesik; pemantauan berkala
setiap 1-14 hari sekali selama 6 minggu untuk menilai posisi batu dan derajat
hidronefrosis.
2. Farmakologi
Pelarutan batu dengan tata laksana farmakologis merupakan pilihan terapi hanya
untuk batu asam urat, tetapi informasi mengenai komposisi batu perlu dalam
menentukan pilihan terapi.
3. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
Alat ini ditemukan pertama kali pada tahun 1980 oleh Caussy. Bekerja dengan
menggunakan gelombang kejut yang dihasilkan di luar tubuh untuk
menghancurkan batu di dalam tubuh. Batu akan dipecah menjadi bagian-bagian
yang kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.
ESWL dianggap sebagai pengobatan cukup berhasil untuk batu ginjal berukuran
menengah dan untuk batu ginjal berukuran lebih dari 20-30 mm pada pasien yang
lebih memilih ESWL, asalkan mereka menerima perawatan berpotensi lebih.
4. PCNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy)

10
Merupakan salah satu tindakan endourologi untuk mengeluarkan batu yang
berada di saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke dalam kalises
melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu
menjadi fragmen-fragmen kecil. Asosiasi EropaPedoman Urologi tentang
urolithiasis merekomendasikan PNL sebagai pengobatan utama untuk batu ginjal
berukuran >20mm, sementara ESWL lebih disukai sebagai lini kedua
pengobatan, karena ESWL sering membutuhkan beberapa perawatan, dan
memiliki risiko obstruksi ureter, serta kebutuhan adanya prosedur tambahan. Ini
adalah alasan utama untuk merekomendasikan bahwa PNL adalah baris pertama
untuk mengobati pasien nefrolitiasis.
5. Bedah terbuka
Untuk pelayanan kesehatan yang belum memiliki fasilitas PNL dan ESWL,
tindakan yang dapat dilakukan melalui bedah terbuka. Pembedahan terbuka itu
antara lain pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran
ginjal.
6. Terapi Ekspulsif Medikamentosa (TEM)
Terapi dengan mengunakan medikamentosa ini ditujukan pada kasus dengan batu
yang ukuranya masih kurang dari 5mm, dapat juga diberikan pada pasien yang
belum memiliki indikasi pengeluaran batu secara aktif.

B. Asuhan Keperawatan Sesuai Teori

Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap untuk di kaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi pasien
baik fisik, mental, sosial mau pun spiritual.
Pengakajian yang harus dilakukan diantaranya adalah :
a. Identitas : nama , usia , jenis kelamin ,tempat tanggal lahir ,tanggal masuk
rumah sakit,no Medrek dll.
b. Identitas penanggung jawab pasien

1. Keluhan utama

11
Adalah Menanyakan kepada pasien mengenai keluhan utama yang pasien
rasakan. Biasanya keluhan utama pasien penderita Riwayat batu ginjal
yaitu :
Adanya nyeri pada punggung atau nyeri kolik yang hebat. Klien mengeluh
nyeri hebat biasa diikuti demam dan menggigil. Kemungkinan adanya rasa
mual dan terjadinya muntah serta gangguan perut. Adanya darah di dalam urin
serta gangguan buang air kecil, penderita juga sering BAK .
2. Riwayat penyakit sekarang
Adalah Menanyakan kepada pasien mengenai Riwayat Kesehatan sekarang
mencakup pqrst :

 P : (Provokatif/paliatif) factor yang mempengaruhi gawat ringannya


nyeri , seperti “ apa kira kira penyebab timbulnya rasa nyeri?”
 Q : Qualitas / Quantitas
Seberapa berat keluhan nyeri terasa..?. Bagaimana rasanya..?. Seberapa
sering terjadinya..? Ex : Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda
berat, diris-iris, dll.
R : Region / Radiasi
Lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah
juga menyebar ke daerah lain / area penyebarannya..?
S: (Severenty) skala nyeri 
 T: (Timing) lama atau waktu serangan atau frekuensi nyeri
Biasanya Riwayat yang dirasakan sekarang pada pasien penderita batu
ginjal yaitu :

Klien mengatakan merasa nyeri pada punggung bawah dan terkadang


menjalar kedepan hingga pangkal paha. Perut klien juga terasa mengeras.
Skala nyeri 6 (kuat), nyeri dirasakan sejak masuk rumah sakit sampai saat
pengkajian dan klien mengatakan rasa nyeri meningkat. Terdapat mual dan
muntah namun tidak sering. Klien mengatakan kurang minum air putih dan
sering menahan kencing. Selama 2 minggu nyeri terus terasa dan merasa
kesulitan BAK.

3. Riwayat kesehatan masa lalu


Adalah menanyakan pada pasien apakah dahulu pernah mengalami penyakit
seperti yang sekarang dirasakan .
Biasanya penderita batu ginjal sering mengalami penyakit yang
dirasakan saat ini sudah pernah terjadi pada masa lalu misalnya :

12
Klien pernah mengalami batu ginjal 5 tahun yang lalu. Klien masih
memiliki kebiasaan menahan kencing dan sangat kurang dalam mengonsumsi
air putih. Jenis pekerjaan klien juga mempengaruhi kebiasaan klien yaitu
mengonsumsi kopi 2 sampai 3 gelas setiap hari.
• Riwayat Kesehatan keluarga
Adalah menanyakan pada pasien apakah mempunyai penyakit turunan dari
pihak keluarga atau tidak dan tanyakan apakah dari pihak keluarga ada
yang mempunyai penyakit yang sama atau tidak

 . Data Biologis (Pola kehidupan sehari hari)

Menanyakan kepada pasien mengenai pola aktivitas kehidupan sehari hari


mencakup:
• Intake nutrisi mencakup frekuensi, jenis makanan, porsi, nafsu makan,
pantangan,
• Intake cairan mencakup frekuensi, jenis minuman,
• Eliminasi fekal mencakup frekuensi, warna, bau, konsistensi
• Eliminasi urine mencakup frekuensi,jumlah bak ,warna
• Istirahat dan tidur mencakup waktu tidur siang atau tidur
malam,penerangan
• Personal hygine mencakup berapa kali sehari
Tujuannya agar pihak rumah sakit bisa lebih mengetahui kebutuhan pasien
dan perawat juga bisa memonitoring perkembangan pola aktivitas pasien dari
sebelum pasien dirawat dan sesudah pasien dirawat.

- Data Pertumbuhan Perkembangan

Melakukan obsrvasi pada pasien untuk mengetahui tumbuh kembang


pasien..diantara mencakup:
• Tinggi badan
• Berat badan
• IMT
• Motoric kasar motoric halus
• Emosi dan hubungan social
4. Pengkajian Fisik (pemeriksaan fisik)

13
Perawat melakukan tindakan pemeriksaan fisik kepada pasien dengan metode
(auskultasi,palpasi,perkusi,inspeksi) yang tujuannya untuk mengetahui
keadaan fisik pasien.diantaranya mencakup:
• Keadaan umum pasien
• Kesadaran pasien misalnya composmentis kesadran penuh
• Tanda tanda vital (TD.RR.S,N)
Pemeriksaan fisik dengan Teknik metode I P P A
yaitu (INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI) disini ada contoh
pemeriksaan fisik (head toeto)biasanya perawat lihat kondisi pasien yang
abnormal nya sesuai dengan penyakit yang pasien alami.
Biasanya hasil pemerikasaan fisik penderita batu ginjal yaitu :
a. Kesadaran umum : Prasien terlihat lemas
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital :
d. TD
HR
RR
Suhu
e. Kepala dan rambut
Kaji bentuk kepala, warna rambut, bau, distribusi merata atau tidak, ada
lesi atau tidak, kulit kepala bersih atau tidak.
f. Wajah : Kaji warna kulit, struktur wajah dan ada lesi atau tidak.
g. Mata : Kaji kesimetrisan posisi mata kanan dan kiri, konjungtiva
merah muda, skelera putih, pupil dan isokor, dan respon cahaya.
h. Hidung : Kaji kesimetrisan, tidak ada pembengkakan dan berfungsi
dengan baik.
i. Telinga : Kaji kesimetrisan kiri dan kanan, tidak ada serumen, dan
ketajaman pendengaran.
j. Mulut : Kaji rongga mulut, mukosa, palatum dan tonsil.
k. Leher : Kaji kesimetrisan posisi trachea, denyut nadi.
l. Pemeriksaan thoraks/dada : Kaji dengan inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultrasi..
m. Pemeriksaan abdomen : Kaji dengan inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultrasi.
14
n. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah : Kaji kebersihan, kehangatan,
warna, tugor, kelembaban, kelainan pada kulit, apakah ada gerakan
tangan antara dekstra dan sinistra seimbang atau tidak, kekuatan otot,
dan ada nyeri tekan atau tidak.

- Pemeriksaan labolatorium
Biasanya pasien penderita batu ginjal pemerikasaan laboratorium
mencakup
 Hemoglobin
 Leukosit
 Ureum
 Kreatinin

- Data Diagnostik
Biasanya pada pasien penderita peny batu ginjal data diagnostiknya
mencakup :
 Evaluasi skrining
 Foto Rontgen Abdomen
 Pielografi Intra Vena
 Ultrasonografi (USG)
 CT Urografi tanpa kontras

- Therapy Medis
Biasanya pada pasien penderita peny batu ginjal yaitu diberikan therapy
medis :

 Konservatif (Observasi)
 Farmakologi
 ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
 PCNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy)
 Bedah terbuka

15
 Terapi Ekspulsif Medikamentosa (TEM)

B. Diagnosa keperawatan
Yang kita bisa ambil atau lihat dari Analisa data yaitu di masalah ,masalah
tersebut itu sudah sesuai dengan data subjektif dan objektifnya sehingga bisa kita
angkat sebagai diagnose keperawatan
Ada juga rumusnya yaitu
(BERHUBUNGAN DENGAN ATAU DITANDAI DENGAN ATAU
DIBUKTIKAN DENGAN )
Biasanya diagonsa keperawatan pada pasien penderita batu ginjal
diantaranya :
1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien
tentang penyakit yang dideritanya.
2. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya obstruksi yang disebabkan oleh
terbentuknya batu ginjal yang menyumbat ginjal atau ureter.
3. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(disfungsi eliminasi urin) yang ditandai klien ingin buang air kecil, tetapi
urine yang dikeluarkan sedikit dan tidak tuntas.

C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari klien, dan atau/atau tindakan yang harus dilakukan oleh
perawat. Intervensi dilakukan untuk membantuk klien mencapai hasil yang
diharapkan. Diantaranya mencakup :

16
 Diagnose keperawatan (diambil dari diagnose keperawatan) Misalnya
diagnose keperawatan yang kita angkat yaitu .kita msukan dikolom diagnose
keperawatan.
 Tujuan yaitu tujuan dari diagnose itu apa dan kriteria hasil seperti apa yang
ingin dicapai
 Intervensi yaiu menuliskan tujuan apa yang ingin dicapai pada diagnose yang
diangkat
 Rasional berisikan apa saja hasil tujuan yang perawat ingin capai pada pasien
DAN ITU SEMUA DIAMBIL DAN DILIHAT DARI BUKU 3S (SDKI SLKI
SIKI)

CONTOHNYA :
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(disfungsi eliminasi urin) yang ditandai klien ingin buang air kecil, tetapi urine
yang dikeluarkan sedikit dan tidak tuntas.

1. D.0040 L.04034 I.04152


Gangguan Eliminasi urine Manajemen
eliminasi urin Setelah dilakukan Eliminasi Urin
berhubungan tindakan Observasi
dengan keperawatan 1. Identifikasi 1. Mengidentifikasi
disfungsi selama 1×24 jam tanda dan tanda gejala agar
eliminasi urin diharapkan: gejala retensi dapat
1. Desakan atau memberikan
berkemih inkonentisia asyhan
menurun urine keperawatan
yang tepat

1. Mencatat kapan
Teurapeutik saja klien
1. Catat waktu- berkemih untuk
waktu dan mengontrol
haluaran kemajuan atau
berkemih penyimpangan
yang terjadi

Edukasi 1. Minum cukup air


1. Anjurkan untuk memenuhi
mengurangi kebutuhan cairan
minum

17
menjelang tidur

Kolaborasi 1. Obat diberikan


1. Kolaborasi jika benar-benar
pemberian obat diperlukan oleh
supositoria, jika klien
perlu

D. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan


perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
menuju status kesehatan yang baik/optimal.
Tujuan Implementasi Keperawatan adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan
hasil dari rencana keperawatan untuk selanjutnya di evaluasi untuk mengetahui
kondisi kesehatan pasien dalam periode yang singkat.
Biasanya diimplementasi jumlah kolomnya ada 5 .kolom itu berisi kan :
1. No dx misalnya (D.0040 Gangguan eliminasi urin berhubungan
dengan disfungsi eliminasi urin)
2. Hari tanggal dan waktu misalnya (senin 27 november 2021)
Untuk waktu sesuai waktu yang akan direncakan untuk melakukan
implementasi.
3. Implementasi berisi kan respon pasien dari rencana yang sudah
dibuat
4. Evaluasi berisi kan seperti SOAP ATAU SOAPIER
5. Paraf perawat

18
E. EVALUASI

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk


mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini
dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan
dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana keperawatan.
Biasanya tabel atau kolomnya disatukan dengan table implementasi

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Ahmad dan Marco Manza A.P. (2016). “Nefroliatiasis”. (online). yang direkam pada
April 2016. [diakses pada 10 Agustus 2020]; 5(2). Tersedia :
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1080/920

IAUI. 2018. Panduan Penatalaksanaan Kinis Batu Saluran Kemih (Edisi Pertama). Jakarta :
Ikatan Ahli Urologi Indonesi (IAUI).

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan (Edisi 1, Cetakan 2). Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik
(Edisi 1, Cetakan 3 revisi). Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (Edisi 1, Cetakan 2). Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

19
Uswatun Hasanah. (2016). Mengenal Penyakit Batu Ginjal. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera
(online). [diakses pada 9 Agustus 2020; 14(2). Tersedia:
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jkss/article/view/4698

20

Anda mungkin juga menyukai