Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MASALAH ISPA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1 KELAS A

1.MELITHICIA M J SEAY (12114201190176)


2.ALNIC LAHALLO (12114201190011)
3.IRENE F MATULESSY
4.JONES G LATUMAHINA
5.MENOHA J TUHUMURY

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
AMBON
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kelompok 1 panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kasih dan cintaNya sehingga kelompok dapat menyusun makalah ini
sampai selesai adapun makalah ini judul”Asuhan Keperawatan Anak Dengan
Masalah ISPA” dengan segala baik.Tujuan penyusunan makalah ini untuk
pemenuhan tugas dari Mata Kuliah Keperatan Anak 1.Kelompok juga menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kelompok harapan demi untuk
mendukung tingkat kebaikan dari makalah ini.
Akhir kata kelompok 1 berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca

Ambon 18 April 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………

PENDAHULUAN……………………………………………………………………...

A.LATAR BELAKANG………………………………………………………………

BAB I(TINJAUAN UMUM)………………………..


…………………………………

A.PENGERTIAN………………………………………..……………………………..

B.ETIOLOGI………………………………………………..………………………….

C.MANIFESTASI KLINIS……………………………….……………………………

D.PATOFISIOLOGI…………………………………………………………………..

E.PEMERIKSAAN PENUNJANG……………………………………………………

F.PENATALAKSANAAN……………………………………………………………

BAB II(ASUHAN KEPERAWATAN)……………………………………………….

A.PENGKAJIAN………………………………………………………………………

B.ANALISA DATA…………………………………………………………………..

1
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN…………………………………………………..

D.INTERVENSI……………………………………………………………………..

E.IMPLEMENTASI…………………………………………………………………

F.EVALUASI………………………………………………………………………

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan
organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Infeksi
ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan menyerang pasien
apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Penyakit ISPA ini paling banyak
di temukan pada anak-anak dan paling sering menjadi satu-satunya alasan untuk
datang ke rumah sakit atau puskesmas untuk menjalani perawatan inap maupun
rawat jalan (Cahya, 2016).
World Health Organization (WHO) dalam Siska (2017), memperkirakan
insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan
angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%
pertahun pada golongan usia balita. Pada tahun 2010, jumlah kematian pada balita
Indonesia sebanyak 151.000 kejadian, dimana 14% dari kejadian tersebut
disebabkan oleh pneumonia (Siska, 2017).
Berdasarkan prevalensi ISPA tahun 2016 di Indonesia telah mencapai 25%
dengan rentang kejadian yaitu sekitar 17,5 % - 41,4 % dengan 16 provinsi
diantaranya mempunyai prevalensi di atas angka nasional. Selain itu ISPA juga
sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Survei mortalitas
yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2016 menempatkan ISPA/ISPA sebagai
penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 32,10% dari
seluruh kematian balita) (Kemenkes RI, 2016)
Penyakit ISPA sering terjadi pada anak Balita, karena sistem pertahanan tubuh
anak masih rendah. Penyakit ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, bersin,
udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat
kesaluran pernapasannya. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang

3
disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan umur, tetapi ISPA yang
berlanjut menjadi Pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila
terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak
hygiene (Siska, 2017).
ISPA merupakan salah satu penyebab kematian anak di Negara sedang
berkembang. ISPA ini menyebabkan 4 dari 15 juta kematian pada anak berusia di
bawah 5 tahun pada setiap tahunnya. Setiap anak balita diperkirakan mengalami
3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA
mencakup 20-30%. (Indah, 2015)
Indonesia sebagai daerah tropis berpotensi menjadi daerah endemic dari
beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan
masyarakat. Pengaruh geografis dapat mendorong terjadinya peningkatan kasus
maupun kematian penderita akibat ISPA, misalnya pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh asap karena kebakaran hutan, gas buangan yang berasal dari
sarana transportasi dan polusi udara dalam rumah karena asap dapur, asap rokok,
perubahan iklim global antara lain perubahan suhu udara, kelembaban, dan curah
hujan merupakan ancaman kesehatan terutama pada penyakit ISPA (Endah, 2019).

4
BAB I

TINJAUAN UMUM

A.PENGERTIAN

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang


melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian
bawah. Inveksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan
menyerang seseorang , apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun.
Penyakit ISPA ini paling banyak di temukan pada anak di bawah lima tahun
karena pada kelompok usia ini adalah kelompok yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit. (Karundeng
Y.M, et al. 2016)
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut,
dengan pengertian sebagai berikut (Masriadi,2017) :
a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran Pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA
secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran
pernapasan.Bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa
saluran pernapasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran
pernapasan (respiratory tract).
c. Infeksi akutadalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas
14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat di golongkan dalam ISPA. Proses tersebut dapat
berlangsung lebih dari 14 hari.

5
B .ETIOLOGI

Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri,


virus dan riketsia. ISPA bagian atas umumnya disebabkan oleh virus,
sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan 11
mycloplasma. ISPA bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri umumnya
mempunyai manifestasi klinik yang berat sehingga menimbulkan beberapa
masalah dalam penanganannya.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah Diplococcus pneumonia,
Pneumococcus, Strepcoccus aureus, Haemophilus Influenza dan lain-lain.Virus
penyebab ISPA antara lain adalah golongan Influenza, Adenovirus (Sinuraya,
L.D. 2017). Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia atau
protozoa.
Virus yang termasuk penggolong ISPA adalah rinovius, koronavitus,
adenavirus, dan koksakievirus, influenza, virus sinsial pernapasan. Virus yang
ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh penderita
adalah virus influenza, virus sinsial dan rino virus (Sinuraya, L.D. 2017)...

C.MANIFESTASI KLINIS

Ispa merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian saluran
pernapasan atas maupun bawah, yang meli[uti infiltrate peradangan dan edema
mukosa, kongestif vaskuler, bertambahnya sekresi mucus serta perubahan
struktur fungsi siliare. (Muttaqim, 2018)

Depkes RI membagi tanda dan gejala ISPA menjadi tiga yaitu :

d. Gejala dari ispa ringan

6
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau
lebih gejala-gejala sebagai berikut:
5) Batuk

6) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara

7) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung

8) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 C

e. Gejala dari ispa sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika ditemukan satu atau
lebih gejala-gejala sebagai berikut:
7) Pernapasan cepat ( fast breathing) sesuai umur yaitu: untuk kelompok
umur kurang dari 2 bulan frekuensi napas 60 kali per menit atau lebih
untuk umur 2-<12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih padaumur 12
bulan-<5 tahun.
8) Suhu tubuh lebih dari 39C

9) Tenggorokan berwarna merah

10) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak

11) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

12) Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)

f. Gejala dari ispa berat

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ditemukan satu atau
lebih gejala-gejala sebagai berikut:
7) Bibir atau kulit membiru

8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

9) Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah

10) Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernapas

11) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba

7
12) Tenggorokan berwarna merah

D.PATOFISIOLOGI

Menurut Marni (2014), Proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya


beberapa bakteri dari Genus streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, hemofillus,
bordetella dan korinebakterium dan Virus dari golongan mikrovirus (termasuk
didalamnya virus para influenza dan virus campak), adenoveirus, koronavirus,
pikornavirus, herpesvirus kedalam tubuh manusia melalui partikel udara (droplet
infection). Kuman ini akan melekat pada sel epitel hidung dengan mengikuti proses

8
pernapasan maka kuman tersebut bisa masuk ke bronkus dan masuk ke saluran
pernapasan, yang mengakibatkan demam, batuk, pilek, sakit kepala dan
sebagainya.

E.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut (Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015) Pemeriksaan penunjang yang dapat


dilakukan:

 Pemeriksaan Darah Rutin


 Analisa Gas darah (AGD)
 Foto rontgen toraks
 Kultur virus dilakukan untuk menemukan RSV

E..PENATALAKSANAAN

a. Keperawatan

Penatalaksanaan meliputi pencegahan, penatalaksanaan keperawatan


meliputi:
1. Istrirahat Total

2. Peningkatan intake cairan

3. Memberikan penyuluhan sesuai penyakit

4. Memberikan kompres hangat bila demam

5. Pencegahan infeksi lebih lanjut

b. Medis

9
Penatalaksanaan medis meliputi :

1. Sistomatik

2. Obat kumur

3. Antihistamin

4. Vitamin C

5. Espektoran

6. Vaksinasi (Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015)

10
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

Adib Huda Mujtaba. 2017. Anatomi Fisiologi Dan Patofisiologi System


Pernapasan Manusia. Dikutib 2 juli 2018.

Cahya Riska W. Sukarto, Dkk. 2016. Jurnal Keperawatan Hubungan


Peran Orang
Tua Dalam Pencegahan ISPA Dengan Kekambuhan ISPA Pada
Balita Di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu: Manado.
Universitas Sam Ratulangi

Indah Sari Nurul. 2015. Hubungan Umur Dan Jenis Kelamin Terhadap
Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita Di
Puskesmas Tembilahan
Hulu. Akademi Kebidanan Husada Gemilang

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
Mediaction Publishing.

Siska Handayani, 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada An. N Dan


An. A Dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada
Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang.
Padang: Poltekkes Padang

Yulia ningksih. 2014. Konsep implementasi keperawatan.


Ikmnursing.blogspot.id. Di kutip 1 juli 2018
Amalia Nurin,dkk. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan ISPA. Poltekes
Kemenkes Riau : DIIIKeperawatan

Healthline. Diakses pada 2019. Acute Respiratory Infection.


Diperbarui pada 2 Februari 2021

Marni.(2014).Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit dengan Gangguan


Pernapasan.Yogyakarta:Gosyen Publishing

Sofia, 2017. Faktor Risiko Lingkungan Dengan Kejadian ISPA


Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten
Aceh Besar. Journal Action, Aceh nutrition journal. Mei 2017;
2(1): 43-50

Susanti. 2017. Analisis Program Penaggulangan ISPA Pada Balita


di Puskesmas Sungai Lansek Tahun 2017. FKM : Universitas
Andalas

Trimurti, 2016. Faktor Resiko Kejadian ISPA Pada Balita di


Wilayah Kerja Puskesmas Sukaharjo. Naskah Publikasi. Surakarta:
FakIK Univ Muhammadiyah

Wulandari D & Purnamasari L. 2015. Kajian Asuhan Keperawatan


Pada Anak Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Indonesian
Journal On Medican Science. Vol: 2 No:2

Anda mungkin juga menyukai