POSBAKUMADIN SERPONG
TERAKREDITASI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
Jalan Suplir Blok H2 No.20 Griya Loka Sektor 1 – 4 Bumi Serpong Damai,
Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten 15318
Nomor : B/1907/LO-PBKUM/VI/2019
Klasifikasi : Biasa
Lampiran :-
Perihal : Penyampaian Opini Hukum (Legal Opinion)
Kepada Yth :
Bp. Rahmat Gunawan
Di
Tempat
Dengan hormat,
Para Advokat, Konsultan Hukum dan Anggota Posbakumadin pada Kantor Pos Bantuan
Hukum Advokat Indonesia (POSBAKUMADIN) Serpong, beralamat di Jalan Suplir Blok
H2 No.20 Griya Loka Sektor 1 – 4 Bumi Serpong Damai, Kota Tangerang Selatan Provinsi
Banten 15318. Sehubungan dengan adanya perkara sengketa kepemilikan tanah milik
Rahmat Gunawan yang saat ini dikuasai oleh pihak ketiga, maka dengan ini kami
memberikan Pendapat Hukum atas permasalahan dalam lingkup khusus dan terbatas
berkaitan dengan pengurusan permasalahan tanah milik Bapak Rahmat Gunawan seluas +
8.000 m2.
Pendapat/Kajian Hukum (Legal Opinion) ini dibuat berdasarkan Referensi Aturan Hukum
Perundang-Undangan serta Data-data dan Dokumen yang telah kami terima dan
selanjutnya data serta dokumen tersebut dipergunakan sebagai bahan untuk mengkaji serta
memberikan Pendapat Hukum atas permasalahan dalam lingkup khusus dan terbatas
berkaitan dengan permasalah tanah milik Rahmat Gunawan yang dikuasai oleh pihak
ketiga.
A. DASAR PERUNDANG-UNDANGAN
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
2. Undang-Undang No. 51 Prp. Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah
Tanpa Ijin Yang Berhak atau Kuasanya.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijk Wetboek)
1|Page
4. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia
5. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 219 K/Sip/1971 tentang
Kepemilikan Tanah
C. KASUS POSISI
1. Bahwa berdasarkan kronologis permasalahan yang disampaikan oleh Rahmat
Gunawan menyatakan tanah miliknya seluas + 8.000 m2 telah dikuasai oleh pihak
ketiga;
2. Bahwa pada awalnya, Rahmat Gunawan mempercayakan Lukman Efendi atas
pemeliharaan tanah tersebut untuk dijaga dan dirawat serta dipercayakan juga
sebagai pihak mediator jika ada pihak lain yang ingin membeli tanah tersebut;
3. Bahwa sejak dipercayakan kepada Lukman Effendi, tanah tersebut sekarang telah
dikuasai dan ditempati oleh pihak ketiga tanpa seijin dan sepengetahuan Rahmat
Gunawan sebagai pemilik tanah yang sah;
4. Bahwa pihak ketiga yang menempati tanah tersebut antara lain kantor kelurahan,
bengkel, show room, tambal ban, kontrakan, toko material H. Pulung, Aleng, dan
tempat pembuatan Hebel Bani;
5. Bahwa atas penguasaan tanah tersebut oleh pihak ketiga, Rahmat Gunawan
meminta bantuan kepada Kantor Pengacara Bastian, Poltak & Partners yang
beralamat di Karawaci Tangerang untuk mengurusi tanah yang dikuasai oleh pihak
ketiga tersebut sejak tahun 2017;
6. Bahwa untuk pengurusan dokumen tersebut, Rahmat Gunawan sebagai pemilik
tanah menyerahkan semua dokumen kepemilikan asli tanah tersebut kepada Kantor
Pengacara Bastian, Poltak & Partners;
7. Bahwa dokumen kepemilikan tanah yang diserahkan tersebut terdiri dari Sertipikat,
Akta Jual Beli, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ;
8. Bahwa penyerahan dokumen ke kantor pengacara Bastian, Poltak & Partners
tersebut juga dibantu dan disaksikan oleh Maman selaku aparat dari kepolisian dan
Johnny Kusnadi;
9. Bahwa sejak permasalahan dan dokumen tersebut diserahkan kepada Kantor
Pengacara Bastian, Poltak & Partner sejak tahun 2017, permasalahan tanah
tersebut tidak ada kejelasan sampai sekarang dan dokumen asli kepemilikan tanah
tersebut masih berada di Kantor Pengacara Hukum Bastian, Poltak & Partners.
D. ASUMSI-ASUMSI
Pendapat dari segi hukum yang kami susun dan sampaikan ini, diberikan dengan
mendasarkannya pada asumsi-asumsi bahwa dokumen-dokumen, data atau informasi
yang diberikan adalah benar, akurat dan sesuai dengan keadaan sebenarnya serta
tidak mengalami perubahan yang material sampai dengan tanggal dikeluarkannya
pendapat dari segi hukum ini.
Setelah melakukan pemeriksaan dari segi hukum atas dokumen-dokumen dimaksud di
atas dan melakukan analisis hukum terhadap pokok-pokok permasalahan dimaksud
diatas, maka dapat kami sampaikan pendapat dari segi hukum dibawah ini.
2|Page
E. BUKTI-BUKTI / FAKTA HUKUM YANG DIMILIKI
1. Tentang Alat Bukti
Dasar hukum pembuktian yang diatur dalam hukum baik secara pidana dan perdata
yang diakui sebagai alat bukti yang sah adalah sebagai berikut :
a. Jenis alat bukti yang diakui dalam perkara Pidana
KUHAPidana pasal 184 terdiri dari :
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk, dan
5. Keterangan terdakwa
Semua bukti jika ingin menjadi alat bukti yang sah dan berkualitas haruslah
memenuhi sebagai berikut:
1. Harus memenuhi syarat formil dan materil;
2. Antara kedua syarat tersebut bersifat kumulatif;
3. Tidak bersifat alternative;
4. Oleh karena jika syarat formil terpenuhi tetapi syarat materil tidak,
mengakibatkan alat bukti tidak sah;
F. PENDAPAT HUKUM
Melihat posisi kasus dan bukti-bukti yang ada, maka pendapat hukum yang dapat kami
berikan dan simpulkan dalam posisi kasus tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1. Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Sdr. Lukman Efendi yang diduga telah
menyalahgunakan wewenangnya dengan menjual tanah milik Rahmat Gunawan
adalah suatu tindak pidana penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);
3|Page
2. Bahwa perbuatan Pihak Ketiga yang menguasai lahan tanpa ijin pemilik tanah yang
sah atau kuasanya diduga telah melakukan suatu tindak pidana perbuatan melawan
hukum yaitu dugaan tindak pidana atas penyerobotan tanah milik Rahmat Gunawan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 51 PRP Tahun 1960 tentang
Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin Yang Berhak Atau Kuasanya;
3. Bahwa selain itu, Sdr. Lukman Efendi dan pihak ketiga tersebut juga diduga telah
melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 385 dan Pasal 55
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);
4. Bahwa menurut hukum perdata, orang-orang yang melakukan penyerobotan tanah
dapat dijerat dengan tuduhan perbuatan melawan hukum. Hal ini bisa dilihat bahwa
dalam kasus penyerobotan tanah ada pihak yang dirugikan dan menuntut ganti rugi
atas kerugian yang dialami. Selain itu, penyerobotan tanah juga merupakan
perbuatan dimana seseorang secara tanpa hak masuk ke wilayah tanah milik orang
lain. Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad) dalam konteks hukum
perdata diatur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) atau Burgerlijk Wetboek (“BW”), dalam Buku III BW, pada bagian
“Tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan demi Undang-Undang”, yang berbunyi:
Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut.
4|Page
hukum yang dapat dilakukan oleh pemilik tanah (Rahmat Gunawan) adalah dengan
cara mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Pasal 1365 KUH
Perdata. Unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum tersebut terdiri dari :
Untuk diketahui bahwa proses gugatan ini memakan waktu yang cukup panjang
sampai diperoleh Putusan yang inkracht (Berkekuatan Hukum Tetap) untuk
dieksekusi, maka oleh karena itu Gugatan Perbuatan Melawan Hukum menjadi
prioritas setelah proses mediasi dan pidana ditempuh, tetapi tidak tercapai hasil yang
maksimal.
Untuk proses gugatan perdata perbuatan melawan hukum dan apabila semua unsur
terpenuhi, maka tergugat diharuskan mengganti kerugian yang diderita penggugat.
5|Page
8. Pemantauan areal untuk mengetahui perkembangan kondisi lahan;
9. Melakukan koordinasi intensif dengan Kepolisian setempat untuk
menindaklanjuti hasil penyelidikan sampai dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri
Lahat (P.21) dan diproses di pengadilan Negeri.
Dalam hal semua unsur terpenuhi sesuai rumusan delik dan dapat dibuktikan oleh
Pelapor dengan minimal 2 saksi dan 2 bukti maka pelaku yang melakukan
Pencurian/Menempati Lahan Tanpa izin/Penyerobotan Lahan/Perusakan dapat
dijerat hukuman sesuai ancaman pidananya.
Dalam hukum pidana, pihak yang dapat dipidana tidak terbatas pada pelaku yang
melakukannya, namun dapat diperluas berdasarkan pengelompokannya
sebagaimana diatur dalam Pasal 55 KUHP.
Dalam hal tindak pidana dilakukan dengan menyuruh orang lain dan/atau turut serta
melakukan tindakan pidana maka orang tersebut mendapatkan hukuman yang sama
dengan pelaku utama yang secara langsung melakukan tindakan tersebut.
Referensi :
Pasal 108 ayat (1) dan ayat (6) KUHAP
1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi
korban peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan
laporan atau pengaduan kepada penyidik baik lisan maupun tulisan;
2) Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyelidik atau penyidik harus
memberikan surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan kepada yang
bersangkutan.
Demikian Pendapat Hukum (Legal Opinion) ini kami sampaikan selaku advokat, konsultan
hukum, dan anggota Posbakumadin berdasarkan tanggung jawab profesi kami.
6|Page